• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY M MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI UPT PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY”M” MASA HAMIL, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA DI

UPT PUSKESMAS MANDURO KABUPATEN MOJOKERTO

TRI PUSPITA SARI NIM. 1311010042

Subject : Kehamilan, persalinan, nifas, neonatus, dan KB

DESCRIPTION

Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (KB) merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat suatu kemungkinan keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian.Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB harus ditangani oleh petugas kesehatan yang berwenang dan berkompeten demi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi secara dini perkembangan kesehatan klien sehingga dapat mengetahui masalah potensial yang terjadi dan merencanakan asuhan sesuai dengan kebutuhan klien. Hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359 meninggal dunia per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup.Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau continuity of care.

Asuhan kebidanan secara komprehensif ini dilakukan secara berkelanjutan dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB. Pelaksanaannnya dilakukan sesuai standar asuhan menggunakan alur pikir Varney pada pendekatan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP. Asuhan kebidanan ini dilakukan kunjungan selama 11 kali yaitu kehamilan 2 kali, bersalin 1 kali, bayi baru lahir 3 kali, nifas 4 kali, dan KB 1 kali.

Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “M” yaitu keluhan yang dirasakan masih dalam hal fisiologis dan telah dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan keluhan dan sesuai dengan teori hasilnya fisiologis. Manfaat dari asuhan kebidanan komprehensif ini diharapkan bidan mampu menganalisa dan memberikan asuhan serta bisa mendeteksi dini komplikasi yang terjadi sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB.

ABSTRACT

Pregnancy, parturition, postpartum,neonataland family planning is a physiological condition. But, in the process there is a possibility of live theathering of the mother and baby, even it can cause death.So that, Pregnancy, parturition, postpartum, neonatal and family planning should be handled by health personals and competent authorities for the sake of the health and safety of mother and baby.The purpose of this study was to detect as early as possible the development of the client's health, so it can determine potential problems that

(2)

occur as well as the care plan according to the needs of clients. Demographic and health survey results Indonesia (IDHS) of 2012, Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia reached 359 died per 100,000 live births. So, the efforts to improve the quality of maternal and child health services are carrying out the continuity of care.

Comprehensive midwifery care was done sustainably from pregnancy, parturition, postpartum, neonatal, and family planning. In the implemention that’s done according to the standard of care using the mindset of Varney on midwifery management approach with SOAP documentation. Midwifery care was conducted visit during pregnancy as many as 11 times namely two old during pregnancy, oned during parturition 3 times in neonatal, 4 times in postpartum, and oned in family planning.

The results of a comprehensive midwifery care at mrs "M" that is complaints that felt still in terms of physiological and management has been done in accordance with the complaint and in accordance with the theory of physiological result. The benefits of this comprehensive midwifery care that midwives are able to analyze, and provide care and early detection of complications that can occur so as to reduce maternal mortality rate and Infant Mortality Rate.

Keyword: Midwifery care, pregnancy, parturition, neonatal, postpartum family planning.

Contributor : 1. Dyah Siwi Hety, M.Kes 2. Ferilia Adiesti, SST.MM

Date : 26 Mei 2016 Type Material : Laporan Penelitian Identifier :

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan. Pelaksanaan program kesehatan sangat di butuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bidan sebagai salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan merupakan ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. Peran yang cukup besar ini sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan bayi.(Sulistyawati, 2009)

(3)

Survei Demografi Indonesia (SDKI) 2012 memberikan data bahwa AKI justru meningkat menjadi 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup.(“Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012,” 2013).

Di Jawa Timur, tahun 2012 AKI mencapai 97,43 per 100.000 kh. Capaian AKI Jawa Timur tahun 2012 keadaannya berada 5 point di bawah target MDGs (Millenium Development Goals) tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kh. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, estimasi AKB (Angka Kematian Bayi) telah mencapai 28,31 per 1.000 kh. dalam kurun waktu 2 (dua) tahun ke depan, di harapkan mencapai target MDGs (Millenium Development Goals) yaitu 23 per 1.000 kh pada tahun 2015. Angka Kematian Bayi (AKB) di atas 28,31 per 1.000 kelahiran hidup masih di dominasi oleh Kabupaten/Kota wilayah timur.(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012).

Tahun 2013 di Mojokerto Angka Kematian Bayi (AKB) atau (Infan Mortality Rate)adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi di Kabupaten Mojokerto diakibatkan oleh BBLR (berat badan lahir rendah), asfiksia, kongenital, infeksi, dan lain-lain. Tahun 2013 dilaporkan terjadi 16.491 kelahiran. Seluruh kelahiran, tercatat 67 kasus lahir mati dan kasus kematian bayi sebesar 129, diantaranya laki-laki sebanyak 77 bayi dan sebanyak 52 bayi perempuan. Jumlah kematian tertinggi ada pada Kecamatan Puri yaitu 15 bayi dan tidak adanya kematian bayi atau nol (0) ada pada Kecamatan Bangsal dan Ngoro. Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 sebanyak 22 kasus yang terdiri dari 6 kasus pada Kematian Ibu Hamil, 2 kasus pada Kematian Ibu Bersalin dan 14 kasus pada Kematian ibu Nifas. (Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014)

Capaian cakupan K1 di provinsi Jawa Timurpada tahun 2014 mencapai 96,19%. Capaian cakupan K4 mencapai 88,66%. Capaian cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 92,45%. Cakupan KN1 mencapai 103,44%. Cakupan kunjungan neonatal (KN) lengkap mencapai 101,29%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 75,82%. (“Profil Kesehatan Indonesia 2014)

Cakupan K4 di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2013 mencapai81,44 %. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan mencapai87,99%. Cakupan Neonatus pertama (KN1) mencapai 95,47%. Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN Lengkap) mencapai 94,37%. Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif mencapai 75,46 % .(Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2014)

Asuhan pada ibu dan bayi secara komprehensif apabila tidak dilakukan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi, yang dikarenakan tidak terdeteksinya adanya komplikasi sejak dini, capaian MDGs 2015 di Indonesia tidak tercapai, yang menandakan kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Peran dan fungsi bidan dalam mendukung progam MDGs dalam menurunkan AKI sebanyak tiga perempat dari angka nasional pada tahun 2015. Asuhan kebidanan secara komprehensif (Continuity OfCare)merupakan upaya

(4)

pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan lanjut dalam lingkup kebidanan. Penulis tertarik untuk melakukan Asuhan kebidanan yang berkelanjutan (Continuity Of Care)yang dimulai dari masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, nifas, serta keluarga berencana.(Kementrian Kesehatan RI, 2015)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menggunakan SOAP:

1. S (Subjektive) : menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis

2. O (Objektive) : menggambarkan pendokukmentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I. 3. A (Assesment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari

interpretasi data objektif dalam identifikasi yang melipu: a. Diagnosa atau masalah

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi atau rujukan sebagai langkah II, III, IV.

4. P (Planning) : menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan evaluasi berdasarkan asuhan yang diberikan

HASIL PENELITIAN

Asuhan kebidanan pada Ny “M” usia 28 tahunG3P1011, usia kehamilan 34-35 minggu pada tanggal 12 Februari 2016 mengeluhkan sering buang air kecil, menurut (Rukiah,2009)pada ibu sering buang kecil adalah hal yang wajar/normal yang terjadi pada kehamilan tua karena janin yang semakin membesar akan menekan kandung kemih ibu, sehingga kapasitas kandung kemih terbatas dan sering buang air kecil. Sering buang air kecil fisiologis pada ibu hamil trimester III. Ibu di sarankan agar tidak menahan kencingnya,dan tetap menjaga kebersihan genetalia.

Kunjungan ke II usia kehamilan 37 mingguNy “M” mempunyai keluhan yaitu nyeri pungung. Sesuai dengan pendapat (Fraser, 2009) keluhan pada ibu hamil trimester III yaitu nyeri pungung disebabkan oleh perubahan uterus yang menyebabkan perubahan postur tubuh, dan juga akibat pengaruh hormone releksin terhadap ligament. Keluhan yang dialami Ny “M” masih dalam batas wajar dan termasuk dalam kehamilan fisiologis. Pentalaksanaan yang di berikan pada ibu yang mengalami keluhan nyeri punggung adalah menganjurkan ibu olah raga ringan seperti berjalan-jalan menjaga kesehatan pungung dengan cara membuat seluruh tubuh tetap bugar, menganjurkan ibu untuk menghindari mengangkat barang berat karena dapat memperburuk sakit.

Kunjungan Antenatal Care (ANC) dari trimester I sampai dengan trimester III sebanyak 8 kali, meliputi trimester I 3 kali, trimester II 3 kali, trimester III 2 kali, hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2006), standar minimal kontrol ANC, meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II minimal 1 kali, TM III minimal 2 kali. Berdasarkan hal diatas, kontrol ANC Ny “M” lebih dari standar yang telah

(5)

ditentukan, karena ada keluhan selama kehamilan.Terapi yang di dapat pada trimester III adalah Fe, Kalk, B Complek, hal ini sesuai dengan pendapat Fraser (2011), terapi yang didapat ibu pada trimester III adalah tablet Fe dan multivitamin.Pemberian suplemen bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin..

Kala I pada Nya “M” tanggal 4 Maret 2016 jam 06.00 WIB pasien ke BPM dengan mengeluh perutnya kencang- kencang semakin lama semakin sering, pemeriksaan dalam VT Ø 9 cm, effacement 75%, presentasi kepala, denominator UUK, Hodge II, ketuban belum pecah, tidak ada molage. Pada jam 08.00 WIB hasil pemeriksaan dalam VT Ø 10 cm, effacement 100%, presentasi kepala, denominator UUK, Hodge II, ketuban pecah, tidak ada molage. Menurut (Sondakh, 2013) lamanya kala I fase aktif (lengkung maksimal) pada multipara, kecepatan rata-rata pembukaan selama fase lengkung maksimal adalah 5,7 cm per jam dengan kecepatan minimal 1,5 cm per jam. Kala I pada Ny “M” mengalami fase lengkung maksimal, karena kecepatan kala I aktif Ny “M”1cm per jam dan masih dikatakan fisiologis. Lamanya kala I pada Ny “M” di duga di kerenakan tali pusat pendek sehingga penurunan kepala lambat. Penatalaksanaanya dengan tetap memberikan motivasi, dukungan, nutrisi dan posisi senyaman mungkin untuk pasien.

Kala II saat pembukaan lengkap Ny “M”ingin meneran dengan di tandai adanya dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, frekuesi his semakin sering (> 3x/menit), intensitas his semakin kuat dan durasi his > 40 detik. Kala II berlangsung selama ± 30 menit, bayi lahir spontan, jenis kelamin laki-laki, langsung menagis, tonus otot baik, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan kongenital dan anus ada. Menurut (Sulistyawati, 2014) proses kala II berlangsung 1 jam pada multigravida, data yang mendukung bahwa pasien kala II adalah pasien mengatakan ingin meneran. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka, frekuensi his semakin sering >3x/menit, intensitas semakin kuat, durasi his > 40 detik.Proses persalinan kala II berjalan lancar berlangsung selama ±30 menit sehingga ini merupakan proses fisiologis,karena antara pasien dan tenaga kesehatan menjalin hubungan secara koopertif dan bayi melakukan IMD selama 1 jam.

KalaIIIpadaNy “M” berlangsung 10 menit,hal ini sesuai dengan teori (Sulistywati 2014) bahwa penatalaksanaan persalinan kala III dalam asuhan persalinan normal berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala III pada Ny “M” berlangsung normal karena bidan menerapkan manajemen aktif kala III dengan benar. Manajemen aktif kala III dilakukan dengan pemberian oksitosin, pemberian suntikan oksitosin di lakukan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, setelah menmastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus. Oksitosin dapat menyebabkan uterus berkontraksi dan dapat menurunkanpasokan oksigen pada bayi. Peregangan tali pusat di lakukan dengan mengeklempada tali pusat di letakan sekitar 5-10 cm dari vulva di karenakan dengam memegang tali pusat lebih dekat ke vulvaakan mencegah ekspulsi tali pusat. Masase fundus uteri dilakukan untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik.Tali pusat pada Ny “M” berukuran pendek. Menurut (Varney, 2008) tali pusat yang pendek biasanya tidak dikenali sampai muncul bukti yang menunjuk ke masalah, oleh karena itu di

(6)

pertimbangkan sebagai suatu kemungkinan apabila penurunan tidak terjadi secara normal walaupun terdapat pelvis yang adekuat dan kontraksi bagus. Tali pusat yang pendek menghambat janin turun secara normal karena tidak mencapaiumbilikus di luar vulva dari tempat insersi plasenta dan tetap waspada adanya perdarahan.

Kala IV pada Ny”M” berlangsung ±2 jam, lamanya kala IV dari observasi 2 jam pertama post partum dalam keadaannormal. Kala IV mulai lahirnya plasenta selama 1-2 jam (Sulistyawati,2014). Kala IV pada Ny “M” berjalan dengan normal dan fisiologis karena bidan melakukan pemantauan intensif dan pasien melakukan mobilisasi dini. Laserasi perineum derajat I pada Ny “M”. Penjahitan di lakukan pada kulit perineum (Sondakh 2013). Mengobservasi jumlah perdarahan jika sewaktu-waktu terjadi perdarahan yang berlebih.Tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 86x/menit, suhu 36,70C, dan pernafasan 20x/menit, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uteruskeras. Perdarahan ±200cc. Teori (Sulistywati 2014) kala IV belangsung 1-2 jam. Kala IV adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir. Jumlah perdarahan rata-rata di anggap normal adalah 100-300 cc, apabila perdarahan lebih dari 500cc, hal tersebut sudah di anggap abnormal dan harus di cari penyebabnya. Kala IV berlangsung normal selama 2 jam dan tidak terjadi perdarahan karana jumlah perdarahan tidak lebih 500cc, dan kontraksi uteruskeras.

Kunjungan pertama yaitu 8 jam post partum asuhan yang di lakukan anamnesehasilnya Ny “M” mengeluhkan masih nyeri luka jahitan. Menurut Vivian (2014) keluhanutama yang di rasakan ibu nifas antara lain:kramperut, nyeri perineum, payudara terasa penuh, dan konstipasi. Hal tersebut fisiologiskarena tanda-tanda proses penyembuhan luka salah satunya nyeri luka jahitan, asalkan tidak disertai tanda-tanda infeksi.

Kunjungan ke dua yaitu 6 hari post partum Ny “M” mengeluhkan bengkak pada kaki. Bengkak pada kaki selama masa nifas disebabkan oleh faktor predisposisi karena pada vena-vena manapun di pelvis mengalami dilatasi (Nugroho, 2014). Bengkak kaki pada masa nifas masih bisa di katakan fisiologis karena tidak pada muka dan tangan. Kaki tidak di gantungkan, beri sanggahan atau kursi jika kaki menggantung dan posisi tidur kaki lebih tinggi daripada kepala.

Kunjungan ke tiga yaitu 2 minggu post partum dan kunjungan ke empat yaitu 6 minggu post partum ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan, ASI Ny “M” sudah keluar lancar, dan tidak ada bendungan, menurut Nugroho (2014) ibu yang menyusui di kenal 2 refleks yang masing- masing berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu (reflex prolactin dan let down). Secara umum berlangsung fisiologis dan normal.

Hasil pemeriksaan pada Ny “M” involusi uterus berjalan dengan normal, yakni 8 jam post partum TFU 2 jari bawah pusat dan pengeluaran lochea rubra, pada kunjungan 6 hari post partum TFU pertengahan pusat-simpisis dan pengeluaran lochea sanguinolenta, pada kunjugan 2 minggu post partum TFU tak teraba dan pengeluaran lochea serosa.Menurut Vivian (2013) involusi uteri pada saat bayi lahir TFU 2 jari bawah pusat, 1 minggu post partum TFU pertengahan pusat dan simpisis, 2 minggu tak teraba diatas simpisis dan 6 minggu bertambah

(7)

kecil. Hasil pemeriksaan ibu terdapat kesesuaian antara fakta dan teori sehingga tidak di temukan kesenjangan, dikarenakan pola nutrisi yang baik, mobilisasi dini dan menyusui.Pola laktasi padaNy “M” tidak ada keluhan, pengeluaran ASIlancar dan bayi menyusu ketika lapar dan menagis.

Bayi Ny “M” spontan tanggal 4 Maret 2016 pukul 08.30 WIB, menangis kuat dan gerak aktif, jenis kelamin laki-laki, tidak ada kelainan kongenital, berat 3300 gram, panjang badan 52 cm.

Kunjungan pertama pada pola eliminasi bayi Ny “M” sudah BAK warna kuning jernih dan BAB warna hitam. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondakh (2013) Pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah lahir, konsistensinya agak lembek, berwarna hitam kehijauan, selain itu diperiksa juga urin yang normalnya berwarna kuning. Hal diatas fisiologis pada bayi Ny “M” tidak ada kelainan kongenital, bayi sudah BAB dan BAK.

Kunjungan ke dua bayi Ny “M” berusia 4 hari. Pemeriksaan fisik bayi Ny “M”, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, rambut tebal, kuku-kuku panjang, tidak ada tanda-tanda infeksi tali pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas, namun pada mata posisi mata miring ke bawah, menurut Varney (2007) posisi mata normal tidak ada struktur miring, dan posisi mata miring ke bawah bermakna Sindrom Treacher Collins. Hal diatas di temukan kesenjangan antara fakta dan teori karena pemeriksaan fisik pada mata tidak sesuai dengan pemeriksaan fisik pada bayi normal, menyarankan pada keluarga Ny “M” agar konsultasi ke dokter anak utuk di evaluasi lebih dalam, tetapi sampai 60 hari post partum ibu dan keluarga bayi Ny “M” belum mengkonsulkan pada dokter anak.

Kunjungan ketiga bayi Ny“M” berusia 18 hari. Anamnese dari Ny “M” mengatakan bayinya sehat dan bayi kuat menyusu. Pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan umum baik, suhu 36,7 0C, nadi 126x/menit, pernafasan 52x/menit. Menurut Varney (2007) nilai normal suhu 36,5-37,5 0C, nadi 120-160x/menit, pernafasan 30-60x/menit. Pemeriksaan bayi Ny “M” fisiologis karena hasil pemeriksaan sesuai bayi normal lainnya.

Pada kunjungankeluargaberencana dilakukan satu kali pada saat kunjungan ibu diberikan HE sesuai dengan keadaan ibu pada saat kunjugan serta memberikan konseling KB yang akan di gunakan ibu nanti, setelah dilakukan konseling dan diskusi dengan klien dan meminta persetujuan suami maka Ny “M” memutuskan untuk memilih menggunakan KB suntik 3 bulan. Tanggal 16 April 2016 mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan dan saat ini ibu menyusui anak pertamanya yang lahir pada tanggal 4 Maret 2016.Berat badan55 kg, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/mnt, suhu 36,70C.

Menurut (Sulistyawati2011) bahwa kontrasepsi suntikan 3 bulan mengandung progestin yang berisi depo noristerat depoprovera mengandung 150 mg DMPA yang memiliki salah satu keuntungan tidak mempengaruhi produksi ASI. Informconsent dan penjelaskan manfaat KB yang di pilih kepada Ny “M” yaitu ibu tetap bisa menyusui bayi nya karena KB suntik 3 bulan yang telah dipilih ibu tidak menghambat produksi ASI dan proses laktasi tetap lacar.

SIMPULAN

(8)

Asuhan kehamilan pada Ny “M” G3P1011 di mulai pada usia kehamilan 34 minggu, dari hasil anmnese keluhan-keluhan yang di rasakan Ny “M” selama kunjungan fisiologis, keluhan ibu sering buang air kecil dan nyeri punggung. Hasil pemeriksaan ibu dan janin tidak ada masalah dan normal. 2. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Asuhan persalinan pada Ny “M” pada kala I tidak normal karena terjadi kala I yang memanjang. Pemantauan kala II, III, dan IV sesuai dengan partograf dan APN 58 langakah.

3. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Asuhan masa nifas pada Ny “M” dilakukan 4 kali kunjungan. Kunjungan pertama 8 jam post partum, proses involusi berjalan dengan baik dan normal dan Ny “M” mengeluh nyeri luka jahitan. Kunjungan ke dua 4 hari post partum mengeluhkan bengkak pada kaki, involusi dan pengluaran pervaginam normal. Kunjungan ke tiga dan ke empat ibu sudah tidak ada keluhan, proses involusi dan pengeluaran pervaginam berjalan dengan baik dan normal.

4. Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Asuhan neonatus pada bayi Ny “M” menunjukkan hasil pemeriksaan bahwa bayi tidak mengalami icterus, bayi minum ASI dengan baik. Hasil pemeriksaan fisik pada mata, posisi mata miring ke bawah. Bidan menyarankan pada Ny “M” dan kelurganya untuk konsultasi ke dokter anak agar di evaluasi lebih dalam.

5. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Kunjungan KB, ibu dan suami telah mendapatkan penjelasan tentang macam-macam kontrasepsi yang sesuai untuk ibu nifas dan menyusui. Ny “M” dan suami sepakat untuk menggunakan kontrsepsi KB suntik 3 bulan setelah masa nifas selesei.

SARAN

1. Bagi Lahan Praktek

Lahan praktekdapat dijadikan sebagai bahan tambahan wawasan guna meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu dan bayi mulai dari kehamilan sampai pelayanan kontrasepsi.

2. Bagi Institusi

Asuhan kebidanan ini di harapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan serta bahan bahan untuk penerapan asuhan kebidanan secara Continuity Of Care pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus, serta KB dengan pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Fraser, D. M. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Nugroho, T. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.

Kemenkes. (2013). Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan Rujukan. Jakarta: WHO.

(9)

Kemenkes. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kemenkes . mojokerto, D. k. (2014). Profil Kesehatan Dinas Kabupaten Mojokerto.

Mojokerto: Dinkes kab mojokerto.

Rukiah, A. Y. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Trans Info Medika

Sarwono, P. H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: 2008.

Sondakh, J. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: Airlangga.

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba medika

Varney. (2008). Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Vivian Nanny Lia D, T. s. (2014). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

ALAMAT CORESPONDEN

Email : tripuspitasari75@yahoo.co.id

Alamat : Desa Kandung, RT 01 RW 01, Kec. Winongan, Kab. Pasuruan No HP : 085755235589

Referensi

Dokumen terkait

Alat input yang populer digunakan untuk memasukkan input langsung ke alat proses sekarang ini adalah Visual Display Terminal (VDT) atau dikenal juga dengan nama Visual Display

Penelitian ini bermanfaat bagi PT.SIP karena dalam penelitian ini PT.SIP dapat mengetahui tentang bagaimana penyusunan Marketing Plan yang sesuai untuk memasarkan Produk Panel

Umumnya digunakan oleh manajemen non-akuntansi yang lebih tinggi untuk

Diagram Alir Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah dengan Alat – Alat yang Digunakan, Jumlah Unit, dan Kapasitas Masing - Masing Alat………... Diagram Alir Proses Beserta Neraca

Modul ini berguna untuk membuat atau melihat kembali slip gaji untuk tanggal 1. User akan memasukkan bulan dan tahun slip gaji. Sistem akan mengecek apakah gaji untuk bulan dan

Apakah sebelum memasak Anda mencuci peralatan yang akan Ya / Tidaka. digunakan

Therefore, in this study, the distribution of DNA polymorphisms in the putative MADS-box gene located near the quantitative trait loci (QTL) for flowering time and maturity was

A comparison of lineament and fracture trace extraction from LANDSAT ETM+ panchromatic band and panchromatic aerial photograph in Gunungsewu karst area, Java-Indonesia.. To cite