• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid dalam Majid (2014: 80). Menurut Sukmadinata (2011:164) penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dilakukan dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran dan terikat tema-tema tertentu serta diperlukan penelitian yang efektif untuk menguji produk tersebut.

1. Standar Kompetensi Lulusan di Sekolah Dasar

Standart Kompetensi Lulusan (SKL) digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan (Mulyasana, 2011:156). Adapun tujuan dari standar kompetensi lulusan yaitu digunakan sebagai acuan utama pengembangan satndar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Menurut Kemendikbud (2013) standar kelulusan kelas II Sekolah Dasar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika sesuai standar isi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pada kurikulum 2013 yaitu:

(2)

Tabel 2.1 Standar Isi Kelas II Sekolah Dasar Semester I Kurikulum 2013

Kompentesi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar,melihat, membaca, dan menanya berdasar rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan sekolah.

Bahasa Indonesia

3.5 Mengenal teks permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman.

PPKn

3.3 Memahami makna keberagaman karakteristik individu di rumah dan di sekolah.

Matematika

3.1 Mengenal bilangan asli sampai 500 dengan menggunakan blok dienes (kubus satuan).

SBDP

3.2 Mengenal pola irama lagu bertanda birama tiga, pola bervariasi dan pola irama rata dengan alat music ritmis.

Pengembangan media Papan Kartu Bicara ini disesuaikan dengan kompetensi inti ke tiga dengan kompetensi dasar Bahasa Indonesia 3.5, PPkn 3.3, Matematika 3.1 dan SBDP 3.2. Tema yang digunakan adalah Hidup Rukun. Adapun indikator yang digunakan dikembangkan sendiri sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

B. Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata

“medium”. Secara harfiah, artinya adalah “perantar” atau “pengantar”. Oleh karenanya, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang siswa sehingga terjadi proses belajar.

Media pembelajaran memiliki banyak pengertian sebagaimana Munadi (2008:7) media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga

(3)

tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Berdasarkan pernyataan para ahli di atas dapat diketahui bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan pesan/materi dari pengantar ke penerima/siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar bertujuan agar peserta didik menjadi aktif mudah memahami suatu materi secara mandiri.

1. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai dan isi pembelajaran itu sendiri. Dengan adanya berbagai macam media yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.

Menurut Munadi (2008:54) media dalam proses pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar yaitu:

a. Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengar dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.

b. Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.

c. Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses.

d. Multimedia adalah media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran.

Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi media pembelajaran diatas, pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi serta kemampuan dan karakteristik pembelajaran akan sangat menunjang efisiensi serta efektifitas hasil pembelajaran.

(4)

2. Manfaat Media Pembelajaran

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran, yakni untuk menjelaskan hal-hal abstrak dan dapat mewakili guru sebagai alat komunikasi materi pembelajaran. Adapun menurut Syafi`I dalam Sumanto (dalam Haryono, 2014:50) menyatakan media bermanfaat untuk berupa hal sebagai berikut: a) membangkitkan perhatian siswa, b) memperjelas informasi yang disampaikan, c) menstimulasi ingatan tentang konsep, d) memotivasi siswa mengikuti materi pembelajaran, e) menyajikan bimbingan belajar, f) membangkitkan performansi siswa yang relevan dengan materi, g) memberikan masukan performansi siswa yang benar dan h) mendorong ingatan, menstransfer pengetahuan keterampilan, dan sikap yang sedang di pelajari.

Menurut Arsyad (dalam Haryono, 2014:51) manfaat dari penggunaan media pembelajaran sebagai berikut: a) dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b) dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat memunculkan motivasi belajar, interaksi intens yang lebih antara siswa dan lingkungannya dan memungkinkan siswa belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c) dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.d) memberikan pengalaman yang sama kepada tiap siswa.

Dari paparan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menggunakan media dalam proses belajar memiliki banyak manfaatnya. Manfaat yang dirasakan adalah peserta didik akan lebih mudah menerima dan memahami suatu materi.

Manfaat lainya adalah peserta didik akan merasa memiliki minat, motivasi,

(5)

pengalaman belajar dengan guru memakai media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

3. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kegiatan pemilihan media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan proses penggunaan media pembelajaran. Nana Sudjana dalam Sutikno (dalam Haryono, 2014:67) mengemukakan bahwa dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran hendaknya memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip, diantaranya yakni:

a. Menentukan jenis media dengan tepat

b. Menetapkan atau mempertimbangkan subyek dengan tepat c. Menyajikan media dengan tepat

d. Menempatkan atau memperhatikan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat

Begitu halnya dengan Aqip (dalam Haryono, 2014:67) hal yang harus dilakukan untuk mempertimbangkan media dalam pembelajaran yang akan digunakan sehingga tidak salah dalam memilih yaitu: a) kompetensi pembelajaran, b) karakteristik sasaran didik, c) karakteristik media yang bersangkutan, d) waktu yang tersedia, e) biaya yang diperlukan, f) ketersediaan fasilitas/peralatan, g) konteks penggunaan dan h) mutu teknis media.

Berdasarkan paparan para ahli di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pemilihan media sangat penting untuk guru. Artinya perlu dipertimbangkan karakteristik peserta didik, materi yang dipelajari, dan tujuan pembelajaran. Pemilihan media yang tepat akan mempermudah guru dalam penyampaian materi dan menghasilkan manfaat bagi peserta didik.

(6)

C. Pengembangan Media pada Pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik memerlukan media pembelajaran yang menarik yang dapat membangkitkan minat belajar siswa. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Prastowo (2013:398) yaitu pembelajaran tematik membutuhkan media pembelajaran yang variatif dan tidak monoton. Sebab, tanpa adanya media pembelajaran yang bervariasi sulit rasanya pelaksanaan pembelajaran tematik dapat berhasil dan tidak akan berjalan dengan efektif. Media pembelajaran harus dijadikan sebagai bagian integrasi dengan komponen- komponen belajar lainnya, dapat artian komponen media tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang bermakna.

Dari paparan ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran tematik membutuhkan media pembelajaran yang variatif dan tidak monoton karena, tanpa adanya media pembelajaran yang bervariasi sulit rasanya pelaksanaan pembelajaran tematik tidak akan berjalan dengan efektif.

1. Media Papan Kartu Bicara

Media papan kartu bicara digunakan untuk pembelajaran tematik kelas II sekolah dasar. Media tersebut digunakan pada pembelajaran tematik tema 1 hidup rukun, subtema 1 hidup rukun di rumah dan pembelajaran 1. Media ini menggunakan kaca mika sebagai sarana untuk melakukan dialog dan papan seng untuk menempelkan kaca mika tersebut yang telah dilengkapi magnet. Media ini terdiri dari 3 bagian yaitu papan seng, kaca mika, dan kartu. Berikut penjelasana masing-masing bagian.

(7)

a. Papan seng.

Papan seng adalah bagian media yang digunakan untuk menempelkan kaca mika. Papan ini terdiri dari dua lapis yaitu seng dan triplek yang berbentuk persegi dengan ukuran 70 cm yang dilengkapi dengan 2 engsel dipasang pada bagian tengah seng dan triplek agar papan seng dapat dilipat. Papan ini didesain aman terutama bagian tepi papan agar mudah untuk dipegang. Selain itu, papan seng diwarnai putih dengan cat kayu dan diberikan triplek yang diwarnai merah pada tepi sebagai pembatas. Berikut gambar papan seng.

b. Kaca mika

Bagian ini merupakan inti dari media papan kartu bicara karena sebagai tempat kartu yang digunakan untuk memahami atau mempraktikan sebuah dialog. Kaca mika didesain berbentuk persegi panjang dengan ukuran 16 cm dan 8 cm dengan warna rainbow yang masing-masing 9 buah. Kaca ini dibentuk dua lapis agar dapat dimasukkan kartu. Pada bagian belakang, kaca mika ini diberikan magnet agar dapat menempel di papan seng. Kaca ini juga dapat ditulisi dengan spidol board marker jika pengguna ingin menulis.

Berikut contoh gambarnya.

(8)

c. Kartu

Kartu pada media ini terbuat dari kertas folio dilaminataing yang ukurannya disesuaikan dengan kaca mika yaitu 16 cm dan 8 cm dengan warna yang menarik untuk siswa. Kartu ini berisi tulisan atau angka berdasarkan kebutuhan dan tujuan dalam menggunakan media ini. Jika media ini digunakan untuk mempraktikan dialog, maka isi kartu berupa kata dan kalimat yang membentuk sebuah dialog. Namun jika digunakan untuk melakukan operasi hitung, maka media dapat diberikan gambar benda atau angka.

(9)

2. Manfaat Media Papan Kartu Bicara

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh melalui pengembangan media ini, antaranya.

a. Membangkitkan minat belajar siswa.

b. Dapat memenuhi kebutuhan dalam pembelajaran tematik.

c. Meningkatkan pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan kreativitas dalam belajar siswa.

d. Memberikan kemudahan pada guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

e. Memberikan kemudahan pada siswa untuk menangkap materi pembelajaran.

f. Menimbulkan perasaan senang pada siswa karena menggunakan media pembelajaran .

D. Tahap Penggunaan Media Papan Kartu Bicara

Dalam memudahkan penggunaan media ini, maka dapat dijabarkan kedalam beberapa tahapan diantaranya :

1. Persiapan

a. Tegakkan badan Papan Kartu Bicara.

b. Letakkan pada tempat dan posisi yang mudah dilihat oleh siswa.

c. Jelaskan kepada siswa nama dan kegunaan bagian-bagian media Papan Kartu Bicara

2. Penggunaan

a. Kondisikan siswa agar tetap tenang. Pada saat menjelaskan materi.

b. Ajak siswa untuk menyanyikan lagu “Ruri Abangku” dengan teks lagu yang sudah ditempel pada papan kartu bicara.

c. Sampaikan pada siswa bahwa akan belajar dialog.

(10)

d. Tempelkan mika putih bening ke papan secara zigzag.

e. Siapkan kartu atau kertas yang berisi kalimat dialog.

f. Masukkan kartu dialog tersebut pada mika sesuai dengan urutan dialog.

g. Ajarilah siswa mempraktikkan dialog tersebut.

h. Jika ingin belajar tentang menentukan pola-pola bilangan sederhana, guru dapat melepas semua kartu dialog dan merubah posisi mika sesuai kebutuhan.

i. Tempelkan satu atau dua kartu bergambar pada papan kartu bicara.

j. Tempelkan mika bening (yang sudah dimasukkan kertas kuning) di bawah mika warna putih bening.

k. Ajarilah siswa menghitung gambar dan tulislah jumlah gambar pada mika kuning dengan spidol board maker.

l. Ulangi hal-hal tersebut bila perlu.

3. Pasca penggunaan

a. Ambilah kartu atau kertas yang terdapat pada mika.

b. Ambillah mika yang menempel pada papan.

c. Ikatlah mika dan kertas kartu.

d. Letakkan badan papan kartu bicara di tempat yang aman.

E. Kelebihan Papan Kartu Bicara

a. Meningkatkan kreativitas dan siswa juga termotivasi untuk menuangkan gagasannya.

b. Pembelajaran akan berjalan dengan sempurna karena siswa dapat belajar langsung tentang materi pembelajaran.

c. Siswa dapat berinteraksi langsung diantara satu dengan yang lain.

d. Tidak mudah rusak, karena terbuat dari papan triplek dan dilapisi seng.

(11)

e. Memberikan kemudahan pada guru dalam penyampaian materi pembelajaran.

F. Kekurangan Papan Kartu Bicara

a. Hanya dapat digunakan untuk angka dan tulisan.

b. Keterbatasan bila menggunakan gambar.

G. Kerangka Pikir

Pengembangan media pembelajaran tematik untuk kelas II Sekolah Dasar akan ditunjukkan melalui kerangka pikir sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengembangan Media Papan Kartu Bicara Kondisi Awal:

Guru merasa kesulitan dalam membuat media tematik.

Guru kurang memiliki waktu luang untuk membuat media pembelajaran tematik.

Media yang digunakan hanya untuk satu mata pelajaran saja tidak menggunakan media yang dapat digunakan beberapa mata pelajaran yang

terpadu.

Guru lebih mengandalkan buku guru dan buku siswa untuk menjelaskan materi.

Pengembangan Media Papan Kartu Bicara

Media papan kartu bicara didesain sesuai kebutuhan siswa dengan penggabungan

beberapa mata pelajaran seperti SBDP, PPKn, Matematika dan Bahasa Indonesia.

Kondisi Inti:

Media papan kartu bicara dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik,karena siswa berperan langsung dalam penggunaan media papan kartu bicara.

Media memiliki peranan penting dalam pembelajaran, yakni untuk menjelaskan hal- hal abstrak dan dapat mewakili guru sebagai

alat komunikasi materi pembelajaran.

Gambar

Tabel 2.1 Standar Isi Kelas II Sekolah Dasar Semester I Kurikulum 2013
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pengembangan Media Papan Kartu Bicara Kondisi Awal:

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pengobatan penderita dengan pen yakit defisiensi imun umumnya adalah untuk mengurangi kejadian dan dampak infeksi seperti menjauhi subyek dengn penyakit menular,

Dalam suatu budaya kuat, nilai inti organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas  memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota, mengenai

Kultivar White Fiji dan Yellow Fiji mempunyai respon yang sama terhadap la- ma penambahan cahaya buatan sehingga tidak terdapat perbedaan yang nyata pada semua

[r]

q. Punggasan di Kecamatan Linggo Sari Baganti.. Rencana Detail Tata Ruang yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. sistem jaringan sumberdaya air e. Sistem

Struktur hukum sangat erat kaitannya dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan publik, yang dimaksud struktur hukum adalah orang atau pihak yang diberikan kewenangan

dari data curah hujan dan klimatologi dengan menggunakan Metode Mock. Alasannya karena evapotranspirasi inimemberikan nilai yang

Kasus Obat Tidak Tepat yang Teridentifikasi pada Pasien Diabetes Melitus Komplikasi Ischemic Heart Disease di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit. Panti Rapih Yogyakarta Periode