• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINGKUNGAN DAN KEMAKMURAN DALAM TINJAUAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LINGKUNGAN DAN KEMAKMURAN DALAM TINJAUAN ISLAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LINGKUNGAN DAN KEMAKMURAN DALAM TINJAUAN ISLAM

Muhammad Syarif

Dosen Fakultas Agama Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh

Email. muhammad.syarif@serambimekkah.ac.id ABSTRAK

Rusaknya lingkungan karena perilaku manusia yang kurang memperhatikan keseimbangan dalam memanfaatkan kekayaan bumi ini. tindakan illegal logging, penambangan pasir liar, penjaringan ikan dengan racun, penangkapan satwa liar, yang tentunya semua itu merupakan bagian pengrusakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kemakmuran manusia. Oleh sebab itu, memakmurkan bumi sebagai tugas manusia harus menurut aturan yang telah ditetapkan Allah yang disebut dengan sunnatullah, mematuhi perintah dan larangan Allah termasuk dalam menjaga lingkungan dari pengrusakan. Bila manusia melanggarnya, tentunya mereka akan mengalami kehancuran dan kebinasaan. Pencapaian kemakmuran dapat dilakukan dengan senantiasa melestarikan lingkungan. Dari lingkungan manusia melangsungkan kehidupannya dan memperoleh kebutuhuan hidupnya. Bila lingkungan bermasalah tentu kemakmuran juga akan bermasalah, demikian juga sebaliknya. Jadi, antara lingkungan dan kemakmuran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam upaya mencapai kesejahteraan dan kedamaian dalam hidup.

(2)

A. Pendahuluan

Kehidupan sebagai dinamika yang mengandung pergeseran dan perubahan secara terus-menerus. Tentunya setiap manusia harus mampu menyesuaikan diri dengan alam dan lingkungannya, serta sesama makhluk hidup yang merupakan bagian dari alam. Dalam hal ini alam bagi manusia adalah segala-galanya, bukan hanya sebagai tempat lahir, hidup, berkembang, maupun mati. Akan tetapi juga mempunyai makna filosofis tersendiri. Alam adalah guru bagi makhluk yang hidup di dalamnya. Dia dapat mempelajari apa saja yang ada di sekelilingnya. Lingkungan merupakan laboratorium alam yang sangat baik dan lengkap, namun belum banyak yang menyadari atau kurang peduli terhadap pelestarian lingkungan.

Semakin hari, semakin dirasakan oleh manusia untuk harus mengenal lingkungannya, apalagi perkembangan Iptek yang begitu pesat, pola penduduk dunia yang terus berubah, begitu pula berkembangnya kekuatan manusia yang mengubah lingkungan. Dengan merenungkan munculnya masalah-masalah pembangunan yang mengabaikan prinsip ekologi (ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya) yang mendapatkan keuntungan jangka pendek guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri yang semakin hari semakin banyak, telah menyebabkan peranan ekologi semakin menonjol.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Masalah lingkungan yang dihadapi dewasa ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Jika hal

(3)

ini tidak segera diatasi, pada akhirnya akan berdampak kepada terganggunya kesejahteraan manusia. Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.

Saat ini dunia mengkhawatirkan terhadap kerusakan kondisi lingkungan. Di antara masalah yang dalam konteks ini adalah adanya perubahan iklim dan pemanasan global, perhatian pada isu tersebut tidak terbatas pada satu negara, melainkan meliputi seluruh dunia. Penyebab sebenarnya di balik masalah lingkungan adalah dalam aspek produksi, perkembangan teknologi atau eksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan umat manusia.

Rusaknya lingkungan tidak lain karena perilaku dari manusia sebagai penghuni bumi yang kurang memperhatikan keseimbangan dalam memanfaatkan kekayaan bumi ini. Betapa banyak terjadi tindakan illegal logging yang bedampak tanah longsor juga banjir pada musim penghujan, hal ini seringkali diabaikan oleh pelakunya. Penambangan pasir liar, penjaringan ikan dengan racun, penangkapan satwa liar yang dilindungi karena keterbatasan jumlah, itu adalah fakta yang sehari-hari kita lihat, yang tentunya semua itu merupakan bagian pengrusakan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap kemakmuran manusia.

Berkaitan dengan permasalah di atas, dalam kajian ini penulis akan mengulas secara lebih dalam lagi terkait dengan kajian ilmu ekologi dalam kaitannya dengan Islam dan yang menjadi fokus kajian atau tentang lingkungan dan kemakmuran dalam tinjauan Islam.

(4)

B. Pembahasan

1. Pengertian Lingkungan dan Kemakmuran a) Pengertian Lingkungan

Lingkungan atau dalam bahasa Arab disebut dengan “Al-Bi`ah” dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Menurut Andi Hamzah (2005: 1), manusia hanya salah satu unsur dalam lingkungan hidup, tetapi perilakunya akan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Dengan demikian sudah seharusnya setiap tindakan yang akan dilakukan oleh manusia diperhitungkan dampaknya bagi semuanya, baik manusia sebagai pelaku maupun termasuk flora dan fauna serta unsur alam lainnya.

Sehingga bila dipahami secara sederhana, lingkungan atau alam adalah istilah yang terdiri dari semua yang hidup dan non-hidup serta hal-hal yang terjadi secara alami di bumi atau di beberapa bagiannya. Kita telah lama telah menyaksikan perusakan yang berkali-kali terhadap lingkungan, negara barat dan perusahaannya baik secara langsung atau tidak langsung telah menghancurkan hutan, sungai dan memusnahkan banyak hewan.

b) Pengertian Kemakmuran

Kata makmur dalam Kamus Bahasa Indonesia bermakna sejahtera, serba kecukupan dan tidak kekurangan (Tim Penyusun Kamus, 2002: 703). Kemakmuran sesuatu tidak mungkin terlaksana

(5)

tanpa adanya tindakan memelihara atau mengurus urusan yang berkaitan dengan sesuatu yang akan dimakmurkan. Maka dalam memakmurkan tercakup perbuatan memelihara dan mengurus (Aibdi Rahmat dkk, 2017: 1).

Kemakmuran ialah suatu suasana umum di mana setiap orang banyak bekerja sungguh-sungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya terjamin akan rumah, sandang dan papannya yang layak buat dia sendiri dan keluarganya. Istilah layak disini menunjukkan perbedaan-perbedaan taraf yang di nilai pantas buat orang-orang dari berbagai golongan ataupun lapisan-lapisan sosial yang berbeda satu sama lain.

Makmur itu berkaitan erat dengan keadaan di mana segala kebutuhan manusia itu telah tercukupi, kecukupan dalam diri manusia sudah tercapai. Kemakmuraan erat dengan makna cukup. Kecukupan yang dimaksudkan di sini tentu saja meliputi aspek material dan spiritual. Artinya, seorang manusia dikatakan telah makmur apabila ia telah merasa cukup, baik spritual maupun material, dengan jalan segenap kebutuhannya.

C. Urgensi Lingkungan dalam Islam

Sebagaimana telah dipahami bahwa Islam sebagai agama

yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan

Tuhannya, tetapi juga hubungan manusia dengan sesama

makhluk (termasuk lingkungan hidupnya) sebenarnya telah

memiliki landasan normatif baik secara implisit maupun ekplisit

tentang pengelolaan lingkungan ini. Oleh sebab itu, Allah telah

memilih manusia sebagai khalifah-Nya di bumi ini yang dengan

(6)

demikian berarti Allah telah memberikan kemuliaan kepada

manusia untuk dapat menjalankan kehendak dan

ketetapan-Nya. Kekhalifahan merupakan tugas utama manusia, begitu ia

ditempatkan di bumi ini. Sejalan dengan kekhalifahan tersebut,

Allah memberikan tugas atau peran kepada manusia yaitu

sebagai pengelola dan pemakmur bumi ini. Hal ini sebagaimana

terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an, sebagai berikut:

1.

Melestarikan lingkunga

n hidup merupakan manifestasi keimanan,

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (QS. Al-A’raf: 85) 2. Merusak lingkungan adalah sifat orang munafik dan pelaku

kejahatan,

“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk Mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan”. (QS. Al-Baqarah: 205)

3. Alam semesta merupakan anugerah Allah untuk manusia, Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. (QS. Luqman: 20)

Dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. (QS. Ibrahim: 32-33)

(7)

4. Manusia adalah khalifah untuk menjaga kemakmuran lingkungan hidup,

Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS. Al-An’am: 165)

5. Kerusakan yang terjadi di muka bumi oleh karena ulah tangan manusia,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. As-Syuura: 30)

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Al-A’raf: 56)

Pemeliharaan lingkungan merupakan suatu bentuk upaya untuk menciptakan kemaslahatan dan mencegah kemudharatan. Hal ini sejalan dengan maqāsid al-syarī’ah (tujuan syariat agama) yang terumuskan dalam kulliyāt al-khams, yaitu: hifzu al-nafs (melindungi jiwa), hifzu al-aql (melindungi akal), hifzu al-māl (melindungi kekayaan/property), hifzu al-nasb (melindungi keturunan), hifzu al-dīn (melindungi agama). Menurut

Yusuf Al-Qardhawi (2001: 39),

bahwa menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan tuntutan untuk melindungi kelima tujuan syari’at tersebut. Dengan demikian, segala prilaku yang mengarah kepada pengrusakan lingkungan hidup semakna dengan perbuatan mengancam jiwa, akal, harta, nasab dan agama.

(8)

Selanjutnya, prilaku pengrusakan terhadap lingkungan hidup dan membuat kemudharatan bagi orang lain bertentangan dengan kaedah-kaedah yang telah dirumuskan oleh para fuqaha (Qawaid al-Fiqhiyyah), antara lain:

- Kaedah: رارض لاو رارض لا (Tidak boleh melakukan kemudharatan terhadap diri sendiri dan orang lain)

- Kaedah: ناكملإا ردقب لازي ررضلا (Kemudharatan harus dihilangkan semampunya)

- Kaedah: هلثم ررضب لازي لا ررضلا (Kemudharatan tidak bisa dihilangkan dengan sesuatu yang mendatangkan mudharat yang sama)

- Kaedah: ىلعلأا ررضلا عفدل ىندلأا ررضلا لمحتي (Boleh melakukan mudharat yang lebih ringan untuk mengatasi mudharat yang lebih besar)

- Kaedah: ماعلا ررضلا عفدل صاخلا ررضلا لمحتي (Melakukan mudharat yang khusus demi mencegah mudharat umum)

- Kaedah: امهفخأ باكتراب اررض امهمظعأ يعور ناتدسفم ضراعت اذإ (Apabila terjadi pertentangan dua hal yang membahayakan, maka boleh melakukan yang lebih ringan bahayanya)

- Kaedah: حلاصملا بلج ىلع مدقم دسافملا ءرد (Menolak kerusakan lebih diutamakan dari mengharapkan kemaslahatan).

Tugas untuk memakmurkan bumi ini, berarti sejalan dengan tugas kekhalifahan yaitu menegakkan kehendak dan menerapkan ketetapan Allah. Manusia bertugas mengelola bumi sebaik mungkin sesuai dengan kehendak dan aturan-Nya. Pengelolaan bumi berarti memanfaatkan bumi dengan segala keadaan dan kondisi untuk kesejahteraan manusia itu sendiri.

(9)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa Islam sangat mementingkan untuk menjaga lingkungan, karena di lingkungan tersebut manusia memperoleh kebutuhan hidupnya dan berjalannya kelangsungan hidupnya. Kerusakan lingkungan akan mempengaruhi kemakmuran hidup manusia. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan kemakmuran manusia harus menjaga dari berbagai hal yang dapat dapat merusak lingkungan.

D. Penyebab Kerusakan Lingkungan

Menurut al-Qur’an, kebanyakan bencana di planet bumi disebabkan oleh ulah perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Firman Allah Swt yang menandaskan hal tersebut adalah Al-Qur’an surat al-Rum (30), sebagai berikut :

ْمُهَّلَعَل اوُلِمَع يِذَّلا َضْعَب ْمُهَقيِذُيِل ِساَّنلا يِدْيَأ ْتَبَسَك اَمِب ِرْحَبْلا َو ِِّرَبْلا يِف ُداَسَفْلا َرَهَظ

َنوُع ِج ْرَي

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).

Campur tangan umat manusia terhadap lingkungan cenderung meningkat dan terlihat semakin meningkat lagi terutama pada beberapa dasawarsa terakhir. Tindakan-tindakan mereka tersebut merusak keseimbangan lingkungan serta keseimbangan interaksi antar elemen-elemennya. Terkadang karena terlalu berlebihan dan terkadang pula karena terlalu meremehkan. Semua itu menyebabkan penggundulan dan pembakaran hutan di berbagai tempat, pendangkalan laut, gangguan terhadap habitat secara global, meningkatnya suhu udara, serta menipisnya lapisan ozon yang sangat mencemaskan umat manusia.

(10)

Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini bisa dikatakan telah menyebar di berbagai belahan dunia. Khususnya Indonesia yang memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Dengan potensi alam yang sedemikian melimpahnya telah membuat orang-orang berusaha untuk mengolah secara maksimal. Bahkan potensi alam tersebut dapat menarik masuk investor-investor asing untuk berbisnis di negeri ini. Dengan adanya potensi yang begitu melimpahnya memang diakui dapat membantu memajukan perekonomian negara, tapi di sisi lain keadaan ini dapat membuat orang untuk mengeksploitasinya secara maksimal untuk kepentingan pribadi. Inilah yang ditakutkan, akan banyak pengusaha yang bergerak disektor pengolahan lingkungan yang tidak mengindahkan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Mungkin saat ini, tanpa disadari bahwa sebenarnya telah terbawa oleh sistem kapitalisme. Kapitalisme telah memperhadapkan umat manusia kepada problem kerusakan sumber daya alam dan lingkungan. Di dorong motif kepentingan diri (self-interest), kebebasan (fredom) dan kompetisi tidak bermoral, rezim kapitalisme telah berhasil mendudukan alam sebagai objek eksploitasi tanpa batas (

Zakiyuddin Bidhawy, 2007: 249).

Perubahan sistem ekonomi dengan adanya liberalisasi perdagangan telah disinyalir turut mempercepat kerusakan dan pencemaran di bumi. Dalam perdagangan bebas, pakar ekonomi akan selalu bangga dan optimis terhadap pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Dengan ini mengindikasikan adanya peningkatan kapasitas penggunaan sumber daya alam. Peningkatan pengolahan sumber daya alam tentunya dapat memunculkan kerusakan lingkungan, dan keruskan itu kelak akan menjadi sumber bencana alam akibat ulah

(11)

manusia sebagaimana telah dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Rum ayat 30.

Timbulnya kerusakan alam atau lingkungan hidup sebagian besar adalah hasil perbuatan manusia. Karena manusialah yang diberi tanggung jawab sebagai khalifah (khalifatullah) di muka bumi ini. Manusia mempunyai daya inisiatif dan kreatif, sedangkan makhluk-makhluk lainnya tidak memiikinya. Kebudayaan manusia makin lama makin maju sesuai dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan tersebut, perkembangan persenjataan dan alat perusak lingkungan makin maju pula. Kerusakan lingkungan diperparah lagi dengan banyaknya kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang menimbulkan pencemaran udara atau polusi. Pencemaran tersebut membahayakan keselamatan hidup manusia dan kehidupan sekelilingnya. Limbah-limbah pabrik sering kali dibuang seenaknya ke sungai yang akhirnya bermuara ke laut. Demikian pula kapal-kapal tanker yang membawa minyak sering mengalami kebocoran, sehinggga minyaknya tumpah ke laut. Akibatnya, air sungai dan laut beracun yang menyebabkan mati atau tercemarnya ikan dengan zat beracun. Selain itu, banyak sekali tingkah laku manusia yang tidak mempedulikan lingkungan sekitarnya, misalnya dengan menebang dan pembakaran hutan, yang akan mengakibatkan banjir dimana-mana serta pemanasan global karena gundulnya hutan sebagai pengolah kadar karbondioksida.

Indonesia adalah salah satu negara yang paling sering dilanda bencana karena ulah masyarakatnya. Sungguh ironis ketika Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas umat Islam telah mencatat sejarah kehancuran alamnya, seperti bencana banjir bandang, tanah longsor,

(12)

kekeringan, dan lain sebagainya. Padahal dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang membahas lingkungan dan cara memanfaatkannya. Apakah umat Islam mayoritas saat ini telah meninggalkan agamanya dan melupakan sumber ajarannya? Apakah mayoritas muslim saat ini telah menjadi orang-orang yang materialistik?

E. Lingkungan dalam Kaitannya dengan Kemakmuran

Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan manusia. Manusia mencari makan dan minum serta memenuhi kebutuhan lainnya dan ketersediaan atau sumber-sumber yang diberikan oleh lingkungan hidup dan kekayaan alam sebagai sumber pertama dan terpenting bagi pemenuhan berbagai kebutuhannya. Dari lingkungan hidupnya, manusia memanfaatkan bagian-bagian lingkungan hidup seperti hewan-hewan, tumbuh-turnbuhan, air, udara, sinar matahari, garam, kayu, barang-barang tambang dan lain sebagainya untuk keperluan hidupnya.

Masalah lingkungan dan masalah habitat timbul kebanyakan dari aktifitas manusia sebagai pengguna atau pengelola lingkungan. Masalah lingkungan tersebut memerlukan pendekatan, strategi dan taktik untuk mencari solusinya, di mana solusi yang ingin dicari adalah didasarkan pada satu inti pokok yaitu bagaimana mempertahankan lingkungan agar dapat dimanfaatkan dan didayagunakan untuk kelangsungan saat ini dan seterusnya.

Strategi dalam pengembangan lingkungan harus dipikirkan dan direncanakan sematang mungkin karena jangan sampai strategi yang

(13)

direncanakan merusak kelestarian dan eksistensi dari lingkungan itu sendiri. Di mana harus dipahami bahwa strategi pengembangan lingkungan itu mengandung pengertian bahwa mendayagunakan dan mengelola sebaik-baiknya agar lingkungan secara kualitas dapat menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran manusia baik pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.

Kemakmuran merupakan tujuan bangsa Indonesia. Hal ini tercantum dalam salah satu sila dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu pancasila terutama sila kelima yan berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Makna dari sila kelima tersebut menggambarkan bahwa rakyat Indonesia menomor satukan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, dan rasa kekeluargaan demi mencapai kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara garis besar cara yang paling sesuai untuk mencapai kemakmuran suatu bangsa yaitu mengoptimalkan pengelolaan lingkungan berupa sumber daya alam dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya alam dilakukan oleh berbagai pihak antara lain pihak pemerintah sendiri, pihak swasta amupun pihak asing (

http://poespha714.blogspot.

co.id/2011/12/ tugas-pendidikan-demokrasiq.html)

.

Pengelolaan sumber daya alam yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara. Pengelolaan oleh pihak swasta dan asing juga tetap atas campur tangan pemerintah dalam bentuk pembuatan peraturan agar pengelolaannya tidak hanya menguntungkan pihak pengelola namun juga tetap harus menguntungkan rakyat demi terciptanya

(14)

kemakmuran bangsa. Selain itu juga pengelolaannya tetap harus memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan jadi sumber daya alam bukan hanya dapat dinikmati oleh generasi sekarang namun juga untuk pemanfaatan jangka panjang oleh generasi yang akan datang, artinya akan terus diwarisi sampai kapanpun.

Untuk menghindari kerusakan pada lingkungan hidup, perlu adanya penegakan hukum khususnya di bidang lingkungan hidup. Inti penegakan hukum adalah keserasian hubungan antara nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan berwujud dengan perilaku sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup (

Soerjono Soekanto, 1986: 3)

.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa kemakmuran sangat berkaitan dengan lingkungan dan menjadi bahagian dari perhatian Islam untuk senantiasa menjaga lingkungan. Karena dari lingkungan tersebutlah manusia melangsungkan kehidupannya dan memperoleh kebutuhuan hidupnya. Bila lingkungan hidup bermasalah tentu kemakmuran juga akan bermasalah, demikian juga sebaliknya. Selanjutnya pengelolaan lingkungan untuk kemakmuran manusia juga menjadi suatu hal mutlak harus dijaga secara bersama-sama, karena bila ada sebagian yang menjaga dan sebagian lainnya yang merusak lingkungan maka hal tersebut tidak akan ada artinya juga. Kemakmuran dengan pelestarian lingkungan baru akan dicapai manakalah semua pihak mempunyai kesadaran yang tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

(15)

F. Kesimpulan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sedangkan kemakmuran ialah suatu suasana umum di mana setiap orang banyak bekerja sungguh-sungguh dengan menggunakan kemampuan yang ada padanya terjamin akan rumah, sandang dan papannya yang layak buat dia sendiri dan keluarganya.

Memakmurkan bumi sebagai tugas manusia haruslah menurut aturan yang telah ditetapkan Allah yang disebut dengan sunnatullah. Selain itu manusia juga harus mematuhi perintah dan larangan Allah yang telah diberikan dalam bentuk syari’at-Nya termasuk dalam hal menjaga lingkungan dari pengrusakan. Bila manusia melanggarnya, maka tentunya mereka akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.

Pencapaian kemakmuran dapat dilakukan dengan senantiasa melestarikan lingkungan. Karena dari lingkungan tersebutlah manusia melangsungkan kehidupannya dan memperoleh kebutuhuan hidupnya. Bila lingkungan bermasalah tentu kemakmuran juga akan bermasalah, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, antara lingkungan dan kemakmuran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dalam upaya mencapai kesejahteraan dan kedamaian dalam hidup.

Daftar Pustaka

Aibdi Rahmat dkk, (2017), Manusia Sebagai Pemakmur Bumi, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu Manhaj, Vol. 5, Nomor 3.

Andi Hamzah, (2005), Penegakan Hukum Lingkungan, Jakarta: Sinar Grafika.

(16)

http://poespha714.blogspot.co.id/2011/12/tugas-pendidikan-demokrasiq.html.

Idris, S., & Tabrani ZA. (2017). Realitas Konsep Pendidikan Humanisme dalam Konteks Pendidikan Islam. Jurnal Edukasi:

Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96–113.

https://doi.org/10.22373/je.v3i1.1420

Meraj, M. (2016). Islamic Approach to the Environment and the Role's in the Environment Protected. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 4(1), 1-14. doi:10.26811/peuradeun.v4i1.81

Soerjono Soekanto, (1986), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Rajawali.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, (2002), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Walidin, W., Idris, S., & Tabrani ZA. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory. Banda Aceh: FTK Ar-Raniry Press. Yusuf Qardhawi, (2001), Ri’ayatu Bi`ah fi As-Syari’ah

Al-Islamiyah, Kairo: Dar Al-Syuruq.

Zakiyuddin Bidhawy, (2007), Islam Melawan Kapitalisme, Magelang: Resist Book.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu aset tetap berpengaruh secara tidak langsung terhadap harga saham melalui financial leverage seperti hasil penelitian Mahapsari dan Taman (2013)

konsep siswa tidak hanya sebatas mengenal tetapi siswa harus dapat menghubungkan satu konsep dengan konsep lain. Aplikasi penggunaan model pembelajaran ini, yaitu

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen organisasional karyawan perusahaan indushi genteng Jatiwangi Kabupaten Majalengka tergolong tiuggr, karenajumlah

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research). Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik pengolahan

 Menyajikan hasil rekonstruksi berupa cerita sejarah tentang upaya bangsa indonesia dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa antara lain PKI Madiun 1948, DI/TII, APRA,

Profil TDC (Toys Design Center) 2 Dalam perkembangannya mainan yang kita produksi tidak hanya mainan mekanikal edukatif saja tetapi juga mainan mekanikal yang menarik sebagai

[r]