• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

RSKKNI

RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

SEKTOR KONSTRUKSI SUB BIDANG PEKERJAAN KONSTRUKSI

SIPIL

JABATAN KERJA: JURU UKUR (SURVEYOR)

2010

(2)

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka penyiapan tenaga profesional di bidang jasa konstruksi pada suatu Jabatan Kerja tertentu, baik untuk pemenuhan kebutuhan nasional di dalam negeri maupun untuk kepentingan penempatan ke luar negeri, diperlukan adanya perangkat standar yang dapat mengukur dan menyaring tenaga kerja yang memenuhi persyaratan sesuai dengan kompetensinya.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) merupakan suatu hal yang sangat penting dan dibutuhkan sebagai tolok ukur untuk menentukan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan jabatan kerja yang dimilikinya.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga kerja jasa konstruksi disusun berdasarkan analisis kompetensi setiap jabatan kerja yang melibatkan para pelaku pelaksana langsung dilapangan dan para ahli dari jabatan kerja yang bersangkutan. Kegiatan Review SKKNI ini diawali dengan desk study, survey, wawancara dan workshop. Dari hasil tersebut, yang masih dalam format DACUM, yang kemudian ditransformasi ke dalam format RMCS, yang selanjutnya dibahas dalam pra konvensi yang melibatkan Tim Komite RSKKNI, Tim Teknis, BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi), unsur Perguruan Tinggi, para Pakar dan Nara Sumber yang berkaitan dengan Jabatan Kerja tersebut.

SKKNI untuk jabatan kerja Juru Ukur ini merupakan review dari jabatan kerja yang sama yang disusun berdasarkan format Kepmenaker Nomor : 146/1990.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Juru Ukur ini di disusun mengacu pada format dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : PER.21/MEN/X/2007 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 14/PRT/M/2009 yang selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan dan pengukuran tingkat kompetensi pada jabatan kerja Juru Ukur.

Diharapkan adanya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) tersebut dapat meningkatkan mutu tenaga kerja Indonesia dan mutu hasil pekerjaan di lapangan. Di sisi lain standar kompetensi kerja ini tetap masih memerlukan penyempurnaan sejalan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan industri Jasa Konstruksi, sehingga setiap masukan untuk penyempurnaan sangat diperlukan.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini, kami ucapkan terima kasih

Jakarta, September 2010 Kementerian Pekerjaan Umum

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia

(………...) NIP

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1 DAFTAR ISI ... 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 3 B. Tujuan ... 4 C. Pengertian SKKNI ... 5 D. Penggunaan SKKNI ... 6

E. Struktur, Skema Pengembangan dan Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ... 6

F. Kodefikasi Standar Kompetensi ... 11

G. Gradasi Kompetensi Kunci ... 12

H. Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia ... 13

BAB II. STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

SEKTOR KONSTRUKSI, JABATAN KERJA : JURU UKUR

A.

Jabatan Kerja ... 18

B.

Kompetensi Kerja ... 21

C.

Daftar Unit Kompetensi ... 22

(4)

1

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR KEP.../MEN/.../2010

TENTANG

PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG KONSTRUKSI GEDUNG DAN BANGUNAN

SIPIL

SUB BIDANG PEKERJAAN KONSTRUKSI SIPIL

JABATAN KERJA: JURU UKUR (SURVEYOR

(5)

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No. 18 Tahun 1999, tentang: Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya tersurat dan tersirat bahwa tenaga kerja yang melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi harus memiliki sertifikat keahlian dan atau keterampilan.

Keharusan memiliki Sertifikasi Keahlian dan atau Keterampilan tersebut mencerminkan adanya tuntutan kualitas tenaga kerja yang betul-betul dapat diandalkan. Kondisi tersebut memerlukan langkah nyata dalam mempersiapkan perangkat (standar baku) yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas tenaga kerja jasa konstruksi.

Sesuai dengan Keputusan Dewan Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) No. 113 /KPTS/LPJK/D/ X/2004, pasal 2 ayat (1) menjelaskan bahwa Tujuan sertifikat adalah memberikan informasi objektif kepada para pengguna jasa bahwa kompetensi tenaga kerja yang bersangkutan memenuhi bakuan kompetensi yang ditetapkan untuk klasifikasi dan kualifikasinya, dan pasal 9 ayat (1) yang menyatakan bahwa untuk setiap kualifikasi dalam suatu klasifikasi harus dibuat bakuan kompetensinya secara jelas termasuk tata cara mengukur.

Selain itu undang-undang nomor 13 tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan, terutama pasal 10 ayat (2), menetapkan bahwa Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada Standar Kompetensi Kerja, diperjelas lagi dengan Peraturan Pelaksanaannya yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor: 31 tahun 2006, tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional :

1. Pasal 3, Prinsip dasar pelatihan kerja adalah, huruf (b) berbasis pada kompetensi kerja.

2. Pasal 4 ayat (1), Program pelatihan kerja disusun berdasarkan SKKNI, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut diatas menyebut tentang kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia

yang

terbentuk dengan menyatunya 3 aspek spesifik terdiri : Ranah

(6)

3

Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Ranah Keterampilan

(domain Psychomotorik atau Skill) dan Ranah Sikap Perilaku (domain

Affektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan.

Jadi apabila seseorang atau berkelompok telah mempunyai kompetensi kemudian dikaitkan dengan tugas pekerjaan tertentu sesuai dengan kompetensinya, maka akan dapat menghasilkan atau mewujudkan sasaran dan tujuan tugas pekerjaan tertentu yang seharusnya dapat terukur dengan indikator sebagai berikut : dalam kondisi tertentu, mampu dan mau melakukan suatu pekerjaan, sesuai volume dan dimensi yang ditentukan, dengan kualitas sesuai standar dan mutu/ spesifikasi, selesai dalam tempo yang ditentukan.

Indikator ini penting untuk memastikan kualitas SDM secara jelas, lugas dan terukur, serta untuk mengukur produktivitas tenaga kerja dikaitkan dengan perhitungan biaya pekerjaan yang dapat menentukan daya saing.

B. Tujuan

Penyusunan Standar kompetensi Sektor Jasa Konstruksi mempunyai tujuan yaitu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak dalam bidang keahlian tersebut diatas sesuai dengan kebutuhan masing-masing pihak diantaranya :

1. Institusi pendidikan dan pelatihan

a. Memberikan informasi untuk pengembangan program kurikulum.

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi.

2. Dunia usaha/industri dan pengguna tenaga kerja a. Membantu dalam rekruitmen tenaga kerja b. Membantu penilaian unjuk kerja

c. Mengembangkan program pelatihan bagi karyawan berdasarkan kebutuhan

(7)

4

3. Institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi

a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai dengan kualifikasi dan levelnya

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian dan sertifikasi.

Selain tujuan tersebut diatas, tujuan lain dari penyusunan standar ini adalah untuk mendapatkan pengakuan secara nasional maupun internasional. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah :

1. Menyesuaikan penyusunan standar kompetensi tersebut dengan kebutuhan industri/usaha, dengan melakukan eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif.

2. Menggunakan referensi dan rujukan dari standar-standar sejenis yang digunakan oleh negara lain atau standar internasional, agar dikemudian hari dapat dilakukan proses saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangement – MRA).

3. Dilakukan bersama dengan representatif dari asosiasi pekerja, asosiasi industri/usaha secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi atau para pakar dibidangnya agar memudahkan dalam pencapaian konsesus dan pemberlakuan secara nasional.

C. Pengertian SKKNI 1. Kompetensi Kerja

Kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

2. Konsep SKKNI

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(8)

5

D. Penggunaan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang telah disusun dan telah mendapatkan pengakuan oleh para pemangku kepentingan akan dirasa bermanfaat apabila telah terimplementasi secara konsisten. Standar Kompetensi Kerja digunakan sebagai acuan untuk :

1. Menyusun uraian pekerjaan.

2. Menyusun dan mengembangkan program pelatihan dan sumber daya manusia.

3. Menilai unjuk kerja seseorang.

4. Sertifikasi Kompetensi/Profesi di tempat kerja.

Dengan dikuasainya kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka seseorang mampu :

1. Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan.

2. Mengorganisasikan agar pekerjaan dapat dilaksanakan.

3. Menentukan langkah apa yang harus dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula.

4. Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda

E. Struktur, Skema Pengembangan dan Format Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Jasa Konstruksi mengacu kepada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT//M/2009, tentang : Pedoman Teknis Penyusunan Bakuan Kompetensi Sektor Jasa konstruksi.

(9)

6

1. Struktur Standar Kompetensi

Standar Kompetensi suatu Bidang Keahlian distrukturkan dengan bentuk seperti di bawah ini (bentuk ini diterapkan secara luas di dunia internasional) :

STRUKTUR STANDAR KOMPETENSI

STANDAR KOMPETENSI

Terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu

UNIT KOMPETESI

Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi, setiap unit kompetensi memiliki sejumlah elemen-kompetensi

ELEMEN KOMPETENSI

Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati

KRITERIA UNJUK KERJA

Merupakan pernyataan sejauh mana elemen kompetensi yang dipersyaratkan tersebut terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan

BATASAN VARIABEL

Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks dimana kriteria unjuk kerja tersebut diaplikasikan

PANDUAN PENILAIAN

Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan penilaian

KOMPETENSI KUNCI

Merupakan persyaratan kemampuan yang harus dimiliki untuk mencapai unjuk kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan tugas pada unit

(10)

7

5. BATASAN VARIABEL 6. PANDUAN PENILAIAN

PANDUAN PENILAIAN

2. Skema Pengembangan Standar Kompetensi

Skema pengembangan standar kompetensi dapat digambarkan sebagaimana diperlihatkan pada diagram di bawah ini.

DETAIL SKEMA PENGEMBANGAN STANDAR KOMPETENSI

. 1. BIDANG KEAHLIAN ATAU PEKERJAAN 2. UNIT-UNIT KOMPETENSI 3. ELEMEN KOMPETENSI 4. KRITERIA UNJUK KERJA

KU

ALIFIKA

S

I

KU

ALI

F

IK

ASIS

I

KOM

P

E

TENS

I

KU

NC

I

KU

ALI

F

IK

ASIS

I

(11)

8

Format Standar kompetensi

Kode

: Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada

format kodifikasi SKKNI.

Judul Unit

: Mendefinisikan

tugas/pekerjaan

suatu

unit

kompetensi yang menggambarkan sebagian atau

keseluruhan standar kompetensi.

Deskripsi Unit

: Menjelaskan Judul Unit yang mendeskripsikan

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan

dalam mencapai standar kompetensi.

Elemen

Kompetensi

: Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan

untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang

menunjukkan komponen-komponen pendukung unit

kompetensi sasaran apa yang harus dicapai.

Kriteria Unjuk

Kerja

: Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan

untuk memperagakan kompetensi di setiap elemen,

apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan

apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi.

Batasan

Variabel

: Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria

unjuk kerja diterapkan. Mendefinisikan situasi dari

unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang

tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang

mungkin digunakan dan mengacu pada syarat-syarat

yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk

atau jasa yang dihasilkan.

(12)

9

Panduan

Penilaian

: Membantu menginterpretasikan dan menilai unit

dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu

dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi

sesuai tingkat keterampilan yang digambarkan dalam

kriteria unjuk kerja, yang meliputi :

- Pengetahuan dan keterampilan yang yang

dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten

pada tingkatan tertentu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana,

bagaimana dan dengan metode apa pengujian

seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan

hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang

perlu dilihat pada waktu pengujian.

Kompetensi

kunci

: Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria

unjuk kerja tercapai pada tingkatan kinerja yang

dipersyaratkan untuk peran / fungsi pada suatu

pekerjaan.

Kompetensi kunci meliputi :

1. Mengumpulkan,

mengorganisir

dan

menganalisis informasi.

2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi.

3. Merencanakan dan mengorganisir

aktivitas-aktivitas.

4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok.

5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika.

6. Memecahkan masalah.

(13)

10

F.

Kodefikasi Standar Kompetensi.

Kodefikasi unit kompetensi dan kualifikasi pada SKKNI Jasa Konstruksi pada dokumen ini, berdasar pada Permenakertrans No.Per.21/Men/X/2007.

Kodefikasi setiap unit kompetensi mengacu pada format kodefikasi SKKNI sebagai berikut :: X X X . X X 0 0 . 0 0 0 . 0 0 (1) (2) (3) (4) (5) SEKTOR SUB SEKTOR KELOMPOK UNIT KOMPETENSI NOMOR UNIT VERSI

SEKTOR : Diisi dengan singkatan 3 huruf dari nama sektor. Untuk Sektor Konstruksi disingkat dengan ...

SUB SEKTOR :

Diisi dengan singkatan 2 huruf dari sub sektor. Jika tak

ada sub sektor, diisi dengan huruf OO. Untuk Sub Sektor

... disingkat ...

KELOMPOK UNIT KOMPETENSI

: Diisi dengan 2 digit angka yaitu :

00 : Jika tidak ada grup.

01 : Identifikasi Kompetensi Umum yang diperlukan untuk dapat bekerja pada sektor.

02 : Identifikasi Kompetensi Inti yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tugas inti pada sektor tertentu

03 dst

: Identifikasi Kompetensi Kekhususan / spesialisasi yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tugas spesifik pada sektor tertentu.

NO. URUT UNIT KOMPETENSI

: Diisi dengan nomor urut unit kompetensi dengan menggunakan 3 digit angka, mulai dari 001, 002, 003 dan seterusnya.

VERSI UNIT

KOMPETENSI

:

Diisi dengan nomor urut versi menggunakan 2 digit

angka, mulai dari 01, 02, 03 dan seterusnya.

(14)

11

G. Gradasi Kompetensi Kunci

NO KOMPETENSI KUNCI

TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3

“Melakukan Kegiatan” “Mengelola Kegiatan” “Mengevaluasi dan Memodifikasi Proses” 1 Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasika n informasi Mengakses dan merekam dari satu sumber

Mengakses, memilih &

merekam lebih dari satu sumber Mengakses, mengevaluasi mengorganisasikan berbagai sumber 2 Mengkomunikasik an ide dan informasi Pengaturan sederhana yang telah lazim/familier

Berisi hal yang komplek Mengakses, mengevaluasi dan mengkomunikasikan nilai/perubahan dari berbagai sumber 3 Merencanakan dan mengorganisasika n Kegiatan Di bawah pengawasan atau supervisi Dengan bimbingan/panduan

Inisiasi mandiri dan mengevaluasi kegiatan komplek dan cara mandiri 4 Bekerjasama

dengan orang lain & kelompok Kegiatan-kegiatan yang sudah dipahami /aktivas rutin Membantu merumuskan tujuan Berkolaborasi dalam melakukan kegiatan-kegiatan komplek 5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika

Tugas-tugas yang sederhana dan telah ditetapkan

Memilih ide dan teknik yang tepat untuk tugas yang komplek

Berkolaborasi dalam menyelesaikan tugas yang komplek

6 Memecahkan masalah

Rutin di bawah pengawasan

Rutin dan dilakukan sendiri berdasarkan pada panduan Problem/masalah yang komplek dengan menggunakan endekatan yang sistimatis, sert mampu mengatasi problemnya 7 Menggunakan teknologi Membuat kembali / memproduksi / memberikan jasa / yang berulang pada tingkat dasar

Mengkonstruksi, mengorganisasikan atau menjalankan produk atau jasa

Merancang, menggabungkan atau memodifikasi produk atau jasa

(15)

12

H. Rumusan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB

I

Melaksanakan kegiatan :  Lingkup terbatas  Berulang dan sudah

biasa

 Dalam konteks yang terbatas  Mengungkap kembali  Menggunakan pengetahuan yang terbatas  Tidak memerlukan gagasan  Terhadap kegiatan sesuai arahan  Dibawah pengawasan langsung.  Tidak ada tanggungjawab terhadap pekerjaan orang lain. II Melaksanakan kegiatan :  Lingkup agak luas.  Mapan dan sudah biasa.  Dengan pilihan-pilihan

yang terbatas terhadap sejumlah tanggapan rutin  Mengungkap kembali  Menggunakan pengetahuan yang terbatas.  Tidak memerlukan gagasan.  Terhadap kegiatan sesuai arahan  Dibawah pengawasan tidak langsung dan pengendalian mutu.  Punya tanggung jawab terbatas terhadap kuantitas dan mutu.  Dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain III Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang luas

dan memerlukan keterampilan yang sudah baku  Dengan pilihan-pilihan terhadap sejumlah prosedur

 Dalam sejumlah konteks yang sudah biasa

 Menggunakan pengetahuan- pengetahuan teoritis yang relevan  Menginterpretasikan informasi yang tersedia  Menggunakan perhitungan dan pertimbangan.  Terhadap kegiatan sesuai arahan dengan otonomi terbatas.  Dibawah pengawasan tidak langsung dan pemeriksaan mutu.  Bertanggungjawab secara memadai terhadap kuantitas

(16)

13

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB  Menerapkan

sejumlah

pemecahan masalah yang sudah baku.

dan mutu hasil kerja.  Dapat diberi

tanggungjawab terhadap hasil kerja orang lain.

IV

Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang luas

dan memerlukan keterampilan penalaran teknis.

 Dengan pilihan-pilihan yang banyak terhadap sejumlah prosedur.  Dalam berbagai konteks

yang sudah biasa maupun yang tidak biasa.  Menggunakan basis pengetahuan yang luas dengan mengaitkan sejumlah konsep teoritis  Membuat interpretasi analisis terhadap data yang tersedia

 Pengambilan keputusan

berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.  Menerapkan

sejumlah

pemecahan masalah yang bersifat inovatif terhadap masalah-masalah yang konkrit dan kadang-kadang tidak biasa.

 Terhadap kegiatan yang direncanakan sendiri.

 Dibawah bimbingan dan evaluasi yang luas.

 Bertanggung jawab penuh terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja.

 Dapat diberi tanggung jawab terhadap kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

V

Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang luas

dan memerlukan keterampilan penalaran teknis khusus

(spesialisasi)

 Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku.  Menerapkan basis pengetahuan yang luas dengan pendalaman yang cukup dibeberapa area.  Membuat interpretasi analitik terhadap sejumlah data yang tersedia

Melakukan :  Kegiatan yang

diarahkan sendiri dan kadang-kadang memberikan arahan kepada orang lain.  Dengan pedoman

atau fungsi umum yang luas.

(17)

14

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB  Yang memerlukan

banyak pilihan prosedur standar maupun non standar

 Dalam konteks yang rutin maupun tidak rutin.

yang memiliki cakupan yang luas  Menentukan

metode-metode dan prosedur yang tepat-guna dalam

pemecahan sejumlah msalah yang konkrit yang mengandung unsur-unsur teoritis

memerlukan tanggung jawab penuh baik sifat, jumlah maupun mutu dari hasil kerja.  Dapat diberi tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja. VI Melaksanakan kegiatan :  Dalam lingkup yang

sangat luas dan memerlukan

keterampilan penalaran teknis khusus.

 Dengan pilihan-pilihan yang sangat luas terhadap sejumlah prosedur yang baku dan tidak baku serta

kombinasi prosedur yang tidak baku.

 Dalam konteks rutin dan tidak rutin yang

berubah-ubah sangat tajam  Menggunakan pengetahuan khusus yang mendalam pada beberapa bidang  Melakukan analisis, memformat ulang dan mengevaluasi informasi-informasi yang cakupannya luas  Merumuskan langkah- langkah pemecahan yang tepat, baik untuk masalah yang konkrit maupun abstrak Melakukan :  Pengelolaan kegiatan/proses kegiatan.  Dengan parameter yang luas untuk kegiatan-kegiatan yang sudah tertentu.  Kegiatan dengan

penuh menentukan tercapainya hasil kerja pribadi dan atau kelompok.  Dapat diberi tanggungjawab terhadap pencapaian hasil kerja organisasi VII

Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk :

 Menjelaskan secara sistematik dan koheren atas prinsip-prinsip utama dari suatu bidang dan,

 Melaksanakan kajian, penelitian dan kegiatan intelektual secara mandiri disuatu bidang menunjukkan kemandirian intelektual serta analisis yang tajam dan komunikasi yang baik.

VIII Mencakup memungkinkan seseorang untuk : keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang  Menunjukkan penguasaan suatu bidang dan,

(18)

15

KUALIFIKASI PARAMETER

KEGIATAN PENGETAHUAN TANGGUNG JAWAB  Merencanakan dan melaksanakan proyek penelitian dan kegiatan

intelektual secara original berdasarkan standar-standar yang diakui secara internasional.

IX

Mencakup keterampilan, pengetahuan dan tanggungjawab yang memungkinkan seseorang untuk :

 Menyumbangkan pengetahuan original melalui penelitian dan kegiatan intelektual yang dinilai oleh ahli independen berdasarkan standar internasional.

(19)

16

I. TIM PENYUSUN STANDAR KOMPETENSI

Tim penyusun RSKKNI terdiri dari :

NO. NAMA JABATAN DALAM

DINAS/LEMBAGA

JABATAN DALAM PANITIA/TIM a. PANITIA TEKNIS / TIM PENANGGUNG JAWAB/ PENGARAH

1. Ir. Dadan Krisnandar, MT BPKSDM Pengarah b. TIM NARASUMBER SKKNI

1.

Ir. Suardi Bahar MT

PT. Wijaya Karya

Nara Sumber 2.

Ir. Haryanto Winardji, MT

STT. Sapta Taruna

Nara Sumber 3.

Ir. Kusumo Dradjat. S, M.Si

Politeknik Negeri Jakarta

Nara Sumber

4.

Ir. M.Muljahardi, CES

Praktisi

Nara Sumber

5.

Ir. Bambang. DAS

Nara Sumber Nara Sumber

c. TIM TEKNIS / TIM PENYUSUN SKKNI

1 Aca Ditamihardja, ME Kabid. Kompetensi Keterampilan Konstruksi

Ketua

2 Ir. Ati Nurzamiati.H Z, MT

Kasubid.Bakuan

Kompetensi Manajemen Teknik Konstruksi

Sekretaris

3 Ronny Adriandi,ST,MT Staf Anggota

4 Tugimin, ST Staf Anggota

5 Bambang Sunarto, BE Staf Anggota

6 Yanuar Munlait, ST,M.Tech Staf Anggota

7 Bambang Suroso, ST Kasubbag. Keuangan dan Sarana

Anggota

8 Dwi Asika Sari, ST, M.Tech Staf Anggota

d.

Peserta Workshop

NO NO NAMA JABATAN DALAM

DINAS/LEMBAGA

JABATAN DALAM PANITIA/TIM

1

Ir. Suardi Bahar MT

PT. Wijaya Karya

Peserta

2

Ir. Haryanto Winardji, MT

STT. Sapta Taruna

Peserta 3

Ir. Kusumo Dradjat. S, M.Si

Politeknik Negeri Jakarta

Peserta

4

Ir. M.Muljahardi, CES

Praktisi

Peserta

5

Ir. Bambang. DAS

PT. Waskita Karya

Peserta

6 Ir. Widi Styono

Politeknik Negeri Jakarta

Peserta

7 Idul Patra PT. PP Peserta

8 Dwi Asika Sari, ST, M.Tech Pusbin KPK Peserta 9 Yanuar Munlait, ST,M.Tech Pusbin KPK Peserta

10 Aca Ditamihardja, ME Pusbin KPK Peserta

e. Peserta Pra Konvensi

1

Ir. Suardi Bahar MT

PT. Wijaya Karya

Peserta

(20)

17

NO. NAMA JABATAN DALAM

DINAS/LEMBAGA

JABATAN DALAM PANITIA/TIM 3

Ir. Kusumo Dradjat.S, M.Si

Politeknik Negeri Jakarta

Peserta 4

Ir. Haryanto Winardji, MT

STT. Sapta Taruna

Peserta 5 Djumawan Idik

Wangsaatmadja APSPI Peserta

6 H. Alimuddin Dinas Bina Marga Prov.

Sulsel Peserta

7 Ilham PT. Haka Utama Peserta

8 Januar Perdana, ST Ekumindo Peserta

9 Sukmawati, SE Askumindo Peserta

10 Andi Renreng, ST Askumindo Peserta

11 Salman,SE Askindo Peserta

12 Roby Darwis Gabpeknas Peserta

13 Bahrun, ST LPJKD Prov. Sulsel Peserta

14 Sandy Taliroso PT. Buana Meridian Peserta 15 A. Syamsul Bachri, Azm,ST Dinas Bina Marga Prov.

Sulsel Peserta

16 Adrian Muda, ST Dinas Bina Marga Prov.

Sulsel Peserta

17 Asirah, ST Dinas Bina Marga Prov.

Sulsel Peserta

18 Dr.Ing.Wahyu HP, MSME Unhas Peserta

19 Salim, ST,MT UMI Peserta

20 Y. Bono. M ISI Peserta

21 Azis Junaid, ST Dinas Bina Marga Prov.

Sulsel Peserta

22 Lukman S, ST Dinas Bina Marga Prov.

Sulsel Peserta

23 Drs. Abdul Hamid Aras, MS UNM Peserta

24 Ismail Askindo Peserta

25 Ir. Saharuddin Seda PT. Duta Abadi Peserta

26 Mahmud Perkindo Peserta

27 Tugimin Balai PJK Peserta

e. Peserta Konvensi

NO NO NAMA JABATAN DALAM

DINAS/LEMBAGA

JABATAN DALAM PANITIA/TIM

1

Ir. Suardi Bahar MT

PT. Wijaya Karya

Peserta

2

Ir. Haryanto Winardji, MT

STT. Sapta Taruna

Peserta 3

Ir. Kusumo Dradjat. S, M.Si

Politeknik Negeri Jakarta

Peserta

4

Ir. M.Muljahardi, CES

Praktisi

Peserta

5

Ir. Bambang. DAS

PT. Waskita Karya

Peserta

6 Widi Setyono Politeknik Negeri Jakarta Peserta 7 Djumawan Idik

Wangsaatmadja APSPI

Peserta

(21)

18

NO. NAMA JABATAN DALAM

DINAS/LEMBAGA

JABATAN DALAM PANITIA/TIM

9 Rachmad Sudjali BNSP Peserta

10 Marihot M Nainggolan PT.Tatap Maduma Peserta 11 Ir. Agus Sugiharto PT. Lenggogeni Peserta

12 Hafis Qiswiny LPJKN Peserta

13 Ir. Ati Nurzamiati HZ, MT

Pusbin KPK

Peserta

14 Ir. M. Muljahardi, CES

Praktisi

Peserta

15 Harry Setyawan

BPP

Peserta

16 Ir. Imam Pranoto

Praktisi

Peserta

(22)

19

BAB II

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA SEKTOR

KONSTRUKSI SUB BIDANG PEKERJAAN KONSTRUKSI SIPIL

JABATAN KERJA: JURU UKUR (SURVEYOR)

A. Standar Kompetensi mengacu Jenjang Kualifikasi/Jabatan Kerja

Penetapan jenjang kualifikasi jabatan kerja/profesi kerja mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Kerangka Kualifikasi Jasa Konstruksi (KKJK).

Sesuai hasil studi literatur, konsep standar kompetensi mencakup semua aspek kinerja tugas/pekerjaan untuk membangun wawasan yang tidak terbatas hanya kemampuan tugas secara sempit tetapi mencakup 5 (lima) dimensi kompetensi yang perlu dikembangkan yaitu :

1. Kemampuan dalam tugas (task skill).

2. Kemampuan mengelola tugas (task management skill).

3. Kemampuan mengatasi suatu masalah tak terduga dengan cermat dan tepat (contingency management skill).

4. Kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan kerja (job/ role environments skill).

5. Kemampuan mentransfer atau adaptasi dalam situasi kerja yang berbeda/ baru (transferable management skill).

Dimensi kompetensi tersebut di atas dapat muncul dalam kegiatan yang berbeda dari format standar, misalnya dapat berada dalam elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, dan batasan variabel.

B. Kualifikasi Jabatan Kerja

Analisis kompetensi merupakan langkah utama untuk penyusunan “Standar Kompetensi Kerja” bidang pekerjaan bangunan gedung secara mekanis dipersiapkan untuk pegangan atau tolok ukur penilaian kapasitas kemampuan untuk menduduki jabatan kerja “ Juru Ukur ” Jabatan kerja dimaksud harus jelas dan pasti posisinya dalam klasifikasi dan kualifikasinya, pada umumnya di lingkungan jasa konstruksi dapat digambarkan seperti tipikal struktur organisasi sebagai berikut :

(23)

20

TIPIKAL ORGANISASI P L A N N I N G E N G I N E E R GEODETIC ENGINEER MUDA P E L A K S A N A L A P A N G A N P E L A K S A N A L A P A N G A N JURU UKUR QUANTITY SURVEYOR TECHNICIAN

(24)

21

C. Persyaratan Jabatan :

a. Pendidikan minimal : - SMK Bagian Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Geodesi

- SMK Teknik Bangunan dan SLTA yang sederajat dengan kursus dan pelatihan Juru Ukur (Surveyor)

b. Pengalaman kerja : - Minimal SMK Bagian Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Geodesi pengalaman 2 tahun di bidang pengukuran

- Teknik Bangunan dan SLTA yang sederajat pengalaman 3 tahun di bidang pengukuran. c. Kesehatan : - Berbadan sehat, yang dinyatakan dengan surat

keterangan dokter.

- Tidak memiliki cacat fisik yang mengganggu pekerjaannya

D. Pemaketan SKKNI dalam kualifikasi Jabatan Kerja

1 Sektor : Konstruksi

2 Sub Sektor/Bidang Pekerjaan

: Sipil

3 Sub Bidang Pekerjaan : Bangunan Gedung, Bangunan Air dan Bangunan Transportasi.

4 Klasifikasi Pekerjaan : Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan 5 Nama Jabatan Kerja : Juru Ukur

6 Kode Jabatan Jenjang KKNI/KKJK : : F 45

Level 3 (tiga)/ Tenaga Terampil

7 Uraian Jabatan : Melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan survei dan pengukuran dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan konstruksi, yang meliputi persiapan, pengoperasian peralatan pengukuran, pemetaan situasi dan melaksanakan stake out sesuai spesifikasi yang disyaratkan dengan mengevaluasi hasil pekerjaan pengukuran serta membuat laporan.

(25)

22

E. KOMPETENSI KERJA

Kompotensi Kerja Juru Ukur terdiri dari :

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

I Kompetensi Umum

1. F 45

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja

dan Lingkungan (K3L) di lokasi kerja

2. F 45

Melakukan Komunikasi dalam Proses

Pengukuran

II Kompetensi Inti

1. F 45

Melakukan Persiapan Pengukuran

2. F 45

Mengoperasikan

Peralatan Pengukuran

3. F 45

Melakukan Pemetaan Situasi

4. F 45

Melakukan Pengukuran Stake Out

5. F 45

Mengevaluasi Hasil Pekerjaan Pengukuran

6. F 45

Membuat Laporan Pengukuran

III. Kompetensi Khusus

(26)

23

F. URAIAN UNIT-UNIT KOMPETENSI

Uraian unit-unit kompetensi tergambarkan sebagai berikut: KODE UNIT : F45

JUDUL UNIT : Menerapkan Keselamatan, Kesehatan kerja dan Lingkungan (K3L) di lokasi kerja

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan ( K3 L) di lokasi kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.

Melakukan idetifikasi bahaya dan resiko di lokasi kerja

1.1 Situasi lingkungan kerja diamati untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya dilapangan

1.2 Sumber bahaya diidentifikasi, dinilai dan dicatat sesuai dengan prosedur yang berlaku

1.3 Resiko bahaya yang mungkin terjadi diprediksi berdasar pada situasi lingkungan dan sumber bahaya yang ada.

1.4 Langkah-langkah penanggulangan bahaya dan resiko yang mungkin terjadi disiapkan.

2.

Menyiapkan peralatan

dan perlengkapan K3L

2.1

Peralatan K3L terkait dengan pekerjaan dipahami

2.2

Alat Pelindung Diri (APD) dan Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai dengan kebutuhan pekerjaan diidentifikasi

2.3

Perlengkapan P3K dan lingkungan serta rambu-rambu sesuai dengan persyaratan diadakan

2.4

Tempat penyimpanan APD, APK dan

perlengkapan P3K dan lingkungan sesuai SOP disiapkan.

3.

Menggunakan APD dan APK sesuai dengan standar K3L

3.1 Kelaikan APD dan APK diperiksa dengan teliti berdasarkan SOP

3.2 Cara memakai APD dan APK diketahui

3.3 APD dan APK digunakan dengan benar sesuai kebutuhan kerja berdasarkan SOP

3.4 APD dan APK dirawat dan disimpan dengan benar.

4.

Memeriksa dan

memelihara perlengkapan APD dan APK sesuai dengan SOP

4.1

Kelengkapan APD dan APK diperiksa sesuai dengan SOP setelah digunakan

(27)

24

dan disimpan pada tempatnya sesuai SOP

4.3

Hasil pemeriksaan APD dan APK dicatat dan

dilaporkan kepada atasan terkait

4.4

Kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dengan pekerjaan pengukuran dalam hal lingkungan dilakukan.

BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variable

1.1 Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.

1.2 Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang diidentifikasi meliputi bahaya kecelakaan phisik, kimia, bahaya biologi, bahaya jatuh dari ketinggian, bahaya kebakaran dan bahaya ledakan.

1.3 Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja meliputi : 1.3.1 tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja

1.3.2 tindakan melokalisasikan kebakaran supaya tidak meluas dan memadamkannya

1.3.3 serta melaporkan pada yang terkait.

1.4 Tindakan pencegahan pencemaran lingkungan yaitu dengan membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa material yang tidak terpakai setelah pekerjaan selesai sesuai prosedur dan ketentuan.

2. Perlengkapan yang diperlukan

2.1 Alat Pelindung Diri (APD) antara lain : 2.1.1 sepatu keselamatan (safety shoes) 2.1.2 helm pengaman (safety helmet) 2.1.3 sarung tangan (gloves)

2.1.4 tali pengaman (safety belt) . 2.2 Alat Pengaman Kerja (APK) antara lain :

2.2.1 alat Pemadam Api Ringan (APAR)

2.2.2 perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 2.2.3 rambu-rambu keselamatan kerja

3.

Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Melakukan idetifikasi bahaya dan resiko di lokasi kerja

3.2 Menyiapkan peralatan dan perlengkapan K3 L

3.3 Menggunakan APD dan APK sesuai dengan standar K3 L

3.4 Memeriksa dan memelihara perlengkapan APD dan APK sesuai dengan SOP.

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Undang-undang Nomor. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

4.2 Undang-undang Nomor. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup 4.3 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4.4 Permen PU No:009/PRT/M/2008 tentang Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

(28)

25

4.5 Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No: KEP.174/MEN/1986 dan No: 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kegiatan Konstruksi

4.6 Petunjuk Manual yang dirumuskan oleh perusahaan (jika ada) 4.7 SOP yang terkait dan diberlakukan.

4.8 Dokumen kontrak

4.9 Peraturan-peraturan lain yang terkait dan berlaku. PANDUAN PENILAIAN

1. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1 Tes tertulis

1.2 Test lisan/Wawancara

1.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4 Praktek di tempat kerja

1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain :

2.1. Penilaian dilakukan mencakup mempresentasikan, mendiskusikan, peragaan atau mempraktekan dalam pekerjaan sebenarnya atau simulasi. 3. Pengetahuan yang dibutuhkan

3.1. Prosedur penerapan K3 dan Lingkungan. 3.2. Jenis dan Fungsi APD dan APK.

3.3. Pengendalian bahaya dan resiko kerja 3.4. Bahaya pencemaran lingkungan. 4. Keterampilan yang dibutuhkan

4.1. Memilih APD dan APK yang tepat untuk bekerja

4.2. Menggunakan dan merawat peralatan dan perlengkapan kerja

4.3. Mengidentifikasi penyebab utama kecelakaan ditempat kerja berkaitan dengan lingkungan kerja serta cara mengendalikan bahaya/resiko kecelakaan kerja dan pencegahannya.

4.4. Mengidentifikasi pencemaran lingkungan 5 Aspek Kritis

Aspek Kritis yang harus diperhatikan :

5.1. Kemampuan mengidentifikasi potensi bahaya dan resiko kecelakaan kerja di tempat kerja.

5.2. Kemampuan menilai ketidak lengkapan APK.

5.3. Kemampuan menggunakan APD sesuai dengan ketentuan K3.

5.4. Kemampuan untuk melakukan tindakan penanggulangan kecelakaan kerja bila terjadi keadaan darurat lainnya di tempat kerja.

(29)

26

5.5. Kemampuan dalam melakukan tindakan pencegahan pencemaran

lingkungan di tempat kerja.

6. Kompetensi Kunci

No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan

2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1

6. Memecahkan masalah 2

(30)

27

KODE UNIT : F45

JUDUL UNIT : Melakukan Komunikasi Dalam Proses Pengukuran.

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk komunikasi dalam proses pengukuran.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Mengenali sistem

komunikasi dalam pengukuran

1.1 Sistem komunikasi untuk pengukuran diidentifikasi dengan tepat

1.2 Sistem komunikasi untuk kebutuhan pengukuran dipilih yang tepat

1.3 Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur K3 yang berlaku.

2. Menyiapkan peralatan komunikasi dalam pengukuran

2.1 Peralatan komunikasi dalam pengukuran diidentifikasi sesuai dengan SOP

2.2 Kelayakan peralatan komunikasi dalam

pengukuran dipastikan sesuai dengan manual dan SOP yang berlaku

2.3 Peralatan komunikasi dalam pengukuran ditetapkan dan didistribusikan kepada kelompok kerja sesuai dengan SOP yang berlaku.

3. Menggunakan peralatan komunikasi dalam pengukuran

3.1 Pemeriksaan fungsi peralatan komunikasi dalam pengukuran dilakukan sesuai dengan manual dan SOP

3.2 Peralatan komunikasi dalam pengukuran digunakan sesuai dengan manual dan SOP yang berlaku

3.3 Penanganan paska penggunaan peralatan komunikasi dilakukan sesuai dengan manual dan SOP yang berlaku.

BATASAN VARIABEL 1. Kontek Variabel

1.1. Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.

2.

Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan: 2.1. Perlengkapan antara lain :

2.1.1 gambar kerja 2.1.2 APD dan APK 2.2. Peralatan :

2.2.1 hand phone 2.2.2 handy talky

(31)

28

2.3. Bahan :

3.

Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1 Mengenali sistem komunikasi dalam pengukuran

3.2 Menyiapkan peralatan sistem komunikasi dalam pengukuran 3.3 Menggunakan sistem komunikasi dalam pengukuran.

4. Peraturan-peraturan yang diperlukan 4.1 Prosedur operasi standar perusahaan. 4.2 Dokumen kontrak

PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis

1.2. Test lisan/Wawancara

1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4. Praktek di tempat kerja

1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan 2. Keterkaitan dengan unit lain:

- Tidak ada -

3. Pengetahuan yang dibutuhkan :

3.1. Gambar kerja/detail dalam pelaksanaan di lapangan. 3.2. Peralatan kerja dan peralatan pendukung lainnya. 3.3. Pengetahuan jenis-jenis alat dan perlengkapan. 3.4. Teknik pengukuran

3.5. Spesifikasi dan prosedur standar operasi perusahaan yang berlaku. 3.6. Jadwal pelaksanaan terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya . 4. Keterampilan yang dibutuhkan :

4.1 Membaca dan memahami instruksi kerja 4.2 Mengoperasikan alat komunikasi.

4.3 Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang mungkin menjadi hambatan kerja.

5. Aspek Kritis

Aspek Kritis yang harus diperhatikan :

5.1. Kemampuan mengoperasikan alat komunikasi 5.2. Kemampuan melakukan komunikasi.

(32)

29

6. Kompetensi Kunci

No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan

informasi 2

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan

2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1

6. Memecahkan masalah 1

7. Menggunakan teknologi 2

(33)

30

KODE UNIT : F45

JUDUL UNIT : Melakukan Persiapan Pengukuran

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan persiapan pengukuran.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.

Melakukan peninjauan

awal (orientasi) lapangan

1.1 Tinjauan awal (orientasi) kondisi lapangan dilakukan sesuai dengan surat perintah kerja 1.2 Data hasil peninjauan dibuat dengan

menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan

1.3 Langkah-langkah persiapan ditentukan sesuai dengan kebijakan dan SOP yang ditentukan 1.4 Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan

sesuai dengan prosedur K3 yang berlaku.

2.

Menyiapkan jadwal harian

dan jadwal mingguan berdasarkan jadwal induk

2.1 Kerangka waktu pelaksanaan pengukuran diidentifikasi berdasarkan pada jadwal induk dan jadwal mingguan yang ditetapkan perusahaan 2.2 Jadwal pengukuran mingguan dibuat berdasar

jadwal induk dan data hasil orientasi lapangan 2.3 Jadwal pengukuran harian dibuat berdasar jadwal

induk, jadwal mingguan dan data hasil orientasi lapangan.

3.

Menyiapkan peralatan pengukuran dan alat bantu

3.1

Jenis dan tipe semua peralatan yang akan dipergunakan diidentifikasi baik jenis dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan volume pekerjaan dan jadwal kerja

3.2

Sumber semua peralatan pengukuran yang akan dipergunakan ditentukan berdasar pada ketersediaan peralatan yang dimilki atau yang dapat diakses oleh perusahaan

3.3

Semua peralatan disiapkan sesuai jadwal

3.4

Catatan hasil persiapan pengukuran dibuat

dengan menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan.

BATASAN VARIABEL

1.

Kontek Variabel

1.1. Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok,pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.

(34)

31

2.

Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan:

2.1 Perlengkapan antara lain : 2.1.1 Gambar kerja 2.1.2 APD dan APK

2.2

Peralatan :

2.2.1 Komputer 2.2.2 Kalkulator

2.2.3 Pulpen dan penggaris

2.3 Bahan : Kertas

3.

Tugas-tugas yang harus dilakukan 3.1 Melakukan orientasi lapangan

3.2 Menyiapkan jadwal harian berdasarkan jadwal Induk dan jadwal mingguan berdasarkan jadwal induk.

3.3 Menyiapkan peralatan pengukuran dan alat bantu.

4.

Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Prosedur operasi standar perusahaan. 4.2 Dokumen kontrak

PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1 Test tertulis

1.2 Test lisan/Wawancara

1.3 Praktek menggunakan alat peraga/simulasi 1.4 Praktek di tempat kerja

1.5 Portofolio atau metode lain yang relevan

2.

Keterkaitan dengan unit lain:

2.1.1 F45... : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan ditempat kerja dan etika profesi.

2.1.2 F45... : Komunikasi dalam proses pengukuran. Melakukan pek. persiapan pengukuran. .

3.

Pengetahuan Yang dibutuhkan :

3.1. Gambar kerja/detail dalam pelaksanaan di lapangan. 3.2. Peralatan kerja dan peralatan pendukung lainnya.

(35)

32

3.3. Pengetahuan jenis-jenis alat dan perlengkapan.

3.4. Teknik pengukuran

3.5. Spesifikasi dan prosedur standar operasi perusahaan yang berlaku. 3.6. Jadwal pelaksanaan terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya.

4.

Keterampilan yang dibutuhkan :

4.1 Membaca dan menguasai gambar kerja 4.2 Membaca dan memahami instruksi kerja

4.3 Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang mungkin menjadi hambatan kerja.

5.

Aspek Kritis

Aspek Kritis yang harus diperhatikan :

5.1. Kemampuan membaca dan memahami gambar kerja 5.2. Kemampuan membuat jadwal pelaksanaan pengukuran. 5.3. Kemampuan teknik pengukuran

6.

Kompetensi Kunci

No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok

2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis

1

6. Memecahkan masalah 2

(36)

33

KODE UNIT

: F45

JUDUL UNIT : Mengoperasikan Peralatan Pengukuran

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan

dan sikap perilaku untuk mengoperasikan peralatan

pengukuran.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.

Mengidentifikasi peralatan

pengukuran yang akan dipergunakan sesuai jenis pekerjaannya

1.1 Rencana kegiatan dan jadwal pengukuran diidentifikasi sebagai bahan untuk menentukan kebutuhan peralatan dan perangkat pendukung lainnya

1.2 Kebutuhan peralatan dan perangkat pendukung untuk pekerjaan pengukuran diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

1.3 Sumber persediaan peralatan pengukuran di data sesuai dengan referensi yang tersedia 1.4 Peralatan pengukuran dipersiapkan sesuai

dengan dengan daftar kebutuhan mengacu kepada SOP yang berlaku

1.5

Tindakan pencegahan kecelakaan kerja

dilakukan sesuai dengan prosedur K3 yang

berlaku.

2.

Mengenali seluruh bagian peralatan dan masing-masing fungsinya

2.1 Prinsip kerja alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi Waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station ditemukenali sesuai dengan manual masing-masing

2.2 Fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station

ditemukenali sesuai dengan manual masing-masing.

3.

Memvalidasi semua peralatan pengukuran untuk kelaikan peralatan yang akan digunakan.

3.1

Kelayakan fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dipastikan dengan menggunakan prosedur sesuai dengan manual masing-masing peralatan

3.2

Penyimpangan/kesalahan yang terjadi pada

fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dicatat dengan menggunakan format dan prosedur yang ditetapkan

3.3

Hasil pencatatan dari penyimpangan/kesalahan fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur

(37)

34

sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dilaporkan kepada personil yang berwenang sesuai dengan prosedur yang berlaku.

4.

Melakukan koreksi

peralatan pengukuran dari kesalahan saat validasi peralatan pengukuran.

4.1

Peralatan dan bahan untuk melakukan koreksi kesalahan fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station disiapkan sesuai dengan kebutuhan dan manual masing-masing peralatan

4.2

Koreksi kesalahan fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dilakukan dengan teknik dan prosedur sesuai dengan manual dan SOP masing-masing peralatan

4.3

Catatan hasil koreksi kesalahan fungsi kerja bagian-bagian utama dari alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dibuat dengan menggunakan format dan prosedur sesuai SOP yang berlaku.

5.

Melaporkan kondisi kalibrasi peralatan pengukuran keatasan terkait

5.1

Data administrasi peralatan pengukuran disiapkan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan pada SOP untuk kalibrasi peralatan yang berlaku

5.2

Status masa berlaku kalibrasi kerja alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station diperiksa sesuai prosedur manual masing-masing

5.3

Catatan/rekaman hasil pengecekan kalibrasi

terhadap alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dilakukan dengan menggunakan format dan prosedur yang berlaku

5.4

Jadwal usulan kalibrasi terhadap alat ukur sudut theodolit, alat ukur beda tinggi waterpass, alat ukur jarak EDM dan alat total station dibuat dengan menggunakan format dan prosedur yang berlaku.

6.

Melakukan perawatan peralatan pengukuran dan kelengkapannya

6.1

Tempat penyimpanan peralatan pengukuran dan kelengkapannya disiapkan sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan

6.2

Bahan dan alat pembersih serta pengaman untuk peralatan pengukuran dan kelengkapannya disiapkan sesuai dengan kebutuhan

6.3

Semua peralatan pengukuran dan kelengkapannya setelah dipergunakan dibersihkan dan dirawat sesuai dengan manual

(38)

35

dan SOP

6.4

Semua peralatan pengukuran dan

kelengkapannya disimpan sesuai manual dan SOP yang berlaku.

6.5

Admisnistrasi pemakaian peralatan pengukuran dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku. BATASAN VARIABEL

1. Kontek Variabel

1.1. Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok,pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi.

2.

Perlengkapan dan Peralatan yang diperlukan:

2.1

Perlengkapan antara lain :

2.1.1 Gambar kerja 2.1.2 Theodolit 2.1.3 Waterpass

2.1.4 Electronic Distance Meansuerment (EDM) 2.1.5 Total Station

2.1.6 APD dan APK

2.1.7 Peralatan dan bahan untuk perawatan peralatan pengukuran.

3.

Tugas-tugas yang harus dilakukan

3.1

Mengidentifikasi peralatan pengukuran yang akandipergunakan sesuai prinsip kerjanya

3.2

Mengenali seluruh bagian peralatan dan masing-masing fungsinya

3.3

Memvalidasi semua peralatan pengukuran untuk kelaikan peralatan yang akan digunakan

3.4

Melakukan Koreksi peralatan pengukuran dari kesalahan saat verifikasi peralatan pengukuran

3.5

Melaporkan kondisi kalibrasi peralatan pengukuran keatasan terkait

3.6

Melakukan perawatan peralatan pengukuran dan kelengkapannya. 4. Peraturan-peraturan yang diperlukan

4.1 Prosedur operasi standar perusahaan 4.2 Dokumen Kontrak.

PANDUAN PENILAIAN

1.

Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1.

Test tertulis

(39)

36

1.3.

Praktek menggunakan alat peraga/simulasi

1.4.

Praktek di tempat kerja

1.5.

Portofolio atau metode lain yang relevan.

2. Keterkaitan dengan unit lain:

2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:

2.1.1 F45... : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan ditempat kerja dan etika profesi. 2.1.2 2.1.3 F45... F45... : : :

Melakukan komunikasi dalam proses pengukuran.

Melakukan persiapan pengukuran. .

3. Pengetahuan Yang dibutuhkan :

3.1. Pengoperasian peralatan pengukuran

3.2. Pengetahuan jenis-jenis alat ukur dan perlengkapan

3.3. Spesifikasi dan prosedur standar operasi perusahaan yang berlaku

3.4. Jadwal pelaksanaan terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya .

4. Keterampilan yang dibutuhkan :

4.1 Membaca dan menguasai gambar kerja 4.2 Membaca dan memahami instruksi kerja

4.3 Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang mungkin menjadi hambatan kerja.

5. Aspek Kritis

Aspek Kritis yang harus diperhatikan :

5.1 Kemampuan membaca dan memahami gambar kerja 5.2 Kemampuan membuat jadwal pelaksanaan pengukuran. 5.3 Kemampuan teknik pengukuran

6. Kompetensi Kunci

No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

(40)

37

KODE UNIT : F45

JUDUL UNIT : Melakukan Pemetaan Situasi

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan pemetaan situasi.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.

Melakukan pengukuran

kerangka dasar horizontal (polygon)

1.1 Cakupan area pengukuran diidentifikasi berdasarkan peta dasar sesuai dengan surat perintah kerja yang ditetapkan oleh personil yang berwenang

1.2 Titik BM / titik ikat terdekat yang disepakati sebagai acuan koordinat dicari/ditentukan sesuai SOP yang berlaku

1.3 Titik awal pengukuran ini diikat ke BM sebagai acuan yangditentukan dengan teliti sesuai SOP yang berlaku

1.4 Azimuth awal ditentukan sesuai dengan SOP yang berlaku

1.5 Pengukuran sudut di setiap titik polygon secara berurutan dilakukan dengan teliti

1.6 Pengukuran jarak antara dua titik polygon secara berurutan dilakukan sesuai SOP

1.7 Pengisian data ukur ke dalam formulir dilaksanakan dengan benar dan akurat

1.8 Koordinat titik polygon dihitung dengan toleransi yang ditentukan

1.9 Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur K3 yang berlaku.

2.

Melakukan pengukuran kerangka dasar vertikal (beda tinggi)

2.1 Titik BM / titik ikat terdekat yang disepakati sebagai acuan elevasi dicari / ditentukan

2.2 Pengukuran beda tinggi antara titik polygon dilakukan

2.3 Pengukuran beda tinggi dilaksanakan sesuai SOP

2.4 Pengisian data ukur kedalam formulir dilaksanakan dengan benar dan akurat

(41)

38

3.

Melakukan pengukuran

detail situasi

3.1

Pengukuran jarak dari polygon ke titik detail dilaksanakan

3.2

Pengukuran azimuth dari polygon ke titik detail dilaksanakan dengan teliti

3.3

Pengukuran beda tinggi titik detail terhadap titik polygon dilaksanakan dengan teliti

3.4

Koordinat dan elevasi detail dihitung dengan teliti.

3.5

Pengisian data ukur kedalam formulir

dilaksanakan dengan benar dan akurat. BATASAN VARIABEL

1. Konteks variabel

1.1. Unit Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada lingkup pekerjaan pengukuran

1.2. Hasil/out put dari judul unit adalah:

1.2.1 Data ukur untuk gambar peta situasi

1.2.2 BM yang sudah ada koordinat dan tinggi (elevasi)

2.

Perlengkapan dan peralatan yang diperlukan:

2.1. Peralatan dan perlengkapan: 2.1.1 Peta dasar

2.1.2 Theodolit 2.1.3 Waterpass

2.1.4 Electronic Distance Meansuerment (EDM) 2.1.5 Total station

2.1.6 Alat bantu pengukuran, 2.1.7 APD dan APK

2.1.8 Alat hitung (kalkulator) 2.2. Bahan:

2.2.1 Patok/ Bench Mark (BM) 2.2.2 Cat

2.2.3 Paku

2.2.4 ATK dan formulir pengukuran

3.

Tugas-tugas yang harus dilakukan:

3.1

Melakukan pengukuran kerangka dasar horizontal (polygon)

3.2

Melakukan pengukuran kerangka dasar vertikal (water passing)

3.3

Melakukan pengukuran detail situasi

4.

Peraturan yang diperlukan 4.1 SOP pengukuran 4.2 Dokumen Kontrak

PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian

(42)

39

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1.

Tes tertulis

1.2.

Test lisan/Wawancara

1.3.

Praktek menggunakan alat peraga/simulasi

1.4.

Praktek di tempat kerja

1.5.

Portofolio atau metode lain yang relevan

2. Keterkaitan dengan unit lain:

2.1. Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:

2.1.1 F45... : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SMK3) dan Lingkungan di Tempat Kerja dan Etika Profesi 2.1.2 2.1.3 2.1.4 F45... F45... F45... : : :

Melakukan Komunikasi Dalam Proses Pengukuran

Melakukan Persiapan Pengukuran Mengoperasikan Peralatan Pengukuran .

2.2. Kaitan dengan unit lain:

2.2.1 - : -

3.

Pengetahuan Yang dibutuhkan :

3.1 Pengoperasian peralatan kerja

3.2 Pengetahuan jenis-jenis alat dan perlengkapan

3.3 Teknik pengukuran pemetaan situasi

3.4 Spesifikasi dan prosedur standar operasi perusahaan yang berlaku

3.5 Jadwal pelaksanaan terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya.

4.

Keterampilan yang dibutuhkan :

4.1. Membaca dan menguasai peta dasar 4.2. Membaca dan memahami instruksi kerja 4.3. Mengoperasikan alat ukur

4.4. Melakukan pengkuran poligon, beda tinggi dan detail situasi

4.5. Mengidentifikasi tempat-tempat rawan kecelakaan yang mungkin menjadi hambatan kerja.

5.

Aspek Kritis

Aspek Kritis yang harus diperhatikan :

5.1. Kemampuan membaca dan memahami gambar kerja. 5.2. Komunikasi dalam proses pengukuran.

(43)

40

5.4. Penguasaan peralatan pengukuran.

5.5. Pengukuran dan pemetaan situasi

6.

Kompetensi Kunci

No KompetensI Kunci dalam unit ini Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 2

(44)

41

KODE UNIT

: F45

JUDUL UNIT : Melakukan Pengukuran Stake Out

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan

dan sikap kerja untuk melakukan

pengukuran

stake out.

ELEMEN KOMPETENSI

KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempelajari

gambar

pelaksanaan

yang

terkait dengan stake

out

1.1

Semua gambar pelaksanaan yang terkait

pengukuran dipelajari dengan cermat

1.2

Semua gambar pelaksanaan yang distake

-out dipahami

1.3

Kejanggalan dalam gambar

pelaksanaan

dilaporkan kepada atasan terkait

2. Melaksanakan

pengukuran stake out

2.1 Metode pengukuran stake out ditentukan

2.2

Tindakan pencegahan kecelakaan kerja

dilakukan sesuai dengan prosedur K3 yang

berlaku.

2.3 Peralatan pengukuran yang akan digunakan

disiapkan

2.4 Titik BM yang akan dipakai untuk stake out

ditetapkan

2.5 Perhitungan untuk data pengukuran stake

out dilakukan dengan teliti

2.6 Pengukuran

stake

out

dengan

teliti

dilakukan

2.7 Titik titik yang sudah selesai stake out diberi

tanda dengan jelas

2.8 Hasil pengukuran dicatat dalam formulir

yang ditentukan.

3. Memeriksa hasil

pengukuran stake out

3.1 Gambar pelaksanaan untuk acuan evaluasi

disiapkan dan dipelajari dengan teliti

3.2 Peralatan pengukuran dan alat bantu yang

akan digunakan disiapkan dengan lengkap

3.3 Pengukuran arah horizontal sesuai data

hasil evaluasi dilakukan dengan teliti

3.4 Pengukuran arah vertikal sesuai data hasil

Referensi

Dokumen terkait

Orang-orang yang sesat yang memiliki pemahaman tidak sesuai dengan ajaran agama islam yang benar sudah pasti akan menjadi penghuni neraka.. Jangan

Mema Memahami d hami dan Me an Menjel njelaska askan A n Anato natomi Org mi Organ Li an Limfoid mfoid

Mengacu pada Pasal 11 Konvensi ini, ada kewajiban bagi pemerintah Indonesia untuk membuat peraturan- peraturan yang tepat untuk menghapus diskriminasi terhadap

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan membuktikan bahwa: 1) meskipun schistosomiasis sebagai penyakit endemik dan sangat mematikan, namun bagi masyarakat

3. Pencegahan apa yang harus dilakukan agar tidak terulang kembali fraud dalam dana bantuan partai politik kota Jepara?.. Mengetahui skema fraud dalam dana bantuan

Nah, kata istri inilah yang kemudian kami anggap memiliki persoalan konstitusional yang merugikan hak konstitusional kami selaku Pemohon karena kami menganggap bahwa kata istri

Berdasarkan hasil verifikasi dan penelusuran dokumen Laporan Produksi PT Artcraft Indonesia selama periode audit, produk yang diekspor bukan merupakan dari bahan

Berdasarkan penuturan Delima Sitohang S.Pd selaku guru bidang studi Biologi, berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar biologi