MENTERI IIUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPTIBLIK INDONESIA
SAMBUTAN
MENTERI HUKUM DAN HAM RI
PADA ACARA PEMBERIAN REMISI KHUSUS KEPADA NARAPIDANA DAN ANAK PIDANA PADA PERINGATAN HARI RAYA NATAL
TANGGAL 25 DESEMBER 2014
Salam sejahtera dan berbahagia bagi kita semua.
Hadirin peserta upacara
dan
segenapWarga Binaan
Pemasyarakatanyang berbahagia,
Mengawali
sambutan
ini,
saya
mengajak
hadirin sekalian
untukmemanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas nikmat
dan
karunia-Nya,pada hari yang
berbahagiaini kita
masih mendapatkankesempatan untuk menghadiri dan mengikuti acara pemberian remisi khusus
Hari Raya Natal tahun 2014 bagi
narapidanadan
anak
pidana
yangberagama Nasrani. Semoga momentum Natal di tahun
ini
dapat membawakebahagiaan, kedamaian dan kesejahteraan kepada segenap umat kristiani
dan kepada kita semua.
Begitu banyak pengalaman yang berharga yang telah dijalani
di
tahun2014, baik berupa pengalaman sukacita maupun dukacita. Namun semuanya
membawa suatu keyakinan bahwa Allah masih peduli dan setia menemani
kita hingga akhir tahun dan menjelang awal tahun yang baru ini. Di tengah
sukacita terdapat ucapan syukur,
di
tengah dukacita masihada
harapan.Hanya
saja
masih adakah makna sukacitaitu
di
dalam hidup kita? Maknasukacita dalam kehidupan sehari-hari seringkali dilepaskan dari keselamatan
keberhasilan untuk memiliki. Semakin banyak kita memiliki, maka semakin
banyak pula kita bersukacita, Tetapi semakin banyak yang kita miliki hilang,
maka hilang pula sukacita kita.
Peristiwa Natal hendak menegaskan bahwa nilai atau makna sukacita
dan kebahagiaan kita bukanlah ditentukan oleh seberapa banyak yang kita
miliki, tetapi ditentukan oleh seberapa besar
kita
menyambut keselamatanAllah yang telah
datang. Peristiwa Natal merupakan momenyang
penuhmakna
saat
kita
mampu
melepaskansegala
hal
yang
kita
miliki
agarterbukalah ruang hati yang luas untuk menyambut sukacita dan kebahagiaan
Natal. Sebagai manusia baru dalam Kristus Yesus, hendaknya umat Kristen
mampu memandang dan merespons setiap tantangan dan pergumulan hidup
dari sudut
pandangAllah yang
senantiasa mengutamakankasih,
untukmewujudkan perdamaian dengan semua orang dan siap menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan kondisi yang ada tanpa kehilangan jati diri.
Sejak Natal perdana hingga hari ini, kelahiran Yesus Kristus secara tak terbantahkan menghadirkan moralitas pengharapan, bukan
saja
bagi yangmerayakan, melainkan juga bagi siapa pun yang berkehendak baik. Tuntutan
mewujudkan moralitas pengharapan Natal kian mendesak, mengingat zaman kita ditandai dengan berbagai keprihatinan, terutama atas kehidupan sesama
umat manusia. Nilai-nilai moralitas adalah suatu keniscayaan hidup, idealnyd
apa yang menjadi keniscayaan ini seharusnya benar-benar dijadikan sebagai
prinsip dan pedoman hidup manusia, namun seiring dengan perkembangan
zaman, pergeseran waktu dan transformasi budaya umat manusia, nilai-nilai
moralitas
tersebut
cenderung merosotdan
berdampak kepada timbulnyatingkah laku yang menjurus kepada kejahatan.
Kejahatan merupakan
suatu gejala
yang
menyangkutsetiap
orang,namun harus disadari bahwa yang melakukan kejahatan itu juga orang seperti
kita
yang
mempunyai perasaan (nurani) kemanusiaandan
di
sisi
lainkejahatan harus terus ditanggulangi karena mendatangkan ketidaktentraman
adalah usaha-usaha untuk mencegah kejahatan harus lebih diutamakan dari
pada memperbaiki para pelaku kejahatan.
Hadirin peserta upacara yang saya hormati,
Seperti
yang
kita
ketahui bersama, pada setiap perayaanhari
besarkeagamaan, pemerintah memberikan pengurangan hukuman
atau
remisipada
narapidanayang
merayakannya, sebagaimana diamanatkan dalamundang-undang No.12
Tahun
1995 tentang Pemasyarakatan; yang dalampelaksanaannya telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1999 tentang
Syarat
dan Tata
Cara
PelaksanaanHak Warga
BinaanPemasyarakatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 28 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor
32
Tahun
1999 tentang Syaratdan Tata Cara
Pelaksanaan Hak WargaBinaan
Pemasyarakatan;dipandang
belum
mencerminkan
seutuhnyakepentingan keamanan, ketertiban umum, dan rasa keadilan yang dirasakan
oleh masyarakat dewasa ini, sehingga diubah sebagaimana diatur lebih lanjut
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua
Atas
Peraturan Pemerintah No.32
Tahun 1999 Tentang Syarat dan TataCara Pelaksanaan Hak Warga Binaan; dan Keputusan Presiden Nomor 174
Tahun 1999 Tentang Remisi.
Keberadaan lembaga pemasyarakatan sangat penting bagi para pelaku
pelanggaran
hukum
atau
kejahatan.Dengan
keberadaanpara
pelakupelanggaran hukum atau kejahatan di dalam lembaga pemasyarakatan, maka
Yang
bersangkutandapat
mawas
diri dan
instropeksidiri
atas
segala perbuatannyadan
dapat
mendekatkandiri
kepada Tuhan Maha Penciptaserta menyesali segala perbuatannya.
Atas upaya memperbaiki diri inilah pemerintah memberikan penghargaan
bagi
mereka
yang dinilai telah dapat
mencapai penyadarandiri
yangtercermin dalam sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma agama dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Bagi mereka yang memperoleh
merupakan
nikmat
yang layak
saudara
terima
karena
telah
memenuhipersyaratan administratif maupun substantif yang telah ditetapkan, sedangkan
bagi
saudara-saudarayang
belum
memperoleh
remisi karena
belummemenuhi persyaratan tadi, hendaknya bersabar dan terus memperbaiki diri
agar pada kesempatan berikutnya saudara
juga
dapat menikmati hal yang sama.Hadirin peserta upacara
dan
segenapWarga
Binaan
Pemasyarakatanyang berbahagia,
Dewasa
ini
tugas
pemasyarakatanmenghadapi
tantangan
yangberagam.
Setiap
hari
disuguhi informasitentang
Rutandan
Lapas yangsemakin
padat.
Tentu
ini
membawa dampak tersendiri,tidak
optimalnyapelaksanaan
program
dan
memicu terjadinya kerusuhan.
Mengelolanarapidana di Lapas bukanlah persoalan mudah, namun masyarakat memiliki
harapan besar agar pelaksanaan pemasyarakatan tetap menjunjung keadilan,
oleh
sebab
itu
perlu
dilakukan
perumusanmencari
jalan
keluar
ataspelaksanaan
tugas
pemasyarakatanagar
berjalanefektif
dan
maksimal.Dengan
begitu,
narapidanadapat
kembalidi
tengah
masyarakat denganberkelakuan baik.
Over kapasitas
di
Lapasdan
Rutan menimbulkan kerawanan adanyapungutan
liar baik dari
sesama penghuni maupundari
petugas kepadapenghuni. Kondisi UPT Pemasyarakatan yang sudah over kapasitas karena
tidak seimbangnya jumlah penghuni dengan kapasitas UPT Pemasyarakatan
untuk
menampungtahanan
dan
warga binaan
menyebabkan terjadinyapungutan
liar
untuk mendapatkan fasilitas. Masalahlain
yangjuga
belumtuntas
ditanggulangiadalah
banyaknya penyalahgunaan handphone dannarkoba yang masih kerap terjadi di berbagai Lapas dan Rutan.
Kementerian Hukum
dan
HAM
memprioritaskandi
tahun 2015
nantiuntuk menyiapkan Lapas khusus untuk merehabilitasi terpidana pengguna
narkoba dan menjalin kerjasama dengan beberapa rumah sakit, rumah sakit
jiwa serta
PemerintahDaerah
untuk
merehabilitasiterpidana
narkoba.a
Pecandu narkoba tidak seharusnya ditempatkan dalam satu Lapas dengan
terpidana
kasus
lain
karena dikhawatirkanjustru akan
menyuburkan danpenyebaran narkoba masuk ke dalam Lapas.
Beberapa
hal
yangjuga
harus segera dibenahidi
antaranya adalahdengan mengambil langkah positif dan konstruktif terhadap kehidupan napi di
Lapas.
sarana
hunian
yang
ada
di
Lapas
saat
ini
belum
seluruhnyamemenuhi
standar minimum
yang telah
ditentukan, kebutuhan
gizi narapidanadan
peralatan medisjuga
belum memadai. Setiap narapidanaharus mendapatkan kesehatan dan pendidikan yang layak walaupun mereka
saat
ini
sedangdalam masa
hukuman.Kami
telah
mengusahakan agarnarapidana
yang
belum mendapat jaminan kesehatan lebih kurang 32.000orang
narapidana akan
mendapatjaminan
kesehatanmelalui
ProgramKeluarga lndonesia
sehat
(KlS),
sehingga nantinya
akan
memperolehlayanan kesehatan yang memadai.
Kebutuhan akan dukungan sistem administrasi yang ideal dan modern
sudah semestinya direncanakan. Perbaikan-perbaikan perangkat kantor dan
kemampuan
petugas
pengelola
administrasiperlu
ditingkatkan, karenapengelolaan administrasi yang baik dan modern akan sangat mempengaruhi
pola pembinaan. Sentuhan kemanusiaan dengan tetap penuh kewaspadaan
terhadap kehidupan narapidana di Lapas juga harus dikembangkan sehingga
para warga binaan diharapkan menjadi sadar
dan
menemukanjati
dirinya kembaliHadirin sekalian yang berbahagia,
Pada kesempatan ini, saya atas nama jajaran Kementerian Hukum dan
Hak
Asasi
Manusia Republik lndonesia menyampaikanterima
kasih danpenghargaan yang setinggitingginya kepada jajaran Pemerintah Daerah dan
seluruh instansi
serta
lembaga
sosial terkait
yang telah turut
sertaberpartisipasi
dan
memberi dukungandalam
melaksanakan tugastugas pemasyarakatan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa mengiringikeinginan luhur kita untuk selalu mengabdi dan berbakti kepada nusa, bangsa
dan negara dengan limpahan kasih dan karunianya.
Kepada
seluruh
narapidanadan
anak
pidanayang
pada
hari
Natal
inimendapatkan
remisi,
khususnya
yang bebas hari
ini,
saya
mengucapkanselamat
dan
mengingatkan
agar tetap
berupaya meningkatkan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagai landasan saudara dalam mejalanikembali
kehidupan
di
tengah-tengah keluarga
dan
sebagai
anggotamasyarakat.
Jadilah insan yang
taat
hukum, insan
yang
berakhlak
danberbudi luhur, serta insan yang mempunyai makna dan berguna dalam hidup
dan
kehidupan. Kepada saudarawarga
binaan pemasyarakatanyang
belumrnemperolehnya
agar
bersabar
karena remisi
itu
hak
yang akan
tetapdiberikan sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya
juga
sayasampaikan
kepada seluruh Petugas
Pemasyarakatanyang dengan
tulusikhlas mengabdikan
diri
kepada nusadan
bangsa,saya
mengharapkan agar meningkatkanterus
semangat
dan
dedikasi saudara terhadap
tugas
yangsangat mulia
ini.
Semoga
Tuhan Yang Maha Kuasa selalu
merestui
dan mengiringi keinginan luhur kita dengan limpahan rahmat-Nya. Aamiin.Hari
Raya Natal Tahun
2014"kedamaian
dan
kecerahan
hatiMENTE