• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Education and Economics (JEE) ISSN: E-ISSN: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Education and Economics (JEE) ISSN: E-ISSN: X"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEKNIK PENGEMBANGAN ORNAMENTASI MELODIS MAUPUN ETNIS LAGU DALAM BENTUK VOKAL GROUP

ATAU KELOMPOK VOKAL MELALUI METODE RECIPROCAL Sunardi

SMP Negeri 1 Sukoharjo, Jawa Tengah

sunardi@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal bagi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus setiap siklus terdiri dua kali pertemuan, dengan empat tahap penelitian: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo semester 2 tahun ajaran 2018/2019. Dengan jumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang berhasil mendapat nilai KKM, meningkat dari 18 siswa atau 52,94% menjadi 23 siswa atau 67,65% atau terdapat peningkatan sebesar 14,71% dibandingkan kondisi awal. Sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 29 siswa yang mendapat nilai diatas KKM atau 85,29% atau terdapat peningkatan sebesar 17,64% dari sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: hasil belajar, ornamentasi melodis maupun teknis lagu, kelompok vokal, metode reciprocal

Abstract : This study aims to improve the learning outcomes of melodic and ethnic song ornamentation development techniques in the form of vocal groups or vocal groups through the reciprocal method for class IX A students of SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 2018/2019 Academic Year. The research method uses Classroom Action Research conducted in two cycles each cycle consisting of two meetings, with four stages of research: planning, implementing, observing and reflecting. The subjects of this study were students of class IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo in semester 2 of the 2018/2019 school year. With a total of 34 students. Data collection techniques used were observation, interviews, tests, and documentation. Analysis of the data used in this study is a qualitative descriptive analysis. The results of this study are to improve learning outcomes in the development of melodic or ethnic ornamentation techniques in the form of vocal groups or vocal groups. This is evidenced by the increase in student learning outcomes in the first cycle of students who managed to get the KKM score, increased from 18 students or 52.94% to 23 students or 67.65% or there was an

(2)

increase of 14.71% compared to the initial conditions. While in the second cycle increased to 29 students who scored above the KKM or 85.29% or there was an increase of 17.64% from the previous. Based on the results of this study it can be concluded that the application of the reciprocal method can improve learning outcomes in the development of melodic and ethnic ornamentation songs in the form of vocal groups or vocal groups in class IX A students of SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Semester 2018/2019.

Keywords: learning outcomes, melodic and technical ornamentation of songs, vocal groups, reciprocal methods

PENDAHULUAN

Teknik pengembangan ornamentasi melodis dan Etnis lagu dalam bentuk vokal dapat dilakukan terhadap lagu dalam bentuk solo ataupun lagi dalam bentuk kelompok vokal. Teknik mengembangkan lagu dalam bentuk solo atau tunggal dilakukan dengan menentukan tema lagu, menetukan birama, membuat ritmik lagu, melodi lagu serta lirik lagu (Brainly, 2018). Adapun teknik mengembangkan lagu dalam bentuk kelompok vokal dilakukan dengan menentukan lagu yang akan dikembangkan serta mengaransemen lagu menjadi konsep kelompok vokal. Dalam melakukan pengembangan ornamentasi melodis dan ritmis lagu dalam bentuk vokal, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah aransemen. Aransemen sendiri merupakan penyesuaian komposisi musik dengan warna suara penyanyi atau instrumen musik yang didasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada hingga esensi musiknya tidak berubah. Aransemen terdiri atas aransemen vokal, aransemen instrumen serta campuran antara aransemen vokal dan aransemen instrumen (aransemen campuran) (Brainly, 2018). Teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal perlu dipelajari dan disampaikan kepada siswa di sekolah, tidak terkecuali bagi siswa SMP.

Di lingkungan sekolah, salah satunya adanya kegiatan proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus dapat menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal. Pada pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dalam teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal, saya menemukan adanya berbagai masalah. Masalah ini diantaranya yaitu sulitnya para siswa di sekolah untuk atau dalam menguasai teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal, hingga sulitnya siswa dalam meningkatkan teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal sehingga hasil belajar yang didapat para siswa masih jauh dari yang diharapkan sebelumnya.

Berbagai metode pembelajaran telah digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini namun hasilnya belum maksimal, dimana hasil pembelajaran teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 belum maksimal yaitu dari 34 siswa yang mampu memenuhi standar KKM baru 18 siswa atau baru sekitar 52,94% saja.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, saya tertarik untuk menggunakan metode reciprocal sebagai solusi dalam meningkatkan hasil belajar para siswa. Model pembelajaran reciprocal teaching merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif. Model tersebut merupakan model yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelakaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh,

(3)

kemudian memprediksi pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Palinscar dan Brown (Sardiyanti, 2010) adalah sbb: 1) Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab meminpin tanya jawab dan melaksanakan ke empat strategi pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi. 2) Guru menerangkan bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah membaca. 3) Selama membimbing siswa melakukan latihan menggunakan empat strategi pembelajaran berbalik (Reciprocal Teaching), guru meminta siswa dalam menyelesaikan apa yang diminta dari tugas yang diberikan berdasarkan tugas kepada siswa. 4) Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. 5) Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam tanya jawab ketingkat yang lebih tinggi.

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal serta meningkatkan motivasi dan prestasi belajar.

2. Bagi guru

Mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien dan menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN TEORI Hasil Belajar Siswa

Menurut R. Gagne seperti yang dikutip oleh Slameto (2000:78) memberikan dua definisi belajar, yaitu belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Menurut Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono (2006:93) bahwa belajar merupakan hubungan antara stimulus dan respon yang tercipta melalui proses tingkah laku. M. Sobry Sutikno (2010:35) mengemukakan belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat penulis simpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat interaksi terus menerus dengan lingkungannya.

Hasil belajar siswa menurut W. Winkel (2004:82) adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan (Suprijono, 2011:5). Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka atau skor setelah tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran (Dimyati dan Mujiono, 2006:24).

(4)

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan salah satu ukuran terhadap penguasaan materi pelajaran yang disampaikan. Peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali untuk diketahui, artinya dalam rangka membantu siswa mencapai hasil belajar yang seoptimal mungkin. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor baik yang bersifat mendorong atau menghambat, demikian pula dalam belajar. Faktor yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar siswa yakni faktor dari dalam diri siswa (interen) dan faktor yang datang dari luar (eksteren). Ahmadi (1998:72) mengemukakan untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor ekstern).

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang tergolong faktor intern adalah kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. Kecerdasan atau intelegensia adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang diadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensia, intelegensia yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Slameto (2000:56) mengatakan bahwa “Tingkat intelegensia yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensia yang rendah.” Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ngalim Purwanto (1986:28) mengemukakan “bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan- kesanggupan tertentu.”

Menurut Syah Muhibbin (1999:136) “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada pendidikan dan latihan.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada diri seseorang sangatlah ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenali beberapa kegiatan atau kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang berminat dalam pelajaran tertentu akan menghambat dalam hasil belajarnya. Menurut Winkel (2004:24) “Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang / hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.” Motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi dalam belajar adalah faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1995:73) “motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”

b. Faktor Ekstern

Yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang bersifat dari luar diri siswa, yaitu keadaan keluarga, sekolah dan sekitarnya. Keadaan Keluarga dapat menentukan keberhasilan anak dalam belajar. Adanya rasa aman dan nyaman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang memperoleh belajar. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah pertama kali anak mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Faktor Guru, guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, mengolah, meneliti, dan mengembangkan serta memberikan pelajaran kepada siswa. Keterampilan guru dalam mengajar, keprofesionalan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Sumber Belajar, merupakan faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar dan mengajar. Sumber belajar yang lengkap dan memadai adalah perangkat yang dapat digunakan siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga hasil belajar dapat meningkat.

(5)

Teknik Pengembangan Ornamentasi Melodis Maupun Etnis Lagu

Teknik pengembangan ornamentasi melodis dan Etnis lagu dalam bentuk vokal dapat dilakukan terhadap lagu dalam bentuk solo ataupun lagi dalam bentuk kelompok vokal. Teknik mengembangkan lagu dalam bentuk solo atau tunggal dilakukan dengan menentukan tema lagu, menetukan birama, membuat ritmik lagu, melodi lagu serta lirik lagu (Brainly, 2018). Adapun teknik mengembangkan lagu dalam bentuk kelompok vokal dilakukan dengan menentukan lagu yang akan dikembangkan serta mengaransemen lagu menjadi konsep kelompok vokal. Dalam melakukan pengembangan ornamentasi melodis dan ritmis lagu dalam bentuk vokal, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah aransemen. Aransemen sendiri merupakan penyesuaian komposisi musik dengan warna suara penyanyi atau instrumen musik yang didasarkan atas sebuah komposisi yang telah ada hingga esensi musiknya tidak berubah. Aransemen terdiri atas aransemen vokal, aransemen instrumen serta campuran antara aransemen vokal dan aransemen instrumen (aransemen campuran) (Brainly, 2018).

Pola irama tidak sama panjang atau yang disebut juga dengan pola irama tidak rata adalah bentuk pola irama yang susunan panjang pendek bunyinya tidak terbagi rata atau tidak sama pulsanya. Pola irama merupakan bentuk susunan tertentu panjang pendek bunyi dan diam dimana setiap bentuk lagu mempunyai pola-pola irama yang berbeda. Irama sebuah lagu terdiri dari beberapa pola irama yang dapat sama atau berupa pengulangan atau dapat pula berbeda sedikit bahkan bisa sangat berbeda. Salah satu bentuk pola irama adalah pola irama tidak sama panjang atau disebut juga dengan pola irama tidak rata. Pola irama tidak sama panjang atau yang disebut juga dengan pola irama tidak rata adalah bentuk pola irama yang susunan panjang pendek bunyinya tidak terbagi rata atau tidak sama pulsanya. Pulsa sendiri merupakan rangkaian denyutan yang datang secara berulang dan teratur yang dapat dirasakan dan dikhayati dalam musik.

Kelompok Vokal (Vokal Group)

Vokal Grup adalah kumpulan beberapa penyanyi yang tergabung dan menyanyikan lagu dengan ketinggian suara yang berbeda, antara lain sopran, alto, bass, tenor. Sopran dan alto merupakan jenis suara untuk wanita. Sedangkan bass dan tenor merupakan jenis suara pada laki-laki. Vocal Group (ANSAMBLE VOCAL). adalah Kelompok penyanyi yang mengandalkan skill individual serta musikalitas yang sempurna. Perkembangan vokal grup dewasa ini bisa di bilang cukup, di lihat dari warna vokal, pembawaan, ataupun penggarapan sudah menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Seperti halnya Vokal Grup, atau kelompok vokal yang ada di Gereja, Sekolah, Instansi dll, semuanya sudah menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Banyak apresiasi atau pengertian serta defnisi Vokal Grup yang di terbitkan dalam buku - buku bacaan atau pelajaran. Ini agar para Aranger atau pengajar mengerti benar tentang vokal grup, sebagai contoh tidak mungkin kita mengatakan itu cabe, kalau kita tidak pernah melihat ataupun merasakkan cabe tersebut. Dengan kata lain kita tidak mengenal ciri khas dari benda yang kita akan bicarakan. Demikian halnya denganVokal Grup (Widhi Kurnianingsih, 2013). Beberapa Ciri Khas Vokal Grup (Wagiman, 2004):

a. Kelompok penyanyi yang memliki karakter warna yang berbeda b. Penggarapan Yang bebas dengan pembawaan yang bebas c. Lebih cenderung ke Pop Style

d. Garapan Pholyponic (Sering menggunakan Back Vocal )-( Suara Latar)

e. Komposisi yang tidak beraturan, sepert Overleping, Pararel, (Ini Garapan yang salah) f. Mengutamakan Improvisasi, Impromtu

g. Penggarapan selalu ada Intro, Interlude, Coda, (sudah jadi tradisi)

h. Banyak unsur-unsur musik yang di paksakan untuk di masukkan. (garapan yang salah) i. Instrument pengering lebih cenderung ke AKUSTIK, (tidak menerima perkembangan),

(6)

Model Reciprocal

Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini mulai ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching). Model pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) merupakan konsep baru dalam pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga dapat membantu memecahkan kebutuhan yang sering dihadapi dalam penggunaan model pembelajaran yang sudah usang. Model pembelajaran Reciprocal Teaching merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif. Model tersebut merupakan model yang menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelakaskan kembali pengetahuan yang telah diperoleh, kemudian memprediksi pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa.

Reciprocal teaching adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan (Trianto, 2007). Menurut Sriyanti dan Marlina (2003) pembelajaran terbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri. Menurut Suyatno (2009), reciprocal teaching merupakan strategi pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pengajuan pertanyaan dimana siswa ketrampilan-ketrampilan metakognitif diajarkan melalui pengajaran langsung dan pemodelan oleh guru. Pembelajaran menggunakan reciprocal teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar mengingat, berfikir dan memotivasi diri. Dalam reciprocal teaching, guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat (Trianto, 2007).

Pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) ini merupakan model yang dirasa dapat membantu meningkatkan aktivitas, karena dengan menerapkan pembelajaran terbalik (reciprocal teaching) siswa diutamakan dapat menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu: menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan apa selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Manfaatnya adalah dapat meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk aktif berdiskusi dan menjelaskan hasil pekerjaannya dengan baik.

METODE

Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus setiap siklus terdiri dua kali pertemuan, dengan empat tahap penelitian: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif.

(7)

Tabel 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

No Kegiatan Tahun Pelajaran 2018/2019

Januari Februari Maret April

1. Pembuatan Proposal 2. Penyusunan Instrumen 3. Pelaksanaan Siklus I 4. Pelaksanaan Siklus II 5. Analisis Data 6. Penyusunan Laporan

Dari tabel jadwal di atas, dapat diketahui bahwa tahapan kegiatan dalam penelitian ini adalah:

a. Pembuatan dan pengajuan proposal pada bulan Januari 2019. b. Penyusunan instrumen penelitian pada bulan Januari 2019. c. Pelaksanaan siklus I pada bulan Februari 2019.

d. Pelaksanaan siklus II pada bulan Maret 2019. e. Analisis data pada bulan April 2019.

f. Penyusunan laporan hasil penelitian pada bulan April 2019.

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 34 siswa. Objek penelitian adalah meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal bagi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo melalui penerapan metode reciprocal.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes tertulis. Metode tes tertulis digunakan untuk mengetahui data hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo pada siklus I dan siklus II. Selain itu, pengumpulan data juga meliputi: (a) Teknik pengamatan (observasi) yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan tersebut dilakukan terhadap penggunaan media gambar oleh guru dan proses kegiatan diskusi oleh siswa di kelas. Peneliti yang sekaligus sebagai guru mengamati situasi kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. (b) Teknik analisis kritis dilakukan terhadap hasil hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Untuk menguji validitas data, digunakan teknik (a) Trianggulasi sumber data, misalnya data tentang kesulitan-kesulitan guru dan pembelajaran tidak komunikatif disampaikan kepada siswanya; (b) Trianggulasi metode, misalnya data tentang peningkatan prestasi belajar siswa, selain diperoleh melalui observasi langsung (pengamatan), terhadap sikapnya selama pembelajaran juga didapat dari wawancara dan analisis dokumen berupa pekerjaan siswa. (c) Terakhir, review informan, teknik ini digunakan cek kembali kepada informan, apakah data yang diperoleh dari hasil wawancara sudah valid atau belum.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat secara umum dengan membandingkan peningkatan nilai hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal siswa dari satu siklus ke siklus berikutnya. Keberhasilan tindakan siklus I diketahui dengan cara membandingkan dengan nilai hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal siswa pada kondisi awal. Sedangkan keberhasilan tindakan pada siklus II diketahui dengan cara membandingkan nilai hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun

(8)

etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal dengan siklus I. Sedangkan indikator kerja tindakan dapat dilihat dari kriteria yang telah ditentukan peneliti, sebagai berikut:

a. Adanya peningkatan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II.

b. Minimal 80% siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo mencapai nilai KKM yang ditentukan dalam pelajaran teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal yaitu 75.

c. Nilai rata-rata hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal melalui metode reciprocal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo mencapai nilai KKM 75.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal

Gambar 1. Grafik Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal

60

80

70

Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata

Kondisi Awal

Dari data nilai hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal pada kondisi awal di atas, nilai rata-rata siswa kelas IX A adalah 70, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Nilai tertinggi siswa 80, nilai terendah 60 dan jumlah siswa kelas IX A yang mencapai nilai KKM hanya 18 siswa (52,94%) dari total 34 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Melihat kondisi rendahnya hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo tersebut, maka peneliti sebagai guru di kelas IX A akan melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode reciprocal.

Hasil Pembelajaran Siklus I

Gambar 2. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus I

60

90

75

Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Siklus I

(9)

Pada siklus I guru peneliti sudah menerapkan metode reciprocal dalam pembelajaran teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal. Nilai rata-rata hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah 75, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 60. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 23 siswa (67,65%) dari total 34 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Dengan capaian hasil belajar pada siklus I yang belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan dalam penelitian ini, yaitu siswa yang tuntas belum mencapai 80% dari total seluruh siswa kelas IX A, maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan pada tindakan siklus II dengan tetap menerapkan metode reciprocal.

Hasil Pembelajaran Siklus II

Gambar 3. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus II

70

90

85

Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata

Siklus II

Pada siklus II peneliti menerapkan metode pembelajaran metode reciprocal. Nilai rata-rata hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah 85, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 29 siswa (85,29%) dari total 34 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Peningkatan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal pada siklus II ini sudah mencapai indikator kinerja penelitian. Sehingga peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian tindakan kelas ini.

Pembahasan

Setelah peneliti melaksanakn tindakan penelitian melalui penerapan metode reciprocal, secara empiris diperoleh data peningkatan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II sebagai berikut.

Tabel 2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Uraian Kondisi awal Siklus I Siklus II

Tindakan Pembelajaran Belum menerapkan metode reciprocal Sudah menerapkan metode reciprocal Sudah menerapkan metode reciprocal Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata KKM Ketuntasan 60 80 70 75 18 siswa (52,94%) 60 90 75 75 23 siswa (67,65%) 70 90 85 75 29 siswa (85,29%)

(10)

Melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal. Pada kondisi awal peneliti belum metode reciprocal. Nilai rata-rata siswa kelas IX A adalah 70, masih di bawah nilai KKM yang ditetapkan yaitu 75. Nilai tertinggi siswa 80, nilai terendah 60 dan jumlah siswa kelas IX A yang mencapai nilai KKM hanya 18 siswa (52,94%) dari total 34 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Pada siklus I guru peneliti sudah menerapkan metode reciprocal dalam pembelajaran teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal. Nilai rata-rata hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah 75, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah adalah 60. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 23 siswa (67,65%) dari total 34 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Pada siklus II, nilai rata-rata hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo adalah 85, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70. Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 29 siswa (85,29%) dari total 34 siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo.

Jadi, melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal dari kondisi awal nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan 52,94% ke kondisi akhir pada siklus II nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan 85,29% pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Hasil tindakan secara empirik yaitu: melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal dari kondisi awal nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan 52,94% ke kondisi akhir pada siklus II nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan 85,29% pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

SIMPULAN

Hipotesis menyatakan diduga melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal bagi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019. Dari data empirik menyatakan melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal dari kondisi awal nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan 52,94% ke kondisi akhir pada siklus II nilai rata-rata 85 dengan ketuntasan 85,29% pada siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode reciprocal dapat meningkatkan hasil belajar teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun etnis lagu dalam bentuk vokal group atau kelompok vokal bagi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sukoharjo Semester 2 Tahun Pelajaran 2018/2019.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1998. Psikologo Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Brainly. 2018. Teknik Pengembangan Ornamentasi Melodis. https://brainly.co.id/tugas/15291401#readmore. Diakses pada Tanggal 20 Maret 2019. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hestyono. 1997. Sekelumit Tentang Paduan Suara. Bandung: Tidak diterbitkan.

Juhaeri, 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif Matematis, dan Self-Concept Siswa SMP melalui Metode Reciprocal Teaching

Jamalus. 1991. Pendidikan Kesenian I (Musik). Jakarta: Bumi Aksara

Kurnianingsih, Widhi. 2013. Pembelajaran Vokal di Purwacaraka Musik Studio Semarang. Semarang

Muhibbin, Syah.1999. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Refika Aditama: Bandung.

Nasution. 1995. Metode Research. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rachmayani. 2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis dan kemandirian belajar matematika siswa.

Sardiyanti, 2010. penerapan model pembelajaran terbalik (Reciprocal Teaching) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa: Skripsi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta Sriyanti dan Marlina, (2003) dari

http://swastyastu.wordpress.com/2012/08/04/strategi-pembelajaranreciprocal-teaching/.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana Pustaka. Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran iInovatif berorientasi kontruktivistik. Prestasi

Pustaka: Jakarta.

Wagiman. 2004. Teori Musik II. Semarang : Sendratasik, FBS, UNNES.

Wahyuningrum, dkk. 2006. Interpretasi Data Seismik Refraksi Menggunakan Metode Reciprocal Hawkins dan Sofware SRIM (Studi Kasus Daerah Sioux Park, Rapid City, South Dakota, USA).

Winkel, W. S. 2004. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Tabel 1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 2. Grafik Prestasi Belajar Siswa Siklus I
Tabel 2. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Dari data empirik menyatakan melalui penerapan metode proyek dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi mengidentidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi

Meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, melalui pelayanan prima sesuai dengan prinsip-prinsip good governance, dengan indikator kinerja sebagai berikut

Pelanggan pada restoran ini juga ingin menyampaikan keluhan-keluhan kepada pihak restoran secara mudah, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kualitas

a. Masukkan: Masukan dalam perangkat lunak Augmented Reality Book Pengenalan Tata Letak Bangunan Pura Goa Lawah dan Pura Goa Gajah adalah marker atau penanda yang

Berdasarkan perhitungan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap tingkat

Artikel ini hendak mengeksplorasi isu-isu yang terkait dengan potensi terjadinya ujaran kebencian (hate speech) di media sosial, serta upaya para tokoh agama di Bali

dalam kehidupan bermasyarakat sudah ada sejak masjid tersebut berdiri pada tahun 1909 (era kesultanan Deli berkuasa). Kedua, warisan sejarah dari masjid tertua tersebut menjadi

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor,