• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA KEPEMIMPINAN DAN ARAH ALIRAN INFORMASI PADA DIVISI GENERAL SERVICE PT TRIPUTRA AGRO PERSADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA KEPEMIMPINAN DAN ARAH ALIRAN INFORMASI PADA DIVISI GENERAL SERVICE PT TRIPUTRA AGRO PERSADA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

SERVICE PT TRIPUTRA AGRO PERSADA

Jesaya Setia Budi Soekamto

Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 021-6333537, 1

Amia Luthfia.S.P.,M.Si

ABSTRAK

TUJUAN PENELITIAN, untuk mengetahui pemimpin yang ideal dan gaya kepemimpinannya

yang diterapkan serta arah aliran informasi pada divisi general service PT Triputra Agro Pesada. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah penelitian kualitatif. dengan observasi dan wawancara mendalam (In-Depth Interview) ANALISIS dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dan juga menganalisa arah aliran informasi pada divisi general service. Meneliti bagaimana pemimpin yang ideal dan juga keterkaitan antara gaya kepemimpinan seorang pemimpin dan juga arah aliran informasi.

HASIL YANG DICAPAI pemimpin divisi general service merupakan pemimpin yang baik

dengan menggabungkan antara gaya kepemimpinan penasihat dan pengajak serta. Dimana arah aliran informasi yang ada sangat aktif dan efektif. SIMPULAN Pemimpin yang ideal, salah satunya adalah pemimpin yang mampu mengenali dan menilai karakter serta kondisi perusahaan dan karyawannya, lalu menyesuaikan gaya kepemimpinan yang tepat dan sesuai dalam membina hubungan dengan karyawannya dan menciptakan arah aliran infromasi yang aktif dan efektif.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Arah Aliran Informasi, Divisi, General Service.

The purpose of this research is to know the profile of an ideal leader and the leadership style, also the information flow on general service division at PT Triputra Agro Persada. The research method is qualitative research method, focus on observation and in depth interview. This research analyzes the implementation of leadership style by a leader and analyzes the flow of information on general service division. This research explored the profile of an ideal leader from subordinates point of view, also explored the relationship between leadership style and the information flow in the general service divison. The result is the leader of general service division is an ideal leader that combines advice leadership style and participatory. The information flow is very active and also effective. The conclusion is an ideal leader is leader that can identify and analyze his subordinates and company condition. He can adjusting to the right leadership style to build and maintain good relationship with his subordinates, then creating an effective and active information flow.

(2)

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Ketika sebuah organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai, maka terdapat kegiatan komunikasi. Hal ini dikarenakan, jalannya suatu perusahaan tidak dapat terlepas dari komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Komunikasi dalam perusahaan atau organisasi disebut komunikasi organisasi. Tujuan dari komunikasi organisasi antara lain agar karyawan atau anggota organisasi merasa diri mereka bagian yang berharga dari perusahaan dan merasa ikut memiliki perusahaan.

Komunikasi internal seharusnya tidak menghalangi pemahaman tentang fungsi organisasi secara keseluruhan, tetapi membangun hubungan komunikasi yang jelas dan hubungan internal untuk memperkuat organisasi.

Dalam komunikasi internal ataupun komunikasi organisasi, penting dipahami makna dan tujuan dari kepemimpinan. Kita juga harus memahami bagaimana gaya kepemimpinan di dalam perusahaan maupun organisasi. Sehingga kita dapat melihat komunikasi yang terjadi didalam perusahaan. Di sisi lain, tujuan dari kepemimpinan adalah untuk membantu orang yang dalam hal ini karyawan atau bawahan untuk menegakkan kembali, mempertahankan dan meningkatkan hasil-hasil yang diinginkan

Secara garis besar dapat kita pahami bahwa pemimpin adalah orang yang membantu orang lain untuk memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin bertindak dengan cara yang memperlancar produktivitas, moral tinggi, respon yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, berkomitmen, efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam organisasi

Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya kerja (operating style) atau cara bekerja sama dengan orang lain yang konsisten. teori gaya manajerial dan kepemimpinan yang paling sering diperbincangkan adalah teori yang dikemukan oleh Likert dalam (Pace & Faules, 2010: 287) yang dikenal dengan nama teori empat-sistem, yaitu penguasa mutlak, penguasa semi-mutlak, penasihat dan terakhir adalah pengajak-serta.

Selain melihat gaya kepemimpinan yang diterapkan, ada satu hal yang penting dalam komunikasi organisasi. Salah satu tantangan besar dalam komunikasi organisasi adalah menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian organisasi. Proses ini berhubungan dengan pola aliran informasi. Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah – komunikasi kebawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi keatas; informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horisontal; atau informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menenmpati bagian fungional yang berbeda – komunikasi lintas saluran.

Saya akan meneliti bagaimana perusahaan tersebut dapat berkembang pesat melalui pola aliran informasi yang diterapkan, visi dan misi yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut serta model atau gaya kepemimpinan terhadap para bawahan yang diterapkan. Hal ini menarik karena berkembangnya suatu perusahaan pasti dipengaruhi baiknya sistem informasi dan gaya kepemimpinan di internal perusahaan. Termasuk dijalankannya suatu kebijakan perusahaan yang dimengerti oleh setiap karyawan yang bekerja diperusahaan tersebut. Tentunya kebijakan perusahaan yang dipahami oleh setiap perusahaan tidak terlepas dari komunikasi internal perusahaan yang baik serta teratur. Dari faktor penilaian saya tersebut sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian disana.

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimana pemimpin yang ideal yang diinginkan oleh karyawan di Divisi General Service PT Triputra Agro Persada? Bagaimana gaya kepemimpinan di Divisi General Service PT Triputra Agro Persada? Bagaimana arah aliran informasi di PT Triputra Agro Persada khususnya pada Divisi General Service dalam upaya mengkomunikasikan suatu informasi?

(3)

Bagaimana hubungan gaya kepemimpinan dan arah aliran informasi yang diterapkan pada Divisi General

Service PT Triputra Agro Persada? Bagaimana Public Relations mempengaruhi gaya kepemimpinan dan

memahami arah aliran informasi di dalam internal perusahaan?

Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk memahami pemimpin yang ideal yang diinginkan oleh karyawan di Divisi General Service PT Triputra Agro Persada, Untuk memahami gaya kepemimpinan pada Divisi General Service di PT Triputra Agro Persada, Untuk memahami arah aliran informasi pada Divisi General Service di PT Triputra Agro Persada, Untuk memahami hubungan gaya kepemimpinan dengan arah aliran informasi pada Divisi General Service di PT Triputra Agro Persada, Untuk memahami bagaimana Public Relations mempengaruhi gaya kepemimpinan dan memahami arah aliran informasi di dalam internal perusahaan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Sumber data dari penelitian yang menggunakan metodologi kualitatif ini menggunakan metode deskriptif – kualitatif atau observasi. Selain itu, penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam (In-Depth Interview).

Untuk mendukung penelitian ini, studi dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data. Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek (Herdiansyah, 2012: 143). Studi dokumentasinya berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan baik dari website perusahaan, majalah organisasi (TANAM), annual report dan tinjauan pustaka akan digunakan untuk melengkapi penelitian ini

Menurut Denzim dan Lincoln, penelitian kualitatif lebih ditujukan untuk mencapai pemahaman mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian permukaan dari sampel besar dari sebuah populasi. Denzim dan Lincoln menegaskan bahwa penelitian kualitatif ditujukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendasar melalui pengalaman first-hand dari peneliti yang langsung berproses dan melebur menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan dengan subjek dan latar yang akan diteliti berupa laporan yang sebenar-benarnya, apa adanya, dan catatan-catatan lapangan yang aktual. Karena merupakan first-hand, maka dalam penelitian kualitatif harus terjun langsung dan harus mengenal subjek penelitian yang bersangkutan secara personal dan tanpa perantara. (Herdiansyah, 2012: 7)

Untuk mendukung penelitian ini, studi dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data. Studi dokumentasi seperti bukti catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan baik dari website perusahaan, majalah organisasi, dan tinjauan pustaka akan digunakan untuk melengkapi penelitian ini. Dapat pula menggunakan dokumen dalam penelitian. Dokumen terdiri atas tulisan pribadi, seperti buku harian, surat-surat, dan dokumen resmi.

Dalam melakukan observasi, metode pencatatan data akan menggunakan foto-foto dilingkungan kerja divisi General Service. Foto dapat menangkap, “membekukan” suatu situasi pada detik tertentu. Lembar pengamatan atau buku catatan akan digunakan untuk melihat gaya kepemimpinan serta arah aliran komunikasi yang menjadi dasar dari penelitian ini.

Dalam melakukan wawancara, metode pencatatan data akan menggunakan buku catatan, dan didukung dengan alat perekam suara. Alasan menggunakan alat perekam suara supaya jawaban narasumber dapat dipahami lebih lagi dan dapat diulang mendengarkannya sehingga hasil wawancara dapat didapat se-orisinil mungkin.

(4)

Rincian Hasil Penelitian

Pembahasan pada divisi General Service

Hasil Penelitian dan Temuan di divisi General Service

Keterangan

Pemimpin yang ideal 1. memberikan guidence, 2. mengetahui visi dan misi dari

divisi dan juga perusahaan, 3. mengenal karakter dari

perusahaan/divisi,

4. menjadi pendengar yang baik, 5. coaching terhadap karyawan

dengan baik, 6. bijaksana,

7. terjun langsung dalam setiap kasus dan membaur dengan karyawan,

8. pengalaman,

9. hak untuk memberikan masukan dan pendapat

Merupakan sebuah temuan baru dimana semua berpendapat bahwa pengawasan itu

diperlukan dalam bentuk aturan-aturan yang telah ditetapkan bersama dan serta tanggung jawab yang diberikan.

Gaya Kepemimpinan gaya kepemimpinan penasehat yang dipadukan dengan pengajak-serta.

Merupakan sebuah temuan baru dimana pada divisi general service PT Triputra Agro Persada, gaya kepemimpinan yang diterapkan adalah dari penggabungan dua gaya kepemimpinan.

Arah Aliran Informasi Aliran informasi pada divisi

General Service terdiri dari

komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi horisontal, komunikasi lintas saluran, komunikasi informal, pribadi atau selentingan. Dimana interaksi yang terjadi sangat aktif dan efektif dari berbagai aliran

Dianggap sebagai sesuatu yang baru karena pada umumnya, informasi selentingan atau gosip mengalir secara tersembunyi atau mengandung laporan rahasia. Namun, pada divisi general service sendiri dapat secara terbuka mengetahui informasi selentingan.

Bapak Laberte Andri adalah pemimpin yang ideal bagi divisi general service. pemimpin yang ideal memiliki beberapa hal seperti mampu mengarahkan, memberikan guidence, mengetahui visi dan misi dari divisi, menguasai bisnis prosesnya, mengenal karakter dari perusahaan yang dipimpin, kemampuan perencanaan, pengendalian, pengawasan, kemampuan beradaptasi dan kemampuan membaca karakter orang. Berkaitan dengan bapak Andri adalah seorang pemimpin ideal, menurut narasumber dalam penelitian ini yaitu Sara Suma,dia mengatakan bahwa bapak Andri adalah pemimpin yang ideal. Menurutnya, hal ini terlihat dimana bapak Andri adalah pemimpin yang terjun langsung dalam setiap kasus dan membaur dengan karyawan, memberikan keputusan yang cepat tanggap dan tepat serta memiliki pengalaman yang tidak perlu diragukan.

(5)

Dalam hal membaur dengan karyawan, pendapat ini juga didukung oleh pernyataan dari narasumber lainnya yaitu Putiarsa yang mengatakan bahwa bapak Andri adalah pemimpin yang bisa berbaur dengan siapa saja dan rendah hati. Hal ini dibuktikan dimana bapak Andri merupakan pemimpin yang mau mendengarkan aspirasi atau pendapat karyawan. Dalam hal memberikan keputusan yang cepat tanggap dan tepat, tentu saja harus didukung dengan kemampuan tinggi yang dimiliki oleh pemimpin. Dan bapak Andri memiliki kemampuan tinggi tersebut..

Untuk Gaya kepemimpinannya sendiri bisa dipastikan bahwa pemimpin divisi general

serviceyaitu bapak Andri mengkolaborasikan dua gaya kepemimpinan yaitu tipe penasihat dan juga

pengajak-serta. Hal ini dapat dimungkinkan karena dua tipe tersebut sama baiknya dibandingkan dengan tipe penguasa mutlak dan penguasa semi-mutlak yang cendrung tidak mendengarkan pendapat dari bawahan dan segala keputusan berasal dari atasan tanpa mempertimbangkan pendapat dari bawahan. Serta interaksi antara atasan dan bawahan sedikit atau dapat dikatakan bahwa arah aliran infromasi yang kuat dan terlihat hanya pada vertikal kebawah, yaitu komunikasi dari atasan kebawahan.

Hal inilah salah satu kelemahan dalam gaya kepemimpinan mutlak dan semi-mutlak, yang memungkin karyawan tidak bekerja dengan baik karena merasa tertekan dan tidak bisa menyalurkan aspirasinya. Karena keputusan mutlak dipegang kendali oleh atasan tanpa mempertimbangkan saran karyawan. Sesungguhnya pada hakekatnya belum tentu keputusan yang diambil berdasarkan sudut pandang atasan yang dianggap paling benar, sebagai pemimpin patut melihat sudut pandang dari bawahannya yang dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan. Alasannya adalah ujung tombak dalam menjalankan suatu kegiatan atau perintah pemimpin adalah karyawan itu sendiri.

Kembali ke tipe penasihat dan pengajak-serta, hal ini dapat saja terjadi dikarenakan pemimpin menyesuaikan diri dalam setiap kondisi di lingkungan pekerjaan. Tipe penasihat dan pengajak serta lebih memfokuskan pada hubungan dua arah antara karyawan dengan atasan di dalam organisasi. Disatu sisi juga tipe penasihat melibatkan interaksi yang cukup sering antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Lalu atasan menaruh kepercayaan besar dan keyakinan kepada pegawai. Sementara tipe pengajak serta, meyakini bahwa tujuan agar organisasi berjalan dengan baik adalah dengan melalui partisipasi nyata pegawai serta informasi berjalan ke segala arah.

Namun biar bagaimanapun, kita ketahui bahwa pengendalian atau pengawasan itu diperlukan. Hal tersebut terlihat pada penelitian ini oleh pernyataan dari narasumber-narasumber. Pengendalian merupakan salah satu fungsi dari manajerial. Apapun pekerjaannya pengendalian dan pengawasan itu harus dilakukan. Penelitian menggambarkan dua tipe leader dalam hal kepercayaan. Ada yang mendapat kepercayaan dari pimpinan itu sulit dimana pimpinan yang ingin selalu tahu semua sampai hal-hal yang

detail. Sampai hal detail, dia tidak percaya anak buahnya. Dia biasanya orang proses. Tetapi ada juga

yang di awal memberikan suatu pekerjaan. Namun pemimpin memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut dan berdiskusi agar jelas. Setelah pemimpin memberikan sedikit arahan, dia membiarkan karyawan tersebut untuk melakukan pekerjaan itu, dan pemimpin hanya ingin tahu hasilnya. Hal ini disebut result oriented.

Dalam pengambilan keputusan, karyawan juga punya hak untuk memberikan masukan dan pendapat, walaupun keputusan itu di tangan pemimpin, namun keputusan itu akan ditetapkan sesuai dengan masukan dan pendapat dari karyawan yang sesuai dengan visi misi dan aturan perusahaan dan divisi. Artinya adalah bahwa bapak Andri cendrung mengambil keputusan, hanya saja para karyawan itu di ajak ikut partisipatif seperti memberikan ide sehingga seseorang itu tidak merasa dipaksa.

Untuk aliran informasi, sama seperti gaya kepemimpinan, ruang lingkup penelitian ini adalah divisi general service. Aliran infomasi general service sudah berjalan dengan baik. Setiap orang punya hak dan bebas berkomunikasi dengan nyaman tanpa ada tekanan komunikasi 2 arah berjalan dengan lancar. Semua juga memiliki hak yang sama untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi. Komunikasi dari atasan ke bawahan, bawahan ke atasan ataupun bawahan ke bawahan, semua terjalin dengan baik dimana setiap karyawan juga aktif.

Media yang digunakan untuk menyampaikan informasi yaitu tatap muka, melalui E-mail dan juga BBM/SMS atau telepon langsung. Semua itu dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan, waktu

(6)

penyampaian dan jenis informasi yang ingin disampaikan. Untuk E-mail sendiri, setiap mengirim pesan (dapat berupa word, excel, hasil rekaman atau PDF ) akan di CC ke karyawan lain yang memiliki kepentingan. Sehingga karyawan di divisi general service dapat mengetahui informasi-informasi tersebut. Untuk telepon, BBM atau SMS, dapat dilakukan jika atasan atau karyawan tidak ada di ruang kerja atau sedang melakukan perjalanan dinas (tidak menutup kemungkinan pengiriman E-Mail akan dilakukan). Untuk tatap muka sendiri dapat dilakukan ketika pihak-pihak yang berkepentingan mengenai informasi ada di tempat yang bersamaan. Tatap muka dapat disampaikan dalam bentuk secara langsung ke orang yang bersangkutan, rapat, briefing, ataupun koordinasi.

Untuk komunikasi informal atau selentingan, divisi general service akan menerima semua dengan positif thinking tetapi konsepnya tidak menerima secara pasrah. Jika salah, maka kita harus cepat memperbaiki serta melakukan klarifikasi yang tepat agar selentingan dan gosip itu tidak menyebar lebih jauh lagi dan tidak memberikan dampak yang buruk bagi divisi general service.

Kegiatan Public Relations di dalam perusahaan sangat dibutuhkan jika kita melihat ke dalam perusahaan dimana diperlukannya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya dan karyawan dengan atasan. Komunikasi antara bawahan dan pimpinan dengan suasana menyenangkan, memungkinkan komunikasi yang terjadi akan terjalin akrab dan tidak kaku, serta sama-sama meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan.

Public Relations penting memahami gaya kepemimpinan. Karena gaya kepemimpinan tidak

dapat terlepas dari atasan dan bawahan atau pemimpin dan karyawan. Ketika seorang pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dengan organisasi atau divisi yang dipimpinnya, maka tidak menutup kemungkinan tidak akan terciptanya suasana yang menyenangkan yang terjalin antara karyawan dan pemimpin. Seorang pemimpin dengan gaya otoriter, maka dia beranggapan bahwa cara terbaik untuk memotivasi pegawai adalah dengan memberi rasa takut, ancaman, dan hukuman.

Ketika karyawan merasa takut terhadap atasan dan bekerja dibawah tekanan, maka hasil pekerjaannya tidak sebaik karyawan yang bekerja dengan rasa nyaman dan bahagia. Sementara jika pemimpin dengan gaya kepemimpinan penasehat atau pengajak-serta, maka pemimpin akan mendorong karyawannya atau anggota kelompoknya untuk aktif menyatakan pendapat. Sehingga, kebijakan-kebijakan dan langkah-langkah pekerjaan yang akan dilakukan yang diperoleh berdasarkan keputusan bersama bawahan dengan atasan. Sehingga para karyawan akan merasa bahwa dirinya dihargai dan menimbulkan perasaan bahagia ketika mengerjakan segala tugasnya. Disinilah peran public relations dibutuhkan. Dimana PR berusaha menciptakan komunikasi dua arah dan juga sebagai jembatan antara kepentingan karyawan dan kepentingan pemimpin dalam hal ini untuk diberikan pelatihan dan arahan oleh pemimpin, karyawan bebas mengemukakan pendapat, diajak bersama untuk menentukan keputusan dan kesepakatan dengan pemimpin dan kepentingan pemimpin dimana para karyawannya bekerja sebaik-baiknya.

Selain itu, public relation dalam hal arah aliran informasi harus mengetahui karakteristik dari perusahaan atau divisi tersebut mengenai kebiasaan yang terjadi (berdasarkan gaya kepemimpinan) dalam komunikasi ke atas, komunikasi kebawah, komunikasi horisontal, komunikasi lintas-saluran, dan juga komunikasi informal serta selentingan. Public Relation bisa mendapatkan informasi dari atasan lalu dari bawahan. Ketika seorang Public Relation memahami arah aliran informasi, maka dia dapat memastikan bahwa segala informasi dari atasan atau bawahan mengenai suatu hal yang berhubungan dengan divisi, dapat diketahui dan dimengerti oleh setiap pihak yang memiliki kepentingan dengan informasi tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Perusahaan Triputra Agro Persada, divisi general service memiliki tugas seperti internal public

relation yaitu memupuk adanya suasana yang menyenangkan di antara para karyawannya,

(7)

meyakini rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan. Divisi general service PT Triputra Agro Persada dipimpin oleh Laberte Andri Haryo. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa bapak Laberte Andri Haryo selaku pimpinan general service, adalah pemimpin yang ideal untuk memimpin general service pada perusahaan Triputra Agro Persada.

2. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan di divisi general service adalah tipe penasihat dan juga pengajak-serta. Tipe penasihat dan pengajak-serta lebih memfokuskan pada hubungan dua arah antara karyawan dengan atasan di dalam organisasi. Disatu sisi juga tipe penasihat melibatkan interaksi yang cukup sering antara atasan dan bawahan dalam organisasi. Lalu atasan menaruh kepercayaan besar dan keyakinan kepada pegawai. Sementara tipe pengajak-serta, meyakini bahwa tujuan agar organisasi berjalan dengan baik adalah dengan melalui partisipasi nyata pegawai serta informasi berjalan ke segala arah.

3. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa arah aliran informasi pada divisi general service sudah berjalan dengan baik. Setiap orang punya hak dan bebas berkomunikasi dengan nyaman tanpa ada tekanan. Komunikasi 2 arah berjalan dengan lancar. Semua juga memiliki hak yang sama untuk menyampaikan informasi dan sebagainya. Untuk menyampaikan informasi yaitu dengan bertatap muka yaitu dalam bentuk secara langsung ke orang yang bersangkutan, rapat, briefing, ataupun koordinasi. Melalui E-mail yaitu dapat berupa word, excel, hasil rekaman atau PDF dan juga BBM/SMS atau telepon langsung. Pada divisi general service juga terjadi komunikasi informal atau selentingan.

4. Gaya kepemimpinan dan arah aliran informasi memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi satu sama lainnya. Terutama untuk gaya kepemimpinan yang pengajak serta dan penasehat. Karena dari kedua gaya kepemimpinan itu mengutamakan komunikasi dua arah. Sehingga aliran informasi dari atasan ke bawahan dan bawahan ke atasan menjadi lancar. Dapat dikatakan bahwa pemimpin memiliki gaya kepemimpinan penasehat dan pengajak-serta karena dalam aliran informasi yang terjalin sangat aktif dan efektif.

5. Public relations tidak serta merta dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin

dalam memimpin divisi. Namum public relations dapat memberikan saran, masukan dan pertimbangan kepada pemimpin untuk membantu pemimpin menciptakan hubungan yang baik, sesuai dan disenangi oleh karyawan di divisi tersebut. Dengan memberikan saran, masukan dan pertimbangan kepada pimpinan, diharapkan pemimpin dapat memimpin divisi tersebut dengan gaya kepemimpinan yang tepat dan terciptanya hubungan yang positif antara pemimpin dan karyawan yang akan membantu perusahaan mencapai tujuan yang diinginkan. Ketika public

relation memahami arah aliran informasi (seperti komunikasi ke atas, komunikasi kebawah,

komunikasi horisontal, komunikasi lintas-saluran, selentingan) maka dia dapat memastikan bahwa segala informasi dari atasan atau bawahan mengenai suatu hal yang berhubungan dengan divisi, dapat diketahui dan dimengerti oleh setiap pihak yang memiliki kepentingan dengan informasi tersebut.

Setelah melakukan penelitian di perusahaan Triputra Agro Persada pada divisi general service, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang bisa dijadikan sebagai acuan dikemudian nanti :

1. Dengan adanya penelitian ini dapat mendorong penelitian selanjutnya mengenai praktisi PR yang ideal dalam perusahaan.

2. Seorang PR dalam menanggapi arah aliran informasi selentingan dan gosip yang terbaik adalah dengan menciptakan suasana terbuka dan mampu membuat suasana yang nyaman antara atasan ke bawahan, bawahan ke atasan dan antar karyawan dalam berkomunikasi. Sehingga aliran informasi selentingan dan gosip bisa dikatakan terlihat dengan baik. Sehingga memudahkan untuk mencari tahu isu yang berkembang dan segera mencarikan solusinya.

3. Ketepatan penggunaan media dalam setiap komunikasi atau penyampaian informasi sangat dibutuhkan.

(8)

4. Dengan adanya penelitian ini, konsep penggunaan gaya kepemimpinan menjadi terbuka untuk terjadinya penggabungan dari 2 atau lebih gaya kepemimpinan. Sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut apakah terdapat penggabungan dua gaya kepemimpinan seperti dalam penelitian ini.

5. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam pengambilan keputusan atau juga seorang

corporate relation, ada baiknya memahami gaya kepemimpinan dan arah aliran informasi

sebelum menetukan kebijakan yang akan diambil

REFERENSI

Ardianto, D. E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Effendy, O. U. (2009). Human Relation & Public Relation. Bandung: Mandar Maju.

Herdiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu - Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Indrasafitri, D. (2008). Bekerja Sebagai Public Relation. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Kriyantono, R. P. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Muhammad, D. A. (2011). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Murtie, A. (2012). Belajar Manajemen dari Konsultasi Strategi. Bekasi: Laskar Aksara.

Nurjaman, S. M., & Umam, S. M. (2012). Komunikasi & Public Relation. Bandung: CV PUSTAKA SETIA

Pace, R. W., & Faules, D. F. (2010). Komunikasi Organisasi "Strategi Meningkatkan Kinerja

Perusahaan". Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soedarsono, D. D. (2009). SISTEM MANAJEMEN KOMUNIKASI Teori, Model dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Suhandang, K. (2012). Studi dan Penedapan Public Relations: Pedoman Kerja Perusahaan. Bandung: Nuansa Cendekia.

Zuhdi, D. U. (2011). KOMUNIKASI BISNIS; Pemahaman Secara Mudah.Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher.

Abdullah, Z. (2012). Perception of Employees on Internal Communication of a Leading Five Star Hotel in Malaysia. Asian Social Science Vol. 8 no 2, 17-26.

Amagoh, F. (2009). Leadership development and leadership effectiveness. Management Decision Vol. 47

No. 6 , 989-999.

Ardini, L., & Fuadati, S. R. (2009). Analisis Jalur Gaya Kepemimpinan, Tingkat Penghargaan dan Kondisi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pabrik Karung Rosella Baru PTPN XI (Persero). Manajemen dan Kewirausahawan Vol.11, No. 2 , 161-171.

Hardjana, A. A. (2010). Sosialisasi Dan Dampak Budaya Organisasi. Ilmu Komunikasi Vol. 7 , 1-40. Li, H., & Yang, C. (2010). How Financial Enterprises Deal with Crisis Public Relation. Asian Social

Science Vol. 6 , 154-158. www.tap-agri.com/contact-us} www.tap-agri.com/history

(9)

www.tap-agri.com/our-values www.tap-agri.com/product

RIWAYAT PENULIS

Jesaya Setia Budi Soekamto lahir di Jakarta pada tanggal 22 Februari 1991. Penulis menamatkan

pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi dengan peminatan dalam

Referensi

Dokumen terkait

“ The Effect of Community Language Learning (CLL) Method on The Students’ Achievement in English Conversation at The Seventh Grade Students of Islamic

1. Mulai akrab dengan metodologi ilmiah modern. Semakin berorientasi pada pendidikan dan fungsional, artinya terbuka atas perkembangan di luar dirinya.. Penyeleksian program

Dari uraian di atas, maka penulis melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil pemahaman siswa yaitu dengan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read,

Kontrol tindakan (action control) adalah bentuk yang paling langsung dari pengendalian manajemen karena mereka melibatkan mengambil langkah-langkah untuk memastikan

Game ini direncanakan untuk dititik beratkan pada interaksi pengguna dengan objek yang akan dimunculkan pada Augmented Reality. Augmented Reality disini bersifat markerless

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih belum konklusif, penelitian ini akan menguji pengaruh praktik manajemen laba dengan pengukuran conditional revenue model

Dengan rancangan sistem pertanian yang dibuat, setiap orang mampu berkontribusi dalam menyediakan komoditas pangan secara mandiri tanpa kebutuhan lahan dan juga