• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN MEDIKAMEN DISINFEKSI SALURAN AKAR

Disinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan pembersihan isinya dengan irigasi. Disinfeksi saluaran akar dilengkapi dengan medikasi intrasaluran. Disinfeksi saluran akar adalah tahap penting dalam perawatan endodontik.

Dressing saluran akar sebaiknya diganti seminggu sekali dan lebih sering pada perawatan kasus dengan lesi periapikal.

BAHAN MEDIKAMEN

Syarat bahan disinfeksi saluran akar:

1. suatu germisida dan fungisida yang efektif 2. tidak mengiritasi jarigan periapikal

3. tetap stabil dalam larutan

4. mempunyai efek antimikrobial yang lama

5. aktif dengan adanya darah, serum, dan derivat protein jaringan 6. mempunyai tegangan permukaan rendah

7. tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal 8. tidak menodai struktur gigi

9. mampu dinonaktifkan dalam medium biakan 10. tidak menginduksi respon imun berantara-sel

Disinfektan dapat digolongkan sebagai minyak esensial, kompoun fenolik, halogen, dan antibiotika.

1. Eugenol

Bahan ini adalah zesens (essence) kimiawi minyak cengkeh dan mempuyai hubungan dengan fenol. Agak lebih mengiritasi dari minyak cengkeh dan keduanya golongan anodyne. Eugenol menghalangi impuls saraf interdental. Biasanya digunakan unuk perawatan pulpektomi. Bagian dari sealer (endomethasone-eugenol) dan bahan campuran tumpatan sementara (Zn Oksid-eugenol).

Masa aktif : 3 hari.

2. ChKM (Chlorphenol kamfer menthol)

Terdiri dari 2 bagian para-klorophenol dan 3 bagian kamfer. Daya disinfektan dan sifat mengiritasi lebih kecil daripada formocresol. Mempunyai spektrum antibakteri luas dan efektif terhadap jamur. Bahan utamanya; para-klorophenol. Mampu memunaskan berbagai

(2)

mikroorganisme dalam saluran akar. Kamfer sebagai sarana pengencer serta mengurangi efek mengiritasi dari para-klorophenol murni. Selain itu juga memperpanjang efek antimikrobial. Menthol mengurangi sifat iritasi chlorphenol dan mengurasi rasa sakit.

Masa aktif : 1 hari. 3. Cresatin

Dikenal juga sebagai metakresilasetat. Bahan ini merupakan cairan jernih, stabil, berminyak dan tidak mudah menguap. Mempunyai sifat antiseptik dan mengurangi rasa sakit. Efek antimikrobial lebih kecil dari formocresol dan ChKM, sifat mengiritasi jaringan periapikal lebih kecil daripada ChKM. Sifat anodyne cresatin terhadap jarigan vital baik sekali, sehingga sering dipakai sebagai bahan dressing pasca pulpektomi.

Masa aktif : hari. 4. Cresophene

Terdiri dari: chlorphenol, hexachlorophene, thymol, dan dexamethasone, yaitu sebagai anti-phlogisticum. Pemakaian terutama pada gigi dengan permulaan periodontitis, apikalis akuta yang dapat terjadi misalnya pada peristiwa overinstrumentasi.

Masa aktif : 3-5 hari. 5. Ca(OH)2

Kompound ini juga telah digunakan sebagai medikamen saluran akar. Pengaruh antiseptiknya mungkin berhubungan dengan pH yang tinggi dan pengaruhnya melumerkan jaringan pulpa nekrotik. CaOH menyebabkan kenaikan signifikan pH dentin sirkumpulpal bila kompound diletakkan pada saluran akar. Pasta CaOH paling baik digunakan pada perawatan antar kunjungan dengan penundaan yang lama karena bahan ini tetap manjur selama berada di dalam saluran akar. Efek antiseptiknya berjalan lambat hingga dua minggu, sedangkan waktu optimumnya satu minggu.

Masa aktif : 7-14 hari. Referensi

Grossman, L., Oliet, S., dan Rio, C. E. D., 1995. Ilmu Endodontik Dalam Praktek, terj., Jakarta: EGC

Mulyawati, E., Peran Bahan Disinfeksi Saluran Akar, Maj Ked Gi; Desember 2011;18(2): 205-209

OBTURASI SALURAN AKAR

 Fungsi bahan pengisi SA : mengobturasi saluran akar dan menghilangkan semua pintu masuk antara periodonsium dan SA. Penutupan semua foramina yang masuk ke dalam periodonsium didukung oleh pengisi yang ideal, yaitu yang :

- Mudah dimasukkan ke SA dan Dapat memadat dengan baik

(3)

- Dapat menutup saluran akar ke arah lateral dan apikal - Tidak mengerut setelah dimasukkan

- Kedap terhadap cairan

- Bersifat bakterisidal/ menghalangi pertumbuhan bakteri dan steril/ dapat disterilkan dengan cepat

- Radiopak

- Tidak menodai struktur gigi

- Tidak mengiritasi jaringan periapikal/ mempengaruhi struktur gigi - Dapat dikeluarkan dengan mudah dari SA.

 Tujuan Obturasi SA :

- Memasukkan bahan pengisi pengganti inert ke dlm ruangan yg sebelumnya ditempati jaringan pulpa untuk mencegah adanya infeksi berulang.

 Syarat SA yang dapat diobturasi :

- Gigi asimptomatik dan SA nya kering - Biakan negatif, fistula sudah menutup

 Bahan yang paling sering digunakan untuk obturasi adalah Guta Percha

Guta percha memiliki karakteristik ideal sebagai bahan pengisi SA, namun sedikit sukar untuk dimasukkan ke SA yang sempit dan tidak menutup saluran akar di bagian lateral dan apikal kecuali jika dikombinasi dengan semen SA/ sealer. Sealer digunakan untuk menjamin pengisian dan penutupan SA yang tepat.

 Ada beberapa teknik obturasi yaitu : 1. Kondensasi lateral

2. Kondensasi vertikal ( guta percha panas) 3. Kompaksi

4. Thermoplasticed gutta percha technique

 Metode kondensasi v ertikal adalah metode obturasi yang digunakan saat preparasi menggunakan teknik step back . Syarat SA yang dpt diobturasi menggunakan teknik ini adalah :

1. Terdapat corong meruncing yang kontinyu dari orifis ke saluran akar ke apeks akar.

2. SA harus mempunyai kontinuitas dengan bentuk asli SA

3. Bentuk foramen apikal tdk boleh diubah/ dipindah dan foramen apikal harus kecul shg kelebihan gutap tidak terdorong melalui foramen pd saat

kondensasi vertikal

 Langkah2 kondensasi vertikal :

1. Ambil guta percha utama dengan ukuran sesuai dengan instrumen terakhir yang digunakan, lalu dipaskan

2. Dinding saluran akar dilapisi dengan sealer tipis. 3. Kerucut guta percha tadi disemen.

4. Ujung koronal kerucut dipotong dengan instrumen panas. Dengan cara plugger saluran akar dipanasi sampai merah dan segera didorong ke dalam 1/3 koronal guta percha. Sisa guta perca yang terbakar diambil dari SA. 5. Sebuah kondenser vertikal dengan ukuran yg sesuai dimasukkan dan

tekanan vertikal dilakukan ke gutap yang telah dipanasi agar terdorong ke arah apikal.

(4)

6. Ulangi langkah tersebut no 5 dan 6 sampai seluruh guta percha menutupi saluran akar asesori besar dan mengisi lumen saluran dalam tiga dimensi sampai foramen apikal. Sisa saluran diisi dengan gutap panas.

Keuntungan teknik ini adalah penutupan saluran akar yg sangat bagus ke arah apikal dan lateral, Kerugiannya adalah memerlukan waktu yang lama dan ada risiko fraktur vertikal akar, dan kadang pengisian berlebih yg tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal.

 Semen saluran akar/ Sealer ideal harus :

- Memberi penutupan yang baik saat mengeras

- Menghasilkan cukup a dhesi diantara dinding saluran akar, dan mudah dikeluarkan jika perlu

- Tidak larut dalam cairan jaringan - Bakterisidal/ bakteriostatik - Tidak mengiritasi jaringan

- Lambat mengeras

Ada bbrp semen yg digunakan yaitu : - Semen seng-oksida resin

- Semen kalsium hidroksida

- Semen paraformaldehida

- Ah26

- Diaket

-

Pasta

(5)

Tidak semua perawatan saluran akar berhasil dengan baik Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dievaluasi berdasarkan pemeriksaan klinis, radiografis, dan histologis. Evaluasi klinis dan radiografis dapat dilakukan dengan mudah, namun evaluasi histologis memerlukan pemeriksaan laboratorium. Evaluasi klinis dan radiografis dianjurkan untuk dilakukan 6 bulan sampai 4 tahun setelah perawatan.1

Kriteria keberhasilan perawatan saluran akar menurut Quality Assurance Guidelines yang dikeluarkan oleh American Associaton of Endodontics adalah tidak peka terhadap perkusi dan palpasi, mobilitas normal, tidak ada sinus tract atau penyakit periodontium, gigi dapat berfungsi dengan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi atau pembengkakan, dan tidak ada keluhan pasien yang tidak menyenangkan. Berdasarkan gambaran radiografis, suatu perawatan dianggap berhasil bila ligamen periodontium normal atau sedikit menebal (kurang dari 1mm), harus radioopak dimana radiolusensi di apeks hilang, lamina dura normal, tidak ada resorbsi, dan pengisian terbatas pada ruang saluran akar, padat mencapai kurang lebih 1 mm dari apeks. Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dilihat dari beberapa faktor antara lain adanya lesi periradikular sebelum dan sesudah perawatan, kualitas pengisian dan efektifitas penutupan bagian korona.2

Faktor Kegagalan dan keberhasilan PSA 1. Faktor Patologis

(6)

Keberadaan lesi di jaringan pulpa dan lesi di periapikal mempengaruhi tingkat keberhasilan perawatan saluran akar. Beberapa penelitian menunjukan bahwa tidak mungkin menentukan secara klinis besarnya jaringan vital yang tersisa dalam saluran akar dan derajat keterlibatan jaringan peripikal. Faktor patologi yang dapat mempengaruhi hasil perawatan saluran akar adalah (Ingle, 1985; Walton & Torabinejad, 1996) :

a. Keadaan patologis jaringan pulpa.

Beberapa peneliti melaporkan tidak ada perbedaan yang berarti dalam keberhasilan atau kegagalan perawatan saluran akar yang melibatkan jaringan pulpa vital dengan pulpa nekrosis. Peneliti lain menemukan bahwa kasus dengan pulpa nekrosis memiliki prognosis yang lebih baik bila tidak terdapat lesi periapikal.

b. Keadaan patologis periapikal

Adanya granuloma atau kista di periapikal dapat mempengaruhi hasil perawatan saluran akar. Secara umum dipercaya bahwa kista apikalis menghasilkan prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan lesi granulomatosa. Teori ini belum dapat dibuktikan karena secara radiografis belum dapat dibedakan dengan jelas ke dua lesi ini dan pemeriksaan histologi kista periapikal sulit dilakukan.

c. Keadaan periodontal

Kerusakan jaringan periodontal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prognosis perawatan saluran akar. Bila ada hubungan antara rongga mulut dengan daerah periapikal melalui suatu poket periodontal, akan mencegah terjadinya proses penyembuhan jaringan lunak di periapikal. Toksin yang dihasilkan oleh plak dentobakterial dapat menambah bertahannya reaksi inflamasi.

d. Resorpsi internal dan eksternal

Kesuksesan perawatan saluran akar bergantung pada kemampuan menghentikan perkembangan resorpsi. Resorpsi internal sebagian besar prognosisnya buruk karena sulit menentukan gambaran radiografis, apakah resorpsi internal telah menyebabkan perforasi. Bermacam-macam cara pengisian saluran akar yang teresorpsi agar mendapatkan pengisian yang hermetis.

(7)

Faktor penderita yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu perawatan saluran akar adalah sebagai berikut (Ingle, 1985; Cohen & Burns, 1994; Walton &Torabinejad, 1996) :

a. Motivasi Penderita

Pasien yang merasa kurang penting memelihara kesehatan mulut dan melalaikannya, mempunyai risiko perawatan yang buruk. Ketidaksenangan yang mungkin timbul selama perawatan akan menyebabkan mereka memilih untuk diekstraksi (Sommer, 1961).

b. Usia Penderita

Usia penderita tidak merupakan faktor yang berarti bagi kemungkinan keberhasilan atau kegagalan perawatan saluran akar. Pasien yang lebih tua usianya mengalami penyembuhan yang sama cepatnya dengan pasien yang muda. Tetapi penting diketahui bahwa perawatan lebih sulit dilakukan pada orang tua karena giginya telah banyak mengalami kalsifikasi. Hali ini mengakibatkan prognosis yang buruk, tingkat perawatan bergantung pada kasusnya (Ingle, 1985).

c. Keadaan kesehatan umum

Pasien yang memiliki kesehatan umum buruk secara umum memiliki risiko yang buruk terhadap perawatan saluran akar, ketahanan terhadap infeksi di bawah normal. Oleh karena itu keadaan penyakit sistemik, misalnya penyakit jantung, diabetes atau hepatitis, dapat menjelaskan kegagalan perawatan saluran akar di luar kontrol ahli endodontis (Sommer, dkk, 1961; Cohen & Burns, 1994).

3. Faktor Perawatan

Faktor perawatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu perawatan saluran akar bergantung kepada :

a. Perbedaan operator

Dalam perawatan saluran akar dibutuhkan pengetahuan dan aplikasi ilmu biologi serta pelatihan, kecakapan dan kemampuan dalam manipulasi dan menggunakan instrumen-instrumen yang dirancang khusus. Prosedur-prosedur khusus dalam perawatan saluran akar digunakan untuk memperoleh keberhasilan perawatan. Menjadi kewajiban bagi dokter gigi untuk menganalisa pengetahuan serta kemampuan dalam merawat gigi secara benar dan efektif (Healey, 1960; Walton &Torabinejad, 1996).

b. Teknik-teknik perawatan

Banyak teknik instrumentasi dan pengisian saluran akar yang tersedia bagi dokter gigi, namun keuntungan klinis secara individual dari masing-masing

(8)

ukuran keberhasilan secara umum belum dapat ditetapkan. Suatu penelitian menunjukan bahwa teknik yang menghasilkan penutupan apikal yang buruk, akan menghasilkan prognosis yang buruk pula (Walton & Torabinejad, 1996). c. Perluasan preparasi atau pengisian saluran akar.

Belum ada penetapan panjang kerja dan tingkat pengisian saluran akar yang ideal dan pasti. Tingkat yang disarankan ialah 0,5 mm, 1 mm atau 1-2 mm lebih pendek dari akar radiografis dan disesuaikan dengan usia penderita. Tingkat keberhasilan yang rendah biasanya berhubungan dengan pengisian yang berlebih, mungkin disebabkan iritasi oleh bahan-bahan dan penutupan apikal yang buruk. Dengan tetap melakukan pengisian saluran akar yang lebih pendek dari apeks radiografis, akan mengurangi kemungkinan kerusakan jaringan periapikal yang lebih jauh (Walton & Torabinejad, 1996).

Keberhasilan perawatan saluran ini dipengaruhi oleh preparasi dan pengisian saluran akar yang baik, terutama pada bagian sepertiga apikal. Pengisian haruslah bersifat hermetis Bahan pengisi harus menutup seluruh saluran akar sampai ke apikal (seluruh panjang kerja). Pengisian saluran akar haruslah padat dan rapat, sehingga tak ada ruang – ruang kosong dimana mikroorganisme dapat hidup di sana.

Sebab-sebab terjadinya kegagalan tersebut dapat dikatagorikan dalam tiga hal, yaitu (Tarigan,1994) :

1) Iritasi apikal oleh cairan jaringan yang terinfeksi pada saluran akar yang diisi tidak hermetis adalah 63,46 %.

2) Kesalahan-kesalahan selama dilakukan perawatan, misalnya perforasi, pengisian yang berlebih, instrumen patah, adalah 14,42 %.

3) Kesalahan pada waktu diagnosis, 22,12 %.

Dari keterangan ini dapat disimpulkan bahwa perawatan saluran akar yang tidak sempurna ( tidak hermetis ) dan pengisian saluran akar yang salah hampir meliputi dua pertiga penyebab kegagalan perawatan saluran akar yang dilakukan (Ingle, 1985; Tarigan,1994).5

Tujuannya pengisian saluran akar untuk menutup jalan masuk antara jaringan periodonsium dan saluran akar agar tidak terjadi infeksi ulang terutama dari daerah apikal. Dengan saluran akar yang tertutup rapat ( hermetis) akan menyebabkan :

- Mikroflora tidak dapat tumbuh

(9)

- Merangsang penyembuhan jaringan sekitar akar gigi. Hal – hal yang menyebabkan pengisian yang tidak hermetis ;

1) lalai melapisi cone tambahan dengan lapisan tipis semen saluran akar ( kondensasi lateral )

2) Gagal memasukkan cone tambahan sampai seluruh panjang penetrasi kondensasi lateral

3) penggunaan cone dengan ujung yang sangat halus yang melekuk dan memilin pada saat dimasukkan.

4) penggunaan kondensasi lateral atau plugger yang terlalu besar 5) semen saluran akar terlalu banyak

6) penggunaan siler saluran akar yang cepat mengeras atau cara mencampur yang salah.

7) Gagal untuk mencapai kedalaman kondensasi dan aliran gutta percha yang melembek ( kondensasi vertikal, semua teknik gutta percha termoplastik )4

4. Faktor Anatomi Gigi

Faktor anatomi gigi dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan suatu perawatan saluran akar dengan mempertimbangkan :

a. Bentuk saluran akar

Adanya pengbengkokan, penyumbatan,saluran akar yang sempit, atau bentuk abnormal lainnya akan berpengaruh terhadap derajat kesulitan perawatan saluran akar yang dilakukan yang memberi efek langsung terhadap prognosis (Walton & Torabinejad, 1996).

b. Kelompok gigi

Ada yang berpendapat bahwa perawatan saluran akar pada gigi tunggal mempunyai hasil yang lebih baik dari pada yang berakar jamak. Hal ini disebabkan karena ada hubungannya dengan interpretasi dan visualisasi daerah apikal pada gambaran radiografi. Tulang kortikal gigi-gigi anterior lebih tipis dibandingkan dengan gigi-gigi posterior sehingga lesi resorpsi pada apeks gigi anterior terlihat lebih jelas. Selain itu, superimposisi struktur radioopak daerah periapikal untuk gigi-gigi anterior terjadi lebih sedikit, sehingga interpretasi radiografinya mudah dilakukan. Radiografi standar lebih mudah didapat pada gigi anterior, sehingga perubahan periapikal lebih mudah diobservasi dibandingkan dengan gambaran radiologi gigi posterior (Walton & Torabinejad, 1989).

(10)

c. Saluran lateral atau saluran tambahan

Hubungan pulpa dengan ligamen periodontal tidak terbatas melalui bagian apikal saja, tetapi juga melalui saluran tambahan yang dapat ditemukan pada setiap permukaan akar. Sebagian besar ditemukan pada setengah apikal akar dan daerah percabangan akar gigi molar yang umumnya berjalan langsung dari saluran akar ke ligamen periodontal (Ingle, 1985). Preparasi dan pengisian saluran akar tanpa memperhitungkan adanya saluran tambahan, sering menimbulkan rasa sakit yang hebat sesudah perawatan dan menjurus ke arah kegagalan perawatan akhir (Guttman, 1988).

5. Kecelakaan Prosedural

Kecelakaan pada perawatan saluran akar dapat memberi pengaruh pada hasil akhir perawatan saluran akar, misalnya :

a. Terbentuknya ledge (birai) atau perforasi lateral.

Birai adalah suatu daerah artifikasi yang tidak beraturan pada permukaan dinding saluran akar yang merintangi penempatan instrumen untuk mencapai ujung saluran (Guttman, et all, 1992). Birai terbentuk karena penggunaan instrumen yang terlalu besar, tidak sesuai dengan urutan; penempatan instrument yang kurang dari panjang kerja atau penggunaan instrumen yang lurus serta tidak fleksibel di dalam saluran akar yang bengkok (Grossman,

1988, Weine, 1996).

Birai dan ferforasi lateral dapat memberikan pengaruh yang merugikan pada prognosis selama kejadian ini menghalangi pembersihan, pembentukan dan pengisian saluran akar yang memadai (Walton & Torabinejad, 1966).

b. Instrumen patah

c. Patahnya instrumen yang terjadi pada waktu melakukan perawatan saluran akar akan mempengaruhi prognosis keberhasilan dan kegagalan perawatan. Prognosisnya bergantung pada seberapa banyak saluran sebelah apikal patahan yang masih belum dibersihkan dan belum diobturasi serta seberapa banyak patahannya. Prognosis yang baik jika patahan instrumen yang besar dan terjadi ditahap akhir preparasi serta mendekati panjang kerja. Prognosis yang lebih buruk jika saluran akar belum dibersihkan dan patahannya terjadi dekat apeks atau diluar foramen apikalis pada tahap awal preparasi (Grossman, 1988; Walton & Torabinejad, 1996).

d. Fraktur akar vertikal

Fraktur akar vertikal dapat disebabkan oleh kekuatan kondensasi aplikasi yang berlebihan pada waktu mengisi saluran akar atau pada waktu penempatan pasak. Adanya fraktur akar vertikal memiliki prognosis yang

(11)

buruk terhadap hasil perawatan karena menyebabkan iritasi terhadap ligamen periodontal (Walton &Torabinejad, 1996).

Kesalahan pada saat pengisian bahan saluran akar ; Over filling = bahan pengisi melampaui foramen apikal Under filling = bahan pengisi tidak mencapai panjang kerja

Porositi ( tidak hermetis ) = bahan pengisi tidak rapat dalam saluran akar7

Kegagalan perawatan saluran akar yang dilihat secara klinis yang lazim dinilai adalah tanda gejala klinis, yaitu 2 :

1. Rasa nyeri baik secara spontan maupun bila kena rangsang. 2. Perkusi dan tekanan terasa peka.

3. Palpasi mukosa sekitar gigi terasa peka.

4. Pembengkakan pada mukosa sekitar gigi dan nyeri bila ditekan. 5. Adanya fistula pada daerah apikal.

Tanda-tanda kegagalan secara histologis adalah:

1. Adanya sel-sel radang akut dan kronik di dalam jaringan pulpa dan periapikal. 2. Ada mikro abses.

3. Jaringan pulpa mengalami degeneratif sampai nekrotik.2

Gambaran Radiografis Gigi Dengan Pengisian Saluran Akar yang Tidak Hermetis

Kemungkinan kesalahan dalam interprestasi radiografis adalah faktor penting yang dapat merumitkan keadaan. Konsistensi dalam jenis film dan waktu pengambilan, angulasi tabung sinar dan film, kondisi penilaian radiograf yang sama merupakan hal-hal yang penting untuk diperhatikan. Biasa perorangan juga akan mempengaruhi interpretasi radiografis. Perubahan radiologis cenderung bervariasi menurut orang yang memeriksanya sehingga pendapat yang dihasilkan pun berbeda.

Kriteria radiografi untuk pengisian saluran akar yang baik benar – benar kedap cairan tidak dapat dilihat melalui radiograf. Sedangkan Pada foto radiografi gigi 21 ini ( gambar yang telah dicantumkan diatas ) pengisian saluran akar yang tidak baik dimana terlihat banyak daerah – daerah kosong atau defisiensi yang disebabkan kurangnya kerapatan pada saat pengisian dan dapat menyebabkan kegagalan perawatan di masa mendatang. Daerah radiolusensinya meluas.

Kriteria untuk evaluasi berdasarkan gambaran radiografi untuk pengisian saluran akar yang tidak hermetis sebagai berikut :

(12)

Tampaknya daerah radiolusen pada daerah kosong yang tidak terisi antara material pengisi dan dentin yang menandai adanya obturasi yang tidak sempurna.

2. Densitas

Material pengisi harus memerlihatkan densitas yang seragam dari korona sampai apeks, namun Regio korona akan lebih radioopak dibandingkan regio apeks karena perbedaan dalam massa materialnya. Tepi gutta percha harus tajam dan berbeda jelas serta tidak ada kekaburan, menandakan adanya adaptasi pengisian yang rapat ( hermetis ) dan sebaliknya untuk pengisian yang tidak hermetis.

3. Panjang

Material pengisi harus mencapai panjang kerja untuk gigi yang di preparasi. Sedangkan untuk pengisian yang tidak hermetis terkadang pengisian saluran akar akan melebihi dan kurang dari panjang kerja.

4. Ketirusan

Gutta percha harus mencerminkan bentuk saluran akar yakni harus meruncing ke arah apeks. Idealnya regio apeks harus meruncing mencapai suatu titik. Namun untuk pengisian yang tidak hermatis pengisiannya dapat melebar dan tidak meruncing rentan perforasi.

5. Restorasi

Untuk pengisian yang tidak hermetis dapat menyebabkan lepasnya restorasi yang disebabkan retensi yang tidak adekuat dan akibat yang lebih lanjut akan terjadinya perembesan cairan mulut kedalam saluran akar yang menyebabkan semen larut ,dan menimbulkan kebocoran sampai ke daerah periapikal. Akibatnya apabila didiamkan akan menimbulkan kelainan periapikal.1

Referensi

1. Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

2. Friedman S. Orthograde Retreatment. Dalam: Walton RE, Torabinejad M (ed). Principles

and Practice of Endodontics 3rd ed, Philadelphia: WB Saunders. 2002:346-356.

3. Grossman, L.I., Oliet, S. and Del Rio, C.E., 1988. Endodontics Practice. 11 th ed. Philadelphia : Lea & Febiger.

4. Guttman, J.L. 1992. Problem Solving in Endodontics, Prevention, Identification and

Management. 2 nd ed., St Louis : Mosby Year Book.

(13)

6. Armilia,Milli. 2006. Faktor – faktor Penyebab Kegagalan saluran Akar. Bandung ; Unpad.

(makalah )

7. Pdf ; Epita Sarah Pane. 2006.Obturasi.FKG USU

Bence, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Cohen, S. and Burns, R.C. 1994. Pathway of the pulp. 6 th ed. St. Louis : Mosby. Guttman, J.L. 1992. Problem Solving in Endodontics, Prevention, identification and management. 2 nd ed., St louis : mosby Year Book.

Grossman, L.I., Oliet, S. and Del Rio, C.E., 1988. Endodontics Practice. 11 th ed. Philadelphia : Lea & febiger.

Harty. FJ. alih bahasa Lilian Yuono. 1992. Endodontik Klinis. Jakarta : Hipokrates. Ingle, J.L. & Bakland, L.K. 1985. Endodontics. 3 rd ed. Philadelphia : Lea & Febiger. Mardewi, S. K.S.A. 2003. Endodontologi, Kumpulan naskah. Cetakan I. Jakarta : Hafizh. Tarigan, R. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (endodonti). Cetakan I, Jakarta : Widya Medika. Walton, R. and Torabinejad, M., 1996. Principles and Practice of Endodontics. 2nd ed. Philadelphia : W.B. Saunders Co.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efek antibakteri Sea Cucumber ( Stichopus variegatus ) jika dipakai sebagai alternatif bahan medikamen saluran akar

Risma Kurniasih : Pemakaian Bahan Adhesif Dalam Obturasi Saluran Akar, 2006... Risma Kurniasih : Pemakaian Bahan Adhesif Dalam Obturasi Saluran

Kegagalan oleh karena pengisian saluran akar yang tidak baik dapat terjadi dalam.. jangka pendek maupun jangka

Jumlah Akar dan Konfigurasi Saluran Akar Gigi Molar Satu Mandibula Permanen

Apakah Hidrogel teripang (Stichopus variegatus) pada konsentrasi 0,2% jika dijadikan bahan medikamen saluran akar dapat mempengaruhi adhesi. biofilm

Perawatan saluran akar ini diindikasikan pada enamel yang tidak didukung oleh dentin, gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik itu pada gigi vital,

Sebagai saran, 1) gutta percha sebaiknya digunakan sebagai bahan pengisi saluran akar pada gigi permanen dengan saluran akar yang telah tertutup sempurna karena memiliki

pada infeksi saluran akar.Faktor-faktor virulensi dari Enterococcus faecalis dalam tubulus dentin dan saluran akar yang dilepas menuju daerah periradikular sehingga