• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL"

Copied!
235
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA PEGAWAI DINAS

KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

KOTA BANDUNG DENGAN DINAS PERDAGANGAN DAN

PERINDUSTRIAN KOTA BANDUNG

Tahun ke-2 dari rencana 3 tahun

TIM PENELITI :

KETUA

Dr. Imas Sumiati, Dra., M.Si.

NIDN : 0424126901

ANGGOTA Dr. Ikin Sodikin, M.Si

NIDN : 0410036001

Hj. Yayan Mulyana, S.Sos., M.Si. NIDN : 0419097001

Tine Ratna Poerwantika, S.Ip,, M.Si. NIDN : 0430087207

)

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

NOPEMBER 2018

Dibiayai oleh :

Direktorat riset dan pengabdian masyarakat Direktorat jenderal penguatan riset dan pengembangan Kementrian riset, teknologi dan pendidikan tinggi seuai dengan

(2)
(3)

i

Berdasarkan hasil penelitian di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung diperoleh masalah yang belum maksimal, hal ini terlihat dari indikator: quantity of work, job knowledge dan personal quality.Hal ini disebabkan oleh : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan belum optimal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi dengan menggunakan Model Sequential, metode kombinasi Model Sequential adalah suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode lainnya. Metode ini dikatakan Sequential karena penggunaan metode kombinasi secara berurutan, dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua. Teknik pengumpulan data terdiri dari studi kepustakaan, studi lapangan (observasi partisipan dan non partisipan, wawancara mendalam kepada sejumlah Pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung sebanyak 18 orang dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung sebanyak 15 orang, sehingga dijumlahkan menjadi 33 orang responden dan Focus Group Discussion), desain penelitian, data dan sumber data, key informan dan informan, dan studi dokumentasi.

Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah secara kuantitatif diperoleh hasil terdapat perbedaan Kinerja Pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebelum dan sesudah dilakukan pemisahan dengan kata lain pemisahan tersebut memberikan pengaruh terhadap Kinerja Pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Hasil penelitian secara kualitatif diperoleh bahwa quantity of work, Jumlah pekerjaan yang sangat bertumpuk satu sama lain dengan masalah dua dinas tetapi setelah di pisahkan jumlah pekerjaan yang terselesaikan lebih terukur. Quality of work, Semua pekerjaan dengan lebih mudah tertangani setelah dipisah dan cepat dapat mengatasi apabila terjadi masalah yang ditemukan dilapangan. Job knowledge, terjadi tumpang tindih kemampuan dan pengetahuan pekerjaan pegawai. Creativeness, masalah kreatifitas pegawai lebih kreatif terlihat di Unit Pelaksana Teknis Balai Industri dan Promosi. Cooperation, pola kerjasama internal lebih baik dengan adanya sistem Elektronik remunerasi kinerja (e-RK). Dependability, masalah kepercayaan sudah melakukan kerjasama dengan pasar pelaku usaha dalam dan luar negeri dan dipercaya dalam proses pelakasanaan maupun pengembangan. Initiative, begitu juga masalah inisiatif sangat tinggi saat dinas sudah dipisahkan lebih efektif juga dalam pekerjaan. Personal Qualities, dari sisi personal quality para pegawai lebih nyaman dan fokus kerja setelah dilakukan pemisahan organisasi perangkat daerah jadi lebih bertangungjawab dan lebih leluasa dalam menyelesaikan volume pekerjaan.

(4)

ii

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul : ANALISIS KOMPARATIF KINERJA

PEGAWAI DI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG. Penelitian ini

disusun sebagai laporan kemajuan penelitian strategis nasional.

Kami menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penelitian ini masih jauh dari sempurna, dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka kami menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan penelitian ini.

Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1. Rektor Universitas Pasundan beserta jajarannya

2. Dekan FISIP UNPAS Bapak M. Budiana, S.Ip., M.Si.

3. Para Wakil Dekan di FISIP UNPAS

4. Para Pimpinan Program Studi di FISIP UNPAS khususnya Ketua dan

Sekretaris Prodi Ilmu Administrasi Negara

5. Ketua Lembaga Penelitian UNPAS Ibu Dr. Erni Rusyani, S.E., M.M.

dan staf

6. Ketua P3M FISIP UNPAS, Ibu Yanti Purwanti, S.Sos., M.Si. dan staf

7. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota

(5)

8. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung bersama

jajarannya.

9. Kepala Sub Bagian Kepegawaian Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah Kota Bandung, Bapak Drs. Dadan Suwarsa

10. Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Bapak

Drs. Ahmad Husen, M.M.

11. Rekan – rekan Peneliti, para mahasiswa, Tim Metode Survey, Paksia

Lilla Ludviana Abdul, Delvi Damayanty, Annisa Marfuah dan Luhtfi Baehaqi.

Selanjutnya terimakasih kami ucapkan ke berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan penelitian ini hanya Allah lah yang dapat membalas semua kebaikan dan bantuan dari Bapak Ibu yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, semoga amal ibadah Bapak Ibu mendapatkan pahala yang melimpah. Aamiin Ya Allah Ya Rabbal Alamin.

(6)

iv

RINGKASAN ……….. i

PRAKATA...……… ii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN...……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……….... 1

1.2 Identifikasi Masalah ……….. 3

1.3 Perumusan Masalah ………... 3

1.4 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ……….. 3

1.4.1 Kerangka Pemikiran ……….. 3

1.4.2 Hipotesis ……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Komparasi atau Perbandingan ……… 12

2.2 Definisi Analisis Komparatif ……… 12

2.1.1 Macam-macam Penelitian Komparasi ……… 14

2.1.2 Ciri-ciri dan Langkah-langkah Penelitian Komparasi ……….. 15

2.3 Definisi Kinerja ……… 16

(7)

BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian ………... 21

3.2 Manfaat Penelitian ………... 22

3.2.1 Manfaat teoritis ………. 22

3.2.2 Manfaat Praktis ……….. 22

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian ……….. 24

4.1.1 Proses Analisis Data Kuantitatif ………. 24

4.1.2 Proses Analisis Data Kualitatif ……… 27

4.1.2.1 Analisis Sebelum Lapangan ……… 27

4.1.2.2 Analisis Selama di Lapangan ………. 27

4.2 Teknik Pengumpulan Data ………. 30

BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 5.1 Hasil Penyebaran Angket……… 36

5.2 Hasil Observasi dan Wawancara ……….. 38

5.2.1 Dinas Sebelum Dipisah ……….. 38

5.2.1.1 Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ……….. 38

5.2.2 Dinas Sesudah Dipisah ………. 39

5.2.2.1 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung ……….. 39

5.2.2.2 Sejarah Dinas Perdangangan Dan Perindustrian Kota Bandung…... 40

5.2.2.3 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung …………. 41

5.2.2.4 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung ……….. 44

5.2.2.5 Jumlah Pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung ……… 66

5.2.2.6 Jumlah Sentra Industri Unggulan Kota Bandung Pasar Se-Kota Bandung ……… 71

5.2.3 Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung ……….. 77

5.2.3.1 Sejarah Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menegah Kota Bandung ……… 77 5.2.3.2 Struktur Organisasi Dinas Koperasi,

(8)

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Kota Bandung ……… 78

5.2.3.3 Tugas Pokok dan fungsi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kota Bandung ………….. 81

5.2.3.4 Jumlah Pegawai Dinas koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung ……… 103

5.2.3.5 Jumlah Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Wirausaha Baru Dan Pedagang Non Formal ……… 109

5.3 Temuan Hasil ………... 113

5.4 Hasil Analisis Kualitatif ………... 117

5.4.1 Pemeriksaan dan Keabsahan Hasil Temuan ……… 123

5.5 Luaran yang dicapai ………. 126

BAB VI RENCANA DAN TAHAPAN BERIKUTNYA BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ………. 130 7.2 Saran ……… 131 7.2.1 Saran Teoritis ……… 131 7.2.2 Saran Praktis ………. 131 DAFTAR PUSTAKA ………... 133 A. Buku ………. 133 B. Dokumen ……….. 133 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

vii

TABEL 2.1 Operasional Variabel Kinerja Pegawai ……… 19

TABEL 4.1 Informan di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung ... 34

TABEL 5.1 Hasil Penyebaran Angket ……… 37

TABEL 5.2 Jumlah Pegawai berdasarkan Unit Kerja ……… 67

TABEL 5.3 Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin………... 68

TABEL 5.4 Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat pendidikan……….. 68

TABEL 5.5 Jumlah Pegawai ebrdasarkan Masa Kerja ………. 69

TABEL 5.6 Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan dan Ruang …….. 70

TABEL 5.7 Sentra Industri Unggulan Kota Bandung ……….. 71

TABEL 5.8 Jumlah Pasar se-Kota Bandung berdasarkan Jumlah Pedagang ……… 75

TABEL 5.9 Jumlah Pegawai berdasarkan Unit Kerja ……….. 104

TABEL 5.10 Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin ………….. 105

TABEL 5.11 Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan …….. 105

TABEL 5.12 Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ……….. 106

TABEL 5.13 Jumlah Pegawai berdasarkan Masa Kerja ………. 107

TABEL 5.14 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Ruang ….. 108

(10)

TABEL 5.16 Jumlah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Berdasarkan Kategori ……….. 110 TABEL 5.17 Jumlah Peserta Wirausaha Baru ………. 111

TABEL 5.18 Jumlah Pedagang Non Formal ……… 112

TABEL 5.19 Pengujian Kinerja Pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pemisahan …………. 114 TABEL 5.20 Pengujian Kinerja Pegawai Dinas

Perdagangan dan Perindustrian

sebelum dan sesudah dilakukan pemisahan ……… 115 TABEL 5.21 Pengujian Kinerja Pegawai Dinas

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian

sebelum dan sesudah dilakukan pemisahan ………. 116 TABEL 5.22 Kategori Data Hasil Penelitian di Dinas Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung

(11)

ix

GAMBAR 2.1 Strategi Tahapan Pencapaian ……… 10

GAMBAR 2.2 Road Map Penelitian ……… 11

GAMBAR 4.1 Model Analisis Interaktif dari Miles dan Huberman ... 27

GAMBAR 5.1 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung ……….. 39

GAMBAR 5.2 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung ……….. 43

GAMBAR 5.3 Struktur Organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung ………... 80

GAMBAR 5.4 Model Komparatif Kinerja ……….. 126

GAMBAR 5.5 Regulasi Kelembagaan ………. 127

GAMBAR 5.6 Kinerja yang Terintegrasi ………. 127

(12)

x

LAMPIRAN 1 Biodata Peneliti…………... 134

LAMPIRAN 2 Surat Pengantar Angket………... 162

LAMPIRAN 3 Petunjuk Pengisian Angket…………... 163

LAMPIRAN 4 Angket Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung... 164

LAMPIRAN 5 Data Sentra Industri Unggulan Kota Bandung... 166

LAMPIRAN 6 Surat Pengantar Angket... 168

LAMPIRAN 7 Petunjuk Pengisian Angket... 169

LAMPIRAN 8 Angket Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung... 170

LAMPIRAN 9 Data Usaha Non formal... 172

LAMPIRAN 10 Pedoman Observasi... 173

LAMPIRAN 11 Pedoman Wawancara... 175

LAMPIRAN 12 Rekapitulasi Daftar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah... 177

LAMPIRAN 13 Rekapitulasi Daftar Wirausaha Baru Kota Bandung... 179

LAMPIRAN 14 Rekapitulasi Daftar Pasar Swasta Se-Kota Bandung... 181

(13)

xi

LAMPIRAN 17 Surat Kesbag dan SPD... 187 LAMPIRAN 18 Bukti Submission Artikel Ilmiah... 192 LAMPIRAN 19 Dokumentasi... 193

(14)

1 1.1. Latar Belakang Penelitian

Merujuk dari judul nomenklatur Dinas adalah Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung terbentuk berdasarkan peraturan daerah Kota Bandung No. 13 Tahun 2007 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung.

Pada tahun 2016 berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung yang secara nomenklatur Standar Organisasi dan Tata Kerja baru berlaku mulai tahun 2017, Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dibagi menjadi dua Dinas yaitu, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung. Pemecahan kedua dinas berawal dari kewenangan dan potensi dari objek binaan. Seperti untuk mengatasi masalah rentenir, dibuat bidang pengawasan koperasi Di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung, untuk mendukung perdagangan dan industri kreatif untuk bisa dipromosikan luar negeri dibuat bidang Perdagangan Regional dan Luar Negeri di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

Tujuan khusus penelitian ini membandingkan kinerja kedua dinas yaitu Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dengan Dinas Perdagangan dan perindustrian Kota Bandung, yang sebelumnya dinas ini adalah

(15)

satu pada penelitian tahun pertama yaitu Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, hasil penelitian yang diperoleh saat dipisah pekerjaan lebih fokus dan sesuai dengan objek binaan masing – masing dinas, jumlah pegawai hanya dibagi dua begitu saja ini juga menimbulkan masalah terkait dengan tupoksi, infrastruktur ruang kantor yang masih dipergunakan bersama. Banyak tanggung jawab pekerjaan yang harus dilakukan oleh kedua dinas yang memiliki fungsi berbeda, struktur berbeda tapi ada beberapa tanggung jawab yang sama seperti areal promosi perdagangan, perindustrian kecil dan juga usaha mikro, koperasi juga menuntut adanya promosi yang intensif.

Berdasarkan hasil pejajagan penelitian diperoleh masalah kinerja sebagai berikut :

Masalah kinerja yang terjadi adalah quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan, pada struktur organisasi Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Bandung masih memuat urusan usaha mikro, kecil dan menengah yaitu adanya Bidang Usaha Mikro dan Fasilitasi Usaha Kecil Mikro yang membawahi Seksi Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Mikro dan Fasilitasi UKM, Seksi Fasilitasi Pembiayaan Usaha Mikro dan Fasilitasi UKM, dan Seksi Promosi dan Pemasaran Usaha Mikro dan Fasilitasi UKM (Peraturan Walikota Bandung Nomor 1394 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung). Sedangkan pembagian urusan pemerintahan bidang koperasi, usaha

(16)

kecil dan menengah diantaranya, urusan usaha mikro kewenangannya di kabupaten/kota, urusan usaha kecil kewenangannya di provinsi dan usaha menengah kewenangannya ada di pusat diatur dalam Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

1.2. Identifikasi Masalah

a. Faktor –Faktor yang menentukan Kinerja Dinas koperasi usaha mikro

kecil dan menengah kota bandung.

b. Faktor –faktor yang menetukan kinerja dinas Perdagangan dan

perindustrian kota bandung

1.3. Perumusan Masalah

a. Bagaimana kinerja Pegawai di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah Kota Bandung?

b. Bagaimana kinerja Pegawai di Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kota Bandung?

1.4. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.4.1 Kerangka Pemikiran

Pengertian Kinerja menurut Ilyas (2005:55) yaitu :

Kinerja adalah penampilan, hasil karya personil, baik kualitas, maupun kuantitas penampilan individu maupun kelompok kerja personil, penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga

(17)

kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang bisa diperlihatkan dari segi mutu maupun jumlah, secara individual maupun kelompok yang diberikan oleh seluruh bagian dalam organisasi tersebut.

Menurut Prawirosentono (2005:2) menyatakan tentang kinerja adalah:

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa kinerja yang diterapkan di dalam sebuah organisasi adalah pelaksaan tugas pokok dan fungsi serta tata kerja untuk mencapai tujuan yang direncanakan.

Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Fustino Cardoso

Gomes dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:142) adalah sebagai berikut:

Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut :

1. Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.

2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job knowledge : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya,

(18)

4. Creativeness : keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation : kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi).

6. Dependability : kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7. Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru

dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

8. Personal Qualities : menyangkut kepribadian,

kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi.

1.4.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya :

Uji hipotesis :

H0 : d = 0 (tidak ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan) H1: d ≠ 0 (ada perbedaan diantara dua perlakuan yang diberikan )

(19)

Tabel 1.1

Rencana Target Capaian Tahunan

No.

Jenis Luaran Indikator Capaian

Kategori Sub Kategori Wajib Tambahan TS TS+1 TS+2

1. Artikel Ilmiah dimuat di jurnal Internasional Bereputasi Nasional Terakreditasi √ 2. Artikel Ilmiah dimuat di prosiding Internasional Terindeks √ Nasional √ √ 3. Invited speaker dalam pertemuan ilmiah Internasional - Nasional √ √

4. Visiting Lecturer Internasional -

5. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) Paten Paten Sederhana

(20)

Hak Cipta √ Merek Dagang Rahasia Dagang Desain Produk Industri Indikasi Geografis Perlindungan Varietas Tanaman Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu

6. Teknologi Tepat Guna -

(21)

Seni/Rekayasa Sosial

8. Buku Ajar (ISBN) √ √

9.

Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)

(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian sebelumnya diperoleh hasil desain organisasi terkait dengan SOTK baru itu sangat menentukan kinerja pegawai dinas yang sebelumnya masih tanggungjawab satu dinas. Hasil penelitian seiring dengan SOTK baru dinas mengalami perubahan menjadi dua dinas dan dua tanggung jawab, perubahan struktur ini malah menjadi penambahan pada jumlah bidang pada setiap dinas setelah dipisah, yang awalnya saat masih satu dinas bidang empat urusannya yang banyak, sekarang dibagi menjadi dua dinas Diskop lima bidang. Tetapi mereka merasa bekerja lebih fokus.

Secara umum pelaksanaan dan pengembangan pendidikan di Universitas Pasundan mengacu pada Rencana Strategi Universitas Pasundan untuk tahun 2013-2017. Rencana strategi diprioritaskan untuk mencapai visi dan mengemban misi ke depan yaitu tercapainya peningkatan mutu outcomes pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui peningkatan mutu input dan mutu proses yang didukung oleh pengembangan kemampuan manajerial pimpinan akademik dan administrasi, peningkatan kesejahteraan dosen dan tenaga

(23)

administrasi serta peningkatan jumlah dan mutu fasilitas pendukung.

Gambar 2.1

Strategi Tahapan Pencapaian

Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai sasaran mengacu pada Program Kerja Universitas Pasundan yang telah disusun dalam Rencana Strategi dan Rencana Operasional. Kesesuaian tujuan dijelaskan sebagai berikut:

Konsisten dengan karakteristik di atas, Unpas mengembangkan falsafah Sunda:

“Ngindung ka waktu, ngabapa ka jaman, ngigelan jeung ngigelkeun jaman”: yang mengacu kepada universalisme ajaran Islam “rahmatan lil alamin”, artinya

UNPAS baik sebagai institusi maupun warga civitas akademika senantiasa

menyadari “semangat dan tanda-tanda jaman” dalam melibatkan diri dan memiliki

komitmen moral terhadap kebenaran, kejujuran dan kenyataan ilmiah agar senantiasa bukan hanya memahami dan mamaknai dunia, melainkan juga memainkan posisi dan peran menjadi pengubah dan pembaharu dunia yang ada, kemudian bergerak ke arah kondisi dan dinamika yang memiliki nuansa ridho dan kerahmatan ilahiyah bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.

(24)

Peta jalan riset (roadmap) Lembaga Penelitian mengacu pada peta jalan Rencana Strategis (Renstra) Universitas Pasundan yang telah dijelaskan sebelumnya yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Road Map Penelitian

Oleh karena itu road map penelitian ini di awal di tahun 2015 peneliti sudah meneliti mengenai kordinasi, kemudia tahun 2017 desain organisasi dan tahun 2018 perbandingan kinerja kedua dinas, kemudian tahun berikutnya 2019 sistem informasi layanan publik terkait dari transportasi kemudian juga perdagangan, terkait transportasi yang terintegrasi yang nantinya meningkatkan kinerja perdagangan, perindustrian dan juga koperasi yang nantinya akan terjadi adanya produk layanan terintegrasi sehingga diharapkan penelitian mneghasilkan satu sistem informasi layanan publik yang prima atau excellent

(25)

2.1. Definisi Komparasi atau Perbandingan

Komparasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai perbandingan. Menurut Winarno Surakhmad dalam bukunya Pengantar Pengetahuan Ilmiah (1986:84), komparasi adalah penyelidikan tentang hubungan sebab akibat, yakni memilih faktor-faktor tertentu yang berhubungan dengan situasi atau fenomena yang diselidiki dan membandingkan satu faktor dengan faktor lain.

2.2 Definisi Analisis Komparatif

Analisis komparatif atau analisis perbedaan adalah bentuk analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan diantara dua kelompok data (variabel) atau lebih.

Teknik statistik yang digunakan dalam analisis komparasi ini adalah uji statistik, yaitu pengujian hipotesis komparasi. Analisis komparasi atau uji perbedaan ini sering disebut uji signifikansi.

Terdapat dua jenis komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi k sampel (komparasi antara lebih dari dua sampel). kemudian setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampel yang berkorelasi (terkait) dan sampel yang tidak berkorelasi (independen).

Sampel-sampel dikatakan berkorelasi (terkait) apabila sampel-sampel tersebut satu sama lain tidak terpisah secara tegas, artinya anggota sampel yang satu ada yang menjadi anggota sampel lainnya. Sampel-sampel yang berkorelasi ini terjadi karena tiga hal, yaitu:

1. Sejumlah anggota sampel diukur pada dua periode atau lebih 2. Dijodohkan (disatukan) atas dasar individu, atau

(26)

Penelitian Perbandingan atau Komparasi adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dan atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi juga adalah penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan menemukan hubungan sebab-akibatnya.

Menurut Nazir (2005:58) penelitian komparasi adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Studi komparasi adalah suatu bentuk penelitian yang membandingkan antara variabel-variabel yang saling berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun persamaan-persamaan dalam sebuah kebijakan dan lain-lain.

Metode komparasi adalah suatu metode yang digunakan untuk membandingkan data-data yang ditarik ke dalam konklusi baru. Komparasi sendiri dari bahasa inggris, yaitu compare, yang artinya membandingkan untuk menemukan persamaan dari kedua konsep atau lebih.

Dengan menggunakan metode komparasi ini peneliti bermaksud untuk menarik sebuah konklusi dengan cara membandingkan ide-ide, pendapat-pendapat dan pengertian agar mengetahui perbandingan kinerja dari dua dinas yaitu Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

(27)

2.1.1 Macam-Macam Penelitian Komparasi 1. Penelitian Non-hipotesis

Dalam penelitian non-hepotesis peneliti mengadakan komparasi fenomena dengan standarnya. Oleh karena itu, sebelum memulai penelitian kancah, harus ditetapkan dahulu standarnya. Tentu saja penentuan standar ini harus dilakukan berdasarkan landasan yang kuat misalnya hukum, peraturan, hasil lokakarya, dan sebagainya. Selanjutnya standar ini dijadikan sejauh mana fenomena mencapai standar.

2. Penelitian Berhipotesis

Ditinjau dari analisis data, perbadaan antara penelitian non-hipotesis dengan penelitian bernon-hipotesis terletak pada belum dan telah dirumuskannya kesimpulan sementara oleh peneliti. Dalam peneliti non-hipotesis, peneliti belum mempunyai ancer-ancer jawaban. Penelitian mulai dengan melakukan penelitiannya, akhirnya sampai pada suatu kesimpulan yang didasarkan atas data yang diperoleh setelah melalui proses analisis. Sebenarnya langkah bagi penelitian hipotesis pun sama seperti langkah penelitian non-hipotesis, sampai dengan analisis datanya. Setelah diperoleh angka akhir dari analisis barulah peneliti menengok kembali kepada hipotesis yang telah dirumuskannya.

(28)

2.1.2 Ciri-ciri dan Langkah-langkah Penelitian Komparasi 1. Ciri-ciri Penelitian Komparasi

Penelitian komparatif bersifat data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (lewat). Peneliti mengambil satu atau lebih akibat (sebagai dependent variables) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya.

2. Langkah-langkah pokok Penelitian Komparasi

a. Definisikan masalah.

b. Lakukan penelaahan kepustakaan.

c. Rumuskan hipotesis-hipotesis.

d. Rumuskan asumsi-asumsi yang mendasari hipotesis-hipotesis

itu serta prosedur-prosedur yang akan digunakan. e. Rancang cara pendekatannya:

1) Pilihlah subjek-subjek yang akan digunakan serta

sumber-sumber yang relevan.

2) Pilihlah atau susunlah teknik yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data.

3) Tentukan kategori-kategori untuk mengklasifikasikan data

yang jelas, sesuai dengan tujuan studi, dan dapat menunjukkan kesamaan atau saling hubungan.

f. Validasikan teknik untuk mengumpulkan data itu, dan

(29)

g. Kumpulkan dan analisis data.

h. Susun laporannya. 2.2. Definisi Kinerja

Pengertian Kinerja menurut Prawirosentono dalam bukunya Manajemen

Public (1992:2) yaitu:

Kinerja sebagai berikut: “Performance” adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Berdasarkan pendapat para ahli tentang kinerja, maka peneliti menetapkan bahwa sebuah Kinerja mempunyai beberapa komponen yaitu quality of work dan job knowledge. Maka peneliti menjelaskan alat ukur kinerja sebagai berikut :

Yang menjadi alat ukur kinerja adalah quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.Serta Job knowledge yaitu

luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

Peneliti akan mengungkapkan pula pendapat dari Prawirosentono dalam bukunya berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja

Karyawan (1999:2), yang menyatakan bahwa :

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

(30)

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai baik perorangan maupun kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan.

Pengertian Kinerja menurut Ilyas (2005:55) yaitu :

Kinerja adalah penampilan, hasil karya personil, baik kualitas, maupun kuantitas penampilan individu maupun kelompok kerja personil, penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.

Definisi tersebut menjelaskan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang bisa diperlihatkan dari segi mutu maupun jumlah, secara individual maupun kelompok yang diberikan oleh seluruh bagian dalam organisasi tersebut.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari pegawai didalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Mangkunegara

(2005:13-14) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu sebagai

berikut :

a. Faktor Kemampuan (ability)

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari : 1. Kemampuan potensi(IQ).

2. Kemampuan reality (knowledge + skiil).

Maksudnya adalah pimpinan dan karyawan yang memilki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah dalam mencapai kinerja maksimal.

(31)

b. Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukan motivasi kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja, dan kondisi kerja.

2.2.1. Alat Ukur Kinerja

Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Fustino Cardoso

Gomes dalam bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:142) adalah sebagai berikut:

Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut :

1. Quantity of work : jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.

2. Quality of work : kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job knowledge : luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya,

4. Creativeness : keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation : kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi).

6. Dependability : kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7. Initiative : semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru

dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.

8. Personal Qualities : menyangkut kepribadian,

(32)

Tabel 2.1

OPERASIONAL VARIBEL KINERJA PEGAWAI

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

ITEM + - Variabel Terikat : Kinerja (Y) 1. Quantity Of Work a. Menyelesaikan sejumlah

pekerjaan sesuai target 1 -

b. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu - 10 2. Quality Of Work a. Kemampuan Pegawai menyelesaikan pekerjaan 5 - b. Melaksanakan Pekerjaan sesuai prosedur - 14 3. Job Knowledge a. Luasnya pengetahuan pekerjaan 3 - b. Keterampilan - 12 4. Creativeness

a. Keaslian gagasan- gagasan 6 -

b. Tindakan- tindakan kreatif

untuk mennyelesaikan persoalan

- 15

(33)

Sumber : Menurut Fustino Cardoso Gomes dalam bukunya Manajemen

Sumber Daya Manusia (2003:142).

sama

b. Kesedian untuk menerima

pendapat dari rekan kerja

- 13

6. Dependability

a. Memiliki kesadaran 4 -

b. Kemampuan menjelaskan

pekerjaan yang dilakukan

- 11

7. Intiative

a. Semangat melaksanakan

tugas- tugas baru

7 -

b. Inisiatif Aparatur dalam melaksanakan pekerjaan

- 9

8. Personal

Qualities

a. Tingkat kejujuran pegawai 2 -

b. Penampilan yang baik

dikantor

(34)

21 3.1. Tujuan Penelitian

1. Mengkritisi SOTK lama sebelum SOTK baru, saat dinas ini bersatu

dengan tugas pokok dan fungsi yang begitu banyak.

2. Mengaplikasikan teori stuktur organisasi secara teori yang dapat

diaplikasikan dalam kehidupan berorganisasi terkait kinerja koperasi, usaha kecil juga perdagangan dan perindustrian.

3. Menerapkan hasil penelitian ini pada dinas yang secara operasional

teknis melakukan kegiatan pelayanan, pembinaan pada publik, selain itu dinas pun melakukan koordinasi dengan dinas lain yang terkait dalam pelakasanaan kerjanya.

4. Menghasilkan model kerja dinas yang banyak tugas dan fungsinya

sehingga mengahsilkan strukur model kerja yang tercermin dalam pola kinerja yang berbasis teknologi.

5. Membandingkan kinerja kedua dinas yaitu Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah Kota Bandung dengan Dinas Perdagangan dan perindustrian Kota Bandung, yang sebelumnya dinas ini adalah satu pada penelitian tahun pertama yaitu Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

6. Mereplikasi atau pengulangan desain struktur lama sebagai bahan temuan

(35)

7. Melakukan ramalan terhadap kinerja setelah SOTK baru di berlakukan

dan dinas menjadi dua dinas yaitu Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

8. Penataan kelembagaan kedua dinas.

9. Mereduksi m odel kinerja uantuk kedua dinas

10. Penguatan jaringan dan kerjasama

3.2. Manfaat Penelitian

3.2.1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang bertitik tolak dari meragukan suatu teori tertentu disebut penelitian verifikatif, dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori Kinerja dimana peristiwa – peristiwa yang aktual di dua Dinas yang diteliti diharapkan dapat mengoptimalkan teori – teori yang digunakan sebagai kerangka berpikir penelitian yang menjadi guidance penelitian ini sehingga diharapkan teori kinerja dapat menjadi dasar penilaian kinerja yang dikembangkan dalam model kerja di dua Dinas yang SOTKnya sudah baru dan kinerja menjadi tambhaan penghasilan sehingga masuk dalam E-RK

3.2.2. Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan kinerja pegawai dapat terlihat dari quality of work, quantity of work, job knowledge, creativeness, cooperation, dependability, initiative, personal qualities dalam pelaksanaan SOTK lama

(36)

(sebelum dipisahkan) kemudian optimalisasi SOTK baru (yang telah dibagi dua menjadi dua Dinas) ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan lebih fokus dalam melaksanakan i tugas pokok dan fungsi kedua Dinas tersebut yang tercantum dalam struktur organisasi keduanya.

(37)

24 4.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian kombinasi dengan menggunakan Model Sequential, metode kombinasi Model Sequential adalah suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode lainnya. Metode ini dikatakan Sequential karena penggunaan metode kombinasi secara berurutan, dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua. Berikut ini tahapan sequential explanatory design sebagai berikut :

4.1.1. Proses Analisis Data Kuantitatif

1) Uji Validitas

Menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga korelasi sama antara bagian- bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Menghitung validitas alat ukur menggunakan korelasi Rank Spearman yaitu adalah Koefisien yang memperhatikan keeratan hubungan antara dua variable X dan Y yang kedua- duanya memiliki skala pengukuran sekurang- kurangnya ordinal. Korelasi Spearman ini merupakan pengganti utama dari korelasi pearson.

Definisi : koefisien korelasi Spearman antara X dengan Y Jika ada data kembar

= ∑ � � � � − + � �= √[∑��= � − + ] [∑��= � � − + ] � �� ,

(38)

Keterangan :

Rs Koefisien Korelasi Rank Spearman antara varibel X dengan variabel Y

R (Xi) rank pada X untuk data yang ke-i R (Yi) rank pada Y untuk data yang ke-i

Rumus menurutImas Sumiati dalam bukunya Statistika, (2006;2013). Di = R(Xi) – R(Yi)

2) Uji Realiabilitas

Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan.Hasil penelitian yang reliabel merupakan hasil penelitian yang terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas yang baik menunjukan tingkat keterandalan tertentu, karena dalam penelitian ini menggunakan sistem pengskalaan dengan menggunakan rumus Alpha Croanbanch, yaitu: = [� − ] [ −� ∑ � � � ] Dimana : K = Jumlah item

∑ � = Jumlah varians setiap item pertanyaan ∑ = Varians skor total

Kriteria pengambilan keputusan untuk reliabilitas dicari dengan menunggunakan rumus :

= √ −

√ −

Imas Sumiati (2006;2013). 3) Mann-Whitney U-Test

Proses analisis data kuantitatif menggunakan Mann-Whitney U-Test. U-test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sample independent bila datanya berbentuk ordinal. Test ini merupakan tes terbaik untuk menguji hipotesis komparatif dua sample

(39)

independent bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam suatu pengamatan data berbentuk interval, maka perlu dirubah dulu ke dalam data ordinal. Bila data masih berbentuk interval, sebenarnya dapat menggunakan t-test untuk pengujiannya, tetapi bila asumsi t-test tidak dipenuhi, misalnya data harus normal, maka test ini tidak dapat digunakan.

Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian, yaitu rumus-rumus dibawah ini, kedua rumus-rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena akan diguankan untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.

1 1 1 2 1 2 ) 1 ( R n n n n U a     2 2 2 2 2 2 ) 1 ( R n n n n U  a    Dimana :

n1 = jumlah sampel kelompok 1 n2 = jumlah sampel kelompok 2 U1 = Jumlah peringkat kelompok 1 U2 = Jumlah peringkat kelompok 2

R1 = Jumlah rangking pada kelompok sample n1 R2 = Jumlah rangking pada kelompok sample n2

Selanjutnya pada analisis kualitatif menggunkan alat analisis pervariabel yang sudah di hubungkan keduanya lalu dianalisis berdasarkan observasi juga berdasarkan wawancara. Menjadi bahan masukan kepada Pemerintah Kota Bandung bagimana per-UMKM-an di Kota Bandung serta bagimana perindustrian terarah dalam segi kelembagaan dan kebijakannya baik dari sisi kebijakan Publik maupun bisnis yang ada di Kota Bandung khususnya, umumnya adalah hasil penelitian ini untuk memberikan masukan pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian

(40)

Pengumpulan Data Reduksi Data Displai Data Kesimpulan

Kota bandung. Sehingga secara kelembagaan kedua dinas tersebut dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas pokok fungsinya dapat melihat secara kelembagaan dan organisasi serta meningkatkan kinerjanya sesuai dengan tugas pokok fungsinya.

4.1.2. Proses Analisis Data Kualitatif 4.1.2.1. Analisis Sebelum Lapangan

Analisis-analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang berkaitan dengan fokus pada pelayanan di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian.

4.1.2.2. Analisis Selama di Lapangan

Penelitian ini menggunakan model “analisis interaktif” dari Miles dan Huberman. Model Miles dan Huberman ini mengajukan empat komponen penting dalam pengumpulan dan analisis data di mana satu sama lain saling berhubungan dan bersifat simultan, yakni pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), displai data (data display), dan penarikan kesimpulan (conclution), seperti divisualisasikan pada gambar berikut.1

Sumber : Komponen analisis data menurut Miles & Huberman Gambar 4.1

Model Analisis Interaktif dari Miles dan Huberman

1 Mattew B. Miles dan Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press, hal.

(41)

Menurut Miles dan Huberman, keempat komponen yang interaktif tersebut merupakan sebuah proses yang saling menjalin baik ketika sebelum, selama, maupun sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar, untuk membangun wawasan umum yang disebut

“analisis”, berikut penjelasannya :

a) Reduksi data (data reduction), membantu peneliti dalam

merangkum, mengambil data yang pokok dan penting, dan membuat kategorisasi. Langkah ini berlangsung selama proses pengumpulan data masih dilakukan.

b) Penyajian data (data display), merupakan sekumpulan informasi

yang tersusun untuk memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Pada penyajian data kualitatif ini peneliti melakukan penelitian dengan bentuk teks narasi, bagan dan jejaring. Hal ini bertujuan agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan harus direncanakan selanjutnya.

c) Soft System Metedology (SSM). Ada 7 langkah generik dalam

metode Soft System Metedology (SSM), yaitu : Tahap 1 & 2 Find out (menemukan), Tahap 3 Formulate Root Definition of Relevant System (memformulasi Root Definition dari Sistem Relevan), Tahap 4 Build conceptual models (membangun model konseptual), Tahap 5 Compare models and reality (membandingkan model dengan, Tahap 6 Define feasible and desirable change (menetapkan perubahan yang layak), Tahap 7 Take action (melakukan tindakan) d) Penarikan kesimpulan (verification). Pada langkah ketiga

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah. Kesimpulan yang kredible pada penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi kemungkinan yang terjadi pun tidak dapat menjawab. Karena rumusan masalah penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah melakukan penelitian di lapangan.

(42)

Keabsahan data, didapatkan melalui uji kredibilitas data keperayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan peningkatan ketekunan dalam penelitian, yaitu melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan demikian, peneliti melakukan pemeriksaan kembali terhadap data yang ada di kedua dinas, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Kemudian trianggulasi, merupakan pengujian kredibilitas sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu.

e) Uji Kredibilitas data atau keperayaan terhadap data hasil penelitian

kualitatif antara lain dilakukan dengan peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, berikut penjelasannya :

(a) Peningkatan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan demikian, peneliti melakukan pemeriksaan kembali terhadap data yang ada di di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Pemeriksaan kembali pada data dapat ditemukan salah atau benarnya.Selain itu peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis. (b) Trianggulasi

Triangulasi merupakan pengujian kredibilitas sebagai pengecekan data dari berbagai sumber, berbagai cara, dan berbagai waktu. Dimulai dari sumber paling utama atau dalam istilah lain lebih mengetahui permasalahan yang terjadi yaitu Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan beberapa Kepala Bidang di kedua Dinas tersebut yang dilakukan dengan observasi dan wawancara baik formal maupun informal

(43)

langsung bertatap muka di di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung. Trianggulasi yang dilakukan pada berbagai sumber memberikan deskripsi pandangan yang berbeda-beda dari subjek penelitian.

4.2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

Yaitu proses kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data dengan melakukan penelusuran dan penelaahan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dengan mengenali dan memahami teori-teori dan konsep-konsep dasar yang dikemukakan oleh para pakar dan referensi dari berbagai data sekunder yang bersumber dari buku-buku, artikel, dokumen dan laporan yang berupa jurnal atau hasil catatan penting lainnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian.

b. Studi Lapangan

Penelitian lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti yaitu dengan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi, peneliti dalam hal ini menggunakan observasi non partisipan

yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung guna memperoleh gambaran mengenai perbandingan Kinerja kedua Dinas, sedangkan observasi partisipan penulis melakukan pengamatan yang terus – menerus dengan bergantian antar anggota penelitian serta tim surveyor, melakukan pengamatan dengan pencarian data baik sekunder maupun primer.

2. Wawancara mendalam kepada dua Kepala Dinas yaitu Kepala Dinas

(44)

dan Perindustrian dan beberapa Kepala Bidang di kedua Dinas tersebut guna memperoleh informasi untuk menunjang penelitian.

3. Teknik penyebaran angket kepada para Kepala Bidang dan Kepala Seksi,

angket berupa lembaran pertanyaan yang disusun dari alat analisis kedua variabel dan dibentuk pernyataan – pernyataan baik positif maupun negatif. 4. Teknik sampling, teknik sampling yang digunakan dalam penelititan ini

adalah teknik purposive sampling yaitu responden berdasarkan kebutuhan dan judgement peneliti .

5. Focus Group Disscusion (FGD), FGD dilakukan untuk mengkonfirmasi data

dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung, para Kepala Dinas adalah narasumber. Ditambah dengan pihak akademisi ahli organisasi dengan audiens beberapa Kepala Bidang dan Kepala Seksi dari kedua Dinas. FGD ini diharapkan mendapat informasi untuk memperkaya penelitian.

6. Desain/ Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dengan metode kualitatif dapat ditunjukkan tentang kehidupan bermasyarakat, bernegara, sejarah, tingkah laku, pergerakan sosial dan hubungan kekerabatan. Strauss dan Corbin menyatakan bahwa metode penelitian digunakan untuk dapat menemukan dan memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui dan dipahami.2

Bodgan dan Taylor mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif memungkinkan peneliti untuk membuat dan menyusun konsep-konsep yang hakiki, yang tidak ditemukan dalam metode yang lainnya.3 Selain itu penelitian kualitatif sangat sesuai dengan tipe-tipe informasi, yaitu untuk memahami makna yang mendasari tingkah laku partisipan, deskripsi latar dan interaksi yang kompleks, memahami keadaan yang terbatas jumlahnya, dengan fokus yang

2Strauss & Corbin.(1990), Basics of Qualitative Research : Graouded Theory Procedures and

Techniques , Newbury Park : Sage publication

3

Bogdan, Robert dan Taylor, Steven J. (1993), Metode Kualitatif: Dasar-Dasar Penelitian, Surabaya: Usaha Nasional.

(45)

mendalam dan rinci, mendiskripsikan fenomena yang terjadi dengan sejelas-jelasnya terfokus pada interaksi dan proes-proses yang mereka gunakan.

Sebagaimana penelitian kualitatif lainnya, penelitian ini juga dirancang secara luwes. Lincoln dan Guba menyebutnya sebagai emergent design,4 sehingga rancangannya dapat berkembangda terbuka sesuai dengan kondisi lapangan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini lebih mengedepankan kepada fenomenologis yang memiliki sederajat asumsi subjektif tentang hakikat pengalaman nyata dari tatanan sosial dan politik sebagaimana yang dikemukakan oleh Edmund Husserl yang menyebutkan bahwa sebuah pengetahuan selalu berpijak pada yang eksperiensal (bersifat pengalaman) dari fenomena-fenomena yang menyertainya. Husserl berpendapat bahwa kesadaran manusia secara aktif mengandung objek-objek pengalaman. Dengan menggunakan pendekatan ini maka akan dapat dicermati dinamika keterpilihan perempuan sebagai anggota legislative dengan sistem proporsional terbuka murni.

Dengan mencermati beberapa hal tersebut, akan sangat membantu untuk melakukan interpretasi atas suatu gejala yang terjadi dalam implementasi dari affirmtive action. Interpretasi atas gejala yang timbul dalam implemetasi kebijakan tersebut dalam wujud perwakilan politik perempuan di legislatif menjadi sangat penting dalam penelitian ini. Dengan demikian, pelaksanaan penelitian ini nantinya akan sangat menekankan pada Verstehen yaitu memberikan pemaknaan interpretatif terhadap pemahaman informan yang terkait secara langsung dengan tugas mereka.

7. Data dan Sumber Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam (indepth interview)dan observasi untuk mencari dan mengumpulkan data yang kemudian akan diolah untuk mendeskripsikan tentang Desain Organisasi terhadap Kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas

4Lincoln and Denzin, Norman ed, (2002) Handbook Of Qualitatif Research, second edition,

(46)

Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung dengan istilah lain yaitu menggunakan data primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian, dimana data tersebut diambil langsung oleh peneliti kepada sumber secara langsung melalui responden.Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/ audio tape, pengambilan foto dan film.Data diperoleh melalui wawancara dan pengamatan langsung di lapangan.Sumber data primer pada penelitian ini adalah melalui pengamatan secara langsung di lingkungan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

Wawancara dan observasi yang dilakukan dimulai dari wawancara dengan kepada dua Kepala Dinas yaitu Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung dan beberapa Kepala Bidang di kedua Dinas tersebut guna memperoleh informasi untuk menunjang penelitian.. Sehingga observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat terlaksana dengan baik dengan begitu peneliti dapat menemukan data yang diperlukan.

Sedangkan untuk data tambahan, peneliti mencari dan mendokumentasikan berbagai data dari sumber lain guna memperkaya data, baik itu melalui buku, foto, artikel, surat kabar, data statistik, dan lain sebagainya.

Khusus untuk penelitian kualitatif teknik pengumpulan datanya ada penambahan terkait dengan mix method sebagai berikut :

a. Key Informan dan Informan

1) Key Infroman. Peneliti dalam hal ini menggunakan dua Kepala Dinas

yaitu Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan beberapa Kepala Bidang di kedua Dinas sebagai Key Informan atau informan utama.

(47)

2) Informan. Informan yang di wawancara oleh peneliti terdiri dari beberapa

pegawai di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

Tabel 4.1.

Informan di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

No. Narasumber Jabatan Alasan

1. Drs. Dadan Suwarsa Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Beliau lebih mengetahui tentang Koperasi dan UMKM 2. Dra. Hj. Dince

Herlina, Ak.

Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung

Karena beliau Sekdis maka beliau tahu persis bagaimana pengelolaan tugas Dinas

3. Nisa Sukmaelah Djohari, S.Pt

Sub Bagian

Program, Data dan Informasi

Karena semua program kerja Dinas beliau paham

4. Hj. Eulis Karmani, S.E., M.M. Bidang Kelembagaan dan Pemberdayaan Koperasi

Karena lebih memahami mengenai kelembagaan/organisasi 5. R. Budhy Rukmana M.Ap Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Industri

Karena beliau lebih mengetahui secara

keseluruhan tentang sentra industri.

6. Hani Nurrosjani S.Ip Kepala Bidang Sumber Daya dan Promosi Industri

Karena beliau lebih mengetahui secara keseluruhan tentang

pengelolaan sumber daya dan promosi sentra industri. 7. Rd. Siti Ine Gustiani

R. M.Si

Seksi Perencanaan Sentra Industri

Karena beliau yang

merencanaan sentra industri di Kota Bandung.

8. Tabroni ST. MM Seksi Sumber Daya dan Investasi Industri

Karena beliau mengetahui sumber daya dan juga investasi sentra industri.

(48)

9. Heni Suheni Seksi Standarisasi Industri

Karena beliau lebih mengetahui standarisasi sentra industri yang baik.

Sumber: Pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

b. Studi Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang tidak bisa didapatkan dengan teknik wawancara maupun teknik observasi. Dokumentasi penulis lakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari apa yang terjadi di lapangan, foto-foto kegiatan saat melakukan wawancara dan observasi di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung.

Luaran tahun kedua diharapkan sudah ada hasil perbandingan kinerja kedua dinas yang nanti pada tahun ketiga akan dilihat kualitas pelayanan publik yang tentunya dari dua dinas yang berbeda tugas pokok fungsi dan tanggungjawabnya.

(49)

36 BAB V

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1.Hasil Penyebaran Angket

Penelitian ini menyebarkan angket kepada sejumlah pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung sebanyak 18 orang dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung sebanyak 15 orang, sehingga dijumlahkan menjadi 33 orang responden yang diberi angket, dianggap memiliki karakteristik sama dalam menjawab pertanyaan seputar kinerja pegawai kedua dinas dalam meningkatkan pelayanan publik terkait desain organisasi,

Dalam penelitian ini ingin melihat bagaimana kinerja pegawai kedua Dinas yang tadinya disatukan yaitu Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung terkait dengan SOTK baru dan yang desain organisasinya menjadi dua dinas dengan tugas fungsi yang berbeda tetapi masih melakukan kordinasi dan kerjasama saat melakukan pekerjaan terutama terkait promosi baik di dalam maupun di luar negeri.

Berikut ini adalah rekapitulasi hasil penyebaran angket kedua dinas, dimana nomor responden 1 sampai dengan15 pegawai Dinas Perdagangan Kota Bandung dan Perindustrian dan nomor responden 16 sampai dengan 33 pegawai Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kota Bandung, mereka berkarakteristik pegawai setingkat Kepala Bidang dan Kepala Seksi bukan Pelaksana karena angket ini ingin menjaring pendapat para pegawai yang berada

(50)

di Eselon IV terkait struktur dan kinerja pegawai yang memiliki Eselonisasi tingkat IV.

Tabel 5.1.

Hasil Penyebaran Angket

Sumber : Hasil Penyebaran Angket Penelitian 2018

Sebaran angket di atas sangat bervariasi dari mulai angka 1 sampai dengan angka 5 pada pernyataan angket baik yang positif maupun yang negatif artinya angket yang menyokong atau tidak menyokong ke dalam tujuan penelitian ini sangat bervariasi, variasi data dalam angket sangat tergantung dari presepsi dan pendapat masing – masing responden.

(51)

Jumlah pertanyaan yang diberikan jika merunut pada teori Likert Sumatif Rating satu variabel sebanyak 40 item pertanyaan, jadi idealnya 40 pertanyaan jika kita mengkaji teori, tetapi kenyataan di lapangan berkata lain karena karakteristik responden beragam dan sulit diprediksi pada saat melakukan try out angket responden seperti enggan mengisi angket dengan begitu banyak pertanyaan.

Dari hasil try out angket tersebut maka penulis mencoba mengevaluasi dan memperbaiki angket yang telah di try out tadi dengan meminimalisir pertanyaan dan akhirnya ketika angket disebarkan, responden dengan segala keterbatasannya mengisi angket yang jumlahnya sebanyak 16 pertanyaan.

Dalam penelitian – penelitian biasanya karakteristik responden itu harus menjadi pertimbangan penelitian demikian pula dalam penelitian ini pennulis mencoba memahami dan mengikuti alur kerja responden yang beragam dengan presepsi yang berbeda pula.

5.2. Hasil Observasidan Wawancara 5.2.1. Dinas Sebelum Dipisah

5.2.1.1. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengahdan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Berikut ini penulis akan sajikan struktur Dinas ketika

(52)

Sumber : Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Gambar 5.1.

StrukturOrganisasi

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengahdan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

Melihat dari struktur di atas sangat padat dengan tugas pokok yang begitu banyak walaupun antara perdagangan perindustrian dan koperasi yang satu sama lain hampir mmiliki tugas pokok dan fungsi yang sama tetapi terlihat begitu banyak struktur yang gemuk artinya banyak fungsi dari setiap bidang di masing – masing bagian memiliki tugas yang memerlukan SDM yang banyak pula.

5.2.2. Dinas Sesudah Dipisah

(53)

5.2.2.2. Sejarah Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung yang memiliki tugas fungsi untuk melaksanakan urusan Pembinaan dibidang Perdagangan dan Perindustrian. Pembentukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung dan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1395 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung dan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 160 Tahun 2017 Tentang Pembentukan, Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang merupakan penjabaran dari Peraturan pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kota, sesuai kewenangan telah diatur urusan yang harus dilaksanakan terdiri atas Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Perdagangan dan Perindustrian terdapat pada Urusan Pilihan Adapun secara lebih detail berkenaan dengan Struktur organisasi, tugas dan fungsi serta kewenangan yang dimiliki, dapat dijelaskan sebagai berikut

(54)

5.2.2.3. Struktur OrganisasiDinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

Struktur organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung berdasarkan Peraturan Walikota Bandung nomor1395 tahun 2016 ditetapkan sebagai berikut:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahkan:

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

2. Sub Bagian Keuangan; dan

3. Sub Bagian Program, Data dan Informasi.

c. Bidang Usaha dan Sarana Perdagangan, membawahkan:

1. Seksi Pelatihan dan Pembinaan Perdagangan;

2. Seksi Sarana dan Pembiayaan Perdagangan; dan

3. Seksi Pengembangan dan Promosi Perdagangan.

d. Bidang Distribusi Perdagangan dan Pengembangan E-commerce

membawahkan:

1. Seksi Distribusi Perdagangan;

2. Seksi Pengadaan dan Penyaluran;dan

3. Seksi Pengembangan E-Commerce.

e. Bidang Perdagangan Regional dan Luar Negeri, membawahkan:

1. Seksi Ekspor Impor;

2. Seksi Pengembangan Ekspor;dan

(55)

f. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Industri, membawahkan:

1. Seksi Perencanaan Sentra Industri;

2. Seksi Pengembangan, Inovasi dan Teknologi;dan

3. Seksi Standarisasi Industri.

g. Bidang Sumber Daya dan Promosi Industri, membawahkan:

1. Seksi Sumber Daya dan Investasi Industri;

2. Seksi Sistem Produksi dan Pembiayaan;dan

3. SeksiPromosi dan Kerjasama Industri.

h. Unit Pelaksana Teknis:

i. Jabatan Pelaksana dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Berikut inipenulis sajikan struktur organisasi dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian setelah SOTK baru yaitu dimana perdagangan dan perindustrian tersendiri sebagai berikut :

(56)

Sumber: Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Gambar 5.2. StrukturOrganisasi

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

Jika kita melihat struktur di atas terlihat bahwa pekerjaan – pekerjaan lebih fokus dan lebih khusus menangani bidang – bidang yang berurusan dengan perdagangan dan perindustrian dengan demikian khusus bidang perdangangan yang terkait dengan perdagangan regional, nasional serta luar negeri dapat tertangani dengan fokus bahkan perdagangan dengan menggunakan e-commerce lebih dapat mencapai sasaran perdagangan.Walaupun Kota Bandung bukan Kota Industri tetapi bisa lebih fokus.

(57)

5.2.2.4. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung

Dalam Peraturan Walikota Bandung nomor1395 tahun 2016 dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung sebagai berikut:

a. Kepala Dinas

1. Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas.

2. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakanUrusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah di bidang perdagangan dan bidang perindustrian.

3. Dalam melaksanakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan fungsi:

a) Perumusan kebijakanlingkup urusan pemerintahan bidang perdagangan dan bidang perindustrian;

b) Pelaksanaan kebijakan lingkup urusan pemerintahan bidang

perdagangan dan bidang perindustrian;

c) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan lingkup urusan pemerintahan

bidang perdagangan dan bidang perindustrian;

d) Pelaksanaan administrasi Dinas lingkup bidang perdagangan dan

bidang perindustrian;dan

e) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait

Gambar

Gambar 5.3  Struktur Organisasi
Gambar 5.5  Regulasi Kelembagaan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang produksi polihdroksialkanoat (PHA) sudah lama dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Bioproses Departemen Teknik Kimia ITB, namun cara yang

permohonan dari pihak korban ke polisi agar persoalan tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Kemudian atas permohonan

 Pada kolom output format -> pilih format output yang diinginkan -> misalnya mp3, dan apabila ingin melakukan sedikit konfigurasi untuk format ini klik Config ->

Dan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, perilaku yang dimunculkan akan berbeda dalam menghadapi sesuatu, untuk melakukan kebutuhan secara riligius membutuhkan niat

Dalam hal ini SIG mempunyai manfaat yang dapat digunakan untuk menganalisis dalam proses penentuan lokasi bandara yang sesuai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan: (1) untuk siswa supaya lebih tidak banyak bercanda dengan pengajar, (2) untuk pengajar memperbaiki cara

yan ang g ak akan an se seiim mba bang ng de deng ngan an ar arus us k kas as m mas asuk uk y yan ang g dihasilkan dari in!estasi" rus kas yang mengambil

 Teknik Operasi P eknik Operasi Pengeboran Lepas P engeboran Lepas Pantai, Peralat antai, Peralatan, dan Instalasinya an, dan Instalasinya Page 1.