32
2006: 219). Pengertian lain menjelaskan. Metode dapat diartikan sebagai prosedur atau rangkaian cara sistematik dalam menggali kebenaran ilmiah (Nawawi, 1998: 71). Metode merupakan cara utam yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu (Surakhmad, 2004: 134).
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang beralamat di Jl. Rajawali Nglorog No. 01 Po.Box. 126 Telp. (0271)891714 Sragen. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah:
a) Adanya permasalahan mengenai kompetensi guru dan ketersediaan sumber belajar dengan minat belajar siswa yang kurang.
b) Tersedianya data yang akan dipergunakan sebagai acuan dalam penelitan yang dapat dipertanggung jawabkan.
c) SMK Muhammadiyah 1 Sragen telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian meliputi dari rangkaian kegiatan dan alokasi waktu yang dibutuhkan oleh peneliti selama melaksanakan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan. Pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Juni 2016. Jangka waktu tiga bulan ini meliputi dari persiapan penelitian sampai dengan tahap akhir penyusunan laporan penelitian.
Kegiatan penelitian ini meliputi dari pengajuan permasalahan, penyusunan proposal, pengurusan perijinan, pengkajian landasan teori, penyusunan instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data, penyusunan laporan, dan pelaksanaan ujian. Berikut adalah bagan jadwal kegiatan yang dilakukan oleh peneliti:
Tabel Penelitian
Tabel 3.1: Tabel jadwal Penelitian
Kegiatan Jadwal Penelitian Tahun 2016
Januari Februari Maret April Mei Juni Persiapan penelitian 1. Pengajuan permasalahan 2. Penyususnan proposal 3. Pengurusan perijinan 4. Pengkajian landasan teori 5. Penyusunan instrument penelitian Pelaksanaan penelitian 1. Pengumpulan data 2. Analisis data Penyusunan laporan, Pelaksanaan ujian
B. Desain Penelitian
Penelitian korelasional kuantitatif ini dilakukan untuk mengetahui adanya gejala dan masalah yang timbul dari hubingan variable variable bebas dengan variable terikat. Menurut Purwanto (2007: 16) “Penelitian kuantitatif memandang bahwa gejala social berupa perilaku manusia, sebagaimana juga dalam penelitian alam, bersifat objektif, terukur, dan dapat diramalkan karena gejala social juga terkair hokum alam dimana respons perilaku objek merupakan pengaruh dari stimulus yang dating kepadanya”.
Metode penelitian kuantitatif diklasifikasikan menjadi beberapa ragam penelitian berdasar penggolongannya. Purwanto (2007: 164) membagi ragam penelitian kuantitatif berdasar penggolongannya dalam tabel berikut:
Tabel Ragam Penelitian Kuantitatif
Dasar penggolongan Ragam penelitian
Sifat 1. Penelitian dasar.
2. Penelitian terapan. V
Tempat kajian 1. Penelitian laboratorium. 2. Penelitian lapangan. 3. Penelitian literatur. 4. Penelitian historis.
V
Tujuan 1. Penelitian pengembangan
2. Penelitianevaluasi 3. Penelitian kebijakan 4. Penelitian tindakan 5. Penelitian perkembangan 6. Penelitian survey 7. Penelitian kasus V
Analisis 1. Penelitian diskriptif.
2. Penelitian korelasional. 3. Penelitian komparasional
V
Kehadiran variable 1. Penelitian eksperimen
2. Penelitian non eksperimen V Tabel 3.2 Tabel ragam penelitian kuantitatif (Purwanto, 2007: 165)
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Peneliti membagi ragam penelitian berdasarkan klasifikasi dari dasar penggolongan menurut definisi dari Purwanto (2007) sebagai berikut:
Menurut sifat, penelitian ini adalah penelitian terapan. Penelitian terepan berguna bagi pemakai. Penelitian terapan ini akan memberikan informasi kepada guru dan peserta didik bagaimana hubungan antara dua variable bebas (X) yaitu kompetensi guru sebagai (X1) dan sumber belajar siswa sebagai (X2) dengan variable terikat (Y) yaitu minat belajar.
Menurut tempat kajian, penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lpangan adalah pnelitian yang mengunakan tempat yang nyata dan benar-benar bisa dibuktikan secara kasat mata keberadaanya sebagai tempat penelitian. Tempat penelitian ini berada di kelas X Program Studi Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 1 Sragen, dengan keadaan yang sebenarnya.
Menurut tujuan, penelitian ini adalah penelitian survei. Menurut Singarimbun dan Effendi (1998) yang dikutip oleh Purwanto (2007: 174) “Penelitian ini kadang hanya melibatkan pengumpulan dan analisis dan data sampel. Penelitian ini dikenal sebagai penelitian sampel. Penelitian survey adalah penelitian yang hanya dilakukan atau sampel”.
Menurut analisis, penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelilitian yang melibatkan hubungan satu atau lebih variable bebas dengan satu variable terikat. Hubungan variable-variabel atu terjadi pada satu kelompok atau populasi.
Menurut kehadiran variable, penelitian ini adalah penelitian non eksperimen. Penelitian non eksperimen atau penelitian ex post facto adalah penelitian yang variable terikat atau variable yang akan diteliti sudah ada pada saat penelitian dilakukan. Menurut Suryabrata (1994) dikutip oleh Purwanto (2007: 181) “Peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau
untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan makna”. Urian di atas diambil kesimpulan bahwa variable-variabel yang diteliti dalam penelitian ini variable bebas (independen) adalah kompetensi guru (X1) dan sumber belajar (X2), sedangkan variabel terikat (dependen) adalah minat belajar (Y).
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Penelitian ilmiah adalah suatu cara untuk menemukan jawaban dari maslah yang terdapat pada objek penelitian. Penelitian dilakukan setelah ditetapkannya tempat penelitian. Populasi adalah keseluruhan daripada unit-unit analisis yang memiliki spesifikasi atau ciri-ciri tertentu (Slamet, 2006: 40).
Pupulasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2006:130). Menurut Sugiyono (2014: 81) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetrtentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulan”.
Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas, populasi adalah sekumpulan dari individu yang menjadi objek penelitian di suatu tempat tertentu dan memiliki karakteristik tertentu. Populasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AP yang terdiri dari tiga kelas (AP 1, AP 2, dan AP 3) dengan jumlah 85 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari sumber dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu peneltian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1998: 144).
Menurut Sugiyono (2014: 81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas, sampel adalah perwakilan dari populasi yang diteliti dalam suatu penelitian. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian siswa dari kelas X AP.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2014: 81). Pendapat dari Iskandar (2013: 70) “Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian yang disebut sampel”
Penelitian ini dalam pengambilan sampel menggunakan teknik proportional
random sampling. Teknik proportional random sampling yaitu teknik pengambilan
proporsi untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dalam masing-masing wilyah (Arikunto, 2010: 127).
Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tabel Kerjeie-Morgan dengan tingkat kesalahan 5% (Iskandar, 2013: 72) sebagai berikut:
Tabel Kerjeie-Morgan (Pengambilan Sampel Dari Populasi) N S N S N S 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 10 14 19 24 28 32 36 40 44 48 52 56 59 63 66 70 73 76 80 86 92 97 103 108 113 118 123 127 132 136 220 230 240 250 260 270 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 140 144 148 152 155 159 162 165 169 175 181 186 191 196 201 205 210 214 217 226 234 242 248 254 260 265 269 274 278 285 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600 2800 3000 3500 4000 4500 5000 6000 7000 8000 9000 10000 15000 20000 30000 40000 50000 75000 100000 291 297 302 306 310 313 317 320 322 331 335 338 341 346 351 354 357 361 364 367 368 370 375 377 379 380 381 382 384
Tabel 3.3 tabel Kerjeie-Morgan (Iskandar, 2013: 72) Keterangan: N adalah populasi, S adalah sampel
Tabel di atas menjadi acuan bahwa peneliti menentukan sampel sebanyak 70 peserta didik secara acak dari 85 siswa kelas X AP SMK Muhammadiyah 1 Sragen. Sampel dari setiap strata harus proporsional sesuai dengan populasi. Proporsi sampel dari setiap kelas dalam penghitungan prosentase dan penentuan sampel adalah sebagai berikut: Kelas X AP 1 : 27 𝑥 70 85 = 22,2= 22 peserta didik Kelas X AP 2 : 28 𝑥 70 85 = 23,0= 23 peserta didik Kelas X AP 3 : 30 𝑥 70 85 = 24,7= 25 peserta didik
Pengambilan sampel dalam penelitian diambil secara acak sebanyak 82% sampel dari setiap kelas untuk dijadikan responden penelitian. Jumlah sampel keseluruhan adalah 22 + 23 + 25 = 70 peserta didik.
E. Teknik Pengumpulan data
Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi guru, sumber belajar, dan minat belajar. Teknik pengumpulan data dari tiga variabel tersebut menggunakan teknik angket. Lebih jelasnya instrument tersebut sebagai berikut:
1. Kuesioner atau Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151) “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Menurut Sugiyono (2014: 142) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab”.
Prosedur yang harus dilakukan sebelum penyusunan angket menurut Suharsimi Arikunto (2006: 225):
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. b. Mengidentifikasi variabel yang akan menjadi sasaran kuesioner.
c. Menjabarkan setiap variabel menjadi indikator dan menjadi sub-indikator yang lebih spesifik dan tunggal.
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
Jenis kuesioner dilihat dari sudut pandang menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152), dibedakan menjadi tiga, antara lain:
a. Dipandang dari cara menjawab, maka ada:
1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tingga memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada:
1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung, yaitu responden menjawab tentang oraang lain. c. Dipandang dari bentuknya maka ada:
1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sam dengan kuesioner tertutup.
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal membutuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
4) Rating-scale, (skala bertingka), yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Prinsip-prinsip dalam penulisan angket yang dikemukakan oleh Uma Sekaran (1992) dikutip oleh Sugiyono (2014).
a. Isi dan Tujuan Pertanyaan
Jika isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti. Setiap pertanyaan harus pada skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. Oleh karena itu, Bahasa yang digunakan dalam angket harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, keadaan social budaya, dan “frame of reference” dari responden.
c. Tipe dan Bentuk Pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam angket dapat terbuka atau tertutup, (apabila bentuk wawancara dibedakan menjadi dua yakni terstruktur dan tidak terstruktur). Bentuknya dapat menggunakan kalimat positif atau negatif.
Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan yang mengharapkan responden untuk menulisakan jawabannya berbentuk uraian tentang sesuatu hal. Sebaliknya pertanyaan tertutup, adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternative jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup.
Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul. Pertanyaan dalam angket perlu dibuat kalimat positif dan negatif agar responden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis.
d. Pertanyaan Tidak Mendua
Setiap pertanyaan dalam angket tidak diperbolehlan mendua (double-harreled) sehingga menyulitkan responden untuk memberikan jawaban.
e. Tidak Menanyakan yang Sudah Lupa
Setiap pertamyaan dalam instrument angket, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-hal sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan memerlukan jawaban dengan berfikir berat.
f. Pertanyaan yang Tidak Menggiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya juga tidak menggiring ke jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
g. Panjang Pertanyaan
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi. Bila jumlah variabel banyak, sehingga memerlukan instrument yang banyak, maka instrument tersebut dibuat bervariasi dalam penampilan, model skala pengukuran yang digunakan, dan cara mengisisnya. Disarankan empiric jumlah pertanyaan yang memadai adalah 20 s/d 30 pertanyaan.
h. Urutan pertanyaan
Untuk pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab. Apabila pada awalnya sudah diberi pertanyaan yang sulit, atau spesifik, maka responden akan patah semangat untuk mengisi angket yang telah meraka terima. Urutan pertanyaan yang diacak perlu dibuat bila tingkat kematangan responden terhadap masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
i. Prinsip Pengukuran
Angket diberikan kepada responden adalah merupakan instrument penelitian, yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu instrument angket tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data yang
valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Supaya diperoleh data peneltian yang valid dan reliabel, maka sebelum instrument angket tersebut diberikan pada responden, maka perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Instrument yang tidak valid dan reliabel bla digunakan untuk menumpulkan data, akan menghasilkan data yang tidak valid dan reliabel pula.
j. Penampilan Fisik Angket
Penampilan fisik angket sebagai alat pengumpulan data akan mempengaruhi respo ata keseriusan responden dalam mengisi angket. Angket yang dibuat di ketas buram, akan mendapat respon yang kurang menarik bagi responden, bila dbandingkan angket yang dicetak dalam kertas yang bagus dan berwarna. Tetapi angket yang dicetak di kertas yang bagus dan berwarna akan menjadi lebih mahal. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam penyusunan angket antara lain:
a. Menetapkan Tujuan Pembuatan Angket
Menetapkan tujuan pembuatan angkat adalah supaya peneliti memperoleh data tentang kompetensi guru dan sumber belajar dengan minat belajar siswa pada kompetensi kejuruan Menangani Surat dan Dokumen.
b. Menetapkan Aspek yang Akan Diukur
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket harus jelas dengan cara menjabarkan aspek yang akan diukur untuk memperjelas masalah yang akan dituangkan ke dalam angket. Penjabaran aspek tersebut dibatasi dari konsep yang akan diteliti, variabel, dan indicator yang akan diukur.
c. Menyusun Petunjuk Pengisian Angket
Penyusunan pertanyaan-pertanyaan harus sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti. Pedoman dari penelitian jawaban-jawaban yang akan diajukan kepada responden menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2014: 993) “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena social”. Jawaban dari skala likert akan
menghasilkan beberapa tingatan jawaban dari yang paling baik sampai yang paling tidak baik, yaitu antara lain:
1) Sangat Setuju 2) Setuju
3) Ragu-ragu 4) Tidak Setuju
5) Sangat Tidak Setuju
Jawaban ragu-ragu akan dihilangkan oleh peneliti untuk berjaga-jaga jika responden memiloh plihan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2006) yaitu:
Jika pembaca berpendapat bahwa ada kelemahan dengan lima alternatif karena responden cenderung memilih alternatif yang ada di tengah (karena dirasa aman dan paling gampang karena hamper tidak berpikir) dan alasan itu memang yang sebenarnya. Maka memang disarankan alternatif pilihan hanya empat saja. Alternative “Sangat Setuju”, dan “Setuju” ada di sisi atau kubu awal (atau akhir) sedang dua pilihan lain, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” di sisi ataau kubu akhir (atau awal). Dalam hal ini dapat dipahami karena “Sangat Setuju” atau “Setuju” sebetulnya berada pada sisi “Setuju”, tetapi dengan gradasi yang menyangatkan. Demikian juga dengan pilihan “Sangat Tidak Setuju” yang pada dasarnya adalah juga “Tidak Setuju” (halaman 241)
Alternatif-alternatif tersebut mendapat penilaian jika jawaban tersebut dari pertanyaan yang positif sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006):
1) Sangat Setuju Nilai = 4 2) Setuju Nilai = 3 3) Tidak Setuju Nilai = 2 4) Sangat Tidak Setuju Nilai = 1
Sedangkan alternatif-alternatif yang mendapat penilaian jika jawaban tersebut didapat dari pertanyaan yang negative adalah sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006):
1) Sangat Setuju Nilai = 1 2) Setuju Nilai = 2 3) Tidak Setuju Nilai = 3 4) Sangat Tidak Setuju Nilai = 4
Responden yang diberi kuesioner harus memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dari keempat pilihan dengan memberikan tanda check (√) pada kolom yang tersedia dan sesuai pilihan.
d. Membuat Surat Pengantar
Surat pengantar adalah surat yang berfungsi untuk menjelaskan kepada responden mengenai pertanyaan yang akan dijawab oleh responden, sehingga responden paham maksud dari pertanyaan yang ada pada kuesioner.
e. Memberikan Uji Coba Angket (try out)
Angket yang telah disusun harus diuji dahulu untuk mengetahui kelemahan yang sekiranya menyulitkan responden dalam menjawab pertanyaan. Uji coba (try
out) angket tersebut juga untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket
tersebut. f. Revisi Angket
Angket yang telah diuji coba akan direvisi untuk menghilangkan pertanyaan-pertayaan yang tidak valid dan tidak reliabel.
g. Memperbanyak Angket
Angket yang telah direvisi dan sudah yakin jika angket tersebut valid dan reliabel selanjutnya diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sebagai sampel.
F. Teknik Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran seberapa benarkah atau seberapa meyakinkan instrument (Suharsimi Arikunto, 2006). Sedangkan menurut Sugiyono (2004: 137) validitas adalah tingkatan keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui seberapa kuatkah pertanyaan-pertanyaa pada angket yang akan diberikan dan dijawab oleh responden, uji validitas juga bertujuan untuk mendapatkan data yang benar-benar meyakinkan. Peneliti menggnakan product moment correlation karena Jumlah responden yang akan diuji coba ≥ 30 orang dan data yang akan dihasilkan adalah data interval (Yusuf, 2014). Salah satu rumus product moment correlation yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Rxy
𝑁∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
√{𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2{𝑁∑𝑌2−(∑𝑌)2}
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi tes yang disusun dengan kriteria
X = Skor masing-masing responden variabel X (tes yang disusun) Y = Skor masing-masing responden veriabel Y (tes kriteria) N = Kumlah redponden
(A.Muri Yusuf, 2014: 239)
Valditas dinyatakan terdapat korelasi koefisien (r). Kriteria korelasi menurut Purwanto (2009) dikutip oleh Agung Kuswantoro (2012: 119) adalah:
b. 0,20-0,40 korelasi rendah c. 0,40-0,70 korelasi cukup d. 0,70-0,90 korelasi tinggi
e. 0,90-1,00 korelasi sangat tingi (sempurna)
Menurut kriteria di atas, kedua variabel dinyatakan berkorelasi jika probabilitas ≥ 0,40 dan dinyatakan tidak berkorelasi jika prbobabilitas ≤ 0,40.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menurut Yusuf, “Reliabilitas merupakan konsistensi atau kestabilan skor suatu instrument penelitian terhadap individu yang sama, dan siberikan dalam waktu yang berbeda” (2014: 242). Uji reliabilitas adalah uji untuk membuktikan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya untuk dijadikan sebagi alat untuk mengumpulkan data. Reliabilitas angket dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha untuk mengujinya. Rumus alpha yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:
𝑟11 = ( 𝑘 𝑘 − 1) (1 − ∑𝜎𝑏2 𝜎12 ) (Suharsimi, 2010: 239) Keterangan:
𝑟11 : Realibilitas instrument yang dicari k : Banyaknya butir pertanyaan ∑𝜎𝑏2 : Jumlah variasi butir
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah diujikan kepada responden akan dikumpulkan kembali kepada peneliti untuk dianalisis. Analisis data ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban dari hipotesis dan untuk mendapatkan kesimpulan. A. Muri Yusuf (296: 2014) berpendapat “Apabila hasil pengamatan menggunakan dua prediktor atau lebih, maka peneliti dapat menggunakan analisis regresi ganda (multiple regression)”, berdasar pendapat di atas peneliti menggunakan persamaan regresi untuk dua prediktor (veriabel bebas) sebagai berikut:
𝑌̂ = 𝑎1𝑥1+ 𝑎2𝑥2+ K Di mana:
a1, a2 = koefisien ditentukan dengan merode kuadrat terkecil K = constant.
(A.Muri Yusuf, 2014: 296)
Koefisien korelasi untuk dua prediktor yaitu:
𝑅𝑦(1,2) = √
𝑎1∑𝑋1𝑦 + 𝑎2∑𝑋2𝑦 ∑𝑦2
Persamaan garis regresi di atas dapat dituliskan dalam skor deviasi: y = 𝑎1𝑥1+ 𝑎2𝑥2
Harga koefisien prediktor a1 dan a2 dapat diselesaikan dengan peersamaan simulasi.
(1) ∑𝑥1y = 𝑎1∑𝑥12+𝑎
2∑𝑥1𝑥2 (2) ∑𝑥2y = 𝑎1∑𝑥1𝑥2+𝑎2𝑥22
Analisa regresi ini untuk mengetahui hubungan antara kompetensi guru dan sumber belajar dengan minat belajar siswa, penghitungan ini dibantu dengan program
SPSS 20.0. Langkah-langkah dalam analisa adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Tabulasi Data
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kemudia disusun dalam bentuk tabel guna untuk mempermudah dalam penghitungan.
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Menurut Yusuf “uji tersebut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan berdistribusi normal. Hal itu penting di dilakukan, karena penggunaan teknik pada kelompok parametik menuntut persayaratan tersebut di samping besarnya ukuran sampel dan tujuan penelitian” (2014: 286). Uji normalitas distribusi data populasi ini menggunakan statistik
Kolmogorov-Smirnov. Statistik Kolmogorov-Smirnov ini untuk menguji antara data yang diuji
normalitasnya dan data yang baku (Agung Kuswantoro, 2012: 173)
Menurut Agung Kuswantoro (2012) nilai signifikasi dari statistik
Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
1) Jika signifikasi hitung < 0,05: beraarti data yang akan diuji mempunyai data tidak normal.
2) Jika signifikasi hitung > 0,05: berarti data yang akan diuji mempunyai data normal.
b. Uji Independensi
Uji independensi ini untuk melihat hubungan antara dua veriabel yaitu X1 (kompetensi guru) dan X2 (sumber belajar). Teknik yang sesuai untuk adalah
product moment correlation. Penghitungan ini dibantu dengan program SPSS 20.0. Rumus yang dapat digunakan adalah yaitu:
𝑟𝑥𝑦=
∑𝑥𝑦 (∑𝑥2)(∑𝑦2) (A.Muri Yusuf, 2014: 289)
Keteranagan:
𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y ∑𝑥𝑦 = Jumlah perkalian deviasi x dan y
∑𝑥2 = Jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor x dari rata-rata X (𝑥̅) ∑𝑦2 = Jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor Y dari rata-rata Y (𝑌̅) c. Uji Linieritas
Uji linieritas harus dilakukan karena dalam penelitian ini ada dua variabel bebas yaitu kompetensi guru dan sumber belajar yang masing-masing harus mampu dibuktikan dengan cara menjelaskan hubungannya dengan minat belajar siswa. Yusuf berpendapat “Cara yang dapat digunakan untuk uji linieritas ini antara lain menggunakan persamaan garis regresi/regresi ganda. Apabila nilai F yang dapat/diamati lebih besar dari nilai F tabel pada taraf signifikasi (α) = 0,05, maka dapat dikatakan liniear” (2014: 289).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan terhadap persamaan regresi linier berganda adalah untuk mengetahui pengaruh anatara kedua variabel bebas X1 (kompetensi guru) dan X2 (sumber belajar) dengan variabel terikat Y (minat belajar siswa). Penghitungan ini dibantu dengan program SPSS 20.0. Langkah-langkah dalam uji hipotesis ini sebagai berikut:
a. Menghitung korelasi sederhana 𝑋1 terhadap 𝑌 dan 𝑋2terhadap Y 1) Koefisien Korelasi Sederhana 𝑋1 terhadap 𝑌
𝑟𝑦1=
𝑛∑𝑋1𝑌 − (∑𝑋1)(∑𝑌) {𝑛∑𝑋12− (∑𝑋
1)2}{𝑛∑𝑌2− (∑𝑌)2} 2) Koefisien Korelasi Sederhana 𝑋1 terhadap 𝑌
𝑟𝑦2= 𝑛∑𝑋2𝑌 − (∑𝑋2)(∑𝑌) {𝑛∑𝑋22− (∑𝑋 2)2}{𝑛∑𝑌2− (∑𝑌)2} (Sudjana, 2005) Keterangan: ry1 = Koefisien X1 dan Y ry2 = Koefisien X2 dan Y N = Jumlah data X = Variabel predictor Y = Variabel kriterium Hipotesis yang diajukan adalah:
Ho: Tidak ada hubungan dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Ha: ada hubungan dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
Setelah harga rhitung ditemukan kemudian dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikan 5%. Apabila ry < rtab maka Ho diterima, ry > rtab maka Ho ditolak b. Menghitung koefisien korelasi multiple antara kriterium Y dengan predikator X1
dan predicator X2 menggunakan rumus:
𝑅𝑦.12 = √
𝑟𝑦12 + 𝑟𝑦22 − 2𝑟𝑦1𝑟𝑦2𝑟𝑥1𝑥2 1 − 𝑟122
(Sudjana, 2005: 385) Dimana:
ry1 = Koefisien korelasi antara Y dan X1 ry2 = Koefisien korelasi antara Y dan X2 rx1x2 = Koefisien korelasi antara X1 dan X2
4. Sumbangan Relatif dan Efektif X1 dan X2 terhadap variabel Y
a. Menghitung sumbangan relatif. Bertujuan untuk mengetahui besar sumbangan dari variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. penghitungan ini menggunakan rumus: 𝑋1 = 𝑎1∑𝑥2𝑦 𝐽𝐾(𝑅𝐸𝐺)x100% 𝑋2 = 𝑎2∑𝑥2𝑦 𝐽𝐾(𝑅𝐸𝐺)x100% (Hadi, 2001: 45)
b. Menghitung sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap variabel Y dengan rumus: 1) Mencari efektifitas garis regresi dengan rumus:
𝑅2 =𝐽𝐾(𝑅𝐸𝐺)
𝐽𝐾(𝑇) x100%
2) Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y dengan rumus: SE% X1= SR X1 x R2
SE% X2= SR X2 x R2 Keterangan:
SR = Sumbangan relative masing-masing predictor SE = Sumbangan efektif masing-masing predictor R2 = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y (Hadi, 2001: 46)
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan penelitian. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
Gambar 3.1 Prosedur penelitian Mengidentifikasi dan
memilih masalah yang akan diteliti
Merumuskan dan membatasi masalah
Melakukan tinjauan pustaka
Menentukan populasi, sampel, dan
teknik pengumpulan sampel Menentukan instrumen Analisis data Teknik pengumpulan data Merumuskan hipotesis
Membuat asumsi atau anggapan-anggapan