• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENCANTUMAN LABEL HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MUSLIM (Studi pada Rumah Makan ANDA Doloksanggul Humbang Hasundutan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENCANTUMAN LABEL HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MUSLIM (Studi pada Rumah Makan ANDA Doloksanggul Humbang Hasundutan)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENCANTUMAN LABEL HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN MUSLIM

(Studi pada Rumah Makan ANDA Doloksanggul Humbang Hasundutan)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh : AGUS MUSTOPA

150907035

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

(Studi Pada Rumah Makan ANDA Doloksanggul Humbang Hasundutan)

Nama : Agus Mustopa

NIM : 150907035

ProgramStudi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof. Dr. M. Arif Nasution M.A

Masyarakat tentu selalu ingin memenuhi semua kebutuhannya kapanpun dan dimanapun. Ada beberapa bahan yang merupakan titik kritis kehalalan dalam produk, seperti lemak babi, ayam yang di sembelih atas nama selain Allah, dan alkohol. Komunitas Muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk.

Pola konsumsi ini diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan Syariat. Hal inilah yang menjadikan menarik perhatian untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh pencantuman label halal terhadap keputusan pembelian konsumen muslim dikota Doloksanggul.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pencantuman label halal terhadap keputusan pembelian konsumen muslim. Label halal merupakan pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya,

Populasi dalam pnelitian ini adalah konsumen muslim yang ada dikota Doloksanggul Humbang Hasundutan. Sampel yang diambil sebanyak 96 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linier sedergana serta uji instrument berupa uji validitas, realibilitas, dan uji asumsi klasik berupa uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas, serta pengujian hipotesis menggunakan uji T, dan uji koefisien determinasi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa label halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung variabel label halal (X) adalah 7,622 dan nilai t tabel (df= 96-2) adalah 1.661 maka H1 diterima Sig<5% (0,000<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel label halal (X) positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y). selain itu diperoleh juga koefisien determinasi sebesar 0,382 yang berarti variabel label halal memberikan sumbangan pengaruh sebesar 38,2%dalam menjelaskan keputusan pembelian dan sisanya sebesar 61,8%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak di jelaskan didalam penelitian ini.

Kata Kunci: Rumah Makan ANDA, Label Halal, Keputusan Pembelian

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF HALAL LABELS ON MUSLIM CONSUMER PURCHASE DECISIONS

(Study at ANDA Restaurant DolokSanggul Humbang Hasundutan)

Name : Agus Mustopa

Student ID Number : 150907035

Departement : Business Administration Faculty : Social and Political Sciences Lecturer : Prof. Dr. M. Arif Nasution M.A

Community certainly always wants to meet all their needs whenever and wherever. There are some ingredients ingredients which are critical halal points in products, such as lard, chickens which are slaughtered in names other than Allah, and alcohol. Muslim communities in around the world have formed potential market segments due to their specific patterns of consuming a product.

This consumption pattern is regulated in the teachings of Islam, called the Shari'a. This is what makes it interesting to do research on the effect of the inclusion of halal labels on purchasing consumer of Muslim communities in the town of Doloksanggul.

This study aims to determine how the influence of the inclusion of halal labels on Muslim community purchasing consumer. Halal label is the inclusion of halal writing or statement on product packaging to show that the product referred to as halal product. The purchase decision is a process of making purchasing decisions that includes determining what will be purchased or not making a purchase and the decision was obtained from previous activities.

The population in this research is all Muslim communities in the city of Doloksanggul Humbang Hasundutan. Samples taken as many as 96 respondents.

Data collection was carried out by using questionnaires. The analysis technique used is simple linear analysis and the instrument test in the form of validity, reliability, and classic assumption tests in the form of normality test, and heteroscedasticity test, and hypothesis testing using the T test, and coefficient of determination test.

The results of this study indicate that the halal label has a positive and significant effect on purchasing decisions. This can be seen from the t value of the halal label variable (X) is 7.622 and the t table value (df = 96-2) is 1.661, H1 is accepted by Sig <5% (0,000 <0,05). Thus it can be concluded that the halal label variable (X) is positive and partially significant towards the purchase decision (Y). The coefficient of determination is 0,382 which means the halal label variable contributes 38,2% in explaining purchasing decisions and the remaining 61,8% is explained by other variables not explained in this study.

Keywords: ANDA Restaurant, Halal Label, Purchasing Decision

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia- Nya, sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: Pengaruh Pencantuman Label Halal Terhadap Keputusan Pembelian Masyarakat Muslim (Studi Pada Rumah Makan ANDA Doloksanggul Humbang Hasundutan). Skripsi atau tugas akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak melalui proses yang panjang dan banyak suka duka yang dialami oleh penulis, namun dengan adanya dorongan, perhatian, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA selaku Ketua Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M. Si selaku Sekertaris Program Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan dan bimbingan serta arahan kepada penulis.

5. Bapak Faisal Eriza, S. Sos. M.SP selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan serta arahan kepada penulis.

(8)

6. Kak Siswati Saragi, S. Sos, M.SP dan Bapak Ahmad Farid S.H selaku pegawai pendidikan program studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada kedua orang tua (Bapak Waryo Suryaman dan Mamah Elis Kulisoh) adek kandung Rizal Priyatna dan MayaDamayanti yang selalu menanyakan cepet selesai dan pulang untuk berkumpul bersama keluarga dan keluarga penulis yang selalu menyemangati, memotivasi, membiayai dan senantiasa memberikan do’a yang terbaik pada penulis dan juga adik penulis yang menjadi pendukung dan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada Ibu Kos yang selalu mengingatkan dan mengsuport penulis, serta kepada Zetro, Paul, Elen yang selalu menanyakan bagaimana skripsinya.

9. Kepada Kak Dewi Asiypa dan Mas Doel Abdul Manan serta keluarga besarnya selaku Mamak dan Ayah angkat bagi penulis yang telah merawat dari SMA sampai saat ini.

10. Kepada teman-teman Madrasah Aliyah, Almira, Ciho, Yeni, Yanti, Liston, Nur Cahaya, Sovian, Siti Ame dan Latipah Khoiriyah Hasugian yang selalu mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada Khairul Iqbal (Toke Besar Penulis), M.Arif, Ali Marwan, Roy S.AB, Roni, Bang Hendi, Ade Putra, Ivan Ade Pratama S.AB, Alan S.AB, Hendri, Theo, Yosua, Julpikar, Bang Irfan Saleh Siregar ST, Bang Bovi, Anisa Rizqia, Dewi Rinjani S.AB, Nadira Aliza S.AB, Invianna Siregar S.

AB, Resti Warjani S.AB, Rizky Melinda S.AB, Siti Hardiyanti S.AB, Muning S.AB, Meidy Sayrani S.AB yang selalu ada untuk melewati suka

(9)

duka, selalu mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada seluruh teman-teman Ilmu Aministrasi Bisnis 2015 A yang memenuhi hari-hari selama masa perkuliahan.

13. Kepada Bang Panji selaku Staff Aset Biro Rektor Universitas Sumatera Utara, Wak Jamal selaku supir LINUS (Lintas USU) dan UKM Voli (Unit Kegiatan Mahasiswa Voli USU), Om Cer sebagai Pelatih Voli USU, Azlan, Ozani, Siti, Fitri, Putri, zuhdy tirtana, Bang LA, Mas Dika, Bang Rizal,Diva, Zahra Tukinik, Bang Abdel, Bang Didit, Hendra, Cek Mirza dan teman-teman lainnya yang tidak dapat dituliskan penulis satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, kepada pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat serta pengetahuan baru bagi pembaca.

Medan, Agustus 2019

Agus Mustopa

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI ... 7

2.1 Label Halal ... 7

2.1.1 Definisi Label ... 7

2.1.2 Definisi Halal ... 9

2.1.3 Definisi Label Halal ... 12

2.1.4 Konsep Halal ... 15

2.1.5 Definisi Sertifikasi Halal ... 13

2.1.6 Indikator Label Halal ... 14

2.2 Keputusan Pembelian ... 15

2.2.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 15

2.2.2 Indikator Keputusan Pembelian ... 16

2.2.3 Peran Keputusan Pembelian ... 17

2.2.4 Tipe Perilaku Keputusan Pembelian ... 18

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 20

2.4 Kerangka Berpikir ... 25

2.5 Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Bentuk Penelitian ... 30

3.2 Lokasi Penelitian ... 30

3.3 Populasi dan Sampel ... 31

3.3.1 Populasi ... 31

3.3.2 Sampel ... 31

3.4 Hipotesis ... 32

3.5 Definisi Konsep ... 33

3.6 Definisi Operasional ... 34

3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.8.1 Pengumpulan Data Primer ... 36

3.8.2 Pengumpulan Data Skunder ... 36

3.9 Teknik Analisis Data ... 37

(11)

3.9.1 Metode Analisis Asosiatif ... 37

3.9.2 Metode Uji Instrumen ... 37

3.9.2.1 Uji Validitas ... 37

3.9.2.2 Uji Reabilitas ... 37

3.9.3 Uji Asumsi Klasik Uji Normalis ... 38

3.9.3.1 Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.9.4 Metode Analisis Regresi Sederhana ... 39

3.9.5 Uji Hipotesis ... 40

3.9.5.1 Uji Parsial (Uji-T) ... 40

3.9.5.2 Koefisien Determinasi (R2) ... 40

BAB IV HASIL ... 42

4.1 DeskripsiLokasi Penelitian ... 42

4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Makan ANDA ... 42

4.1.2 Produk RM. ANDA... 43

4.2 Penyajian Data ... 44

4.2.1 Identitas Responden ... 44

4.2.2 Variabel Label Halal (X) ... 46

4.2.3 Variabel Keputusan Pembelian (Y)... 56

4.3 Analisis Data ... 59

4.3.1 Uji Validitas ... 59

4.3.2 Uji Realibitas ... 61

4.3.3 Uji Asumsi Klasik ... 62

4.3.3.1 Uji Normalitas... 62

4.3.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 64

4.3.4 Metode Analisis Regresi Linier Sederhana ... 65

4.3.5 Pengujian Hipotesis ... 67

4.3.5.1 Uji Parsial (Uji-T) ... 67

4.3.5.2 Koefisien Determinasi ... 68

4.4 Pembahasan ... 69

BAB V PENUTUP ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Tabel Variabel Operasional... 34

3.2 Tabel Pengukuran Variabel ... 36

4.1 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 44

4.2 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 45

4.4 Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 46

4.5 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan ... 47

4.6 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan ... 47

4.7 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan ... 48

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan ... 49

4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan ... 49

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan ... 50

4.11 Tanggapan Responden Mengenai Penilaian Terhadap Label Halal ... 50

4.12 Tanggapan Responden Mengenai Penilaian Terhadap Label Halal ... 51

4.13 Tanggapan Responden Mengenai Penilaian Terhadap Label Halal ... 53

4.14 Tanggapan Responden Mengenai Penilaian Terhadap Label Halal ... 52

4.15 Tanggapan Responden Mengenai Pengenalan Masalah ... 53

4.16 Tanggapan Responden Mengenai Pengenalan Masalah ... 53

4.17 Tanggapan Responden Mengenai Pencarian Informasi ... 54

4.18 Tanggapan Responden Mengenai Pencarian Informasi ... 54

4.19 Tanggapan Responden Mengenai Evaluasi Alternatif ... 55

4.20 Tanggapan Responden Mengenai Evaluasi Alternatif ... 56

4.21 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 51

4.22 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 57

4.23 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pasca Pembelian ... 57

4.24 Tanggapan Responden Mengenai Perilaku Pasca Pembelian ... 58

4.25 Hasil Uji Validitas Label Halal (X) ... 59

4.26 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian (Y) ... 60

4.27 Hasil Uji Reliabilitas Label Halal (X) ... 61

4.28 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian (Y) ... 61

4.29 Hasil Uji Normalitas ... 62

4.30 Hasil Uji regresi Linier Sederhana ... 66

4.31 Hasil Uji Parsial (Uji-T) ... 67

4.32 Hasil Uji Determinasi (R) ... 68

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Label Halal Resmi MUI ... 12

2.2 Label Halal RM. ANDA ... 12

2.3 Indikator Keputusan Pembelian ... 16

2.4 Kerangka Konseptual Penelitian ... 25

2.5 Normal Probability Plot Uji Normalitas ... 63

2.6 Histogram Uji Normalitas ... 64

2.7 Uji Heteroskedastisitas ... 65

(14)

1.1 Latar Belakang

Masyarakat tentu selalu ingin memenuhi semua kebutuhannya kapanpun dan dimanapun. Banyak hal yang di lakukan oleh para masyarakat untuk mendapatkan kepuasan yang diinginkan. Hal yang paling umum di lakukan oleh para masyarakat untuk memenuhi semua kebutuhannya adalah dengan cara membeli atau pembelian suatu barang maupun bahan pangan. Produk-produk sesungguhnya memiliki pemakaian yang perlu diperhatikan, mengingat kandungan bahan-bahan yang tidak selalu menjamin baik tidaknya produk tersebut untuk di konsumsi. Kesadaran masyarakat tentang bahan yang di pakai dalam suatu produk yang di beli sudah semakin meningkat dengan munculnya berbagai kasus. Selain itu, kehalalan suatu produk juga menjadi pertimbangan para konsumen, terutama kaum muslim. Ada beberapa bahan yang merupakan titik kritis kehalalan dalam produk, seperti lemak babi, ayam yang di sembelih atas nama selain Allah, dan alkohol.

Komunitas muslim di seluruh dunia telah membentuk segmen pasar yang potensial dikarenakan pola khusus mereka dalam mengkonsumsi suatu produk.

Pola konsumsi ini diatur dalam ajaran Islam yang disebut dengan Syariat. Dalam ajaran syariat, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandungnya atau proses yang menyertainya tidak sesuai dengan ajaran syariat tersebut. Dengan adanya aturan

(15)

yang tegas ini makapara pemasar memiliki rintangandan kesempatan untuk mengincar pasar khusus kaum muslim.

Pemahaman yang semakin baik tentang agama makin membuat konsumen Muslim menjadi semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi.

Khusus di Indonesia, konsumen Muslim dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh konsumen Muslim di Indonesia. Lembaga ini adalah Lembaga Pengkajian Pangan, Obat- obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI). Lembaga ini mengawasi produk yang beredar di masyarakat dengan cara memberikan sertifikat halal sehingga produk yang telah memiliki sertifikat halal tersebut dapat memberi label halal pada produknya. Artinya produk tersebut secara proses dan kandungannya telah lulus diperiksa dan terbebas dari unsur-unsur yang dilarang oleh ajaran agama Islam, atau produk tersebut telah menjadi kategori produk halal dan tidak mengandung unsur haram dan dapat dikonsumsi secara aman oleh konsumen Muslim.

Adanya LPPOM-MUI dapat membantu masyarakat memudahkan proses pemeriksaan kehalalan suatu produk. Dengan mendaftarkan produk untuk diaudit keabsahan halal-nya oleh LPPOM-MUI sehingga produknya bisa mencantumkan label halal dan hal itu berarti produk tersebut telah halal untuk dikonsumsi umat Muslim dan hilanglah rintangan nilai yang membatasi produk dengan konsumen Muslim. Hal ini berarti peluang pasar yang sangat besar dapat terbuka.

Kondisi masyarakat Muslim yang menjadi konsumen dari produk-produk makanan yang beredar di pasar, namun mereka tidak mengetahui apa yang sebenarnya mereka konsumsi selama ini. Sebagai orang Islam yang memiliki

(16)

aturan yang sangat jelas tentang halal dan haram, seharusnya konsumen Muslim terlindungi dari produk-produk yang tidak halal atau tidak jelas kehalalannya (syubhat). LPPOM MUI memberikan sertifikat halal pada produk-produk yang lolos audit sehingga produk tersebut dapat dipasang label halal pada kemasannya dengan demikian masyarakat dapat mengkonsumsi produk tersebut dengan aman.

Kenyataan yang berlaku pada saat ini adalah bahwa LPPOM-MUI memberikan sertifikat halal kepada produsen-produsen obat dan makanan yang secara sukarela mendaftarkan produknya untuk diaudit LPPOM-MUI. Dengan begitu produk yang beredar di kalangan konsumen Muslim bukanlah produk-produk yang secara keseluruhan memiliki label halal yang dicantumkan pada kemasannya.

Artinya masih banyak produk-produk yang beredar di masyarakat belum memiliki sertifikat halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasan produknya. Berdasarkan survei yang dilakukan LPPOM MUI sedikitnya ada 40 persen produk makanan yang beredar di Indonesia belum mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dengan demikian konsumen Muslim akan dihadapkan pada produk- produk halal yang diwakili dengan label halal yang ada pada kemasannya dan produk yang tidak memiliki label halal pada kemasannya sehingga diragukan kehalalan produk tersebut. Maka keputusan untuk membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak akan ada sepenuhnya di tangan konsumen sendiri.

Label Halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal yang boleh dikonsumsi oleh seluruh masyarakat terkhususnya kaum Muslim. Dalam pencantuman label halal ini sangat penting

(17)

keberadaannya, karena dengan ini masyarakat (muslim) bisa langsung mempercayai atau meyakini bahwa suatu makanan/produk tersebut dapat di konsumsi dan terjamin semua kehalalannya, baik dari segi kebersihan maupun gizi yang terkandung di dalamnya.

Masalah kehalalan produk yang akan dikonsumsi merupakan persoalan yang sangat besar, bahwasanya produk yang akan dikonsumsi itu benar-benar halal dan tidak tercampur sedikitpun dengan barang haram. Label halal adalah sebagai lambang boleh tidaknya mengkonsumsi produk/makanan tersebut.

Kehalalan sebagai tolak ukur utama dalam pemilihan produk, ketentuan ini memastikan makanan yang dikonsumsi halal menjadi tanggung jawab bagi setiap muslim. Untuk mempermudah mengetahui makanan yang di konsumsi halal atau tidaknya khususnya makanan dalam kemasan atau yang berbentuk rumah makan maka dapat dilihat dari label halal yang tercantum pada kemasan makanan tersebut atau dalam rumah makan biasa tercantum dalam spanduk atau dalam daftar menu.

Doloksanggul adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Indonesia. Dengan luas wilayah daratan 2.502,71 km² terdiri dari 10 kecamatan, 1 kelurahan dan 143 desa. Secara administrasi Doloksanggul tercatat dalam satu suku saja, kota ini terletak didataran tinggi berhawa dingin sejuk. Doloksanggul juga menjadi pusat kegiatan keagamaan Kristen, terutama gereja HKBP Distrik III Humbang. Salah satu makanan khas Doloksanggul adalah danging kuda.

Mayoritas suku yang ada dimasyarakat Doloksanggul adalah Batak, dan hampir seluruh warganya adalah etnik Batak Toba yang memakai system Marga

(18)

sebagai nama keluarga. Marga yang mayoritas di Doloksanggul adalah Simamora, Sihotang, Purba, Lumban Gaol, Lumban Raja, Simanullang, Marbun, Nababan, Sianturi, Sihite, Sihombing, dan Situmorang. Doloksanggul bisa dikatakan kota dengan perkembangan sangat cepat dibanding kabupaten lain yang sama dimekarkan. Bicara pekerjaan yang digeluti, warga Doloksanggul kebanyakan bertani dan masih sangat kental adat batak yang masih nampak disetiap sudut kehidupan warga. Agama yang dianut masyarakat Doloksanggul mayoritas beragama Kristen Protestan. Data dari BPS tahun 2010, yang beragama Kristen Protestan 90,29% kemudian Katolik 5,54% dan Islam 3,61%.

Rumah Makan ANDA merupakan salah satu tempat makan yang membuat jenis masakan siap saji dan juga cukup digemari di kota Doloksanggul. Rumah makan ANDA, telah menjadi produsen Doloksanggul, masakan siap saji yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar di kota produk masakan paling favorit yang di produksi oleh rumah makan ANDA antara lain: Ayam Goreng Terbalut Telor Sambal Belacan, Ayam Bakar Dadakan Sambal Belacan, Nasi Goreng, Bakso Asli Daging Sapi dan berbagai jenis minuman seperti juss lainnya.

Setelah melakukan pengamatan terhadap konsumen muslim yang berada dikota Doloksanggul dan sekitarnya tentang bagaimana pengaruh pencantuman label halal di setiap produk makanan, ternyata semua masyarakat menerapkannya.

Hal inilah yang menjadikan menarik perhatian untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pencantuman Label Halal terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Muslim (studi pada RM. ANDA Doloksanggul kabupaten Humbang Hasundutan)”.

(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarka uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :Bagaimana Pengaruh Label Halal (X) terhadap Keputusan Pembelian (Y) Konsumen Muslim?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peelitian ini adalah :Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Label Halal (X) Terhadap Keputusan Pembelian (Y) Masyarakat Muslim pada RM. ANDA Doloksanggul.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi Peneliti

Peneliti ini di harapkan dapat menambah wawasan yang luas dan pengetahuan mengenai pengaruh produk yang berlabel halal. Penelitipun dapat mengetahui seberapa besar minat masyarakat dalam pembelian produk yang berlabel halal.

2) Bagi Perusahaan

Memberikan sumbangan pemikiran mengenai pengaruh pencantuman label halal terhadap perilaku pembelian masyarakat dan penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran serta di terapkan secara nyata dan menjadi bahan masukan dalam perusahaan.

3) Bagi Program Studi

Penelitian ini diharapkan menjadi sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengaruh pencantuman label halal terhadap perilaku pembelian masyarakat muslim.

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Label Halal 2.1.1 Definisi Label

Menurut Drs. M. Sadar, MH, Prof. MOH. Taufik Makarao, SH, MH, dan Hobloel Mawadi, SH. Dalam bukunya yang berjudul Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia mengatakan Peraturan Mentri Perdagangan Nomor 62 Tahun 2009 tersebut Bab 1 mengatur tentang Ketentuan Umum. Pasal 1 menyatakan, dalam peraturan mentri ini yang di maksud dengan: 1. Label adalah setiap keterangan mengenai barang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada barang, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan barang.

label merupakan alat penyampai informasi tentang produk yang tercantum pada kemasan. Selain memberikan informasi mengenai nama produk, label juga memberikan informasi daftar bahan yang terkandung dalam produk, berat bersih, daya tahan, nilai ataupin kegunaan produk serta keterangan tentang halal.

Kehalalan suatu produk makanan saat ini menjadi kompleks, memerluka penanganan yang sangat serius karena banyak kemungkinan yang dihadapi yang dapat sampai haramnya atau halalnya suatu produk makanan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2010:254) menyatakan bahwa label adalah merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau

(21)

kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mengdiferensiasikan mereka dari para pesaing.

Adapun menurut Stanton (2008 :94) membagi label kedalam 3 klasifikasi yaitu :

1. Brand Label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada kemasan.

2. Grade Label yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk, dengan suatu huruf, angka,atau kata.

3. Descriptive Label yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai penggunaan, konstruksi/pembuatan, perhatian/perawatan, dan kinerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang berhubungan dengan produk.

Dapat disimpulkan bahwa label merupakan bagian dari produk yang memiliki sejumlah informasi mengenai produk dan bentuknya dapat berupa label yang ditempel pada produkk sampai pada grafik yang kompleks yang merupakan bagian dari kemasan.

Mengacu pada klasifikasi label yang diberikan oleh Stanton (2008:94) dalam Rambe dan Afifuddin (2012), maka label halal masuk dalam klasifikasi descriptive label yang menginformasikan tentang :

1. Proses pembuatan produk sesuai dengan standar halal.

2. Bahan baku produk yang sesuai dengan standar halal.

3. Efek yang ditimbulkan yang sesuai dengan standart halal.

(22)

2.1.2 Definisi Halal

Kehalalan merupakan masalah yang paling dahulu berhubungan dengan manusia. Masalah tersebut telah ada semenjak manusia belum diturunkan ke bumi dan merupakan pelajaran pertama yang diterima dari Tuhan ketika Allah menentukan kaidah tentang kehalalan, dipertimbangkan pula kemampuan manusia dalam bersabar terhadap segala sesuatu, maka dari itu Allah tidak menentukan tentang kehalalan pada udara, akan tetapi untuk makanan dan minuman serta hal- hal yang dikonsumsi selain makanan dan minuman (seperti halnya; kosmetika, obat-obatan dan lain-lain) ditentukan tentang kehalalannya.

Sejak dahulu umat Islam dan bangsa ini berbeda-beda dalam persoalan makanan dan minuman, apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak boleh, khususnya berupa binatang. Sedangkan mengenai makanan dan minuman dari tumbuh-tumbuhan tidak banyak perselisihan dikalangan manusia. Islam tidak mengharamkan kecuali sesuatu yang telah berubah menjadi khamar (memabukkan), baik terbuat dari anggur, kurma, gandum, maupun benda-benda lain. Intinya, makanan ataupun minuman itu memabukkan. Demikian juga Islam mengharamkan sesuatu yang menyebabkan hilangnya kesadaran dan melemahkan urat, dan segala sesuatu yang membahayakan tubuh.

Islam menyeru manusia secara umum untuk memakan yang baik-baik, dan tidak mengikuti langkah-langkah syaitan yang memanipulasi sebagian manusia dengan menampakkan indah tindakan mengharamkan apa yang dihalalkan dan menghalalkan apa yang telah diharamkan.

Makanan atau tha’am dalam bahasa Al-Qur’an adalah segala sesuatu yang dimakan atau dicicipi, karena itu minumanpun termasuk dalam pengertian tha’am.

(23)

Makanan merupakan objek dari suatu benda yang dimakan. Menyantap makanan diartikan dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar terpenuhi zat-zat yang dibutuhkan dalam tubuh.

Oleh karena itu agama Islam memerintahkan agar dalam mengkonsumsi makanan haruslah halal dan thayyib. Halal adalah segala sesuatu yang boleh dikerjakan atau dimakan. Dengan pengertian bahwa orang yang melakukannya tidak mendapat sanksi dari Allah SWT. Istilah halal biasanya berhubungan dengan masalah makanan dan minuman.

Labelisasi adalah kata yang berasal dari dari bahasa inggris “label” yang berarti “nama” atau memberi sedangkan dalam termonologi materi ini bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualanya. Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal. Hasil dari kegiatan sertifikasi halal adalah diterbitkannya sertifikat halal apabila produk yang dimaksudkan telah memenuhi ketentuan sebagai produk halal.

2.1.3 Definisi Label Halal

Menurut MUI Label Halal merupakan pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Label halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal,menurut Utami (2013).

(24)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Pasal 10, setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat islam, bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keteranganatau tulisan halal pada label.

Pengertian Halal menurut Departemen Agama yang dimuat dalam KEPMENAG RI No 518 Tahun 2001 tentang Pemeriksaan dan Penetapan Pangan Halal adalah: tidak mengandung unsur atau bahan haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, dan pengolahannya tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Dalam buku Ensiklopedia Islam Indonesia disebutkan bahwa halal artinya tidak dilarang, dan diizinkan melakukan atau memanfaatkannya. Halal itu dapat diketahui apabila ada suatu dalil yang menghalalkannya secara tegas dalam al- Qur’an dan apabila tidak ada satu dalil pun yang mengharamkannya atau melarangnya.

Sedangkan thayyib berarti baik, lezat dalam arti bahwa suatu makanan tidak kotor dari segi zatnya atau rusak (kadaluarsa) atau dicampuri benda najis.

Sertifikasi halal dilakukan oleh lembaga yang mempunyai otoritas untuk melaksanakannya. Tujuan akhir dari Sertifikasi halal dan labelisasi halal merupakan dua kegiatan yang berbeda tetapi mempunyai keterkaitan satu sama lain. Sertifikasi halal dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan pengujian secara sistematik untuk mengetahui apakah suatu barang yang diproduksi suatu perusahaan telah memenuhi ketentuan halal.

(25)

Halal berasal dari bahasa arab yang artinya membebaskan memecahkan, membubarkan dan membolehkan. Menurut Qardhawi halal adalah sesuatu yang mudah (diperkenankan), yang terlepas dari ikatan larangan , dan diizinkan oleh pembuat Syari’at Islam untuk dilakukan. Dengan demikian definisi halal berdasarkan Al-Qur’an dan hadis sangat simpel dan jelas. Segala sesuatu yang baik bagi tubuh, akal dan jiwa maka hukumnya halal.

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Label Halal Resmi MUI Gambar Halal RM. ANDA

Sumber: halalmui.org Sumber: Peneliti, 2019 2.1.4 Konsep Halal

Secara etimologi halal yang berarti hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang melarangnya.

Halal adalah sesuatu yang diperbolehkan menurut ajaran Islam, seperti yang telah terkandung dalam firman Allah QS Al-Maidah/5: 88:

(26)

Terjemahnya

”Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada- Nya”

”Makanan” dalam ayat ini maksudnya bukan hanya tertuju padamakanan yang dimakan lewat mulut saja, namun merupakan sesuatu yang dikonsumsi atau digunakan di badan seperti halnya kosmetik.

2.1.5 Definisi Sertifikasi Halal

Sertifikasi halal merupakan jaminan keamanan bagi seorang konsumen muslim untuk dapat memilih makanan yang baik baginya dan sesuai dengan aturan agama. Produk makanan yang memiliki sertifikasi halal adalah produk yang didalam proses pengolahannya memenuhi standar dalam keamanan dan kebersihannya (Lada et al, 2009)

Menurut keputusan Menteri Agama R.I nomer 518 menyatakan bahwa sertifikasi halal adalah fatwa tertulis yang menyatakan kehalalan suatu produk pangan yang dikeluarkan oleh lembaga pengkajian pangan, obat-obatan dan kosmetika majelis ulama Indonesia LPPOM MUI. Sertifikasi halal di Indonesia dikeluarkan resmi oleh MUI yang mengindikasikan bahwa produk sudah lolos tes uji halal. Produk yang memiliki sertifikasi halal adalah produk yang telah teruji dalam kehalalan dan bisa dikonsumsi umat muslim. Produk yang telah memiliki sertifikasi halal dibuktikan dengan pencantuman logo halal dalam kemasan produk (halalmui.org)

(27)

2.1.6 Indikator Label Halal

Indikator labelisasi halal menurut Mahwiyah (2010:48) ada tiga, yaitu pengetahuan, kepercayaan, dan penilaian terhadap labelisasi halal. Berikut ini adalah arti dari masing-masing indikator diatas berdasarkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan wikipedia:

1. Pengetahuan, merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang.

2. Kepercayaan, merupakan suatu keadaan psikologis pada saat seseorang menganggap suatu premis benar. Atau dapat juga berarti anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata.

3. Penilaian terhadap labelisasi halal, merupakan proses, cara, perbuatan menilai,pemberian nilai yang diberikan terhadap labelisasi halal.

Dengan adanya pencantuman label halal, konsumen lebih merasa aman dalam mengkonsumsi dan menggunakan produk atau makanan tersebut. Selain itu, konsumen juga mendapatkan jaminan bahwa produk tersebut tidak mengandung sesuatu yang tidak halal dan diproduksi dengan cara yang halal dan beretika. Sedangkan bagi produsen, pencantuman label halal dapat membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen terhadap produk tersebut. Produk yang bersertifikat halal memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan produk yang tidak mencantumkan label halal tersebut.

(28)

2.2 keputusan pembelian

2.2.1 Definisi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Sofjan Assauri,2004:141).

Menurut Schifman dan Kanuk (2007:485) keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak melakukan pembelian, pilihan antara merek X dan Y, atau pilihan untuk menggunakan waktu mengerjakan ”A”

dan ”B”, orang tersebut berada dalam posisi mengambil keputusan.

Menurut Fandy Tjiptono (2002) pada penelitian Fristiana (2013:4) keputusan pembelian adalah tindakan yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan- tindakan tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dilihat bahwa pemahaman tentang perilaku konsumen adalah pekerjaan yang tidak mudah. Sehingga cukup sulit dan kompleks, khususnya yang disebabkan oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi. Variabel-variabel tersebut cenderung saling berinteraksi antar variabel satu dengan variabel lainnya. Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya.

Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan atau

(29)

opini. Itu semua bermula ketika kita perlu untuk melakukan sesuatu tetapi tidak tahu apa yang harus di lakukan.

2.2.2 Indikator Keputusan Pembelian

Dalam mengambil suatu keputusan pembelian dibutuhkan suatu proses.

Dimana dalam proses tersebut merupakan indikator pengambilan keputusan pembelian yang spesifik, menurut Kotler dan Keller (2016:234) mengemukakan proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang dilakukan oleh seorang konsumen sebelum sampai pada keputusan pembelian dan selanjutnya pasca pembelian. Hal ini menunjukkan bahwa indikator proses membeli yang dilakukan oleh konsumen mempunyai konsekuensi setelah pembelian tersebut dilakukan.

Gambar 2.3

Indikator Keputusan Pembelian

Sumber : Kotler dan Keller (2016:235)

Model lima tahap keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2016:235- 243), yaitu:

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalag atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan dari dalam atau dari luar pembelian.

2. Pencarian Informasi

Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, meliputi : 1. Sember pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Setelah Pembelian

(30)

2. Sumber komersial: iklan, tenaga penjual penyalur kemasan, pameran.

3. Sumber public: media massa, organisasi konsumen.

4. Sumber eksprimental: pernah manganic, menguji dan menggunakanproduk tersebut.

3. Evaluasi alternatif

Dalam tahap ini tidak ada suatu proses evaluasi yang mudah dan tunggal yang dapat di pergunakan untuk semua konsumen atau bahkan oleh seorang konsumen dalam semua situasi pembelian.

4. Keputusan pembelian

Tahap ini diawali dengan tahap penilaian berbagai alternatif yang dapat dilihat dari atribut-atribut yang melekat pada produk itu. Dengan indikasi itu konsumen membentuk pilihan. Namun, ada dua faktor yang mempengaruhi pada saat memilih, yaitu sikap positif atau negatifnya pada orang tersebut terhadap suatu produk.

5. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah pembelian, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu dan akan siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

2.2.3 Peran Keputusan Pembelian

Pembelian merupakan hal yang penting bagi pembeli dan penjual (perusahaan) itu sendiri. Bagi perusahaan adalah penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian, namun terdapat hal lain yang harus juga diperhatikan perusahaanya itu pemegang peranan pembelian dan keputusan untuk membeli.

(31)

Terdapat lima peran yang terjadi dalam keputusan pembelian yang di jelaskan oleh Simamora (2004:15), yakni:

1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu produk.

2. Pemberi Pengaruh (influencer), orang yang pandangan atau nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan keputusan terakhir.

3. Pengambil Keputusan (decider), orang yang sangat menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli, dan dimana membelinya.

4. Pembeli (buyer), orang yang melakukan pembelian nyata.

5. Pemakai (user), orang yang mengkonsumsi atau memakai suatu produk dimana kualitas produk sangat berperan penting

2.2.4 Tipe Perilaku Keputusan Membeli

Menurut Assael sebagaimana dikutip Kotler (2000) dalam Simamora (2002:22-24), membedakan empattipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan pada tingkat keterlibatan pembelidan tingkat perbedaan diantara merek.

1. Perilaku Membeli yang Rumit (ComplexBuyingBehavior) Perilaku membeli yang rumit membutuhkan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian dengan berusaha menyadari perbedaan-perbedaan yang jelasdi antaramerek-merek yang ada. Perilaku membeli ini terjadi pada waktu membeli produk-produk yang mahal, tidak sering membeli, berisiko dan dapat mencerminkan diri pembelinya.Biasanya konsumen tidak tahu terlalu banyak tentang kategori produk dan harus berusaha untuk mengetahuinya. Sehingga pemasar harus menyusun strategiuntuk memberikan informasi kepada konsumen tentang

(32)

atribut produk, kepentingannya, tentang merek perusahaan, dan atribut penting lainnya.

2. Perilaku Membeli Berdasarkan Kebiasaan (HabitualBuyingBehavior) Dalam hal ini, konsumen membeli suatu produk berdasarkan kebiasaan, bukan berdasarkan kesetiaan terhadap merek. Konsumen memilih produk secara berulang bukan karena merek produk, tetapi karena mereka sudah mengenal produk tersebut. Setelah membeli, mereka tidak mengevaluasi kembali mengapa mereka membeli produk tersebut.

3. Perilaku Pembeli yang Mencari Keragaman (Variety Seeking BuyingBehavior)

Perilaku ini memiliki keterlibatan yang rendah, namun masih terdapat perbedaan merek yang jelas. Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan. Jadi merek dalam perilakuini bukan merupakan suatu yang mutlak. Sebagai marketleader, pemasar dapa tmelakukan strategi seperti menjaga agar jangan kehabisan stok atau dengan promosi-promosi yang dapat mengingatkan konsumen akan produknya.

Karena, sekali kehabisan stok, konsumen akan beralih ke merek lain. Apalagi para pesaing sudah menawarkan barang dengan harga yang lebih rendah, kupon, sampel, dan iklan yang mengajak konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru. Perilaku demikian biasanya terjadi pada produk-produk yang sering dibeli, harga murah, dan konsumen sering mencoba merek-merek baru.

(33)

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, social, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Sebagian besar adalah factor-faktor yang tidak dapat di kendalikan oleh pemasar, tetapi harus benar- benar diperhitungkan.

Faktor-Faktor Kebudayaan

1. Kebudayaan. Kebudayaan merupakan factor tertentu yang paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Bila makhluk-makhluk lain bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari.

2. Subbudaya. Setiap kebudayaan terdiri dari subbudaya-subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebigh spesifik untuk para anggotanya. Subbudaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis.

3. Kelas social. Kelas-kelas social adalah kelompok yang relative homoogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai dan perilaku yang serupa.

Faktor-Faktor Sosial

1. Kelompok referensi. Kelompok referensi seseotang terdiri dari seluruh kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Beberapa, diantaranya kelompok primer, yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti keluarga, teman, tetangga, dan teman sejawat. kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan yang mana interaksi yang terjadi kurang berkesinambungan. Kelompok yang seseorang ingin menjadi anggotanya

(34)

disebut kelompok aspirasi. Sebuah kelompok diasosiatif (memisahkan diri) adalah sebuah kelompok yang nilai atau perilakunya tidak disukai oleh individu.

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok referensi dari konsumen sasaran mereka. Orang umumnya sangat dipengaruhi oleh kelompok refernsi mereka pada tiga cara, pertama, kelompok referensi memperlihatkanpada seseorang perilaku dan gaya hidup baru, kedua, mereka juga mempengaruhi sikap dan konsep jati diri seseorang karena orang tersebut umumnya ingin

“menyesuaikan diri”, ketiga, mereka menciptakan tekanan untuk menyesuaikan diri yang dapat mempengaruhi pilihan produk dan merek seseorang.

2. Keluarga. Kita dapat membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama ialah: keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang.dari orangtualah seseorang mendapatkan pandangan tentang agama, politik, ekonomi, dan merasakan ambisi pribadi nilai atau harga diri dan cinta. Keluarga prokreasi yaitu pasangan hidup anak-anak seseprang keluarga merupakan organisasi pembeli yang konsumen yang paling penting dalam suatu masyarakat dan telah diteliti secara intensif.

3. Peran dan Status. Seseorang umumnya berpartisipasi dalamkelompok selama hidupnya keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

(35)

Faktor Pribadi

1. Umur dan tahapan dalamsiklushidup.konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitianterakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya.

2. Pekerjaan. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang meliliki minat diatas rata-rata terhadap produk danjasa tertentu.

3. Keadaan Ekonomi. Yang di maksud keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri daripendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase yang mudah dijadikan uang) kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.

4. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social seseorang,

5. Kepribadian dan konsep diri. Yang dimaksud dengan kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dan setiap orang yang memandang responsnya terhadap lingkungan yang relative konsisten. Kepribadian merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen.bila jenis-jenis kepribadian tersebut dan berbagai pilihan produk atau merek.

(36)

Faktor-Faktor Psikologis

1. Motivasi. Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, kebutuhan ini timbul dari suatu keadilan fsiologis tertentu, seperti rasa lapar, haus, resah tidak nyaman.

Adapun kebutuhan lain bersifat fsikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fsiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

Teori-teori motivasi:

1. Teori motivasi Freud, mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang sebenarnya membentuk prilaku manusia sebagian bersifat dibawah sadar.

Freud melihat bahwa seseorang akan menekan berbagai keinginan seiring dengan proses pertumbuhannya dan proses penerimaan aturan social.

Keinginan ini tidak pernah berhasil dihilangkan atau dikendalikan secara sempurna, dan biasanya muncul kembali dalam bentuk mimpi, salah bicara, dan perilaku neurotis.

2. Teori motivasi Maslow, menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu. Mengapa seseorang menggunakan waktu dan energy yang besar untuk keamanan pribadi, sedangkan orang lain menggunakan waktu dan energy yang besar untuk mengejar harga diri? Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suati hirarki, dan kebutuhan yang paling mendesak hingga yang kurang mendesak.

3. Teori motivasi Herzberg, mengembangkan “teori motivasi dua faktor”

yang membedakan antara faktor yang menyebabkan kepuasan, teori ini memiliki dua implikasi. Pertama, penjual haruslah menghindari faktor- faktor yang menimbulkan ketidakpuasan, seperti buku pedoman

(37)

penggunanan komputer yang buruk atau kebijaksanaan pelayanan yang kurang baik. Kedua, produsen haruslah mengidentifikasi factor-faktor yang menimbulkan kepuasan atau motivator-motivator utama dari pembelian dipasar komputer dan memastikan hal-hal ini tersedia. Faktor- faktor yang memuaskan ini akan membuat perbedaan utama antara merek komputer yang di beli oleh pelanggan.

2. Persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:

1. Perhatian yang selektif.

2. Gagasan yang selektif.

3. Mengingat kembali yang selektif.

Faktor-faktor persepsi ini yaitu perhatian, gangguan, dan mengingat kembali yang selektifberarti bahwa para pemasar harus bekerja keras agar pesan yang disampaikan diterima.

3. Proses belajar. Proses belajar menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.

4. Kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorangterhadap sesuatu.

Kita sekarang dapat menghargai bebagai kekuatan yang memengaruhi perilaku konsumen. Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang saling memengaruhi dan yang rumit antara faktor-faktor budaya,

(38)

social, pribadi, dan psikologi. Banyak dari faktor-faktor ini tidak banyak di pengaruhi oleh pemasar. Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang mungkin memiliki minat terbesar terhadap suatu produk. Faktor-faktor lain dapat dipengaruhi oleh pemasar dan dapat mengisyaratkan pada pemasar mengenai bagaimana mengembangkan produk, harga, distribusi, dan promosi.

2.4 Kerangka Berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian produk ANDA. Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap masalah yang akan dibahas. Adapun kerangka konseptual yang akan dikembangkan pada penelitian ini yaitu:

Gambar 2.4

Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: Peneliti 2019

2.5 Penelitian Terdahulu

Penulis melakukan peninjauan pada beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian mengenai pencantuman label halal telah banyak dilakukan. Peneliti mengambil lima penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

Label Halal (X) Keputusan

Pembelian (Y)

(39)

1. Penelitian pertama di lakukan olen Husnul Tafjirah dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembeli Produk KFC (studi pada KFC Hertasning di kota Makasar) Berdasarkan hipotesis dan analisis yang tela dilakukan maka dalam penelitian adalah “Labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembeli produk KFC Hertasning Kota Makassar”. Hal ini menunjukan bahwa produk KFC dalam mencantumkan labelisasi halal memberikan nilai positif yang memiliki peluang besar dalam mempengaruhi keputusan pembeli. Ini berarti pembeli mengomsumsi produk KFC diragu lagi, Karena jelas-jelas produk KFC mempunyai pencantuman labelisai halal yang tertera dalam produk.

2. Penelitian kedua di lakukan oleh Asrina dan Lince Bulutoding dengan judul

“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Produk Kosmetik Di KotaMakasar (studi kasus pada Giant Supermarket Alauddin) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa labelisasi halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian produk kosmetik pada Giant Supermarket Alauddin Makassar. Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan kesimpulan tersebut maka disarankan untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya. Pertama, untuk dinas kesehatan, dewan MUI dan pemerintah diharapkan lebih intens untuk mensosialisasikan kepada produsen kosmetik yang berada di Indonesia agar mencantumkan label halal pada produknya, karena di Indonesia mayoritas pemeluk agama Islam yang sangat memerlukan jaminan tersebut. Kedua,

(40)

untuk Giant Supermarket agar menjadikan label halal sebagai standar utama dalam memilih jenis produk kosmetik yang ditawarkan kepada konsumen.

Ketiga, konsumen diwajibkan untuk selalu mengutamakan pemilihan kosmetik yang halal sebagai kebutuhan baik untuk pertimbangan kesehatan dan keamanan maupun untuk kesucian dalam beribadah.

3. Penelitian ketiga di lakukan oleh Hj. Iranita, SE.,MSi dengan judul “Pengaruh Labelisasi Halal Produk Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian (studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitan Maritim Raja Ali Haji) Pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan dari hal-hal yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam memilih produk yang berlabelisasi halal pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), diperoleh model regresi Y = 23,191 + 0,159X dimana Nilai konstanta a memiliki arti bahwa ketika variabel Labelisasi Halal (X) bernilai nol atau Keputusan Pembelian (Y) tidak dipengaruhi oleh Labelisasi Halal, maka ratarata Keputusan Pembelian bernilai 23,191.

Sedangkan koefisien regresi b memiliki arti bahwa jika variabel Labelisasi Halal (X) meningkat sebesar satu satuan, maka Keputusan Pembelian akan meningkat sebesar 0,159. Berdasarkan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,532, yang berarti terdapat hubungan yang sedang dan searah antara variabel Labelisasi Halal dengan Keputusan Pembelian.

Artinya, semakin tinggi Labelisasi Halal maka semakin meningkat Keputusan Pembelian, atau semakin besar Keputusan Pembelian, maka semakin meningkat Labelisasi Halal dan diperoleh nilai t hitung sebesar 5,423. Karena

(41)

nilai t hitung (5,432) > t tabel (1,872), maka Ho ditolak. Artinya, terdapat pengaruh antara Labelisasi Halal (variabel X) terhadap Keputusan Pembelian (variabel Y).

4. Penelitian keempat di lakukan oleh Erna Restu Hidayah dengan judul

“Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian (studi pada Depot Air Mineral Shofiro Bantarsoka, Purwokerto, Banyumas) Labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 54,7% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Konsumen melakukan berbagai pertimbangan sebelum memutuskan untuk membeli air mineral, salah satunya adalah label halal pada kemasan produk. Faktor yang menentukan apakah air mineral tersebut dikatakan halal dapat dilihat dari proses pembuatan, sampai pada pengemasan. Air mineral yang sesuai dengan syariat Islam itu penggunaan mesin yang steril, penggunaan air yang bersih dan suci sebagai utilitas serta memperhatikan sanitasi pekerja yang akan memproses air mineral yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi sehingga mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Di dalam Islam air yang terjaga kesuciannya mempunyai persyaratan antara lain tidak berubah rasa, tidak berubah bau dan tidak berubah warnanya. Jika berubah menjadi masam berarti air tersebut kotor dan dilarang untuk meminumnya.

5. Penelitian kelima di lakukan oleh Faradillah Lubis dengan judul “Pengaruh Perilaku Konsumen dan Label Halal Produk Makanan Rumah Tangga Terhadap Keputusan Konsumsi Di Palangka Raya” (Keluarga Mahasiswa Ekonomi Syariah IAIN Palangka Raya) Bedasarkan data yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dengan menggunakan analisis regresi linear ganda,

(42)

maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil yang didapatkan dari uji F (serentak) sebesar 7,132, maka sesuai dengan kriteria uji F tersebut maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh secara signifikan antara perilaku konsumen dan label halal secara bersama-sama atau serentak terhadap keputusan konsumsi.

Dan dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen dan label halal berpengaruh terhadap keputusan konsumsi di Palangka Raya (Keluarga mahasiswa ekonomi syariah IAIN Palangka Raya).

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini menggunakan metode asosiatif dengan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiono (2014:55), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong sebagai penelitian asosiatif atau hubungan, yaitu penelitian untuk mengetahui sebab akibat. Data dalam penelitian ini didapat dari kuisioner yang disebarkan ke seluruh responden yang memiliki kriteria khusus yang kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS. Hasil data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan,

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Doloksanggul Sumatera Utara. Waktu penelitian diperkirakan dari awal bulan Mei 2019 sampai bulan Juni 2019.

Metode penentuan daerah penelitian ini dengan menggunakan non- probability sampling karena jumlah populasi yang tidak diketahui dengan pasti.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Pusposive Sampling atau

(44)

metode pengambilan sampel berdasarkan tujuan tertentu. Kemudian dipilih pengambilan sampel keputusan (Judgement Sampling) karena dapat memberikan posisi terbaik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan, shingga penelitian ini dilakukan di Kota Doloksanggul dengan pertimbangan karena Kota Doloksanggul merupakan kota yang terbilang kota yang masyaraktnya minoritas muslim.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah konsumen muslim di Kota Doloksanggul.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018:81). Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan secara Nonprobability Sampling adalah sebuah teknik yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Kriteria responden pada penelitian ini adalah konsumen yang beragama Islam berusia minimal 17 tahun dan telah berkunjung serta melakukan pembelian lebih dari satu kali.

(45)

Menurut Rao Purba dalam Sujarweni (2015:155) jika sampel tidak dapat diketahui dengan pasti maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Tingkat keyakinan penentuan sampel

Moe : Tingkat kesalahan maksimum yang bias di toleransi 10%

n = 96,04

Maka dapat diketahui bahwa yang menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 96 responden.

3.4 Hipotesis

Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat di uji secara empiris Good dan Scates. Nazir (2014:123) menjelaskan bahwa hipotesis merupakan sebuah taksiran atau refrensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta tentang kondisi yang diteliti. Adapun Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0: Variabel Label Halal (X) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y).

(46)

Ha : Variabel Label Halal (X) berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian konsumen (Y).

3.5 Definisi konsep

Penjelasan variabel mengenai arti sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian. Peneliti berusaha menyederhanakan dengan menggunakan istilah-istilah tertentu:

1. Label Halal

Label Halal merupakan pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal. Berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang label halal dan iklan pangan menyebutkan label adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label halal adalah label yang dicantumkan pada kemasan pangan yang mengindikasikan bahwa suatu produk telah menjalani proses pemeriksaan kehalalan dan telah dinyatakan halal (Departemen Ilmu Teknologi Pangan-IPB, 2010).

2. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak

(47)

melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya (Sofjan Assauri,2004:141).

3.6 Definisi Operasional

Variabel diukur dalam rangka memudahkan pelaksanakan penelitian dilapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan:

Tabel 3.1

Tabel Variabel Operasional

VariabeL Definisi Indicator Skala

Label Halal (X)

Mahwiyah (2010:48) Label Halal merupakan pencantuman tulisan atau

pernyataan halal pada kemasan produk untuk

menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk

halal

1. Pengetahuan 2. Kepercayaan 3. Penilaian

terhadap Label Halal

Likert

Variabel Definisi Indicator Skala

Kotler dan Keller (2016:234) Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan

1. Pengenalan masalah 2. Pencarian

informasi 3. Evaluasi

alternatif

(48)

Definisi Indikator Keputusan

Pembelian (Y)

keputusan akan pembelian yang

mencakup penentuan apa yang

akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan

keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya

4. Keputusan pembelian 5. Perilaku pasca

pembelian Likert

Sumber: Peneliti 2019

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala yang digunakan untuk mengukur variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi, seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi, hal ini secara spesifik telah ditetapkan oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Variabel penelitian ini dijabarkan melalui dimensi menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijadikan indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menyusun butir pertanyaan atau pertanyaan yang berkaitan dengan variabel penelitian. Ada lima alternatif yang akan digunakan dalam pemberian skor, yaitu sebagai berikut:

(49)

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Variabel

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Sugiono, (2008:11)

3.8 Teknik Pengumpulan Data 3.8.1 Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dengan melakukan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti yang dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian. Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari para responden yang telah ditetapkan.

3.8.2 Pengumpulan Data Skunder

Pengumpulan data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mendapatkan data-data tertulis yang berkaitan dengan penelitian melalui buku-buku, dokumen-dokumen, penelitian terdahulu, hingga internet.

Gambar

Gambar 2.1     Gambar 2.2
Tabel Variabel Operasional
Gambar 2.5  Normal Probability Plot
Gambar 2.7  Uji Heteroskedastisitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “IMPLEMENTASI MODEL IMPROVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN (Penelitian Tindakan

Sedangkan petani dan pencari kayu bakar di dua desa sasaran utama yaitu Desa Sumberklampok dan Desa Melaya menyatakan melihat atau mendengar tentang pelestarian

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara Penerapan standar akuntasi pemerintah berbasis akrual terhadap kualitas laporan

Dengan demikian peneliti perlu mengadakan penelitian lebih mendalam bagaimana Peran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya Balai Pelaksana Teknis Bina Marga

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa, bakteri yang terdapat pada tubuh Lalat berjumlah 6 isolat, 4 isolat bakteri dari genus Salmonella, Providencia, Escherichia dan

PNS yang telah diangkat dalam jabatan struktural tertentu karena ia loyal dan berjasa dalam politik, tanpa disadarinya, ia akan mengalami proses psikologi yang

Penggunaan media pembelajaran berbasis android mendapatkan respon yang baik dari para siswa yang menggunakan media tersebut berdasarkan data yang telah dianalisa

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies lalat buah yang menyerang buah naga di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut serta musuh alaminya