• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapan Boleh Menikah? Koran TOKOH No. 514/Tahun X, November Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kapan Boleh Menikah? Koran TOKOH No. 514/Tahun X, November Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kapan Boleh Menikah ?

Koran TOKOH No. 514/Tahun X, 16 – 22 November 2008. Kapan Boleh Menikah?

Usia Perkawinan Menurut Hukum Adat Bali

DEWASA atau belumnya seseorang niscaya sudah ditentukan batasnya. Sebelum tahun 1974, dewasanya seorang lakilaki ditandai dengan

perubahan fisik, perubahan suara, serta kemampuan khusus seberapa kekuatannya dalam negen (memanggul)

kelapa atau padi. Untuk perempuan ditandai dengan mulai menstruasi dan seberapa banyak Ia mampu nyuun

(menjunjung) kelapa atau padi.

“Kemampuan negen dan nyuun ini ditunjukkan saat mereka ngayah di pura, .banjar, atau sawah. Jika mampu negen (nyuun) sesuai beban yang diujikan, mereka dinyatakan loba sebagai orang dewasa. Misalnya, ada warga yang mampu negen kelapa delapan butir atau nyuun kelapa enam butir. Ia otomatis dinyatakan sudah memasuki golongan orang dewasa,” ungkap Dr. Wayan P. Windia, S.H, M.Hum, ahli hukum adat Bali dari FH Unud.

Biasanya satu desa dan desa lainnyadi Bali memiliki syarat herbeda mengenai kuantitas benda yang harus bisa di-tegen atau di-suun. Kemampuan negen dan nyuun ini secara sekala

menandakan mereka sudah dewasa dan siap bekerja. “Sementara secara niskala, kedewasaan seorang laki-laki dan perempuan ditunjukkan melalui upacara menek kelih (beranjak

dewasa),”jelasnya.

Setelah lahirnya UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, syarat untuk menentukan dewasa atau tidak bukan lagi kemampuan negen atau nyuun tetapi usia. Usia dewasa seorang laki-laki 19 tahun, sedangkan perempuan 16 tahun. “Hukum adat Bali pun menyesuaikan diri dengan hukum nasional ini. Patokan dewasanya seseorang yang saya pakai adalah sebelum tahun 1974 dan sesudah tahun 1974,” tandasnya.

Penetapan usia dewasa juga mengacu pada saat pelaksanaan Pemilu 1971. Ketika itu, warga ber- usia 17 tahun ke atas boleh menggunakan hak pilihnya. Akhirnya masyoritas orang Bali

menggunakan usia 17 tahun sebagai patokan dewasa.

Terkait perkawinan usia dini, Dr. Wayan Windia, S.H. Ketua Perhimpunan Dosen Hukum Adat (Pershada) Bali ini, mengatakan, sebelum tahun 1970 marak terjadi di Bali. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan masyarakat dan tingkat kesejahteraan yang masih rendah.

Namun, seiring membaiknya perekonomian dan dimulainya sosialisasi gerakan Keluarga Berencana tahun 1969/1970, orang mulai berpikir panjang jika hendak menikah usia dini.

Program yang dikampanyekan bertujuan menunda usia perkawinan, usia kelahiran anak pertama, jarangkan kehamilan, dan merencanakan program dua anak cukup. “Sosialisasi program KB di segala penjuru ini yang memicu orang menunda pernikahan di usia dini,” katanya.

(2)

baru memutuskan menikah. “Masa itu kehidupan orang Indonesia umumnya, di Bali khususnya, mulai didata. Orang mulai memikirkan kapan usia yang tepat untuk menikah. Di Bali,

masyarakat juga menggunakan usia setelah tamat SMA sebagai patokan usia dewasa dan diperkenankan menikah. Tamat SMA kan sekitar umur 17 atau 18 tahun. Tetapi, sebelum usia tersebut boleh saja menikah asalkan ada izin orangtua,” tandas pria berkumis yang humoris ini. Hal senada diungkapkan Putu Dyatmikawati, SH, MHum. dosen Hukum Adat FH Universitas Dwijendra (Undwi) Denpasar. Dewasanya laki-laki atau perempuan dilihat dari mulai

membesarnya fisik, perubahan suara bagi laki-laki, menstruasi bagi perempuan, dan kemampuan kerja mereka.

”Hukum adat Bali menyesuaikan diri dengan hukum nasional mengenai batasan dewasa dan mengenai perkawinan Hukum adat Bali lebih mengarah ke upacara perkawinan. Contoh, apakah tri upasaksi dalam proses perkawinan sudah dipenuhi atau belum. Tri upasaksi meliputi dewa saksi, manusa saksi, dan butha saksi” kata Dekan FH Undwi ini.

Sebelum tahun 1974 pernikahan usia dini banyak terjadi, bahkan ada yang dengan cara melegandang atau melarikan mempelai perempuan. Kini pelaku perkawinan melegandang ini bisa dijerat dengan hukuman pidana karena termasuk penculikan.

Namun, setelah adanya UU Perkawinan, hukum adat Bali ikut melakukan penyesuaian. ”Pasal 7 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan perkawinan hanya diizinkan jika pihak laki-laki mencapai usia 19 tahun dan pihak perempuan berusia 16 tahun. Nah, di Bali juga mengikuti aturan yang berlaku nasional ini. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi keputusan orang untuk menikah. Makanya, setelah tahun 1974 jarang ada pernikahan di bawah umur,” tegasnya.

Terkait kasus Syekh Puji, Dyatmika mengatakan pernikahan Syekh Puji dengan Ulfa melanggar UU dan karena itu batal demi hukum. Selain melanggar UU Perkawinan karena usia Ulfa belum 16 tahun, Syekh Puji dan orangtua Ulfa yang mengizinkan Ulfa menikah bisa dijerat hukum karena melanggar UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 9 ayat (1) menyebutkan, setiap anak berhak mendapat pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Untuk mengltin dari terjadi kasus serupa di kemudian hari, isini Drs. M.S. Chandralaya ini mengatakan, perlu adanya sosialisasi ke masyarakat. ”Pemda harus mengambil peran untuk memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai aturan hukum, bahkan pemda perlu menggandeng ahli-ahli hukum adat untuk memberikan penyuluhan hukum,” tandasnya seraya mengatakan di FH Undwi ada mata kuliah hukum adat Bali. Dyatmika menginginkan mahasiswa memiliki referensi mengenai hukum adat Bali sehingga bisa memberikan solusi jika terjadi kasus-kasus adat.

Bahkan untuk kasus-kasus yang menimpa perempuan atau keluarga, FH Undwi juga

memberikan layanan konsultasi dengan mendirikan lembaga konsultasi “Ayu Nulus”. Lembaga yang dipimpin ibu tiga putra ini berupaya memberi solusi untuk mengatasi masalah-masalah hukum yang terjadi di lingkungan keluarga.

(3)

Kapan Dunia Kiamat

Dimensi Budaya - Minggu, 09 Agustus 2009 Kapan Dunia Kiamat

Oleh I Ketut Wiana

Tapah param krta yuge tretayam jnanamuscyate. Dwapare yajnaewahur Danamekam kalau yuge.

(Manawa Dharmasastra, I.86).

Maksudnya: Pada zaman Kerta Yuga, dengan bertapalah cara beragama yang paling utama. Zaman Treta Yuga, beragama dengan mengamalkan ilmu pengetahuan suci (jnana) itulah yang paling utama. Zaman Dwapara Upacara, yadnya-lah yang paling utama. Sedangkan pada zaman Kali Yuga, dana punia-lah cara beragama yang paling utama.

Dimensi Budaya - Minggu, 09 Agustus 2009 Kapan Dunia Kiamat

Oleh I Ketut Wiana

Tapah param krta yuge tretayam jnanamuscyate. Dwapare yajnaewahur Danamekam kalau yuge.

(Manawa Dharmasastra, I.86).

Maksudnya: Pada zaman Kerta Yuga, dengan bertapalah cara beragama yang paling utama. Zaman Treta Yuga, beragama dengan mengamalkan ilmu pengetahuan suci (jnana) itulah yang paling utama. Zaman Dwapara Upacara, yadnya-lah yang paling utama. Sedangkan pada zaman Kali Yuga, dana punia-lah cara beragama yang paling utama.

PERUBAHAN terjadi karena adanya perjalanan waktu. Waktu terjadi karena adanya peredaran isi alam. Misalnya bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi. Demikian juga planet-planet yang lainnya beredar sesuai dengan hukum Rta. Agar hidup ini dapat mengikuti perubahan waktu, sikap hidup pun harus berubah disesuaikan dengan perubahan itu.

Alam ciptaan Tuhan ini memberikan ruang dan waktu pada kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Seperti pernyataan sloka Manawa Dharmasastra I.86, ada tuntunan cara beragama umat manusia pada setiap zaman. Semua ciptaan Tuhan ditata berdasarkan hukum utpati

(tercipta), sthiti (hidup terpelihara) dan pralina (lenyap kembali kepada asalnya). Alam dan isinya ini, setelah masanya selesai beredar dan berputar-putar, akan pralina atau pralaya. Istilah lainnya, kiamat.

(4)

isu-isu yang menyatakan dunia akan kiamat akhir 2012. Pendapat atau pandangan tentang dunia kiamat itu dalam era demokrasi dewasa ini tentunya boleh-boleh saja. Yang patut dijelaskan, bagaimana pandangan Hindu tentang dunia kiamat ini.

Istilah kiamat memang tidak dijumpai dalam ajaran Hindu. Namun, yang mirip dengan konsep kiamat mungkin konsep pralina atau pralaya dalam kitab-kitab Purana. Dalam kitab-kitab Purana, utpati, sthiti dan pralina dibahas secara khusus. Memang terdapat sedikit perbedaan antara Purana satu dan Purana lainnya mengenai konsep ini. Namun, secara umum menyangkut hal-hal yang substansial, semua Purana isinya sama, bahwa semua ciptaan Tuhan ini kena hukum Tri Kona yaitu utpati, sthiti dan pralina itu.

Dalam kitab Brahma Purana misalnya dinyatakan satu hari Brahman (satu kalpa) atau satu siang dan satu malamnya Tuhan lamanya 14 manwantara. Satu manwantara = 71 maha yuga. Satu maha yuga = empat zaman yaitu kerta, treta, dwapara dan kali yuga. Satu maha yuga = 432 juta tahun.

Sekarang peredaran alam semesta sedang berada pada manwantara ketujuh dibawah pimpinan Vaivasvata Manu. Ini artinya pralaya atau kiamat total akan terjadi setelah manu ke-14 berakhir. Manu ke-14 adalah Suci sebagai Indra Savarni Manu.

Empat Konsep

Konsep pralaya dalam Wisnu dan Brahmanda Purana ada dinyatakan empat konsep pralaya yaitu:

* Nitya Pralaya yaitu proses kematian yang terjadi setiap hari dari semua makhluk hidup. Bahkan dalam diri manusia pun setiap detik ada sel tubuhnya yang mati dan diganti dengan sel baru. Sel tubuh manusia terjadi utpati, sthiti dan pralina. Naimitika pralaya adalah pralaya yang terjadi dalam satu periode manu. Menurut pandangan ini akan terjadi pralaya terbatas dalam setiap akhir manwantara. Ini artinya akan terjadi 14 kali naimitika pralaya atau kiamat terbatas atau kehancuran alam secara terbatas.

* Prakrtika Pralaya yaitu terjadinya pralaya secara total setelah manwantara ke-14. Saat terjadinya Prakrtika Pralaya, seluruh alam semesta beserta isinya lenyap dan kembali pada Brahma atau Tuhan yang Mahaesa dalam waktu yang panjang atau satu malamnya Brahma. Setelah itu akan terjadi penciptaan lagi dan memulai dengan manwantara pertama lagi. Prakrtika Pralaya inilah yang mungkin identik dengan konsep kiamat menurut kepercayaan lainnya. Karena, semua unsur alam dengan segala isinya kembali pada Brahman. Menurut keyakinan Hindu, hanya Tuhanlah yang kekal abadi.

* Atyantika Pralaya yaitu pralaya yang disebabkan oleh kemampuan spiritualnya melalui suatu pemberdayaan jnyana yang amat kuat sehingga seluruh dirinya masuk secara utuh lahir batin kepada Tuhan Brahman.

Demikian konsep pralaya (semacam kiamat) menurut Hindu. Yakinlah, pralaya dalam arti Prakrtika Pralaya tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini, apalagi dinyatakan akhir tahun ini

(5)

atau tahun 2012 mendatang. Sedangkan Nitya Pralaya akan terjadi dalam setiap hari, ada makhluk hidup yang mati dan ada yang lahir.

Untuk menyelamatkan diri dari pengaruh buruk pada setiap perjalanan yuga itu, Swami Satya Narayana menyatakan agar manusia berperilaku seperti zaman atau mengikuti yuga sebelumnya. Misalnya, pada zaman treta, Sri Rama dan para pengikutnya berperilaku mengikuti zaman kerta yuga meskipun Sri Rama hidup pada zaman treta yuga. Sedangkan Rahwana berperilaku seperti zaman kali. Karena itu, Sri Rama dengan pengikutnya selamat hidup di bawah lindungan dharma dan Rahwana hancur karena hidup berdasarkan adharma.

Demikian juga Pandawa dengan Sri Krisna hidup pada zaman dwapara yuga, tetapi perilakunya mengikuti zaman kerta dan treta yuga. Dengan demikian Pandawa dan Sri Krisna memenangkan hidup berdasarkan dharma, sedangkan Korawa hancur karena mengikuti cara hidup yang

adharma.

Demikianlah kini, kalau ingin selamat dari pengaruh zaman kali, hiduplah seperti zaman dwapara. Bahkan kalau bisa, ikuti treta atau kerta, maka akan selamatlah dari pengaruh buruk zaman kali. Justru pengaruh baiknya yang akan didapatkan. Penulis Ketua Sabha Walaka Parisada Pusat.

Referensi

Dokumen terkait

(Trotoar berlari ke sudut panggung, Trotoar ke sudut panggung yang satunya lagi) (GAYA DRAMA MURAHAN ON). Lumilumut:

Penelitian yang dilakukan oleh Mesah (2012) terhadap siswa SDN Penanggungan Kota Malang juga menunjukkan bahwa pasca-penyuluhan miopia, terjadi peningkatan

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu kegiatan yang sederhana dan semakin lama semakin kompleks (rumit) yang ditandai dengan

Menurut hasil analisis kegiatan Marketing Public Relations berdasarkan dimensi kegiatan sosial yang keefektivitasannya dilihat dari kegiatan sosial yang dilakukan Yamaha

Analisis metode numerik melalui simulasi ini bertujuan untuk menganalisis material dan jarak sirip yang memiliki laju perpindahan panas yang paling baik pada

Academic Engagement (Keterlibatan akademik) ialah kesungguhan seorang peserta didik dalam memberi perhatian selama proses pembelajaran sehingga ia merasa terdorong untuk

Pemilihan Pemuda Pelopor dilakukan dengan sistem terbuka, artinya calon pemuda pelopor dapat diusulkan oleh masyarakat luas, antara lain oleh organisasi pemuda,

Data primer ini diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah para akuntan yang bekerja di Universitas, Perusahaan dan Kantor Akuntan