• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi UNCAC Melalui Program Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam RPJMN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi UNCAC Melalui Program Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam RPJMN"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi UNCAC

Melalui Program Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam RPJMN

2015-2019

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Disampaikan dalam Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi

Jakarta, 11 Desember 2017

(2)

REPUBLIK INDONESIA

UNCAC

UU 7/2006

PERPRES 55/2012

AKSI PPK

Implementasi UNCAC di Indonesia

(3)

REPUBLIK INDONESIA

3

STRATEGI PENCEGAHAN

INDEKS PENCEGAHAN KORUPSI

STRATEGI PENEGAKAN HUKUM

INDEKS PENEGAKAN HUKUM TIPIKOR

STRATEGI HARMONISASI PERATURAN PERUNDANGAN

% PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL REVIEW

UNCAC

STRATEGI

KERJASAMA INTERNASIONAL DAN PENYELAMATAN ASET HASIL

TIPIKOR

PERSENTASE TINGKAT KEBERHASILAN KERJA SAMA INTERNASIONAL DALAM BIDANG

TIPIKOR DAN PERSENTASE PENYELAMATAN ASET HASIL TIPIKOR

STRATEGI

PENDIDIKAN DAN BUDAYA ANTI KORUPSI

SURVEI PERILAKU ANTI KORUPSI

STRATEGI MEKANISME PELAPORAN

SURVEY TINGKAT KEPUASAN STAKEHOLDERS TERHADAP

PELAPORAN PPK

VISI & MISI

INDIKATOR KEBERHASILAN

JANGKA PANJANG (2012-2025) & JANGKA MENENGAH (2012-2014)

PENCAPAIAN IPK

% KESESUAIAN (PERATURAN PERUNDANGAN) DENGAN

UNCAC

SISTEM INTEGRITAS NASIONAL

FOKUS KEGIATAN  RENCANA AKSI

PERANTI ANTI KORUPSI  SDM & KEBIJAKAN/REGULASI

(4)

Hasil review putaran I:

32 butir rekomendasi

REK

OMEND

ASI

Criminalization (5)

Draft Revisi UU Tipikor

Law Enforcement (14)

Draft Revisi UU Tipikor, RUU

Perampasan Aset & RUU

KUHAP

Kerjasama antar stakeholder

Pengetatan remisi

Perlindungan pelapor

Justice collaborator

Penindakan kasus minor

suap oleh polisi

Extradition (3)

Draft RUU Ekstradisi

MLA (10)

Draft Revisi UU Bantuan

Timbal Balik

(5)

Tindak lanjut 32 rekomendasi UNCAC:

Telah ditindaklanjuti (7 rekomendasi)

1. Pelaksanaan kajian

Rekomendasi 9, 17, 22

2. Pelaksanaan aksi berdasarkan Inpres 1/2013

(keberlanjutan?)

Rekomendasi 6, 11, 14

3. Pengaturan pada UU Perlindungan Saksi

(6)

Tindak lanjut 32 rekomendasi UNCAC:

Belum ditindaklanjuti (25 rekomendasi)

1. Pengaturan dalam RUU Tipikor

Rekomendasi 1, 2, 3, 4, 5, 7, 16, 19*

2. Pengaturan dalam RUU KUHAP

Rekomendasi 10, 12

3. Pengaturan dalam RUU Perampasan Aset

Rekomendasi 11

4. Pengaturan dalam RUU Ekstradisi

Rekomendasi 20, 21

5. Pengaturan dalam RUU MLA

Rekomendasi 23, 24, 25, 26*, 28, 29, 30, 31, 32

6. Pelaksanaan kajian

Rekomendasi 8, 18

7.

Lainnya

Rekomendasi 27

*Rekomendasi 19 dan 26 dapat

juga diatur dalam UU Perbankan

(7)

REPUBLIK INDONESIA

9 PROGRAM

PRIORITAS

NAWACITA

Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada

seluruh warga negara Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik Melakukan revolusi karakter bangsa Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial

VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:

"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri,

dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"

Visi

ini

diwujudkan

melalui

7

(tujuh)

MISI

PEMBANGUNAN yaitu:

1. Mewujudkan

keamanan

nasional

yang

mampu

menjaga

kedaulatan

wilayah,

menopang

kemandirian

ekonomi

dengan

mengamankan

sumber

daya

maritim,

dan

mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan,

dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan

memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang

tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan

nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam

kebudayaan.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

(8)

REPUBLIK INDONESIA

Strategi Pembangunan Nasional

3 DIMENSI PEMBANGUNAN

DIMENSI PEMBANGUNAN

MANUSIA

DIMENSI PEMERATAAN DAN

KEWILAYAHAN

DIMENSI PEMBANGUNAN

SEKTOR UNGGULAN

QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA

Pendidikan

Kesehatan

Perumahan

Revolusi Mental

Kedaulatan Pangan

Kedaulatan Energi dan

Ketenagalistrikan

Kemaritiman dan Kelautan

Pariwisata dan Industri

Antarkelompok

Pendapatan

Antarwilayah: 1) Desa;

2) Pinggiran; 3) Luar

Jawa; 4) Kawasan

Timur

KONDISI PERLU

Kepastian dan

Penegakan Hukum

Tata Kelola dan RB

Keamanan dan

Ketertiban

Politik dan

Demokrasi

(9)

REPUBLIK INDONESIA

Pembentukan lembaga PTSP, pelimpahan kewenangan perizinan dan non perizinan kepada PTSP, SOP layanan perizinan, mekanisme pengaduan masyarakat tentang perizinan

Daerah yang belum membentuk PTSP diwajibkan membentuk PTSP; yang sudah membentuk diwajibkan menyusun dan mempublikasikan SOP dan mekanisme pengaduan, daerah baru melimpahkan sebagian kewenangan perizinan kepada PTSP

Kemendagri diperintahkan untuk mengevaluasi capaian pembentukan PTSP di daerah.

Pada tahun 2016, seluruh provinsi dan kabupaten kota sudah harus melimpahkan seluruh kewenangan persizinan dan non perizinan kepada lembaga PTSP. Selain itu, daerah harus mengatur ketentuan mengenai kewajiban pelaku usaha untuk menyelesaikan pembayran pajak/retribusi sebagai prasyarat dalam mengurus perizinan

2013

2014

2015

2016

BKPM diperintahkan untuk memetakan kewenangan izin dan non izin di seluruh kementerian/lembaga serta menyusun Road Map simplifikasi izin dan non izin.

BKPM didorong untuk mulai mengimplementasikan Road Map Simplifikasi Perizinan Migas, Minerba dan

Kelistrikan

2015

2016

Reformasi Layanan Perizinan di Pusat

2013

(10)

REPUBLIK INDONESIA

10

Reformasi Tata Kelola Pajak

1. Penetapan ILAP sebaga sumber data dan informasi perpajakan melalui Permenkeu

2. Pelaksanaan joint audit antara DJB C dan DJP terhadap perusahaan

1. Penyampaian data dan informasi pajak dari ILAP (25 K/L) 2. Pengaturan tentang tax clearence (termasuk tertib

administrasi cost recovery terkait perpajakan oleh SKK MIgas )

1. Transparansi PNBP di bidang sumber daya alam

2. Penyampaian data dan informasi pajak dari ILAP (25 K/L) 3. Pengaturan mengenai kewajiban melakukan konfirmasi status

wajib pajak untuk layanan publik tertentu (5 K/L)

1. Evaluasi kualitas pertukaran data dan informasi perpajakan dari

ILAP(Instansi, Lembaga, Asosiasi dan Pihak lain); sasaran evaluasi pada 25 K/

2. Evaluasi konfirmasi status wajib pajak sektor strategis pada 7 K/L 3. Pelaksanaan konfirmasi status wajib pajak untuk layanan publik tertentu

(5 K/L)

2013

2014

2015

2016

1. Transparansi pengelolaan PNBP 2. Penghapusan dana 0ff budget

1. Pengelolaan dan penatausahaan aset

2. Optimalisasi pengelolaan dana hibah, tugas perbantuan dan dana dekon 3. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

4. Penertiban dan publikasi LHKPN

5. Optimalisasi penghapusan dana off budget

1. Pelaksanaan kajian pembentukan Badan Penerimaan Negara

2. Pemanfaatan data dan informasi perpajakan dari ILAP ( perkiraan potensi pajak) 3. Peningkatan implementasi sistem pertukaran informasi laporan hasil analisis PPATK 4. Inteconectivity PPATK dengan K/L

5. Transparansi pengelolaan PNPB 6. Pelaksanaan kewajiban LHKPN

1. Penyusunan kebijakan tentang integrasi data keuangan 2. Data interfacing data base SDA dan energi

2013

2014

2015

2016

(11)

REPUBLIK INDONESIA

11

Reformasi Tata Kelola Ekspor -Impor

Informasi on line tentang mekanisme kebijakan ekspor impor pangan (Kementerian Pertanian)

Integrasi sistem on line monitoring dengan sistem on line perizinan I mpor ( fokus impor bahan pangan strategis :

Kementerian pertanian, Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan)

Sistem pengendalian ekspor dan impor yang terintegrasi (Three lines defense fraud control system) antara Kementerian Keuangan dan Perdagangan dengan 7 K/L strategis

1. Otomasi pemotongan quota ekspor impor di bidang SDA, bbm, tekstil dan komoditas pertanian

2. Kajian perubahan tata kelola ekspor impor komoditas pangan

2013

2014

2015

2016

Sosialisasi tentang Akuntabilitas Keuangan BUMN dan penundaan transaksi bisnis yang terlibat korupsi

Pemantauan mengenai pelaksanaan Peraturan Menteri BUMN tentang penanganan benturan kepentingan

1. Inisiasi ISO Anti Korupsi

2. Kajian dan perencanaan holding company

2013

2014

2015

2016

(12)

REPUBLIK INDONESIA

12

Tata Kelola Migas dan Minerba

Sistem monitoring proses perizinan usaha pertambangan dan migas secara on line

Peningkatan transparansi izin pertambangan minerba per provinsi dan kabupaten/kota

1. Percepatan pembentukan Minerba One Map Indonesia

2. Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perpres 26/2010 tentang Transparansi Pendapatan Negara/Daerah yang diperoleh dari industri ekstraktif

Transparansi pendapatan negara dan daerah yang diperoleh dari industri ekstraktif (standarisasi format pelaporan, konsolidasi laporan total penerimaan, publikasi total pendapatan negara dan DBH SDA, buku manual perhitungan alokasi DBH SDA dan mekanisme pengaduan)

2013

2014

2015

2016

1. Pervcepatan penyediaan perta dasar pertanahan.

2. Transparansi informasi tentang prosedur dan persyaratan pengurusan hak atas tana di semua kantor pertanahan

1. Transparansi informasi tentang prosedur dan persyaratan pengurusan hak atas tana di semua kantor pertanahan

2. Penyediaan peta dasar pertanahan berbasis teknologi informasi

3. Laporan tentang jenis pelanggaran dan sanksi atas berbagai pelanggaran penataan ruang

1. Pengaturan tentang prosedur pengambilan keputusan terkait persetujuan substansi rencana tata ruang

2. Rancang bangun sistem informasi penataan ruang dan pengaduan masyarakat terkait penataan ruang

3. Laporan tentang jenis pelanggaran dan sanksi atas berbagai pelanggaran penataan ruang

2014

2015

2016

(13)

REPUBLIK INDONESIA

13

Transparansi dan Akuntabilitas Pengadaan Barang dan Jasa

n

1. Sosialisasi E-proc

2. Penggunaan SPSE 40% dari nilai total pengadaan (Pemda)

1. Berfungsinya ULP sesuai dengan SOP

2. Pengumuman rencana umum pengadaan melalui SIRUP 3. 100 % pengadaan melalui SPSE

4. Tindak lanjut pengaduan tentang pengadaan barang dan jasa 5. Penerapan mode performance based contract

1. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP), peningkatan kapasitas SDM dan tata kelola ULP 2. Pengumuman rencana umum pengadaan melalui SIRUP

3. 100 % pengadaan melalui SPSE dan perluasan e-katalogue

4. Terrmanfaatkannya Whistle Blowing System dalam proses pengadaan

5. Performance Base Contract

1. Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP), peningkatan kapasitas SDM dan tata kelola ULP

2. Pengumuman rencana umum pengadaan melalui SIRUP 3. 100 % pengadaan melalui SPSE

4. Perluasan e-katalogue

2013

2014

2015

2016

1. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah yang tepat waktu 2. Penyusunan dan publikasi laporan keuangan secara tepat waktu

1. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah 2. Peningkatan kualitas laporan keuangan secara tepat waktu 3. Transparansi dana hibah dan bansos

1. Transparansi DAK bidang perumahan

2. Pencegahan praktek korupsi dari implemenasi UU Desa 3. Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah

1. Right financing Partai Politik

2. Percepatan pelaksanaan transaksi non tonai 3. Transparansi dana hibah dan bansos (daerah)

2013

2014

2015

2016

(14)

REPUBLIK INDONESIA

14

Keterbukaan Informasi

1. Publikasi informasi layanan publik pada K/L dan Pemda (khususnya perizinan)

2. Standarisasi layanan publik berbasis teknologi informasi 3. Publikasi SOP dan SPM

4. Publikasi dokumen perencanaan (Pemda)

1. SOP dan tugas PPID 2. Publikasi informasi berkala

3. Tindak lanjut sengketa informasi publik 4. Publikasi dokumen perencanaan (Pemda)

1. Pembentukan PPID (bagi daerah yang belum membentuk)

2. Penetapan SOP Layanan Informasi Publik (bagi daerah yang belum menetapkan 3. Penyusunan dan publikasi Daftar Informasi Publik

4. Sistem Monitoring dan Evaluasi PPID 5. Publikasi dokumen perencanaan (Pemda)

1. Pembentukan PPID (bagi daerah yang belum membentuk) 2. Penetapan SOP Layanan Informasi Publik (bagi daerah yang belum

menetapkan

3. Penyusunan dan publikasi Daftar Informasi Publik 4. Sistem Monitoring dan Evaluasi PPID

2013

2014

2015

2016

1. Harmonisasi peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan, migas dan minerba serta perimbangan keuangan pusat dan daerah

2. Harmonisasi dan klarifikasi perturan daerah yang bertentangan dengan peraturan pusat

1. Penyederhanaan jumlah dan jenis izin di daerah

2. Pemetaan dan evaluasi Program Legislasi Nasional terkait pemberantasan korupsi serta revisi peraturan perundang-undangan terkait proses penegakan hukum

3. Evaluasi dan klarifikasi peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan pusat 4. Pengaturan tentang penanganan konflik kepentingan ( yang berlaku juga bagi partai politik)

1. Integrasi data peraturan perundang-undangan melalui Pusat Data dan Situs Web 2. Upaya penyesuaian peraturan Perundang-Undangan di bidang Migas dan Minerba 3. Penyusunan Road Map Simplifikasi Perizinan dan Non Izin pada seluruh K/L 4. Penyederhanaan perizinan di daerah

Penyesuaian peaturan perundang-undangan tipikor dengan inisiatif internasional ( The bribery act, foreign corrupt pratices act dan IBA)

2013

2014

2015

2016

(15)

REPUBLIK INDONESIA

15

Reformasi Birokrasi (1/2)

1. Penguatan pengawasan internal dan eksternal

2. Penegakan kode etik dan penanganan benturan kepentingan

3. Pengembangan zona integritas dan pondasi Sistem Integritas Nasional 4. Penyusunan pedoman Whistleblowing System

1. Peningkatan pengawasan eksternal dan internal

2. Pemantauan dan evaluasi pencapaian Standar Pelayanan Minimum 3. Implementasi fraud control plan pada K/L

4. Penerapan pakta integritas dalam pengadaan barang dan jasa 5. Pengendalian gratifikasi dan pembangunan zona integritas

1. Optimalisasi pelaksanaan whistleblowing system dan jaminan perlindungan terhadap pelapor/whistleblower 2. Optimalisasi upaya pengendalian gratifikasi dan penanganan benturan kepentingan

1. Optimalisasi whistleblowing system (WBS) untuk pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di K/L dan swasta (18 K/L) 2. Pengendalian gratifikasi dalam pelayanan publik

3. Sistem insentif dan disinsentif keuangan dalam pelaksanaan Stranas PPK

2013

2014

2015

2016

1. Optimalisasi penanganan pengaduan masyarakat

2. Penyusunan standar pelayanan dan SOP pengaduan masyarakat

1. Publikasi pengaduan masyarakat yang telah ditindaklajuti (beberapa K/L) 2. Penanganan pengaduan masyarakat terkait Pemilu

1. Penanganan pengaduan masyarakat terkait pertanahan

2013

2014

2015

2016

Mekanisme Pengaduan dan Partisipasi Masyarakat

(16)

REPUBLIK INDONESIA

16

Reformasi Birokrasi (2/2)

1. Rekruitmen APH berdasarkan kompetensi dan integritas 2. Rekruitmen pegawai secara profesional pada K/L

1. Sertifikasi hakim tipikor berdasarkan kompetensi dan integritas 2. Perbaikan ketentuan teknis pengadaan CPNS serta pengawasan dan

pengendalian kegiatan pengadaan CPNS

1. Transparansi rekruitmen dan pengangkatan pejabat pada posisi strategis (Kepolisian, Kejaksaan ) 2. Kewajiban mutasi bagi staf PNS yang teloah menempati satu posisi, lebih dari 3 tahun

2013

2014

2015

2016

1. Sistem pelayanan publik berbasis teknologi informasi

1. Konektivitas data kependudukan dengan instansi pengguna 2. Transparansi layanan publik

1. Konektivitas data kependudukan dengan K/L lain

2013

2014

2015

2016

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

(17)

REPUBLIK INDONESIA

17

Penegakan Hukum (1/4)

1. Penyeleseian laporan masyarakat terkait pelanggaran kode etik oleh KY, Kejaksaan, Kepolisian,

2. Kajian tentang pemberian kompensasi bagi pihak yang dirugikan oleh korupsi.

1. Kajian tentang pemberatan sanksi hukum pidana untuk penyuapan yang dilakukan profesi berkode etik

1. Sistem penanganan perlara Pid Um dan Pid Sus di 18 lokasi Kejaksaan.

2. Publikasi penanganan perkara dan statistik kriminal di tingkat Polda di website 3. Evaluasi Penegakan Hukum oleh Kemenkopolhukam

4. Pengawasan dan publikasi pelaksanaan Kode Etik di Kepolisian dan Kejaksaan

1. Implementasi sistem administrasi penanganan pidana umum dan pidana khusus

2013

2014

2015

2016

1. Tersedianya sistem online antara Kepolisian dan Kejaksaan terkait SPDP

1. Struktur dan software pengelolaan SPDP Online

1. MoU penggunaan database penanganan perkara terpadu oleh seluruh apgakum 2. Peraturan Kapolri tentang Tata Laksana SPDP online dan periodik, (Struktur dan SOP) 3. Database online bisa diakses oleh apgakum

1. Implementasi SPDP Online di 18 lokasi Kejaksaan dan Kepolisian

2013

2014

2015

2016

Data Base Penanganan Perkara (E-law enforcement)

(18)

REPUBLIK INDONESIA

18

Penegakan Hukum (2/4)

1. Peningkatan kapasitas apgakum terkait aseet freezing, asset seizure, asset forfeiture, forensic accounting)

2. Terbentuknya unit penyelamatan aset di Kepolisian

1. Pelaksaan Pembuktian terbalik

2. Terbentuknya Unit Penyelamatan Aset di Kepolisian, Kejaksaaan

3. Peningkatan kapasitas apgakum terkait aseet freezing, asset seizure, asset forfeiture, forensic accounting)

1. Penggunaan UU Pencucian Uang secara optimal

2. Pendataan aset atas dugaan tipikor pada tersangka yang melarikan diri

2013

2014

2015

2016

1. 75% Uang pengganti tipikor disetorkan oleh Kejaksaan

1. SOP di Rupbasan untuk pengelolaan barang sitaan/rampasan 2. Kajian kebutuhan anggaran untuk Rupbasan

3. Pendataan barang yang sudah lama disimpan di Rpbasan

1. Publikasi fungsi rupbasan dan informasi barang sitaan yang dikelola

2. Pemberitahuan status barang sitaan/rampasan ke Kepolisian dan Kejaksaan

3. Pengawasan Pelaksanaan Peraturan Kapolri tentang pengelolaan barang sitaan (pembentukan unit, mekanisme dan tempat penyimpanan)

4. Pendataan barang sitaan yang ada di Kepolisian.

5. Minimalisasi penurunan nilai aset sitaan/rampasan di Kepolisian dan Kejaksaan 6. Terbangunnya 1 Rupbasan Ideal

7. 80% uang pengganti tipikor disetorkan Kejaksaan ke Kas Negara. 8. Audit barang sitaan/rampasan yang ada di Rupbasan

9. Penggunaan rekening tunggal untuk penimpanan uang hasil sitaan dan penjualan barang.

10. Daftar terpidana korupsi yang belum melunasi uang pengganti/penjara pengganti dan data hak atas tanah yang dimiliki oleh terpidana yang belum melunasi uang pengganti

1. Terlelangnya semua barang sitaan/rampasan yang ada di Rupbasan

2013

2014

2015

2016

Tata Kelola Barang Sitaan dan Rampasan

(19)

REPUBLIK INDONESIA

19

Penegakan Hukum (3/4)

1. Inventarisasi penanganan perkara yang ditindaklanjuti dan aset hasil tipikor

2. Peningkatan kerjasama deagn Apgakum asing

1. Sistem Pendatraan Elektronik penanganan perkara pada Otoritas Pusat (CA) 2. Skep MenkumHAM tentang mekanisme koordinasi CA dan Competent Authorities 3. Pelaksanaan mekanisme MLA dan Ekstradisi.

4. Training pegawai CA

1. Evaluasi fungsi CA terkait analisa regulasi, SDM dan hubungan kelembagaan

2. Laporan status upaya kerjasama bilateral MLA

2013

2014

2015

2016

1. Ditindaklanjutinya LHA PPATK oleh KPK

2. Pembentukan sistem pertukaran informasi antara PPATK dan apgakum. 3. Pembentukan sistem pelaporan transfer dana (Int’l Fund Transfer Instruction) 4. Interconnectiviti antara PPATK dengan Ditjen Adminduk Kemendagri

5. SKB antara Kepolisian dan Kejaksaan terkait penanganan tipikor

1. Publikasi laporan LHA PPATK yang telah ditangani oleh Kepolisian dan tindaklanjutnya oleh Kejaksaan 2. Penyempurnaan sistem pertukaran informasi dari PPATK ke apgakum.

3. Pelaksanaan sistem pelaporan transfer dana (Int’l Fund Transfer Instruction) 4. Interconnectivity antara PPATK dan BPN, PJK

1. Pengawasan penanganan perkara di Kepolisian oleh Kejakasaan melalui monitoring database SPDP Online

2. Terkirimnya tembusan SPDP perkara ke KPK

2013

2014

2015

2016

Koordinasi Aparat Penegak Hukum dalam Penanganan Kasus Korupsi

(20)

REPUBLIK INDONESIA

20

Penegakan Hukum (4/4)

1. RUU Ekstradisi, MLA, perlindungan pelapor tipikor di LPSK, RUU KUHP, RUU KUHAP, RUU Perampasan Aset dan transfer of sentenced Person

1. RPP tentang Tuntutan Ganti kerugian Negara/daerah terhadap PNS non bendahara/pejabat lain

2. RUU Pembatasan Transaksi Tunai

3. Kajian mengenai COI yang berlaku juga bagi Parpol.

4. RUU terkait pengesahaan perjanjian kerjasama MLA dengan beberapa negara

2013

2014

2016

1. Laproan hasil pelaksanaan UNCAC

1. Laporan hasil pelaksanaan UNCAC

1. Laporan hasil pelaksanaan UNCAC dalam setiap pertemuan internasional

1. Laporan hasil Pelaksanaan UNCAC

2013

2014

2015

2016

Penyusunan Laporan Pelaksanaan UNCAC

(21)

REPUBLIK INDONESIA

Bappenas

(bersama Kemlu & Instansi terkait)

Kementerian/Lem baga

Kementerian Dalam Negeri

Provinsi Kab/Kota

Presiden

CoSP

Kementerian PPN/ Bappenas Kementerian/Lemb aga

Kementerian Dalam Negeri

Provinsi

Kab/Kota

Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi K/L dan Pemda

Bappenas (didukung instansi terkait)

B03

B06

B09

B12

21

Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Stranas PPK

(PERPRES 55/2012)

Koordinasi Penyusunan Aksi K/L dan Pemda (Pasal 4 dan 5) Pemantauan dan Evaluasi (Pasal 6) Pelaporan Hasil Pelaksanaan Stranas PPK (Pasal 7, 8 dan 10) Pelaporan dilakukan triwulanan dan

(22)

REPUBLIK INDONESIA

Perkuatan Perencanaan dan Penganggaran

22

Melanjutkan implementasi

Money Follow Program

1. Integrasi sumber pendanaan

untuk pencapaian sasaran

pembangunan (Belanja K/L

Subsidi/PSO – Dana Transfer

Khusus – Dana Desa – PMN

BUMN – KPBU - PINA)

2. Menyusun proyek prioritas

nasional (“satuan 3”)

3. Menyusun skala prioritas

proyek sebagai dasar alokasi

anggaran

Memperkuat koordinasi

antar K/L dan Pusat- Daerah

1. Mengintegrasikan proyek

prioritas nasional untuk

sasaran pembangunan

2. Memastikan kesiapan proyek

prioritas nasional

3. Memastikan penganggaran

proyek prioritas nasional

4. Meningkatkan koordinasi

KemKeu - Bappenas (belanja

operasional – belanja

prioritas)

Memperkuat kendali

program

1. Pengalokasian anggaran dan

revisi proyek prioritas nasional

harus mendapat persetujuan

Bappenas dan KemKeu

2. Menyempurnakan format

RKP-RKAKL-DIPA untuk

meningkatkan kendali program

3. Melaksanakan data sharing

(Bappenas-KemKeu-Menko)

untuk pengendalian dan monev

4. Bappenas melakukan

pengendalian sumber

pendanaan

SINKRONISASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Agar penyusunan RKP hingga pengamanan alokasinya di RAPBN 2018 dapat berjalan efektif,

langkah-langkah sinkronisasi perencanaan dan penganggaran mendesak untuk dilakukan.

(23)

REPUBLIK INDONESIA

Bappenas Sebagai System Integrator

Program pembangunan yang dikorupsi

menciptakan

kerugian sebagian dari keseluruhan

pelaksanaan program

tersebut,

tetapi kalau program pembangunan dirancang dan

dianggarkan

secara tidak berkualitas

maka yang terjadi

adalah

total lost atas program pembangunan

tersebut.

023

(24)

REPUBLIK INDONESIA 24

PP Nomor 40 Tahun 2006

PP Nomor 90 Tahun 2010

PP SINKRONISASI PROSES

PERENCANAAN DAN

PENGANGGARAN

PEMBANGUNAN

NASIONAL

Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional (SP4N)

PP NO. 17 TAHUN 2017

(25)

REPUBLIK INDONESIA

25

Kaidah Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional

PERENCANAAN

PENGANGGARAN

&

Kerangka Pendanaan

Kerangka Regulasi

Kerangka Pelayanan

Umum dan Investasi

THIS

(Tematik, Holistik,

Integratif, Spasial)

Perencanaan dan Penganggaran

Berbasis Program (Money Follow

Program) melalui penganggaran

(26)

REPUBLIK INDONESIA

26

(27)

REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN PRIORITAS

disiapkan lebih awal dengan

melakukan sinergi antar

program dan antar pelaku

pembangunan

27

Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

INTEGRASI SISTEM

perencanaan, anggaran dan

penilaian kinerja secara

ELEKTRONIK

untuk

Pengendalian Perencanaan

Prioritas

DIJABARKAN

sampai

LEVEL PROYEK

untuk

memudahkan

pengendalian rencana

dan pelaksanaan

pembangunan

INTEGRASI

rencana

pemanfaatan

SUMBER

PENDANAAN

baik

belanja PUSAT, transfer

ke DAERAH maupun

Non-APBN untuk

meningkatkan

efektivitas pendanaan

prioritas

1. Perkuatan

kendali

program

4. Integrasi

Sistem dan

Dokumen

3. Perkuatan

koordinasi

antar instansi

& antar pusat

daerah

2. Integrasi

Sumber

Pendanaan

PP N

o.

17

/ 20

17

(28)

REPUBLIK INDONESIA

28

(29)

REPUBLIK INDONESIA

29

Kebijakan Satu Data Indonesia

CETAK BIRU:

Rencana tindak untuk K/L, BPS, BIG dan

BAPPENAS dalam perbaikan

penyelenggaraan data dan informasi

pembangunan berkelanjutan nasional.

Kebijakan Satu Data Indonesia (KSDI)

Arahan straregis menuju data pembangunan yang berintegritas

dan terintegrasi sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi, serta pengendalian pembangunan di level

sektor, regional, dan nasional

ASAS: keakuratan; kemutakhiran; keterpaduan; kemanfaatan ; dan keterbukaan

Satu Standar Data

Standar yang mendasari Data

menyangkut

metodologi,

konsep, definisi, cakupan,

klasifikasi, ukuran, satuan

dan

asumsi

, disusun, diciptakan,

dikumpulkan, dan dikelola oleh

walidata yang ditetapkan

bersama Pembina dan

Koordinator Data.

Satu Metadata

Informasi suatu Data dalam

struktur dan format yang baku

untuk

menggambarkan,

menjelaskan, menempatkan atau

memudahkan

cara untuk

mencari, menggunakan atau

mengelola

data yang disusun

walidata dengan format yang

ditentukan Pembina Data.

Interoperabilitas

Data dapat dibagipakaikan

melalui sistem yang saling

berinteraksi dengan format

yang ditetapkan,, dapat diakses

melalui portal data dengan

proses internal maupun antar

lembaga dilakukan tanpa biaya

dan dokumen landasan

(PKS/MoU).

Pembina Data

: BPS (statistik); BIG (spasial)

Ketua Forum Data

: Bappenas (Pusat), Bappeda (Daerah)

Walidata

: Pusat Data K/L, Dinas Komunikasi dan Informasi (Daerah)

Produsen

: Unit Teknis K/L, SKPD

(30)

REPUBLIK INDONESIA

Setiap Indikator adalah cerminan, paling tidak, dari:

Data yang harus disediakan

Monitoring dan evaluasi

Program dan Kegiatan KL, SKPD

Satu Data adalah cerminan dari pelaksanaan sinkronisasi perencanaan dan

penganggaran

Satu Data adalah kumpulan dari kebutuhan data yang dibutuhkan dalam

PP 17/2017

30

(31)

REPUBLIK INDONESIA

Arah Perubahan

Penurunan Tingkat Korupsi

Sinergi Kebijakan dan Regulasi Anti

Korupsi

Penguatan Pemerintah (Transparansi,

Akuntabel, Partisipatif)

• Pengembangan Integritas

Nasional; (penguatan anti

korupsi di sektor swasta, ISO;

profit dan SIN)

• Pendidiikan dan kampanye

anti-korupsi (memasukan

know how AC kedalam

kurikulum sekolah)

• Roarmap optimalisasi upaya RB (existing

sekarang sudah ada di roadmap RB;

optimalisasi Komisi Informasi juga

termasuk)

• Open Government Indonesia

• Optimalisasi kebijakan One Map, One

Data, Layanan Satu Pintu, dan Single ID

Number

• Perencanaan, Penganggaran dan

Pemantauan Pembangunan Berazas

Kemanfaatan

• Penuntasan RUU KUHP &

KUHAP,

• BO

• AEoI

• FATF

• Reformasi regulasi

• Harmonisasi regulasi dengan

UNCAC, OECD, UKBA, FCPA

• Stranas PPK

Perubahan budaya melalui infiltrasi

Revolusi Mental

APH (KPK, KEJAKGUNG, PORI), Seluruh K/L, KEMENKOMINFO, TVRI, RRI

KEMENKOMINFO, KIP, KEMEN ESDM, KEMEN LHK, BIG, KEMENDAGRI, BAPPENAS, KEMENKEU, KEMENPANRB.

APH, KEMENKUMHAM, KEMENPAN RB, KEMENDAGRI, BAPPENAS, KEMENKEU

INDONESIA BEBAS KORUPSI DENGAN PEMERINTAH YANG TRANSPARAN,

AKUNTABEL, DAN PARTISIPATIF

VISI

OUTCOME

PROGRAM

KEGIATAN

K/L

Partisipasi Masyarakat

25

(32)

REPUBLIK INDONESIA

Kelembagaan Implementasi Stranas Anti Korupsi

Information exchange Coordination

Endorser

Koordinaotr Kementerian/Lembga Tim Nasional anti Korupsi

Working Group A Working Group B Working Group C Working Group D Working Group E

Secretariat Koordinator

External Supervisor (CSO, NGO, Academia)

President

Vice President

R&D

Koordinator Pemerintah Daerah

(33)

REPUBLIK INDONESIA

Fokus Aksi 2018-2019

AKSI ANTI KORUPSI I

2018 - 2019

Modernisasi

Penegakann Hukum

Tipikor

(Enabling)

Modernisasi dan Peningkatan

Profesionalisme Pengadaan

Barang dan Jasa

Penguatan APIP untuk

Mencegah Jual Beli Jabatan

di Daerah dan Kebocoran

Dana Desa

( Enabling)

(34)

REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Proses adsorpsi lebih banyak digunakan karena memiliki banyak keuntungan diantaranya bersifat ekonomis dan tidak menimbulkan efek samping yang beracun dan sangat

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan diuji secara statistik diperoleh hasil bahwa perbandingan sari kedelai dengan sari bengkuang memberi pengaruh

Slika 7: “Lepilo” projektnega tima – primerjalno neprofitne – profitne organizacije in skupni rezultati Sibila Ludvik: Organizacijska klima in kultura v projektnih timih...

Perancangan Sistem kepegawaian berbasis komputer ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang ada mengenai sistem kepegawaian yang terkomputerisasi sehingga akan

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai proses dan hasil Pembinaan Kemampuan Profesional guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah

 Peningkatan kerjasama politik dan keamanan ASEAN bagi pemeliharaan perdamaian di kawasan, termasuk untuk memasyarakatkan nilai-nilai bersama seperti HAM dan demokratisasi (APSC)..

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Relasi Kekuasaan Dalam Pengelolaan