• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit Dan Komite Audit Pada Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit Dan Komite Audit Pada Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014)."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR, REPUTASI KAP, OPINI AUDIT DAN KOMITE AUDIT PADA AUDIT DELAY

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014)

SKRIPSI

Oleh:

NI MADE ADHIKA VERAWATI NIM : 1415351174

PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR, REPUTASI KAP, OPINI AUDIT DAN KOMITE AUDIT PADA AUDIT DELAY

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2014)

SKRIPSI

Oleh:

NI MADE ADHIKA VERAWATI NIM : 1415351174

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana Denpasar

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 28 Januari 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak. ...

2. Sekretaris : Dr. Made Gede Wirakusuma,SE, M.Si.Ak. ...

3. Anggota : Dr. I G A M Asri Dwija Putri, SE., M.Si ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 28 Januari 2016 Mahasiswa,

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit dan Komite Audit Pada Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014” dapat diselesaikan sesuai dengan yang

direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr.I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana.

2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., MS., Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak. dan Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak. masing-masing sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak Drs. I Ketut Suardhika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

5. I Gst.Putu Wirawati,SE.,M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi dan Dosen Pembimbing Akademik.

6. Dr. Made Gede Wirakusuma,SE., M.Si. Ak. sebagai dosen pembimbing yang telah dengan sabar meluangkan waktu dan pemikirannya dalam memberikan bimbingan, masukan serta arahan selama proses penyusunan skripsi ini. 7. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak. sebagai pembahas dalam

(6)

v

8. Dr. I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri, SE., M.Si. sebagai penguji dalam penelitian ini.

9. Keluarga tercinta I Nyoman Budi Sugiarta, Ni Nyoman Kasihati, SE., Luh Putu Ayu Adhika Putri, SS. Luh Komang Adhika Wijasari, Luh Ketut Adhika Shanti Lestari, yang telah mendukung penulis selama ini baik dari motivasi maupun nasihat yang diberikan. Terima kasih juga atas doa yang selalu dipanjatkan.

10. I Dewa Gede Ahadi Putra atas dukungan, semangat, dan doa yang diberikan selama ini sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman seperjuangan Rina, Ayu Giri, Mariani, Sila serta sahabat

tercinta Dayu Swanita dan Indah Puspita Dewi yang telah memberikan dukungan dan motivasi.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 28 Januari 2016

(7)

vi

Judul : Pengaruh Pergantian Auditor, Reputasi KAP, Opini Audit dan Komite Audit terhadap Audit Delay

Nama : Ni Made Adhika Verawati NIM : 1415351174

Abstrak

Penyampaian laporan keuangan perusahaan publik yang listing di BEI, diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Lembaga Keuangan, yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus diaudit dan disampaikan paling lambat pada ahir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Audit delay diukur dari jumlah hari tanggal tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal penandatanganan laporan audit oleh auditor eksternal. Dari data perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia menunjukkan lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) untuk masing-masing perusahaan adalah berbeda-beda sehingga mempengaruhi ketepatan waktu publikasi laporan keuangan. Ketepatan waktu penyusunan maupun pelaporan suatu laporan keuangan bisa berpengaruh terhadap nilai informasi dalam laporan keuangan.

Penelitian ini meneliti pengaruh pergantian auditor, reputasi KAP, opini audit, dan komite audit terhadap audit delay. Sampel penelitian sebanyak 78 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 dengan metode purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit delay yang menunjukan bahwa jika emiten atau perusahaan melakukan pergantian auditor maka akan memperpanjang audit delay suatu perusahaan, (2) reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay yang menunjukkan bahwa jika emiten atau perusahaan diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan big four maka akan mempersingkat audit delay, (3) opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay, hal ini menunjukkan bahwa opini auditor bukan faktor penentu dalam ketepatan waktu pelaporan audit, (4) Komite audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak mempengaruhi panjang pendeknya audit delay suatu perusahaan.

(8)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 10

1.5 Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 13

2.1.1 Teori Agensi ... 13

2.1.2 Signaling Theory ... 15

2.1.3 Audit Delay ... 16

2.1.4 Pergantian Auditor ... 18

2.1.5 Reputasi KAP ... 19

2.1.6 Opini Audit ... 22

2.1.7 Komite Audit ... 24

2.2 Hipotesis Penelitian ... 27

2.2.1 Pengaruh Pergantian Auditor terhadap Audit Delay ... 27

2.2.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Audit Delay ... 28

2.2.3 Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay ... 30

2.2.4 Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ... 34

3.3 Obyek Penelitian... 34

3.4 Identifikasi Variabel ... 34

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 38

(9)

viii

3.6.2 Sumber Data ... 39

3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 39

3.7.1 Populasi ... 39

3.7.2 Sampel ... 40

3.7.3 Metode Penentuan Sampel ... 40

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 41

3.9 Teknik Analisis Data ... 41

3.9.1 Statistik Deskriptif ... 42

3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 42

3.9.3 Uji Hipotesis ... 45

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 48

4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 48

4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 51

4.2 Deskripsi Sampel Penelitian ... 53

4.3 Statistik Deskriptif ... 54

4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 57

4.4.1 Uji Normalitas ... 58

4.4.2 Uji Autokorelasi ... 58

4.4.3Uji Multikolinearitas ... 60

4.4.4 Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.5 Koefisien Determinasi (R2) ... 61

4.6 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 62

4.7 Uji Signifikansi Individual (Uji t) ... 63

4.9 Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

4.9.1 Pengaruh Pergantian Auditor terhadap Audit Delay ... 65

4.9.2 Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Audit Delay ... 65

4.9.3 Pengaruh Opini Audit terhadap Audit Delay ... 67

4.9.4 Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 69

5.2 Saran ... 70 DAFTAR RUJUKAN

(10)

ix

DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

4.1 Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 53

4.2 Hasil Statistik Deskriptif ... 54

4.3 Hasil Uji Normalitas ... 58

4.4 Hasil Uji Autokorelasi... 59

4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 60

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 61

4.8 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 62

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Halaman

(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1 Nama-nama Perusahaan Manufaktur yang Menjadi Sampel

Penelitian ... 78

2 Tabulasi Data Sampel Perusahaan ... 81

3 Statistik Deskriptif ... 87

4 Uji Asumsi Klasik ... 88

5 Analisis Koefisien Determinasi ... 90

6 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 91

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis yang ketat saat ini membuat semakin banyak perusahaan yang memerlukan dana untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan-perusahaan untuk memperoleh dana adalah dengan meminjam dana kepada kreditur maupun menjual saham perusahaanya kepada masyarakat di Bursa Efek (go public).

(14)

2

Menurut PSAK Nomor 1 tahun 2012, laporan keuangan terdiri atas 1) Laporan Posisi Keuangan 2) Laporan Laba Komprehensif 3) Laporan Perubahan Ekuitas 4) Laporan Arus Kas 5) Catatan atas Laporan Keuangan.

Laporan keuangan tersebut haruslah memberikan keyakinan bagi pengguna informasi keuangan (terutama pengguna eksternal, seperti investor, pemberi kredit dan lainnya) bahwa informasi keuangan yang disajikan perusahaan telah disajikan secara wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Berlaku Umum yang akan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, laporan keuangan harus memiliki kualitas yang tinggi sebelum diserahkan kepada pengguna laporan keuangan karena pengguna informasi laporan keuangan membutuhkan laporan yang lengkap, transparan dan informasi yang disajikan tepat waktu. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009), tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, bahwa laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya. Keempat karakteristik tersebut antara lain: dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan. Informasi yang relevan harus mempunyai nilai predikif dan tepat waktu.

(15)

3

pokok atas laporan keuangan dan oleh karena itu laporan keuangan sebaiknya disampaikan tepat waktu. Menurut Kieso (2008) salah satu karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah relevan. Ketika laporan keuangan kehilangan kualitasnya dalam pengambilan keputusan, maka laporan keuangan tersebut dianggap tidak relevan. Laporan keuangan yang relevan yakni memiliki ketepatan waktu (timeliness) dalam penyampain laporan keuangannya.

(16)

4

Audit delay yang melewati batas waktu ketentuan Bapepam-LK, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Peraturan Bapepam membuat auditor dituntut untuk lebih professional dalam bekerja sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang telah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), khususnya pada bagian standar pekerjaan lapangan yang mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Laporan keuangan auditan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor. Laporan keuangan berguna sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Hal ini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, persyaratan ini mengacu pada pasal 69 UU Pasar Modal, peraturan nomor VIII.G.7. dan PSAK No. 8.

(17)

5

terlambat menyerahkan laporan keuangan 2009. Beberapa pelanggaran emiten terkait pelanggaran laporan keuangan antara lain keterlambatan penyampaian, komponen laporan keuangan tidak lengkap, terlambat menyampaikan rencana melakukan audit atau penelaahan terbatas atas laporan keuangan (Idris, 2012). Selain itu terdapat beberapa penyebab keterlambatan pelaporan keuangan. Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Isakayoga mengatakan, beberapa emiten yang terlambat menyerahkan laporan keuangan kepada bursa diperkirakan karena konsolidasi dan pergantian akuntan (www.antaranews.com). Begitu pula ketika terjadi kerugian, perusahaan ingin menunda kabar buruk sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal ulang penugasan audit.

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengenakan sanksi keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit berupa denda sebesar Rp. 1.000.000 per hari, dihitung sejak tanggal jatuh tempo yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp. 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I No. 8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP No. 45/1995 Bab XII pasal 63.

(18)

6

pekerjaan lapangan oleh auditor independen (Hersugondo, 2013). Audit Delay menurut Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yogo Trianto (2006:31) Audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan keuangan audit. Standar Umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Demikian juga dalam Standar Pekerjaan Lapangan pertama dan ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan mengumpulkan alat-alat pembuktian yang cukup memadai. Dengan adanya standar tersebut proses pengauditan membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akuntan publik dapat menunda untuk mempublikasikan laporan audit atau laporan keuangan auditannya.

(19)

7

menyelesaikan tugas auditnya dengan tepat waktu.

Laporan keuangan atau informasi akan kinerja keuangan harus disajikan dengan akurat dan terpercaya. Kredibilitas dari laporan keuangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan jasa auditor dari Kantor Akuntan Publik dengan reputasi yang baik (Sulistyo dalam Sutikno, 2015). Kantor akuntan publik yang memiliki reputasi atau nama yang baik berafiliasi dengan kantor akuntan publik universal seperti Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4). Lee (2008) menyatakan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four lebih awal dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan dengan KAP non Big Four. Hal tersebut dikarenakan KAP Big Four memiliki ketersediaan teknologi dan sumber daya manusia yang lebih spesialis sehingga membuat pekerjaan audit yang dilakukan lebih efisien. Adanya tenaga spesialis pada KAP Big Four akan membantu perusahaan lebih cepat dalam menyelesaikan proses audit dan menyampaikan laporan auditnya, karena tenaga spesialis dalam KAP Big Four memiliki kompetensi, keahlian dan kemampuan yang dapat mempercepat proses audit dan mempersingkat audit delay (Tambunan, 2014). Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), Rachmawati (2008), serta Iskandar dan Trisnawati (2010), faktor reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay. Artinya, perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four akan mengalami audit delay yang lebih pendek. Sedangkan hasil dari penelitian Utami (2006) dan Kartika (2009), bahwa raputasi KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay.

(20)

8

terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Hasil penelitian Utami (2006) dan Petronila (2007), opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay, yang artinya bahwa audit delay yang relatif lama pada perusahaan yang menerima qualified opinion. Sedangkan menurut Meiden (2007), Kartika (2009), opini audit berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian Ahmad dan

Abidin (2008) serta Iskandar dan Trisnawati (2010) bahwa jenis opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Faktor lain yang diperkirakan secara internal mempengaruhi audit delay adalah komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM dengan surat edaran No. SE-03/PM/2000 dinyatakan bahwa setiap perusahaan publik wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 (tiga) orang yang diketuai satu orang komisaris independen dan 2 (dua) orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Semakin banyak anggota dalam komite audit suatu perusahaan maka semakin singkat audit delay. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yetawati (2013) komite audit dikatakan memiliki pengaruh negatif terhadap audit delay.

(21)

9

Objek penelitian yang dipilih pada penelitian ini adalah menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014 yang dipandang cukup mewakili kondisi perusahaan di Indonesia. Alasan menggunakan perusahaan manufaktur adalah karena perusahaan manufaktur mempunyai operasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan kelompok perusahaan lain yang dapat mempengaruhi audit delay. Periode penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah tahun 2012-2014. Alasan dipilihnya periode penelitian tahun 2012-2014 karena periode tersebut merupakan periode yang terbaru dibandingkan dengan penelitian sebelumnya sehingga dapat memberikan gambaran terkini secara lebih akurat terhadap kinerja keuangan suatu perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah pergantian auditor berpengaruh pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014?

2) Apakah reputasi KAP berpengaruh pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014?

(22)

10

4) Apakah komite audit berpengaruh pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pergantian auditor pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh reputasi KAP pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh opini audit perusahaan pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

4. Untuk mengetahui pengaruh komite audit pada audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014.

1.4 Kegunaan Penelitian

(23)

11 1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi penelitian sejenis yang terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi audit delay dalam pengembangan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dunia pendidikan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif, masukan, dan bahan pertimbangan kepada mahasiswa maupun pembaca lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang satu dengan yang lain dan disusun secara terperinci serta sistematis untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari masing-masing bab skripsi ini, dapat dilihat dalam sistematika penulisan berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

(24)

12 BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, objek penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.

BAB IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum tentang sejarah singkat lokasi penelitian, pengujian statistik dan analisis terhadap hasil penelitian.Bab ini juga menguraikan interpretasi dari hasil penelitian yang memberikan jawaban atas permasalahan dari penelitian ini.

BAB V : Simpulan dan Saran

(25)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis (principal) dan manajer

(agent) yang mengurus penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal.

Dalam hubungan prinsipal dan agen tidak selalu terjadi kesesuaian informasi diantara kedua pihak tersebut. Ketidaksesuaian informasi ini disebut asymmetric information antara pihak agen dengan prinsipal. Asymmetric information yaitu distribusi informasi antara pihak agen dengan prinsipal tidak seimbang. Menurut Jensen and Meckling (1976) asymmetric information dapat menyebabkan dua permasalahan untuk perusahaan. Masalah tersebut adalah sebagai berikut:

(26)

14

2) Adverse Selection merupakan suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil agen benar-benar mendasarkan informasi, atau terjadi sebagai sebuah kelalaian tugas.

Pencegahan terhadap moral hazard maka dibentuk sebuah kontrak antara kedua belah pihak. Kontrak tersebut mengharuskan agen memberikan jasa kepada pemilik. Pendelegasian wewenang dari pemilik kepada manajemen membuat pemindahan kepemilikan hak kepada manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Akan tetapi, kepentingan dua pihak ini tidak selalu sejalan sehingga muncul agency problem diantara keduanya.

Oleh karena itu pihak ketiga dibutuhkan dalam memeriksa tanggung jawab yang telah dilakukan manajemen. Solusi lainnya adalah dengan memberi insentif kepada manajer seperti saham perusahaan. Pemberian insentif semacam itu, manajer akan mempunyai rasa memiliki pada perusahaan sehingga tercipta keselarasan preferensi antara prinsipal dan agen. Namun solusi yang paling tepat adalah adanya pihak penengah yang independen dalam mengatasi permasalahan yang terjadi diantara pihak prinsipal dan pihak agen. Hal ini dilakukan untuk menjamin manajer sebagai agen bertindak sesuai kepentingan pemilik (Dewi, 2014). Argumen ini didukungan dengan penelitian Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan setuju untuk mengatasi masalah-masalah antara prinsipal dan agen dibutuhkan pihak ketiga yang independen.

(27)

15

disalahgunakan kepercayaannya. Prinsipal juga dapat memiliki keyakinan yang lebih besar kepada agen dan dapat mengetahui sebaik apa kondisi perusahaan dibawah pengambilan keputusan agen. Manajemen adalah pihak yang menunjuk seorang auditor sehingga terjadi pengalihan tanggung jawab untuk melakukan audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dan berguna bagi pemegang saham.

Informasi laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu dapat mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Hubungan dalam teori agensi erat kaitannya dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Berkaitan dengan teori agensi, perusahaan yang dimana sebagai prinsipal sangat membutuhkan hasil audit yang dilakukan auditor (agen). Hasil audit yang dilakukan auditor akan digunakan oleh perusahaan untuk disampaikan pada shareholder berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang digunakan perusahaan dalam pertanggungjawaban operasional (Sutikno, 2015).

2.1.2 Signaling Theory

(28)

16

Kualitas informasi yang baik akan mengurangi asimetri informasi yang timbul antara manajemen yang lebih mengetahui informasi internal dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan. Salah satu informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah laporan keuangan tahunan yang memuat semua informasi keuangan dan non keuangan sehingga dapat mencerminkan kinerja perusahaan. Sesuai dengan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan keuangan, maka laporan keuangan harus disajikan secara andal, dapat diperbandingkan, mudah dipahami, dan relevan yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan.

Teori sinyal bermanfaat dalam menjelaskan ketepatan waktu (sifat relevan) penyajian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada pihak public sehingga dapat memberi sinyal bahwa perusahaan mempunyai informasi

yang bermanfaat atau memiliki good news. Semakin lama audit delay menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam pengambilan keputusan karena informasi kehilangan sifat relevannya. Lamanya audit delay memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news sehingga tidak dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu (Givoly dan Palmon, 1982).

2.1.3 Audit Delay

(29)

17

publik berhubungan dengan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan (McGee, 2007). Keterlambatan publikasi laporan keuangan mengindikasikan adanya masalah dalam pelaporan keuangan emiten sehingga memerlukan waktu penyelesaian lebih lama (dalam Renny, 2006). Dalam penelitian lain, audit delay disebut juga dengan istilah durasi audit, audit terpenting leadtime (Owusu-Ansah, dikutip oleh Wasis 2007). Menurut Titik dan Maria (2005), audit delay yaitu rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan (financial report), diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh

laporan audit independen atas audit laporan keuangan (financial report), sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Sedangkan Hersugondo, dkk (2013) menyatakan bahwa audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal penyelesaian pekerjaan lapangan yang dilakukan auditor independen. Menurut (Owusu-Ansah, 2000), semakin panjang waktu yang dibutuhkan di dalam mempublikasikan laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu perusahaan milik klien, maka semakin besar pula kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan bisa menyebabkan insider trading di bursa saham. Audit delay inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang

(30)

18

Dyer dan Mchugh (1975) menggunakan tiga kriteria keterlambatan dalam penelitiannya:

1. Preleminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa. Audit delay juga dikenal dengan istilah audit report lag.

2.1.4 Pergantian Auditor

Pergantian auditor maupun KAP yang dilakukan oleh perusahaan dapat bersifat wajib (mandatory) atau sukarela (voluntary). Pergantian auditor / KAP yang bersifat wajib (mandator) terjadi karena melaksanakan kewajiban dari ketentuan regulasi yang berlaku. Sedangkan pergantian audior atau KAP secara sukarela (voluntary) terjadi karena suatu alasan atau terdapat faktor-faktor tertentu dari pihak perusahaan klien maupun dari KAP yang bersangkutan di luar ketentuan regulasi yang berlaku. Pergantian auditor ini bertujuan untuk menjaga independensi dari auditor agar tetap bersikap objektif dalam melakukan tugasnya sebagai auditor.

(31)

19

telah memutuskan untuk tidak memperpanjang dengan penugasan baru. Penugasan auditor terjadi karena beberapa alasan:

1. Perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masng-masing yang berbeda.

2. Kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas. 3. Tidak puas terhadap Kantor Akuntan Publik lama. 4. Keinginan untuk mengurangi pendapatan audit. 5. Merger antara beberapa Kantor Akuntan Publik.

Banyaknya prosedur yang ditempuh auditor pengganti dalam proses pengauditan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan jika auditor tersebut melanjutkan penerimaan penugasan. Hal ini bisa mengakibatkan lamanya pengauditan yang berakibat juga pada penundaan penyampaian laporan keuangan auditan (Maria, 2012).

2.1.5 Reputasi KAP

(32)

20

pengguna laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik.

Rachmawati (2008) dalam penelitiannya mengkategorikan ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) menjadi empat kategori:

1. Kantor Akuntan Publik Internasional “The Big Four”

Ada empat kantor akuntan publik terbesar di Amerika Serikat, yang disebut sebagai kantor akuntan publik international dan mempunyai julakan “The Big Four”. Masing-masing memiliki kantor di setiap

kota besar di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia, pengelompokan data KAP yang berafiliasi dengan “The

Big Four” yaitu :

1) KAP Purwantono, Suherman & Surja berafiliasi dengan Ernst & Young.

2) KAP Osman Bing Satrio berafiliasi dengan Deloitte. 3) KAP Sidharta dan Widjaja berafiliasi dengan KPMG.

4) KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan berafiliasi dengan Price Waterhouse Cooper (PWC).

2. Kantor Akuntan Publik Nasional

KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan “The Big Four

(33)

21

menarik klien. Selain itu mereka memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga memiliki juga potensi International. Pada masa belakangan ini makin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga diwakili di Indonesia.

3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional

Sebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor akuntan publik lokal dan regional, dan terutama sekali terpusat di pulau Jawa. Beberapa diantaranya cuma melayani klien di dalam jangkauan areanya dan membuka cabang di daerah lain. Kantor akuntan publik ini pun, bersaing dengan kantor akuntan publik lain dalam menarik klien termasuk dengan kantor akuntan publik internasional dan nasional.

4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil

Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusuf, sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25 tenaga kerja professional dalam satu kantor akuntan publik. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan itu terutama bagi badan organisasi kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada juga diantaranya melayani perusahaan yang telah go public.

(34)

22

waktunya. Kantor Akuntan Publik yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.

2.1.6 Opini Audit

Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan (Jusup, 2001). Opini auditor adalah suatu pernyataan yang merupakan hasil pertimbangan (judgement). Opini audit (Ardiyos, 2007) adalah laporan yang diberikan seorang akuntan publik terdaftar sebagai hasil penilaiannya atas kewajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Sedangkan (Tobing dan Nirwana, 2004) opini audit merupakan suatu laporan yang diberikan oleh auditor terdaftar yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah dilakukan sesuai dengan norma atau aturan pemeriksaan akuntan disertai dengan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Menurut Mulyadi (2002), terdapat lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan, yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

(35)

23

yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion Report with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit apabila lingkup audit dibatasi klien, auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor, laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi yang berterima umum digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak ditetapkan secara konsisten. 4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)

(36)

24

keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion) Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report). Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:

1) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. 2) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. Carslaw dan Kaplan (1991), perusahaan yang menerima opini audit selain opini audit standar (unqualified opinion) diperkirakan mengalami audit delay yang lebih panjang, alasannya perusahaan yang menerima opini tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit. Penerimaan opini selain unqualified opinion merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada akhirnya memperpanjang audit delay. Jadi, perusahaan yang tidak menerima opini audit standar (unqualified opinion) mengalami audit delay yang panjang.

2.1.7 Komite Audit

(37)

25

Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dan dua orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Selain independen surat edaran tersebut juga mensyaratkan bahwa anggota komite audit harus menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan, dan bagi perusahaan BUMN/BUMD, sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117/M-MBU/2002 menyatakan bahwa, Komisaris/Dewan Pengawas harus membentuk komite yang bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris/Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu membantu Komisaris/Dewan Pengawas dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian intern, efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal.

Kalbers & Fogarty (1993) menyebutkan tiga faktor yang mempengaruhi keberhasilan komite audit dalam menjalankan tugasnya yaitu: (1) Kewenangan formal dan tertulis, (2) Kerjasama manajemen, dan (3) Kualitas/kompetensi anggota komite audit. Persyaratan Keanggotaan Komite Audit berdasarkan keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor Kep-643/BL/2012 adalah sebagai berikut:

1) Anggota komite audit wajib memiliki integritas yang tinggi, kemampuan, pengetahuan, pengalaman sesuai dengan bidang pekerjaannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik.

(38)

26

dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

3) Anggota komite audit wajib mematuhi kode etik Komite Audit yang ditetapkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

4) Anggota komite audit bersedia meningkatkan kompetensi secara terus menerus melalui pendidikan dan pelatihan.

5) Anggota komite audit wajib memiliki paling kurang satu anggota yang berlatar belakang pendidikan dan keahlian di bidang akuntansi dan/atau keuangan.

6) Anggota komite audit bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, Kantor Jasa Penilai Publik atau pihak lain yang memberi jasa assurance, jasa non-assurance, jasa penilai dan/atau jasa konsultasi lain kepada Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir. 7) Anggota komite audit bukan merupakan orang yang bekerja atau

mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik tersebut dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir kecuali Komisaris Independen.

8) Anggota komite audit tidak mempunyai saham langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik.

(39)

27

peristiwa hukum, maka saham tersebut wajib dialihkan kepada pihak lain dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah diperolehnya saham tersebut.

10) Anggota komite audit tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

11) Anggota komite audit tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik tersebut.

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Pergantian Auditor Terhadap Audit Delay

(40)

28

Beberapa hal yang dapat menyebabkan pergantian auditor seperti berakhirnya kontrak kerja tanpa adanya perpanjangan penugasan baru, konflik kepentingan antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan yang memicu pergantian manajemen dan pergantian auditor, ataupun penggantian auditor dilakukan agar bisa bekerjasama dan mendapatkan opini sesuai dengan keinginan manajemen untuk dipertanggungjawabkan dalam RUPS (Srimindarti,2006). Pergantian auditor secara wajib dengan sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak yang menjadi fokus perhatiannya. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien, sebaliknya jika pergantian auditor secara wajib, maka perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009). Apabila perusahaan mengalami pergantian auditor, tentunya auditor baru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada di dalamnya sehingga hal ini menyita waktu auditor dalam melaksanakan proses auditnya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1: Pergantian auditor berpengaruh positif terhadap audit delay.

2.2.2 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Audit Delay

(41)

29

yang lebih baik dalam mendeteksi suatu ketidakwajaran. Perusahaan yang memakai jasa KAP besar cenderung tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya (Hilmi dan Ali, 2008). Hal ini, sesuai dengan hasil dari penelitian Lee (2008) yang menemukan bahwa KAP yang berafiliasi dengan Big Four akan menyelesaikan audit pada suatu perusahaan lebih awal daripada KAP non-Big Four. Karena, KAP Big Four diperkirakan memiliki ketersediaan teknologi yang lebih maju dan staf spesialis sehingga, akan lebih efisien dalam melakukan pelayanan mereka. Hal ini sama halnya dengan pendapat Turel (2010), KAP yang berafiliasi dengan Big Four diasumsikan mampu mengaudit lebih efisien dan memiliki fleksibilitas lebih besar dalam penjadwalan audit sehingga dapat diselesaikan tepat waktu. Penelitian Hersugondo, dkk (2009) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi di sisi lain, Lee and Jahng (2008) serta Mantik dan Sujana (2013) menyatakan bahwa variabel reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Menurut Kartika (2011) Kantor Akuntan Publik yang bereputasi baik diperkirakan dapat melakukan audit lebih efisien dan memliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyelesaikan audit sesuai jadwal. Sehingga informasi dapat lebih cepat diterima pengguna laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Di samping itu KAP besar memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibanding KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasinya. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

(42)

30

2.2.3 Pengaruh Opini Audit Terhadap Audit Delay

Opini auditor adalah suatu pernyataan yang merupakan hasil pertimbangan (judgement). Opini auditor sebagai simpulan dari proses audit yang dilakukan. Sehingga opini auditor atas laporan keuangan yang telah diaudit, menjadi tolak ukur serta dijadikan dasar dari penggunanya dalam pengambilan keputusan. Penelitian Muttaqin (2013) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif pada penyampaian laporan keuangan. Oleh karena itu, pemberian opini wajar tanpa pengecualian tentu dapat meminimalisir audit delay. Penelitian Utami (2006) menyatakan bahwa jenis opini akuntan berpengaruh negatif terhadap audit delay, hal ini dapat dijelaskan bahwa ketika opini auditor adalah selain unqualifed

maka sebelum opini tersebut dipublikasikan maka manajemen akan berusaha melakukan konsultasi dan negosiasi secara insentif dengan auditor sehingga memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Opini auditor adalah suatu pernyataan yang merupakan hasil pertimbangan (judgement). Ashton, et al. (1987), Kartika (2009), Frildawati (2009), dan Ismail, et al. (2012) menyatakan bahwa opini audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Sedangkan Wiyantari dan Made (2012), Yulianti (2011) menyatakan bahwa opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian Hersugondo, dkk (2013) tidak dapat membuktikan bahwa hipotesis mendukung pengaruh yang signifikan antara opini audit dengan audit delay. Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:

(43)

31

2.2.4 Pengaruh Komite Audit Terhadap Audit Delay

(44)

32

dilakukan oleh auditor dan akhirnya dapat mempercepatpenyelesaian laporan keuangan auditan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mumpuni (2011) jumlah anggota komite audit berpengaruh terhadap audit delay. Semakin banyak anggota dalam komite audit suatu perusahaan maka semakin singkat audit delay. Dengan kompetensi yang dimiliki anggota komite, fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan efektif dan mempermudah proses audit dari auditor independen, sehingga laporan audit dapat selesai lebih cepat (Rianti dan Sari 2014).

Referensi

Dokumen terkait

Telah dilakukan penelitian interaksi dua nukleon berupa proton dan neutron sebagai sistem yang terikat dalam potensial lokal, yang dikenal sebagai deuteron, yang mana

pembelajaran tentang materi membaca pemahaman, (c) menyusun instrument penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas guru, lembar tes membaca, dan catatan lapangan,

Kelelahan sering terjadi pada saat latihan intensitas tinggi dan pada kompetisi yang menjalani pertandingan berulang-ulang dengan jeda waktu yang singkat satu hari

Hal ini juga berimplikasi positif dalam pengelolaan sumber daya, karena masyarakat Wakatobi mempunyai kepercayaan diri yang cukup kuat untuk mampu mengelola sumber daya

Dan pemberian dosis FMA berpengaruh nyata pada variabel luas daun, tinggi tanaman, diameter batang pada umur 75-90 hari setelah tanam, serta berat basah brangkas

Tapi tanah kami sudah kerecikan api lama bermula, tidak hilang sampai kini dan meski tawaran damai sudah diberi.. orang masih

Namun demikian, upaya peningkatan mutu dan daya saing perguruan tinggi harus terus dilakukan, termasuk peningkatan mutu dan relevansi Lembaga Pendidikan dan

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul “ HUBUNGAN KARAKTERISTIK,