• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI"

Copied!
191
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Selfie Widya Kumalasari NIM: 151134085. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya tulisanku ini dipersembahkan untuk: 1. Allah SWT yang selalu menuntun setiap langkahku dan tiada henti memberikan berkat yang melimpah. 2. Kedua orang tuaku, Bapak Purbatin Selo Cahyono dan Ibu Farhah Mufrianie yang selalu memberiku semangat dan tidak pernah lupa mendoakanku. 3. Danang Widagdo yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Rosa Erwina Ayu Syafitri, S.E yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan selalu siap sedia untuk membantu aku menghadapi kesulitan. 5. Teman sepayung yang selalu berjuang dan bertukar pikiran bersama-sama: Yustina Gina Aprinta Utami dan Agustina Diyah Ayu Purnasari. 6. Para teman-teman seperjuangan dan teman sepayung besar yang selalu ada untuk memberikan semangat, motivasi dan bantuannya. 7. Teman-teman alumni PGSD. 8. Para dosen pembimbingku yang selalu sabar dan membantu dalam mengerjakan skripsi. 9. Universitas Sanata Dharma.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. “Lakukanlah sekarang. Terkadang “nanti” bisa jadi “tidak pernah”. (Selfie Widya Kumalasari). “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. (QS. Al-Baqarah: 286). “Jangan menunggu. Takkan pernah ada waktu yang tepat”. (Napoleon Hill). v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 30 April 2020 Peneliti. Selfie Widya Kumalasari. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Selfie Widya Kumalasari. Nomor Mahasiswa. : 151134085. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SD SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya atau memberikan royalti, selama setiap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 April 2020 Yang menyatakan. Selfie Widya Kumalasari. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TURI KABUPATEN SLEMAN Selfie Widya Kumalasari Universitas Sanata Dharma 2020 Latar belakang penulisan ini adalah adanya gerakan program Penguatan Pendidikan Karakter oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di seluruh satuan pendidikan, termasuk di sekolah dasar se-Kecamatan Turi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dan bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri seKecamatan Turi Kabupaten Sleman tahun 2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan metode survei dengan populasi 106 guru dan sampel 86 guru. Instrumen yang digunakan peneliti adalah non tes. Seluruh guru tersebut tersebar di 17 sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan studi dokumenter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) sekolah dasar negeri seKecamatan Turi sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat. Rerata keterlaksanaan penerapan PPK yang merupakan pokok program PPK berbasis masyarakat di seluruh sekolah dasar negeri seKecamatan Turi sebesar 61%. Keterlaksanaan penerapan tiap aspek berada pada penerapan tertinggi yaitu kerja sama orangtua peserta didik sebagai mitra pendidikan karakter (97%), sedangkan penerapan terendah pada kerja sama dengan masyarakat sipil pegiat pendidikan (22%), 2) Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi sudah diterapkan melalui kerja sama dengan orangtua siswa, komunitas keagamaan, pengelola kebudayaan, lembaga pemerintahan seperti kepolisian dan puskesmas, masyarakat sipil pendidikan, lembaga bisnis dan perusahaan, dan lembaga penyiaran media.. Kata Kunci: Masyarakat, Penguatan Pendidikan Karakter, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT IMPLEMENTATION COMMUNITY-BASED CHARACTER EDUCATION SUPPORT PROGRAM IN ELEMENTARY SCHOOLS OF TURI DISTRICT, SLEMAN REGENCY Selfie Widya Kumalasari Sanata Dharma University 2020. The research background of this study was to find the existence of Strengthening the Character Education program by the Ministry of Education and Culture in all education units, including elementary schools all over Turi District. The purpose of this study was to find the extent and to know how a communitybased Character Education Strengthening program implementation in elementary schools all over Turi District, Sleman Regency in 2018. This study was a descriptive quantitative research using a survey method with a population of 106 teachers and a sample of 88 teachers. The instrument used by researchers was non-test. All teachers were spread in 17 public elementary schools in Turi District. The researcher was used simple random sampling. The data was collected through questionnaires and documentary studies. The results of this study indicated that: 1) Public elementary schools all over Turi District have implemented a community-based Character Education Strengthening program. The average implementation of PPK which was the mainstay of the community-based PPK program in all elementary schools in Turi District by 61%. The implementation of each aspect was at the highest application, namely the collaboration of students' parents as character education partners (97%), while the lowest application was a collaboration with civil society education activists (22%), 2) Community-based Character Education Strengthening Program in Primary Schools. The country in Turi District has implemented collaboration with parents, religious communities, cultural managers, government institutions such as the police and health centers, civil society education, business, and corporate institutions, and media broadcasting institutions. Keyword: Society, Strengthening Character Education, Strengthening communitybased Character Education.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur peneliti panjatkan keada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. Skripsi dengan judul “Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Dasar SeKecamatan Turi Kabupaten Sleman” disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan. dan. bantuan. dari. beberapa. pihak.. Pada. kesempatan. ini,. perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan ide, saran, kritik, dan bimbingan yang sangat berguna selama penelitian. 5. Theresia Yunia Setyawan, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan ide, saran, kritik, dan bimbingan yang sangat berguna selama penelitian. 6. Odo Hadinata, M.Pd., selaku Tim Pengembangan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi. 7. Validator instrumen penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta. 8. Kepala UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Turi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Negeri seKecamatan Turi.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Turi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD yang bersangkutan. 10. Wali kelas I hingga VI SD Negeri se-Kecamatan Turi yang telah bersedia menyempatkan waktu untuk mengisi instrumen penelitian. 11. Kedua orangtua saya, Bapak Purbatin Selo Cahyono dan Ibu Farhah Mufrianie serta budhe, pakdhe, tante, om yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak dukungan baik materi maupun moril berupa doa, kasih sayang, semangat dan perhatian untuk mendorong saya dalam penelitian ini. 12. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) dan dosen-dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang telah membimbing dan mengajarkan beberapa matakuliah yang sangat membantu saya dalam menyusun skripsi ini. 13. Teman satu bimbingan skripsi yang menjadi teman diskusi dan berbagi informasi dalam menyelesaikan penelitian ini. 14. Teman-teman terbaikku Gina, Merlin, Nia, Nanik, Restu yang selalu mendukung dan memberi perhatian dan doa dalam penyusunan skripsi ini. 15. Rosa Erwina Ayu Syafitri, S.Ak., yang selalu menemani saya dalam keadaan susah maupun senang. 16. Halimah Dwi Cahyani, S.Pd., yang selalu memberikan semangat, keceriaan dan selalu siap sedia untuk membantu saya menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. 17. Danang Widagdo yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 18. Teman-teman satu angkatan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan pengalaman di masa perkuliahan saya. 19. Seluruh guru SD Negeri Depok 1 yang telah memberi semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini. 20. Seluruh guru SD Negeri 1 Bantul yang telah memberi semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 21. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.. Peneliti. Selfie Widya Kumalasari. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv HALAMAN MOTTO .................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ..................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Batasan Masalah................................................................................... 5 C. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 F. Definisi Operasional............................................................................. 7 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9 A. Kajian Pustaka...................................................................................... 9 1. Pendidikan Karakter ...................................................................... 9 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) .......................... 17 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Masyarakat .................................................................................... 25 B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 36 C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 41 D. Hipotesis penelitian .............................................................................. 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 44 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 44 B. Setting Penelitian ................................................................................. 45 1. Subjek Penelitian ........................................................................... 45 2. Objek Penelitian ............................................................................ 45 3. Tempat Penelitian .......................................................................... 46 4. Waktu Penelitian ........................................................................... 46 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 46. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Populasi ......................................................................................... 46 2. Sampel .......................................................................................... 47 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 51 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 52 1. Kuesioner ...................................................................................... 52 2. Studi Dokumenter ......................................................................... 52 F. Instrumen Penelitian............................................................................. 53 G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................ 57 H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 67 A. Hasil Penelitian .................................................................................... 67 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .................................................. 67 2. Deskripsi Responden Penelitian .................................................... 69 3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat di SD se-Kecamatan Turi ............. 70 B. Pembahasan .......................................................................................... 80 BAB V PENUTUP .......................................................................................... 90 A. Kesimpulan .......................................................................................... 90 B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 91 C. Saran ..................................................................................................... 92 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93 LAMPIRAN .................................................................................................... 97 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 173. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9 Tabel 3.10 Tabel 3.11 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3. Lokasi Penelitian...................................................................... Penentuan Jumlah Sampel Menurut Krecjie & Morgan.......... Data Sampel Penelitian............................................................ Kisi-kisi Pertanyaan Tertutup Penelitian................................. Kisi-kisi Pertanyaan Terbuka Penelitian.................................. Daftar Cek Sekolah Dasar Negeri Tempat Penelitian ............. Konversi Nilai Skala Lima...................................................... Modifikasi Nilai Skala Lima.................................................... Kriteria Skor Skala Lima......................................................... Rekapitulasi Hasil Validitas Isi................................................ Hasil Validitas Muka............................................................... Daftar Sekolah Dasar yang Diteliti.......................................... Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Pertanyaan Tertutup............... Hasil Rekapan Instrumen Pertanyaan Tertutup........................ xv. 46 48 49 54 55 56 58 58 61 61 62 67 70 72.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Keterpaduan olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa, dan olah karsa.................................................................................... Gambar 2.2 Literature Map............................................................................ Gambar 4.1 Grafik Persentase pada Instrumen Pertanyaan Tertutup........... Gambar 4.2 Grafik Persentase Rata-rata Penerapan PPK............................... Gambar 4.3 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 1... Gambar 4.4 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 2... Gambar 4.5 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 3... Gambar 4.6 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 4... Gambar 4.7 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 5... Gambar 4.8 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 6... Gambar 4.9 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 7... Gambar 4.10 Persentase Penerapan PPK Pertanyaan Tertutup pada Butir 8.... xvi. 16 40 71 73 73 74 75 76 77 78 79 79.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15. Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma.......... Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik................................................................ Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari UPTD Kecamatan Turi..................................................................... Surat Keterangan Sudah Mengumpulkan Hasil Penelitian kepada Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik........................ Rangkuman Daata SD Negeri di Kecamatan Turi................ Coding Data 17 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Turi........................................................................................ Rekap Data Penerapan Instrumen Pertanyaan Tertutup....... Rekap Data Penerapan Instrumen Pertanyaan Terbuka........ Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Tertutup.............................. Kisi-kisi Instrumen Pertanyaan Terbuka.............................. Identitas Responden dan Surat Pengantar Instrumen.......... Kuesioner Pertanyaan Tertutup dan Pertanyaan Terbuka.... Surat Izin Validasi Ahli........................................................ Data Mentah 10 Validasi Ahli.............................................. Daftar Riwayat Hidup............................................................ xvii. 98 99 100 101 102 103 105 108 134 135 136 138 142 143 173.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A.. Latar Belakang Masalah Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu dari misi berdirinya Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Usaha untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut telah tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi “Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokratis serta bertanggung jawab”. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui sekolah-sekolah formal, informal maupun sekolah non-formal (Kurniawan, 2013: 103). Pendidikan sejak dini dapat menjadikan anak-anak bangsa yang berkualitas dan mempunyai karakter yang baik. Karakter adalah serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi. 1.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya (Zubaedi, 2011: 10). Dunia pendidikan diharapkan menjadi motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter sehingga peserta didik maupun masyarakat di Indonesia ini mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis. Pendidikan karakter adalah pengembangan kemampuan pada peserta didik untuk berperilaku baik ditandai dengan perbaikan berbagai kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berkeTuhanan (tunduk patuh pada konsep ketuhanan), dan melaksanakan amanah sebagai pemimpin di dunia. Kemampuan yang perlu dikembangkan pada peserta didik adalah kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri, kemampuan untuk hidup secara harmoni dengan manusia dan makhluk lainnya, serta kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai wahana bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama (Kesuma, Triatna, & Permana, 2013: 7). Menurut Peraturan Presiden Bab 1 Pasal 1 No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan perlibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara pikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik.. 2.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita Presiden Joko Widodo yang kedelapan. Nawacita kedelapan tersebut yaitu penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental. Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru karena sejak 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan arahan presiden kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang akhirnya mencanangkan Penguatan Pendidikan Karakter mulai tahun 2016 (Tim Penyusun PPK, 2017). Adanya kasus penyimpangan karakter oleh siswa menjadi bukti belum terlaksananya pendidikan karakter dengan baik. Contohnya, siswa salah satu sekolah dasar di Sedayu tertangkap basah sedang merokok di sekolah menggunakan rokok elektrik, atau 20 siswa yang tertangkap basah sedang merokok yang selanjutnya diberikan arahan untuk tidak boleh merokok di manapun dan dalam bentuk apapun (Tribratanewsbantul.com, 21/1/2017). Ada pula di Yogyakarta, seorang siswa sekolah dasar menantang dan mengatai gurunya dengan kata. yang tidak wajar (Liputan6.com,. 21/10/2019). Selanjutnya, kasus klitih di Pojok Beteng Wetan Yogyakarta yang salah satu pelakunya masih merupakan siswa sekolah dasar (Harianmerapi.com, 26/6/2018). Hal tersebut mengindikasikan sekolah yang semestinya memberikan konstribusi bagi pengembangan budi pekerti siswa, justru memperburuk moral siswa. Menurut Permendikbud Pasal 6 No. 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan Satuan Pendidikan, Penguatan Pendidikan. 3.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Karakter (PPK) dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat/komunitas. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas merupakan usaha pembentukan karakter yang dilakukan melalui pengintegrasian PPK dalam kurikulum, manajemen kelas, gerakan literasi, layanan bimbingan dan konseling, maupun melalui mata pelajaran khusus. Selanjutnya, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis budaya sekolah merupakan usaha pembentukan karakter melalui pengembangan tradisi sekolah, evaluasi peraturan sekolah, menentukan nilai utama PPK, maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Kemudian, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat merupakan pembentukan karakter yang dilakukan melalui kerja sama dengan orangtua, masyarakat, komunitas, lembaga maupun organisasi. Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat penting untuk dilakukan di sekolah. Berdasarkan pasal 54 ayat 2 Bab XV UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Masyarakat yang terdiri dari individu yang beragam akan mempengaruhi tumbuh kembangnya karakter individu yang ada di lingkungan masyarakat karena juga memiliki tanggung jawab yang sama dalam hal mendidik. Dengan demikian, diharapkan kemampuan peserta didik dapat berkembang dalam melakukan kegiatan bersosial. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian survei yang berjudul “Penerapan Program Penguatan Pendidikan Berbasis Masyarakat di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten. 4.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sleman”. Survei ini dilakukan untuk memperoleh data terkait dengan keterlaksanaan penerapan PPK berbasis masyarakat dari berbagai aspek yang diteliti. Data yang diperoleh kemudian dideskripsikan untuk menggambarkan PPK berbasis masyarakat. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana peran masyarakat dan bentuk penerapan apa saja yang dilakukan untuk mendukung penerapan PPK berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Dengan begitu, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi pengetahuan dan informasi mengenai penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar se-Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman.. B.. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.. Subjek penelitian adalah guru kelas I sampai dengan VI SD Negeri seKecamatan Turi.. 2.. Penelitian ini berfokus pada penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat.. 3.. C.. Penelitian ini dilakukan di 17 SD Negeri se-Kecamatan Turi.. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.. 5.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman?. 2.. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman?. D.. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. 2. Mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.. E.. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam menyusun rencana kegiatan dalam program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat.. 6.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan dapat membantu sekolah dalam meningkatkan penerapan pendidikan karakter di sekolah. 3. Bagi UPT Adanya penelitian ini, dapat memberikan bimbingan dan pembinaan. serta. fasilitas. penyelenggaraan. pendidikan. berbasis. masyarakat melalui penerapan Penguatan Pendidikan Karakter. 4. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan pengetahuan dan menambah wawasan tentang penelitian yang dilakukan dan mengetahui penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis masyarakat pada sekolah dasar negeri khususnya di Kecamatan Turi Kabupaten Sleman.. F.. Definisi Operasional Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. 1. Pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah. 7.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. 3. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat adalah suatu lingkungan masyarakat atau orangtua yang dapat melahirkan suatu kegiatan kemasyarakatan dalam mendukung tumbuh kembang karakter peserta didik.. 8.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter a. Pendidikan Pendidikan merupakan bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain (Feni, 2014: 13). Pendapat di atas diperkuat dengan pengertian pendidikan menurut UndangUndang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2005: 1). Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) telah merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagai pedoman dasar pelaksanaan dan. 9.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengembangan. pendidikan. di. Indonesia.. Pasal. 3. UU. Sisdiknas. menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Kementerian Pendidikan Nasional, 2010: 2). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak untuk mencapai kedewasaannya serta mencapai tujuan agar anak mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri. b. Karakter Akar dari semua tindakan yang jahat dan buruk, tindakan kejahatan, terletak pada hilangnya karakter. Karakter yang kuat adalah sandangan fundamental yang memberikan kemampuan kepada populasi manusia untuk hidup bersama dalam kedamaian serta membentuk dunia yang dipenuhi dengan kebaikan dan kebijakan, yang bebas dari kekerasan dan tindakan-tindakan tidak bermoral. Karakter merupakan nama dari jumlah seluruh ciri pribadi yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, ketidaksukaan, kemampuan, kecenderungan, potensi, nilai-nilai, dan pola-pola pemikiran. Atau dapat. 10.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dikatakan sebagai suatu kerangka kepribadian yang relatif mapan yang memungkinkan ciri-ciri semacam ini mewujudkan dirinya (Bagus, 2005: 392). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil pola pikir, olah hati, olah rasa, dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya (Zubaedi, 2011: 10). Karakter dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas pada setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani & Hariyanto, 2012: 41). Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter adalah ciri khas dari setiap individu dalam berperilaku yang membedakan dirinya dengan orang lain.. 11.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. c. Pendidikan Karakter Salah satu cara untuk membangun karakter adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang ada, baik itu pendidikan di keluarga, masyarakat, atau pendidikan formal di sekolah harus menanamkan nilai-nilai untuk pembentukan karakter. Pendidikan karakter telah menjadi sebuah pergerakan. pendidikan. yang. mendukung. pengembangan. sosial,. pengembangan emosional, dan pengembangan etik para siswa dan suatu upaya proaktif yang dilakukan baik sekolah maupun pemerintah untuk membantu siswa mengembangkan inti dari nilai-nilai etik, nilai-nilai kinerja, seperti kepedulian, kejujuran, kerajinan, keadilan, keuletan, dan ketabahan (fortitude), tanggung jawab, menghargai diri sendiri dan orang lain. Pendidikan karakter hanya akan menjadi sekadar wacana jika tidak dipahami secara lebih utuh dan menyeluruh dalam konteks pendidikan nasional. Bahkan, pendidikan karakter yang dipahami secara parsial dan tidak tepat sasaran justru malah bersifat kontraproduktif bagi pembentukan karakter anak didik. Pendekatan parsial yang tidak didasari pendekatan pedagogi yang kokoh alih-alih menanamkan nilai-nilai keutamaan dalam diri anak, malah menjerumuskan mereka pada perilaku kurang bermoral (Koesoema, 2010: 135). Pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya. Departemen Pendidikan Amerika Serikat mendefinisikan pendidikan karakter sebagai berikut: “Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan. 12.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kebiasaan berbuat yang dapat membantu orang-orang hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat, dan bangsa” (Samani & Hariyanto, 2012: 43). Menjelaskan pengertian tersebut dalam brosur Pendidikan Karakter dinyatakan bahwa: “Pendidikan karakter adalah suatu proses pembelajaran yang memberdayakan siswa dan orang dewasa di dalam komunitas sekolah untuk memahami, peduli tentang, dan berbuat berlandaskan nilai-nilai etik seperti respect, keadilan, kebajikan warga (civic virtue) dan kewarganegaraan (citizenship), dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain” (Samani & Hariyanto, 2012: 43). Untuk memperkuat pendapat dari Winton dan Departemen Pendidikan Amerika Serikat (dalam Samani & Hariyanto, 2012: 43) pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai payung (umbrella term) yang sering kali digunakan dalam mendeskripsikan pembelajaran anak-anak dengan sesuatu cara yang dapat membantu mereka mengembangkan berbagai hal terkait moral, kewargaan, sikap tidak suka memalak, menunjukkan kebaikan, sopan santun dan etika, perilaku, bersikap sehat, kritis, keberhasilan, menjunjung nilai tradisional, serta menjadi makhluk yang memenuhi norma-norma sosial dan dapat diterima secara sosial (Samani & Hariyanto, 2012: 44). Pendidikan karakter merupakan pengembangan kemampuan pada pembelajar untuk berperilaku baik yang ditandai dengan perbaikan berbagai kemampuan yang akan menjadikan manusia sebagai makhluk yang berkeTuhanan (tunduk patuh pada konsep ketuhanan), dan. 13.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia. Kemampuan yang perlu dikembangkan pada pembelajar adalah kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri, kemampuan untuk hidup secara harmoni dengan manusia dan makhluk lainnya, dan kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai wahana bagi kemakmuran dan kesejahteraan bersama (Kesuma, Triatna, & Permana, 2013: 7). Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Schwartz (dalam Samani & Hariyanto, 2013: 168) menguraikan prinsip-prinsip pendidikan karakter yang efektif, yaitu: 1) Pendidikan karakter harus mempromosikan nilai-nilai inti (ethical core values) sebagai landasan bagi pembentukan karakter yang baik. 2) Karakter harus dapat dipahami secara komprehensif termasuk dalam pemikiran, perasaan, dan perilaku. 3) Pendidikan karakter yang efektif memerlukan pendekatan yang sungguh-sungguh dan proaktif serta mempromosikan nilai-nilai inti ke semua fase kehidupan.. 14.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4) Sekolah harus menjadi komunitas yang peduli. 5) Menyediakan peluang bagi para siswa untuk melakukan tindakan bermoral. 6) Pendidikan karakter yang efektif harus dilengkapi dengan kurikulum akademis yang bermakna dan menantang, yang menghargai semua pembelajar dan membantu mereka untuk mencapai sukses. 7) Pendidikan karakter harus secara nyata mengembangkan motivasi pribadi siswa. 8) Seluruh staf sekolah harus menjadi komunitas belajar dan komunitas moral yang semuanya saling berbagi tanggung jawab bagi berlangsungnya. pendidikan. karakter,. dan. berupaya. untuk. mengembangkan nilai-nilai inti yang sama menjadi panduan pendidikan karakter bagi para siswa. 9) Implementasi pendidikan karakter membutuhkan kepemimpinan moral yang diperlukan bagi staf sekolah maupun para siswa. 10) Sekolah harus merekrut orangtua dan anggota masyarakat sebagai partner penuh dalam upaya pembangunan karakter. 11) Evaluasi terhadap pendidikan karakter harus juga menilai karakter sekolah, menilai fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, sampai pada penilaian terhadap bagaimana cara para siswa memanifestasikan karakter yang baik. Manusia Indonesia yang terbentuk melalui pendidikan karakter yang berkelanjutan mulai dari tingkat TK sampai ke perguruan tinggi selayaknya mampu mewujudkan keterpaduan nilai-nilai karakter yang. 15.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. terkandung dalam prinsip empat olah tersebut. Keterpaduan itu secara ringkas ditunjukkan dalam Gambar 2.1 berikut ini.. Gambar 2.1 Keterpaduan Olah Hati, Olah Pikir, Olah Raga, Olah Rasa dan Karsa. Gambar 2.1 menunjukkan keterpaduan antar olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa/karsa. Olah hati berarti dengan beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotis. Olah pikir berarti cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi pada IPTEK, dan reflektif. Olah rasa dan karsa berarti ramah, saling menghargai, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis,. dapat. berkembang. di. berbagai. tempat. (kosmopolit),. mengutamakan kepentingan umum, dinamis, kerja keras, bangga berbahasa dan menggunakan produk Indonesia, dan beretos kerja. Olah raga berarti bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, berdaya tahan,. 16.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih (Samani & Hariyanto, 2017: 24).. 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) a. Latar Belakang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Program penguatan pendidikan karakter menjadi semakin mendesak diprioritaskan karena berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam kebhinekaan dan keutuhan NKRI, munculnya. gerakan-gerakan. separatis,. perilaku. kekerasan. dalam. lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual, tawuran pelajar, pergaulan bebas dan kecenderungan anak-anak muda pada narkoba. Selain persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa, Indonesia juga menghadapi tantangan menghadapi persaingan di pentas global, seperti rendahnya indeks pembangunan manusia Indonesia mengancam daya saing bangsa, lemahnya fisik anak-anak Indonesia karena kurang olah raga, rendahnya rasa seni dan estetika serta pemahaman etika yang belum terbentuk selama masa pendidikan. Berbagai alasan ini telah cukup menjadi dasar kuat bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kembali memperkuat jati diri dan identitas bangsa melalui gerakan nasional pendidikan dengan meluncurkan Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang akan dilakukan secara menyeluruh dan sistematis pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. 17.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Pengertian Peraturan Presiden tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) yaitu pada Pasal 1 menyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Adapun tujuan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi menurut Permendikbud Nomor 20 pasal 1. 18.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal menyebutkan bahwa PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas). Berdasarkan uraian tujuan di atas untuk memperkuat tujuan Penguatan Pendidikan Karakter terdapat beberapa tujuan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301) yaitu pada Pasal 2 bahwa PPK memiliki tujuan sebagai berikut. 1) Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan; 2) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keragaman budaya Indonesia; dan. 19.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan Penguatan Pendidikan Karakter. Mengenai pembahasan pendidikan karakter, mulai dari pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, tujuan pendidikan karakter, maka pendidikan karakter juga mempunyai manfaat. Manfaat penerapan pendidikan karakter adalah sebagai berikut: a) Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. b) Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru. c) Revitalisasi peran kepala sekolah sebagai manager dan guru sebagai inspirator PPK. d) Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat. e) Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari. f) Kolaborasi antar sekolah, Pemda, lembaga masyarakat, pegiat pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya. Lebih lanjut, Koesoema (2010: 2) memberikan formula bahwa pendidikan karakter jika ingin efektif dan utuh harus menyertakan tiga basis desain dalam pemogramannya, yaitu: a) Desain pendidikan karakter berbasis kelas. Desain ini berbasis pada relasi guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pembelajar di dalam. 20.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kelas. Konteks pendidikan karakter adalah proses relasional komunitas kelas dalam konteks pembelajaran. Relasi guru-pembelajar bukan monolog, melainkan dialog dengan banyak arah sebab komunitas kelas terdiri dari guru dan siswa yang sama-sama berinteraksi dengan materi. Memberikan pemahaman dan pengertian akan keutamaan yang benar terjadi dalam konteks pengajaran ini, termasuk di dalamnya pula adalah ranah non instruksional, seperti manajemen kelas, konsensus kelas, dan lain-lain, yang membantu terciptanya suasana belajar yang nyaman. b) Desain pendidikan karakter berbasis kultur sekolah. Desain ini mencoba membangun kultur sekolah yang mampu membentuk karakter anak didik dengan bantuan pranata sosial sekolah agar nilai tertentu terbentuk dan terbatinkan dalam diri siswa. Untuk menanamkan nilai kejujuran tidak cukup hanya dengan memberikan pesan-pesan moral kepada anak didik. Pesan moral ini mesti diperkuat dengan penciptaan kultur kejujuran melalui pembuatan tata peraturan sekolah yang tegas dan konsisten terhadap setiap perilaku ketidakjujuran. c) Desain pendidikan karakter berbasis komunitas atau masyarakat. Dalam mendidik, komunitas sekolah tidak berjuang sendirian. Masyarakat di luar lembaga pendidikan, seperti keluarga, masyarakat umum, dan negara, juga memiliki tanggung jawab moral untuk mengintegrasikan pembentukan karakter dalam konteks kehidupan mereka. Ketika lembaga negara lemah dalam penegakan hukum, ketika mereka yang bersalah tidak pernah mendapatkan sanksi yang setimpal, negara telah. 21.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mendidik. masyarakatnya. untuk. menjadi. manusia. yang. tidak. menghargai makna tatanan sosial bersama. Karakter dibentuk oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, menurut Aushop (2014: 3) faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik di antaranya: 1) Corak nilai yang ditanamkan 2) Keteladanan sang idola 3) Pembiasaan 4) Ganjaran dan hukuman 5) Kebutuhan Oleh karenanya, maka pendidikan karakter diniscayakan untuk menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan; melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama, penciptaan iklim dan budaya, serta lingkungan yang kondusif juga sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta didik (Mulyasa, 2013:10). c.. Nilai – nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, (etik dan spiritual), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi dan numerasi), dan olah raga (kinestetik) sesuai dengan falsafah Pancasila. Nilai karakter yang ingin dikembangkan dalam program ini muncul dalam. 22.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. nilai-nilai seperti religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Kedelapan belas nilai pendidikan karakter tersebut selanjutnya dikristalisasi menjadi lima nilai utama yang membentuk jejaring nilai. Mengacu pada Kemendikbud (2017: 7) dan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 sebagaimana nilai pendidikan karakter tersebut saling berkaitan, berikut penjelasan kelima nilai karakter. 1) Religiusitas, yaitu sikap yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Sub nilai religiusitas antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih. 2) Nasionalisme, yaitu cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sub nilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela. 23.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku dan agama. 3) Kemandirian, yaitu sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan mimpi dan cita-cita. Sub nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 4) Integritas, yaitu nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Sub nilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas). 5) Gotong royong, yaitu tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan atau pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan. Sub nilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.. 24.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Masyarakat Berbagai studi yang terkait peran masyarakat dalam pendidikan menunjukkan. bahwa. keberhasilan. pendidikan. (pendidikan. karakter). bergantung pada kemitraan yang sinergis antara para pelaku pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pondasi pendidikan karakter sebagaimana digarisbawahi oleh Ki Hajar Dewantara diletakkan oleh keluarga sebagai pendidik yang pertama dan utama. Namun demikian, lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi keberhasilannya. Praktik baik kolaborasi antar anggota masyarakat telah menjadi bagian dari tradisi Indonesia melalui semangat gotong royong. Kepedulian menjadi kata kunci. Sekaranglah saatnya untuk. melakukan. penguatan. pendidikan. karakter. yang. berbasis. komunitas/masyarakat. Kemitraan tri sentra pendidikan yaitu satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat dalam membangun ekosistem pendidikan sejalan dengan visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu “Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong”. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis masyarakat merupakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan komunitas orangtua peserta didik, komunitas pengelola pusat kesenian dan kebudayaan, lembagalembaga pemerintahan, lembaga atau komunitas yang menyediakan sumbersumber. pembelajaran,. komunitas. sipil. pegiat. pendidikan,. komunitas. keagamaan, komunitas seniman dan budaya lokal, lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia pendidikan,. 25.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan lembaga penyiaran media untuk mencapai 5 kristalisasi nilai karakter (Hendarman, 2017: 42). Untuk itu dengan adanya PPK diharapkan mampu menciptakan kerja sama yang dilakukan oleh pihak sekolah dengan masyarakat agar mencapai 5 kritalisasi nilai karakter, yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, integritas, dan gotong royong. Masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang lebih luas turut berperan dalam terselenggaranya proses pendidikan karakter. Setiap individu sebagai anggota dari masyarakat tersebut harus bertanggung jawab dalam menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung tumbuh kembangnya karakter individuindividu di masyarakat (Kurniawan, 2013: 197). Oleh karena itu, orangtua di lingkungan keluarga dituntut agar dapat memilih lingkungan yang mendukung pendidikan karakter anak-anak mereka dan menghindari kondisi lingkungan masyarakat yang buruk. Sebab, ketika anak berada di lingkungan masyarakat yang kurang baik, akan berdampak buruk pada perkembangan kepibadian atau karakter anak tersebut. Begitu juga sekolah atau madrasah sebagai lingkungan pendidikan formal bagi seorang anak. Berpijak pada tanggung jawab tersebut, sepantasnya lingkungan masyarakat yang baik dapat melahirkan berbagai kegiatan kemasyarakatan yang mendukung tumbuh kembangnya karakter, seperti peringatan hari besar keagamaan di surau, mushalla, atau masjid, taman pendidikan Al-Quran, kursus-kursus keislaman, pembinaan rohani, dan sebagainya. Dengan demikian lingkungan masyarakat telah memberikan kontribusi positif bagi pendidikan yang ada di sekitarnya.. 26.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Mengingat pentingnya peran lingkungan masyarakat sebagai salah satu di antara pusat pendidikan karakter, setiap individu yang menjadi anggota masyarakat harus mencipakan suasana yang nyaman demi terlaksananya proses pendidikan karakter yang terjadi di dalamnya. Di Indonesia dikenal adanya konsep pendidikan berbasis masyarakat (community-based education) sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. Meskipun konsep ini lebih sering dikaitkan dengan penyelenggaraan lembaga formal (sekolah), dengan konsep ini menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat sangat diutuhkan serta keberadaannya sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di lingkungan pendidikan formal (Kurniawan, 2013: 198). Kurniawan (2013: 198) menyatakan bahwa dalam lingkungan masyarakat terdapat sarana dan prasarana pendidikan karakter, yaitu: 1) Tempat Ibadah Tempat ibadah atau rumah ibadah adalah sebuat tempat yang digunakan umat beragama untuk beribadah. Fungsi tempat ibadah ini diharapkan dapat menjadi pusat penyemaian nilai-nilai karakter masingmasing individu sehingga tempat ibadah ini tidak hanya digunakan untuk ibadah saja, melainkan dapat digunakan sebagai tempat diskusi, menggelar ceramah-ceramah, atau dialog-dialog keagamaan, tempat pembinaan anak remaja dan anak usia dini, tempat musyawarah, dan lain-lain.. 27.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2) Perpustakaan Daerah Pengetahuan seseorang tentang nilai apakah itu nilai baik dan buruk, kisah-kisah keteladanan dari tokoh-tokoh bangsa, dan lain-lain, dalam hal ini dapat diperoleh dari konsumsi dan membaca buku-buku di perpustakaan. 3) Organisasi Sosial Kemasyarakatan Fungsi organisasi sosial kemasyarakatan, yaitu menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi seseorang yang terlibat. aktif. di. kepengurusan,. keberadaan. organisasi. sosial. kemasyarakatan, dapat melatih potensi kepemimpinan mereka, kemauan bekerja sama, mandiri, dan tanggung jawab, adanya rasa kepedulian sosisal, serta potensi-potensi lainnya yang amat dekat dengan tujuan pendidikan karakter. 4) Kegiatan-kegiatan Kemasyarakatan Kegiatan-kegiatan masyarakat yang dimaksud yaitu misalnya perayaan Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kartini, HUT Kemerdekaan RI, Sumpah Pemuda, gotong royong, peringatan Isra’ Mi’raj dan lainlainnya. Melalui kegiatan-kegiatan masyarakat tersebut, masyarakat dapat berkumpul dan menjalin interaksi positif dengan sesamanya. 5) Media Massa Media massa merupakan sarana komunikasi dan rekreasi yang menjangkau masyarakat secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Media massa terdiri dari media. 28.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. cetak dan media elektronik. Media cetak meliputi surat kabar, buku, majalah, tabloid, brosur dan baliho. Sementara media elektronik dapat berupa radio, internet, televisi dan film. Media massa harus mampu memberikan informasi yang sangat kaya, up to date bahkan kualitas informasinya pun sangat baik dan tinggi serta dapat mentransformasikan nilai-nilai pendidikan melalui informasi yang memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat terutama dalam perbaikan martabat manusia. a. Bentuk Kolaborasi dalam Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan PPK dengan berbagai komunitas di luar sekolah. Bentuk kolaborasi dengan komunitas yang dapat membantu program Penguatan Pendidikan Karakter (Tim Penyusun PPK, 2017: 43) antara lain adalah sebagai berikut: 1) Pembelajaran Berbasis Museum, Cagar Budaya, dan Sanggar Seni Sekolah dapat melaksanakan program PPK berbasis masyarakat. dengan. bekerja. sama. memanfaatkan. sumber. pembelajaran yang ada di lingkungan sekitar. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pengelola museum, cagar budaya, kelompok hobi, komunitas budaya, mengajak peserta didik untuk mempelajari kekayaan daerahnya, dan mampu menjaga kekayaan warisan. budaya.. Contoh. 29. lembaga. atau. komunitas. yang.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menyediakan sumber-sumber pembelajaran yaitu museum, situs budaya, dan cagar budaya. 2) Mentoring dengan Seniman dan Budayawan Lokal Satuan pendidikan juga dapat bekerja sama dengan komunitas para seniman, penyair, dan sastrawan di lingkungan. Dengan. demikian. satuan. pendidikan. dapat. membangun. kolaborasi dan bekerja sama untuk pengembangan kesenimanan melalui program mentoring, tutoring, atau belajar bersama maestro. Kerja sama yang dilakukan sekolah dengan komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya contohnya seperti berbagai perkumpulan, kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, padepokan silat, studio musik, bengkel, dan lain-lain, yang merupakan pusat-pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern. 3) Kelas Inspirasi Satuan pendidikan dapat mengundang narasumber dari kalangan orangtua maupun tokoh masyarakat dan bisa menjadi sumber pembelajaran yang menginspirasi nilai-nilai pembentukan dan penguatan karakter dalam diri peserta didik. Kelas inspirasi bertujuan agar setiap peserta didik dalam belajar memperoleh inspirasi. dari pengalaman para tokoh. profesional. untuk. memberikan semangat dan motivasi dalam meningkatkan semangat belajar.. 30.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4) Program Siaran On-air Satuan pendidikan bisa bekerja sama dengan media penyiaran seperti radio untuk melatih nilai-nilai pembentukan karakter, media cetak, elektronik, dan penyiaran untuk membahas tentang Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dengan diskusi antara sekolah, guru, orangtua, dan masyarakat. Sekolah bekerja sama dengan penyiar radio secara on air bisa membantu masyarakat menyadari pentingnya pemahaman dan pengertian yang baik tentang pendidikan karakter. 5) Kolaborasi dengan Media Televisi, Koran, dan Majalah Satuan pendidikan bisa melakukan kerja sama dan kolaborasi media yang digunakan untuk peliputan maupun pembuatan. kegiatan. terkait. dengan. program. Penguatan. Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah dalam rangka memperkuat pendidikan karakter contohnya seperti lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain. 6) Gerakan Literasi Untuk meningkatkan berbagai kemampuan literasi di dalam diri peserta didik, sekolah membangun kerja sama dengan instansi lain dalam mengembangkan literasi sekolah seperti toko buku, penerbit, dan percetakan gerakan masyarakat peduli literasi, pendidikan perpustakaan daerah dan perpustakaan nasional.. 31.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 7) Literasi Digital Literasi digital oleh lembaga pendidikan (sekolah) penting diterapkan. sehingga. sekolah. perlu. diberikan. pelatihan. keterampilan dengan menunjukkan manfaat kerja sama melalui berbagai pihak terkait oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, maupun organisasi pegiat literasi digital dalam melatih keterampilan pemanfaatan media secara sehat dan beretika. Kegiatan ini untuk memperkuat kemampuan literasi digital peserta didik. 8) Kolaborasi dengan Perguruan Tinggi: Riset Dosen-Guru Pengembangan kapasitas guru dilakukan oleh satuan pendidikan bekerja sama dengan perguruan tinggi. Terkait dengan pengabdian masyarakat, perguruan tinggi memiliki salah satu misi untuk mengembangkan teori-teori pendidikan dan pembelajaran, yang akan membantu meningkatkan keterampilan dan kompetensi peserta didik. 9) Program Magang Kerja Program magang bisa menjadi kegiatan untuk memperkuat pendidikan karakter sehingga memiliki pengalaman yang lebih luas terkait disiplin ilmu yang sedang dipelajarinya. 10) Kerja Sama dengan Komunitas Keagamaan Untuk sekolah dengan ciri khas keagamaan, pembentukan nilai spiritual dapat dilakukan dengan lembaga dan komunitas. 32.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. keagamaan yang mampu membantu menumbuhkan semangat kerohanian. b. Keteladanan Pemimpin, Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat Dalam mendukung dan membangun kekuatan karakter individuindividu di lingkungan masyarakat, keteladanan pemimpin, tokoh agama, dan tokoh masyarakat menjadi suatu hal yang sangat penting. Tokoh agama dan tokoh masyarakat sebagai tokoh-tokoh yang menjadi teladan di masyarakat, semestinya dapat berfungsi dan berdiri paling depan dalam mengusung semangat keadilan sosial dalam melakukan protes sosial pada pemerintah (Kurniawan, 2013: 202). Jadi dapat disimpulkan bahwa keteladanan dari pemimpin, tokoh agama, dan tokoh masyarakat menjadi sesuatu hal yang penting dalam mendukung terselenggaranya pendidikan karakter bagi masyarakat. c. Komunitas Satuan Pendidikan Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah sangat diperlukan dalam Penguatan Pendidikan Karakter. Satuan pendidikan dapat melakukan berbagai kolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan organisasi lain di luar satuan pendidikan yang dapat menjadi mitra dalam Penguatan Pendidikan Karakter (Tim Penyusun PPK, 2017: 47). Yang dimaksud. 33.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan komunitas yang berada di luar satuan pendidikan di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Komunitas orangtua peserta didik atau paguyuban orangtua, baik itu per kelas maupun per sekolah. 2) Komunitas pengelola pusat kesenian dan budaya, yaitu berbagai perkumpulan kelompok hobi, sanggar kesenian, bengkel teater, yang merupakan pusat pengembangan kebudayaan lokal dan modern. 3) Lembaga-lembaga pemerintahan seperti BNN, Kepolisian, KPK, Kemenkes, Kemenpora, dan lain-lain. 4) Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran seperti perpustakaan, museum, situs budaya, cagar budaya, paguyuban pecinta lingkungan, komunitas hewan piaraan, dan lain-lain. 5) Komunitas masyarakat sipil pegiat pendidikan. 6) Komunitas keagamaan. 7) Komunitas seniman dan budayawan lokal seperti pemusik, perupa, penari, pelukis, dan lain-lain. 8) Lembaga bisnis dan perusahaan yang memiliki relevansi dan komitmen dengan dunia pendidikan. 9) Lembaga penyiaran media, seperti televisi, koran, majalah, radio, dan lain-lain.. 34.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. d. Prinsip Pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Beberapa prinsip pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter melalui kerja sama atau kolaborasi dengan komunitas antara lain adalah sebagai berikut: 1) Penanggung jawab utama dalam setiap program dan kegiatan PPK di lingkungan sekolah adalah kepala sekolah. 2) Kolaborasi bertujuan untuk memperkuat PPK bagi seluruh anggota komunitas sekolah. 3) Fokus kolaborasi PPK dengan komunitas terutama diperuntukkan bagi peserta didik. 4) Rasional atau alasan mengapa sekolah melakukan kolaborasi dengan komunitas tertentu perlu didiskusikan dan dikomunikasikan pada seluruh komunitas sekolah. 5) Satuan pendidikan wajib membuat dokumentasi kegiatan mulai dari pembuatan proposal, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. 6) Prinsip kolaborasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip umum PPK, tidak melanggar nilai-nilai moral, dan tidak menjadikan sekolah sebagai objek pemasaran produk tertentu. Pengembangan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) akan berjalan dengan baik apabila masyarakat memberikan dukungan melalui melalui kerja sama dengan komunitas. Prinsip PPK berbasis masyarakat harus dipegang teguh untuk membentuk dan memberikan penguatan pembentukan karakter individu. Prinsip PPK berbasis. 35.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. masyarakat dapat memberikan penguatan pada pendidikan karakter di lingkungan masyarakat sebagai bentuk terlaksananya program PPK.. B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. Penelitian yang pertama adalah penelitian dari Indrawati (2014) yang melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter pada Program Adiwiyata Melalui Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif di SMK Negeri 1 Turen”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk. mendeskripsikan. program,. memaparkan. implementasi. program. pendidikan karakter bangsa melalui program kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan memaparkan pelaksanaan pendidikan karakter dalam program Adiwiyata melalui kegiatan partisipatif di SMKN 1 Turen. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan pendidikan karakter bangsa melalui program kegiatan lingkungan berbasis partisipasif merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi semua anggota sekolah dalam melaksanakan berbagai tugas yang diberikan oleh sekolah, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam mengikuti kegiatan partisipatif melalui budaya kebersihan. Kegiatan partisipatif yang diadakan oleh sekolah diharapkan dapat membentuk karakter siswa menjadi siswa yang berbudi pekerti baik dan dapat terbentuk melalui budaya sekolah yang menomersatukan kebersihan dan keindahan sekolah dalam berbagai kegiatan misalnya setiap satu minggu sekali bergotong-royong membersihkan lingkungan sekolah bersama-sama. Dalam proses partisipatif. 36.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. siswa dalam menjalankan tugas yang diberikan sekolah nantinya akan dapat membentuk karakter siswa yang dilakukan melalui pembiasan. Penelitian yang kedua adalah penelitian dari Zuchri, dkk, (2014) yang melakukan penelitian dengan judul “Pemetaan Implementasi Pendidikan Karakter di SD, SMP, dan SMA di Kota Yogyakarta”. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang mengambil sampel dengan teknik area cluster random sampling sehingga diperoleh sampel satu sekolah untuk SD dan SMA dan dua sekolah untuk SMP untuk wilayah Yogyakarta bagian Utara, Selatan, Barat dan Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter di SD, SMP, dan SMA di Kota Yogyakarta. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu menurut pendapat para guru, perancanaan pendidikan karakter di sekolah-sekolah Kota Yogyakarta sudah dilakukan dengan cukup baik, tetapi berdasarkan analisis RPP yang dibuat oleh guru, ada beberapa RPP yang belum mengandung nilai-nilai target yang akan dikembangkan dalam pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sudah dipadukan dengan berbagai mata pelajaran. Akan tetapi, penilaian pengetahuan dan kemauan untuk mengaktualisasikan nilai-nilai target pendidikan karakter belum terdapat pada sebagian soal-soal yang dibuat guru. Penilaian perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai target dilakukan oleh kebanyakan guru hanya dengan wawancara. Penelitian yang ketiga adalah penelitian dari Yetri dan Firdaos (2017) yang melakukan penelitian dengan judul “Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung”. Penelitian ini merupakan. 37.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan latar alamiah, dengan tujuan menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan cara melibatkan beberapa metode yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan sekolah membangun kolaborasi dan pelibatan masyarakat dalam PPK masih menghadapi berbagai kendala dan dapat dikategorikan belum optimal. Pada umumnya masyarakat antusias menyambut program PPK, dan memiliki kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam ikut mensukseskan program PPK. Selama ini sekolah belum menemukan desain kegiatan atau desain implementasi yang sesuai kebutuhan sekolah (minat, bakat, kemampuan, dan kreativitas sekolah serta kearifan lokal di lingkungan sekolah). Desain model implementasi PPK melalui kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan dalam penelitian ini, masih merupakan model dasar, yang biasa diadopsi dan dimodifikasi oleh sekolah yang menyesuaikan kondisi sekolah, kesediaan, dan kesiapan masyarakat. Penelitian yang keempat adalah penelitian dari Hermawan (2017) yang melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat pada Kegiatan Student Exchange SD Muhammadiyah Paesan Pekalongan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap implementasi pendidikan karakter berbasis masyarakat melalui kegiatan student exchange SD Muhammadiyah Paesan Kedungwangi Pekalongan di masyarakat desa Kranggan, Tersono, Batang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat desa Kranggan Tersono Batang dalam kegiatan student exchange dapat dikatakan aktif dan baik.. 38.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penelitian yang kelima adalah penelitian dari Nurdin (2017), yang berjudul “Kontribusi Tradisi Haroa dalam Pendidikan Karakter Masyarakat Buton”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tradisi haroa dalam masyarakat Buton, untuk mengetahui bentuk-bentuk tradisi pada masyarakat Buton, dan untuk mengetahui nilai-nilai karakter dalam tradisi haroa masyarakat Buton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan haroa merupakan tradisi yang turun temurun yang dilakukan masyarakat Buton di mana pelaksanaannya dilakukan dari rumah ke rumah, di masjid, dan di tempat-tempat. lain. yang. disepakati. bersama.. Adapun. bentuk-bentuk. pelaksanaan haroa dapat diklasifikasi menjadi (a) haroa memperingati harihari besar agama Islam, seperti Isra’Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad SAW, Sya’ban, Ramadhan, malam Lailatul 1adar, hari raya 1dhul Fithri dan Idul Adha, (b) haroa syukuran/selamatan, (c) haroa kematian (poalona mate). Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi haroa adalah religius, syukur, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, persatuan, tolong menolong, peduli, musyawarah, toleransi. Literature map penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2.. 39.

Referensi

Dokumen terkait

14 Tingginya jumlah infeksi yang disebabkan oleh Pseudomonas sp ini kemungkinan karena bakteri ini telah berkoloni dengan lingkungan rumah sakit (seperti peralatan medis, udara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat dan saksi-saksi Penggugat tersebut, Majelis Hakim menemukan fakta-fakta bahwa antara Penggugat dan Tergugat tidak pernah

After the writer have conducted pre-test and post-test in both experiment and control class, the score of the pre-test and post-test in both classes then compared to

Terkait dengan peningkatan koersivitas magnet intrinsik dari 1,68 kOe (origin ) menjadi 4,39 kOe setelah rekristalisasi dengan ukuran kristalit yang semakin halus, maka

BOGOLJUB MARKOVIĆ PREDUZETNIK, MENJAČNICA COD BEOGRAD (NOVI BEOGRAD) Београд-Нови Београд, Булевар Михаила Пупина број

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masa kerja petani lama ( > 1 tahun) mempunyai risiko 5 kali lebih besar untuk mengalami keracunan pestisida bila dibandingkan

kekasaran pemukaan resin komposit nanofil dan giomer lebih tinggi dibanding karbamid peroksida 10%, proses bleaching dengan karbamidperoksida10%dan20% menyebabkan