• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV REST AREA JALAN TOL SOLO-SEMARANG YANG DIRENCANAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV REST AREA JALAN TOL SOLO-SEMARANG YANG DIRENCANAKAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

51

BAB IV

REST AREA JALAN TOL SOLO-SEMARANG YANG DIRENCANAKAN

4.1. Pengertian dan Fungsi 4.1.1. Pengertian

Rest area ini berada pada jalur jalan tol Solo-Semarang. Hadirnya rest area sebagai pemenuhan kebutuhan saat perjalanan dari Kota Solo menuju Kota Semarang. Jarak tempuh sebesar 75,6 kilometer memberikan peluang hadirnya rest area sebagai sarana peristirahatan. Jarak tempuh yang cukup panjang dan kondisi fisik jalan yang berkelok serta berkontur, terdapat kecenderungan pengemudi menjadi cepat lelah dan hilang berkonsentrasi sehingga membutuhkan sarana peristirahatan untuk mengembalikan kebugaran.

Rest area jalan tol Solo-Semarang merupakan sarana peristirahatan yang diperuntukkan pengguna jalan tol. Rest area ini berada pada bahu jalan tol yang disediakan untuk menepi beristirahat dan memeriksa keoptimalan kinerja kendaraan. Sebagai sarana peristirahatan, rest area menyediakan fasilitas berupa sarana ibadah, toilet, restoran, pujasera, minimarket serta pijat refleksi. Fasilitas tersebut diperuntukkan bagi pengunjung dalam memenuhi kebutuhan perjalanan. Selain itu, rest area juga memiliki fasilitas yang menunjang kinerja kendaraan berupa Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU), bengkel, car wash, serta minimarket pelumas.

4.1.2. Fungsi

Adapun fungsi rest area yaitu sebagai berikut. 1) Sarana Peristirahatan

Rest area memiliki fungsi utama sebagai sarana peristirahatan untuk mengembalikan kebugaran sehingga konsentrasi pengemudi kembali

(2)

commit to user

52

optimal. Selain itu, sarana peristirahatan juga dimanfaatkan sebagai tempat memeriksa keadaan kinerja kendaraan agar perjalanan aman dan lancar. 2) Penanda Pencapaian Lokasi

Selain sebagai sarana peristirahatan, rest area juga berfungsi sebagai penanda pencapaian lokasi sehingga saat pengguna jalan tol Solo-Semarang melintas maka dapat mengenali rest area sebagai penanda. Penanda ini juga dimaksudkan sebagai penunjuk Kota Ungaran melalui objek Candi Gedongsongo sebagai identitas kota.

4.2. Tujuan

Tujuan dari perancangan ini yaitu pengguna dapat memanfaatkan fasilitas rest area sebagai sarana peristirahatan dan penanda pencapaian lokasi sehingga perjalanan saat melalui jalan tol Solo-Semarang berjalan aman dan lancar. Rest area mampu mengembalikan kebugaran dengan optimal melalui aspek psikologi-perilaku pengguna sebagai penekanan dalam perancangan. Selain itu, rest area diharapkan mampu menjadi penanda pencapaian Kota Ungaran melalui aspek estetika idiomatik kitsch dengan objek Candi Gedongsongo.

4.3. Konsep Perancangan Rest Area

4.3.1. Rest Area sebagai Sarana Peristirahatan melalui Penekanan Psikologi-Perilaku

Rest area memiliki fungsi utama sebagai sarana peristirahatan bagi pengguna jalan tol Solo-Semarang yang melintas. Adanya rest area ini diharapkan mampu menekan angka kecelakaan lalu lintas saat berkendara. Kecelakaan lalu lintas biasanya dipicu oleh hilangnya konsentrasi pengemudi yang diakibatkan terlalu lelah atau jenuh. Kedua faktor sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan psikis pengguna. Oleh karena itu, perlu adanya penekanan psikologi perilaku yang akan diimplementasikan pada perancangan rest area untuk memulihkan kebugaran.

(3)

commit to user

53

Adapun implementasi pada penekanan psikologi perilaku sebagai berikut. 4.3.1.1.Penyediaan Fasilitas sesuai Kebutuhan Pengguna Jalan

Menurut Jacques Lacan, psikoanalisis pada merupakan langkah mengurai tentang diri manusia. Manusia memiliki beberapa hasrat yang dipengaruhi oleh kekurangan eksistensial berupa hasrat memiliki dan menjadi. Hasrat memiliki merupakan hasrat untuk memperoleh atau memenuhi kebutuhan bagi manusia. Pada perancangan ini, Rest Area Jalan Tol Solo-Semarang termasuk pada tipe A. Pemilihan tipe A didasari oleh UU No. 16 Tahun 2005 Pasal 12 yang menyebutkan bahwa jalan tol yang memiliki jarak tempuh minimal 40 kilometer dan maksimal 120 kilometer menggunakan rest area tipe A. Sedangkan menurut Keputusan Menteri No. 354 Tahun 2001 menyebutkan bahwa pada tempat pelayanan tipe A disediakan parkir untuk 100 kendaraan, ruang istirahat, peturasan, mushola, restoran, pompa pengisian bahan bakar, bengkel, toko kecil, sarana informasi, dan telepon umum. Adapun pengadaan fasilitas di rest area sebagai berikut.

1) Restoran

Restoran merupakan salah satu fasilitas rest area yang hadir sebagai pemenuhan kebutuhan pangan bagi pengguna. Restoran biasanya dikelola oleh investor berupa fast food ataupun francise

Skema 4.1 Penerapan Penekanan Psikologi-Perilaku Sumber: Analisa Lathifah, 2013

Penekanan Psikologi-Perilaku Psikoanalisis Jacques Lacan Behavior Setting Penyediaan Fasilitas Place Centered Mapping

(Hasrat manusia untuk memiliki dan menjadi)

(4)

commit to user

54

yang bersifat waralaba. Penataan ruang dalam restoran memiliki batasan dengan fasilitas lainnya.

2) Pujasera

Pujasera juga merupakan fasilitas pemenuhan kebutuhan pangan pengguna namun memiliki perbedaan dengan restoran berupa pengelolanya yang biasa dimiliki oleh individu. Selain itu, pujasera juga memiliki ruang makan bersama yang disatukan dengan beberapa kios lainnya. Pujasera yang direncanakan dalam perancangan ini sebanyak delapan kios dengan pertimbangan jumlah pengguna dan berbagai potensi kuliner.

3) Minimarket

Minimarket merupakan fasilitas pemenuhan kebutuhan pengguna saat melakukan perjalanan seperti makanan dan minuman ringan, obat-obatan, dan keperluan lainnya. Minimarket ini bersifat swalayan sehingga pengguna mampu memperoleh kebutuhan dengan mandiri. Minimarket yang direncanakan dalam perancangan sebanyak dua buah untuk menciptakan persaingan sehat dalam pemenuhan kebutuhan.

4) Pijat Refleksi

Pijat refleksi merupakan salah satu langkah mengembalikan kebugaran secara fisik setelah melakukan perjalanan. Dengan kondisi yang bugar diharapkan mampu menegembalikan daya konsentrasi bagi pengunjung untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Pijat refleksi yang direncanakan berjumlah satu tempat dengan pertimbangan satu tempat pijat refleksi mampu menampung lima pengguna.

5) Masjid

Masjid merupakan sarana ibadah yang diperuntukkan untuk pengguna jalan tol Solo-Semarang bagi yang beragama Islam. Kebutuhan akan fasilitas ini diharapkan mampu mempermudah pengguna untuk beribadah shalat wajib lima waktu, shalat sunah,

(5)

commit to user

55

shalat Jumat maupun shalat hari raya. Dalam pengolahan massa dan ruang menggunakan transformasi dari anatomi Candi gedongsongo yang mampu menampung 100 orang.

6) Peturasan

Peturasan merupakan fasilitas kegiatan metabolisme dan MCK (mandi, cuci, kakus). Fasilitas ini merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi pengguna yang melakukan perjalanan. Melalui peturasan ini, diharapkan pengguna mampu menghilangkan rasa penat dan kantuk dengan memanfaatkannya sebagai kamar mandi. Peturasan yang direncanakan sebanyak 25 kamar mandi terdiri atas 10 pria dan 15 wanita dengan mengutamakan kebersihan dan kesehatan fasilitas. 7) Car wash

Car wash merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk membersihkan kendaraan setelah melakukan perjalanan. Fasilitas ini diharapkan mampu memberikan kenyamanan berupa kebersihan untuk melanjutkan perjalanan. Sistem car wash ini berupa track pencucian kendaraan otomatis sehingga pengguna dapat mengakses dengan muda dan cepat.

8) Bengkel

Bengkel merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk memperbaiki atau mengecek keoptimalan fungsi mesin kendaraan sehingga pengguna dapat melanjutkan perjalanan dengan aman.

Bengkel mobil ini dilengkapi dengan kios aksesoris dan suku cadang kendaraan dengan berbagai merk mobil.

9) Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU)

Stasiun Pengisian Bahan bakar Umum (SPBU) merupakan fasilitas pengisian BBM untuk melanjutkan perjalanan. Adapun bahan bakar yang disediakan berupa premium, pertamax, solar, dan bio diesel. Selain BBM, SPBU juga dilengkapi dengan minimarket

(6)

commit to user

56

pelumas, pengisian angin dan air radiator. SPBU terdiri atas 10 pump islands dan kantor pengelola.

4.3.1.2.Penataan Sirkulasi dalam Pengolahan Massa dan Tata Ruang

Selain melalui penyediaan fasilitas yang dibutuhkan, penerapan penekanan psikologi-perilaku diimplementasikan melalui pengolahan massa dan tata ruang. Pada pengolahan massa, perancangan ini menerapkan pada aspek place centered mapping yang memanfaatkan tata massa untuk membuat pola sirkulasi bagi pengguna dengan memperhatikan kebutuhan. Place centered mapping ini akan menghasilkan suatu tatanan sirkulasi yang terbentuk dari ruang atau fasilitas serta pola perilaku pengguna.

4.3.2. Rest Area sebagai Penanda Pencapaian Lokasi melalui Penekanan Estetika Idiomatik Kota Ungaran

Menurut Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang, Candi Gedongsongo merupakan salah satu potensi pariwisata yang perlu dikembangkan. Fungsi candi yang biasanya digunakan sebagai tempat bertapa untuk menyeimbangkan kebutuhan fisik dan psikis menginspirasi perencanaan dan perancangan rest area. Persamaan kedua objek yaitu mengembalikan kebugaran

Keterangan:

Meja Pendaftaran Ruang Tunggu Ruang Periksa Jalur Sirkulasi

Skema 4.2. Contoh Place Centered Mapping pada Ruang Periksa Sumber: Analisa Lathifah, 2013

(7)

commit to user

57

kembali setelah berutinitas. Selain itu, Candi Gedongsongo juga mampu menjadi sebuah penanda identitas Kota Ungaran. Identitas ini akan diimplementasikan sebagai objek rancang bangun melalui pengolahan fasade bangunan sehingga mampu menjadi penanda bagi pengguna.

Fasade adalah representasi atau ekspresi dari berbagai aspek yang muncul dan dapat diamati secara visual. Dalam konteks arsitektur kota, fasade bangunan tidak hanya bersifat dua dimensi saja akan tetapi bersifat tiga dimensi yang dapat merepresentasikan masing-masing bangunan tersebut dalam kepentingan publik (kota) atau sebaliknya. Untuk itu komponen fasade bangunan (Krier, 1983: 61—66) yang diamati meliputi sebagai berikut.

4.3.2.1 Gerbang dan Pintu Masuk (Entrance)

Saat memasuki sebuah bangunan dari arah jalan, seseorang melewati berbagai gradasi dari sesuatu yang disebut ―publik‖. Posisi jalan masuk dan makna arsitektonis yang dimilikinya menunjukan peran dan fungsi bangunan tersebut. Pintu masuk menjadi tanda transisi dari bagian publik (eksterior) ke bagian privat (interior). Pintu masuk adalah elemen pernyataan diri dari penghuni bangunan.

Gambar 4.1. Anatomi Candi Gedongsongo sebagai Objek Transformasi Gate Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013

(8)

commit to user

58

Pada perancangan rest area ini akan memaanfaatkan anatomi Candi Gedongsongo sebagai transformasi gate sebagai penanda memasuki wilayah perancangan. Selain itu, gate ini diharapkan mampu menjadi penanda dan tetap memiliki fungsi arsitektural.

4.3.2.2. Zona Lantai Dasar

Zona lantai dasar merupakan elemen urban terpenting dari fasade. Alas dari sebuah bangunan, yaitu lantai dasarnya, merupakan elemen perkotaan terpenting dari suatu fasade. Karena berkaitan dengan transisi ke tanah, sehingga pemakaian material untuk zona ini harus lebih tahan lama dibandingkan dengan zona lainnya. Pada perancangan rest area, zona lantai dasar ini menggunakan permainan material berupa batu alam, marmer dan kayu sebagai pengikat.

4.3.2.3. Jendela dan Pintu Masuk ke Bangunan

Jendela dan pintu dilihat sebagai unit spasial yang bebas. Elemen ini memungkinkan pemandangan kehidupan urban yang lebih baik, yaitu adanya bukaan dari dalam bangunan ke luar bangunan.

Fungsi jendela sebagai sumber cahaya bagi ruang interior, yaitu efek penetrasi cahaya pada ruang interior. Jendela juga merupakan bukaan bangunan yang memungkinkan pemandangan dari dan ke luar bangunan. Selain memenuhi kebutuhan fungsionalnya, jendela juga dapat menjadi elemen dekoratif pada bidang dinding.

Pintu memainkan peran yang menentukan dalam konteks bangunan, karena pintu mempersiapkan tamu sebelum memasuki ruang, karena itu makna pintu harus dipertimbangkan dari berbagai sudut pandang (Krier, 1988: 96). Posisi sebuah pintu sangat erat hubungannya dengan bentuk ruang yang dimasuki, dimana akan menentukan konfigurasi jalur dan pola aktivitas di dalam ruang. Dalam perancangan ini, akan menggunakan kalamakara sebagai pengarah konfigurasi jalur sirkulasi.

(9)

commit to user

59

4.3.2.4 Atap dan Akhiran Bangunan

Atap adalah bagian atas dari bangunan. Akhiran atap dalam konteks fasade di sini dilihat sebagai batas bangunan dengan langit. Garis langit (sky-line) yang dibentuk oleh deretan fasade dan sosok bangunannya, tidak hanya dapat dilihat sebagai pembatas, tetapi sebagai obyek yang menyimpan rahasia dan memori kolektif warga penduduknya.

4.3.2.5 Tanda-tanda (signs) dan Ornamen pada Fasade

Tanda-tanda (signs) adalah segala sesuatu yang dipasang oleh pemilik toko, perusahaan, kantor, bank, restoran dan lain-lain pada tampak muka bangunannya, dapat berupa papan informasi, iklan dan reklame. Tanda-tanda ini dapat dibuat menyatu dengan bangunan, dapat juga dibuat terpisah dari bangunan. Sedangkan ornamen merupakan kelengkapan visual sebagai unsur estetika pada fasade bangunan. Ornamentasi pada fasade bangunan fungsi komersial, selain sebagai unsur dekoratif bangunan juga merupakan daya tarik atau iklan yang ditujukan untuk menarik perhatian orang. Ornamen yang digunakan dapat digunakan dari transformasi relief-relief Candi Gedongsongo.

Gambar 4.2. Relung Pintu Berhiaskan Kalamakara Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013

(10)

commit to user

60

4.4. Pelaku dan Kapasitas Daya Tampung dalam Rest Area

Dalam perancangan rest area jalan tol Solo-Semarang memiliki beberapa pengguna sebagai berikut.

4.4.1. Pengunjung

Pengunjung merupakan pengguna jalan tol yang melewati jalur bebas hambatan. Pengguna jalan tol ini dikenakan biaya retribusi dan berhak memperoleh fasilitas dalam jalan tol salah satunya kenyamanan dan keselamatan berkendara.

4.4.2. Pengelola

Pengelola jalan tol merupakan subjek yang mengontrol dan mengelola fasilitas di jalan tol. Dalam pengelolaan jalan tol menggunakan system investor yang bekerja sama dengan Bina Marga. Adapun pihak yang menjalankan dan mengelola rest area sebagai berikut.

4.4.2.1 Pengelola head office

Pengelola head office merupakan bagian yang menjadi pimpinan dalam operasional rest area. Bertugas mengatur dan mengawasi kegiatan yang berlangsung. Adapun bagian pengelola head office terdiri atas:

1) Pimpinan perusahaan

2) Kepala staff (struktural dan non struktural) 3) Kepala bagian operasional

4) Bendahara dan staff bendahara

Gambar 4.3. Relief pada Bangunan Candi sebagai Ornamen Perancangan Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013

(11)

commit to user

61

5) Staff bagian personalia 6) Staff Tata Usaha (TU) 4.4.2.2. Pengelola front office

Pengelola front office merupakan pengelola yang mengurusi bagian pemasaran dan bagian informasi bagi pengunjung. Adapun bagiannya sebagai berikut.

1) Receptionist 2) Marketing 4.4.2.3 Supplier

Supplier merupakan pengelola yang bertugas menyediakan kebutuhan dalam rest area berupa pemasok bahan makanan, bahan bakar, maupun kebutuhan fasilitas lainnya.

4.4.3. Pemberi Jasa

Pemberi jasa merupakan perusahaan atau pedagang yang bekerja sebagai penyedia fasilitas dalam rest area. Pemberi jasa ini terdiri atas pemilik dan pegawai pada fasilitas tersebut.

4.4.4.Karyawan Servis

Karyawan pada rest area merupakan subjek yang membantu melayani fasilitas yang disediakan. Karyawan yang bekerja di rest area jalan tol terhimpun dalam satu paguyuban agar akomodasi dan pengkontrolan dalam rest area tetap terjaga. Adapun karyawan terdiri sebagai berikut.

1) Keamanan

Keamanan pada rest area mencangkup pada keamanan dalam bangunan maupun area parkir sehingga keamanan dibedakan menjadi dua tempat yaitu pos jaga dan ruang kamera pengintai (CCTV).

2) Kebersihan

Kebersihan pada rest area merupakan karyawan servis yang menangani masalah sampah dan limbah dan menjaga kebersihan serta keindahan dalam perancangan.

(12)

commit to user

62

3) Mechanical electrical

Mechanical electrical merupakan karyawan servis yang menangani masalah mesin dan listrik pada rest area. Fungsi-fungsi ini sebagai penunjang fasilitas dalam rest area.

Gambar

Gambar 4.1. Anatomi Candi Gedongsongo sebagai Objek Transformasi Gate  Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013
Gambar 4.2. Relung Pintu Berhiaskan Kalamakara  Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013
Gambar 4.3. Relief pada Bangunan Candi sebagai Ornamen Perancangan  Sumber: Dokumentasi Lathifah, 2013

Referensi

Dokumen terkait

Sarapan : Pancake buah, smoothie pepaya Makan Siang : Salad alpukat dan ayam bakar Snack : Buah potong. Makan Malam : Salmon, brokoli rebus dan mashed

Protein Hewani Ayam Goreng Balut Tepung Ayam panggang balut tepung Ayam giling kukus balut tepung Protein Nabati Tumis Tahu Tahu Panggang Bumbu Bakar Semur Tahu.. Sayur Tumis

Langkah keempat, yaitu setelah menentukan skematik dan data teknis yang cukup mengenai PLTN jenis FBR maka selanjutnya merancang simulator sistem SCADA PLTN jenis

Taking this overview into account as research background, the objectives of research are: (1) to understand the meaning of farming and tourism as the subsistence and the

1 Kualitas kerja Bapak/ibu yang baik mampu memicu persaingan jabatan dengan rekan kerja yang lain. 2 Bapak/Ibu selalu bekerja dengan tepat berdasarkan SOP

Dari Selulosa Kulit Ari Biji Alpukat dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Pengental Pada Saus Tomat.. Kategori :

Pesantren kilat yang ditujukan untuk warga binaan di lembaga permasyarakatan Wirogunan di. lapas kelas II A Yogyakarta / kemarin sore telah berakhir// Pesantren yang dimulai

informasi dari berbagai sumber tentang adab menjenguk orang sakit  Diskusi kelompok membahas hasil wawancara tentang menjenguk orang sakit  Mempresentasi kan hasil