• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR PADA TINGKAT KONSUMEN DI KOTA BINJAI TESIS. Mukti Hakim /MAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR PADA TINGKAT KONSUMEN DI KOTA BINJAI TESIS. Mukti Hakim /MAG"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR PADA TINGKAT KONSUMEN

DI KOTA BINJAI

TESIS

OLEH

Mukti Hakim 157039010/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN BUAH JERUK IMPOR PADA TINGKAT KONSUMEN

DI KOTA BINJAI

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Oleh

MUKTI HAKIM 157039010/MAG

PROGRAM MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(3)

(4)

Telah diuji dan dinyatakan LULUS di depan Tim Penguji pada Selasa, 06 Februari 2018

Tim Penguji

Ketua : Dr.Ir.Tavi Supriana, MS Anggota : Dr. Ir. Rahmanta, M.Si

Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA Ir. Yusak Maryunianta, M.Si

(5)
(6)

Dipersembahkan kepada:

Istri, Anak, dan Seluruh Keluarga

(7)

ABSTRAK

MUKTI HAKIM (157039010), dengan judul tesis “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Impor Pada Tingkat Konsumen di Kota Binjai” (Di bawah bimbingan Ibu Dr.Ir.Tavi Supriana, MS sebagai Ketua dan Bapak Dr.Ir. Rahmanta, M.Si sebagai Anggota). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh harga buah jeruk impor, pendapatan konsumen, harga buah jeruk lokal, dan preferensi konsumen terhadap permintaan buah jeruk impor pada tingkat konsumen di Kota Binjai. Populasi penelitian adalah konsumen jeruk impor. Jumlah sampel 120 sampel konsumen buah jeruk impor yang sedang membeli jeruk impor yang berada di pasar tradisional dan pasar modern di Kota Binjai dengan metode accidental sampling. Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode regresi linier berganda (multiple linier regression). Hasil analisis menunjukkan, secara parsial: harga buah jeruk impor berpengaruh negatif terhadap permintaan buah jeruk impor; pendapatan konsumen berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor; harga buah jeruk lokal berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor; dan preferensi konsumen berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor. Harga buah jeruk impor, pendapatan konsumen, harga buah jeruk lokal, dan preferensi konsumen secara serempak berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor pada tingkat konsumen di Kota Binjai.

Kata Kunci : Harga Buah Jeruk Impor, Pendapatan Konsumen, Harga Buah Jeruk Lokal, Preferensi Konsumen, Permintaan Buah Jeruk Impor, Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression)

(8)

ABSTRACT

MUKTI HAKIM (157039010) with the title of "Factors Affecting Imported Citrus Fruit Demand at Consumer Level in Binjai City" under the guidance of Mrs. Dr.Ir.Tavi Supriana, MS as the Chairman and Mr. Dr.Ir. Rahmanta, M.Si as Member.The purpose of this study was to analyze the effect of imported citrus fruit prices, consumer income, local citrus fruit prices, and consumer preferences on the demand of imported citrus fruit at the consumer level in Binjai City. The research population is imported citrus consumers. A sample of 120 samples of imported orange fruit consumers who are buying imported oranges in traditional markets and modern markets in Binjai City by accidental sampling method. The analysis method used in this research is multiple linear regression method. The result of the analysis shows, partially: the price of imported citrus fruits negatively affects the demand of imported citrus fruit; consumer income positively affects the demand of imported citrus fruit;

the price of local citrus fruit has a positive effect on the demand of imported citrus fruit; and consumer preferences have a positive effect on the demand of imported citrus fruits. The price of imported citrus fruits, consumer income, local citrus fruit prices, and consumer preferences simultaneously have a positive effect on the demand for imported citrus fruit at the consumer level in Binjai City.

Keywords: Imported Citrus Fruit Prices, Consumer Revenue, Local Citrus Fruits Prices, Consumer Preferences, Imported Citrus Fruit Demands, Multiple Linear Regression (Multiple Linier Regression).

(9)

RIWAYAT HIDUP

MUKTI HAKIM, lahir di Medan, Sumatera Utara pada tanggal 11 Januari 1993, merupakan anak ke satu dari dua bersaudara dari Bapak H. Suparlan dan Ibu Hj. Meskiah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut : 1. Taman Kanak – kanak Al-Fitriyah pada tahun 1998-1999.

2. Bersekolah di Sekolah Dasar Swasta Angkasa 2 Lanud Medan pada tahun 2000-2005.

3. Bersekolah di Sekolah Menengah Pertama Negeri 28 Medan pada tahun 2005-2007.

4. Bersekolah di Sekolah Menengah Atas Swasta Harapan Mandiri Medan pada tahun 2007- 2009.

5. Pada tahun 2010-2014 Penulis melanjutkan Studi D-4 di Fakultas Budidaya Perkebunan di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP).

6. Pada Tahun 20015 Penulis melanjutkan Studi S2 di Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU).

(10)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah, dan pertolonganNya sehingga Penulis dapat menyusun dan menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Impor Pada Tingkat Konsumen di Kota Binjai” dengan baik dan tepat pada waktunya. Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister Pertanian pada Program Studi Ilmu Pertanian Agribisnis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penyelesaian tesis ini, sebagai berikut :

1. Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memimpin institusi pendidikan di tingkat Universitas.

2. Bapak Dekan Fakultas Pertanian yang telah memimpin institusi pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.si, selaku Ketua Program Studi Program Magister Agribisnis S2 yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi, arahan dan semangat untuk membimbing.

4. Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan.

5. Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan.

6. Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA, selaku Ketua Komisi Penguji yang telah bersedia menguji dan memberi masukan yang membangun serta memotivasi untuk menyelesaikan tesis.

7. Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.si, selaku Anggota Komisi Penguji yang telah bersedia menguji dan memberi masukan yang membangun serta memotivasi untuk menyelesaikan

(11)
(12)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1. Klasifikasi Jeruk (Citrus sp) ... 8

2.1.2. Harga Buah Jeruk Impor ... 10

2.1.3. Pendapatan Konsumen ... 11

2.1.4. Harga Buah Jeruk Lokal ... 11

2.1.5. Preferensi Konsumen ... 12

2.2. Landasan Teori... 12

2.2.1. Teori Permintaan ... 12

2.2.2. Hukum Permintaan ... 15

2.2.3. Pergeseran Kurva Permintaan ... 16

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 17

2.3. Penelitian Terdahulu ... 18

2.4. Kerangka Pemikiran ... 22

2.5. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 26

3.2. Metode Penentuan Jumlah Sampel ... 27

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 28

3.4. Metode Analisis Data ... 29

(13)

3.4.2. Analisis Uji Asumsi Klasik ... 30

3.4.3. Analisis Uji Hipotesis ... 32

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 34

3.5.1. Definisi Operasional ... 34

3.5.2. Batasan Operasional... 35

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 36

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 36

4.1.1. Keadaan Penduduk Kota Binjai ... 37

4.1.2. Sarana Prasarana Kota Binjai ... 40

4.2. Karakteristik Responden Dalam Penelitian ... 42

4.2.1. Jenis Kelamin Responden dalam Penelitian ... 43

4.2.2. Usia Responden dalam Penelitian ... 43

4.2.3. Pendidikan Terakhir Responden dalam Penelitian ... 45

4.2.4. Pendapatan Rumah Tangga Responden dalam Penelitian ... 45

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

5.1. Hasil Analisis Model Regresi Linier Berganda ... 47

5.2. Koefisien Determinasi (R2) ... 47

5.3. Uji Asumsi Klasik ... 48

5.3.1. Uji Normalitas ... 48

5.3.2. Uji Multikolinieritas... 49

5.3.3. Uji Heterokedastisitas ... 50

5.4. Hasil Analisis Uji Hipotesis ... 51

5.4.1. Uji Pengaruh Harga Jeruk Impor terhadap Permintaan Jeruk Impor di Kota Binjai ... 52

5.4.2. Uji Pengaruh Pendapatan Konsumen terhadap Permintaan Jeruk Impor di Kota Binjai ... 53

5.4.3. Uji Pengaruh Harga Jeruk Lokal terhadap Permintaan Jeruk Impor di Kota Binjai ... 54

5.4.4. Uji Pengaruh Preferensi Konsumen terhadap Permintaan Jeruk Impor di Kota Binjai ... 55

5.4.5. Uji Pengaruh Harga Jeruk Impor, Pendapatan Konsumen, Harga Jeruk Lokal dan Preferensi Konsumen terhadap Permintaan Jeruk Impor di Kota Binjai ... 56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

6.1. Kesimpulan ... 58

6.2. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ………. 60

LAMPIRAN ………... 62

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal

1.1. Jumlah Impor Jeruk di Indonesia Tahun 2007-2015... 2

1.2. Negara-Negara Pengimpor Jeruk ke Indonesia Tahun 2015... 4

1.3. Jumlah Impor Jeruk di Kota Binjai... 5

2.1. Jenis Buah Jeruk (Citrus sp)... 10

2.2. Kadar Vitamin dan Mineral Buah Jeruk dari Tiap-Tiap 100 gram... 11

2.3. Penelitian Terdahulu... 19

3.1. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Binjai... 28

3.2. Jumlah Pasar, Luas Areal dan Jumlah Pedagang Kota Binjai... 29

3.3. Lokasi Pasar Pengambilan Sampel Konsumen Jeruk Impor... 30

4.1. Penduduk Kota Binjai menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2016... 40 4.2. Penduduk Kota Binjai Berumur 15 Tahun keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016... 41 4.3. Distribusi Penduduk menurut Jenis Mata Pencaharian di Kota Binjai Tahun 2016... 42 4.4. Fasilitas Pendidikan di Kota Binjai Tahun 2016... 43

4.5. Fasilitas Kesehatan di Kota Binjai Tahun 2016... 43

4.6. Fasilitas Perbelanjaan di Kota Binjai Tahun 2016... 44

5.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda... 49

5.2. Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Test... 52

5.3. Uji Multikolinieritas Variabel Bebas... 53

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

1.1. Grafik Peningkatan Impor Jeruk di Indonesia... 3

2.1. Kurva Permintaan………... 16

2.2. Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan Pendapatan………... 17

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian………. 26

4.1. Grafik Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin……… 45

4.2. Grafik Jumlah Responden Menurut Usia……….. 46

4.3. Grafik Jumlah Responden Menurut Pendidikan……… 47

4.4. Drafik Jumlah Responden Menurut Pendapatan Rumah Tangga………. 48

5.1. Scatter Plot………. 54

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Hal

1. Sampul……….... 35

2. Halaman Judul……… 36

3. Halaman Persetujuan……….. 37

4. Halaman Pengesahan……….. 38

5. Halaman Lembar Pernyataan………. 39

6. Halaman Peruntukan……….. 40

7. Punggung Tesis……….. 41

8. Abstrak……… 42

9. Riwayat Hidup……… 43

10. Kata Pengantar………... 44

11. Daftar isi………. 45

12. Daftar tabel………. 46

13. Daftar Gambar……… 47

14. Daftar Lampiran………. 48

15. Pendahuluan………... 49

16. Tinjauan Pustaka……… 50

17. Daftar Pustaka……… 51

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Buah jeruk merupakan salah satu komoditi buah-buahan yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Buah jeruk adalah jenis buah-buahan yang kaya vitamin, mineral, protein, lemak dan serat. Buah jeruk memiliki daya tarik yang khas, dengan rasa lezat dan beraroma asam dari dalam buah. Buah jeruk merupakan buah yang sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia. Jeruk adalah komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat pada berbagai kalangan. Hal tersebut dikarenakan jeruk memiliki keunggulan yaitu rasa yang nikmat, kemudahan dalam cara menyajikan, harga buah yang relatif murah, daya simpan buah yang cukup lama serta kandungan gizi tinggi.

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila konsumen kebutuhannya tidak terpenuhi, dia akan menunjukkan perilaku kecewa. Sebaliknya jika kebutuhan terpenuhi maka konsumen akan memperlihatkan perilaku yang bahagia sebagai manifestasi terasa puasnya (Mangkunegara, 2002).

Semakin meningkatnya kesadaran untuk meningkatkan kualitas pemenuhan gizi, khususnya dari tanaman hortikultura. Maka, akan mendorong peningkatan permintaan kebutuhan masyarakat akan buah jeruk, khususnya masyarakat di daerah perkotaan yang cenderung lebih berwawasan luas akan pentingnya kesehatan.

Buah jeruk potensial dan mempunyai peranan penting di pasaran dunia. Saat ini Indonesia termasuk negara pengimpor jeruk terbesar kedua di ASEAN setelah Malaysia.

Pertumbuhan impor jeruk Indonesia kian meningkat dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi Negara lain dalam memasarkan produknya. Liberalisasi perdagangan jeruk telah mengancam keberadaan jeruk Indonesia

(18)

tarif impor buah-buahan termasuk jeruk. Apalagi disusul diberlakukannya ASEAN FTA/AFTA dan ASEAN-China FTA (Hutabarat, B dan Adi Setyanto, 2007).

Jumlah impor jeruk di Indonesia tahun 2007-2015 dapat dilihat dari Tabel 1.1. sebagai berikut :

Tabel 1.1. Jumlah Impor Jeruk di Indonesia Tahun 2007-2015

Tahun Volume

(Ton)

Nilai/Val (US $)

2007 16,847 12,800

2008 25,154 21,218

2009 34,021 29,696

2010 24,937 21,763

2011 46,030 41,162

2012 252,293 241,677

2013 103,865 125,649

2014 138,998 175,298

2015 106,140 140,601

Sumber : Badan Pusat Statistik 2016

Dari Tabel 1.1. di atas diketahui bahwa jumlah impor jeruk Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebesar 16.847 ton sampai dengan tahun 2012 sebesar 24.937 ton. Tahun 2013 impor jeruk Indonesia sempat menurun menjadi sebesar 103.865 ton dan terus berfluktuasi sampai dengan tahun 2015 sebesar 106.140 ton. Peningkatan jumlah impor jeruk Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2012 dengan jumlah impor jeruk sebesar 252.293 ton.

Impor buah jeruk segar yang terus meningkat, mengindikasikan adanya segmen pasar (konsumen) tertentu yang menghendaki jenis dan mutu buah jeruk prima yang belum bisa dipenuhi produsen dalam negeri (Litbang, Kementrian Pertanian 2009).

Berbagai negara di dunia terus mengekspor jeruk dari negaranya ke Indonesia.

Adapun volume impor jeruk berbagai negara ke Indonesia tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.2. sebagai berikut :

(19)

Tabel 1.2. Negara-Negara Pengimpor Jeruk Ke Indonesia Tahun 2015

No. Negara Volume Impor Jeruk Ke Indonesia

1. China 61.638

2. Pakistan 20.270,96

3. Brazil 9.799,41

4. Australia 7.518,03

5. Amerika Serikat 5.610,53

6. Afrika Selatan 4.595,56

Sumber : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Kementan 2016

Berdasarkan Tabel 1.2. di atas diketahui bahwa negara produsen jeruk impor ke Indonesia tahun 2015 yang terbesar adalah China dengan volume impor jeruk ke Indonesia sebesar 61.638 ton, disusul oleh Pakistan sebesar 20.270,96 ton, Brazil sebesar 9.799,41 ton, Australia sebesar 7.518,03 ton, Amerika Serikat sebesar 5.610,53 ton dan Afrika Selatan

sebesar 4.695,56 ton.

Hilangnya hambatan tarif, berdampak negatif bagi produk jeruk lokal. Hal ini dikarenakan negara produsen jeruk dunia terus mengekspor jeruk ke Indonesia. Negara pengimpor jeruk ke Indonesia semakin leluasa memasarkan produknya dengan harga yang lebih murah dalam jumlah yang lebih besar yang pada akhirnya akan mengancam petani jeruk lokal di Indonesia.

Kota Binjai sebagai kota yang berkembang di Provinsi Sumatera Utara juga menjadi salah satu daerah yang strategis dalam pemasaran jeruk impor.Saat ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya Lintas Sumaterayang menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh Karena itu, Binjai terletak didaerah strategis dimana merupakan pintu gerbang Kota Medan. Jumlah penduduk yang mencapai 267,901 ribu jiwa di tahun 2016 merupakan pasar yang potensial dalam pemasaran jeruk impor. Tumbuhnya pusat-pusat kota yang terus berkembang di Kota Binjai memungkinkan perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan yang lebih modern, berdampak positif terhadap kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seperti buah jeruk. Jumlah impor jeruk di Kota Binjai tahun 2011- 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.3. sebagai berikut :

(20)

Tabel 1.3. Jumlah Impor Jeruk di Kota Binjai

Tahun Volume Impor (Ton) Nilai CIF (US$)

2011 2.021,880 1.742.296

2012 1.835,434 1.661.457

2013 1.287,498 1.286.820

2014 759,998 706.594

2015 534,939 548.639

Sumber : Badan Pusat Statistik di Kota Binjai, 2016

Berdasarkan Tabel 1.3. di atas menunjukkan bahwa jumlah impor jeruk di Kota Binjai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 terus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa, meskipun masih mengimpor jeruk dari negara lain, namun permintaan konsumen akan jeruk impor semakin menurun dari tahun ke tahun. Permintaan konsumen akan jeruk impor tersebut tidak terlepas dari berbagai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jeruk impor yang masuk melalui pelabuhan Belawan di distribusikan ke berbagai daerah di Sumatera Utara termasuk ke Kota Binjai.

Kota Binjai merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara yang letaknya strategis karena berada dekat dengan ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan dan berada dijalur yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh. Posisi strategis tersebut menjadikan perkembangan Kota Binjai berjalan pesat. Di sisi lain, Kota Binjai menjadi daerah limpahan dari berbagai kegiatan dari Kota Medan. Kedudukan geostrategik Kota Binjai tersebut telah mendorong bertumbuh kembangnya aktivitas perdagangan dan jasa yang merupakan basis perekonomian Kota Binjai. Kota Binjai memiliki luas wilayah 90,24 km2 dengan jumlah penduduk 267.901 ribu jiwa dan memiliki 5 kecamatan. (Badan Pusat Statistik Kota Binjai, 2016).

Di sisi lain, perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih modern memunculkan tingkat kesadaran penduduk di daerah perkotaan akan pentingnya mengkonsumsi jeruk sebagai sumber pemenuhan vitamin dan protein. Berbagai faktor-faktor lain tentu menjadi alasan bagi konsumen untuk mengkonsumsi jeruk impor. Berdasarkan uraian diatas, maka

(21)

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Impor Pada Tingkat Konsumen di Kota Binjai.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh dari harga jeruk impor, pendapatan konsumen, harga jeruk lokal dan preferensi konsumen secara parsial dan serempak terhadap permintaan buah jeruk impor pada tingkat konsumen di Kota Binjai?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh harga jeruk impor, pendapatan konsumen, harga jeruk lokal dan preferensi konsumen secara parsial dan serempak terhadap permintaan buah jeruk impor ditingkat konsumen di Kota Binjai.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi mahasiswa yang ada hubungannya dengan penelitian.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak dan menambah sumbangan terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Ilmu Agribisnis Pertanian.

3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang kondisi dan perkembangan perdagangan buah khususnya buah jeruk impor atau jeruk lokal di Kota Binjai.

4. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah bagi Kota Binjai terutama para pengambil kebijakan, keputusan maupun pelaksana pembangunan daerah dalam merumuskan perencanaan dan kebijakan khususnya dalam perdagangan buah.

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Klasifikasi Jeruk (Citrus sp)

Tanaman jeruk (Citrus sp) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia. Jeruk manis atau jeruk peras (Citrus sinensis Osbeck) adalah perdu tropis dan subtropics yang menghasilkan buah dengan nama sama, dan juga nama buahnya. Buah jeruk memiliki kulit berwarna hijau jingga dan daging buahnya mengandung banyak air.

Klasifikasi botani tanaman jeruk sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus sp

Di Indonesia terdapat beberapa spesies jeruk yang dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu kelompok Mandarin, kelompok Line dan Lemon, kelompok Pummonelo dan Graperfruit, kelompok Orange atau jeruk manis, serta kelompok Citroen. Masing-masing kelompok ini mempunyai spesies tersendiri, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

di bawah ini :

(23)

Tabel 2.1. Jenis Buah Jeruk (Citrus sp)

Kelompok Spesies Keterangan

Mandarin

Jeruk keprok (C nobilis Loureio)

 Biasanya berkembang di daerah dataran tinggi

 Kandungan gula cukup tinggi

Jeruk siam (C reticulate Blanco)

 Berwarna hijau, kulitnya tipis, dan agak lengket

 Kandungan asam relatif rendah

Kelompok Lime dan Lemon

Jeruk nipis (C aurantifolia Swing)

 Kandungan asamnya tinggi biasanya digunakan untuk masak atau minuman jeruk Kelompok

Pummelo dan Grapefruit

Jeruk besar (C gradis)

 Hanya Jeruk Numbangan yang berkembang pesat dan menguasai pasar jeruk besar di Jakarta dan sekitarnya

Orange atau jeruk manis (C sinensis

Osbeck)

Jeruk Baby Pacitan

 Warna kulit hijau

 Bentuk oval

 Kandungan gula tinggi dan kandungan asam sangat rendah

Sumber : Pracaya, 2002

Masyarakat Indonesia umumnya mengkonsumsi jeruk dalam bentuk segar. Konsumsi buah jeruk dapat dimakan secara langsung maupun diperas terlebih dahulu untuk diambil sarinya. Hal ini karena manfaat yang dapat diperoleh dari buah jeruk, diantaranya :

1. Sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Tinggginya kadar vitamin c pada buah jeruk memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai pencegah maupun penyembuh penyakit influenza. Buah jeruk juga mengandung zat fosfor dan zat kapur tinggi yang sangat baik untuk pertumbuhan tulang pada anak-anak. Kadar vitamin dan mineral buah jeruk dari tiap-tiap 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(24)

Tabel 2.2. Kadar Vitamin dan Mineral Buah Jeruk Dari Tiap-Tiap 100 Gram

Jenis Jeruk

Vit. A (LU.)

Vit.B

(gamma) Vit.C Protein (gram)

Besi (mgr)

Kapur (mgr)

Pospor (mgr)

Keprok 400 60 30 0,5 - 40 20

Manis 200 60 50 0.5 0,3 40 20

Nipis - 60 40 0,3 0,1 10 10

Grape Fruits

- 60 50 0,3 0,1 20 20

Sumber : Kementrian Pertanian, 2009

2. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi dan sabun wangi. Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas.

3. Kulit buah jeruk biasa dikeringkan dan diolah menjadi bahan obat dan biasanya dipakai dalam ramuan herbal atau jamu tradisional Tionghoa. Kulit jeruk dapat diolah menjadi manisan atau selai (marmalade). Cairan buah jeruk banyak mengandung vitamin C (Litbang, Kementerian Pertanian, 2009).

2.1.2. Harga Buah Jeruk Impor

Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh sebuah produk (Kotler, 2008). Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Pertalian antara harga dan permintaan yang berbanding terbalik (negatif) menimbulkan konsekuensi bahwa apabila harga naik maka permintaan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan suatu barang akan meningkat.

Harga buah jeruk impor adalah besaran kesediaan yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh buah jeruk impor dari si penjual. Semakin mahal harga jeruk impor secara teori permintaan akan berdampak pada pengurangan permintaan jeruk impor dan sebaliknya apabila harga jeruk impor murah akan berdampak pada peningkatan permintaan akan jeruk impor.

(25)

2.1.3. Pendapatan Konsumen

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli seorang konsumen. Dengan alasan inilah para pemasar perlu mengetahui pendapatan konsumen sasarannya. Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pendapatan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. (Sumarwan dan Agus, 2004).

2.1.4. Harga Buah Jeruk Lokal

Dalam penelitian ini, buah jeruk lokal merupakan barang substitusi untuk buah jeruk impor. Hal ini dikarenakan buah jeruk lokal dan buah jeruk impor pada dasarnya merupakan komoditi yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang sama.

Harga buah jeruk lokal adalah besaran kesediaan yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh buah jeruk lokal dari si penjual. Harga jeruk lokal yang kualitas jeruknya sama dengan jeruk impor secara teori dapat mempengaruhi permintaan konsumen akan jeruk impor. Perubahan harga buah jeruk lokal akan menggeser kurva permintaan. Di mana, apabila harga jeruk lokal dengan kualitas jeruk yang sama dengan jeruk impor mengalami penurunan, maka konsumen cenderung akan berpindah dan lebih tertarik dengan buah jeruk lokal dan sebaliknya.

2.1.5. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen adalah pilihan suka atau tidak suka konsumen terhadap produk (barang atau jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen merupakan indikator kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi konsumen merupakan representasi dari faktor selera konsumen dalam teori permintaan.

Preferensi konsumen merupakan faktor yang berasal dari dalam diri konsumen yang hanya dapat dipengaruhi bagaimana produsen mampu mengemas dan menarik perhatian

(26)

konsumen melalui barang yang ditawarkan.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Permintaan

Manusia memiliki sifat yang tidak pernah puas. Keinginan manusia terhadap sesuatu hal yang diinginkan haruslah dapat terpenuhi. Banyaknya keinginan yang dimiliki oleh manusia berbanding terbalik dengan terbatasnya jumlah alat pemuas kebutuhan yang ada.

Kebutuhan manusia bisa dikatakan terpenuhi apabila kebutuhan tersebut sudah dapat di konsumsi atau dinikmati yang berupa barang atau jasa oleh manusia tersebut.

Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang atau jasa pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga (cateris paribus). Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kuantitas yang berubah-ubah. Permintaan terhadap suatu barang

atau jasa bisa dipengaruhi oleh keinginan konsumen yang akan menggunakaannya (Daniel, 2002).

Permintaan (demand) adalah jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu pasar. Sementara pasar adalah tempat terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen atas barang – barang ekonomi (Daniel, 2002). Sebagian ahli mengatakan bahwa pengertian permintaan adalah jumlah barang yang sanggup dibeli oleh para pembeli pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan harga yang berlaku pada saat itu. Pada teori permintaan ada yang dinamakan dengan hukum permintaan. Hukum permintaan menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Secara umum, terdapat empat faktor yang mempengaruhi permntaan terhadap suatu barang pada suatu waktu tertentu. Adapun empat faktor yang mempengaruhi permintaan

(27)

tersebut adalah sebagai berikut : 1. Harga barang itu sendiri

Berdasarkan hukum permintaan, jumlah barang yang diminta akan berubah secara berlawanan dengan perubahan harga.

2. Harga barang-barang lain yang ada kaitanyanya dalam penggunaan

Kaitan penggunaan barang dibedakan menjadi dua macam yaitu barang yang saling mengganti/ barang substitusi dan barang saling melengkapi/ barang komplementer. Dua barang dikatakan mempunyai hubungan yang saling subsitusi apabila naiknya harga salah satu barang mengakibatkan naiknya permintaan terhadap barang yang lain. Sedangkan dua barang dikatakan mempunyai hubungan yang komplementer apabila naiknya harga salah satu barang mengakibatkan turunnya permintaan terhadap barang lain.

3. Pendapatan Konsumen

Faktor ini merupakan faktor penentu yang penting dalam permintaan suatu barang. Pada umumnya semakin besar penghasilan seseorang maka semakin besar pula permintaan seseorang terhadap suatu barang dan sebaliknya.

4. Jumlah konsumen

Pada umumnya, jumlah konsumen sangat mempengaruhi jumlah permintaan terhadap suatu barang, semakin banyak jumlah konsumen, maka semakin banyak pula permintaan konsumen terhadap suatu barang dan sebaliknya (Sudarman, 2000).

Pada dasarnya, hipotesis ekonomi dasar menyatakan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas yang diminta berhubungan negatif dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.

Artinya semakin rendah harga suatu komoditi, maka jumlah yang diminta akan semakin bertambah.

Perubahan dalam jumlah yang diminta adalah pergerakan di sepanjang kurva permintaan tertentu yang mencerminkan perubahan dalam harga dan jumlah. Pergeseran

(28)

dalam permintaan mencerminkan perubahan dalam satu atau beberapa variabel non harga dalam fungsi permintaan produk. Ketika permintaan berbanding terbalik dengan salah satu faktor seperti suku bunga, pengurangan faktor tersebut mengarah pada peningkatan pernintaan dan sebaliknya (Pappas dan Mark H, 1995).

Gambar 2.1. Kurva Permintaan

Dari kurva permintaan Gambar 2.1. di atas, misalkan harga produk per unit semula sebesar P1 dengan jumlah permintaan produk sebesar Q1. Ketika harga produk per unit diturunkan menjadi P2, maka jumlah permintaan produk menjadi sebesar Q2. Perubahan harga dari P1 ke P2 sebesar ∆p, dan perubahan jumlah produk yang diminta dari Q1 ke Q2 sebesar ∆Q. Perbandingan perubahan harga (∆p) dan perubahan jumlah penduduk yang diminta (∆Q) disebut koefisien arah atau gradient (slope).

2.2.2. Hukum Permintaan

Berkaitan antara harga dengan permintaan yang berbanding terbalik (negatif) menimbulkan konsekuensi bahwa apabila harga naik maka permintaan turun dan apabila harga turun maka permintaan akan naik. Hubungan ini disebut hukum permintaan.

Penyebab utama berlakunya hukum permintaan ini, karena terbatasnya pendapatan konsumen. Hubungan terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Jika harga barang naik, pendapatan konsumen yang tetap merupakan kendala bagi konsumen untuk melakukan pembelian yang lebih banyak.

(29)

2. Jika harga suatu barang naik, konsumen akan mencari barang pengganti.

Berkaitan dengan berlakunya hukum permintaan ini, maka kaitan antar barang dikaitkan menjadi dua, yaitu barang komplementer dan barang substitusi. Untuk barang komplementer, bila harga barang A naik maka permintaan terhadap barang B juga akan turun, sedangkan untuk barang substitusi, kenaikan barang A akan menyebabkan penurunan terhadap permintaan barang tersebut, tetapi akan menyebabkan kenaikan terhadap barang B.

2.2.3. Pergeseran Kurva Permintaan

Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya perubahan yang ditimbulkan oleh faktor selain harga. Pergeseran kurva permintaan ditunjukkan dengan bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri.

Gambar 2.2. Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan Pendapatan

Seperti yang dapat dilihat dari Gambar 2.2. jika harga pasar konstan pada P1, diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah permintaan dari Q1 ke Q2 sebagai akibat dari pendapatan konsumen yang lebih tinggi, akibatnya seluruh kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Dalam gambar pergeseran ini ditunjukkan sebagai pergeseran dari D ke D’.

Disisi yang lain, perubahan harga barang-barang yang saling berkaitan juga mempengaruhi permintaan. Suatu barang merupakan barang substitusi bila salah satu barang harganya naik akan memicu kenaikan jumlah permintaan barang lain. Misalnya tembaga dan aluminium merupakan barang substitusi. Karena dalam penggunaannya di industri yang satu dapat menggantikan yang lain, permintaan untuk tembaga akan meningkat jika harga

(30)

aluminium naik. Begitu juga daging dan ayam merupakan barang substitusi karena kebanyakan konsumen bersedia menukar pembelian mereka pada salah satu jika harga yang lain berubah.

Seperti gambar 3 kenaikan pendapatan digambarkan dengan pergeseran kurva permintaan ke kanan. Namun pergeseran ini dapat juga diakibatkan baik karena kenaikan harga substitusi maupun turunnya harga barang komplemen. Atau mungkin diakibatkan perubahan beberapa variable lainnya seperti musim, dimana kurva permintaan ski dan snoboard akan bergeser ke kanan bila salju tutun lebat (Sarnowo, H dan Danang, 2011).

2.2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Sebenarnya permintaan konsumen terhadap suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh harga dari barang itu sendiri, melainkan dipengaruhi dari pendapatan konsumen, harga barang lain, dan lain sebagainya. Secara matematis hal ini dapat dirumuskan dalam formula berikut :

Dx = f (Px, Y, Py, T, u) Keterangan :

Dx = Jumlah barang yang diminta Px = Harga barang itu sendiri Y = Pendapatan Konsumen Py = Harga barang lain

T = Selera/ Preferensi Konsumen

U = Faktor-faktor lainnya (Salvatore, 2006).

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan untuk suatu komoditi dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda (Multiple Linier Regression) telah diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu. Adapun penelitian yang relevan sesuai dengan metode yang dilakukan dalam penelitian dan menjadi acuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut :

(31)

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu

No. Judul Nama Sumber Tujuan Hasil

1. Analisis Permintaan Konsumen Terhadap Buah- Buahan Impor di Kota Banda Aceh

M. Nur (2005)

Jurnal Sosial Ekonomi

Untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan, harga buah impor, dan harga barang lokal dan untuk

mengetahui variabel yang lebih dominan terhadap permintaan buah impor di Kota Banda Aceh terutama jenis apel.

Hasil yang diperoleh menyatakan harga buah apel impor, pendapatan, harga buah lokal (substitusi) berpengaruh nyata terhadap permintaan buah apel impor di Kota Banda Aceh.

Diantara ketiga variabel yang diteliti ternyata variabel pendapatan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap permintaan apel impor di Kota Banda Aceh.

2. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Jeruk Manis Di Kota Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara.

Gultom (2009)

Jurnal Sosial Ekonomi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan jeruk manis oleh

konsumen dalam membeli jeruk manis dan Lokasi penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) dibeberapa Pasar Tradisional dan Pasar Swalayan yang ada di Kota Pematangsiantar.

1. Permintaan jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan.

2. Secara parsial harga beli konsumen, pendapatan, dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap permintaan jeruk manis.

3. Penawaran jeruk manis secara serempak dipengaruhi oleh harga beli pedagang, biaya produksi penjualan, dan profit (keuntungan).

4. Secara signifikan hanya profit yang berpengaruh terhadap penawaran jeruk.

(32)

4. Distribusi Buah Lokal Dan Buah Import ( Studi Kasus Pada

Pedagang Buah Di Kota Semarang)

1.Nurchayati 2.Hikmah

Serat Acitya- Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi UNTAG Semarang

1. Untuk menganalisis pola

distribusi buah dari tingkat petani produsen sampai kepada konsumen di Kota Semarang.

Di Kota Semarang ditemukan

beberapa pola saluran distribusi buah, dengan lembaga- lembaga seperti petani, pedagang lokal , tengkulak, bakul pasar, maupun importer Dalam menganalisis saluran pemasaran buah di Kota Semarang.

Tabel 2.3. Lanjutan

No. Judul Nama Sumber Tujuan Hasil

5. Tingkat kepuasan Konsumen Buah Lokal dan Buah Impor Terhadap Pelayanan di Pasar Swalayan

“Jumbo” di Kota Manado

Riheld Hiskia Lomboan

Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado 2014

Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap buah lokal dan buah impor serta

pelayanan yang ada di Jumbo

Supermarket di Kota Manado ditinjau dari keandalan (reliability), cepat tanggap

(responsiveness), jaminan

(assurance), empati (emphaty), bukti fisik (tangibles).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatberkaitan dengan kelima aspek keandalan

(reliability), cepat tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), bukti fisik (tangibles) maka dapat

disimpulkan bahwa tingkat kepuasan konsumen buah lokal dan buah impor berada pada kategori puas dan lebih puas terhadap terhadap pelayanan di Pasar Swalayan Jumbo.

3. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Permintaan Dan Penawaran Minyak Goreng Curah

Di Kota Medan

Berry Dhiya Shavana, HM.

Mozart B.

Darus Dan Satia Negara Lubis

Jurnal Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

1. Untuk menganalisis pengaruh faktor harga beli

konsumen, pendapatan rata -rata per bulan, dan jumlah tanggungan terhadap permintaan minyak goreng curah di Kota Medan.

1. Dari hasil pengujian maka dapat

diketahui bahwa harga beli konsumen dan jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap permintaan minyak goreng curah di Kota Medan sedangkan variabel pendapatan rata-rata keluarga per bulan tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan minyak goreng curah di Kota Medan.

(33)

6. Analisis Permintaan Cabai Merah di Kota Surakarta

Tria Rosana Dewi

Fakultas Pertanian UNS 2009

Untuk mengetahui faktor seperti harga cabai merah besar, harga cabai merah keriting, bawang merah, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita mempengaruhi permintaan cabai merah besar di Kota Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa harga cabai merah besar, harga cabai merah keriting, bawang merah, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita mempengaruhi permintaan cabai merah besar di Kota Surakarta,

7. Permintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap Cabai Merah di Kecamatan Coblong Kota Bandung

Trisni Noviasari

Jurnal Manajemen Agribisnis IPB 2014

Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi jumlah permintaan konsumen rumah tangga cabai merah di Kecamatan Coblong Kota Bandung.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi permintaan cabai merah konsumen rumah tangga di Kecamatan Coblong Kota Bandung adalah harga cabai merah dan jumlah anggota keluarga.

Tabel 2.3. Lanjutan

No. Judul Nama Sumber Tujuan Hasil

8. Analisis Permintaan Kentang di Kabupaten Boyolali

Nurina Kusuma

Jurnal Manajemen Agribisnis UNS 2017

Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan kentang di Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa harga kentang dan pendapatan konsumen

berpengaruh terhadap permintaan kentang di Kabupaten Boyolali.

9. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Tempe di Kelurahan Jurangmangu Timur, Pondok Aren,

Tangerang Selatan

Fahrul Imam Hanafi

Jurnal Agribisnis Vol.8, No.1, Juni 2014

Untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan tempe di Kelurahan Jurangmangu Timur, Pondok Aren,

Tangerang Selatan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa harga tempe, harga tahu, harga telur, jumlah anggota keluarga dan pendapatan keluarga secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan tempe di Keluruahan

Jurangmangu, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

10. Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Edi Kurniawan

Jurnal Agribisnis Fakultas

1. Menganalisis perkemba ngan impor

Perkembangan impor buah dan sayuran Indonesia dari

(34)

Sayur Di Indonesia

Institut

Pertanian Bogor 2014

dan sayuran di Indonesia 2. Menganalisis

faktor-faktor yang

memengaruhi permintaan impor buah- buahan dan sayuran di Indonesia.

2006-2010 cenderung meningkat.

Peningkatan permintaan impor buah dan sayuran apabila dibiarkan saja akan mengancam keberadaan buah- buahan dan sayuran lokal.

Secara keseluruhan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan impor buah-buahan ke Indonesia adalah harga buah impor, indeks produksi

industri, lag impor, nilai

(35)

No. Judul Nama Sumber Tujuan Hasil Produksi industry lag impor, nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika dan pasokan mangga di Pasar Induk Keramat Jati. Variabel jarak ekonomi tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan impor buah dan sayur di Indonesia, hal ini menunjukkan harga pokok produksi barang tersebut sangatlah murah di negara eksportir sehingga walaupun jarak antara Indonesia dengan negara eksportir sangat jauh permintaan impor ke Indonesia tetap ada atau bisa juga

disebabkan komoditas yang diekspor ke Indonesia bersifat unik, contohnya buah pear yang tidak diproduksi di Indonesia.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan impor sayuran Indonesia secara keseluruhan.

2.4. Kerangka Pemikiran

Pasar merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Kegiatan yang terjadi di pasar yaitu kegiatan jual beli barang. Terdapat dua macam pasar yang ada yaitu pasar tradisional dan pasar modern, dimana yang telah maju seperti sekarang pasar modern seperti supermarket telah bersaing dengan pasar tradisional dalam kelengkapan barang-barang yang diperjualkan. Dengan adanya pasar modern tidak berarti para pembeli meninggalkan pasar tradisional. Pembeli yang merupakan konsumen masih lebih cenderung berbelanja ke pasar tradisional daripada berbelanja ke pasar modern. Hal ini disebabkan karena harga yang ada di

(36)

tawar menawar antara penjual dan pembeli juga hanya terjadi di pasar tradisional. Dari sekian banyak barang yang dibeli oleh konsumen di pasar yaitu adalah buah-buahan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang harus dijaga merupakan alasan masyarakat mengkonsumsi buah, karena buah memiliki kandungan yang baik untuk tubuh. Salah satu buah yang sering dibeli oleh masyarakat adalah buah jeruk. Harga jeruk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan buah-buahan lainnya dan memiliki kandungan yang penting untuk tubuh menjadi buah yang paling diminati.

Pada umumnya ketika harga barang impor lebih rendah daripada harga lokal, maka kecenderungan yang terjadi pada umumnya adalah peningkatan masuknya jumlah impor ke pasar lokal. Hal ini menunjukkan harga impor dan jumlah buah impor memiliki pengaruh terhadap jumlah produk lokal di suatu negara. Apabila harga buah impor lebih murah dibandingkan harga buah lokal, volume buah impor akan meningkat dan konsumen akan beralih kepada buah impor. Hal ini memberikan dampak kepada buah lokal yaitu permintaan buah lokal akan menurun yang mengakibatkan harga buah lokal juga turun atau banting harga. Bila harga buah lokal dipaksa tinggi, maka posisi buah lokal akan dengan cepat digantikan oleh buah impor. Apabila pendapatan seseorang semakin tinggi, maka daya belinya akan suatu barang juga akan semakin tinggi dan apabila pendapatan seseorang semakin rendah maka daya belinya akan suatu barang juga akan semakin sedikit. Dari sisi selera, suka atau tidaknya konsumen akan suatu barang akan mempengaruhi permintaan akan barang tersebut.

Dari teori permintaan yang telah diuraikan di atas, agar penulisan ini semakin terarah dan dimengerti maksud tujuannya, berikut ini skema kerangka pemikiran dari penelitian yang diusulkan :

(37)

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian 2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Harga jeruk impor berpengaruh negatif terhadap permintaan buah jeruk impor ditingkat konsumen di Kota Binjai

2. Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor ditingkat konsumen di Kota Binjai.

3. Harga jeruk lokal berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor ditingkat konsumen di Kota Binjai.

4. Preferensi Konsumen berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor ditingkat konsumen di Kota Binjai.

5. Harga jeruk impor, pendapatan konsumen, harga jeruk lokal dan preferensi konsumen secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap permintaan buah jeruk impor ditingkat konsumen di Kota Binjai.

Harga Buah Jeruk Impor

Pendapatan Konsumen

Harga Buah Jeruk Lokal

Permintaan Buah Jeruk Impor

Preferensi Konsumen

(38)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive atau sengaja, yaitu di pasar modern dan pasar tradisional di Kota Binjai. Pasar tradisional ikut dipilih menjadi lokasi penelitian karena jeruk impor juga telah banyak dijual di pasar-pasar tradisional di Kota Binjai. Jumlah pasar tradisional dan pasar modern di Kota Binjai dapat dilihat pada Tabel 3.1. sebagai berikut :

Tabel 3.1. Jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Kota Binjai

Kecamatan Pasar Tradisional Pasar Modern

1. Binjai Selatan 2. Binjai Kota 3. Binjai Timur 4. Binjai Utara 5. Binjai Barat

1 3 1 1 1

- 11

- -

-

Jumlah 7 11

Sumber : Badan Pusat Statistik, Kota Binjai Dalam Angka 2016

Berdasarkan Tabel 3.1. di atas, jumlah pasar tradisonal terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Kota dengan jumlah pasar tradisonal sebanyak tiga pasar dan pasar modern terbanyak juga terdapat di Kecamatan Binjai Kota dengan jumlah pasar modern sebesar sebelas pasar. Sedangkan kecamatan lain hanya memiliki satu pasar tradisional di wilayah masing-masing.

Jumlah pasar, luas areal dan jumlah pedagang menurut kecamatan di Kota Binjai dapat dilihat pada Tabel 3.2. sebagai berikut :

Tabel 3.2. Jumlah Pasar, Luas Areal dan Jumlah Pedagang Menurut Kecamatan di Kota Binjai

No. Kecamatan Banyaknya Pasar Luas Pasar (m2)

Pedagang Lokal

Pedagang Musiman

1. Binjai Selatan 1 19.295 - -

2. Binjai Kota 14 90.335 2.433 109

3. Binjai Timur 1 1.600 - -

4. Binjai Utara 1 1.000 60 7

5. Binjai Barat 1 1.500 20 60

Jumlah 18 113.730 2.513 176

(39)

Berdasarkan Tabel 3.2. di atas, jumlah pasar modern terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Kota. Untuk tempat lokasi penelitian dipilih dua pasar modern yaitu Binjai Super Mall dan Suzuya Super Store yang berada di Jalan Soekarno-Hatta, Binjai Kota dan Jalan Dr.

Soetomo, Kecamatan Binjai Kota. Selain itu penelitian dilakukan di pasar tradisional tavip yang berada di Jalan Zainal Zakse dan di pasar Brahrang berada di Jalan Jendral Gatot Subroto. Dipilih kedua pusat tersebut karena kedua pasar tersebut berada di kecamatan yang memiliki luas pasar yang paling luas dan jumlah pedagang terbanyak di Kota Binjai.

3.2. Metode Penentuan Jumlah Sampel

Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan bagi siapa yang bertemu dengan peneliti dan dianggap sesuai dijadikan sumber data maka dijadikan sampel (Sugiyono, 2003).

Dari seluruh populasi penduduk, Kota Binjai diambil 120 sampel konsumen buah jeruk impor yang sedang membeli jeruk impor yang berada di pasar tradisonal dan pasar modern di Kota Binjai. Berdasarkan teori penarikan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah ≥ 30 sampel karena bagaimanapun bentuk populasinya teori penarikan contoh menjamin akan diperolehnya hasil yang memuaskan dan untuk penelitian yang menggunakan analisa statistik, ukuran sampel paling minimum 30. Oleh karena, itu di setiap pasarnya akan diambil sampel sebanyak 30 sampel (Walpole, 1992). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 3.3. sebagai berikut :

Tabel 3.3. Lokasi Pasar Pengambilan Sampel Konsumen Jeruk Impor

Lokasi Sampel yang Diambil

Binjai Super Mall 30 orang

Suzuya Super Store 30 orang

Pasar Tradisional Tavip/Pelita 30 orang

Pasar Tradisional Brahrang 30 orang

Total 120 orang

(40)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuissioner) relevan dengan penelitian yang telah dibuat terlebih dahulu sebelum melakukan survey. Sedangkan, data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber- sumber lain yang relevan, seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kota Binjai dan dari dinas terkait lainnya.

3.4. Metode Analisis Data

3.4.1. Analisis Statistik Regresi Linier Berganda

Fungsi model Regresi Linier Berganda pada penelitian “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah Jeruk Impor Ditingkat Konsumen di Kota Binjai” diuraikan dengan fungsi model persamaan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 3X3 + β4D +e Keterangan :

Y = Permintaan buah jeruk impor (Kg/Bulan) X1 = Harga jeruk impor (Rp/Kg)

X2 = Harga jeruk lokal (Rp/Kg)

X3 = Pendapatan konsumen (Rp/bulan)

D = Preferensi Konsumen (0 = Konsumen Lebih Suka Jeruk Lokal, 1 = Konsumen Lebih Suka Jeruk Impor)

e = Error term

Dari persamaan di atas diketahui bahwa preferensi konsumen merupakan variabel dummy yang mewakili yaitu Dₒ = Konsumen Lebih Suka Jeruk Lokal, sedangkan Dᵢ = Konsumen Lebih Suka Jeruk Impor.

Persamaan regresi linier berganda dianalisis untuk menjelaskan pengaruh dari

(41)

variabel independen atau variabel bebas terhadap variabel dependen atau / variabel terikat yang dihasilkan. Atau dengan kata lain alasan digunakan metode analisis regresi linear berganda adalah karena analisis ini dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Koefisien Determinasi (R2) mengindikasikan bagus atau tidaknya model persamaan regresi linier berganda. Hal ini dikarenakan, Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan kata lain nilai koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi variabel yang diteliti X dan Y sebagai variabel terikatnya. Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin baik kemampuan varaibel X menerangkan variabel Y. Jika koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati 1), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel X adalah besar terhadap variabel Y (Situmorang, 2010).

3.4.2. Analisis Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan nilai perkiraan yang tidak bias dan efisien dari persamaan regresi liniear berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS), maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi beberapa kriteria persyaratan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

a. Asumsi Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual dari model regresi yang dibangun mempunyai distribusi normal atau tidak. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data pada grafik Normal PP Plot of Regression Standardized Residual akan terletak disekitar garis diagonal atau tidak terpencar jauh dari garis diagonal.

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa dilakukan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov yaitu dengan menggunakan tabel

(42)

mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2008).

b. Asumsi Multikolinieritas

Salah satu dari uji asumsi model regresi linier klasik adalah bahwa tidak terdapat multikolinieritas diantara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model. Uji asumsi multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel independen dalam model regesi. Korelasi diantara variabel independen seharusnya tidak terjadi dalam model regresi yang baik. Adapun batas-batasan yang digunakan dalam pengujian multikolineariotas adalah sebagai berikut :

a. Apabila nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas.

b. Apabila korelasi antara dua variabel bebas melebihi 0,8.

c. Adanya statistik F dan koefisien determinasi yang signifikan namun diikuti dengan banyaknya statistik yang tidak signifikan (Sujianto, 2009).

c. Asumsi Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang, 2010).

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Dasar analisis dengan melihat pola titik-titik scatterplots regresi dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, serta titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada

(43)

sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.4.3. Analisis Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan, dilakukan dengan perhitungan menggunakan alat bantu program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) 19.00. Uji yang dilakukan, yakni Uji-t (Parsial) dan Uji-F (Serempak).

1. Uji-t (Parsial)

Uji t yaitu menguji apakah variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat, dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

a. H0 : b1, b2, b3 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b. H1 : b1, b2, b3 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Situmorang, 2010).

Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan alpha 5% dan derajat keabsahan (nk) kemudian dibandingkan dengan thitung.

Dengan Kriteria Uji :

1. Berdasarkan Perbandingan Nilai t- hitung dan t- tabel H1 diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%

H0 diterima jika t hitung ≤ t tabel pada α = 5%

2. Berdasarkan Nilai Signifikansi (α =0,05) Jika nilai signifikansi > α maka H0 diterima Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak 2. Uji-F (Serempak)

Uji F digunakan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh secara positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) melalui uji statistik dengan

Gambar

Tabel 2.1. Jenis Buah Jeruk (Citrus sp)
Gambar 2.1. Kurva Permintaan
Gambar 2.2. Pergeseran Kurva Permintaan Akibat Perubahan Pendapatan
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian  2.5.  Hipotesis Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan Kualitas Komisioner Komisi Informasi Provsu, Mediator dan Panitera di Luar Provinsi.. Pembuatan CD Audio/Video tentang Penyelesaian Sengketa Komisi

menganalisis LOI calon guru SD tinggi pada kategori awal yaitu discovery learning, interactive demonstration, dan inquiry lesson (gambar 1) hal ini dikarenakan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta.. , Nomor 58 Tahun 2012 tentang

o Tidak terdapat prosedur, tetapi hanya kumpulan data-data objek (fakta) yang akan diolah, dan relasi antar objek tersebut membentuk aturan yang diperlukan untuk

dan strategi pembelajaran menggunakan metode ceramah dan latihan soal, serta diperoleh data sebanyak 66,67% siswa menginginkan pengajaran yang bersifat aktif melibatkan siswa

Bila pasien datang dengan keluhannya, kira-kira apa yang Bapak/Ibu sampaikan kepada pasien dan tindakan apa yang ibu lakukan untuk menangani keluhan pasien

merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat..

Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah