• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 TANJUNG PURA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 TANJUNG PURA."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRA TEGI PEMBELAJARAN DAN KECERDASAN

VISUAL-SPASIAL TERHADAP BASIL BELAJAR GEOGRAFI

SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) l

TANJUNG P.URA

g)

/

· ~~

G C

.

. !JNIME-0

q'ESIS

CDiajui.jzn quna !M.emenulii Safali Satu Syarat

Vntu{!M.emperofeli qefar

!Magister

q>entf'ufftan

(2)

TESIS

PENGARUH STRATEGI l,EMBEl.AJARAN DAN KECERDASAN

VISUAL-SPASIAL TERHADAP HASil:r BELAJAR GEOGRAFI

SISW

A MADRASAH ALIYAH NEGERI

(~I AN)

1

TANJUN G PURA

Dis_us_un dan diajuka n oleh :

USMAIDAR

NlM.055020347

c

T elah Dipertahankan Di Depan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal: 06 Agustus 2007 Dan Dinyatakan Telah Memen uhi Salah Satu Syarat lJntuk Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Program Studi-Teknologi Pendidikan

{ff

Ketua Program Studi,

Teknologi Pendidikan tJ

Medan, 06 Agustus 2007

Menyetuj ui, Tim Pembimbing

~

Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd

Direktur r ograt;t Pascasarjana lJniversita Nege i Medan

Prof. Dr. l\fuhamma d Badiran, M.Pd NIP.130535891

(3)

NO

1

2

3

4

5

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

Prot Dr. _Harun

~ito mpul,

M.P.d

NI ~ .

131570453j ·

~

. .

1

~

0

~ ~ ~ ~

c 0 0 . 0

(J 0 (J 0

Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd

NIP.131112284

.::»

Pro: . Dr. Muhammad Badiran,

~ .Pd

~:;:?f ~~

;:z~-Nr; 30S3S891

~

lj"'

... ., ... .

%

~ (~ ,'

Dr. Julaga Situmorang, M.Pd

NIP.130686932

-<.CloS EG~

"'<(.. /

-.~

r-- .

~

....

~

~

=

... ,

,.

. ." ....

../?.-:r

c
(4)

·~

.. .

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena

berkat izin-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis ini

dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister

Pendidikan program studi Teknologi Pendidikan, Program Pasca Srujana Universitas

Negeri Medan.

Adapun judul tesis ini adalah Pengaru h Strategi Pembelajaran dan

Kecerdasan Visuai-Spasial Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa. Dalam

menyelesaikan tesis ini banyak pihak yang membantu, disebabkan karena kurangnya

ilmu, pengetahuan, waktu, dan dana yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada Bapak "Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. dan Bapak Dr. Binsar

Panjaitan, M. Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan arahan,

bimbingan dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis sejak awal kuliah

hingga penyelesaian tesis ini. Pada kesempatan ini j uga penulis menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

I

? 0

Pertama: Bapak Rektor UNIMED Drs. Syawal Gultom, M.Pd, Bapak

Prof. Dr. Belferik Manullang, M.Pd., selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED,

Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd. selaku Ketua Prodi Teknologi Pendidikan,

dan Bapak Dr. Julaga Situmorang, M.Pd. selaku sekretaris Program Studi beserta staf. ~o

Kedua, BapaK Dr. Julaga Situmorang, M.Pd., Bapak Dr. Efendi Napitupulu,

M.Pd, Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd selaku Nara Sumber yang telah

memberikan masukan pada tesis ini, serta selumh Bapak dan Ibu Dosen yang telah

111

(5)

memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Program

Pascasarjana UNIMED.

Keempat: Dra. Atifah Hasyim, selaku Kepala MAN 2 Tanjung Pura, dan Bapak

Drs. H.M.Efendi Yusmar, M. Pd, selaku Kepala MAN 1 Tanjung Pura, yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian pada sekolah yang

dipimpinnya. Serta anak-anak kelas X (sepuluh) Tahun Pelajaran 2006/2007 yang

menjadi populasi serta sampel dalam penelitian ini.

Kelima, Suami tercinta Drs. Sobirin Hasibuan_, dan anakku te sayang Faizin

Syahrurazak HAsibuan memberikan dukungan moral kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan Eendidikan Magister di-Program Pascasarjana UNIMED.

Keenam : Bapak H.Usman Hamid dan lbunda Hj .Dahlia Nur, BA, orang tuaku

yang selalu memberikan do'a, nasehat dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan

kuliah di Program Pasca Sarjana UNIMED. e,Q /

Keenam: Rekan-rekan kuliah khususnya Prodi Teknologi Pendidikan Angkatan

VIII yang banyak membantu penulis dengan memberikan masukan kepada penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

I

Hendaknya semua kebaikan dan bantuan yang diberikan_kepada penulis menjadi

amal kebajikan. Akhimya, penulis mengakui bahwa karya ini masih j auh dari

kesempurnaan. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

~0/

(J

Medan, Penulis,

(6)

I

·-ABSTRACT

USMAIDAR. NIM.055020347. The Influence of Learning Strategy and Visual-Spatial

intelligence on Learning Geograpy Result for the Student of Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tanjung Pura. Thesis. Educational Technology, Post Graduated State University of Medan (UNIMED). 2007.

This study is aimed at : ( 1) finding the difference of the students's learning

Geography result taught by Pemodelan Strategy Learning and Conventional rategy

Learning, (2) finding the difference of the student's having High and Low Visual-Spatial Intelligence in influencing the student' s learning Geography result learning, and (3) the interaction between Learning Strategy and Visual-Spatial Intelligence in influencing the student's learning Geography result.

This ia a quasy experiment study. The population for this study were 360

persons fro~ 6 classes VIII of Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Tanjung Pura and 80

students fro m 2 classes were takes as sample using cluster random sampli ng. Before given the treatment; the samples was given Visual-Spatial ntelligence test to know the sample' s Visual-Spatial Intelligence. The learning result test used in examining the experiment hypothesis was tested to measure the validity and reliability. Having been tested, 30 from 45 questions were applicable. The descriptive statistics was used to measure the hypothesis. The hypothesis were tested by using two-ways Anava. Before it used. The data was analyzed the normality with Li lliefors test and variant homogenity

with Bartlett and Fisher test. ·

1

The hypothesis testing result showed that : ( 1) the;: students's achievement on learning Geography result taught by Pemodelan Strategy Learning is hi gher than the

one with Conventional Strategy Learning. Is is shown by F ratio= 11 8.66 > Ftable = 3.95

l

at level of signifikan a.= 0.05 with df= (1,76); (2 ) the student's achievment on learning Geography result having Visual-Spatial Intelligence is higher than student's having

Visual-Spatial Intelligence achievement. It is howns by F table = 20.04 > Ftable = 3.95 at

level of signifikan a.= 0.05 wit df = (1 .76); and (3 ) there is the interaction between learning strategy: and Visual-Spatia Intelligence in the influencing the stua ent's

learning Geography res ult. It is shoWIL by Fratio = 53 .51 > F' table = 3.95 at level at

signifikan a.= 0.05 with df= (1.76).

(7)

·-I

' \

ABSTRAKSI

USMAIDAR NIM. 055020347. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan

Visual-Spasial Terhadap Basil Belajar Geografi Siswa Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) 1 Tanjung Pura, Program Pascasrujana: UNIMED. 2007.

v

Penelitian ini bertujuan untuk (I) mengetahui perbedaan basil

~!a j ar

: iswa yang

~~

diajar dengan strategi pembelajaran pemodelan dan strategi pembelajaran konvensional, (2) mengetahui perbedaan hasil belajar siswa geografi yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi dan kecerdasan visual-sp_asial rendah, (3) mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan kecerdasan visual-spasial dalam "mempengaruhi hasil belajar

geografi siswa. -

v

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini

~

berjumlah 360 orang yang berasal dari 4 kelas X (sepuluh) MAN 1 Tanjung Pura. Sedangkan sampel berjumlah 80 orang yang diambil dari 2 kelas dengan menggunakan

cluster random sampling. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu sampel penelitian diberikan tes kecerdasan spasial untuk membedakan jenis kecerdasan visual-spasial yang dimiliki oleh siswa. Tes hasil belajar yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas tes. Hasil yang diperoleh dari 45 soal yang diujikan sebanyak 30 soal saja yang merhenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptifuntuk menyajikan data dan statistik inferensial untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang scbclumnya, tcrlcbih dahulu dilakukan uj i pcrsyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas varians dengan uji Bartlett.

Hasil penguj ian hipotesis menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan hasil belajar geografi antara siswa yang dibelaj arkan dengan strategi pembelajaran pemodelan dengan siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan

oleh Fhitung

=

118,66 > Ftabel

=

3,95 pada taraf signifikan u

=

0,05 dengan dk.= (1,76). (2)

terdapat perbedaan hasil belaj ar geografi antara siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi dengan siswa yang memiliki kecerdasan visual-visual-spasial rendah. Hal ini

ditunjukkan oleh F hitung = 20,04 > ftabel = 3,95 pada taraf signifiK.an u = 0,05 dengan k

=

(1,76), dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kecerdasan

visual-spasial dalam mempengaruhi hasil belajar geografi siswa. Hal ini ditunj ukkan oleh Fhitung

= 53j51 > f tabel = 3,95 pada taraf signifikan u = 0,05 dengan dk = ( 1,76).

(8)

BASI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan dalam segala perwujudan makna hidup sepanjang hayat, dan dorongan peningkatan kehidupan. Lit;tgkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh j awaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pad aspek-aspek spasial ekstensi manusia, agar manusia memahami karakteristik dunianya dan tempat hidupnya. ~/ /."'

Bidang kajian geografi meliputi muka bumi dan proses-prosesnya yang membentuknya, hubungan antar manusia dengan lingkungan, serta pertalian antara manusia dengan tempat-tempat. Sel5agai suatu disiplin integratife, geografi memadukan dimensi-dimensi alam dan manusia di dunia, dalam menelaah manusia, tempat-tempat dan lingkungannya.

Mata pelajaran geografi mengembangkan pemahaman siswa tentang organisasi spasial, masyarakat, tempat-tempat, dan lingkungan pada muka bumi. Siswa didorong untuk memahami proses-proses pisik yang membentuk pola-pola bum i, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di muka bumi, seh ingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa manusia menciptakan wilayah (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain _ itu, siswa dimotivasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah. Dengan demikian siswa diharapkan bangga akan warisan budaya dengan mem iliki kepedulian kepada keadaan sosial, proses-Qro es demokratis dan kelestarian ekologis, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan lingkungannya pada masa kini dan masa depan.

(9)

baktinya untuk menjalin kerja sama dan mengurangi konflik, sehingga siswa dapat bertindak secara sosial, spasial dan ekologis serta bertanggung jawab, sebagai bekal hidupnya di masyarakat dalam menghadapi fenomena lingkungan yang semakin terancam dan perekonomian global yang semakin kompetitif serta saling bertautan.

Berdasarkan kurikulum 2004, fungsi pelajaran Geografi adalah sebagai berikut: (a) mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan, (b) mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi, dan (c) menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sum iber daya toleransi terhadap keragaman sosial budaya masyarakat.

Sebagai seora9g desainer dalam pembelajaran, guru sangat berperan dalam menentukan berhasil tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai guru dituntut untuk' memiliki keterampilan dan dapat mengorganisasikan bahan sedemikian rupa sehingga bahan pelajaran menjadi menarik serta menantang. Namun saat ini terdapat kecenderungan bahwa guru sering menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang kurang memobilisasi dan menumbuhkan potensi berpikir, sikap, dan keterampilan siswa. Somantri (2001) mengemukakan bahwa digunakannya teknik-teknik pembelajaran seperti itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, kebiasaan tekni k pembelajaran yang sudah melembaga sejak dulu dan teknik pembelajaran tersebut adalah yang pal\ng mudah

dilakukan. ? 0 0

J

o}

Secara fakta meski pun tujuan pembelaj aran sudah ditetapkan dengan tegas dan jelas, namun pelaksanaan pembelajaran sering menemu i kegagalan. Indikator itu terlihat pada rendahnya kual itas pendidikan di Indonesia. Dan basil beberapa penelitian menunjukkan bahwa lulusan Sekolah Dasar (SO), Sekolah Menengah

(10)

Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya menguasai materi pendidikan sekitar 30 persen (Azari, 2000).

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah, namun dalam kenyataannya mutu pendidikan masih tetap rendah. Rendahnya mutu pendidikan ini tercermin pada basil belajar siswa yang salab satu tolak ukumya adalab Ujian Akbir Sekolab (UAS). Hal ini tetjadi di MAN-I Tanjung Pura, babwa basil belajar siswa sangat rendab termasuk pada mata pelajaran Geografi. Data yang diperoleh dari kantor Tata Usaha Departemen Agama (Depag) kabupaten Langkat, dapat dilihat babwa nilai rata-rata UAS siswa MAN-I Tanjung Pura untuk mata pelajaran Geografi relatifpaling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, seperti terlihat pada Tabel-1 berikut. ~sNEc ~sNEc

Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi

2003/2004 6.08 5.01 7.08

~ J I

2004/2005 5.83 5.71 7.86

2005/2006 lj

\ 5.66

,

5.17

.

7.66

Somber Data: Kantor Departemen Agama Kabupaten Langkat

Data di atas menunjukkan bahwa perolehan basil belajar Geografi masih cenderung kurang memuaskan. Hal ini menyebabkan sebahagian masyarakat merasa kecewa dan kurang puas dengan mutu pendidikan. Ketidakpuasan ini disebabkan masih adanya prestasi peserta didik pada pelajaran tertentu yang nilainya masih jauh dari yang diharapkan terutama pada pelajaran Geografi, dan yang paling mendapat sorotan masyarakat tentang pekerjaan guru adalah mutu pendidikan, lebih khusus adalah mutu lulusannya (Sukmadinata, 1992). Selanjutnya Dahar (1 986) juga mengemuka kan, sebab-sebab lu lusan kurang bermutu atau belum memenuhi harapan ada lab : (I) input ang kurang baik kualitasnya, (2) guru dan. personal yang kurang

(11)

tepat, (3) materi yang tidak atau kurang cocok. (4) metode mengajar dan system

evaluasi yang kurang memadai, (5) kurangnya sarana penunjang, (6). sistem

administrasi yang kurang tepat.

Indikator lainnya dilihat dari aspek non akademik. banyak kritik terhadap

masalah kedisiplinan, moral dan etika, kreativitas, kemandirian, dan sikap demokratis

yang tidak mencerminkan tingkat kualitas yang diharapkan oleh masyarakat luas

(Djati Sidi, 2001). Hal ini menjadi tantangan bagi guru Geografi dalam upaya

meningkatkan pemahaman dan wawasan siswa tentang mata pelajaran Geografi.

Selain itu era globalisasi merupakan tantangan yang tidak kalah pentingnya bagi guru

Geografi. Era globalisasi menyebabkan perkembangan arus teknologi komunikasi

yang begitu pesat khususnya media massa. Alat-alat komunikasi ini setiap hari

mengenalkan nilai-nilai tertentu bahkan berlainan dengan budi pekerti yang

ditanamkan di sekolah. Di samping itu banyak guru menjadi apatis dan frustasi dalam

menanamkan nilai-nilai moral yang terkandung dalam mata pelajaran Geografi karena

nilai-nilai moral itu di luar sekolah tidak dilakukan (Supamo dkk, 2002). Dengan

demikian, yang perlu diperhatikan dalam memotivasi siswa untuk mencapai hasil

belajar bahwa praktik pembelajaran Geografi membutuhkan keteladanan dan suasana

yang baik di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Berkaitan dengan praktik pembelajaran Geografi di sekolah, guru sangat

berperan dalam menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran. Idealnya dalam

merancang kegiatan pembelajaran, guru hams dapat melatih siswa untuk bertanya,

mengamati, menxelidiki, membaca, mencari, dan menemukan jawaban atas

pertanyaan baik yang diajukan oleh guru maupun yang mereka ajukan sendiri.

Pengetahuan yang disampaikan kepada siswa bukan hanya dalam bentuk produk,

tetapi juga dalam bentuk proses, artinya dalam proses mengajar, pengenalan,

(12)

---pemahaman, pelatihan metode, dan penalaran siswa, mempakan hal yang penting

untuk diajarkan (Atrnadi dkk, 2000).

Kenyataanya dalam praktik pembelajaran Geografi yang telah dilaksanakan

selama ini, guru lebih banyak menekankan aspek kognitif dari pada aspek afektif dan

psikomotorik (Rahman, 200 1). Walaupun aspek kognitifinemang diperlukan sebagai

langkah pertama dalam mata pelajaran Geografi, namun belumlah cukup jika

nilai-nilai tersebut hanya diketahui atau disa<lari saja melainkan perlu diwujudkan dalam

tingkah laku siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini guru Geografi

beranggapan bahwa proses dan isi mata pelajaran tidak begitu penting. Dalam

mengajar guru memiliki otoritas tunggal, dan yang paling mencolok adalah minimnya

aktivitas yang mendorong siswa untuk berefleksi dan berafeksi, untuk

mengembangkan pemikiran kritis (critical thinking), pemikiran yang reflektif

(reflective thinking), daya afektif, dan daya kreati f yang menjadi motor penggerak

aktivitas hidup yang positif, produktif, dan konstruktif (Atmadi dkk, 2000). Akibatnya

mata pelajaran Geografi dianggap membosankan karena sebahagian besar siswa harus

mengahafal, tanpa ada masalah yang dihadapi (Somantri, 200 1 ).

Oleh karena itu, perl u diadakan pengkajian dan pembaharuan (inovasi) dalam

strategi pembelajaran dengan me ng~naka n pemodelan. Dengan belajar melalu'

pemodelan, siswa dapat mengamati sesuatu benda atau objek secara langsung yang

menjadi model yang dicontoh, dikagumi, serta dipercayai oleh siswa sehingga

mewakili benda atau objek sesungguhnya yang diharapkan. Benda atau objek yang

dijadikan model itu mencerminkan atau mewakili suatu benda atau objek yang

sesungguhnya, dan itulah yang diamati, dan dipahami oleh siswa (Winkel, 1996).

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ketika guru menyaj ikan materi

pelajaran di sekolah, guru kurang mampu untuk menunjukkan atau tidak

(13)

menggunakan media beJajar atau aJat peraga yang mampu memberikan makna dan

essensi materi pel~aran secara utuh. Dengan kata lain, objek atau benda yang sedang

dipelajari, seyogyanya harus dijadikan sebagai media belajar atau alat peraga yang

representative atau dapat dijadikan contohlmodel yang mewakili benda atau objek

yang sedang dipeJajari. Namun kenyataannya, objek atau benda yang sedang

dipelajari tersebut seringkali hanya disampaikan secara teori dan ceramah saja,

segingga siswa tidak mampu menangkap dan memahami, makna dan essensi materi

pelajaran secara utuh, serta siswa kurang tertarik untuk mempelajari, memperhatikan,

mengamati, materi pelajaran secara utuh. ~)

i

Menurut pendapat Djati Sidi, (2001), apabila guru mampu untuk memberikan

atau meny~i kan suatu model atau figure yang representative sebagai contoh

pengganti dari sejumlah objek, benda atau tingkah laku yang dipelajari dalam proses

pembelajaran, maka kegiatan pembelajaran menjadi hidup dan membentuk interaksi

antara guru dan siswa yang transformatif karena dalam proses belajar mengajar, guru

dan siswa merupakan sosok yang terlibat secara langsung dan menentukan berhasil

tidaknya kegiatan pembel~ar a n.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan minat

dan sikap, dan motivasi siswa dalam prQ_ses pembelajaran, seorang guru hendaknya

mampu untuk memberikan atau menampilkan suatu contoh atau model yang menarik,

sehingga siswa dapat memahami makna dan essensi materi pelajaran secara utuh.

Untuk dapat memberikan hasil belajar yang lebih maksimal melalui model yang

disampaikan guru, hendaknya siswa juga memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan atau menunjukkan makna dan esensi yang terkandung dalam suatu

objek, benda, dan informasi atau keterampilan tertentu dalam bentuk visual.

(14)

memetakan, atau menyimbolkan infonnasi secara visual. Kemampuan tersebut barus

saling berkait, tennasuk kemampuan dalam memabami perbedaan visual, pengenalan

visual, proyeksi gambaran mental, pertimbangan ruang, manipulasi gambar, dan

duplikasi dari gambaran ekstemal, setiap atau semua yang dapat diekspresikan.

Sebubungan dengan hal di atas, maka perlu melakukan penelitian ini guna

mengetabui pengaruh penerapan strategi pembelajaran dan Kecerdasan visual-spasial

siswa dalam meningkatkan basil belajar Geografi di MAN- I Tanjung Pura, kelas X

(sepuluh) semester I tahun pelajaran 2006/2007. Dengan menerapkan strategi

pembelajaran dan kecerdasan visual-spasial siswa, diharapkan ada peningkatan basil

belajar siswa dalam mata pelajaran Geografi. ' /

B.

ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas masalab yang akan diteliti adalah

hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar Geografi di MAN-I Tanjung Pura, dengan

memperhatikan kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa. Untuk itu perlu dilihat

bagaimana kemampuan guru dalam menyampaikan materi agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Dengan demikian dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Geografi di MAN-I ? Apakah

guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik? Bagaimana strategi

pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran Geografi? Apakah guru

mempertimbangkan karakteristik. dan hakikat dari mata pelajaran yang diasuhnya

dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa? Adakah guru mengetahui adanya

berbagai strategi pembelajaran dalam pembelajaran Geografi? Apakah guru

menggunakan berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan dan bahan ajar

yang disampaikan? Strategi-strategi pembelajaran apa saja yang selama ini

dipergunakan guru dalam pembelajaran Geografi? Apakah guru telah memperhatikan

(15)

karakteristik siswa pada waktu pelaksanaan pembelajaran? Adakab bahan penunjang

yang dimiliki guru untuk membantu siswa dalam pembelajaran Geografi? Apakab

guru telab Memanfaatkan baban-baban bacaan atau pustaka yang tersedia untuk

memperkaya baban ajar siswa? Apakab Kecerdasan visual-spasial siswa turut

mempengaruhi basil belajar? Apabila guru menggunakan strategi pembelajaran yang

berbeda, apakah basil bela jar yang diperoleb siswa juga berbeda? Dengan Kecerdasan

visual-spasial dalam kelompok belajar yang berbeda, dan diajar dengan strategi

pembelajaran yang berbeda, apakah basil belajar j uga akan berbeda? Adakah interaksi

antara strategi pembelajaran dengan Kecerdasan visual-spasial siswa terbadap basil

belajarGe

ografi

~

~

C. Pembatasan Masalah

~

Hasil belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun

factor ekstemal. Penelitian yang mencakup keseluruhan faktor tersebut merupakan

pekerjaan yang rumit, menuntut keablian, waktu dan dana. Mengingat luasnya

masalah yang menjadi penyebab terhadap hasil belajar siswa, penelitian in i dibatasi

pada ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, dan varabel

penelitian.

Berkaitan dengan lokasi penelitian, penelitian ini terbatas pada MAN-I Tanjung

Pura dan MAN-2 Tanjung Pura. MAN-1 Tanjung Pura merupakan salah satu sekolah

berstatus Sekolah Pengembangan (SP), dan MAN-2 Tanjung Pura merupakan salah

satu sekolah berstatus Sekolah Standar Nasional (SSN), dengan kata lain peneliti

menganggap bahwa sekolah tersebut cukup representatif untuk dijadikan sebagai

sekolah yang memiliki kemampuan akademis yang memadai untuk tingkat MAN di

Kota Tanj ung Pura. · · ...

oJ

\?o '- .... -:'·- · _

0

j '

0 ._ '~-. · ...

o}

(16)

..

Penelitian ini melibatkan siswa kelas X (sepuluh) dan akan dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2007 dengan melibatkan satu variabel bebas, satu variabel moderator, dan satu variabel terikat.

Variabel bebas aktifnya adalah strategi pembelajaran yang da lam hal ini adalah strategi pembelajaran pemode lan dan strategi pembe lajaran konvensional. Variabel bebas sekunder (moderator) ada lah kecerdasan visual-spasial siswa yang terdiri dan kecerdasan visual-spasial Tinggi dan e~er dasan visual-spasial Rendah . Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil be lajar siswa pada mata pelajaran Geografi. Dalam penelitian ini hasil belajar Geografi dibatasi pada ranah kognitif yang mel iputi sub pokok bahasan ; (a) pengaruh erosi terhadap kesuburan tanah, (b) mengurangi dan mencegah kerusakan tanah, (c) penyebab dan dampak terjadinya banjir, serta usaha mengurangi resiko terjadinya banjir, (d) manfaat laut bagi kehidupan, (e) kualitas Iingkungan hidup dan keterbatasan ekologis dalam pembangunan, (f) wilayah-wilayah dan konservasi lingkungan, (g) komponen-kon ponen, ekosistem, pelestarian dan interaksi unsur-unsu r lingkungan hidup, (h) persebaran flora dan fauna di Indonesia, berdasarkan kurikulum 2004 pada kelas X (sepul uh) tahun pelajaran 2007/2008.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifi kasi dan pembatasan masalah yang d_ik_em ukakan, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

I. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Geografi antara siswa yang diajar dengan strategi pembel ~jar an Pemodelan dan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran konvensional ? ~

mempunyai Kecerdasa n visual-spasial rendah ?

(17)

..

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan Kecerdasan visual-pasial terhadap hasil belajar Geografi siswa?

E. Tujuan Penetltlan

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

I. Untuk mengetahui perbedaan hasil bdajar siswa yang diajar dengan pemodelan dan hasil belajar si swa yang diajar dengan strategi pembe lajaran konvensional pada mala pelajaran Geografi . Cl-s NEe

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil bel~jar Geografi antara siswa yang memiliki Kecerdasan visual-spasial tinggi dan Kecerdasan visual-spasial rendah. ?

3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan Kecerdasan

visual-F.

spasial si swa terhadap has il bela jar Grogra fi

:~)

/!:;i"

,.s

Manfaat Penelitian ) ( { :;

t t

Dari hasil pcnelitian yang akan dilaksanakan nanti nya, diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis hasil pene litian mi diharapkan dapat bermanfaat : (I) unluk menambah dan mengembangkan khasanah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pembelajaran, karakteristik siswa, dan sarana yang tersedia, dan (2) sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Geografi. ~

(18)

siswa dan memberikan pengalaman cara belajar dengan menggunakan pemodelan

untuk membentuk tingkah laku siswa yang positif, (4) memberikan data empiris

tentang pencapaian tujuan pembelajaran hila menerapkan pemodelan pada mata

pelajaran Geografi, dan (5) sebagai sumbangan pemikiran untuk dilaksanakan bagi

kemajuan dan peningkatan hasil belajar siswa khususnya di MAN-I Tanjung Pura.

~~~

(19)

..

BABV

..

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

..

A.

Simpulan

1. Hasil belajar geografi siswa MAN-1 kecamatan Tanjung Pura yang diajar dengan

strategi pembelajaran pemodelan lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar

dengan menggunakan strategi pembelajaran k onve nsio ~

2. Siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi memperoleh hasil belajar

geografi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kecerdasan

visual-spasial rendah.

J

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kecerdasan visual-spasial dalam

mempengaruhi hasil belajar geografi siswa MAN -1 kecamatan Tanj ung Pura. Untuk

siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi lebih efektif dalam

meningkatkan hasil belqjar geografi siswa mengguna a strategi pembelajaran

pemodelan, sedangkan untuk siswa yang memiliki tingkat kecerdasan visual-spasial

rendah, temyata strategi pembelajaran konvensional lebih efektif dalam

meningkatkan hasil belajar geografi siswa dibandingkan jika menggunakan strategi

pembelajaran pemodelan.

/~

B.

lmplikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Pemodelan, memiliki basil belajar yang

lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan strategi pembelajaran Konvensional,

(20)

..

mempunyai pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan

menyusun strategi pembelajaran khususnya strategi pembelajaran Geografi. Dengan

penguasaan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tersebut, seorang guru diharapkan

mampu merancang suatu disain pembelajaran Geografi dengan menggunakan

strategi : )

pembelajaran yang efektif.

) i

Jika melihat luasnya cakupan dan objek mata pelajaran Geografi, maka dibutuhkan

suatu model atau benda yang dapat dijadikan contoh untuk ditiru, melalui kegiatan

pengamatan serta peniruan terhadap suatu bentuk fisik dari suatu objeklbenda tersebut.

Model dimaksudkan untuk mewakili objeklbenda sesungguhnya yang bertujuan untuk

)

membantu siswa dalam mengenal dan mengidentifikasi objekfbenda tertentu, seningga

..

mempermudah pemahaman siswa dalam memaknai dan menginterpretasikan objek/benda

tersebut. Dengan demikian, siswa diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri

)

pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan.

belajamya untuk memperoleh basil belajar yang lebih baik. Di samping itu, siswa

diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya (long term memory) dengan cara

menemukan materi-materi penting, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya,

)

bukan karena diberitahukan oleh orang lain5aja.

Implikasinya dalam memilih strategi pembelajaran bahwa salah satu faktor yang

harus dipertimbangkan dalam merancang pelajaran Geografi adalah kecerdasan

visual-spasial siswa. Dengan adanya kecerdasan visual-visual-spasial dalam diri siswa, maka siswa akan

mampu untuk mengajukan beberapa pendekatan pemecahan masalah-masalah dalam

pelajaran Geografi, mampu mengkonsitruk pengetahuan dalam benaknya, mencatat sendiri

pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan mengalami sendiri perolehan basil belajar

(21)

dengan cara menentukan dan mengambil materi-materi penting dari apa yang

dipelajarinya melalui model atau objek yang dijadikan sebagai contoh representatif dari materi pembelajaran.

Siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi akan memperoleh basil belajar

geografi yang lebih tiggi jika diajarkan dengan strategi pembelajaran pemodelan

l

dibandingkan dengan jika diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional. Siswa

dengan kecerdasan visual-spasial tinggi dapat berkembang dengan baik, sebab dengan

kecerdasan visual-spasial tinggi ini siswa akan : (1) belajar mengamati dan mengenali

wajah-wajah, benda-benda, bentuk-bentuk, wama-warna, detail-detail, dan pemandangan-

)

pemandangan, (2) m ~nga rahkan dirinya kepada benda-benda secara efektif dalam ruangan,

..

merasakan dan menghasilkan sebuah bayangan-bayangan mental, berpikir dalam

menggambar, dan memvisualisasikan detail, (3) membaca grafik, bagan, peta, dan

)

diagram. Belajar dengan grafik atau media-media visual, menikmati gambar-gambar tak

beraturan, lukisan, ukiran, atau obyek-obyek repro lain dalam bentuk-bentuk yang dapat

dilihat, (4) secara mental dapat merubah bentuk dari sebuah obyek, seperti melihat

selembar kertas ke dalam bentuk yang kompleks dan memvisualisasikan bentuk baru, atau

)

secara mental menggerakkan obyek di dalam ruangan untuk menentukan, bagaimana

berinteraksi dengan obyek lain, (5) merasakan pola-pola yang lembut maupun rumit,

menciptakan gambaran nyata atau visual dari informasi, dan (6) cakap mendesain secara

abstrak atau representasion, serta mampu untuk menciptakan bentuk-bentuk baru dari

)

media visual-spasial atau karya seni asli .

Bagi siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial rendah jika diajarkan dengan

(22)

..

mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan geografi yang dibutuhkannya, sebab siswa

dengan kecerdasan visual-spasial rendah merniliki tingkat kecepatan yang rendah dalam mernaharni dan memaknai rnateri-materi esensial pelajaran geografi. Struktur kognitif

siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah rnernbutuhkan waktu dan proses

pernbelajaran yang lebih lama untuk rnencerna suatu rnateri pelajaran geografi yang

disajikan. Siswa dengan kecerdasan visual-spasial rendah akan mengalami

kesulitan-kesulitan dalam rnenyelesaikan soal-soal geografi yang dihadapinya, karena pengetahuan

dan keterampilan yang dimilikinya berdasarkan informasi yang diberitahukan oleh

gurunya bukan karena ditemukan sendiri olehnya, dengan kata lain proses pembelajaran

adalah transfer pe ng~tah uan dari guru ke siswa. Strategi pemhelajaran seperti ini adalah

• bentuk pembelajaran di mana kelas masih berfokus pada guru sebagai surnber utama

...

pengetahuan, kemudian ceramah.. menjadi altematif utama strategi pembelajaran. Di

samping itu pengetahuan hanya dianggap sebagai seperangkat fakta-fakta yang hams

dihafal.

Bagi siswa dengan kecerdasan visual-spasial tinggi, jika diajar dengan strategi

)

pembelajaran konvensional akan memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal, sebab

pernbelajaran berbasis konvensional berp_usat pada guru (teacher centered), di mana--guru

berfungsi sebagai sumber utama pembelajaran. Pada pembelajaran konvensional tekanan )

utama pembelajaran untuk seluruh anggota kelas. Guru mengajar kepada seluruh siswa

tanpa memandang aspek individual, geografis, intelektual, dan psikologis siswa. Guru

bertindak sebagni satu-satunya sumber belajar dan sekaligus sebagai l'enyaji isi pelajaran.

Keijasama siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak dibutuhkan. Siswa belajar

menurut kapasitasnya masing-masing. Pembelajaran seperti ini kurang memberdayakan

(23)

..

...

siswa dalam mengamati dan mengenali wajah-wajah, benda-benda, bentuk-bentuk,

wama-•

warna, detail-detail, dan pemandangan-pemandangan, serta kurang mampu untuk mengarahk.an siswa kepada benda-benda secara efektif dalam ruangan, sehrngga siswa

tidak merasakan dan tidak menghasilkan bayangan-bayangan mental dan visualisasi detail

dalam benaknya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran Geografi yang sudah ditetapkan

oleh guru tidak dapat berjalan dengan efektif, dan tidak sesuai dengan tujuan intruksional

yang telah ditetapkan.

Sebaliknya, untuk siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial rendah, jika diajar

dengan strategi pembelajaran konvensional akan memperoleh hasil belajar yang lebih

baik, sebab strategi pembelajaran konvensiOnal adalah suatu strategi pembel~ar an yang

berpusat pada guru (teacher centred). Artinya, proses pembelajaran didominasi oleh guru,

di mana guru berperan sebagai nara sumber dan merangsang siswa untuk mengeluarkan

..

ide-ide atau konsep dengan pesrtanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami dalam memecahk.an masalah. Di akhir pembelajaran, dilakukan kegiatan tanya jawab,

memberikan tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang baru diikuti

dibuku catatan masing-masing dengan memberitahukan terlebih dahulu materi-materi

penting pada pembelajaran yang barn dilakukan. Dengan demikian, meskipun: siswa

memiliki kecerdasan visual-spasial rendah, siswa tersebut cenderung dapat menerima dan

memahami makna dan esensi materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab guru

)

senantiasa mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleh hasil belajar sesuai

dengan tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Siswa diarahkan untuk membuat

rangkuman secara individual di dampingi oleh guru untuk mengetahui secara langsung apa

yang dikerj akan siswa dalam membuat rangkuman, dan apabila siswa kurang mampu

)

(24)

..

..

..

0

untuk mengidentifikasi materi yang hams dirangkum, maka guru mengarahkannya, Oleh

karena itu perolehan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis yang bersumber dari

guru sebagai sumber utama pengetahuan dan sekaligus penyaj i isi. materi pelajaran masih

harus tetap dipertahankan.

Penerapan strategi pembelajaran Pemodelan dengan kecerdasan visual-spasial tinggi

akan lebih efektif dan efisien sebab partisipasi siswa dalam bekerjasama akan memP.eroleh

hasil belajar yang baik. Guru harus berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,

terutama dalam pemyediaan mempersiapkan atau menampilkan model atau objek yang

dijadikan contoh secara representatif, alat-alat atau media pembelajaran yang sangat

mendukung penerapan strategi pembelajaran Pemodelan ini.

'""

C.

Saran

Mengupayakan mutu pendidikan di MAN-1 kecamatan Tanjung Pura, dapat

dikembangkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi. Salah satu altematif

pengembangannya adalah melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dengan )

tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, kondisi dan karakteristik siswa.

Strategi yang dapat dipilih antara lain adalah strategi pebelajaran Pemodelan dan

Konvensional. Untuk siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial tinggi penggunaan

)

strategi pembelajaran Pemodelan sangat efektif dalam memberikan basil belajar yang

diharapkan, tetapi untuk siswa yang memiliki kecerdasan visual-spasial rendah

. penggunaan strategi pembelajaran konvensional akan lebih efektif dalam memoerikan

~~ mnya agM '~)

hasil belajar Geografi.

Diharapkan kepada para guru Geografi atau tenaga pengajar

senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan faktor kecerdasan visual-spasial siswa

(25)

..

sebagai pijakan dalam merancang pembelajaran. Selain itu, guru perlu melakukan

pengkajian yang mendalam tentang karakteristik siswa untuk dijadikan sebagai pijakan

atau acuan untuk mengoptimalkan penerapan strategi pembelajaran Pemodelan dalam

pelajaran Geografi secara efektif dan efisien.

"'~

~

tP

"'~

!,

tP

"'~ ~

Penelitian ini perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan dan pada sampel "'

~

yang lebih luas serta variabel penelitian berbeda lainnya, dengan mempertimbangkan

keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini .

..

..

(26)

..

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrahman, Mulyono. (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Be/ajar. Jakarta :

Rineka Cipta.

sNEc

Adisusilo, Sutarjo, J.R. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta : )

Rineka Cipta. _

Ahmadi, A. dan Supriyono, W., (1 991). Psikologi Be/ajar, Jakarta: Raj a Grafindo Persada.

Arikimto, Suharsimi. (1999). Dasar~d asar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Atmadi, A. dkk. (2000). Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga. Yogyakarta

: Kanisius.

Crain, William. ( 1992). Theories a Development Concept and Applications. Eqglewood

Cliffs New Je_rsey : Prentice Hall.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Be/ajar. Jakarta: Erlangga.

Damanik, Hemawaty. (2003). "Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Sosiologi". Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas

. . Negeri Medan.

0

Depag. (2006). Dqftar Nilai Mata Pelajaran UAS MAN/MAS Kabupaten Langkat.

Depdiknas. (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Jakarta : Depdiknas

Dick, W. , and Reiser, R.A. (1989). Pla nning_l~ff ective Instruction Boston: Allyn and Bacon

Djati Sidi, Indra. (200 1 ). Menuju Masyarakat Be/ajar Menggagas Paradigma Bagi

Pendidikan. Jakarta: Paramadina Logos Wacana Ilmu.

;j)

,b. ::. ,b.

~ ~ ~

Djiwandono, I. (2002). Psikologi Be/ajar. Jakarta :

R~a wali

Pers.

!)

C1 Cl

0

°

,· 'liM~

Faisal, S. (1983). Me odologi ~enelitia n Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Ferguson, G.A. (1981 ). Statistical Analysis in Pshycologi Education., Singapore : Mc-Graw

Hill International Book

(27)

..

A

..

0

..

Fudyartanto, R.B.S. (2002). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Y ogyakarta :

Global Pustaka Utama .

Gagne, R.M. (1985). The Condition of Learning and Theory of Instruction (4th Edition) .

New York : Hott Rinehart and Winston.

Gredler, M .E.B .. (1994). Be/ajar Membelajarkam. Alih Bahasa Munandir. Jakarta : Raj a

Grafindo Persada.

.,0

~~;

Hasan, Chalijah. (1994). Dimensi-Dimensi Psiko/ogi Pendidikan. Surabaya: Al Ikhlas.

J

Hamalik, Oemar. (200 1 ). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakar4t: Bumi Aksara.

_ _ _ _ . (]003). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, I.M. (2003). Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasi/a. Jakarta : Raja Grafmdo

Persada.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsha. ( 1986). Models of Teaching. New Jersey : Prentice Hall,

Inc.

Kaelan, H. (2000). Pendidikan Pancasila. Y ogyakarta : Paradigma.

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning. Memperaktikkan Cooperative Learning

diRuang-Ruang Kolas. Jakarta : Grasindo.

Melian, S. dan Marzuki, S. (2003). Pendidikan Kewarganegwaan. Jakarta Gramedia

Pustaka Utama.

Miller, J,P. Alih Bahasa Abdul Munir Mulkhan.(2002). Cerdas Di Sekolah

Kepribadian. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Moedjiono dan Hasibuan, J.J. (2000). Proses Bellljar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda

Karya.

Moms, B.L. (1982). Learning Theories For Teacher. New York Harper and Row

Publisher.

Nasution, S. (2000). Didaktis Asas-Asas Mengqjar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nazir, Moh. ( 1998). Met ode Rendition. Jakarta: Ghalia Indonesia .

(28)

..

..

..

Nawawi, Hadari. (2004). Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Sekolah. Makalah. Semarang: Depdiknas.

Newcomb, M.T. Turner, H.R. dan Converse, E.P. Alih Bahasa JoesoefNoesjirwan. (1985).

Psilwlogi Sosial. Bandung : Diponegoro.

Panjaitan, Batusonak. (2002). "Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Penataran, Dan Sikap Profesionalisme Keguruan Tehadap Kualitas Interaksi Belajar Mengajar Matematika di Kabupaten Tapanuli Utara." Jurnal Pene/itian Bidang Pendidikan. Volume 8 nomor 2 Maret 2002. Lembaga Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Mengajar Matematika Di Kabupaten Tapanuli Utara. Jurnal Eenelitian Bidang Penaidikan. Volume 8. Nomor 2. Maret 2002 .. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan.

Pidarta, Made. (1997). Landasan Kependidikan, Stimulus Hum pendidikan Bercorak

Indonesia. Jakarta : Rineke Cipta.

Purwanto, N.M. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

~

Rachman, Maman. (200 1 ). "Reposisi, Reevaluasi, dan Redefenisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa". Juma/ Pendidikan dan Kebudayaan. Nomor 028. Tahun ke 7 : Jakarta: Badan yenelitian dan Pengembangan Depdiknas.

Rasyid, Muhammad. (2004). "'Efektifita<; Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Fisika". Tesis. Program Pascasru:jana Universitas Negeri Medan. ·

NF ~sN c

Rezeki, Robbi (2005). Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual Dan Kreativitas

Terhadap Hasil Belaj ar Matematika SMP Negeri Kecamatan Stabat. Tesis. PPs

Unimed Medan. 0

, . Clu .... C'!-0 /

~

Roestiyah, N.K. (2001). Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta: R:ineke Cipta.

s Nl;c~

~/

Romizowski, A.J. ( 1981 ). Designing Instruksional System. New York : Nicholas. '";

Sardiman, A.M. (2003). Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sarwono, W.S. (2001). Teori' Teori Psi!WlogtSosial. Jakarta :~aj a Grafindo Persada.

Sears, D. Fredman, L.J. dan Peplau, A.L. Alih Bahasa Michael Adriyanto. ( 1991). Psikologi

Sosial. Bandung: Diponegoro.

Siagian, Sondang P. (1989). Teori Motivasi Dan Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara

(29)

Siman, (1988). "Hubungan Antara Prestasi Belajar, Informasi Dunia Kerja, Pengaruh

Ternan Sebaya dan Sikap Siswa SMP Negeri Terhadap Sekolah Menengah Pertama

Kejuruan di Kotamadya Medan". Tesis. Program Pasca Sarjana. IKIP Jakarta.

Simanjuntak, Sorta. (200 1). "Kontribusi Cohesivenes Kelompok Terhadap Partisipasi Anggota Gerakan Pramuka Universitas Negeri Medan". Abstrak Hasil Penelitian. Edisi 32. Tahun XIII. Juli 2001. Lembaga Penelitian UNIMED.

Somantri, N.M. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung Remaja

Rosdakarya.

Sopah, D. (1999). Pengaruh Model Pembelajaran ARIAS dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa. Disertasi. Jakarta : Program Pasca Sarjana. IKJP Jakarta.

Sudjana, (1992). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, Nana. (1998 ). Teori- Teori Be/afar Untuk Pengajaran. Jakarta: Fakultas Ekonomi

., Universitas Indonesia.

..

_ _ _ _ . (2002). Dasar- Dasar Proses Be/ajar .Mengajar. Bandung : Sinar Baru

Algesindo.

Sukmadinata. (1 992). Teori Be/ajar Untuk Pembelqjaran Matematika. Jakarta P3 G

Depdikbud.

Sumaatmadja, Nursid. (2002). Pendidikan Pemanusiaan Manusia-Manusicrwi. Bandung : ALFABETA.

-z.

?

Suparman, AtwL ( 1997). Disain Instruksional. Jakarta : PAU- PP AI - UT. c

Suparno, Paul. dkk. (2002). Pendidikan Budi Pekerti Di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius. ~

Suryabrata, Sumadi. ( 1998). Psilw/ogi Pendidilwn. Jakarta : Raja Grafindo Persada. ; } )

Suryadi. (200 1 ). "Profil Dunia Kependidikan Disaat Krisis Ekonomi". Jurnal Pendidikan

dan Kebudayaan. Nomor 028. Tahun Ke 7. Jakarta : Badan Penelitian_ dan

Pengembangan Depdiknas.

Zulkifli (2004). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar, dan Penggunaan Media Dengan Kinerja Guru Matematika SMP "Negeri Kabupaten Langkat. Tesis. PPs Unimed Medan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan data ternyata prosentase kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate procedure) disingkat ip tinggi yaitu 53%, maka kesalahan prosedur

Asumsi yang digunakan adalah : (1) seluruh individu betina pada interval berat 5–15 kilogram adalah betina potensial repoduktif dan memiliki kesempatan yang sama untuk dikawini,

Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) peranan perempuan Tionghoa dalam novel Amoi Gadis yang Menggapai Impian karya Mya Ye, (2) latar belakang

strategis dan kegiatan promosi yang kurang gencar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi seperti website, majalah, radio, spanduk, dan dapat menambahkan layanan

[r]

Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1). Progam Studi Seni Rupa Murni. Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Sebelas Maret.. Tugas Akhir ini memvisualisasikan hasil

Pelatihan Ansambel Perkusi Pada Komunitas United States of Bandung Percussion (USBP) di Bandung adalah sebuah judul yang didasari oleh alasan bahwa, komunitas

bila yang termuat dalam sebuah iklan adalah ideologi gender yang setara, nilai ini.. akan terinternalisasi ke dalam pola pikir seseorang,