• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

SISTEM LIGHTING MOBIL LISTRIK MINI DENGAN BUCK CONVERTER DARI 36 VOLT KE 12 VOLT

Oleh

ARDI 105821105516

FAJARULLAH 105821107716

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)

ii

SISTEM LIGHTING MOBIL LISTRIK MINI DENGAN BUCK CONVERTER DARI 36 VOLT KE 12 VOLT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik

Disusun dan diajukan Oleh

ARDI 105821105516

FAJARULLAH 105821107716

PADA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Lighting Mobil Listrik Mini Dengan Buck Converter Dari 36 Volt Ke 12 Volt”. Tidak lupa pula penulis tuturkan shalawat serta salam kepada junjungan kita baginda Muhammad SAW., yang telah memberi suri tauladan atas umatnya.

Skripsi ini disusun guna melengkapi salah satu syarat untu penyelesaian di Universitas Muhammadiyah Makassar. Skripsi ini dibuat berdasarkan pada data yang penulis peroleh selama melakukan penelitian, baik data yang diperoleh dari studi literatur, hasil percobaan maupun hasil bimbingan dari dosen pembimbing.

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Kedua orang tua, kakak serta keluarga yang telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun materiel.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas

(6)

vi Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Nurnawaty, ST., MT., IPM selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Adriani, S.T., M.T. selaku ketua Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Bapak Ir. Abdul Hafid, M.T selaku Pembimbing I dan Bapak Andi Faharuddin, S.T., M.T. selaku Pembimbing II yang telah memberikan waktu, arahan serta ilmunya selama membimbing penulis.

6. Para Staf dan Dosen yang telah membantu penulis selama melakukan studi di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Saudara-saudara serta rekan-rekan Proyeksi 2016 dan terkhususnya kelas Teknik Listrik B yang telah banyak membantu penulis selama menyelesaikan studi dan skripsi ini.

Akhir kata penulis sampaikan pula harapan semoga skripsi ini dapat memberi manfaat yang cukup berarti khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT. senantiasa selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amiin.

Billahi Fi Sabilil Haq Fastabiqul Khairat Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 22 Oktober 2020

(7)

vii

Penulis

SISTEM LIGHTING MOBIL LISTRIK MINI DENGAN BUCK CONVERTER DARI 36 VOLT KE 12 VOLT

Oleh:

Fajarullah

Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar Ardi

Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar ABSTRAK

Semakin berkembangnya teknologi di sektor kehidupan manusia tidak bisa terbendung lagi, di sektor transportasi misalnya, saat ini telah dikembangkan kendaraan yang menggunakan tenaga dari listrik yang dahulunya masih menggunakan bahan bakar minyak, mobil listrik contohnya. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam suatu kendaraan yaitu sistem lightning nya. Untuk menyalakan sistem lightning dalam mobil listrik, diperlukan tegangan sebesar 12 Volt. Sumber tegangan utama dari mobil listrik yaitu sebesar 36 Volt, untuk menurunkan tegangan dari 36 Volt ke 12 Volt dibutuhkan sebuah alat, nah alat itu adalah buck converter. Dalam penelitian ini kami merancang sistem lightning pada mobil listrik mini dengan menggunakan buck converter dari 36 Volt ke 12 Volt. Rancangan alat yang kami buat ini menggunakan komponen utama berupa buck converter, batterai 12 volt 3 buah, dan fuse. Berdasarkan hasil pengujian dengan baterai yang digunakan yaitu 12 volt 54 ampere dengan sumber daya sebesar 648 w/ hours. Jika seluruh kelistrikan bodi digunakan maka daya bisa bertahan sampai kurang lebih selama 7,5 jam.

Kata Kunci : Mobil Listrik, Transportasi, Buck Converter, Sistem Lightning

(8)

viii

MINI ELECTRIC CAR LIGHTING SYSTEM WITH BUCK CONVERTER FROM 36 VOLT TO 12 VOLT

By:

Fajarullah

Electrical Engineering Study Program, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Makassar

Ardi

Electrical Engineering Study Program, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Makassar

ABSTRACT

The development of technology in the human life sector is unstoppable. In the transportation sector, for example, nowadays vehicles that use power from electricity have been developed, which previously used fuel oil, for example, electric cars. One of the important things to pay attention to in a vehicle is the lightning system. To turn on the lightning system in an electric car, a voltage of 12 volts is needed. The main voltage source of an electric car is 36 Volts, to reduce the voltage from 36 Volts to 12 Volts it takes a tool, now that tool is a buck converter. In this study we designed a lightning system on a mini electric car using a buck converter from 36 Volts to 12 Volts. The design of the tool that we made uses the main components in the form of a buck converter, 3 12 volt batteries, and a fuse. Based on the test results, the battery used is 12 volt 54 amperes with a power source of 648 w/ hours. If all of the body's electricity is used, the power can last up to approximately 7.5 hours.

Keywords: Electric Car, Transportation, Buck Converter, Lightning System

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

HALAMAN JUDUL...ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II: TEORI DASAR ... 5

A. Mobil Listrik ... 5

B. System Lighting Pada Mobil Listrik ... 7

C. Converter ... 14

(10)

x

BAB III: METODE PENELITIAN ... 20

A. Tempat Penelitian... 20

B. Skema/Konfigurasi Penelitian ... 20

C. Alat dan Bahan Penelitian ... 23

D. Langkah-langkah Penelitian ... 23

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Perencanaan sistem kelistrikan pada mobil listrik mini ... 25

B. Komponen utama ... 28

C. Alur sistem kelistrikan ... 30

D. Analisa beban pemakaian ... 31

E. Perhitungan... 32

F. Prinsip kerja ... 34

BAB V: PENUTUP ... 36

A. KESIMPULAN ... 36

B. SARAN ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 38

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lampu Kepala ... ...8

Gambar 2.2 Lampu Rem ... 9

Gambar 2.3 Lampu Tanda Belok ... 9

Gambar 2.4 Lampu Hazard ... 10

Gambar 2.5 Rangkaian Dasar Buck Konverter ... 15

Gambar 2.6 Rangkaian IC LM2674 dari National Semiconductor... 18

Gambar 3.1 Skema/konfigurasi Sistem Lightning Mobil Listrik Mini Dengan Buck Converter Dari 36 volt ke 12 volt ... 20

Gambar 3.2. Skema/konfigurasi Sistem Lightning Mobil Listrik Mini Dengan Buck Converter Dari 36 volt ke 12 volt ... 21

Gambar 4.1 Rangkaian Sistem kelistrikan mobil listrik...25

Gambar 4.2 Skema diagram penelitian ...27

Gambar 4.3 Skema wiring diagram system lighting ...27

Gambar 4.4 baterai ...28

Gambar 4.5 Buck converter ...28

Gambar 4.6 Bost converter ...29

Gambar 4.7 fuse / sakerin ...29

Gambar 4.8 Alur Lampu Utama...30

(12)

xii

Gambar 4.9 Alur Lampu Tanda Belok dan Hazard...30

Gambar 4.10 Alur Lampu Rem ...31

Gambar 4.11 Bentuk pengukuran menggunakan tang meter...31

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel hasil pengukuran ... 32

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar 1. 3 buah baterai yang diserikan ... 38

Gambar 2. Proses menghubungkan komponen ... 38

Gambar 3. Pemasangan komponen ... 39

Gambar 4. Pengukuran output buck converter ... 39

Gambar 5. Tampak atas rangkaian ... 40

Gambar 6. Tampak depan rangkaian ... 40

Gambar 7. Pengujian kerja alat ... 41

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat hampe disetiap sector kehidupan manusia, dalam sector transportasi misalnya, begitu banyak alat transportasi saat ini yang telah dibuat oleh manusia untuk memudahkan proses pemindahan atau pengangkutan manusia, hewan, dan barang, dari suatu tempat menuju tempat lain.

Alat transportasi mengalami perkembangan cukup pesat mulai dari alat transportasi yang menggunakan tenaga uap, bahan bakar minyak, hingga saat ini sudah ada yang menggunakan tenaga listrik sebagai alat penggeraknya. Salah satu alat transportasi yang saat ini banyak digunakan adalah mobil.

Mobil merupakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Seiring berjalannya waktu Mobil rmengalami perkembangan yang sangat pesat, yang awalnya diciptakan rmenggunakan bahan bakar minyak ke hingga kini sudah ada mobil yang menggunakan listrik untuk menggerakkan mobil.

Mobil listrik populer pada pertengahan abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika listrik masih dipilih sebagai penggerak utama pada kendaraan. Hal ini disebabkan karena mobil listrik menawarkan kenyamanan dan pengoperasian yang mudah yang tidak dapat dicapai oleh kendaraan-kendaraan bermesin bensin saat itu. Perkembangan teknologi pembakaran dalam yang semakin maju, terutama distarter listriknya, lambat laun mengurangi popularitas mobil listrik.

(16)

2

Bagaimanapun juga, pada tahun belakangan ini, semakin banyak orang yang sadar akan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh mobil berbahan bakar bensin, ditambah harga bensin yang mahal dan terus naik, membuat mobil listrik kembali diminati. Mobil listrik jauh lebih ramah lingkungan dari mobil bensin, biaya perawatan lebih murah, ditambah teknologi baterai yang semakin maju. Di tengah perkembangan mobil listrik tentunya industri mobil listrik harus meningkatkan kualitasnya, contohnya pada system lightingnya.

Sistem kelistrikan beban motor yang dihasilkan pada mobil listrik sebesar 36 volt, maka diperlukan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 36 volt ke 12 volt karena sistem lighting pada mobil membutuhkan suplay tegangan sebesar 12 volt . Oleh karena itu, penelitan ini megangkat tema mengenai system lightning pada mobil listrik mini denga buck converter dari 36 volt ke 12 volt.

Sistem converter DC ke DC berfungsi mengolah suatu system dc menjadi system dc yang lain, misalnya menghasilkan tegangan output yang lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan input. Converter DC ke DC adalah peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus dc yang berasal dari suatu sumber dc. Peralatan ini berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan atau arus DC

Konverter buck dikenal sebagai converter dc yang mampu menghasilkan tegangan output rata-rata Vₒ yang lebih rendah dibanding tegangan rata-rata input Vs. Konverter boost mampu menyediakan tegangan output yang lebih tinggi dibanding tegangan sumber atau inputnya.

(17)

3 B. Rumusan masalah

Atas dasar penjelasan diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana rancang-bangun sistem lighting mobil listrik (ML) ini?

a. buck converter 36 V – 12 V, sebagai sumber tegangan;

b. beban lighting

2. Bagaimana performans sistem lighting tersebut?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan desain dan bangunan sistem lighting ML mini dengan sumber tegangan buck converter 36 / 12 Volt.

2. Mengetahui performans dari hasil pengujian bangunan sistem lighting ML mini tersebut.

D. Batasan Masalah

1. Daya maksimum buck converter 36 /12 Volt adalah 50 Watt (sesuai kebutuhan beban lighting).

2. ML mini, yakni ML dengan kapasitas dua penumpang, kecepatan maksimum 35 km/jam serta jarak tempuh maksimum 30 km.

E. Manfaat Penelitian

1. Menyediakan sistem lighting sesuai kebutuhan pada suatu mobil listrik mini.

(18)

4 F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan, penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I, Bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II, Bab ini berisi teori-teori dasar tentang kelistrikan pada mobil listrik dan system lightning mobil listrik mini.

BAB III, Bab ini membahas tentang objek penelitian, cara penelitian, waktu dan tempat dilakukannya penelitian dan lain-lain.

BAB IV, Bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan terhadap penelitian yang telah dilakukan dimulai dari desain beserta data penelitian.

BAB V, Bab ini merupakan simpulan terhadap hasil dan pembahasan terhadap penelitian yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA, Daftar yang mencantumkan spesifikasi sebuah buku yang meliputi judul buku, nama pengarang buku, penerbit buku tersebut dan informasi lain yang terkait.

LAMPIRAN, Berisi tentang dokumentasi-dokumentasi dan buku petunjuk penggunaan alat terkait dengan judul skripsi.

(19)

5 BAB II TEORI DASAR

A. Mobil Listrik

Kendaraan listrik adalah salah satu jalan keluar atas masalah polusi tersebut.

Karena kendaraan listrik sumber tenaganya dari baterai atau sering disebut aki, sehingga kendaraan ini sangat ramah lingkungan atau bisa dibilang “zero emission”. Hal ini dapat mengurangi kadar CO2 dan sejenisnya di udara sebagai bahan kimia yang menyebabkan global warming. PBB dan Negara maju sedang melakukan pengembangan kendaraan ini, dengan harapan di masa depan sudah tidak ada lagi kendaraan yang menghasilkan emisi di udara. Sistem penggerak mobil listrik terdiri dari sistem energy dan sistem kendali. Sistem energi ini terdiri dari sistem charging dan tempat penyimpanan energi. Sistem kendali menggunakan saklar pembatas yang berhubungan dengan pedal pegas dan rem, di mana sistem ini berfungsi sebagai pengendali dan pengaman yang dapat memutus sistem daya pada saat pengemudi menginjak pedal rem. Mobil ini beroda 4 dan digerakan dengan dynamo DC yang bersumber dari aki. Sistem transmisi mobil ini menggunakan sprocket – rantai. Sprocket dipasang di poros belakang penghubung poros dan sprocket digunakan keyway (pasak) kemudian poros belakang di pasangkan 2 buah roda. 2 buah roda depan dipasang langsung ke system steering. Pada poros belakang di pasang 1 buah rem cakram motor. Aki dengan spefikasi 12 volt 100 ampere sebanyak 2 buah di pasang secara parallel, akan menghasilkan daya sekitar 2400 watt. Daya tersebut akan di salurkan ke

(20)

6

dynamo DC (36 volt, 2,7 HP, 2880 rpm). Prinsip kerja motor searah berdasarkan pada penghantar yang membawa arus ditempatkan dalam suatu medan magnet maka penghantar tersebut akan mengalami gaya.

Berbagai pabrikan kini sudahmulai memproduksi mobil listrik. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi dampak pemanasan global.International Energy Agency menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang terkait dengan energi sekitar 15 Gigaton pada tahun 2050.Target ini berarti mengurangi setengah dari total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan pada tahun 2013 sebesar 33 Gigaton. Sektor transportasi menyumbang emisi gas yang cukup besar, yaitu sebesar 23 % dari total emisi gas rumah kaca (IES, 2015).

Pengurangan emisi gas rumah kaca yang dibutuhkan untuk membatasi pemanasan global hingga kurang dari 2 C kemungkinan tidak dapat tercapai tanpa kontribusi besar dari sektor transportasi. International Energy Agency menunjukkan bahwa sektor transportasi global harus memberikan kontribusi sekitar seperlima dari keseluruhan pengurangan emisi gas rumah kaca dari penggunaan energi pada tahun 2050. Mobil listrik diharapkan dapatmenjadi solusi yang tepat dalam mengurangi emisi gas rumah kaca di bidang transportasi. Mobil listrik ini dipandang sebagai penyumbang utama tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca karena meningkatkan efisiensi energy dan mengurangi intensitas CO2 . Perkembangan mobil listrik di dunia pun berkembang signifikan. Pada tahun 2015, jumlah mobil listrik mencapai 1,2 juta, naik 50 % dari tahun sebelumnya.

Sejauh ini mobil listrik hanya berkembang di negara yang bergabung pada EVI

(21)

7

(The Electric Vehicles Initiative), sebuah forum kebijakan multi-pemerintah yang didirikan pada tahun 2009 di bawah Clean Energy Ministerial (CEM), yang didedikasikan untuk mempercepat penyebaran mobil listrik di seluruh dunia dengan tujuan penyebaran global 20 juta mobil listrik pada tahun 2020 (CEM, 2016). Terdapat 16 negara yang bergabung dalam EVI yaitu Kanada, China, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Korea, Belanda, Norwegia, Portugal, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat.

Di Indonesia, pemerintah mencanangkan bahwa mobil listrik akan mulai beredar pada 3 sampai 5 tahun mendatang. Berbeda dengan kondisi di tanah air, Norwegia ternyata telah lebih dahulu menerapkan kebijakan tersebut. Lebih dari 50 persen mobil yang beredar telah menggunakan mesin hybrid, bahkan listrik.

Hal itu disebabkan oleh kemudahan yag diberikan pemerintah setempat bagi pengendara mobil ramah lingkungan. Pengguna mobil listrik dibebani pajak lebih murah ketimbang mobil berbahan bakar bensin. Bahkan, pemerintah Norwegia berencana meniadakan pajak bagi pemilik mobil listrik. Hal itu didasari oleh pembiayaan untuk mobil listrik lebih kecil dibanding mesin bensin. Menariknya lagi, para pemilik mobil listrik tidak perlu membayar parkir dan biaya tol. Mereka pun diperbolehkan menggunakan jalur khusus bus ketika jalanan tengah macet B. Sistem Lighting Pada Mobil Listrik

System lighting pada mobil merupakan hal yang perlu diperhatikan, bukan hanya sebagai komponen keselamatan juga sebagai aksesoris untuk mempercantik mobil seperti pada kebanyakan mobil saat ini. Sistem penerangan pada mobil listrik mini antara lain:

(22)

8 a. Lampu Kepala

Gambar 2.1. Lampu Kepala

Sistem lampu kepala merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan di bagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu kepala ini dilemdilen dengan lampu jauh dan lampu dekat. Lampu kepala adalah sistem penerangan utama mobil yang berfungsi untuk menerangi jalan raya agar pengemudi mobil bisa jelas melihat arah jalan.

Ada dua lampu pada headlamp, yakni lampu dekat lampu jauh.

1. Lampu dekat (low beam) memiliki jangkauan cahaya lebih pendek.

2. Lampu jauh (high beam) memiliki jangkauan cahaya lebih jauh.

Keduanya dipakai dalam kondisi yang berbeda, lampu dekat digunakan pada daerah pemukiman yang ramai. Sementara lampu jauh digunakan saat mobil melintasi daerah sepi dan cepat (seperti jalan tol).

(23)

9 b. Lampu Rem

Gambar 2.2. Lampu Rem

Lampu rem berfungsi sebagai isyarat untuk mencegah terjadinya benturan dengan kendaraan di belakang yang mengikutinya saat kendaraan mengerem. Stop lamp atau lampu tail adalah lampu penanda yang digunakan untuk menunjukan ke mobil dibelakang bahwa ada kendaraan didepannya. Lampu ini akan bersinar berwarna merah saat lampu DRL dinyalakan. Disebut sebagai stop lamp karena lampu ini akan bersinar lebih terang ketika rem diinjak. Hal ini secara otomatis meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan dibelakang sehingga kecelakaan juga bisa dihindari.

c. Lampu Tanda Belok

Gambar 2.3. Lampu Tanda Belok

(24)

10

Lampu tanda belok memiliki fungsi untuk memberi isyarat bahwa pengendara bermaksud untuk membelok atau pindah jalur. Lampu tanda belok dilengkapi dengan flasher. Flasher merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok berkedip secara interval. Lampu sein berfungsi sebagai penanda bahwa mobil akan belok ke arah tertentu.

Tujuan lampu sein adalah untuk menghindari missed communication antar pengemudi di persimpangan jalan. Sehingga tidak terjadi tabrakan.

Mengapa lampu sein berkedip ? Kedipan pada lampu sein sebenarnya dutujukan untuk menangkap fokus siapapun yang melihatnya. Karena secara psikologis kita akan lebih tertarik pada sesuatu yang dinamis.

Sehingga, meski lampu sein ukurannya kecil pengguna jalan bisa langsung menangkap sinyal bahwa ada kendaraan yang akan belok.

d. Lampu Hazard

Gambar 2.4. Lampu Hazard

Lampu hazard digunakan untuk memberi tanda keberadaan kendaraan saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat. Lampu hazard atau lampu tanda bahaya adalah lampu yang menunjukan sebuah mobil sedang berada pada kondisi darurat. Sehingga, menginformasikan ke pengguna jalan lain

(25)

11

untuk berhati-hati dan memberi priorotas ke mobil tersebut. Lampu ini pada dasarnya satu rangkaian dengan lampu sein hanya saja ada kontrol lampu dibuat terpisah, sehingga untuk menyalakan ini kita perlu menekan saklar berbentuk segitiga merah.

C. Converter

Konverter adalah perubah tegangan DC ke tegangan DC lainnya dalam level atau polaritas yang berbeda. Ketika tegangan DC yang tersedia tidak sesuai dengan tegangan yang dibutuhkan oleh suatu perangkat atau rangkaian elektronik, maka digunakanlah konverter. Karena itu konverter merupakan bentuk power-supply juga.

Konverter ini merupakan suatu alat elektronika yang nantinya difungsikan untuk mengkonverensi arus-arus output atau arus DC maupun AC. Alat yang satu ini seringkali dimanfaatkan untuk mengubah rangkaian arus tertentu entah itu dari arus DC ke AC ataupun sebaliknya. Dengan begitu, Anda bisa mendapati keperluan arus yang sesuai, bila pun ada pengubahan dapat Anda sesuaikan dengan alat ini.

Di lihat dari kinerjanya, alat yang satu ini memang canggih dan sudah banyak diterapkan untuk beberapa kebutuhan. Salah satu hingga beberapa diantara juga dapat Anda terapkan untuk keperluan di setiap hari. Yang mana dengan adanya alat ini dapat dimanfaatkan untuk mengubah arah dan nantinya akan menyeimbangkan arus yang dibutuhkan. Sehingga dalam kata lain arus

(26)

12

sebelum tak menjadi masalah ataupun tak menimbulkan resiko pada komponen berarus lainnya karena alat ini telah mengantisipasinya.

Alat yang digunakan untuk mengubah daya listrik atau yang disebut dengan converter ini seringkali dimanfaatkan pada dunia elektronika dan industri. Dimana pada alat ini, dapat difungsikan sebagai pengubah arus listrik yang searah menjadi bolak-balik ataupun sebaliknya. Di samping itu, difungsikan pula sebagai penyeimbang arus listrik bilamana diterapkan pada suatu benda yang bermuatan listrik tertentu. Semua fungsi-fungsi tersebut dapat disesuaikan terlebih dahulu dengan keempat macamnya, yakni:

1. Cycloconverter yaitu sebuah pengubah dari arus AC ke AC dengan ukuran ataupun tekanan arus yang berbeda.

2. Chopper ialah alat yang mengubah arus DC ke DC.

3. Rectifier disebut sebagai pengubah arus AC ke DC.

4. Inverter yang berfungsi untuk mengubah arus dari DC ke AC Dapat dikatakan bahwa alat yang satu ini dapat dispesifikan kembali berdasarkan keperluan yang bersangkutan. Di mulai dari hitungan pengubahan arus untuk AC ke AC, DC ke DC ataupun yang sebaliknya. Dalam artian arus yang diubah tak harus yang berbeda seperti dari yang bolak-balik ke yang searah. Akan tetapi ditujukan pula untuk pengubahan arus yang sama-sama satu arah ataupun bolak-balik dengan pengubahan arusnya pada posisi tertentu ke posisi yang diinginkan. Dengan begitu, terlebih dahulu alat ini harus disesuaikan dengan macamnya untuk mendapati fungsi yang dimaksudkan.

(27)

13

Di lihat dari manfaatnya, alat yang berperan dalam peralihan atas pengubahan daya sesuai dengan kriteria ini bisa menjadikan kinerja suatu komponen lebih efektif dan efisien. Di mulai dari pengubahan sekaligus untuk mendapati tekanan arus sesuai dengan level yang dibutuhkan. Sama juga dengan artinya alat yang difungsikan secara spesifik untuk mengatur, mengubah serta menyeimbangkan adanya suatu arus. Dengan alat yang disebut converter ini, kinerja tersebut dapat terbantu dengan mudahnya.

1. Boost Converter

Mode pasokan ter-switch dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk konverter DC ke DC. Seringkali, suplai suplai DC, seperti baterai mungkin tersedia, voltase yang tersedia tidak sesuai untuk sistem yang disuplai. Misalnya, motor yang digunakan untuk menggerakkan mobil listrik membutuhkan voltase yang jauh lebih tinggi, di wilayah 500V, yang bisa disuplai oleh baterai saja. Bahkan jika bank baterai digunakan, bobot ekstra dan ruang yang digunakan terlalu besar untuk praktis. Jawaban untuk masalah ini adalah dengan menggunakan lebih sedikit baterai dan untuk meningkatkan tegangan DC yang tersedia ke tingkat yang diperlukan dengan menggunakan penguat konverter. Masalah lain pada baterai, besar atau kecil, adalah tegangan outputnya yang berubah-ubah karena daya yang tersedia habis,dan pada titik tertentu tegangan baterai menjadi terlalu rendah untuk memberi daya pada rangkaian yang disuplai. Namun, jika tingkat keluaran rendah ini dapat

(28)

14

ditingkatkan kembali ke tingkat yang berguna lagi, dengan menggunakan penguat konverter, umur baterai dapat diperpanjang.

Input DC ke konverter penguat dapat berasal dari banyak sumber serta baterai, seperti AC yang rusak dari suplai utama, atau DC dari panel surya, sel bahan bakar, dinamo, dan generator DC. Konverter penguat yang berbeda dengan Konverter Buck karena tegangan keluarannya sama dengan, atau lebih besar dari tegangan masukannya. Namun penting untuk diingat bahwa, karena daya (P) = tegangan (V) x arus (I), jika tegangan keluaran dinaikkan, arus keluaran yang tersedia harus berkurang.

2. Buck-converter.

Buck-converter adalah konverter penurun tegangan khusus yang menerapkan sistem SMPS (Switching Mode Power Supply). Ia adalah konverter dengan efisiensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan power-supply penurun tegangan biasa (sistem linier). Efisiensinya dapat mencapai lebih dari 90%. Buck-converter memanfaatkan sifat induktor terhadap guncangan listrik berfrekwensi tinggi dan bekerja dengan adanya denyut-denyut tegangan (sebagaimana layaknya SMPS). Karena itu di dalam sebuah rangkaian buck-converter selalu terdapat generator sinyal, transistor penguat, dioda, kondensator dan induktor. Konsep dasar rangkaiannya dapat digambarkan sebagai berikut :

(29)

15

Gambar 2.5. Rangkaian Dasar Buck Converter

Gambar 2.5 memperlihatkan rangkaian dasar buck-converter. Induktor ditaruh di sirkuit emitor jika yang digunakan adalah transistor bi-polar (NPN).

Jika yang digunakan adalah transistor FET/MOSFET (kanal N) maka induktor ditaruh di sirkuit source. Apabila basis T1 sedang mendapatkan denyut tegangan positif, T1 akan menghantar sesaat meluluskan tegangan V+in ke emitornya yang terangkai dengan induktor L1 dan katoda D1. Dengan demikian tegangan pada titik x (emitor T1) sesaat nyaris sama dengan tegangan pada kolektor T1. Pada saat ini mengalirlah arus melalui L1 mengisi muatan C1 dan mengaliri beban (load).

Karena adanya arus yang mengalir itu maka pada titik y (hanya sesaat) terdapat tegangan yang lebih kecil daripada titik x. Pada waktu yang hanya sesaat ini tersimpanlah energi listrik di dalam induktor. Manakala denyut tegangan pada basis T1 telah hilang (berganti menjadi nol Volt) T1 tidak lagi menghantar, dengan demikian tegangan pada titik x menjadi nol Volt. Namun karena adanya energi listrik yang tersimpan di induktor maka energi ini lalu

(30)

16

dilepaskan oleh induktor sehingga tegangan pada titik y kini menjadi lebih tinggi daripada titik x yang telah menjadi nol Volt itu. Mengalirlah arus sehingga C1 tetap terisi dan beban tetap teraliri arus meskipun T1 tidak lagi menghantar. Arus ini terus mengalir ke ground dan menembus dioda D1, hingga kemudian berakhir di titik x.

Keadaan ini berlangsung sesaat, yaitu selama tidak adanya denyut tegangan pada basis T1. Karena itu untaian L1, C1 dan D1 disebut juga sebagai untaian “fly-wheel”. Ketika basis T1 kembali mendapatkan denyut tegangan positif, maka proses seperti yang telah diterangkan di atas akan kembali berulang dari awal, begitulah seterusnya selama generator sinyal tetap memberikan denyut-denyut tegangan kepada basis T1.

Umumnya buck-converter bekerja dalam “continuous-mode” di mana arus dari induktor (ketika pelepasan energi) senantiasa diupayakan agar tidak mencapai nol sebelum terjadinya proses penyimpanan energi selanjutnya.

Untuk mencapai hal ini maka biasanya nilai induktansi dibuat cukup besar bagi frekwensi yang dihasilkan oleh generator sinyal.

Adapun level tegangan keluaran yang dihasilkan oleh buck-converter secara praktis didapatkan dengan perhitungan :

V+out = V+in (tON / T) Ket :

1. V+out adalah tegangan keluaran dalam Volt 2. V+in adalah tegangan masukan dalam Volt

(31)

17

3. tON adalah waktu munculnya denyut tegangan positif dalam detik/second

4. T adalah periode waktu satu putaran dalam detik/second.

Dengan kata lain T adalah tON + tOFF di mana tOFF adalah waktu kosong denyut dalam satu putaran. Apabila waktu munculnya denyut tegangan adalah sama dengan waktu kosongnya (duty-cycle 50 persen) maka tegangan keluaran yang dihasilkan adalah setengah dari tegangan masukan. Apabila waktu munculnya denyut tidak sama dengan waktu kosongnya, maka tegangan keluaran bisa bervariasi, sebagaimana pada perhitungan di atas.

Contoh : V+in = 12V, tON = 0,007s, T = 0,01s, maka V+out = 12 (0,0007 / 0,001) = 8,4V.

Dengan cara lainnya, perhitungan di atas dapat juga ditulis : V+out = V+in.D

1. D adalah faktor duty-cycle. Apabila duty-cycle adalah 60% maka D

= 0,6. Apabila duty-cycle adalah 75% maka D = 0,75. Dan seterusnya.

Semakin besar tON akan semakin besar tegangan keluaran dan semakin kecil tON akan semakin kecil pula tegangan keluaran. Karena itu pada buck- converter untuk menyetel level tegangan keluaran dapat dilakukan dengan menyetel “duty-cycle” dari denyut-denyut yang dihasilkan oleh generator sinyal.

Fasilitas pengontrol tegangan keluaran biasa ditambahkan pada rangkaian- rangkaian buck-converter untuk mendapatkan tegangan keluaran yang stabil

(32)

18

dan akurat. Pengontrolan tegangan keluaran ini dilakukan dengan memasukkan sebagian tegangan keluaran ke rangkaian pengontrol melalui saluran feed-back (FB). Dengan adanya sirkit pengontrol tegangan maka tegangan keluaran dapat dibuat stabil meskipun tegangan masukan tidak tetap/bervariasi.

Pada masa sekarang ini telah banyak beredar rancangan-rancangan power- supply buck-converter dalam bentuk IC. Satu di antaranya (sebagai contoh) adalah LM2674 dari National Semiconductor, rangkaiannya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6. Rangkaian IC LM2674 dari National Semiconductor

1. C1 = 47µF/50V 2. C2 = 103 (keramik) 3. C3 = 100µF/16V 4. L1 = 100µH

5. IC1 = LM2674-3.3 / LM2674-5 / LM2674-12 6. D1 = IR 30WQ05F atau dioda schottky 3A/50V

(33)

19

Seri LM2674 menghasilkan tegangan keluaran sebesar (dapat dipilih) 3,3V, 5V, atau 12V dengan kemampuan arus hingga 500mA. Efisiensinya lebih dari 96%. Type LM2674-3.3 untuk tegangan keluaran/V+out 3,3V, LM2674-5 untuk tegangan keluaran 5V dan LM2674-12 untuk tegangan keluaran 12V. Semuanya dengan skema rangkaian yang sama.

Tegangan masukannya bisa bervariasi, antara 8 – 40V dengan catatan bahwa tegangan masukan harus beberapa Volt lebih tinggi dari tegangan keluaran yang ditetapkan. Apabila tegangan keluaran yang dikehendaki (misalnya) 12V maka tegangan masukan harus lebih tinggi dari itu, setidaknya 15V atau di atas itu hingga limit tertinggi 40V. Generator sinyal (osilator) internal LM2674 menghasilkan guncangan listrik 260kHz yang kemudian diberikan kepada gate power-MOSFET yang ada di dalam rangkaian internal IC. Source power-MOSFET berada pada pin 8 (Vsw) yang disambungkan ke induktor L1 pada rangkaian eksternalnya. Saluran FB berada pada pin 4 untuk mengontrol level tegangan keluaran. Adapun CB (pin 1) adalah pin untuk kondensator bootstrap. Kondensator ini diperlukan untuk memperbaiki penguatan.

Pada LM2674 digunakan transistor power-MOSFET di dalam rangkaian internalnya dan dioda schottky D1 pada rangkaian eksternalnya, ini dimaksudkan untuk memaksimalkan kinerja buck converter. Power-MOSFET bekerja sebagai “switch” yang lebih sempurna ketika ON (menghantar), sedangkan dioda schottky mempunyai tegangan maju (FVD) yang nyaris nol Volt sehingga meminimalisir tegangan hilang ketika dioda itu menghantar.

(34)

20 BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar, Ruangan dosen. Jalan Sultan Alauddin No.

259, Gn. Sari, Kec. Rappocini, Kota Makassar, Sulawei Selatan 90221.

B. Skema/Konfigurasi Penelitian

Gambar 3.1. Skema / konfigurasi Sistem Lighting Mobil Listrik Mini Dengan Buck Converter Dari 36 volt ke 12 volt

(35)

21

Gambar 3.2. Skema/konfigurasi Sistem Lighting Mobil Listrik Mini Dengan Buck Converter Dari 36 volt ke 12 volt

Gambar skema terbagi delapan komponen utama yaitu : Sumber tegangan 36 v DC, Diskonektor utama, Konverter buck (36 v-12 v), Diskonektor beban 01 pada lampu besar, diskonektor beban 02 pada Lampu samping, diskonektor beban 03 pada lampu rem, diskonektor beban 04 pada lampu darurat, diskonetor beban 05 pada lampu.

i. Diskonektor utama, berfungsi untuk menyambung/memutuskan sistem ke sumber tegangan secara manual dan/atau memutuskan arus-hubung-singkat secara otomatis.

ii. Converter buck, berfungsi untuk sebagai penurun tegangan DC ke DC (konverter DC-to-DC atau Choppers) dengan metode

(36)

22 switching, melalui diskonektor.

iii. Voltmeter, berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.

iv. Amperemeter, berfungsi untuk mengukur arus tegangan listrik yang ada dalam rangkaian tertutup dengan cara menempelkan alat amperemeter secara langsung kedalam rangakain tersebut.

v. Diskonektor beban 01, 02, 03, berfungsi sebagai saklar manual.

vi. Lampu besar, berfungsi untuk membantu penglihatan mata saat mengemudi mobil dimalam hari, disaat kondisi jalan berkabut yang penuh asap, atau digunakan sebagai kode dan isyarat untuk menyalip kendaraan.

vii. Lampu samping, berfungsi sebagai indicator bahwa mobil yang kita tumpangi akan berbelok.

viii. Lampu rem, berfungsi untuk memberikan tanda isyarat kepada pengendara lain yang ada di belakang bahwa kendaraan kita sedang melakukan pengereman.

ix. Lampu darurat, berfungsi sebagai penanda keadaan darurat yang dialami oleh pengemudi.

(37)

23 C. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Baterai 2. Lampu besar 3. Lampu rem 4. Lampu darurat 5. Voltmeter 6. Amperemeter 7. Buck converter

D. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Merancang system lighting mobil listrik mini dengan buck converter dari 36 volt ke 12 volt

2. Pembuatan skema/konfigurasi penelitian

3. Pembuatan diagram segaris atau skematik yang mengacu ke Gambar 3.1.

4. Pendataan dan/atau pengadaan bahan serta peralatan yang dibutuhkan seperti:

a. Baterai b. Lampu besar c. Lampu rem

(38)

24 d. Lampu darurat

e. Voltmeter f. Amperemeter g. Buck converter

(39)

25 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kelistrikan Pada Mobil Listrik Mini

Sistem kelistrikan beban motor yang dihasilkan pada mobil listrik sebesar 36 volt, maka diperlukan suatu alat yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 36 volt ke 12 volt karena sistem lighting pada mobil membutuhkan suplay tegangan sebesar 12 volt . Oleh karena itu, penelitan ini megangkat tema mengenai system lightning pada mobil listrik mini denga buck converter dari 36 volt ke 12 volt.

Sistem converter DC ke DC berfungsi mengolah suatu system dc menjadi system dc yang lain, misalnya menghasilkan tegangan output yang lebih tinggi atau lebih rendah dari tegangan input. Converter DC ke DC adalah peralatan yang menghasilkan tegangan atau arus dc yang berasal dari suatu sumber dc. Peralatan ini berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan atau arus DC

Gambar 4.1 Rangkaian sistem kelistrikan mobil listrik mini 2

1

3

4 5

(40)

26 Keterangan warna:

1. Alur kuning : sein kiri 2. Alur biru : lampu utama 3. Alur pink : lampu rem 4. Alur abu-abu : sein kanan 5. Alur hitam : ground / massa

Kode warna kelistrikan mobil ini digunakan Juga sebagai penanda untuk meletakkan dimana kabel tersebut akan digunakan yang berupa warna-warna tersebut ditentukan untuk mewakili pembagian pada mobil listrik mini. Maka digunakan simbol warna kabel agar saat pembuatan atau pada saat merangkai sistem kelistrikan pada mobil listrik mini lebih mudah.

Sistem penerangan kendaraan mobil listrik terdiri dari penerangan dan perangkat persinyalan yang dipasang atau diintegrasikan ke depan, belakang, samping, dan dalam beberapa kasus bagian atas kendaraan mobil listrik . Ini menerangi jalan raya untuk pengemudi dan meningkatkan visibilitas kendaraan, memungkinkan pengemudi dan pejalan kaki lain untuk melihat keberadaan kendaraan, posisi, ukuran, arah perjalanan, dan niat pengemudi mengenai arah dan kecepatan perjalanan. Kendaraan darurat biasanya membawa perlengkapan penerangan khusus untuk memperingatkan pengemudi dan menunjukkan prioritas pergerakan dalam lalu lintas.

(41)

27

Gambar 4.2 Skema diagram penelitian

Gambar 4.3 Skema wiring diagram system lighting

BATTERAI 36 VOLT, 18 AH

BUCK CONVERTER

LAMPU BESAR 12 VOLT, 55

WATT

LAMPU REM 12 VOLT,

5WATT

LAMPU SEIN 12 VOLT, 3

WATT

AMPEREMETER

LAMPU HAZARD 12

VOLT, 3 WATT

(42)

28 B. Komponen utama

1. Baterai

Penelitian ini menggunakan 3 buah baterai yang dirangkai seri dengan masing-masing kapasitas baterai 18 Ah dan tegangan 12 volt. Kapasitas keseluruhan baterai adalah tegangan 36 volt dan kapasitas 18 Ah.

Gambar 4.4 Baterai 2. Buck Converter

Buck Konverter pada penelitian menggunakan tegangan output 12,2 volt

Gambar 4.5 Buck converter

(43)

29 3. Bost Converter

Bost Converter pada penelitian menggunakan tegangan output 36 volt.

Gambar 4.6 Bost converter

4. Fuse

Fuse pada penelitian menggunakan 4 buah dan setiap fuse masing-masing memiliki beban 4 A.

Gambar 4.7 fuse / sakerin

(44)

30 C. Alur sistem kelistrikan

1. Alur lampu utama dan lampu kota belakang dimulai dari baterai melewati Fuse ke kunci kontak kemudian menuju ke buck converter lalu ke saklar, dari saklar kemudian diteruskan ke beban. Alur dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Alurglampu utama

2. Alur lampu tanda belok dan hazard dimulai dari baterai melewati Fuse ke kunci kontak kemudian ke buck converter lalu Fleser, dari Fleser kemudian dibagi ke saklar Sein dan saklar hazard kemudian dari kedua saklar tersebut baru diteruskan ke beban. Alur dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Lamputtanda belok dan Hazard

(45)

31

3. Alur lampu rem dimulai dari baterai melewati Fuse ke kunci kontak kemudian ke buck converter dan dihubungkan ke saklar rem atau switch rem baru diteruskan ke beban. Alur lampu rem dapat dilihat pada Gambar. 4.10.

Gambar 4.10 AlurRLampuJRem

D. Analisa Beban Pemakaian Sistem Kelistrikan

Pengukuran beban pemakaian kelistrikan dengan pengukuran langsung menggunakan alat ukur tang meter. Perhitungan secara teoritis tidak dilakukan di sebabkan karena spesifikasi dari komponen yang dirangkai tidak tercantum. Berikut rangkaian pengukuran penggunaan tang meter yang dirangkai secara seri. Lihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 PengukuranGmenggunakanYtang meter

(46)

32

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran

No Aksesoris Hasil Penukuran Manual

1 Lampu Besar 2,6 A

2 Lampu Rem k0,1 A

3 Lampu Sein 0,5 A

4 Lampu Hazard 0,1 A

Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil berapa kuat arus masing-masing rangkaian. Berikut adalah perhitungan daya listrik dari masing-masing rangkaian tersebut.

E. Perhitungan

fPerhitunganhdaya listrik (P) dari 2 olampu Utama

P = 2 (V x I)

= 2 (12,0 x 2,6 ampere)

= 2 x 31,2 watt

= 62,4 watt

Perhitungan daya listrik (P) dari 2 lampu rem

P = 2 (V x I)

= 2 (12,0 x 0,1 ampere)

(47)

33 = 2 x 1,2 watt

= 2,4 watt

Perhitungan daya listrik (P) dari lampu sein (depan)

P = V x I

= 12,0 x 0,5 ampere = 6 watt

Perhitungan daya listrik (P) dari lampu sein (belakang)

P = V x I

= 12,0 x 0,1 ampere = 1,2 watt

Jadi perhitungan lampu tanda belok lampu (sein) 6 + 1,2 = 7,2 watt

Perhitungan daya listrik (P) dari lampu Hazard

P = 2 x sein depan + 2 x sein belakang

= (2 x 6) + (2 x 1,2) watt

= 12,0 + 2,4 watt

= 14,4 watt

Perhitungan daya total kelistrikan body

Ptotal = 62,4 + 2,4 + 6 + 1,2 + 14,4 = 86,4 watt

Menghitung daya tahan baterai untuk kelistrikan body

(48)

34 Kapasitas baterai = 54 Ah

Sumber daya baterai = 54 Ah x 12 volt

= 648 watt

Diasumsikan seluruh kelistrikan body dan membutuhkan 86,4 watt maka daya tahan baterai adalah 648 watt, 86,4 watt = 7,5 jam.

Perhitumgan tersebut diperoleh jika seluruh kelistrikan body dalam keadan menyala bersamaan dan terus menerus, namun dalam operasinya sehari-hari tidak sedemikian rupa sehingga baterai dapat bertahan lebih dari 7,5 jam operasioanal.

F. Prinsip Kerja

Cara menguji sistem penerangan pada setiap mobil listrik tidak ada yang sama persis, tetapi pada prinsipnya sama hanya letaknya saja yang berbeda.

Caranya yaitu dengan mengoperasikan saklar utama sistem penerangan. Pada saat saklar utama sebelah kanan kita putar satu kali, maka lampu kota harus hidup, dan bila kita putar dua kali, maka lampu kota dan lampu utama harus hidup. Sedangkan pada mobil ini saklar utama pada sebelah kanan jika kita tekan ke atas maka lampu utama akan menyala dan jika ingin mematikan lampu utama cukup dengan cara menekan saklar ke bawah. Pada saat lampu utama masih hidup, maka lampu-lampu dan kelistrikan yang lain harus hidup. Antara lain lampu tanda belok/sein, lampu hazzard, lampu rem. Jika saklar sebelah kanan kita geser ke belakang, maka lampu tanda belok sebelah

(49)

35

kanan harus menyala dan bila ditekan ke atas, maka lampu tanda belok sebelah kiri menyala. Untuk menghidupkan lampu hazard biasanya di sebelah depan saklar utama dilengkapi saklar untuk lampu hazard. Sedangkan saklar hazzard pada mobil ini terletak di sebelah kiri saklar utama dan cara pengoprasiannya dengan cara menekan untuk menghidupkan dan menekan untuk mematikan. Begitu juga saat pedal rem diinjak, maka lampu rem akan menyala.

(50)

36 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian terhadap system kelistrikan pada mobil listrik mini yang telah dirancang, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh system kelistrikan body pada mobil listrik mini telah selesai dirakit dan dapat berfungsi dengan baik. Saat dilakukan pengujian dan mampu mengalirkan listrik yang ada pada mobil listrik. Dengan baterai yang digunakan 12 volt 54 ampere sumber daya baterai sebesar 648 watt hours, seluruh kelistrikan body jika menyala membutuhkan 86,4 watt, maka daya tahan baterai 7,5 jam.

B. Saran

1. Penataan kabel kelistrikan harus lebih rapi agar kendaraan semakin terlihat bagus.

2. Gunakan selalu connector pada setiap ujung kabel yang akan disambung untuk mempermudahkan saat pemasangan dan pelepasan.

(51)

37

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanto, Danang. (2018). Sistem Kelistrikan Body Pada Mobil Golf Listrik.

Laporan Tugas Akhir. 16-20.

Forsyth, A.J., and Mollov, S.V., “Modelling and Control of DC-DC Converters”, Power Engineering Journal, pp. 229-236, 1998.

Md. Rifat Alam Siddique, Md. Jannatul Ferdous, Istiaque Islam, “ Charge Pump Capacitor Based High Voltage Gain DC-DC StepUp Converter”, ICIEV, IEEE Conference Publications, pp. 1-4, 2014.

Mochamad Ashari Prof;Ir;ph;D;IPU, 2017, Desain converter elektronika daya, Kota Bandung-Lengkong, Jawa Barat.

Mushofa, Mahsus. (2019). perencanan dan pemasangan sistem kelistrikan pada mobil listrik. D3 thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.

M. Rashid, “Power Electronics Hand Book”, Academic Press, 2001.

Noor. Nirwan A., Faizal Arya Samman, and Yusri Syam Akil, ”Studi Perbandingan Kinerja Konverter DC-DC Penaik Tegangan Jenis-Jenis DC Chopper dan Charge Pump Multi-Stage”, Jurnal Prosiding, ISBN:

978-602-72676-3-3, pp. 33 – 39, 2015.

Siddique, Md Rifat Alam, and Ferdous Md Jannatul, “Charge Pump Capacitor Based High Voltage Gain DC-DC Step-Up Converter”, IEEE, 978-1- 4799-51802/14, 2014.

(52)

38 LAMPIRAN

Gambar 1. 3 buah baterai yang diserikan dengan kapasitas masing- masing 12 volt

Gambar 2. Proses menghubungkan komponen

(53)

39

Gambar 3. Pemasangan komponen

Gambar 4. Pengukuran out put buck converter

(54)

40

Gambar 5. Tampak atas rangkaian

Gambar 6. Tampak depan rangkaian

(55)

41

Gambar 7. Pengujian kerja alat

Gambar

Gambar 4.9 Alur Lampu Tanda Belok dan Hazard.............................................30
Tabel 4.1 Tabel hasil pengukuran ........................................................................
Gambar 2.1. Lampu Kepala
Gambar 2.2. Lampu Rem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaian akustik material dinding pada ruang dengan frekuensi tinggi membutuhkan tingkat serapan bunyi yang tinggi juga, maka dari itu material absorber lebih

To strengthen the capacity of the domestic economy, it may offer financing opportunities to indigenous suppliers for required investment on the basis of purchase contracts

Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Analisa Kerusakan Sepeda Motor Honda Supra sebagai Media Penunjang Pembelajaran pada Teknik Sepeda Motor SMKN 1 Geger ini

Hasil penelitian menunjukan bahwa kesenian rodat adalah kesenian tradisional yang masih dilestarikan oleh masyarakat dan menurut pemahaman masyarakat desa

dibicarakan ini adalah pemerintah dan bukan swasta, namun dengan adanya target peningkatan pendapatan retribusi juga tak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya Disbudpar ingin

Peran perawat dalam merawat pasien dengan ventilasi mekanik dengan mode CPAP terutama dalam melakukan perubahan posisi adalah tetap waspada untuk mencegah terjadinya perubahan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu struktur kalimat dan tipe-tipe sentence fragments atau kalimat tidak lengkap yang ada di abstrak skipsi kualitatif yang dibuat

a) Memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi istrinya. b) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar seperti