• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI KINERJA FUNGSI BHABINKAMTIBMAS DI LINGKUNGAN POLSEK SUMEDANG SELATAN, POLSEK SUMEDANG UTARA, DAN POLSEK CIMALAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI KINERJA FUNGSI BHABINKAMTIBMAS DI LINGKUNGAN POLSEK SUMEDANG SELATAN, POLSEK SUMEDANG UTARA, DAN POLSEK CIMALAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI KINERJA FUNGSI BHABINKAMTIBMAS DI

LINGKUNGAN POLSEK SUMEDANG SELATAN, POLSEK

SUMEDANG UTARA, DAN POLSEK CIMALAKA

1Dody Ramayana, 2Ipa Hafsiah Yakin, 3Dede Jajang Suyaman

Prodi Magister Manajemen, STIE Sebelas April Sumedang Prodi Magister Manajemen, STIE Sebelas April Sumedang Prodi Magister Manajemen, Fakultas Sekonomi, UNSIKA

Email : jajang@fe.unsika.ac.id ABSTRACT

The essence of this research is the high level of crime in the Sumedang Selatan Polsek, Sumedang Selatan Polsek, and Cimalaka Polsek Sumedang Regency as a result of the Sumedang Regency area as an area bordering the City of Bandung which has a high criminal impact, industrial areas, educational areas and unemployment the number of unemployed, theft and fraud rates. Early detection is still weak and early prevention of any potential disturbances, there is still an assumption that maintaining kamtibmas is the responsibility of the Police, the limited number of personnel members of the Police. The method used in this research is a qualitative research method with a descriptive approach. The results of this study indicate that overall the Optimization of Bhabinkamtibmas Function Performance in Sumedang Selatan Polsek, Sumedang Utara Polsek and Cimalaka Polsek is in accordance with standard operating procedures where the community has seen the existence of Bhabinkamtibmas members who are built, active in conveying messages, always present when guided by village officials. / kelurahan, has an influence on improving community insights in the field of community service, is active in victims of natural disasters or natural disasters, and assists in managing community problems. Suggestions from this research need an increase in the budget coordinated with elements of the police, district heads and DPRD, increase the use of information technology in community service services, increase education and training programs for Bhabinkamtibmas members, and improve services to the community in the more humanist Bhabinkamtibmas target areas.

Keywords : Bhabinkamtibmas Function Performance. ABSTRAK

Inti dari penelitian ini adalah masih tingginya angka kriminalitas di wilayah Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Selatan, dan Polsek Cimalaka Kabupaten Sumedang sebagai dampak dari wilayah Kabupaten Sumedang sebagai kawasan yang berbatasand engan Kota Bandung yang dampak kriminalitasnya cukup tinggi, adanya kawasan perindustrian, kawasan pendidikan dan meningkatnya jumlah pengangguran, tingginya angka pencurian dan penipuan. Masih lemahnya deteksi dini dan cegah dini terhadap setiap potensi gangguan, masih adanya anggarapan pemeliharaan kamtibmas adalah tanggung jawab Polri, terbatasnya jumlah personil anggota Polri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan Optimalisasi Kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas di Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka sesuai dengan standar operasional prosedur dimana masyarakat telah mengetahui keberadaan anggota Bhabinkamtibmas yang menjadi wilayah binaan, aktif dalam menyampaikan pendapat, selalu hadir ketika dimina perangkat desa / kelurahan, memberikan pengaruh terhadap peningaktan wawasan masyarakat di bidang kamtibmas, aktif dalam menangani korban musib atau bencana alam, dan memabntu dalam pemecahan masalah masyarakat. Saran dari penelitian ini yaitu perlu adanya peningkatan anggaran yang dikoordinasi dengan unsur polres, bupati dan DPRD, peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kamtibmas, peningkatan program pendidikan dan pelatihan bagi anggota Bhabinkamtibmas, dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di wilayah binaan Bhabinkamtibmas yang lebih humanis.

▸ Baca selengkapnya: mou sekolah dengan polsek pdf

(2)

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil observasi penulis di lingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Ciamalaka data angka kriminalitas pada tahun 2019 cukup tinggi. Hal ini disebabkan :

a)

Meningkatnya jumlah potensi gangguan

kriminalitas pada tahun 2019 yang disebabkan beberapa faktor antara lain pengaruh dari luar daerah karena Kabupaten Sumedang yang berbatasan dengan Kota Bandung dimana Potensi gangguan kriminalitasnya cukup tinggi, adanya kawasan perindustrian dan kawasan pendidikan, meningkatnya jumlah pengangguran, meningkatnya jumlah pemilik kendaraan Roda 2 maupun Roda 4 yang sangat potensial terjadinya kasus curanmor, meningkatnya pembangunan di Kabupaten Sumedang. Sedangkan meningkatnya gangguan kriminalitas masih didominasi oleh peristiwa tindak pindana curas, curat, dan curanmor.

b)

Masih lemahnya kegiatan deteksi dini dan cegah dini terhadap setiap potensi gangguan yang ada di lingkungan masyarakat tanpa adanya suatu upaya untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah potensi gangguan yang ada sehingga tidak berkembang menjadi gangguan nyata.

c)

Masih adanya anggapan masyarakat bahwa pemeliharaan kamtibmas adalah menjadi tugas dan kewajiban Polri. Disamping itu peran serta masyarakat dan instansi pemerintah dalam membina dan memelihara kamtibas terkesan masih sangat kurang sedangkan tugas tersebut tidak hanya menjadi beban tanggung jawab pihak Polri semata.

d)

Persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa Polri sebagai alat negara penegak hukum masih belum diimbangi dengan tindakan nyata dalam melakukan pembinaan masyarakat agar patuh dan taat hukum sehingga terkesan setiap ada permasalahan yang berhubungan dengan hukum itu adalah tugas Polri. Di samping itu peran serta masyarakat dan instansi pemerintah dalam membina ataupun mengelola potensi gangguan yang ada terkesan masih sangat kurang sedangkan tugas tersebut tidak hanya menjadi beban tanggung jawab pihak polri semata.

e)

Terbatasnya jumlah personel yang tidak seimbang dengan luas wilayah maupun jumlah penduduk, kondisi geografis Kabupaten Sumedang terdiri dari daerah pegunungan dan perbukitan sehingga rawan bencana alam longsor, merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan kota Bandung serta perlintasan antara Bandung menuju Cirebon dan Jawa Tengah sehingga sangat potensial terhadap gangguan kamtibmas yang timbal balik dengan daerah lain, penambahan jumlah kendaraan bermotor yang sangat signifikan

berpeluang meningkatnya Curanmor maupun gangguan kamtibmas bidang lalu lintas, padatnya penduduk pada daerah zona industri dan zona pendidikan, dan semakin tingginya pengangguran, selain itu semakin bertambahnya objek vital seperti Bank, Mall, pertokoan dan kawasan komplek perumahan turut berperan dalam meningkatkan jumlah daerah titik rawan kamtibmas yang ada di wilayah hukum Polres Sumedang.

Beberapa kasus di atas muncul sebagai akibat tidak diketahuinya akar permasalahan yang muncul pada pranata-pranata sosial di masyarakat. Peningkatan jumlah aparat dan peningkatan kegiatan Polri, belum menjadi sebuah jaminan akan ketiadaan ancaman kamtibmas di tengah-tengah masyarakat.

Oleh karena itu, Polri membutuhkan adanya partisipasi atau kerjasama dari masyarakat. Menyadari pentingnya suatu kerjasama Polri dengan masyarakat, maka Polri mulai menerapkan suatu program yaitu Program Pemolisian Masyarakat (Polmas).

Fokus Penelitian

Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus. Spradley dalam Sugiyono (2019:352) menyatakan bahwa, “A focused refer to a single cultural domain or a few related domains”, maksudnya adalah bahwa fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial”. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkat kabaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan).

Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada taham permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.

Spradley dalam Sugiyono (2018:254) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus penelitian yaitu :

1)

Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan;

2)

Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain;

3)

Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan

(3)

149

teknologi;

4)

Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori- teori yang telah ada. Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada Optimalisasi Kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah peneliti kemukakan pada point sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yang akan menjadi pedoman dalam penelitian ini adalah :

1)

Bagaimana Optimalisasi Kinerja Fungsi

Bhabinkamtibmas dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, dan Polsek Cimalaka.

2)

Faktor-faktor apa saja yang menghambat optimalisasi fungsi kinerja Bhabinkamtibmas dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

3)

Upaya apa saja yang dilakukan Bhabinkamtibmas dalam mengatasi berbagai hambatan dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1)

Untuk mendeskripsikan dan menganalisa

optimalisasi fungsi kinerja Bhabinkamtibmas dilingkungan Posek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

2)

Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menghambat optimalisasi fungsi kinerja Bhabinkamtibmas dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka

3)

Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Bhabinkamtibmas dalam mengatasi berbagai hambatan dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat khusus bagi peneliti, umumnya bagi seluruh pembaca agar dalam kehidupan nyata dapat menerapkan teori yang dipelajari. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan :

Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk dapat memberikan nilai tambah dalam mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori manajemen khususnya yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu manajemen, efektivitas dan monitoring.

Manfaat akademis

Secara akademis, penelitian ini sebagai syarat dalam rangka memperoleh gelar Magister Management dan diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia dalam bidang optimalisasi kinerja fungsi Bhabinkamtibmas di wilayah hukum Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka. Kegunaan Praktis

1.

Bagi pengguna dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan/ perbandingan bagi peneliti sejenis.

2.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Institusi POLRI di Wilayah Hukum Polres Sumedang terkait Optimalisasi Kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas di lingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, dan Polsek Cimalaka.

3.

Bagi program studi manajemen Program Studi Manajemen Program Magister STIE Sebelas April Sumedang dapat dijadikan tolok ukur kualitas lulusannya dan dasar dalam meningkatkan kualitas akademik dan kompetensi mahasiswa Program Studi Manajemen Program Magister STIE Sebelas April Sumedang.

4.

Bagi POLRES Sumedang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjutBerdasarkan permaslahan tingkat kriminalitas pada beberapa kecamatan yang berada pada naungan keamanan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, Polsek Cimalaka yang merupakan wilayah Perkotaan Kabupaten Sumedang penulis menganalisa optimalisasi kinerja fungsi Bhabinkamtibmas yang berada di wilayah kerja Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka dengan 4 Indikator utama yaitu : Indikator Inputs, Indikator Proses, Indikator outputs dan Indikator Outcomes. Untuk lebih memahami dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

(4)

149

Polri sebagai Institusi yang bertanggung jawab terkait Keamanan dan Ketertiban Masyarakat

Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Program Pemolisian Masyarakat (Polmas)

Kinerja Bhabinkamtibmas dan faktor- faktor yang mempengaruhi dalam rangka Optimalisasi Kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas di Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, dan Polsek Cimalaka

Indikator Inputs (masukan). Meliputi anggaran belanja SDM, Peralatan, Bahan, Kebijakan, Waktu, dipergunakan untuk melaksanakan program Polmas dan organisasi. Dalam penelitian ini instansi tersebut adalah Bhabinkamtibmas Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka

Indikator Proses. Menggambarkan pelaksanaan kegiatan Polmas yang didukung oleh Sumber daya yang dibutuhkan, melalui proses manajemen.

Indikator Output. Menunjukkan hasil kerja apakah berupa barang atau berupa jasa yang sudah dicapai melalui langkah proses. Dalam penelitian ini menggambarkan hasil kerja yang dicapai Bhabinkamtibmas dalam proses program Polmas.

Indikator Outcomes (hasil). Menjelaskan seberapa jauh hasil nyata yang diperoleh dari keluaran suatu kegiatan. Pada indikator ini melihat apakah hasil yang dicapai pasca pelaksanaan kegiatan-kegiatan Polmas yang dilaksanakan oleh Bhabinkamtibmas Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, dan Polsek Cimalaka

Kerangka Berfikir

Permasalahan Kriminaltias pada Kecamatan-

Kecamatan yang ada di bawah nagungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka

Optimalisasi Kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas di Polsek Sumedang

Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka

Pelaksanaan Program Polmas oleh Unit Binmas Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, Polsek Cimalaka

Unit Binmas Kepolisian Sektor (Polsek) sebagai Unit yang menaungi Bhabinkamtibmas (Keputusan Kapolri No. Kep.366/VI/2010 Tanggal 14 Juni 2010 Keputusan Kapolri No. Pol. : Kep/8/XI/2009 tentang Perubahan Buku Petunjuk Lapangan Kapolri No.Pol : Bujuklap/17/VIII/1997 Tentang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di Kelurahan / Desa

(5)
(6)

METODE PENELITIAN

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan partisipasinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting dan masuk akal. Paradigma yang bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa melakukan pertimbangan eksistensial atau epistomologis yang panjang.

Penelitian ini menggunakan paradigma pos positivis sebagai acuan kerangka berfikir. Dengan menggunakan paradigma pos positivis ini, peneliti berusaha untuk memahami lebih dalam dan menyeluruh mengenai komunikasi interpersonal terhadap suksesnya tugas pokok, fungsi dan peran Bhabinkamtibmas di Wilayah Kerja Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

Paradigma postpositivis digunakan dalam penelitian ini berawal dari realitas sosial mengenai belum optimalnya kinerja Bhabinkamtibmas di Wilayah Kerja Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

Di samping itu, alasan menggunakan post positivis karena menuntut bersatunya peneliti dengan obyek yang diteliti serta subyek pendukungnya. Peneliti melihat dibalik masyarakat turut serta dalam program kerja Polri yang terbentuk sebagaimana Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat.

Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi. Namun dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dalam Ipa Hafsiah Yakin (2017) menyatakan bahwa, “Dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.” Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial dan hasil kerjanya tidak akan diberlakukan ke populasi tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan

dinamakan responden tetapi sebagai nara sumber atau partisipan, informan dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut sampel statistik tetapi sampel teoritis karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan teknik purposive sampling yang bersifat snowball sampling. Menurut Ipa Hafsiah Yakin (2017) menjelaskan bahwa, “Tekhnik purposive sampling adalah tekhnik pengambilan sampel sumber data yang didasarkan pertimbangan tertentu.” Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek / situasi sosial yang diteliti.

Sedangkan menurut Itto (2014) menyatakan bahwa, “Teknik purposive sampling atau sampel digunakan karena peneliti mempunyai tujuan tertentu atas beberapa pertimbangan peneliti.” Pertimbangan itu antara lain misalnya keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar. Meskipun demikian, peneliti harus mempertimbangkan bahwa sampel harus mewakili, sampel harus benar-benar diambil dari subjek yang banyak mengandung ciri- ciri yang ada. Sedangkan Wagiran (2014) menyatakan bahwa, “Teknik pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling ini dipilih berdasarkan tujuan dan maksud tertentu, misalnya peneliti ingin meneliti tentang model pembelajaran yang sesuai, maka peneliti hanya memilih kasus-kasus tertentu.”

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliitan ini dilakukan di 3 Polsek yaitu Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka mengenai optimalisasi kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas di Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka yang dinilai berdasarkan pada faktor kinerja meliputi kepemimpinan,jaringan sosial, pengelolaan administrasi, kreativitas dan kemandirian. Hasil pengumpulan data yang dilakukan melalui wawancara dengan pada informan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut :

(7)

Kinerja Anggota Bhabinkamtibmas ditinjau dari Kepemimpinan

Pimpinan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka sangat mendukung kegiatan peningkatan kinerja fungsi Bhabinkamtibmas. Hal yang harus dijaga oleh seluruh Anggota Bhabinkamtibmas dalam melaskanakan tugasnya jangan melakukan tindakan yang melawan hukum yang dapat merugikan seluruh Anggota Bhabinkamtibmas, karena diakui oleh Pimpinan Polri bahwa Bhabinkamtibmas adalah ujung tombak tugas dan fungsi Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kinerja Anggota Polri ditinjau dari Jaringan Sosial

Jaringan sosial terutama dengan masyarakat sekitar sangat mendukung peningkatan kinerja Anggota Polri, terutama dilakukan oleh petugas Bhabinkamtibmas. Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) adalah petugas Polri yang bertugas di tingkat desa sampai dengan kelurahan yang bertugas mengemban fungsi Preemtif dengan cara bermitra dengan masyarakat.

Kinerja Anggota Polri ditinjau dari Komunikasi

Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, Polsek Cimalaka. Dam amggota Polri didalamnya diharapkan memiliki kemampuan dan berkomnikasi dengan baik terhadap masayrakat, menunjukkan perilaku yang baik dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dalam hal apapun. Komunikasi membantu Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, Polsek Cimalaka. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang sudah Polri terapkan, agar mampu memperbaiki diri dan terus menerus meningkatkan citra polisi dari masyarakat.

Kinerja Anggota Bhabinkamtibmas ditinjau dari Pengendalian Emosi

Bagi kebanyak orang, emosi sering dianggap sebagai respon spontan atas kejadian atau perbuatan orang lain terhadap kita. Namun bagi seorang anggota Polisi yang sering mendapat didoktrin sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat, ia harus dapat menempatkan diri dalam suasana emosi yang tepat. Artinya luapan emosi tersebut harus

sepenuhnya berada dalam kendali dirinya. Tidak lepas kontro. Jika gagal berarti anggota polisi itu gagal pula melaksanakan doktrin sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat.

Kinerja Anggota Polri ditinjau dari Agen Perubahan

Di lingkungan Polri, Ka Polri dalam Program Quick Wins yang diagendakan dalam Rencana Strategis Polres Sumedang yang dijabarkan oleh Rencana Kerja Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka, telah menjabarkan Nawacita dengan agenda Polri sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik.

Kinerja Anggota Bhabinkamtibmas ditinjau dari Integritas

Integritas bagi Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, dan Polsek Cimalaka merupakan salah satu atribut terpenting/kunci yang harus dimiliki seorang pemimpin. Integritas adalah suatu konsep berkaitan dengan konsistensi dalam tindakan-tindakan, nilai-nilai, metode-metode, ukuran-ukuran, prinsip- prinsip, ekspektasi-ekspektasi dan berbagai hal yang dihasilkan.

Kinerja Anggota Bhabinkamtibmas ditinjau dari empati

Untuk menjadi Bhabinkamtibmas sahabat rakyat yang humanis, ada tiga hal yang patut dilakukan oleh anggota Bhabinkamtibmas secara rutin, terus menerus dan konsisten yaitu selalu bersikap empati, mau melayani sesama dan selalu mampu mengendalikan emosi, seperti yang disampaikan Kapolsek Sumedang Selatan.

Kinerja Anggota Bhabinkamtibmas ditinjau dari Pengelolaan Administrasi

Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan. Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan yang meliputi catat-catat mencatat, surat menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasrana tertentu secara berdaya guna dan berhasil guna.

(8)

Kinerja

Anggota

Bhabinkamtibmas

ditinjau dari Kreativitas

Polsek Sumedang Selatan, Polsek

Sumedang

Utara

dan

Polsek

Cimalaka telah melakukan banyak

terobosan kreatif untuk menunjang

pelayanan kepada masyarakat.

Kinerja Anggota Polri ditinjau

dari Kemandirian

Dengan kebijakan otonomi daerah ini

Anggota

Bhabinkamtibmas

dalam

sistema dministrasi negara merupakan

sub sistem administrasi negara dalam

kegiatan preventif, pelru melakukan

langkah-langkah penyesuaian dengan

Undang- Undang ini.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

melalui wawancara dan observasi

lapangan serta studi dokumentasi dapat

penulis jelaskan sebagai berikut :

1.

Optimalisasi Kinerja Fungsi Bhabinkamtibmas dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara, dan Polsek Cimalaka :

a.

Peran Bhabinkamtibmas sebagai pembimbing :

1)

Responden warga masyarakat diwilayah kerja Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka yang menjadi objek penelitian pada umumnya telah mengetahui keberadaan Bhabinkamtibmas didesa/kelurahan yang benjadi binaannya;

2)

Kehadiran Bhabinkamtibmas di Desa/kelurahan belum memberikan gambaran aktivitas yang dilakukan karena belum semua Bhabinkamtibmas melakukan pengenalan diri.

3)

Bhabinkamtibmas belum optimal dalam melakukan komunikasi di desa/kelurahan yang menjadi binaannya.

b.

Tugas Bhabinkamtibmas dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan :

1)

Bhabinkamtibmas di Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka aktif dalam menyampaikan pendapat pada saat diminta hadir oleh perangkat desa/kelurahan.

2)

Kehadiran Bhabinkamtibmas belum sepenuhnya memberikan pengaruh secara berarti terhadap peningkatan wawasan masyarakat di bidang kamtibmas.

3)

Warga masyarakat desa/kelurahan sangat

mengharapkan kehadiran personel Bhabinkamtibmas berseragam pada setiap saat, karena kehadirannya dapat mengurangi peluang terjadinya tindak kriminalitas.

4)

Pertolongan Bhabinkamtibmas terhadap korban musibah/bencana masih belum optimal dirasakan oleh warga masyarakat Sumedang Selatan, Sumedang Utara dan Cimalaka yang menjadi obyek penelitian.

5)

Keterlibatan Bhabinkamtibmas belum optimal dalam pembentukan dan mengontrol kegiatan siskamling di desa/kelurahan yang menjadi binaannya.

6)

Keterlibatan Bhabinkamtibmas dalam

membantu pemecahan masalah masyarakat di desa/kelurahan lebih dominan terjadi Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

c.

Peran Bhabinkamtibmas sebagai mediator dan fasilitator :

1)

Peran Bhabinkamtibmas dalam membantu pemecahan masalah di masayrakat melalui FKPM sangat minim, karena tidak semua desa/kelurahan ada terbentuk FKPM, disamping itu beberapa tempat tidak FKPM sudah tidak difungsikan lagi.

2)

Bhabinkamtibmas pada umumnya telah memberikan penyuluhan kepada masyarakat apabila terjadi tindak kriminal.

(9)

d.

Peran Bhabinkamtibmas sebagai dinamisator dan motivator

1)

Peran Bhabinkamtibmas pada umumnya masih kurang optimal dalam menggerakkan kegiatan positif lainnya di masyarakat;

2)

Bhabinkamtibmas pada umumnya belum optimal dalam menyampaikan laporan mingguna kegiatan Bhabinkamtibmas itu sendiri maupun gangguan kamtibmas dalam bentuk laporan informasi.

3)

Bhabinkamtibmas pada umumnya jarang mengupdate data atau melakukan pembaharuan data yang diperoleh dari masayrakat, serta minimnya koordinasi dengan Babinsa dalam rangka pemecahan permasalahan gangguan kamtibmas sejak stadium dini.

4)

Bhabinkamtibmas pada umumnya sudah memiliki buku saku/buku mutasi kegiatan dalam menjalankan tugas. Faktor-faktor apa saja yang menghambat optimalisasi fungsi kinerja Bhabinkamtibmas dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

1)

Minimnya jumlah personel Bhabinkamtibmas dibandingkan dengan jumlah desa/kelurahan yang menjadi tanggung jawabnya;

2)

Tugas rangkap dan tugas tambahan bagi personil Bhabinkamtibmas pada umumnya terdapat di seluruh desa/kelurahan di Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

3)

Bhabinkamtibmas pada umumnya telah memahami geografi, sumber daya alam dan Ipoleksosbudkam. Namun masalah demografi belum begitu dipahami.

4)

Bhabinkamtibmas diseluruh Polsek yang

menjadi obyek penelitian pada umumnya kurang mendapatkan pendidikan dan latihan fungsi Binmas.

5)

Pimpinan satuan wilayah yang menjadi objek penelitian pada umumnya selalu melakukan Wasdal tugas-tugas Bhabinkamtibmas.

6)

Pimpinan satuan wilayah dis eluruh Polsek yang menjadi obyek penelitian pada umumnya belum memberikan rewards dan punishment konsisten atas pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas.

Upaya apa saja yang dilakukan Bhabinkamtibmas dalam mengatasi berbagai hambatan dilingkungan Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka.

a)

Meningkatakan paradigma baru dalam pelayanan kepada masyarakat yang lebih humanis;

b)

Meningkatkan koordinasi dan melakukan pembinaan berkelanjutan di Polda Jawa Barat dan Polsek Sumedang untuk meningkatkan kompetensi Anggota Bhabinkamtibmas;

c)

Meningkatkan kerjasama dengan Polres Sumedang dan Polda Jawa Barat dalam mengalokasikan kebijakan dan anggaran yang memadai.

d)

Koordinasi dengan Polres dalam hal pengutan personel (penambahan);

e)

Meningkatkan kompetensi anggota

Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang Utara dan Polsek Cimalaka dengan diklat.

f)

Melakukan studi banding;

g)

Meningkatkan rapat koordinasi dan perencanaan kerja.

h)

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dengan program kerja Polsek Sumedang Selatan, Polsek Sumedang dan Polsek Cimalaka.

i)

Meningkatkan sarana dan prasarana.

j)

Meningkatkan sarana dan prasarana

k)

Membangun tim work audit mutu oleh

lembaga independen.

Saran

Saran yang diambil dalam penelitian ini adalah :

1)

Untuk memenuhi harapan masyarakat terkait dengan kehadiran personel Bhabinkamtibmas perlu ditindaklanjuti dengan mengadakan koordinasi secara internsif antara Kapolres, Bupati / Walikota dan DPRD guna memperoleh dukungan alokasi anggaran dalam rangka pemberdayaan Bhabinkamtibmas;

2)

Kapolsek perlu memanfaatkan teknologi

komunikasi untuk efektivitas pelaporan dan penyampaian informasi dari personel Bhabinkamtibmas dengan memberdayakan PID (Pengelolaan

(10)

Informasi dan Dokumentasi) yang ada di Satuan Kerja terkait dengan kegiatan dan perkembangan situasi di desa/kelurahan yang menjadi tanggung jawabnya.

3)

Kapolres perlu mengimplementasikan

program Binmas Pioneer sesuai dengan karakteristik wilayah dalam rangka membangun kemitraan Polri dan masyarakat.

4)

Terkait dengan minimnya pendidikan dan latihan yang berdampak pada kualitas pesonel Bhabinkamtibmas, Lemdikpol perlu menambah quota peserta pendidikan dan latihan fungsi Binmas dan Fungsi Intelijen, serta penyempurnaan materi bahan pelajaran yang disesuaikan dengan global village (batas-batas kemasyarakatan) memudar potensi peningkatan konflik horizontal dan interaksi antar masyarakat memudah, potensi peningaktan konflik horizontal dan interaksi antar masyarakat semakin kompleks.

5) Terkait

dengan

minimnya

pendidikan

dan

latihan

yang

berdampak pada kualtias personel

Bhabinkamtibmas, Lemdikpol perlu

menambah quata peserta pendidikan

dan latihan Fungsi Binmas dan

Fungsi

Intelijen,

serta

penyempurnaan

materi

bahan

pelajaran yang disesuaikan dengan

global

village

(batas-batas

kemasyarakatan memudah, potensi

peningkatan konflik horizontal dan

interaksi antar masyarakat semakin

kompleks).

6) Terkait

dengan

optimalisasi

pelaksanaan

tugas

Bhabinkamtibmas, Panit Binmas

Polsek Sumedang Selatan, Polsek

Sumedang

Utara

dan

Polsek

Cimalaka mengusulkan tambahan

alokasi anggaran untuk sarana

kontak dan sarana transportasi yang

sesuai dengan karakteristik wilayah

penugasan.

7) Kapolres

mengoptimalkan

atau

menugaskan personel Polri menjadi

Bhabinkamtibmas satu personel

Polri miniml Satu desa/kelurahan.

DAFTAR PUSTAKA

A.

Buku Sumber

Bogdan, Robert, dan Taylor.(1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.

Terjemahan Oleh Arief Rurchan, Surabaya : Usaha Nasional.

Enny, Mahmudah.(2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama Juli 2019. ISBN : 978-602-744-2443. Surabaya : Universitas Bhayangkara.

Fahmi Irham.(2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Cekatan Kesatu Februari 2016. ISBN : 978-602-289-199-4. Bandung : Alfabeta.

Handoko Hani T.(2011). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : Penerbit BPFE.

Mathis, R.I. dan J.H. Jackson (2016). Human Resource Management Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia.

Mahsum, Mohamad (2016). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE

– Yogyakarta.

Moekijat.(2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kesembilan. Bandung : Mandar Maju.

Newstrom (2016). Human Behavior at Work : Organizational Behavior, McGraw – Hill Education, New York.

Rivai Veithzal.(2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktik. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Schermerhorn John..(2014:168). Exploring

Management. 3th ed. New Jersey : John Wiley and Sons, Inc.

Soekanto Sujono.(2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakkan Hukum.

Cetakan Kelima. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sugiyono.(2018). Metodologi Penelitian

Manajemen. Bandung :Alfabeta. Sulistiyani Teguh Ambar, Rosidah.(2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sunyoto, Danang.(2013). Metodologi Penelitian Akuntansi. Bandung : PT. Refika Aditama Anggota IKPI.

Stephen. P. Robbin, Timonthy A Judge (2016). Organization Behaviour Edition 15, New Jersey : Pearson Edition.

(11)

Penelitian. Bandung : Anugerah Percetakan.

B.

Jurnal, Tesis/Disertasi, Pedoman, Peraturan, Dokumen JURNAL

Ansori.(2018). Peran Hukum Bhabinkamtibmas Dalam Pilkada Serentak 2018. Jurnal Pamator Volume 11 No.1 April 2018 Halam 64-70 http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator

ISSN : 1829-7935

A. Wahyudhanto. (2018). Analisis Kemampuan Deteksi Dii oleh Bhabinkamtibmas Dalam Implementasi Polmas sebagai Penguatan Program Satu Polisi Satu Desa. Jurnal PTIK Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian. Volume 12 Nomor 2 Juli 2018. ISSN : 2620-5025 Eva Susanti.(2019). Kinerja Bhayangkara

Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) di Kelurahan Tanjung Agung Kecamatan Baturaja Barat Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Kebijakan Publik Vol.5No.1(2019).

http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/ejkpp/article /view/1232/1433

Nofta Wulan Sari, Winarti, Joko Suranto. (2016).Peranan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Kertertiban Dalam Meningkatkan Palayanan Keamanan Masyarakat di Polsek Sumoroto Kabupaten Pnorogo. Jurnal Transformasi No.29 Tahun 2016 Vol.II Halaman 26-159

Suryanto.(2017). Peran Bhabinkamtibmas Dalam Mewujudkan Kamtibmas di Desa dan Kawasan Komunitas Sebagai Basis Data. Jurnal Litbang POLRI, Vol.2 No.4

https://puslitbang-polri.e-

journal.id/LitbangPOLRI/article/view/87

Tora Egen Sitpompul, Lintje Anna Marpaung, Elina B. (2019). Perapan Peraturan Pemolisian Masyarakat di Provinsi Lampung. Jurnal Seminar Nasional Cendekiawan Ke 5 Tahun 2019 ISSN 2460-8696 ISSN 2540-7589

Yoslan K Koni.(2019). Penerapan Peraturan Kapolri Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Pemolisian Masyarakat Dalam Penegakkan Hukkum di Provinsi Gorontalo. Jurnal Kertha Patrika Vol.41 No.1 April 2019 Hlm. 52-66 DOI 10.2484/KP.2019.v41.i01.p05

Zasima A. Djamil. (2020). Peran Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) dalam penangan tidak pidana ringan Studi Kasus di kepolisian Sektor Yendidori. Jurnal Ilmu Hukum Volume 3 Nomor 1 Januari 2020 Halaman 41 – 53.

TESIS/DISERTASI

Yakin Hafsiah Ipa.(2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Iklim Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organiasi Serta Implikasinya Kepada Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Garut. Disertasi Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Persada Indonesia Y.A.I.

PERATURAN-PERATURAN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XII tentang Pertahanan dan Keamanan Negara

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kepolisian Negara

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1988 tentang

Prajurit Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang

Hak Asasi Manusia

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia

(12)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

https://ww

w.ojk.go.id/waspada-investasi/id/regulasi/Pages/ Undang-

Undang-Nomor-2-Tahun-2002-tentang-Kepolisian-Republik- Indonesia.aspx.

diakses tanggal 1 April 2020.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Pemolisian Masyrakat. http://portal.divkum.polri.go.id/Documents/ PERATURAN%20KAPOL RI_03_25052016_113409.pdf diakses tanggal 1 April 2020.

Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pemolisian Masyarakat.

http://ntb.polri.go.id/mataram/2016/01/05/pe raturan-kapolri-nomor-7- tahun-2008- tentang-pedoman-dasar-strategi-dan-implementasi- pemolisian-masyarakat/

diakses tanggal 1 April 2020.

Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Sistem Keamanan Lingkungan.

http://ntb.polri.go.id/mataram/2016/01/05/pe raturan-kapolri-nomor-23- tahun-2007-tentang-sistem-keamanan-lingkungan/

dikases tanggal 1 April 2020.

Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2000 dan Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang

Surat Keputusan Kapolri No. Pol :

SKEP/737/X/2005 Pada tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan Strategi

penerapan model perpolisian masyarakat dalam penyelenggaraan tugas Polri.

http://ntb.polri.go.id/wp-

content/uploads/sites/3/2017/03/skep-kapolri-nomor-737-oktober-2006- ttg-

kebijakan-dan-strategi-penerapan-polmas-dlm-penyelenggaraan- tugas.pdf.

Keputusan Kapolri No.Pol : Bujuklap/17/VIII/1997 tetang Bintara Polri Pembina Kamtibmas di kelurahan/desa dan surat Kapolri Nomor : B/3377/IX/2011.

www.jdih.polri.go.id diakses tanggal 1 April

2020.

DOKUMEN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2019. Polres Sumedang.

Laporan Kegiatan Bhabinkamtibmas Keluraha Regol Pada Kegiatan Door to Door dan Problem Solving. Polsek Sumedang Selatan. Januari 2020

Laporan Kegiatan Bhabinkamtibmas Keluraha Regol Pada Kegiatan Door to Door dan Problem Solving. Polsek Sumedang Selatan. Februari 2020.

Referensi

Dokumen terkait

Ikan nila yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis ikan nila hitam (Oreochromis niloticus), ikan jenis nila hitam dapat hidup, tumbuh, dan berkembang biak pada kondisi

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS OMEGA dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan Kembali

Maksud tujuan disyariatkannya jihad adalah untuk menegakkan agama Maksud tujuan disyariatkannya jihad adalah untuk menegakkan agama Islam di muka bumi ini dan bukan untuk dendam

Gambar 2.9 Skema Sistem PAM Kota Mataram.. Pemberian ‘Reward and Punishment’. Dengan telah tersusunnya rancangan strategi operasional untuk level Operator, langkah taktis

Saat ini teknologi pembesaran yang dilakukan oleh nelayan Kepulauan Seribu masih dengan cara tradisional yang hasil produksinya masih terbatas karena pengadaan benih ikan

Parameter-parameter pada (4.2) hampir sama dengan parameter (4.1), kecuali tingkat perbandingan kompensasi bagi penganggur dan tingkat upah bagi pekerja ϖ ditetapkan 0.45

Hal tersebut dikarenakan perbandingan pati garut dengan karagenan dan konsentrasi cocoa butter yang digunakan masih belum sesuai sehingga tidak menimbulkan pengaruh

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER (TSAS) PADA GABUNGAN GRAF ULAT BULU DAN BIPARTITE LENGKAP..