• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasius sp.) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PAKAN FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasius sp.) SKRIPSI"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

IKAN PATIN (Pangasius sp.)

SKRIPSI

FERA ROHOTDE LINGGA 140302063

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

(2)

ii

(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Desa Gaol, Kab. Simalungun pada tanggal 10 Desember 1996 dari ayah Jefri Lingga dan ibu Norwita Rohani Tondang. Penulis merupakan anak pertama dari enam bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 087798 Gaol pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bojongsoang pada tahun 2011, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bojongsoang pada tahun 2014. Penulis diterima di program studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (MSP FP USU) pada tahun 2014 melalui jalur ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) Jl. Gabion No. 20, Medan Belawan, Sumatera Utara dari tanggal 24 Juli sampai dengan 24 Agustus 2017.

Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan organisasi antara lain sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA) tahun 2017-2018 dan Penulis juga pernah menjadi asisten Praktikum Renang.

(4)

ABSTRAK

FERA ROHOTDE LINGGA. Pengaruh Pemberian Pakan Fermentasi Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin (pangasius sp.). Dibimbing oleh Syammaun Usman.

Budidaya patin saat ini banyak dilakukan dengan sistem intensif.

Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan kondisi lingkungan mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai yang diharapkan.. Penelitian ini dilakukan di UPTD. Balai Benih Ikan Tuntungan pada bulan April sampai Mei 2018, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele.

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 kontrol dan 3 perlakuan dengan 3 kali ulangan, sebagai berikut: V1 (pemberian viterna 20 ml/kg), V2 (pemberian viterna 40 ml/kg) dan V3 (pemberian viterna 60 ml/kg).

Data dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANOVA), jika terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT).

Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa fermentasi pakan menunjukkan berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan namun tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup ikan lele.

Kata kunci : Ikan Patin (Pangasius sp.) Probiotik Viterna, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup.

(5)

ABSTRACT

YOHANNA LOLY DEWITA LUMBAN TOBING. The Influence of Feeding Fermentation on Growth and Survival of Catfish (Clarias sp.). Under the Supervision by SYAMMAUN USMAN.

Catfish cultivation is currently mostly done with an intensive system. The speed of fish growth rate is strongly influenced by the type and quality of feed given and environmental conditions. If the feed given good quality, sufficient amount and environmental conditions support it can be ascertained the rate of growth of fish to be as expected fast. This research was done in UPTD. Tuntung Fish Seed Hall in April to Mei 2018, which aims to determine the effect of fermented feed on the growth and survival of catfish. The study used Completely Randomized Design (RAL) with 1 control and 3 treatment with 3 replications, as follows: V1 (viterna 20 ml / kg), V2 (viterna 40 ml / kg) and V3 (viterna 60 ml / kg). The data were analyzed using Analysis of Variance (ANOVA), if there was effect of treatment continued with the test of the Smallest Real Difference (BNT).

The research shows that the fermentation of feeds showed different effect on very real growth but did not significantly affect the survival of catfish.

Keywords: Catfish (Pangasius sp.), Viterna Probiotics Feeding Frequency, Growth

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Pengaruh Pemberian Fermentasi Pakan Terhadap Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin (Pangasius sp.)”, yang merupakan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah menyertai dan melindungi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak dan Ibu tercinta, Norwita Rohani Tondang dan Jefri Lingga yang senantiasa memberikan dukungan baik dari segi moral maupun material kepada penulis serta doa yang tidak pernah putus bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Syammaun Usman, MP sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, dukungan, nasihat dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini, Ibu Dr. Eri Yusni, M. Sc sebagai dosen penguji I dan Bapak Indra Lesmana, S.Pi, M.Si sebagai dosen penguji II yang telah memberingan arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Eri Yusni, M. Sc selaku ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Sumatera Utara.

(7)

6. Kepada UPTD Balai Benih Ikan Tuntungan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di tempat tersebut sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

7. Saudara-saudara saya Dani Lingga, Nora Elisa Lingga, Desra Rosalina Lingga, Meira Jelita Lingga, Hotra Rejeki Lingga, Lidianisa Panjaitan Ceptia Silaban dan saudara-saudara saya yang lainnya yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tercinta selama perkuliahan, Yohanna Tobing, Tiurma Sihombing, Afnianti Sianturi, Amelia Aulia, Merry Ati Panjaitan, Fitri Nava Kasat, Rosmawati Waruwu yang telah memberingan semangat dan dukungan kepada penulis selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

9. Tim Penelitian Afnianti Sianturi, Yohanna Tobing, Tiurma Sihombing, Agnes Simanulang, Agnes Silaban, Putri Clarita, Nancy Simatupang, Eddy Marbun, Putri Cristy, Armando Simbolon, Tiara Dwi Sandi, Devi Permatasari, Febya Hasibuan dan Adenia Cahyati yang telah bekerja sama dalam penelitian ini.

10. Teman-teman seperjuangan MSP 2014 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

(8)

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2018

Penulis

(9)

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

PENDAHULUAN

Latar Belakang ...

Perumusan Masalah ...

Kerangka Pemikiran ...

Tujuan Penelitian ...

Manfaat Penelitian ...

Hipotesis ...

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Patin (Pangasius sp.)...

Pakan Pelet Buatan ...

Probiotik (Viterna) ...

Kualitas Air ...

Pertumbuhan ...

Kelangsungan Hidup ...

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian ...

Alat dan Bahan ...

Rancangan Percobaan ...

Prosedur Penelitian

Menyiapkan Wadah ...

Menyiapkan Air Media ...

Menyiapkan Ikan Uji...

Menebarkan Ikan ...

Menyiapkan Pakan ...

Memberi Pakan ...

Menjaga Kualitas Air ...

Variabel Pengamatan

Pertumbuhan Panjang ...

Pertambahan Bobot Mutlak ...

i ii iii iv v

1 3 3 5 5

5

55

6 8 9 11 13 13

15 15 15 16 16 17 17 17 18 18 18 19

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Isi Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 4

2. Ikan Patin (Pangasius sp.)... 7

3. Hasil Laju Pertambahan Panjang Ikan Patin... 21

4. Rata-Rata Pertambahan Panjang Ikan Patin... 22

5. Hasil Laju Peningkatan Berat Ikan Patin... 24

6. Rata-Rata Peningkatan Berat Ikan Patin... 25

7. Kelangsungan Hidup Ikan Patin... 27

(11)

No. Isi Halaman

1. Komposisi Nutrisi Pakan pada Penelitian... 17

2. Rata-Rata Pertambahan Panjang Ikan Patin... 22

3. Analisis Keragaman (ANOVA) Panjang Ikan Patin... 23

4. Hasil Rata-Rata pada Pertambahan Panjang Ikan Patin... 23

5. Rata-Rata Peningkatan Berat Ikan Patin... 25

6. Analisis Keragaman (ANOVA) Berat Ikan Patin... 26

7. Hasil Rata-Rata pada Peningkatan Berat Ikan Patin... 26

8. Rata Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Patin... 27

9. Kisaran Nilai Kualitas Air Selama Penelitian... 28

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Isi Halaman

1. Bagan Rancangan Percobaan... 38

2. Perhitungan Statistik Pertumbuhan Panjang Ikan Patin... 39

3. Uji BNT Panjang Ikan... 40

4. Data Hasil SPSS Panjang Ikan Patin... 41

5. Perhitungan Statistik Pertumbuhan Berat Ikan Patin... 45

6. Uji BNT Berat Ikan... 46

7. Data Hasil SPSS Panjang Ikan Patin... 47

8. Perhitungan Statistik Kelangsungan Hidup Ikan Patin... 51

9. Data Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Patin... 52

10. Hasil Dunchan Ikan Patin... 53

11. Nilai FCR Pada Penelitian... 54

12. Dokumentasi Penelitian... 55

(13)

Latar Belakang

Ikan patin merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang umum dibudidayakan karena cukup digemari oleh masyarakat. Organisme ini memiliki kelebihan antara lain laju pertumbuhannya cepat, fekunditas tinggi, dapat diproduksi secara masal dan termasuk jenis ikan omnivora yang memiliki nafsu makan tinggi, sehingga pemberian pakan menjadi faktor penentu kelangsungan hidup ikan dalam budiaya (Budiawan, 2011).

Dalam usaha budidaya ikan, perlu diperhatikan tentang penyediaan pakan yang cukup memadai baik secara kuantitas maupun kualitas. Untuk memperoleh

hasil yang maksimal antara lain dicapai melalui sistem intensif. Ikan patin salah satu jenis ikan yang potensial untuk dibesarkan karena kemudahannya

dalam, pembesaran, daging yang tebal dan bobot individu yang tinggi (Nirmala et al., 2005).

Kegiatan budidaya tidak terlepas dari pemberian pakan. Pakan yang diberikan harus memliki kandungan nutrisi yang tinggi karena pakan merupakan salah satu unsur penting untuk menunjang pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin pakan yang diproduksi dengan harga mahal pun belum tentu memiliki kualitas yang baik oleh karena itu, perlu dicari alternatif bahan pakan yang dapat membantu dalam proses pencernaan pakan dengan menggunakan probiotik.

Probiotik merupakan feed additive (bahan tambahan) yang mengandung sejumlah bakteri (mikroba) yang memberikan efek yang menguntungkan kesehatan ikan karena dapat memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal, sehingga dapat memberikan keuntungan perlindungan, proteksi penyakit dan

(14)

2

perbaikan daya cerna pakan. Probiotik berkembang dalam usus dan dapat menguntungkan inangnya baik secara langsung maupun tidak langsung dari hasil metabolitnya. Bakteri yang terkandung pada probiotik dapat mengubah mikroekologi usus sedemikian rupa sehingga mikroba yang menguntungkan dapat berkembang dengan baik (Fajri et al., 2015).

Menurut Anugraheni (2016) pemberian probiotik dalam pakan dengan proses fermentasi diharapkan berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan dalam pencernaaan ikan. Didalam saluran pencernaan ikan, probiotik diharapkan dapat menggantikan atau bahkan mematikan bakteri-bakteri patogen dalam sistem pencernaan sehingga digantikan oleh bakteri-bakteri non patogen dalam probiotik Fermentasi pakan mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Fermentasi itu sendiri adalah memecah bahan yang tidak mudah dicerna seperti selulosa menjadi gula sederhana yang mudah dicerna dengan bantuan mikroorganisme. Enzim yang dihasilkan dalam proses fermentasi dapat memperbaiki nilai nutrisi, pertumbuhan,serta meningkatkan daya cerna serat kasar, protein dan nutrisi pakan lainnya (Irianto, 2007).

Mengingat pemberian probiotik sangat bermanfaat untuk para budidaya, oleh karena itu dilakukan penelitian pemberian probiotik Viterna dengan dosis yang berbeda terhadap pakan guna untuk meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.

Perumusan Masalah

Dalam Pembudidayaan ikan patin pertumbuhan dan kelulusan hidup merupakan hal yang paling penting yang harus diperhatikan. Sisa pakan dan faces yang jatuh ke dasar kolam budidaya dalam waktu tertentu dapat menurunkan

(15)

kualitas air, sehingga akan mengganggu kehidupan dan pertumbuhan ikan Patin.

Probiotik viterna dalam jumlah tertentu dapat mempertahankan kualitas air dan menguraikan bahan organik yang merugikan, serta mempercepat pertumbuhan ikan. Berdasarkan pada uraian di atas, maka perumusan masalah yang dapat di ambil adalah:

1. Lambatnya pengaruh Viterna terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.

2. Rendahnya jumlah Viterna yang efektif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.

Kerangka Pemikiran

Ikan patin merupakan ikan yang bernilai ekonomis yang disukai oleh masyarakat dan salah satu ikan yang di budidayakan secara intensif. Budidaya patin akan di pengaruhi oleh padat tebar, pakan yang berupa buatan dan alami, kualitas air dan juga hama penyakit ikan. Ikan membutuhkan energi untuk melakukan proses metabolisme. Energi itu didapatkan dari pakan yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ikan sebagai pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada ikan. Peningkatan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup dapat dilakukan dengan menggunakan proobiotik, salah satu probiotik yang dapat mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup adalah viterna yang diduga dapat memaksimalkan sistem pencernaan ikan. Pakan buatan tersebut akan di fermentasi dengan probiotik viterna dengan dosis yang berbeda yaitu 20 ml/kg pakan, 40 ml/ kg pakan, dan 60 ml/ kg pakan. Pakan yang telah di fermentasi dengan dosis tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Bagan kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat

(16)

4

dibawah ini. Bagan kerangka pemikiran penelitian dapat dilakukan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Budidaya Ikan Patin (Pangasius sp.)

Budidaya Semi Intensif Budidaya Ektensif Budidaya Intensif

Padat Tebar Benih Pakan Kualitas Air Hama dan Penyakit

Buatan Alami

Tidak Fermentasi Fermentasi

20 ml/kg pakan 40 ml/kg pakan 60 ml/kg pakan

Pertumbuhan Ikan Kelangsungan Hidup Ikan Probiotik (Viterna)

Pertambahan Panjang Peningkatan Bobot

(17)

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian fermentasi terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.

2. Untuk mengetahui jumlah fermentasi yang efektif terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin.

Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah viterna yang efektif untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan bagi pembudidaya ikan patin dan sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Hipotesis

1. Diduga dengan pemberian pelet yang telah di fermentasi dengan viterna akan berpengaruh terhadap pertambahan panjang Ikan patin.

2. Diduga dengan pemberian pelet yang telah di fermentasi dengan viterna akan berpengaruh terhadap peningkatan bobot Ikan patin.

3. Diduga dengan pemberian pelet yang telah di fermentasi dengan viterna akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup Ikan patin.

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan Patin (Pangasius sp.)

Ikan Patin adalah salah satu ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan, karena merupakan salah satu ikan unggul. Patin merupakan ikan penting di dunia karena daging patin tergolong enak, lezat, dan gurih. Di samping itu, patin mengandung protein yang tinggi dan kolesterol yang rendah. Penggemar daging patin bahkan terdapat di berbagai negara melintasi benua. Selain merupakan ikan berukuran besar dan pertumbuhannya cepat, patin juga respon terhadap pakan buatan serta dapat dibudidayakan di berbagai tipe perairan dan wadah budi daya (Munisa et al., 2015).

Menurut Bahri, (2012) ikan patin mempunyai ciri-ciri morfologi berbadan panjang, berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein cukup tinggi, rasa dagingnya enak, lezat, dan gurih. Ikan patin merupakan ikan konsumsi budidaya air tawar unggulan dari famili Pangasidae yang dikenal dengan nama lokal patin, jambal atau pangasius. Morfologi ikan patin dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Ikan Patin

(19)

Klasifikasi ikan patin menurut Najamuddin (2008) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Pangasidae Genus : Pangasius Spesies : Pangasius sp.

Patin dikenal sebagai hewan yang bersifat nokturnal, yakni melakukan aktivitas atau yang aktif pada malam hari. Ikan ini suka bersembunyi di liang- liang tepi sungai. Benih patin di alam biasanya bergerombol dan sesekali muncul di permukaan air untuk menghirup oksigen langsung dari udara pada menjelang fajar. Untuk budidaya ikan patin, media atau lingkungan yang dibutuhkan tidaklah rumit, karena patin termasuk golongan ikan yang mampu bertahan pada lingkungan perairan yang jelek. Walaupun patin dikenal ikan yang mampu hidup pada lingkungan perairan yang jelek, namun ikan ini lebih menyukai perairan dengan kondisi perairan baik (Alam, 2001).

Pakan Pelet Buatan

Pakan buatan adalah makanan ikan yang dibuat dari campuran bahan- bahan alami dan atau bahan olahan yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan serta dibuat dalam bentuk tertentu sehingga tercipta daya tarik (merangsang) ikan untuk memakannya dengan mudah dan lahap Pakan pelet komersial yang digunakan mengandung yaitu 33% protein, 5% lemak, karbohidrat 6%

(Aggraeni et al., 2013).

(20)

8

Pakan salah satu komponen penting dalam kegiatan budidaya ikan. Pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan namun di sisi lain pakan merupakan komponen terbesar (50- 70%) dari biaya produksi. Kian meningkatnya harga pakan ikan tanpa disertai kenaikan harga jual ikan hasil budidaya adalah permasalahan yang harus dihadapi setiap pembudidaya ikan. Oleh karena itu, upaya pencarian pakan alternatif yakni pakan alami yang murah serta mudah dijangkau terus dilakukan agar dapat mengurangi biaya produksi (Yanuar, 2017).

Pemberian pakan buatan dalam budidaya ikan patin secara intensif merupakan hal yang mutlak dibutuhkan karena mampu menunjang pertumbuhan patin secara optimal. Pertumbuhan sangat tergantung dengan kandungan protein dalam pakan, namun ikan tidak hanya memanfaatkan protein untuk pertumbuhan tetapi juga sebagai sumber energi. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan penambahan probiotik pada pakan komersial. Probiotik adalah bahan makanan yang tidak dapat dicerna yang menguntungkan inang yang secara selektif merangsang pertumbuhan atau aktivitas satu atau sejumlah bakteri dalam usus besar (Hadijah et al., 2015).

Menurut Dharmawan, (2010) berdasarkan tingkat kebutuhannya pakan buatan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu (1) pakan tambahan, (2) pakan suplemen, dan (3) pakan utama. Pakan tambahan adalah pakan pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan pakan. Dalam hal ini, ikan yang dibudidayakan sudah mendapatkan pakan dari alam, namun jumlahnya belum memadai untuk tumbuh dengan baik sehingga perlu diberi pakan buatan sebagai pakan tambahan. Pakan suplemen adalah pakan yang sengaja dibuat untuk

(21)

menambah komponen nutrisi tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami.

Sementara pakan utama adalah pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar pakan alami.

Sebelum membuat pakan jumlah, nutrisi yang dibutuhkan ikan perlu diketahui terlebih dahulu. Banyaknya zat-zat gizi yang dibutuhkan ikan tergantung pada spesies, ukuran dan keadaan lingkungan hidup ikan tersebut.

Nilai nutrisi (gizi) pakan pada umumnya dilihat dari komposisi zat gizinya.

Beberapa komponen nutrisi yang penting dan harus tersedia dalam pakan antara lain protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. (Fathia, 2016).

Rasio konversi pakan atau FCR adalah perbandingan antara bobot kering pakan yang dikonsumsi dan pertambahan bobot ikan. Semakin kecil nilai konversi pakan, semakin baik kualitas pakan, karena akan semakin ekonomis. Tingginya konversi pakan juga disebabkan adanya pakan yang tidak tercerna atau jenis pakan yang kurang disukai. Rasio Konversi Pakan dapat digunakan untuk mengetahui kualitas pakan yang diberikan terhadap pertumbuhan ikan. Nilai rasio konversi yang seimbang sebesar 2,23 (Firdausi, 2014).

Probiotik

Probiotik adalah mikroorganisme hidup dalam budidaya ikan yang dapat mencegah penyakit, sehingga meningkatkan produksi dan dapat menurunkan kerugian ekonomi. Aplikasi probiotik dalam sistem akuakultur memainkan peran penting yang menentukan tingkat keberhasilan budidaya. Probiotik ketika dikonsumsi oleh ikan dalam jumlah yang cukup, memberikan manfaat kesehatan untuk ikan yang dapat mencapai saluran pencernaan dan tetap hidup dengan tujuan meningkatkan kesehatan ikan (Latifah et al., 2016).

(22)

10

Probiotik merupakan bahan berisi mikroba hidup yang menguntungkan bagi inang dalam hal ini ikan. Mikroba tersebut antara lain bakteri dan asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobactilus, beberapa kelompok Bacilus dan Pseudomonas. Probiotik dapat berperan antara lain membantu pencernaan

makanan dan imun untuk daya tahan, menghambat patogen dan meningkatkan daya cerna pakan dan meningkatkan nafsu makan sehingga mempengaruhi proses metabolisme menjadi meningkat dalam tubuh.Salah satu jenis probiotik yang dapat digunakan dalam usaha budidaya ikan yaitu probiotik viterna. Probiotik Viterna mengandung mineral, asam lemak, asam-asam amino, vitamin A, D, E, K, C dan B Komplek. Selain itu juga Viterna dapat berfungsi memacu enzim- enzim pencernaan ternak, memberikan mineral- mineral essensial maupun non essensial.

Pada usaha pembesaran, untuk mencapai pertum- buhan yang optimal pada ikan, diperlukan pakan yang mempunyai kandungan gizi, protein, karbohidrat, vitamin yang cukup serta bahan-bahan yang dapat membantu proses pencernaan pada ikan. (Setiaji et al 2014).

Pada umunnya penambahan probiotik secara umum dapat di campur dengan pakan dan juga pada air. Probiotik yang di campur pada pakan akan membantu sistem pencernaan. Menurut Ahmadi et al (2012), pemberian probiotik pada pakan berpengaruh dalam saluran pencernaan, sehingga akan membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan.

Menurut Mulyadi (2011), proporsi jumlah koloni bakteri probiotik dapat bekerja secara maksimal dalam pencernaan ikan, sehingga daya cerna ikan pun menjadi lebih tinggi dalam menyerap sari-sari makanan dan menghasilkan pertumbuhan yang baik.

(23)

Probiotik selain dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas pakan juga dapat dipakai untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat meningkatkan kecernaan. Bacillus spp. sebagai probion dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air melalui penyeimbangan populasi mikroba dan mengurangi jumlah patogen, dan secara bersamaan mengurangi penggunaan senyawa-senyawa kimia dan meningkatkan pertumbuhan serta kesehatan hewan inang (Irianto, 2003).

Secara khusus, keuntungan penggunaan probiotik dalam budidaya akuatik sebagai fungsi membantu pertumbuhan adalah menghinbisi bakteri patogen dengan memproduksi senyawa yang bersifat antagonis, berkompetisi dengan bakteri patogen untuk beikatan dengan sisi aktif pada saluran pencernaan, berkompetisi dengan bakteri patogen untuk mendapatkan nutrien dalam saluran pencernaan, sebagai immunostimulator, membantu metabolisme makanan pada saluran pencernaan (Watson et al., 2008).

Penambahan probiotik kedalam pakan harus tepat dosisnya, hal ini dapat berkaitan pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Dosis yang tinggi akan menyebabkan penurunan laju pertumbuhan diduga karena tingginya bakteri dalam pencernaan sehingga terjadi tidak keseimbangan antara bakteri yang sudah ada dalam pencernaan dengan bakteri yang masuk.

Menurut Putri (2012), menyatakan bahwa kepadatan bakteri yang tinggi menyebabkan adanya persaingan dalam pengambilan substrat atau nutrisi yang tinggi sehingga aktivitas bakteri menjadi terhambat. Pemberian dosis probiotik dengan dosis yang berlebihan dapat mengurangi berat tubuh benih ikan bila dibandingkan dengan pemberian probiotik dengan dosis yang tepat atau dosis probiotik yang lebih rendah (Madyowati, 2016).

(24)

12

Pada penelitian Aprilia et al (2018), tentang pemberian penambahan viterna terhadap benih ikan patin, dengan dosis P1= 0 ml/kg pakan, P2= 10 ml/kg pakan, P3= 15 ml/kg pakan, P4= 20 ml/kg pakan dan P5= 25 ml/kg pakan, dapat menghasilkan laju pertumbuhan 3,11%, 3,83%, 4,5%, 3,8% dan 3,08%. Dimana hasil tertinggi terdapat pad P3 dengan dosis 15 ml/kg pakan.

Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu proses yang melibatkan reaksi oksidasi reduksi sehingga terjadi perombakan kimia terhadap suatu senyawa kompleks menjadi suatu senyawa yang lebih sederhana oleh makhluk hidup. Senyawa kompleks yang berupa kabohidrat, protein dan lemak akan diubah menjadi glukosa, asam aminio, asam lemak dan gliserol, menghilangkan bau yang tidak diinginkan , meningkatkan daya cerna , menghilangkan daya racun yang terdapat pada bahan mentah dan mengahsilkan warna yang diinginkan (Susila, 2016),

Prinsip kerja fermentasi itu sendiri adalah memecah bahan yang tidak mudah dicerna seperti selulosa menjadi gula sederhana yang mudah dicerna dengan bantuan mikroorganisme. Enzim yang dihasilkan dalam proses fermentasi dapat memperbaiki nilai nutrisi, pertumbuhan,serta meningkatkan daya cerna serat kasar, protein dan nutrisi pakan lainnya (Amarwati et al., 2015).

Kualitas Air 1. Suhu

Suhu sangat mempengaruhi nafsu makan ikan sehingga berpengaruh terhadap metabolisme pertumbuhan. Kenaikan suhu yang masih dapat diterima ikan, akan diikuti kenaikan derajat metabolisme dan selanjutnya kebutuhan oksigen akan naik pula. Hal ini sesuai dengan hukum Van Hoff yang menyatakan bahwa untuk

(25)

setiap perubahan kimiawi, kecepatan reaksinya akan naik dua sampai tiga kali lipat setiap keanikan suhu sebesar 100 C. Namun, kenaikan suhu ini di sertai dengan penurunan kadar oksigen bagi organisme akuatik untuk melakukan proses metabolisme dan respirasi. (Radhiyufa, 2011).

2. pH

Pengukuran pH adalah sesuatu yang penting dan praktis, karena banyak reaksi-reaksi kimia dan biokimia yang penting terjadi pada tingkat pH yang khusus atau dalam lingkungan yang sangat sempit. pH merupakan logaritma konsentrasi ion hidorgen yang saling berlawanan. Larutan-larutan netral mempunyai pH 7, asam mempunyai pH kurang dari 7, sedangkan larutan- larutan

yang mengandung alkali mempunyai pH yang lebih tnggi dari (Soemarwoto, 1984).

Sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI, 2000), bahwa pH yang produktif untuk ikan patin berkisar 6,5-8,5.

Setiap spesies memiliki toleransi yang berbeda pada pH. Nilai pH yang optimal bagi organism aquatic termasuk plankton berkisar antara 7-8 . Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akaan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi (Faza, 2012).

3. Oksigen Terlarut

Oksigen Terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) merupakan sejumlah oksigen yang terlarut didalam suatu perairan. DO merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam ekosistem perairan. Tanpa adanya oksigen, penguraian bahan organic akan berlangsung secara anaerob. DO didalam

(26)

14

ekosistem perairan, utamanya berasal dari proses fotosintesis tumbuhan air dan fitoplankton .Kecepatan difusi oksigen didalam suatu perairan tidak terlepas dari faktor– faktor lainya, seperti suhu, kekeruhan dan pergerakan massa (Faza, 2012).

Pertumbuhan

Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan ikan dalam berat, ukuran, maupun volume seiring dengan berubahnya waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan, dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas (Rahmalia, 2015).

Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan kondisi lingkungan mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai yang diharapkan. Sebaliknya, apabila pakan yang diberikan berkualitas jelek, jumlahnya tidak mencukupi dan kondisi lingkungannya tidak mendukung dapat dipastikan pertumbuhan ikan akan terhambat Begitu pula jika kualitas air kurang baik maka mengakibatkan pertumbuhan ikan menjadi lambat (Yanuar, 2017).

Pertumbuhan ikan bergantung kepada beberapa faktor yaitu jenis ikan, sifat genetis, dan kemampuan memanfaatkan makanan, ketahanan terhadap penyakit serta didukung oleh faktor lingkungan seperti kualitas air, pakan dan ruang gerak atau padat penebaran (Utomo et al., 2005).

(27)

Kelangsungan Hidup

Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu, sedangkan mortalitas adalah kematian yang terjadi pada suatu populasi organisme yang menyebabkan berkurangnya jumlah individu di populasi tersebut (Rahmalia, 2015).

Kelangsungan hidup yang biasa disebut Survival rate (SR) adalah perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada akhir pemeliharaan dengan jumlah individu yang hidup pada awal pemeliharaan. Kelangsungan hidup merupakan peluang hidup dalam suatu saat tertentu. Kelangsungan hidup ikan dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi yaitu kompetitor, parasit, umur, predasi, kepadatan populasi, kemampuan adaptasi dari hewan dan penanganan manusia. Faktor abiotik yang berpengaruh antara lain

yaitu sifat fisika dan sifat kimia dari suatu lingkungan perairan (Radhiyufa, 2011).

Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan yang perlu diperhatikan adalah padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air.

Begitu juga pakan yang diberikan kualitasnya harus memenuhi kebutuhan nutrisi ikan dan kuantitasnya disesuaikan dengan jumlah ikan yang ditebar. Penyakit yang menyerang biasanya berkaitan dengan kualitas air, sehingga kualitas air yang baik akan mengurangi resiko ikan terserang penyakit dan ikan dapat bertahan hidup (Rahmalia, 2015).

(28)

16

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2018 di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Jl. Bunga Ganyong, Kelurahan Ladang Bambu, Kecamatan Medan Tuntungan.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 buah akuarium dengan ukuran 40 x 20 x 20 cm3 digunakan sebagai wadah pemeliharaan ikan patin, timbangan analitik digunakan untuk menimbang berat ikan uji, kertas milimeter blok untuk mengukur panjang ikan uji, aerator digunakan sebagai pensuplai oksigen, kamera digital digunakan untuk kegiatan dokumentasi.

Bahan yang digunakan yaitu ikan patin berukuran panjang ± 13 cm dengan berat ± 15 gram sebannyak 100 ekor, pelet komersial dan probiotik Viterna.

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan jumlah perlakuan sebanyak 3 kali dan kontrol sebanyak 1, dan jumlah ulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

Tanpa Perlakuan : Tanpa pemberian probiotik Viterna (V0) Perlakuan 1 : Jumlah viterna sebanyak 20 ml/kg pakan (V1) Perlakuan 2 : Jumlah viterna sebanyak 40 ml/kg pakan (V2) Perlakuan 3 : Jumlah viterna sebanyak 60 ml/kg pakan (V3).

Menurut Gasperz (1991) model linear yang digunakan dari Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut :

(29)

Dimana : Xij : Hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangaan ke-j μ : Rataan Umum

σi : Pengaruh perlakuan ke-i

ԑij : Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j

Prosedur Penelitian

Menyiapkan Wadah Pemeliharaan

Wadah yang di gunakan dalam penelitian ini adalah akuarium yang berukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm sebanyak 10 akuarium dengan volume air sebanyak 12 L dan tinggi air setinggi 15 cm, dengan akuarium di beri label sebagai penanda pada akuariumnya dan di beri aerasi sebagai penyuplai oksigen.

Menyediakan Air Media

Air yang digunakan sebagai media pemeliharaan dalam penelitian ini adalah air yang berasal dari sumur gali yang selanjutnya di aerasi 1 hari dan diendapkan selama 4 hari, guna untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat pada air tersebut serta menghilangkan zat-zat yang berbahaya kemudian dimasukkan kedalam akuarium.

Menyiapkan Ikan Uji

Ikan patin yang saya gunakan pada penelitian ini berasal dari balai benih yang terletak di tuntungan. Persiapan ikan patin di mulai dari aklimatisasi selama 24 jam agar ikan tidak stress. Ikan uji ikan yang sudah homogen yang berukuran panjang ± 13 cm dengan berat ± 15 gram dari genetik yang sama.

Xij = μ + σi + ԑij

(30)

18

Menebarkan Ikan Uji

Ikan yang sudah di aklimatisasi (adaptasi) sebelumnya dilakukan pengukuran pada panjang dan berat awal pada ikan tersebut sebagai data awal dan di ukur kualitas airnya sebagai data awal. kemudian di tebar ke akuarium sebanyak 10 ekor/akuarium. Waktu yang baik untuk tebar ikan uji adalah pagi atau sore hari, karena pada saat sore atau pagi hari suhu air cenderung stabil dan tidak membuat ikan uji stres.

Menyiapkan Pakan

Pakan di timbang terlebih dahuli sebanyak 5% dari total bobot ikan pada setiap perlakuan, kemudian di siapkan viterna dengan dosis yang telah di tentukan untuk setiap perlakuan, lalu viterna dilarutkan dalam air dimana jumlah air pelarut yang digunakan sebanyak 30 % dari total bobot pakan tiap perlakuan dan kemudian ditambahkan progol. Kemudian pakan di campur dengan viterna yang telah dilarutkan kemudian di tutup dengan rapat dan di jauhi dari sinar matahari.

Kemudain pakan di fermentasi selama 4 hari.

Tabel 1. Komposisi Nutrisi Pakan pada Penelitian

Komposisi %

Protein Kasar 35 Lemak Kasar 2 Serat Kasar 3

Abu Kasar 13

Kadar Air 12

(31)

Memberi Pakan

Pakan yang di berikan pada ikan patin berupa pelet komersial dan probiotik viterna pada keadaan kontrol dan pemberian pelet yang di fermentasi dengan viterna pada perlakuan 1, 2 dan 3. Pemberian pakan dilakukan secara 3 kali dalam sehari yaitu pada pukul 08.30, 12.30 dan 16.30.

Mengontrol Kualitas Air

Sistem kontrol air dilakukan dengan melakukan peniponan setiap 7 hari sekali. Jumlah volume air yang di sifon sebanyak 10% pada wadah pemeliharaan.

Pengukuran kualitas air juga dilakukan untuk mengetahui kondisi air. Kualitas air yang diukur adalah suhu, pH dan DO . Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 7 hari sekali dengan mengatur aerator dan DO tetap kontan.

Variabel Pengamatan

1. Mengukur Pertambahan Panjang

Pengukuran panjang ikan patin dilakukan setiap 7 hari. Pengukuran dilakukan dengan cara ikan diletakkan diatas kertas millimeter kemudian di catat panjang ikan. Pengukuran panjang ikan menggunakan rumusan pertumbuhan panjang menurut Effendie (1997) yaitu :

Keterangan :

L = Pertambahan panjang mutlak (cm)

Lt = Panjang rata-rata individu pada waktu t (cm)

Lo = Panjang rata-rata individu pada awal penelitian (cm) L= Lt-

Lo

(32)

20

2. Mengukur Peningkatan Bobot

Pengukuran berat ikan menggunakan timbangan digital. Bobot ikan patin yang telah di timbang kemudian di catat. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari dengan pengambilan ikan contoh sebanyak 10 % dari jumlah ikan uji pada setiap wadah percobaan. Pertumbuhan bobot menggunakan rumus pertumbuhan menurut Effendie (1997) yaitu :

3. Mengukur Kelangsungan Hidup Ikan

Kelangsungan hidup adalah dengan membedakan jumlah ikan yang hidup pada akhir periode dengan jumlah ikan yang mati pada akhir periode tertentu.

Kelangsungan Hidup ikan patin yang diamati setiap harinya yaitu dengan melakukan sampling pengamatan setiap 7 hari sekali. Tingkat kelangsungan hidup atau Survival Rate (SR) diukur dengan menggunakan rumus menurut Efendie (1997) sebagai berikut:

Keterangan :

SR = Kelulusan hidup (%)

Nt = Jumlah ikan hidup pada akhir pengamatan (ekor) N0 = Jumlah ikan hidup pada awal pengamatan (ekor)

W =Wt –W0

(33)

4. Menghitung Rasio Konversi Pakan (FCR)

Rasio konversi pakan dapat dihitung dengan menggunakan rumus Aryanto et al., (2007) :

Dimana : FCR : Rasio Konversi Pakan

Analisis Data Analisis Data

Data peubah atau variabel yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan analisis secara statistik yaitu dengan menggunakan uji SPSS. Data variabel yang diperoleh menggunakan Analysis of variance (ANOVA) dan nilai tengahnya agar diketahui nilai signifikansi dari perlakuan tersebut terhadap variabel yang sedang di uji serta perbedaanya antar perlakuan. Uji lanjut yang digunakan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan terhadap variabel yang sedang diuji menggunakan BNJ (Beda Nyata Jujur) dengan menggunakan selang kepercayaan 95%.

FCR

(34)

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian yang telah dilakukan pengamatan dan pengukuran ikan patin yang dilaksanakan setiap sekali dalam 7 hari selama 56 hari dengan penelitian tentang pemberian pakan yang telah di fermentasi dengan dosis yang ditentukan, diperoleh data berupa pertambahan panjang (cm), pertumbuhan bobot (gr), kelangsungan hidup ikan serta hasil pengukuran parameter fisika kimia perairan.

Pertumbuhan Panjang Ikan Patin

Ikan patin yang telah dipelihara selama 56 hari mengalami pertambahan panjang. Hasil yang didapat bahwa data pertambahan panjang yang tertinggi pada V2 mengalami peningkatan sebesar 7,4 cm dari 13,2 cm menjadi 20,7 kemudian pada V1 mengalami peningkatan sebesar 6,7 cm dari 13,0 cm menjadi 19,7, kemudian dan yang terendah terdapat pada, V3 mengalami peningkatan sebesar 6,0 dari 13,1 cm menjadi 18,9 cm. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Laju Pertambahan Panjang (cm) Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari

(35)

Hasil pengamatan akhir pertambahan panjang ikan patin yang diperlihara selama 56 hari didapat hasil akhir bahwa pertambahan paling tinggi didapat pada V2 sebesar 7,4 cm kemudian diikuti V1 sebesar 6,7 cm dan yang terendah pada perlakuan V3 sebesar 5,8 cm yang dapat dilihat pada Gambar 4. Rata-rata perumbuhan panjang dapat dilihat pada Tabel 2.

Gambar 4. Pertambahan Panjang (cm) Rata-Rata Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari

Tabel 2. Rata-Rata Pertambahan Panjang Ikan Patin

Perlakuan Rata-Rata Pertumbuhan Panjang per Hari (cm)

7 14 21 28 35 42 49 56 Δp

V1 13,6 14,5 15,2 16,1 17,1 18 18,9 19,7 6,7 V2 13,6 14,6 15,5 16,3 17,3 18,5 19,8 20,7 7,4 V3 13,6 14,1 14,9 15,6 16,4 17,2 18,1 18,9 5,8

Setiap perlakuan yang dilakukan diperoleh data yang kemudian dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil analisis data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan panjang ikan patin. Analisis variansi (ANOVA) panjang ikan patin

(36)

24

dengan menggunakan SPSS yang dapat menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap pertumbuhan panjang ikan patin.

Tabel 3. Analisis Keragaman (ANOVA) Panjang Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari Pemeliharaan.

Sumber Variasi df

Panjang Ikan Patin

H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56

V1 2 ** ** ** ** ** ** ** **

V2 2 ** ** ** ** ** ** ** **

V3 2 ** ** ** ** ** ** ** **

Error 1,08 11,7 25,8 35,9 29,7 33,9 41,5 91,6

**Significantly (p≤0,01)

Pada pertambahan panjang, didapatkan berpengaruh sangat nyata sehingga dilanjutkan uji BNT. Pada setiap perlakuan didapatkan notasi yang berbeda hal ini bahwa perlakuan yang diikuti dengan huruf berbeda memiliki perbedaan yang signifikan yang dapat dilihat pada Tabel 4 dan Lampiran 4.

Tabel 4. Hasil Rata-Rata pada Panjang Ikan patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari Pemeliharaan

Hari ke-

h7 h14 h21 h28 h35 h42 h49 h56

Perlakuan

V1 13,733a 14,500b 15,200b 16,200 b 17,273 b 18,133 b 19,066 b 19,787 c (0,023) (0,030) (0,016) (0,423) (0,033) (0,052) (0,068) (0,151)

V2 13,833c 14,703c 15,557c 16,900c 17,680c 18,604c 19,392c 20,396c (0,023) (0,269) (0,059) (0,097) (0,090) (0,059) (0,033) (0,292)

V3 13,755a 14,468a 15,261a 15,869a 16,788a 17,447a 18,182a 19,045a (0,015) (0,015) (0,043) (0,050) (0,036) (0,052) (0,060) (0,254) A,b,c

: Perbedaan notasi huruf menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan.

Peningkatan Berat Ikan Patin

(37)

Ikan patin yang telah dipelihara selama 56 hari mengalami peningkatan berat dari pemberian pakan yang telah di fermentasi dengan dosis yang ditentukan. Masing-masing perlakuan yang di dapat yang paling tinggi pada V2 mengalami peningkatan sebesar 23,33 gr dari 15,04 gr menjadi 38,37 gr, kemudian V1 mengalami peningkatan sebesar 18,36 dari 14,37 gr menjadi 32,73 gr dan V3 mengalami peningkatan rendah sebesar 15,53 gr dari 14,81 gr menjadi 30,34 gr. Hasil pengamatan dapat dilihat dari Gambar 5.

Gambar 5. Hasil Laju Peningkatan Berat Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari.

Ikan patin diperlihara selama 56 hari sehingga didapat peningkatan berat rata- rata pada masing-masing perlakuan berkisar dari 13,95 gr hingga 39,21 gr.

Pertumbuhan berat rata-rata dapat dilihat pada Tabel 5. Pada hasil akhir penelitian, didapat bahwa pertambahan tertinggi pada V2 sebesar 25,17 gr kemudian diikuti V1 sebesar 23,66 gr dan terendah V3 sebesar 15,53 yang dapat dilihat pada Gambar 6.

(38)

26

Gambar 6. Rata-Rata Peningkatan Berat Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari

Tabel 5. Rata-Rata Peningkatan Berat Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari.

Perlakuan Rata-Rata Pertumbuhan Berat per Hari (gr) Δb

0 7 14 21 28 35 42 49 56

V1 14,37 17,32 19,17 21,7 23,98 26,04 28,56 30,88 32,73 18,36 V2 15,04 19,36 22,62 25,52 27,71 30,24 32,63 35,32 38,37 23,33 V3 14,81 16,6 17,66 19,15 21,01 22,97 25,4 27,62 30,34 15,53 Setiap perlakuan yang dilakukan akan di peroleh data yang kemudian dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Hasil analisis data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatan berat ikan patin. Analisis variansi (ANOVA) panjang ikan patin dengan menggunakan SPSS yang dapat menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap peningkatan berat ikan patin.

(39)

Tabel 6. Analisis Keragaman (ANOVA) Berat Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari

Sumber Variasi Dr

Berat Ikan Patin

H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56

V1 2 ** ** ** ** ** ** ** **

V2 2 ** ** ** ** ** ** ** **

V3 2 ** ** ** ** ** ** ** * *

Error 1,08 11,7 25,8 35,9 29,7 33,9 41,5 91,6

**Significantcly(p≤0,01)

Pada pertambahan berat, didapatkan berpengaruh sangat nyata sehingga dilanjutkan uji BNT. Pada setiap perlakuan didapatkan notasi yang berbeda hal ini bahwa perlakuan yang diikuti dengan huruf berbeda memiliki perbedaan yang signifikan yang dapat dilihat pada Tabel 7 dan Lampiran 7.

Tabel 7. Hasil Rata-Rata pada Peningkatan Berat Ikan Patin

Hari ke-

h7 h14 h21 h28 h35 h42 h49 h56

Perlakuan

V1 16,743b 19,532b 22,386b 25,293b 28,287b 31,346b 34,490b 37,731b (0,038) (0,031) (0,024) (0,019) (0,016) (0,017) (0,021) (0,196)

V2 16,853c 19,764c 22,744c 25,876c 29,068c 32,334c 35,648c 39,242c (0,023) (0,034) (0,045) (0,568) (0,071) (0,089) (0,106) (0,491)

V3 16,446a 18,973a 21,536a 24,125a 26,762a 29,440c 32,161a 35,028c (0,025) (0,028) (0,033) (0,035) (0,390) (0,400) (0,041) (0,317)

A,b,c

: Perbedaan notasi huruf menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan.

Kelangsungan Hidup Ikan Patin

Tingkat kelangsungan hidup ikan yang dipelihara dari tiap perlakuan menunjukkan bahwa nilai tertinggi di dapat pada V2 (86,67%), V1 (80,00%) dan V3 (76,67%) dapat dilihat Gambar 7.

(40)

28

Ikan patin diperlihara selama 56 hari sehingga didapat tingkat kelangsungan pada masing-masing perlakuan yang dihitung dari jumlah ikan yang hidup diawal dan diakhir penelitian. Tingkat kelangsungan rata-rata dapat dilihat pada Tabel 7.

Gambar 7. Kelangsungan Hidup Ikan Patin Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari

Tabel 8. Rata-Rata Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Patin dengan Probiotik Viterna dengan Dosis 20 ml (V1), 40 ml (V2) dan 60 (V3) Selama 56 Hari

Perlakuan Perlakuan Hari Ke- SR

(%)

0 7 14 21 28 35 42 49 56

V1 100 96,67 93,33 90,00 86,67 86,67 83,33 80,00 80,00 80,00 V2 100 100 100 93,33 93,33 93,33 93,33 90,00 86,67 86,67 V3 100 100 90,00 86,67 86,67 83,33 80,00 76,67 76,67 76,67 Data yang di peroleh setiap perlakuan kemudian dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil analisis data (ANOVA) dan uji F menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata (P<0,01) terhadap kelangsungan hidup ikan patin.

(41)

Kualitas Air

Pada penelitian ini, pengukuran kualitas air dilakukan dengan stabil.

Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi kualitas air pada setiap perlakuan. Penelitian ini dilakukan secara intensif dan lebih terkontrol.

Tabel parameter kualitas air dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kisaran Nilai Kualitas Air Selama Penelitian

Waktu Perlakuan Data Parameter Kualitas Air

V1 V2 V3

Pagi

Suhu (°C) 27,1 27,4 27,2

Do (Mg/L) 6,7 6,7 6,7

pH 7,2 7,3 7,1

Sore

Suhu (°C) 28,1 28,4 28,3

Do (Mg/L) 6,5 6,5 6,5

pH 7,3 7,4 7,2

Pembahasan

Pertambahan Panjang Ikan

Pada penelitian ini pakan yang telah di fermentasi dengan probitik viterna didapat pertambahan panjang pada setiap perlakuan yaitu V1 (20 ml) yaitu 6,7 cm, V2 (40 ml) yaitu 7,4 cm dan V3 (60 ml) yaitu 5,8 cm pertambahan panjang pada ikan patin mengalami peningkatan yang sangat baik karena dipengarihi oleh pemberian pakan dengan kualitas yang baik. Hal ini sesuai dengan Yanuar (2017) Kecepatan laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis dan kualitas pakan yang diberikan serta kondisi lingkungan hidupnya. Apabila pakan yang diberikan berkualitas baik, jumlahnya mencukupi dan kondisi lingkungan mendukung maka dapat dipastikan laju pertumbuhan ikan menjadi cepat sesuai yang diharapkan.

(42)

30

Hasil akhir ikan patin yang dipelihara selama 56 hari mengalami pertambahan panjang rata-rata yang berbeda pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa waktu pemberian pakan fermentasi yang berbeda juga berpengaruh terhadap pertambahan panjang ikan patin. Didapatkan pertambahan panjang yang berbeda yang dapat dilihat dari pengukuran ikan yang dilakukan selama sekali dalam 7 hari. V2 mengalami peningkatan sebesar 7,4 cm dari 13,6 cm menjadi 20,7 kemudian pada V1 mengalami peningkatan sebesar 6,7 cm dari 13,0 cm menjadi 19,7, kemudian dan yang terendah terdapat pada, V3 mengalami peningkatan sebesar 5,8 dari 13,1 cm menjadi 18,9 cm. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan fermentasi yang berbeda berpengaruh terhadap pertambahan panjang ikan patin.

Tingginya pertambahan panjang pada perlakuan V2 dengan dosis 40 ml/kg diduga karena adanya pemberian pakan fermentasi dengan dosis yang berbeda.

Penambahan probiotik pada pakan dengan dosis 40 ml/kg dapat memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lain karena probiotik viterna yang telah dicampurkan kedalam pakan mempunyai kandungan seperti protein dan lemak yang akan dicerna oleh ikan patin untuk kebutuhan energi dan pertumbuhan sehingga pakan dapat dimanfaatkan dengan optimal. Menurut Subandiyono (2009) menyatakan bahwa Protein, dan lemak akan dicerna, diserap dan dimetabolisme setelah itu diubah menjadi energi yang bermanfaat. Nutrien yang dikonsumsi oleh ikan dicerna di dalam saluran pencernaan, diserap oleh dinding saluran pencernaan, dan muncul dalam aliran darah sebagai molekul- molekul komponennya. Protein dihidrolisis menjadi berbagai jenis asam amino, dan lemak akan diurai menjadi berbagai jenis asam lemak dan berbagai komponen

(43)

penyusun lainnya. Molekul-molekul tersebut mengalir dalam tubuh dan diambil oleh berbagai jenis jaringan untuk selanjutnya mengalami berbagai reaksi kimia, baik pemecahan molekul atau katabolisme maupun sintesis molekul atau anabolisme.

Berdasarkan hasil analisis ANOVA panjang ikan patin (Tabel 3.) menunjukkan bahwa pemberian pakan fermentasi pada pertambahan panjang ikan patin sangat nyata (Fhitung>Ftabel). Hasil uji lanjut BNT memperlihatkan perbedaan notasi dimana menunjukkan perbedaan yang signifikan pada semua perlakuan. Perlakuan V3 berbeda sangat nyata terhadap perlakuan V1 dan V3.

Perlakuan V1 juga berbeda sangat nyata terhadap perlakuan V3. Dapat dilihat pada Lampiran 3.

Peningkatan Berat Ikan

Pemeliharaan ikan patin yang dilakukan selama 56 hari dengan pemberian pakan fermentasi yang berbeda dosis mempengaruhi berat tubuh pada ikan. Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa peningkatan berat tiap minggunya semakin bertambah dan dapat dilihat juga pertambahan berat tertinggi pada V2 dengan penambahan berat 25,17 gr. Hal ini dikarenakan karena pada V2 di beri dosis probiotik yang tepat (40 ml/kg pakan). Penambahan probiotik dalam pakan dengan dosis yang tepat akan meningkatkan berat ikan yang optimal sehingga membantu mempercepat masa pemeliharaan dan ikan dapat lebih cepat dipanen.

Peningkatan berat paling tinggi terdapat pada V2, kemudian V1 dan V3.

Hal ini karena adanya pemberian pakan fermentasi dengan dosis yang berbeda.

Dapat dilihat pada Tabel 5, peningkatan berat pada setiap perlakuan tiap

(44)

32

minggunya mengalami peningkatan. Pada V1 (20 ml) yaitu sebesar 14,07 gr – 37,73 gr, V2 sebesar 4,03 gr – 39,21 gr dan V3 sebesar 13,95 gr – 35,02 gr.

Pada V3 didapat bahwa peningkatan berat nya lebih kecil dari perlakuan lainnya. Hal ini diduga karena pemberian probiotik yang berlebihan sehingga mengurangi berat tubuhnya. Menurut Suzer, et al (2008), bahwa pemberian dosis probiotik dengan dosis yang berlebihan dapat mengurangi berat tubuh dibandingkan dengan pemberian probiotik dengan dosis yang tepat atau dosis probiotik yang lebih rendah. Hal ini diduga akibat dengan semakin meningkatnya jumlah populasi bakteri dapat menimbulkan persaingan sesama jenis bakteri dalam nutrisi atau subtrat yang pada akhirnya aktivitas bakteri dalam dalam saluran pencernaan ikan menjadi terhambat dan sekresi enzim pun menurun.

Dari data penelitian, didapat hasil analisis ragam peningkatan berat ikan menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel pada uji F taraf kepercayaan 95%, yang berarti bahwa pemeberian pakan yang difermentasi dengan probiotik viterna pada dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan berat ikan patin, sehingga dilanjutkan Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pakan yang difermentasi dengan probiotik viterna akan meningkatkan kandungan seperti protein, mineral dan asam-asam amino yang akan dimanfaatkan oleh ikan sebagai nutrisi untuk peningkatan berat pada tubuhnya.

Hal ini sesuai Subandiyono (2009), bahwa protein, lemak akan dicerna dan diserap dan dimetabolisme setelah itu diubah menjadi energi yang bermanfaat.

Nutrien yang yang dikonsumsi oleh ikan dicerna di dalam saluran pencernaan.

(45)

Kelangsungan Hidup Ikan Patin

Menurut Effendi (2003), bahwa kelangsungan hidup yang biasa disebut Survival rate (SR) adalah perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada

akhir pemeliharaan dengan jumlah individu yang hidup pada awal pemeliharaan.

Pada penelitian yang dilakukan, bahwa dosis probiotik yang dicampurkan pada pakan akan mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan dan didapat hasil bahwa pada V2 memiliki kelangsungan hidup lebih tinggi yaitu 86,67% kemudian V1 (80,00%) dan V3 (76,67%).

Dari uji F yang dilakukan pada penelitian yang dilakukan dengan pemeliharaan ikan patin selama 56 hari menunjukkan bahwa penambahan probiotik memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup ikan yang dapat dilihat pada Lampiran 8.

Kelangsungan hidup ikan patin dapat kita lihat dari pengamatan setiap hari dimana semakin lama semakin berkurangnya ikan yang diuji pada perlakuan selama penelitian. Pada penelitan di dapat kelangsungan hidup pada V1 dengan dosis 20 ml sebesar 80,00 7%, V2 dosis 40 ml sebesar 86,67% dan V3 dosis 60 ml sebesar 76,67 % dapat dikatakan tergolong baik. Hal ini sesuai Arsyadana et al., (2017) bahwa tingkat kelangsungan hidup (SR) ≥ 50% tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50% sedang dan kurang dari 30% tidak baik.

Pada penelitian, tingkat kelangsungan hidup ikan baik karena ikan telah beradaptasi dengan lingkungan media pemeliharaan, dan kualitas air yang diukur dapat mepengaruhi tingkat kelangsungan hidup ikan tersebut. Menurut Effendi (2004), bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan disebabkan oleh faktor lingkungan yang sesuai seperti pH, suhu dan tersedianya pakan.

(46)

34

Kualitas Air

Suhu sangat berperan penting terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.Beberapa pengaruh suhu terhadap ikan diantaranya yaitu apabila suhu pada media budidaya rendah, berkurangnya oksigen pada ikan shingga menyebabkan ikan stress, proses metabolisme ikan akan terhambat dan nafsu makan ikan akan menurun, sehingga dapat menyebabkan beberapa faktor yang akan terjadi diantaranya yaitu laju pertumbuhan ikan yang lambat sehingga pertambahan bobot ikan pun akan rendah dan banyak pakan yang tidak termanfaatkan. Pada Tabel 9 didapat suhu 27,1-28,4 °C, yang dapat dikatakan sebagai suhu ideal. Suhu yang baik untuk pemeliharaan ikan patin berkisar antara 25 33 (Minggawati dan Suptono, 2012)

DO merupakan faktor yang sangat penting untuk pernafasan. Pada Tabel 9 didapat bahwa DO pada perlakuan antara 6,5-6,7. DO tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin dan dapat dikatakan sangat baik. Jika DO rendah dalam air maka nafsu makan ikan akan menurun menurut Syahputra (2015), mengatakan bahwa kandungan oksigen terlarut pada ikan budidaya > 5 sangat baik untuk pertumbuhan. Bila kandungan oksigen sebesar 3 atau 4 ppm dalam jangka waktu yang lama, ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya akan terhambat.

Pada penelitian yang dilakukan, hasil pengukuran pada pH yaitu 7,1-7,4.

Nilai tersebut masih dapat dikatakan mendukung kelangungan hidup dan pertumbuhan ikan Patin. Sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI, 2000), bahwa pH yang produktif untuk ikan patin berkisar 6,5 - 8,5.

(47)

Kesimpulan

Dari hasil penelitian, maka penulis dapat menyimpulkan :

1. Pemberian fermentasi pakan dengan dosis berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan panjang, peningkatan berat dan berpengaruh tidak nyata terhadap kelangsungan hidup ikan patin..

2. Pada pertumbuhan panjang, pertambahan bobot dan pada kelangsungan hidup jumlah yang dosis yang efektif pada perlakuan 2 (40 ml).

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui apakah penambahan probiotik viterna dengan jumlah tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin dengan baik.

(48)

36

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, H., Iskandar., Kurniawati., N., 2012. Pemberian Probiotik dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang (Clarias graprienus) Pada Pendederan II. 3 (4) : 99-107.

Aprilia, P., S. Karina dan S. Melisa. 2018. Penambahan Suplemen Viterna Plus pada Pakan Benih Ikan Patin (Pangasius sp.). jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan. Vol. 3(1): 66-75. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Alam, Y. S. 2001. Pengaruh Kepadatan dalam Teknologi Penangan Pra Transpotasi Ikan Patin (Pangasius sp.) Hidup pada Sistem Basah Cara Terbuka. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Amarwati H., Subandiyon, dan Pinandoyo. 2015. Pemanfaatan tepung daun singkong (Manihot utilissima) yang difermentasi dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan benih Ikan nila merah (Oreochromis niloticus).

Journal of aquaculture management and technology. 4 (2): 51-59.

Anggraeni, N. M dan Nurlita, A. 2013. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata) pada Skala Laboratorium. Jurnal Sains dan Seni Pomits II (1):

2337-3520.

Anugraheni, R. 2016. Pengaruh Penambahan Probiotik EM 4 pada Ikan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). SKRIPSI.

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Anugraheni, R. 2016. Pengaruh Penambahan Probiotik EM 4 pada Ikan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). SKRIPSI.

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Aprilia, P., S. Karina dan S. Melisa. 2018. Penambahan Suplemen Viterna Plus pada Pakan Benih Ikan Patin (Pangasius sp.). jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan. Vol. 3(1): 66-75. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Arsyadana., A, Budiraharjo dan A, Pangastuti. 2017. Aktivitas Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Sidat Anguilla Bicolor Dengan Pakan Wolffia Arrhiza. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (Snps). Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.

Bahri, S. 2012. Ekstraksi dan Karakterisasi Inhibitor EnzimKatepsin dari Kulit Ikan Patin (Pangasius sp.) [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan ukuran dewan komisaris, ukuran

Didasari analisa yang dilakukan, se- bagai akhir dari rangkaian penlditian, maka dapnt disimpulkan bahwa motif hias yang terdapat pada kain tenun songket sebagai

Secara umum, pokea awal matang gonad di muara Sungai Pohara dan muara Sungai Lasolo berada pada ukuran yang relatif sama dengan beberapa kerang lainnya (Tabel 2)

Setelah paham mengenai keuangan publik, selanjutnya pada Modul 2 Anda akan kami ajak untuk membahas tentang pengertian penerimaan publik, sumber-sumber penerimaan publik

Persentase nilai harapan peternak di Kecamatan Rengat Barat terhadap adopsi teknologi inseminasi buatan terlihat bahwa 40 orang peternak menyatakan tinggi (51,9%), 35

Dari data di atas dapat peneliti sampaikan bahwa jumlah sampel yang akan peneliti ambil (teliti) adalah sebanyak 61 orang wanita tani yang bekerja sebagai

Artinya bila terjadi peningkatan 1 satuan variabel Jenis Rute dan Pelayanan Trip dimana faktor-faktor lain konstan akan dapat meningkatkan keputusan masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung umbi bunga dahlia sebagai prebiotik sebanyak 12,5 g/kg pakan (1% inulin),