• Tidak ada hasil yang ditemukan

sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lainlain."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

10 II. METODOLOGI

A. KERANGKA BERPIKIR STUDI

Dalam sebuah proses perancangan sebuah desain produk, diperlukan teori-teori yang mendukung jalannya proses tersebut. Teori-teori tersebut diperlukan guna menilik kembali kaidah-kaidah yang berlaku dalam kaitannya dengan proses perancangan.

1. Pendekatan Ergonomi dan Antropometri

Sebagai salah satu cabang ilmu, ergonomi atau dikenal juga dengan sebutan Human Factor Enginering adalah sebuah praktek mendesain sebuah produk sehingga pengguna bisa melakukan tugas kegunaan, operasional, pelayanan, dan dukungan dengan tingkat stres sekecil mungkin dan tingkat efisiensi semaksimal mungkin. Untuk mencapai ini, desainer harus membekali diri mereka dengan pengertian dan pengetahuan akan kebutuhan, karakteristik, kemampuan, dan batasan yang ditujukan untuk pengguna dan desain itu sendiri. Atau dengan kata lain, desainer harus membuat desain yang tepat sesuai dengan manusia bukan manusia yang sesuai desain.

2. Konsep Desain Mebel

Furntitur hadir sebagai benda yang berhubungan erat dengan manusia dan aktivitasnya. Oleh karena itu, proses perancangannya membutuhkan konsep-konsep yang akan mendasari terciptanya mebel itu sendiri. Menurut Marizar (2005:76), dalam konteks merancang desain mebel kreatif, ada sembilan langkah yang harus dilalui untuk mencapai desain mebel yang optimal.

a. Analisis Aktivitas Manusia

Analisis mencakup semua aktivitas manusia yang dilakukan berkenaan dengan fungsi sebuah mebel. Dalam analisis akan ditemukan beragam sikap tubuh manusia terhadap sebuah mebel, misalkan posisi duduk diatas

(2)

11 sebuah kursi, sikap berdiri ketika didepan lemari, dan lain- lain.

b. Analisis Bentuk dan Fungsi

Kenyamanan dapat dicapai melalui bentuk yang sesuai dengan fungsi dan juga anatomi tubuh manusia.

Bentuk mebel yang kreatif dan inovatif biasanya mengacu pada bentuk-bentuk dasar yang ada disekitar lingkungan manusia. Ide bentuk bisa berasal dari bentuk-bentuk organik, seperti bunga, burung, pohon dan lain-lain.

Bentuk tersebut dapat dipilih untuk kemudian diolah menjadi bentuk baru guna memnuhi fungsi-fungsi sebuah mebel. Analisis ini dapat membuka peluang yang besar dalam eksplorasi bentuk mebel yang kreatif dan inovatif.

c. Analisis Ergonomi

Menurut Marizar (2005: 106) Ergonomi merupakan sistem kerja manusia yang berkaitan dengan fasilitas dan lingkungannya, yang saling berkaitan satu sama lain. Analisis ini bertujuan untuk mencari kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dan karakteristik tubuh manusia. Selain itu, analisis ini juga bertujuan untuk menciptakan kenyamanan bagi pengguna produk mebel dalam kehidupan nyata.

d. Analisis Antropometrik

Antropometri dibutuhkan dalam proses desain mebel berkaitan denganukuran tubuh manusia secar fisik.

Antropometri meliputi pengukuran terhadap berbagai sikap gerak tubuh manusia secara umum sebagai upaya penyesuaian dalam pencapaian kenyamanan dan keamanan.

(3)

12 e. Analisis Bahan dan Tekstur

Secara garis besar, bahan terbagi menjadi dua jenis. Pertama, bahan dari alam seperti kayu, rotan, bambu, besi, kulit, pandan dan sejenisnya. Kedua, bahan buatan atau sintetis seperti plastik, fiberglass, upholstery, kulit imitasi dan sejenisnya.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki setiap bahan yang nantinya akan diterapkan pada karya desain.

f. Analisis Struktur dan Konstruksi

Dalam sebuah desain mebel, struktur dan konstruksi merupakan faktor ksatuan dari berbagai komponen penyusun mebel. Analisis ini bertujuan untuk menjamin kekuatan produk yang berkaitan dengan keselamatan penggunanya.

Menurut Marizar (2005: 140), terdapat dua sistem struktur dan konstruksi yang dikenal dalam bidang mebel, yaitu : build-in mebele dan build-up mebele. Build-in mebele merupakan sistem konstruksi mebel yang memanfaatkan dinding, lantai, atau langit-langit bangunan sebagai bagian penguat konstruksi. Sedangkan build-up mebele adalah sistem konstruksi mebel yang tidak terkait dengan bangunan atau dengan kata lain dibuat lepas bebas dari konstruksi bangunan.

g. Analisis Warna

Warna merupakan salah satu unsur desain mebel yang memerlukan kecermatan dalam proses analisisnya.

Pemilihan warna akan sangat mempengaruhi karakteristik karya desain yang terbentuk. Referensi akan teori-teori warna akan memperkuat pengetahuan desainer dalam

(4)

13 menentukan warna yang akan diaplikasikan kedalam karya desain mebel.

h. Analisis Ragam Hias

Indonesia merupakan nergeri yang memiliki kekayaan ragam hias yang sangat beragam. Corak atau ragam hias biasanya mewakili suatu nilai atau makana tertentu, seperti pemaknaan spiritual, sakral dan emosional.

Ragam hias yang dipilih dan diolah secara benar akan dapet memberikan nuansa yang lebih kaya jika diaplikasikan kedalam karya desain mebel. Ragam hias mampu mewakili warisan-warisan nilai budaya lokal, ataupun trend pada suatu masa.

i. Analisis Hardware dan Aksesoris

Sebuah mebel biasanya membutuhkan perangkat lain untuk menunjang konstruksi ataupun sistem penggunaanya. Perangkat seperti engsel, sekrup, paku, rel, kunci dan sejenisnya. Pemilihan hardware yang tepat dapat memberikan hasil akhir yang oprimal kepada karya desain mebel.

Sedangkan aksesoris dibutuhkan sebagai pemanis dalam karya desain mebel, namun terkadang aksesoris juga berperan dalam terbentuknya sebuah sistem mebel secara keseluruhan.

3. Teknik Perkayuan

Kayu merupakan material yang sangat luas cakupan penggunaanya. Hal ini pasti sangat berpengaruh pada bagaimana kayu tersebut diolah guna memenuhi suatu kebutuhan. Teknik Perkayuan atau Teknik Pengolahan Kayu merupakan dasar yang perlu diketahui oleh para desainer dan pengerajin kayu guna membuka peluang

(5)

14 sebesar-besarnya untuk mengolah kayu menjadi sesuatu yang diharapkan. Teknik pengolahan kayu meliputi proses pemilihan, pembentukan, perakitan hingga proses penyelesaian (finishing). Proses pengolahan kayu dapat dikatakan sederhana, tetapi hal tersebut sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai.

4. Semiotika dalam Perancangan

Pendekatan semiotika dalam sebuah proses perancangan dipilih sebagai landasan berpikir kearah pemaknaan akan semua komponen penyusun karya desain mebel. Dimana setiap komponen merupakan sebuah “tanda” yang mewakili suatu sifat, ide atau bahasa sebagai elemen komunikasi kepada pengguna (user). “Dalam kajian tentang desain sebagai bahasa rupa, Jakobson menganjurkan agar desain dianggap sebagai “alat komunikasi” aneka macam gagasan atau ide. Dengan demikian, kajian semiotis pada karya desain akan lebih objektif” (Muladi, 2008).

5. Bahasa Emosional dalam Estetika Rupa

Kehidupan manusia akan selalu berkenaan dengn unsur bahasa sebagai salah satu alat berkomunikasi, baik berupa verbal seperti kata-kata maupun non-verbal seperti ekspresi, bentuk dan lain-lain. Menurut Marizar (2005:26) ekspresi bahasa rasional dan emosional sebagai sebuah tuntutan kebutuhan manusia dapat disampaikan melalui sebuah desain.

“Sesungguhnya, bahasa emosional yang berhubungn dengan estetika rupa dimulai dari bentuk titik, kemudian garis, dan bidang. Bentuk-bentuk tersebut mempunyai makna-makna simbolis dan psikologis tersendiri. Bentuk tersebut tersebut dapat memberikan nilai ekspresi yang indah, sekaligus menampilkan citra dari mebel yang diciptakan”.

(Marizar, 2005)

(6)

15 B. PROSES PERANCANGAN

1. Strategi Desain

Dalam proses penciptaan sebuah karya desain, diperlukan langkah-langkah yang menuntun desainer guna memberikan arahan yang tepat dalam merealisasikan tujuan desain. Tujuan yang ingin dicapai adalah mampu meningkatkan nilai tambah dari kayu jati belanda sehingga tidak lagi dipandang sebagai sebuah limbah yang tidak begitu bernilai.

Berdasarkan tujuan tersebut, kebutuhan desain tidak hanya terbatas pada terpenuhinya aspek fungsional dan kenyamanan dari desain produk mebel ini, tetapi lebih kepada kebutuhan akan nilai- nilai estetika dan makna-makna yang ada didalam desain. Sehingga analisis yang dilakukan tidak hanya analisis terhadap ergonomi dan antropometri, tetapi juga analisis estetika yang didapat dari bentuk- bentuk, warna dan struktur yang dihasilkan.

Strategi desain ini bertujuan untuk menemukan dan menentukan metode-metode yang optimal guna mencapai tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dari material kayu jati belanda.

Selain metode yang tepat, perlu adanya konsep desain yang juga merujuk pada tujuan awal perancangan. Pemilihan konsep dapat berasal dari pendekatan-pendekatan estetis tetapi tidak melupakan aspek-aspek fungsi dasar.

Konsep desain dapat mengacu pada metode-metode seperti metode Glass Box atau metode Black Box. Metode ini diharapkan dapat membuka sisi kreatif dan imajinatif dengan lompatan emosional dari desainer dengan atau tanpa mengabaikan rasionalitas.

(7)

16 Diagram 2.1 Proses awal desain kursi

Sumber : Tri Laksono Setiawan, 2014

Setelah melalui langkah-langkah perancangan, proses selanjutnya adalah mempersiapkan materi produksi dan proses produksi. Materi produksi meliputi data-data pengukuran, pemilihan material, sistem pengerjaan, sistem perakitan dan proses finishing.

Diagram 2.2 Proses produksi Sumber : Tri Laksono Setiawan, 2014

(8)

17 2. Rincian Proses Perancangan

a. Ide dan Konsep Desain

Pada tahapan awal ini, desainer menentukan ide dan konsep yang akan menjadi dasar dari keseluruahan proses penciptaan karya desain mebel. Desainer harus secara teliti memilih ide dan konsep yang akan digunakan, sehingga proses selanjutnya dapat dilakasanakan dengan baik.

b. Brainstorming dan Sketsa Awal Desain

Tahapan selanjutnya adalah mengembangkan ide dan konsep yang telah ditentukan. Terdapat berbagai metode, salah satunya adalah mind mapping. Melalui tahapan ini, desainer mencoba mencari referensi bentuk, konstruksi, sifat dan lain-lain berdasarkan kata-kata sifat dan kerja.

Setelah membuat mind mapping, desainer akan mencoba membuat sketsa awal yang dikerjakan secara manual. Sketsa dibuat agar memberikan visualisasi yang lebih jelas selama proses perancangan.

c. Alternatif Desain

Selain sketsa awal desain, desainer mencoba membuat beberapa sketsa desain alternatif guna memberikan peluang yang besar bagi karya desain untuk dapat merepresentasikan ide dan konsep yang telah ditentukan.

d. Konsultasi Kemungkinan Proses Produksi

Setelah membuat sketsa desain awal dan beberapa sketsa desain alternatif, desainer akan melakukan proses asistensi guna mengkonsultasikan beberapa aspek yang harus dipenuhi oleh sebuah desain kursi untuk dapat di produksi dan digunakan.

Pada proses ini terdapat dua kemungkina hasil yang didapat, jika telah memenuhi aspek-aspek tersebut maka

(9)

18 desain dapat melanjutkan ke proses perancangan selanjutnya.

Jika tidak memenuhi aspek-aspek tersebut, maka desainer harus melakukan revisi terhadap sketsa desain yang telah dibuat.

e. Analisis Estetika

Analisis ini dilakukan dengan meninjau nilai-nilai estetis dari bentuk, warna, tekstur, konstruksi dan perpaduannya. Analisis ini memerlukan referensi yang beragam dari berbagai penggayaan desain yang ada dalam ranah desain mebel. Referensi ini dapat dijadikan sumber inspirasi atau sebagai bahan analisis tren desain yang ada saat ini atau yang akan datang.

f. Analisis Ergonomi dan Antropometri

Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis tentang bagaimana desain kursi tersebut berinteraksi dengan manusia. Pada tahapan ini membutuhkan perhitungan yang teliti dengan berpedoman pada buku-buku referensi perhitungan antropometri dan ergonomi sehingga dapat ditemukan desain yang nyaman dan aman digunakan oleh penggunanya.

g. Analisis Struktur dan Konstruksi

Setelah menemukan perhitungan yang tepat, selanjutnya adalah meninjau struktur dan konstruksi dari desain kursi. Analisis ini meliputi sistem perakitan, sistem pembangunan, dan aspek kelengkapan struktur. Dalam tahapan ini juga dilakukan analisis bagaimana mengolah material yang akan digunakan sehingga dapat memenuhi aspek keindahan, fungsi dan kekuatan.

(10)

19 h. Analisis Detail Konstruksi dan Pemilihan Perangkat

Tambahan

Analasis ini mencoba menemukan detail-detail yang harus dimasukkan kedalam desain kursi. Detail konstruksi dapat dimaksudkan untuk meningkatkan aspek keindahan, fungsi maupun kekuatan. Selain itu, perlu juga dilakukan analisis tentang keperluan perangkat tambahan untuk desain kursi, seperti penambahan bantalan, kait, pemilihan jenis paku, baut dan lain-lain.

i. Analisis Proses Produksi

Tahapan terakhir dari proses perancangan adalah analisis proses produksi. Analisis ini mencoba mencari kemungkinan-kemungkinan yang bisa ditemukan selanjutnya dalam proses produksi. Selain itu, perlu adanya analisis tentang konsekuensi-konsekuensi yang mungkin muncul selama proses produksi. Konsekuensi ini mungkin bisa disiasati sebelum desain masuk kedalam proses produksi, sehingga menghindari kemungkinan hambatan dan kegagalan.

Gambar

Diagram 2.2 Proses produksi  Sumber : Tri Laksono Setiawan, 2014

Referensi

Dokumen terkait

tersebut maka diperlukan serangkaian workshop item review yang diselenggarakan secara nasional dan berkesinambungan untuk mengumpulkan dan mereview soal MCQ’s untuk ujian

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum menyatakan bahwa Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang

Berdasarkan pembahasan dan hasil implementasi serta pengujian dapat disimpulkan bahwa film dokumenter “Menenun Harapan Menyatukan Budaya” dapat dijadikan sebagai sarana

Berdasarkan hasil penelitian algoritma Boyer-Moore dan Brute Force mampu menyelesaikan data soal-soal setiap level dengan tingkat akurasi 100%, dalam parameter

[r]

Low Vision lebih rendah dari mereka yang tergolong buta dan sering dianggap malas, hal ini sebagai akibat dari pelayanan pendidikan yang diberikan kepada

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan

Bahwa Sosialisasi dimaksud untuk menjelaskan ruang bebas dan jarak bebas minimum (R ) pada Saluran Udara Tegangan Tinggi serta Kompensasi Atas Tanah, Tanaman & Bangunan ~i