ANALISIS DAN DESAIN JALUR
ALTERNATIF JARINGAN IPTV PADA PT.
TELKOM AREA NETWORK KOTA –
JAKARTA UTARA
Ferwin, Ranum Rusmainidar,Dahlan Martadiredja
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT
The purpose of this study was to design alternatives pathway for IPTV networks, so that customers do not feel any disturbance during disturbances. Analytical methods used are literature studies of the theory, operational standards and standard software maintenance tools, field studies look at existing devices, both logical and physical, existing data analysis of the data using a power link budget formula that refers to the ITU-T. Design method used is to design an alternative pathway, then discuss with the engineers Transmsi and Engineer Metro Ethernet backbone to get the right solution. Topology of existing devices on the main network using multiple topologies including ring and star topologies, the real conditions on the ground that network performance is not all implemented. Development of network security that have not noticed this happening on the network backbone of Metro IPTV and GPON to MSAN where the topology used is a point-to-point. The results of this research is the design of an alternative pathway 1 +1, re-engineering MSAN network by making MSAN ring topology via GPON, GPON Cideng alternate path through Metro Ethernet Kota-2 where the lines have been adapted to the requirements that existed at PT. Telkom and the pathway can overcome the problems faced. The conclusions of this research is to design three alternative paths that can solve the problem that IPTV service will be assured of the quality and continuity of operations. (RR, FW)
Keywords: IPTV, GPON, MSAN, Alternate Pathways
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendesain jalur alternatif untuk jaringan IPTV, sehingga para pelanggan tidak merasakan adanya gangguan saat terjadi gangguan. Metode analisis yang digunakan adalah studi literature dari teori, standar operational perangkat dan standar maintenance perangkat, studi lapangan melihat perangkat existing, baik logik maupun fisik, analisis data dari data existing dengan menggunakan formula power link budget yang mengacu pada ITU-T. Metode perancangan yang digunakan adalah mendesain jalur alternatif, kemudian berdiskusi dengan para engineer transmsi dan backbone Engineer Metro Ethernet untuk mendapatkan solusi yang tepat. Topologi perangkat existing pada jaringan utama menggunakan beberapa topologi diantaranya topologi ring dan star, pada kondisi real di lapangan pergelaran jaringan tersebut tidak semua dilaksanakan. Pembangunan jaringan yang belum memperhatikan keamanan jaringan hal ini terjadi pada backbone IPTV dari Metro ke GPON dan MSAN dimana topologi yang digunakan masih point-to-point. Hasil dari penelitian ini adalah desain jalur alternatif 1+1, re-engineering jaringan MSAN dengan membuat topologi ring MSAN via GPON, jalur alternatif GPON Cideng melalui Metro Ethernet Kota-2 dimana jalur telah disesuaikan dengan persyaratan yang ada pada PT. Telkom dan jalur tersebut dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Simpulan dari penelitian ini adalah dengan tiga desain jalur alternatif tersebut bisa mengatasi permasalahan sehingga layanan IPTV akan terjamin kualitas dan kelangsungan operasionalnya. (RR,
FW)
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informasi sangat pesat, hal ini ditandai dengan lahirnya jenis layanan baru dan perangkat baru yang terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Salah satu jenis layanan baru saat ini adalah Internet Protocol Television (IPTV). IPTV merupakan siaran TV interaktif berbasis Internet protocol (IP) antara pengguna dengan penyelenggara yang masih akan terus berkembang sebagai industri informasi yang menjanjikan.
IPTV merupakan salah satu dari aplikasi triple play (penggabungan tiga layanan voice, data dan gambar) yang memerlukan bandwidth yang besar dan terintegrasi dengan menggunakan trafik multicast untuk siaran real time dan unicast untuk siaran tunda yang dibutuhkan user.
Kualitas jaringan dan kelangsungan layanan IPTV sangat tergantung dari sistem proteksi, sebaik apapun layanan yang ditawarkan bila tidak adanya pengamanan sistem jaringan maka tidak akan terwujud kenyamanan. Namun pada kondisi real di lapangan masih ada jaringan yang belum memiliki sistem proteksi, hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar Konfigurasi Fisik
Berdasarkan gambar di atas terdapat beberapa permasalahan diantaranya terdapat MSAN yang terhubung langsung dengan jaringan Metro Ethernet secara point-to-point dengan trafik sangat kecil dengan rata-rata sebesar 7.95 MB sedangkan port pada Metro Ethernet bandwidthnya sebesar 1 GB hal ini menyebabkan manajemen network tidak berfungsi secara optimal karena terjadi pemborosan port dan bandwidth pada
Metro Ethernet. Adanya MSAN yang melalui GPON kemudian menuju jaringan Metro Ethernet Sistem
ini dapat mengoptimalisasi perangkat GPON namun bila terjadi gangguan pada trunk GPON ke Metro Ethernet maka semua layanan langsung terganggu dan dampak yang ditimbulkan cukup besar karena MSAN sudah mulai dikosentrasikan ke GPON. Serta adanya GPON yang melalui Metro Ethernet dengan
Bit Rate 1 Gbps yang di buat secara point-to-point untuk layanan access bila media transmisinya
terganggu maka semua layanan terganggu.
Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah skripsi ini dibatasi pada:
1. Analisis implementasi pergelaran topologi dengan berbagai perangkat yang yang dioperasikan dari head end dan middleware sampai GPON dan MSAN pada PT. Telkom Area Network Kota Jakarta Utara.
2. Membahas konfigurasi fisik dan logik, bandwidth trunk serta protocol yang digunakan dari head
end dan middleware sampai GPON dan MSAN.
3. Menganalisis sistem transmisi dan Merancang sistem proteksi atau jalur alternatif dari Metro
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah terselenggaranya jalur alternatif jaringan IPTV pada PT. Telkom Area Network Kota – Jakarta Utara.
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini adalah
1. Manfaat bagi para engineer yang akan terjun ke jaringan adalah dapat membuat perancangan jaringan layanan triple play khususnya jaringan IPTV dengan sistem proteksi.
2. Manfaat bagi perusahaan adanya kelangsungan oprasional sehingga tercipta kontinuitas layanan, 3. Manfaat bagi pelanggan adalah terjaminnya layanan tanpa merasakan adanya gangguan.
METODE PENELITIAN
Adapun metode analisis yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir ini yaitu: 1. Studi Literatur
Studi literatur ini menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pokok pembahasan sebagai referensi. Bertujuan untuk mempelajari dasar teori dan konsep dasar dari perangkat yang berbeda diantaranya Metro Ethernet, router, MPLS, vpls, PIM, Epipe.
2. Studi Lapangan
Pada tahap ini, penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap jaringan layanan IPTV. 3. Analisis Data
Proses penelitian dengan menganalisa permasalahan dan pemecahan masalah dari layanan IPTV. Metode analisis yang digunakan penulis dalam menyusun tugas akhir ini yaitu:
1. Perancangan
Pada tahap ini penulis melakukan perancangan jaringan dan sistem proteksi (jalur alternatif) IPTV.
2. Metode Diskusi
Melakukan konsultasi, sharing secara langsung dengan pembimbing lapangan untuk penulisan tugas akhir ini.
HASIL DAN BAHASAN
Berdasarkan permasalahan yang ada maka hasil yan diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Desain jalur alternatif 1+1 adalah penambahan satu trunk antara GPON dengan Metro Ethernet yang sebelumnya terhubung secara point-to-point, trunk tersebut berfungsi sebagai back-up apabila terjadi gangguan. Solusi dari permasalahan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. HEAD END SUBSYSTEM VOD & MIDDLEWARE SUBSYSTEM GPON MSAN MSAN MSAN MSAN Vrf IPTV_Unicast HPBB HPBB ME ME ME CIDENG Terra Router Backbone VLL Metro Jalur Alternatif 1+1 Working Stand by
2. Re-engineering jaringan MSAN Dengan Membuat Topologi Ring MSAN via GPON
Dari gambar di atas bisa dilihat bahwa masih adanya MSAN yang terhubung langsung dengan
metro Ethernet menyebabkan manajemen network tidak berfungsi secara optimal karena terjadi
pemborosan bandwidth pada metro Ethernet. Hal ini disebabkan oleh trunk MSAN yang memiliki bandwidth 1 Gbps langsung disambungkan dengan port metro yang memiliki
bandwidth 10 Gbps dengan penggunaan bandwidth yang berkisar antara 15 sampai 20 Mbps
dapat dibuat konfigurasi ring MSAN via GPON menuju metro Ethernet. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil data capture MRTG salah satu MSAN di bawah ini.
Gambar MRTG Bandwidth MSAN
Dari hasil data capture Monitoring Report Traffic Graph (MRTG) MSAN Session city di atas menunjukan bahwa penggunaan MSAN session city terhubung ke port metro Ethernet Cideng pada port 2/2/2, dimana rata-rata trafiknya hanya 7.95 MB dan maksimum trafiknya 22.54 MB.
Gambar Re-engineering Jaringan MSAN via GPON
Dengan pembuatan konfigurasi ring MSAN maka manajemen network akan berfungsi secara optimal dan hemat karena port yang terhubung dengan node access hanya terhubung melalui GPON yang memiliki kapasitas bandwidth 10 Gpbs.
3. Jalur Alternatif GPON Cideng Melalui Metro Ethernet Kota-2
Berdasarkan gambar konfigurasi fisik dimana port GPON yang terhubung secara point-to-point dengan metro Ethernet menyebabkan pelanggan akan terisolir apabila terjadi gangguan. Maka, solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan membuat jalur alternatif GPON Cideng melalui
Metro Ethernet terdekat yaitu Kota 2. Penggambaran solusi tersebut dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar Jalur Alternatif GPON Cideng via Metro-E kota 2
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa trunk dari GPON Cideng dapat dibuat dua kaki yang melalui metro Ethernet Kota 2. Jadi apabila terjadi gangguan maka pelanggan tidak terisolir karena GPON memiliki jalur alternatif.
Perhitungan Link Power Budget Ruas GPON Cideng – Metro Ethernet Kota 2
Berdasarkan pada tabel spesifikasi interface, dapat diketahui besar daya sensitifitas yang dapat diterima oleh perangkat metro Ethernet berkisar antara -3 sampai -19 dBm, sehingga dapat dilakukan perhitungan dan perkiraan layak atau tidaknya ruas kabel serat optik jalur alternatif dalam mengirimkan informasi. Jarak antara GPON Cideng dengan metro Ethernet Kota 2 adalah 2.76 km yang digambarkan pada gambar di bawah ini.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa antara GPON dengan metro Ethernet terdapat Optical
Terminating Box (OTB) yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan serat optik sementara.
Jarak antar sambungan (splice) serat optik didefinisikan dalam satu gulungan kabel (Aspal) yang memiliki panjang ± 2 km/Aspal, setiap 2 km akan dipasang sebuah splice pada tiap-tiap ujungnya. Data-data yang digunakan untuk perhitungan ruas GPON Cideng – Metro Ethernet Kota 2 dengan perangkat SFP 10G BASE XFP dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel Parameter Perhitungan Ruas GPON Cideng – ME Kota 2
GPON Cideng - ME Kota 2
Level Pancar (PT) 0.5 ~ -8.2 dBm Level Terima (PR) 0.5 ~ -14.4 dBm Redaman Fiber (αf) 0.4 dB/km
Panjang Fiber (L) 2.76 km Loss Konektor (αc) 0 ~ 0.5 dB/buah Jumlah Konektor (C) 2 buah
Loss Splice (αsp) 0 ~ 0.5 dB Jumlah Slice (Sp) 3 buah
Margin (M) 6 dB ~ 8 dB
Berdasarkan data spesifikasi power budget menurut PT. Telkom, maka perhitungan link power budget untuk GPON Cideng dengan metro Ethernet Kota 2 adalah :
Untuk PT = 0.5 dBm PR = PT – Total Loss = PT – {{(αf * L) + (αsp * Sp) + (αc * C)} + m} = 0.5 – {{(0.4 * 2.76) + (0.5 * 3) + (0.5*2)} + 8} = 0.5 – {(1.104 + 1.5 + 1) + 8} = 0.5 – {(3.604) + 8} = 0.5 – 11.604 = - 11.104 dBm
Setelah dilakukan perhitungan Link Budget ruas GPON Cideng dengan Metro Ethernet Kota 2 berdasarkan daya pancar (PT) 0.5 dBm sampai -8.2 dBm dan dengan batas – batas toleransi spesfikasi level terima perangkat PT. Telkom dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini.
Tabel Data Perhitungan Ruas GPON Cideng – Metro E Kota 2
No Daya Pancar (PT) Total Loss dengan Margin Daya Terima (PR) Keterangan Total Loss tanpa Margin Daya Terima (PR) Keterangan 1 0.5 dBm 11.604 dBm -11.104 dBm Layak 3.604 dBm -3.104 dBm Layak 2 0 dBm -11.604 dBm Layak -3.604 dBm Layak 3 -1 dBm -12.604 dBm Layak -4.604 dBm Layak 4 -2 dBm -13.604 dBm Layak -5.604 dBm Layak
5 -3 dBm -14.604 dBm Tidak Layak -6.604 dBm Layak
6 -4 dBm -15.604 dBm Tidak Layak -7.604 dBm Layak
7 -5 dBm -16.604 dBm Tidak Layak -8.604 dBm Layak
8 -6 dBm -17.604 dBm Tidak Layak -9.604 dBm Layak
9 -7 dBm -18.604 dBm Tidak Layak -10.604 dBm Layak
10 -8 dBm -19.604 dBm Tidak Layak -11.604 dBm Layak
11 -8.2 dBm -19.804 dBm Tidak Layak -11.804 dBm Layak
Dari tabel data perhitungan link power budget di atas dapat disimpulkan bahwa daya terima (PR) tanpa menggunakan margin dari daya pancar (PT) 0.5 dBm sampai -8,2 dBm dengan redaman maksimal secara keseluruhan layak untuk dijadikan jalur alternatif antara GPON Cideng-Metro Ethernet Kota 2.
Evaluasi Jalur Alternatif 1+ 1
Untuk mengatasi trunk point-to-point dari GPON ke Metro Ethernet solusi pertama yang diajukan adalah membuat sistem 1 + 1. Dimana 1 working 1 standby. Sistem ini memungkinkan untuk dilaksanakan namun penyelenggara harus menambah card trunk yang bekerja dengan Automatics Protection System (APS).
Evaluasi Re-engineering Jaringan MSAN via GPON
Pergelaran dengan membuat topologi ring MSAN via GPON sangat mungkin untuk diterapkan, karena kondisi GPON bisa sampai 10 Gbps, di samping itu trafik GPON existing rata-rata hanya 9.84 Mbps hal ini dibuktikan dengan hasil Capture MRTG GPON Cideng port 2/2/19 di bawah ini.
Gambar 4.7 MRTG bandwidth GPON Evaluasi Jalur Alternatif GPON Cideng melalui Metro Ethernet Kota-2
Pembuatan trunk jalur alternatif dapat diimplentasikan karena persyaratan teknis secara keseluruhan telah terpenuhi. Pembuktian jalur alternatif dapat dilihat pada data capture trunk CIDENG-KOTA di bawah ini.
Gambar 4.8 Data Trunk Cideng-Kota
SIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT.Telkom Area Network kota, maka dapat disimpulkan dalam beberapa poin :
1. Konfigurasi fisik IPTV melalui beberapa perangkat existing perangkat, pada premise
equipment atau penyelenggara yang terdiri dari Headend, middleware, router berbasis
MPLS, media transmisi, dan perangkat interface ke user yaitu GPON dan MSAN. Jaringan
metro Ethernet dan terra router menggunakan topologi ring sedangkan dari metro Ethernet
menuju ke node access (GPON/MSAN) menggunakan topologi point-to-point. Hal tersebut menyebabkan beberpa permasalahan yaitu, apa bila terjadi gangguan-gangguan pada media transmisinya maka layanan langsung terisolir atau terputus dan pemborosan port pada Metro serta tidak optimalnya GPON dan MSAN.
2. Solusi dari permasalahan yang timbul yaitu :
a. membuat desain jalur alternatif 1+1 jaringan Metro Ethernet ke GPON permasalahan jaringan antara Metro Ethernet ke GPON yang masih point-to-point bisa teratasi. b. penambahan 1 trunk antara GPON dengan Metro Ethernet sebagai jalur back-up
penyelenggara harus menambah card trunk yang bekerja dengan Automatics
Protection System (APS) pada perangkat GPON.
c. Membuat topologi ring pada jaringan MSAN dan dari topologi ring pada MSAN membuat trunk ke GPON.
3. Desain jalur alternatif dengan membuat topologi ring MSAN via GPON membuat manajemen network akan berfungsi lebih optimal karena karena bandwidth GPON bisa sampai 10 Gbps, di samping itu trafik GPON existing rata-rata hanya 9.84 Mbps.
4. Jalur alternatif dari perangkat existing yaitu GPON Cideng melalui Metro Ethernet Kota-2 dapat mengatasi permasalahan jaringan antara Metro Ethernet ke GPON yang masih
point-to-point, dimana Metro Ethernete Kota-2 menjadi jalur alternatif jika jaringan antara jalur
antara Metro Ethernet Cideng ke GPON Cideng terjadi gangguan.
2. Saran
Berdasarkan permasalahan yang ada maka disaran :
1. Sebaiknya untuk menjamin kualitas layanan dan kelangsungan operasional maka solusi yang ditawarkan sangat tepat untuk diimplentasikan.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan konfigurasi terhadap jalur alternatif yang telah didesain.
REFERENSI
PT Telkom.Tbk Netre JKT. (2010). Sistem & Layanan GPON. Slide 2-4 Satgas IPTV PT Telkom.Tbk. (2011). Materi IPTV Service, Slide 4.
RIWAYAT HIDUP
Ferwin lahir di kota Banda Aceh pada tanggal 24 Juni 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2013.
Ranum Rusmainidar lahir di kota Jakarta pada tanggal 20 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan
S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada tahun 2013.
Dahlan Martadiredja, Ir., MT. Lahir di kota Bandung pada tanggal 20 Februari 1943, telah
menamatkan pendidikan Sarjana (S1) di Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bidang Elektro Teknik. Magister Teknik (S2) di Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam bidang Instrumental dan Kontrol. Beliau mengajar sebagai dosen jaringan komputer serta pembimbing skripsi di Universitas Bina Nusantara.