• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reproduksi Semester III.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Reproduksi Semester III."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Perkembangan kontrasepsi hormonal pada pria yaitu usaha penurunan kesuburan pria jauh terlambat dibandingkan kontrasepsi wanita.

(3)

Penyebabnya :

selain jauh lebih sulit dalam bidang

teknologi

(4)

Syarat-syarat kontrasepsi pria yang

ideal :

Aman

Efektif

Reversible

(5)

Kontrasepsi hormon pada pria yang

paling mendekati ideal dan cukup

potensial adalah :

androgen.

Kombinasi androgen dan

progestogen

Analog GnRH, terbagi 2 :

(6)

1. A

NDROGEN

Penggunaan Androgen terutama

testosteron untuk penurunan

kesuburan pria karena testosteron

melalui umpan balik negatif menekan

sekresi FSH dan LH. Sehingga

(7)

Berbagai penelitian telah dilakukan

sejak 1970-a untuk menekan

produksi sperma ( spermatogenesis)

dengan menggunakan testosteron.

Namun pemberian testosteron

memberikan hasil yang

mengecewakan karena hanya sekitar

60% pria Kaukasia yang mencapai

(8)

Tahun 1990 WHO mempublikasikan hasil

penelitian keampuhan Testosteron Enantat (TE)

untuk kontrasepsi hormon pada pria.

Penelitian dilakukan di sepuluh pusat andrologi di

seluruh dunia dengan cara menyuntikkan 200mg

TE tiap minggu pada 271 pria relawan.

Pria fertil yang disuntik TE dan mencapai

(9)

Dari 137 pria azoospermia yang memasuki

fase keampuhan ternyata hanya 1 orang (

0.8% pasangan mereka yang hamil).

Jika konsentrasi sperma < 5juta/ml fungsi

sperma tersebut terganggu.

Ini dibuktikan dengan uji fungsi sperma

(10)

Pada penelitian multi center jika penyuntikan

TE tiap minggu sekali menyebabkan

konsentrasi sperma <5juta/ml

Keampuhan kontrasepsi ini lebih <

dibandingkan dengan kontrasepsi kondom.

Dengan perincian kalau tercapai azoospermia

kehamilan 0%, kalau konsentrasi sperma

(11)

Pada penelitian ini 90% relawan mencapai

konsentrasi 3juta/ml. Sayangnya

penyuntikan TE tiap minggu tidak praktis.

Untuk itu perlu ditemukan testosteron

daya kerja jangka panjang yaitu :

1.

testosteron busiklat

2.

Testosteron andecanoate (TU). TU telah

dilakukan di negara Jerman dan Cina, dan

sedang dilakukan di Indonesia.

(12)

2. K

OMBINASI

A

NDROGEN

DAN

P

ROGESTOGEN

Untuk meningkatkan efektifitas testosteron ,

menurunkan produksi sperma mencapai

azoospermia digunakan kombinasi androgen/

testosteron dengan progestogen.

Progestogen digunakan pada kontrasepsi pria

untuk menekan gonadotropin sehingga akan

menekan produksi sperma. Ini jauhlebih

(13)

Penelitian androgen dan progestogen telah

sangat luas digunakan. Tetapi hanya <70%

pria Kaukasia yang mencapai azoospermia

selama 6 bulan.

Penelitian pada 20orang Indonesia selama 3

bulan dengan penyuntikkan kombinasi

testosteron (TE) dan progestogen (DMPA) tiap

bulan memakai dosis tinggi dan dosis

(14)

Penggunaan 2macam androgen (TE) dan 19

nor

testosteron (19NT) dengan kombinasi DMPA dapat

menekan produksi sperma mencapai azoospermia

pada hampir 100% pria Indonesia.

Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa

penyuntikkan TE dan DMPA dosis tinggi tiap bulan

dapat mempertahankan azoospermia pada pria

Indonesia selama lebih dari 1 tahun dan bersifat

reversible.

Penelitian perbandingan menggunakan TE dan

kombinasi progestogen Levonor gestrel (LNG) oral

dengan TE selama 6 bulan di AS menyebabkan

(15)

3.P

ROGESTOGEN POTEN DAN

ANDROGEN LONG ACTING

Untuk meningkatkan efektif pada pria Kaukasia

telah dilakukan penelitian menggunakan

kombinasi Desogestrel (DSG) yaitu suatu

progestogen poten, dengan penyuntikan TE.

Hasil yang diperoleh 8 dari 8 pria Kaukasia

(16)

Penggunaan kombinasi anti androgen Cyproterone

acetate (CPA dan TE) ternyata 10 orang pria yang

mendapat CPA dan TE 100% mencapai azoospermia

(Merig giola dkk, 1996) namun keamanan perlu

diperhatikan.

Cina telah berhasil menemukan testosteron

andecanoate (TU) suntikan yang mempunyai efek

jangka panjang.

Penyuntikan TU 500mg dan TU1000 mg dilarutkan

dalam minyak biji teh tiap 4 minggu dengan hasil 11

dari 12 pria yang disuntik TU,500mg mencapai

(17)

 Sedangkan dengan penyuntikkan TU 1000mg semua pria menjadi azoospermia.

 Hasil yang diperloeh menunjukan bahwa penyuntikan TU 1000mg tiap 6 minggu, 8 dari 14 pria mencapai azoospermia.

 Penyuntikan TU 1000mg tiap 6 minggu dengan

kombinasi Levonorgestrel 250mg tiap hari,7 dari 14 pria mencapai azoospermia sedangkan penyuntikan TU

1000mg tiap 6 minggu dengan kombinasi noretisteron enantat (NET-EN), 13 dari 14 pria mencapai

azoospermia.

(18)
(19)
(20)

 Adalah: kontrasepsi yang mengandung

hormon estrogen dan progesteron

(21)

Bentuk kontrasepsi hormonal, antara lain:

1. Kontrasepsi oral

2. Kontrasepsi suntik

3. Kontrasepsi implan/subkutis

4. Cincin vagina

(22)

Sumber: Baziad, 2008

Kontrasepsi Oral

Pil Oral Kombinasi

Pi Pascasanggama

Pil Sekuensial

(23)

POK Merupakan pil KB yang mengandung

hormon estrogen dan progesteron yang

diproduksi secara alami oleh wanita

(24)

2) Bifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

1) Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

(25)

 Menekan ovulasi

Mengurangi transpor sperma di bagian atas saluran genital (tuba fallopii)

Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyulitkan proses implantasi

(26)

INDIKASI

 Usia reproduksi

 Telah memiliki anak atau pun yang belum  Gemuk atau kurus

 Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi  Setelah melahirkan dan tidak menyusui

 Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif,

sedangkan semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut

 Pascakeguguran

 Anemia karena haid berlebihan  Nyeri haid hebat

 Siklus haid tidak teratur  Riwayat kehamilan ektopik  Kelainan payudara jinak

 Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan

saraf

 Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor

ovarium jinak

(27)

KONTRAINDIKASI

 Hamil atau dicurigai hamil

 Menyusui eksklusif

 Perdarahan pervaginam yang belum diketahui

penyebabnya

 Penyakit hati akut (hepatitis)

 Perokok dengan usia >35 th

 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau TD >180/110

mmHg

 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing

manis > 20 th

 Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara

 Migrain atau gejala neorologik fokal (epilepsi/riwayat

epilepsi)

(28)

 Amenorea (tidak ada perdahan atau spotting)

 Mual, pusing, atau muntah (akibat reaksi

anafilaktik)

(29)

2.

Pil mini

Hanya berisi progestin/minipil

Jenis Minipil

 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 30

µg noretindron

(30)

Cara Kerja Minipil

1. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis

steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)

2. Endometrium mengalami transformasi

lebih awal sehingga implantasi lebih sulit

3. Mengentalkan lendir serviks sehingga

menghambat penetrasi sperma

(31)

INDIKASI

 Usia reproduksi

 Telah memiliki anak atau pun yang belum

 Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat

efektif selama periode menyusui

 Pascapersalinan/tidak menyusui

 Pascakeguguran

 Perokok segala usia

 Mempunyai TD tinggi (selama < 180/110 mmHg) atau

dengan masalah pembekuan darah

 Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang

(32)

KONTRAINDIKASI

 Hamil atau diduga hamil

 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

 Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid

 Menggunakan obat tuberkulosis (rifampisin), atau obat

untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat)

 Kanker payudara atau riwayat kanker payudara

 Sering lupa menggunakan pil

 Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom

uterus

 Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme pembuluh

(33)

EFEKTIFITAS

Sangat efektif (98,5%). Pada

penggunaan minipil jangan

[image:33.720.127.590.33.491.2]

sampai terlupa satu-dua

tablet atau jangan sampai

terjadi gangguan

gastrointestinal (muntah,

diare), karena akibatnya

(34)

3. Pil Sekuensial

Di Indonesia pil sekuensial tidak diedarkan. Pada cara kontrasepsi ini diminum pil hanya mengandung estrogen saja untuk 14-16 hari, disusul dengan pil yang

mengandung estrogen dan progestagen untuk 5-7 hari.

Cara kerja

 Penekanan terhadap sekresi gonadotropin tidak begitu

kuat bila dibandingkan dengan sediaan kombinasi

monofasik, karena pada fase pertama hanya estrogen yang bekerja menekan sekresi gonadotropin, sedangkan pada sediaan kombinasi monofasik estrogen dan

progesteron sudah sejak awal sama-sama bekerja menekan sekresi gonadotropin. Efek terhadap lendir

(35)

4. Pil Pascasanggama

disebut juga dengan Istilah :

morning after pill menerangkan bahwa pil atau obat

tersebut harus dimulai dalam waktu beberapa jam atau diberikan esok paginya.

Post coital pill menerangkan bahwa obatnya segera digunakan setelah koitus atau sanggama

(36)

INDIKASI

 Hanya diindikasikan bagi wanita yang tidak

menggunakan jenis kontrasepsi apapun, dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus.

 Kontrasepsi pascasanggama hanya bermanfaat bila

digunakan sebelum implantasi terjadi. Kalau

implantasi telah terjadi, kehamilan tidak dapat

dicegah lagi, bahkan kehamilan tersebut perlu diakhiri karena karena steroid seks memiliki efek teratogenik terhadap bayi.

EFEK SAMPING

(37)
(38)

KULIAH 1

TUJUAN

1. MEMAHAMI MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI SECARA UMUM

2. MEMAHAMI MASALAH ESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA DAN SPESIFIK DAERAH

3. MEMAHAMI MANAGEMEN PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI DI INDONESIA

(39)
(40)

BAYI BARU LAHIR

BAYI

ANAK BALITA USIA

SEKOLAH

USIA SUBUR

REMAJA

(41)

KESEHATAN REPRODUKSI BUKAN KEJADIAN YANG BERDIRI SENDIRI

1.MERUPAKAN RANGKAIAN KEJADIAN SEBELUMNYA DAN MEMBERIKAN AKIBAT TERHADAP PROSES

KEHIDPAN SELANJUTNYA

2.MEMPUNYAI MASALAH YANG SPESIFIK PADA SETIAP TAHAP KEHIDUPAN, SEPERTI JENIS DAN LUAS

MASALAHNYA, FAKTOR RISIKO DAN DAMPAKNYA, DLL

(42)

MASALAH KESPRO

ARAH KEBIJAKAN

IMPLEMENTASI PROGRAM

RENSTRA RANCANGAN

(43)

- 11 juta anak pendek

- 10 juta anemia gizi besi

- 3,4 juta risiko GAKY

31 Juta

- 3,5 juta remaja putri (15-19 tahun) dan WUS anemia gizi besi

- 30 juta kelompok usia produktif (Laki-laki dan perempuan) Kurang Energi Kronis

- 2 juta bumil anemia gizi

- 1 juta Kurang Energi Kronis

10 juta

118 juta

350 ribu BBLR setiap tahun

18 juta

- 5 juta balita Gizi Kurang

- 8,1 juta anak anemia gizi besi

- 10 juta anak KVA sub klinis

5 juta anemi gizi besi

Jenis & Besaran Masalah di Indonesia 2001-2003

4 Juta

(44)

BUMIL YANG MENDERITA ANEMIA

KEK, GAKY ATAU KVA

AKAN MELAHIRKAN BAYI DENGAN STATUS KESEHATAN YANG BARUK

1. BBLR

2. BBERESIKO MENERITA KEP, KVA, ANEMIA,KRETIN DLL

3. TUMBUH KEMEBANG TERGANGGU

4. MENJADI REMAJA DG KECERDASAN RENDAH, MISKIN DST

5. SETELAH MENIKAH BERISIKO • SULIT HAMIL

(45)

MASALAH KESEHATAN BALITA DI INDONESIA

DI INDONESIA

SETIAP TAHUN LAHIR 4.608.000 BAYI MENINGGAL 313,344 BAYI

2/3 ATAU 235.000 MENINGGAL SEBELUM ULANG

TAHUN PERTAMA, SETIAP HARI MENINGGAL 644 BAYI SETIAP JAM MENINGGAL 27 BAYI

4.6 JUTA BAYI BARU

(46)

Kematian bayi dan balita menurun dengan cepat.

Tahun-tahun mendatang kecepatan ini diperkirakan akan berkurang, karena tingkat kematian yang rendah sulit diturunkan secara drastis

Kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBA)

81 58 46 68 57 46 35 97 0 20 40 60 80 100 120

1989 1994 1999 2004 2009 2014

Sumber: SDKI 1991, 1994, 1997, 2002-3

(47)

Kematian Ibu mengalami penurunan. Tapi dengan kecenderungan seperti ini, akan sulit mencapai target MDG tanpa upaya ekstra

Kecenderungan Angka Kematian Ibu (AKI)

390 334 307 Target MDG 0 100 200 300 400 500

1990 1995 2000 2005 2010 2015

Sumber: SDKI 1994, IDHS 1997, IDHS 2002-3

(48)

Kekurangan gizi cenderung menurun

namun pada tahun-tahun terakhir, terjadi

stagnasi.

Prevalensi underweight Balita

MDG target =18.3% 0 20 40 60 80 100

1989 1994 1999 2004 2009 2014

Source: Susenas.

%

Moderate and severe underweight Severe underweight

(49)

Status kesehatan cenderung membaik, tetapi dibanding negara tetangga di ASEAN, kita masih jauh tertinggal

Negara Angka Kematian Bayi* Th 2002

Angka Kematian Ibu** Th 85-2000

Indonesia 45 380

Vietnam 39 95

Filipina 38 170

Thailand 28 36

Malaysia 8 30

Sumber: HDR 2004

(* per 1000 kelahiran hidup, ** per 100.000 kelahiran hidup)

Angka-angka Indonesia sangat tinggi 2-10 kali lebih tinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya

(50)

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH KESPRO 1.Pendekatan berdasarkan Daur Hidup

2. Pendekatan berdasarkan besarnya masalah

3. Pendekatan berdasarkan keterkaitan dengan masalah kes/sosial lainnya

(51)

BAYI BARU LAHIR

BAYI

ANAK BALITA USIA

SEKOLAH

USIA SUBUR

REMAJA

(52)

Pendekatan daur hidup

1. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki dan perempuan 2. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas, serta

pelayanan bayi

1. ASI eksklusif dan penyapihan yang layak

2. Tumbuh kembang dn pemberian makanan yang seimbang 3. Imunisasi dan managemen terpadu balita yang sakit

4. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan

5. Pendidikan dan kesempatan nag sama pada anak laki-laki dan peerempuan

(53)

REMAJA

1. Gizi seimbang

2. Informasi tentang kesehatan reproduks

3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual

4. Pencegahan terhadap ketergantungaan napza

5. Perkawinan pada usia yang wajar

6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan

7. Peningatan penghargaan

(54)

USIA SUBUR

1. Kehamilan dan persalinan yang aman

2. Pencegahan kecacatabdan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi

3. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan AKS (KB) 4. Penegahan terhadap PMS/HIV/AIDS

5. Pelayanan kesehatan Reproduksi berkualitas

6. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rational 7. Deteksi Dini kanker payudara dab leher rahin

8. Pencegahan dan managemen infertilitas

USIA TUA

Perhatian pada problem meno/andro-pause

Perhatian pada penyakit utama degeneratif termasuk rabun, gangguan mobiliotas, dan osteo prorsis

(55)
(56)

Angka Kematian Ibu (AKI) : 373/100.000 lagir hidup

Prevalensi Anemia Bumil : 50 %

(57)

1. Masalah Kemiskinan

2. Kedudukan perempuan dalam keluarga

Perempuan dinomor-duakan dalam berbagai hal

a. kesempatan mendapat pendidikan

b.kesempatan kerja

3. Terpaksa menikah pada usia muda

4. Katerbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan

(58)

Akses wanita ke fasilitas pelayanan Reproduksi masih kurang

Informasi tentang kemampuan fasilitas nuntuk kespro kurang

Keterbatasan biaya

Tradisi yang menghambat penggunaan fasilitas kesehatan

(59)

Pengantar Kontrasepsi, Istilah-istilah

dalam KB , Proses Terjadinya Haid dan

(60)

1. Defenisi Kontrasepsi

Kontrasepsi merupakan suatu cara yang dilakukan oleh pasangan aktif secara seksual untuk mencegah kehamilan (Fred. F, 2015)

Menurut Wiknjosastro (2008) Kontrasepsi berasal dari

kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau

“mencegah” sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan.

Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah

(61)

2. Syarat2 Kontrasepsi

 Dapat dipercaya

 Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan

 Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan

 Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus  Tidak memerlukan motivasi terus-menerus

 Mudah pelaksanaannya

 Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat

(62)

1. Akseptor

Peserta KB, yaitu pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi.

2. Alat kontrasepsi

Merupakan Alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan, terdiri atas alat kontrasepsi bawah kulit dan alat kontrasepsi dalam rahim

3. Kontrasepsi

Merupakan obat/alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan). Jenis kontrasepsi ada dua macam, yaitu kontrasepsi yang mengandung

(63)
(64)

 Tahun-tahun reproduksi normal wanita ditandai

dengan perubahan ritmis bulanan kecepatan sekresi hormon-hormon wanita dan juga perubahan fisik pada ovarium serta organ-organ seksual lainnya. Pola ritmis

ini disebut siklus seksual bulanan wanita (siklus

menstruasi).

 Durasi siklus rata-rata 28 hari

 Dua hasil yang bermakna dari siklus seksual wanit

 Hanya satu ovum matang yang normalnya dikeluarkan siklus ovarium

Endometrium uterus dipersiapkan terlebih dulu untuk

(65)

1. Fase folikuler

yaitu terjadinya pertumbuhan folikel di ovarium dan ovulasi.

2. Fase luteal

[image:65.720.156.467.272.520.2]
(66)
(67)

terdiri dari:

1) Fase proliferasi

2) Fase sekresi

(68)

Proses terjadinya haid

 Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus

anterior hipofisis yang menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam ovarium.

 Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf

yang membuat esterogen,

 Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior

hipofisis mengeluarkan hormon gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing hormone)

 Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing

hormones) yang disalurkan dari hipotalamus ke hipofisis

 Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama

(69)

 Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium

menyebabkan endometrium tumbuh (menebal) yang

disebut fase proliferasi

 Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih

matang, mendekati permukaan ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.

 Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus

rubrum(berwarna merah) yang akan menjadi korpus luteum (berwarna kuning).

 Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron.

Hormon progesteron mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi

(70)

 Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum

berdegenerasi yang menyebabkan kadar esterogen dan progesteron menurun,

sehingga terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik,

yang disebut mestruasi.

 Bilamana ada pembuahan dalam masa

ovulasi, maka korpus luteum dipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum

(71)
(72)

 Fertilisasi (pembuahan) merupakan

penyatuan gamet pria dan wanita.

 Dalam keadaan normal terjadi di ampula.

 Karena itu, baik ovum maupun sperma

(73)
(74)

 Pada saat endometrium siap menerima implantasi

(sekitar seminggu setelah ovulasi), morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi dan berdiferensiasi

menjadi blastokista yang dapat melakukan implantasi.

 Blastokista terdiri dari 2 bagian yaitu : inner cell mass

(berkembang menjadi fetus), dan trofoblast

(melaksanakan implantasi dan menjadi placenta)

 Untuk mempertahankan pertumbuhan mudigah/janin

selama kehidupan intrauterinnya, segera terbentuk

placenta, suatu organ khusus pertukaran antara darah ibu dan janin

(75)
(76)

Gambar

tablet atau jangan sampai
Gambar. 2 Perkembangan Folikel di Ovarium

Referensi

Dokumen terkait

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung dosis tunggal dari satu atau lebih zat aktif dan umumnya diperoleh dengan mengkompresi volume yang sama dari

Tablet adalah sebagai bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih. zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu

Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tanbahan atau

Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tanbahan atau

Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tanbahan atau

Tablet adalah sediaan padat yang mengandung dosis tunggal dari satu atau lebih zat aktif dan umumnya diperoleh dengan mengkompresi volume yang sama dari

Defenisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tambahan atau bahan

Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tanbahan atau