• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Fts dan Solid BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Fts dan Solid BARU"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perubahanan cuaca yang tak menentu, telah menimbulkan berbagai kerugian dan keuntungan bagi manusia. Cuaca yang selalu berubah-ubah telah menimbulkan berbagai macam penyakit pada manusia, terutama flu, batuk, ataupun sakit tenggorokan. Semua penyakit tersebut dapat muncul akibat sistem imun pada tubuh yang mulai menurun. Saat imun menurun banyak yang memilih untuk mengkonsumsi sebuah sediaan obat berupa vitamin C.

Banyaknya masyarakat yang memilih vitamin C mengakibatkan ketatnya persaingan bisnis di industri obat. Industri obat berlomba-lomba untuk menghasilkan sediaan vitamin C yang digemari oleh masyarakat serta berkhasiat. Vitamin C tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, mulai dari larutan sampai tablet vitamin C. Semua itu disebabkan karena inovasi yang telah dilakukan oleh berbagai industri obat akibat persaingan bisnis.

Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C atau asam askorbat adalah komponen berharga dalam makanan karena berguna sebagai antioksidan dan mengandung khasiat pengobatan (Sandra G.,1995). Vitamin C mempunyai banyak fungsi didalam tubuh yaitu sebagai sintesis kalogen, absorbsi, metabolism besi dan mencegah infeksi. Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan dosis tinggi serta dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu (Pauling, 1971).

(2)

Vitamin C banyak di temui di sayuran maupun buah-buahan yaitu jeruk, strawberry, tomat, anggur, pisang, dll. Namun berbeda dengan rasa sediaan vitamin C yang banyak beredar di pasaran hanya sedikit yaitu rasa jeruk, anggur dan strawberry. Anak-anak yang mengkonsumsi sediaan vitamin C dalam rasa yang sama tentunya mengalami kebosanan. Jika sediaan tablet vitamin C dibuat dalam rasa yang berbeda tentunya anak-anak pasti tidak merasa bosan untuk mengkonsumsinya, salah satunya dengan rasa pisang. Tablet vitamin C dengan rasa pisang tentunya baru untuk anak-anak dan itu akan membuat lebih menarik serta tidak menimbulkan kebosanan untuk mengkonsumsi.

Banyaknya kemungkinan yang terjadi, kali ini akan dibuat tablet hisap vitamin C anak yang berbeda dengan produk yang sudah beredar dipasaran agar konsumen lebih senang, nyaman dan tidak merasa bosan dalam mengkonsumsi sediaan tablet hisap vitamin C.

1.2 Tujuan

Untuk membuat tablet hisap vitamin C dan melakukan uji evaluasi tablet yang sesuai dengan standrat sediaan.

1.3 Manfaat

1. Untuk memberikan kenyamanan mengkonsumsi obat bagi konsumen.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Influenza

 Influenza adalah suatu penyakit infeksi saluran nafas tersering pada manusia.

 Influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, cabang tenggorokan dan paru-paru.

 Influenza adalah penyakit infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza yang mudah menular.

2.2 Penyebab Influenza

Virus flu menyebar lewat udara ketika seseorang terinfeksi batuk, bersin atau bicara. Anda dapat menghirup virus tersebut secara langsung, atau melalui suatu benda seperti telepon atau keyboard komputer, dan kemudian menghantarkannya ke mata, hidung atau mulut anda.

Flu disebabkan oleh tiga tipe virus – influenza A, B, dan C. Tipe A menyebabkan pandemi flu yang mematikan (epidemi pada belahan bumi) yang menyerang setiap 10 sampai 40 tahun. Tipe B menyebabkan pandemi dengan skala yang lebih kecil. Tipe A atau B dapat menyebabkan sirkulasi flu setiap musim dingin. Tipe C tidak pernah berkaitan dengan epidemi yang besar.

Tipe C cukup stabil, tapi tipe A dan B secara konstan berubah dan memunculkan kekhawatiran baru bagi masyarakat secara reguler. Sekali anda terkena flu, antibodi yang terbentuk akan menekan penyebabnya, tetapi tidak akan melindungi anda dari virus yang telah bermutasi.

2.3 Gejala Influenza

(4)

 Demam lebih dari 38 Celsius pada orang dewasa, dan sering sampai 39,5 Celsius sampai 40,5 Celsius pada anak.

 Panas dingin dan berkeringat.  Batuk kering.

 Nyeri otot, khususnya pada punggung, lengan dan kaki  Kelelahan dan lemah

 Hidung tersumbat  Hilang nafsu makan

 Diare dan muntah pada anak

2.4 Terapi

 Gunakan vaksinasi flu secara rutin tiap tahun. Waktu yang tepat untuk vaksinasi adalah saat sebelum masa puncak dari musim flu. Perlu dua minggu bagi tubuh untuk membangun sistem imun tubuh mulai dari pemberian vaksin. Tanyakan pada dokter anda waktu yang tepat.

 Cuci tangan. Mencuci tangan adalah cara terbaik dalam mencegah infeksi flu biasa. Gosok telapak tangan anda sedikitnya 15 detik, sabuni dengan benar dan tutup keran menggunakan tisu. Atau gunakan jel pembersih tangan berbahan dasar alkohol paling sedikit berkadar alkohol 60 persen.

 Makan secara benar dan tidur secara teratur. Diet yang salah dan kurang tidur melemahkan imunitas anda dan menyebabkan anda lebih rentan terinfeksi.Diet seimbang dengan buah segar dan sayuran, gandum atau nasi, dan makanan yang mengandung protein adalah yang terbaik untuk banyak orang. Tidur yang cukup dan teratur juga perlu untuk kesehatan sistem imun. Secara umum, orang dewasa sangat baik tidur malam selama 7 sampai 8 jam. Anak-anak dan remaja membutuhkan tidur malam 9 sampai 10 jam.

(5)

infeksi, tetapi jika anda terkena flu, anda akan lebih sedikit kemungkinannya terkena dampak yang parah dan sembuh lebih cepat daripada orang yang tidak fit.

 Hindari kerumunan orang saat musim flu. Flu menyebar dengan mudah dimanapun orang-orang banyak berkumpul – pada care center, sekolah, kantor, auditorium dan alat transportasi publik. Menghindari kerumunan orang pada saat musim flu akan mengurangi kesempatan anda terinfeksi flu.

2.5 Pengertian Batuk

Banyak orang mengira bahwa batuk adalah suatu penyakit. Namun sebenarnya batuk adalah reaksi dari penyakit lain yang menggangu system pernapasan atas. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.

Batuk terjadi karena rangsangan tertentu yang terjadi pada saluran pernapasan, misalnya debu di reseptor batuk (hidung, saluran pernapasan, bahkan telinga). Kemudian reseptor akan mengalirkan lewat syaraf ke pusat batuk yang berada di otak. Di sini akan memberi sinyal kepada otot-otot tubuh untuk mengeluarkan benda asing tadi, hingga terjadilah batuk.

2.6 Penyebab batuk

Berikut ini adalah penyebab terjadinya reaksi Batuk :

1. Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Inilah penyebab paling umum yang merupakan gejala flu.

2. Alergi

3. Asma atau tuberculosis

4. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas 5. Tersedak akibat minum susu

6. Menghirup asap rokok dari orang sekitar

(6)

2.6 GEJALA

 Suara lengkingan di setiap tarikan napas dalam-dalam setelah batuk.  Batuk bertubi-tubi dan intens yang mengeluarkan dahak kental.  Kelelahan dan wajah merah karena terus batuk.

 Muntah pada bayi dan anak-anak.

2.7 TERAPI BATUK a. Terapi non-obat :

Pada umumnya batuk berdahak maupun tidak berdahak dapat dikurangi dengan cara sebagai berikut :

 Sering minum air putih, untuk membantu mengencerkan dahak, mengurangi iritasi atau rasa gatal.

 Hindari paparan debu, minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan dan udara malam yang dingin.

b. Terapi obat ;

o Obat batuk, seperti halnya obat pilek dan flu/influenza, merupakan obat

simptomatik, yang pada dasarnya dimaksudkan untuk mengatasi keadaan ringan dan hanya merupakan tindakan terhadap gejala penyakit. Pengobatan simptomatik atau pengobatan terhadap gejala penyakit tersebut dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan quality of life penderita, sehingga yang bersangkutan tetap dapat melakukan aktifitas.

(7)

darah atau berwarna hijau/kuning, sesak napas maka penderita diharuskan konsultasi dengan dokter.

o Terapi obat batuk dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu ekspektoran (pengencer dahak) misalnya gliseril guaikolat, ammonium klorida, bromheksin dan succus liquiritiae dan antitusif (penekan batuk) misalnya dekstrometorfan dan

difenhidramin. Kedua kelompok obat ini dapat diperoleh tanpa resep dokter. 2.8 Definisi Tablet

 Tablet adalah bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesifitas, kecepatan disintegrasi dan sifat anti lekat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin tablet. (Teknologi Farmasi Sediaan Tablet:1)

 Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis bobot atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (FI edisi III : 6)

 Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. (FI edisi IV)

 Tablet adalah sediaan padat yang kompak, dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan. (Anonim:1)

 Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. (IMO;210)

 Bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang baik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran, serta variabilitas kandungan yang paling rendah. (Lachman:645)

 Sediaan obat padat takaran tunggal, dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan pembantu dengan mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi. (R. Voight:166)

(8)

bahan aktif dan atau tanpa bahan tambahan yang dibuat secara kempa cetak menggunakan tekanan tinggi.

2.9 Kelebihan dan Kekurangan Tablet Keuntungan Tablet (Lachman)

1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.

2. tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah. 3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling kompak.

4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim.

5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.

6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.

7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti penglepasan di usus atau produk lepas lambat.

8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk di produksi secara besar-besaran.

9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

2.3.2 Kerugiaan Tablet

1. beberapa pasien tidak dapat menelan tablet 2. formulasi tablet cukup rumit

(9)

4. kebanyakan tablet yang ada dipasaran tidak menutupi rasa pahit/ tidak enak dari obat.

2.10 Syarat

1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan; 2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;

3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik; 4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan; 5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan; 6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;

7. Bebas dari kerusakan fisik;

8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;

9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu; 10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

(Proceeding Seminar Validasi, Hal 26)

Penggolongan Tablet

Hampir 90 % tablet yang dibuat saat ini penggunaannya melalui mulut. Tablet dapat digolongkan, dengan penggolongan utama berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, yaitu : Tablet oral yang dimasukan ke dalam saluran cerna

Tablet Kempa atau Tablet Kempa Standar

Kebanyakan tablet jenis ini mengandung obat yang diharapkan berefek lokal dalam saluran cerna. Obat itu merupakan bentuk obat yang tidak larut dalam air dan obat yang termasuk dalam kategori terapi seperti itu adalah antasida.

Tablet Kempa Ganda

(10)

kimia bahan-bahan yang tidak dapat bercampur, atau untuk menghasilkan produk dengan kerja ulang atau produk dengan kerja yang diperpanjang.

Tablet Aksi Diperlama dan Tablet Salut Enterik

Bentuk sediaan tablet aksi diperlama dimaksudkan untuk melepas obat sesudah penundaan beberapa lama, atau setelah tablet melalui satu bagian saluran cerna ke bagian lainnya. Tablet salut enterik merupakan contoh produk tablet aksi diperlama yang paling umum.Tablet salut enterik merupakan tablet yang disalut dengan lapisan yang tidak melarut atau hancur dilambung tapi di usus.Penyalutan enterik digunakan untuk sejumlah terapi, keamanan, dan alasan medis. Tablet Salut Gula dan Tablet Salut Cokelat

Peranan utama kedua tablet salut ini untuk mendapatkan bentuk obat yang menarik, mengkilap, serta mudah untuk menelannya. Selain itu lapisan ini larut dalam air dan cepat terurai begitu ditelan dan dapat melindungi obat dari udara dan kelembapan, memberi rasa atau untuk menghindarkan gangguan dalam pemakaiannya akibat rasa atau bahan obat, dan juga dapat memisahkan bahan-bahan yang tidak bercampur diantara penyalut dan inti tablet, kenyataan ini sudah dipergunakan secara luas dalam membuat multivitamin dan multivitamin yang dikombinasi dengan mineral.

Tablet Kunyah

Adalah tablet yang hancur ketika dikunyah atau dibiarkan larut dalam mulut, menghasilkan dasar seperti cream dari manitol yang berasa dan berwarna khusus. (Ansel, 249)

Tablet kunyah : Adalah tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan. (Anonim,5)

(11)

Tablet kunyah lembut segera hancur ketika dikunyah atau dibiarkan melarut dalam mulut. Tujuan dari tablet kunyah adalah untuk memberikan bentuk pengobatan yang dapat diberikan dengan mudah kepada anak-anak atau orangtua yang sukar menelan obat utuh.

Tablet yang dihantarkan ke rongga mulut Tablet Buccal dan Sublingual

Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk diletakkan di dalam mulut, agar dapat melepaskan obatnya sehingga diserap langsung oleh selaput lendir mulut. Kedua jenis tablet ini biasanya kecil dan rata, diletakkan di antara pipi dalam dengan gigi (tablet buccal), atau dibawah lidah (tablet sublingual). Obat-obat yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir mulut. Tablet ini dirancang larut secara lambat, biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan berlangsung dengan baik.

Troches dan Lozenges (Tablet Isap)

Penggunaan kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk memberi efek lokal pada mulut atau kerongkongan. Bentuk tablet ini umumnya digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan atau untuk mengurangi batuk pada influenza. Troches dan lozenges biasanya dibuat dengan menggabungkan obat dalam suatu bahan dasar kembang gula yang keras dan beraroma yang menarik.

Dental Cones

Dental cones merupakan suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan.

Tablet yang ditanam

(12)

Tablet ini dimaksudkan untuk ditanam di bawah kulit manusia atau hewan.Tujuannya adalah untuk mendapatkan efek obat dalam jangka waktu yang lama, berkisar dari satu bulan sampai satu tahun.Biasanya dibuat sedemikian rupa, sehingga obat yang terkandung dilepaskan dengan kecepatan yang konstan.

Tablet untuk dihantarkan ke rongga tubuh lainnya Tablet Vaginal

Adalah tablet yang berbentuk seperti amandel, oval, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, penggunaan hormon secara local. (IMO, 210)

Tablet ini dimaksudkan agar dapat larut secara perlahan-lahan, dan melepaskan obat yang terkandung di dalamnya ke rongga vagina.

Tablet R ektal

Adalah tablet yang penggunaannya ditujukan untuk dimasukkan melalui dubur, dan dapat memberikan efek lokal maupun sistemik.

Tablet yang Digunakan untuk Membuat Larutan Tablet Effervescent

Tablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Keuntungan tablet effervescent sebagai bentuk obat adalah kemungkinan penyiapan larutan dalam waktu seketika, yang mengandung dosis obat yang tepat. Kerugiannya ialah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia.

Tablet Dispensing

(13)

Tablet hipodermik yaitu tablet untuk dimasukkan dibawah kulit, merupakan tablet triturate, asalnya dimaksudkan untuk digunakan oleh dokter dalam membuat larutan parentral secar mendadak.

Tablet Triturasi

Tablet ini bentuknya kecil dan biasanya silinder, dibuat dengan cetakan atau dibuat dengan kompresi, dan biasanya mengandung sejumlah kecil obat keras. Tablet triturat ini digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat untuk peracikan obat.

Tablet untuk menegakkan diagnosis Tablet diagnostic

Adalah tablet yang dimaksudkan untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pengujian biasanya dilakukan oleh pasien sendiri atau dalam klinik.

Rute Pemakaian Sediaan Tablet Macam Obat Melalui Oral: • Bentuk obat padat

a. Tablet

- Tablet kempa - Tablet kunyah - Tablet salut :

 salut gula

 salut film polimer  salut enteric

 salut yang tahan terhadap asam lambung  salut yang hanya hancur di usus.

- Tablet efervesen : dilarutkan dalam air

(14)

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dapat larut dalam air dan tidak dapat larut dalam minyak dan zat pelarut lemak. Vitamin ini dikenal juga dengan nama kimianya sebagai asam askorbat.

 Farmakodinamik

Asam askorbat meningkatkan aktivitas enzim amidase yang berperan dalam pembentukan hormon oksitosin dan hormon antidiuretik. Pada jaringan, fungsi utama vitamin C ialah dalam sintesis kolagen, proteoglikan zat organic matrik antar sel lain misalnya pada tulang, gigi, endotel kapiler. Dalam sintesis kolagen selain berperan dalam hidroksilasi prolin vitamin C juga nampaknya berperan untuk menstimulasi langsung sintesis peptida kolagen. Pada pasien skorbut, gangguan sitesis kolagen terlihat sebagai kesulitan penyembuhan luka, gagguan pembentukan gigi dan pecahnya kapiler yang menyebabkan perdarahan seperti petekie dan akimosis.

Pemberian vitamin C pada keadaan normal, tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang jelas. Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghasilkan gejala penyakit dengan cepat.

 Farmakokinetik

Vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorbsi. Kadar dalam leukosit dan trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan eritrosit. Distribusinya luas ke seluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg %.

 Kontra indikasi : Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan.

 Efek samping : Relatif tidak beracun; mual, muntah, mulas, kelelahan, flushing, sakit kepala, insomnia, mengantuk, dan gangguan GI lainnya (diare, kolik sementara, kram perut, kembung distensi).

(15)

asam askorbat dapat menurunkan level fluphenazine, asam askorbat bila diberikan dengan warfarin maka akan menurunkan efek antikoagulan.

Komposisi Tablet

Tablet umumnya disamping zat aktif, juga mengandung zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur dan zat pelicin. Untuk tablet tertentu zat pewarna, zat perasa, dan bahan-bahan lainnya dapat ditambahkan jika diperlukan. Komposisi umum dari tablet adalah:

1. Zat berkhasiat/ zat aktif

Zat berkhasiat atau zat aktif jarang diberikan dalam keadaan murni, tetapi harus dikombinasikan terlebih dahulu dengan zat- zat yang bukan obat yang mempunyai fungsi khusus agar dapat dibentuk menjadi sediaan tablet (Anief,1994).

2. Zat pengisi

Adalah suatu zat inert secara farmakologi yang ditambahkan kedalam suatu formulasi sediaan tablet bertujuan untuk penyesuaian bobot, ukuran tablet sesuai yang dipersyaratkan, untuk membantu kemudahan dalam pembuatan tablet, dan meningkatkan mutu sediaan tablet. Selain untuk penyesuaian bobot, zat pengisi juga dibutuhkan untuk memperbaiki kompresibilitas dan sifat alir bahan aktif yang sulit di kempa serta untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung. Jumlah bahan pengisi yang di butuhkan bervariasi, berkisar 5 – 80% dari bobot tablet tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang di inginkan.

Dalam hal ini penyesuain bobot dilakukan untuk menambahkan bobot sediaan tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk memenuhi ruah tablet. Walaupun zat pengisi biasanya dianggap sebagai komponen tablet inert, zat ini secara signifikan dapat mempengaruhi sifat-sifat biofarmasetik, kimia dan fisik tablet jadi.Secara umum zat pengisi diklasifikasikan menjdi (1) garam kalsium mengganggu absorbsi tettrasiklin dari saluran cerna, (2), interaksi a min atau garamnya dengan laktosa dalam lubrikan basa, misalnya magnesium stearat, terjadi perubahan warna.

(16)

lembab, yaitu terikat dan tidak terikat. Cara pengisi mengikat lembab lebih penting dari pada daya tarik zat pada lembab atau jumlah lembab yag ada, misalnya kalsium sulfat hidrat mengandung lembab 12% sebagai lembab terikat.

Zat pengisi ada dua jenis yaitu larut dan tidak larut dalam air

Tidak larut Larut

Kalsium fosfat dihidrat (tetra alba) Laktosa Kalsium fosfat, dibasik dihidrat Sukrosa Kalsium fosfat, tribasik Dekstrosa

Amylum sorbitol Manitol

Amylum yang dimodifikasi Sorbitol Mikrokristalin selulosa

Tabel 2.6.1 Macam-macam zat pengisi yang larut dan tidak larut

3. Zat pengikat

Zat pengikat ditambahkan dalam formulasi tablet untuk memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi sehingga memberikan ikatan yang penting untuk membentuk granul yang membentuk suatu massa yang kohesif atau kompak yang disebut tablet. Banyaknya larutan pengikat yang dibutuhkan dalam proses granulasi bervariasi tergantung pada: jumlah bahan, ukuran partikel, kompresibilitas, luas permukaan, porositas, hidrofobisitas, kelarutan dalam larutan pengikat, dan cara/metode penggranulan.

Ada dua golongan bahan pengikat yaitu bahan gula atau zat polimerik. Bahan polomerik terdiri atas dua kelas, yaitu :

a. polimer alam seperti pati atau gom mencakup akasia, tragacanth dan gelatin,

b. polimer sintetis seperti metilselulosa, etilselulosa, hidroksipropilselulosa dan polivinilpirolidon.

Kriteria utama dalam pemilihan suatu pengikat adalah kompatibilitasannya dengan komponen tablet lainnya. Kedua, pengikat harus memberi kohesi yang cukup pada serbuk untuk memungkinkan melakukan proses normal, tetapi tablet masih mungkin terdisintegrasi dan sediaan terlarut setelah dicerna dan melepaskan zat aktif untuk absorbsi.

(17)

Zat pengikat Konsentrasi melintasi membran. Kecepatan kelarutan suatu obat dalam tablet tergantung pada sifat fisika-kimia obat, dan juga kecepatan disintegrasi dan disolusi dari tablet. Untuk mempercepat disintegrasi tablet, maka ditambahkan disintegran/bahan penghancur. Bahan penghancur akan membantu hancurnya tablet menjadi granul, selanjutnya menjadi partikel partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi tablet.

Untuk tablet yang ditelan secara keseluruhan dan kemudian terdisintegrasi sewaktu tablet masuk lambung atau bahkan tablet yang didispersikan dalam air sebelum diberikan, gaya kohesif yang dimasukkan dalam massa oleh pengempaan dan pengikat harus ditangani.

(18)

Mekanisme kerja zat disintegran sebagai zat penghancur tablet pada umumnya terdiri atas tiga teori klasifikasi, antara lain :

a. Disintegran membentuk lorong-lorong kecil diseluruh matriks yang memungkinkan air tertarik kedalam struktur dengan kerja kapiler sehingga menyebabkan tablet menjadi pecah

b. Konsep yang populer berkaitan dengan pengembangan butir-butir pati pada pemaparan dengan air, sebuah fenomena yang secara fisik memutuskan ikatan partikel-partikel dalam matriks tablet.

c. Reaksi kimia pelepasan gas yang menghancurkan struktur tablet.

Dalam hal ini, disintegran berfungsi menarik air kedalam tablet, kemudian mengembang dan menyebabkan tablet pecah secara terpisah-pisah. Keefektifan banyak disintegran dipengaruhi oleh posisinya dalam tabet. Zat yang paling sering digunakan dalam disintegrator dan mempunyai mekanisme pengembangan untuk membantu tablet menjadi hancur.

Jenis penghancur yang digunakan:

Zat Konsentrasi

Crospovidon NF 2%-5%

Amilum 5%-20%

Starce 1500 5%-15%

Croscarmelose Na 2%-4%

Asam alginat 5%-10%

CMC 5%-10%

Tabel 2.6.3 Jenis-jenis penghancur

5. Zat pelicin

(19)

Mekanisme lubrikan adalah membantu suatu film pada antar permukaan tablet dan dinding lubang kempa dan permukaan pons. Jika lubrikan ditambahkan pada suatu granulasi, zat ini membentuk salut disekeliling tiap partikel yang kurang lebih tetap utuh selama pengempaan. Salut ini juga dapat meluas pada permukaan tablet. Karena lubrikan yang terbaik bersifat hidrofobik, keberadaan salut lubrikan dapat menyebabkan peningkatan waktu disintegrasi dan berkurangnya laju disolusi. Karena kekuatan tablet bergantung pada daerah kontak antar partikel, adanya lubrikan juga dapat mempengaruhi ikatan partikel ke partikel dan menyebabkan kurang kohesiv dan secara mekanik memperlemah tablet.

Beberapa lubrikan yang sering diunakan : Lubrikan larut air Lubrikan tidak larut air Polietilenglikol 4000 Magnesium stearat

Polietilenglikol 6000 Zink stearat Polietilenglikol 8000 Kalsium stearat Natrium laurel ssulfat Asam stearat Magnesium laurel stearat Talk

Natrium benzoate Minyak tumbuh-tumbuhan yang dihidrogenasi Polietilen monostearat Minyak mineral ringan

Gliserin triasetat Gliserin behanat Sukrosa monolaurat Malam

Tabel 2.6.4 Jenis-jenis lubrikan

6. Pelicir

Fungsi utama pelicir tablet adalah untuk menguranngi friksi yang meningkat antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet pada cetakan. Pelicir dapat pula menunjukkan sifat sebagai anti lengket (anti adherent).

7. Agent pendapar

(20)

8. Pemanis (flavor)

Agen peningkat cita rasa dan pemanis lazim digunakan untuk meningkatkan perasa tablet kunyah. Flavor diinkorporasikan dalam bentuk padatan sebagai serbuk hasil semprot kering dari atsiri, biasanya pada tahap luprikasi karena sensitivitas material ini terhadap kelengasan dan kecenderungan mengalami volatilisasi jika dipanaskan (missal selama pengeringan granul). Flavor air (larut – air) sering tidak digunakan karena stabilitas yang cenderung berkurang pada penuaan (aging) sediaan.

9. Agent pembasah (wetting agent)

Untuk zat aktif bersifat hidrofobik, adakalahnya diperlukan adanya penambahan agent pembasah. Agent pembasah cair dapat ditambahkan kedalam cairan penggranulasi, sedangkan agent pembasah kering, misalnya natrium laurel sulfat (NaLS) ditambahkan dalam bentuk serbuk selama proses granulasi.

10. Agent penyalutan

Penyalutan tablet dimasukkan untuk beberapa tujuan, dapat berbentuk salut gula atau salut lapis tipis dengan beberapa macam polimer (penyalutan matric atau enkapsulasi farmasetik telah dibahas secara tersendiri dalam suatu buku).

11. Pembentuk matriks

Pembentuk matriks terutama dari polimer farmasetik bertujuan untuk memodifikasi pelepasan bahan aktif obat dari sediaan tablet.

12. Zat pewarna

Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapetik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan kedalam sediaan tablet untuk fungsi menutupi warna obat yg kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik

(21)

tertama penting ketika mengidentifikasi produk (karena over dosis atau keracunan dan penyalahgunaan obat) merupakan suatu masalah. Kedua warna dapat membantu meminimalkan kemungkinan kesimpangsiuran selama pembuatan. Ketiga, kemungkinan kurang penting adalah penambahan pewarna pada tablet untuk nilai estetik atau nilai pemasarannya. Jadi sesuai hal tersebut peranan utama pewarna adalah memudahkan identifikasi dan meningkatkan penampilan estetika produk.

 Jenis zat pewarna

Zat pewarna terdiri atas tiga bentuk, yaitu :

a. Pewarna yang larut air, memberikan warna yang jernih

b. Pigmen yang tidak larut yang harus didispersikan dalam produk. c. Pewarna dalam bentuk kusus atau laks.

 Stabilitas pewarna

Kepekaan pewarna terhadap cahaya akan dipengaruhi zat aktif, eksipien, dan metode pembuatan dan metode penyimpanan dalam produk. Bahan kimia pengabsorbsi ultra violet ditambahkan dalam tablet untuk meminimalkan kepekaannya terhadap cahaya.

13. Anthiaderen (anti lengket)

Beberapa zat memiliki adesiv yang kuat terhadap logam pons dan lubang kempa, walaupun tidak berefek terhadap penggesekan. Hal ini mengakibatkan zat lebih condong melekat pada permukaan dan menimbulkan permukaan kasar pada tablet. Pengaruh ini disebut “terkupil”, yang dapat timbul dalam formulasi yang mengandung lembab secara berlebihan.

Zat Rentang penggunaan lazim (%)

Talk 1-5

Amilum maydis 3-10

Cab – o – sil 0,1-0,5

Syloid 0,1-0,5

DL – leusin 3-10

Natrium laurel sulfat <1

(22)

Tabel 2.6.6 Jenis-jenis Antiaderen

14. Zat Pengaroma

Biasanya digunakan untuk memperbaiki rasa tablet kunyah. Pengaroma dimasukkan dalam bentuk semprot-semprot kering dan sebagai minyak, biasanya pada tahap lubrilkasi karena kepekaan zat-zat ini terhadap lembab dan cenderungannya menguap jika dipanaskan. Pengaroma berair atau larut air kurang dapat diterima karena stabilitasnya berkurang seirig bertambahnya waktu. Pemanis ditambahkan pada tablet kunyah jika tablet pembawa yang biasa digunakan seperti manitol, sukrosa, dan dekstrosa tidak cukup menutupi rasa komponen.

2.6 Sifat – Sifat Tablet Yang Baik

Dengan metode pembuatan tablet yang manapun, tablet yangdihasilkan harus mempunyai sifat-sifat yang memuaskannya itu :

1. Cukup kuat dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan, pengemasan, transportasi dan sewaktu ditangan konsumen. (sifat ini diuji dengan uji kekerasan dan friabilita).

2. Zat aktif di dalam tablet harus dapat tersedia di dalam tubuh atau bioavailability. (sifat ini dapat dimonitor dengan uji disintegrasi dan uji disolusi).

3. Tablet harus mempunyai keseragaman bobot dan keseragaman kandungan (untuk tablet dengan kadar zat aktif kurang dari 50 mg). (parameter ini dapat di uji dengan uji variasi bobot dan uji keseragaman kandungan).

4. Tablet berpenampilan elegan dan mempunyai karakteristik warna,bentuk dan tanda-tanda lain yang menunjukan identitas produk.

5. Tablet harus menunjukan stabilita (fisik dan kimia) serta efikasi konsisten.

2.7 Masalah Dalam Pembuatan Tablet 1. Capping

(23)

Penyebab lainnya adalah kelebihan kelembaban granul, overlubrikasi atau kurangnya lubrikan.

2. Laminasi

Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih. Umumnya keretakan atau pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam/hari kemudian. Penyebabnya adalah :

 Udara yang terjerat dalam granul yang tidak dapat keluar selama kompresi.  Over lubrikasi dengan stearat.

Cara untuk mengatasi laminasi adalah :

 Mengayak fine melalui ayakan mesh 100-200  Menambah/mengurangi/mengganti lubrikan  Mengeringkan/melembabkan granul

 Memperbaiki prosedur granulasi  Menambah pengikat

3. Chipping

Chipping adalah keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong. Penyebabnya karena ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.

4. Cracking

Cracking adalah keadaan dimana tablet pecah, lebih sering di bagian atas – tengah. Langkah-langkah untuk mengatasi chipping dan cracking adalah :

 Mengganti/membersihkan punch  Memperbaiki mesin tablet

 Menambah pengikat dan / atau pembasah  Mengurangi atau menghilangkan fine  Reformulasi

 Reduksi ukuran granul

(24)

Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch. Penyebabnya adalah penyaringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang di kompresi adalah bahan berminyak atau lengket.

6. Sticking

Sticking adalah keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi) sehingga punch bawah tidak dapat bebas bergerak. Penyebabnya adalah : punch kurang bersih, tablet dikompresi pada kelembaban tinggi.

Untuk mengatasi sticking dan picking dapat dilakukan :  Pengurangan kadar lembab granul

 Penggantian atau pengurangan jumlah lubrikan  Penambahan pengikat

 Penambahan adsorben seperti : silika gel, aerosil, avicell.  Pembersihan permukaan punch

7. Mottling

Motlling adalah keadaan dimana distribusi zat pewarna pada permukaaan tablet tidak merata.

8. Binding

Binding dalam die menunjukan resistensi tablet untuk dikeluarkan akibatadhesi dengan dinding die. Langkah – langkah untuk mengatasi binding adalah :

 Menambah lubrikan atau menggunakan lubrikan yang lebih efisien  Memperbaiki metode penambahan lubrikan

 Menambah kelembaban granul atau dilakukan regranulasi  Reduksi ukuran granul

 Kompresi dilakukan pada suhu atau kelembaban yang lebih rendah PRAFORMULASI

Rancangan Formulasi

(25)

 Glidan(pelicir) : Talk  Pengisi : Laktosa

 Lubrikan(pelican): Magnesium Stearat  Penghancur luar : Amylum

 Pewarna : hijau  Pengaroma : pisang

1. Acidum Ascorbicum (Vit C) FI IV, 39

Pemerian : hablur atau serbuk putih atau agak kuning. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil diudara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 1900.

Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) p, praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam benzene p.

Khasiat : antiskorbut (sariawan) FI III,47 Konsentrasi :

2. Lactosum (Laktosa) FI IV, 488

Pemerian : serbuk atau masa hablur, keras putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil diudara, tetapi mudah menyerap bau.

Kelarutan : mudah (dan pelan-pelan) larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform.

Khasiat : zat tambahan (pemanis sekaligus pengisi). Konsentrasi : Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b)

Inkompatibilitas : Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus amin primer (rekasi maillard).

(26)

3. CMC Na (HOPE 5th, hal 120-121)

Pemerian : Serbuk granular; putih atau hampir putih; tidak berbau Fungsi : Pengikat Tablet

Konsentrasi : 1- 6%

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol (95%), eter, dan toluen; mudah terdispersi dalam air pada berbagai suhu membentuk larutan koloid jernih.

Inkompatibilitas: Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan dengan garam yang larut dari besi dan logam lain seperti aluminum, raksa, dan seng. Inkompatibel pula dengan xanthan gum. Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2 dan jika dicampur dengan etanol 95%. CMC Na membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Dapat juga membentuk kompleks dengan kolagen dan memiliki potensi utnuk mengendap akibat muatan positif protein.

4. Amylum

Pemerian : Bahan Pati/ amilum tidak berbau dan berasa, halus, serbuk/ bubuk berwarna putih, dimana terdiri dari butiran bulat atau bulat telur sangat kecil.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan dalam air dingin

Khasiat : Disintegran

Konsentrasi : 3-15 % (Lachman Tablet, 175)

OTT :

-Rumus Molekul : (C6H10O5)n Ukuran partikel : 2 – 32 μm

pH : 4.0 – 8.0

Suhu pengembangan : 64oC

(27)

5. Mg Stearat (HOPE, 5th,430)

Pemerian : serbuk halus ; putih, dan voluminus ; bau lemah khas ; mudah melekat dikulit ; bebas dari butiran

Kelarutan : Praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam benzen hangat dan etanol 95% hangat.

Khasiat : Lubrikan Konsentrasi : 0,25-5%.

OTT : Asam kuat, alkali, dan garam besi. Hindari pencampuran dengan bahan oksidator kuat.

Rumus Molekul : C36H70MgO4 Titik leleh/ lebur : 117-150ºC

Inkompabitilitas : asam kuat, alkalis gdan garam Fe

6. Talk (HOPE, 5th,767)

Pemerian : serbuk hablur sangat halus ; putih atau putih kelabu ; berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran. Kelarutan : praktis tidak larut dalam dilute acids and alkalis, pelarut

organik dan air Khasiat : Sebagai glidant Konsentrasi : 1-10%

OTT : Senyawa ammonium kuatener Rumus Molekul : Mg3Si4O10(OH)2

Ukuran partikel : 74 μm atau 44 μm

(28)

Formulasi ini diindikasi untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin C. menggunakan zat aktif Vit C (Acidum Ascorbicum) karena merupakan vitamin yang memiliki banyak peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin C atau biasa dikenal dengan asam askorbat ini mempunyai tugas penting dalam pembentukan kolagen yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu penyerapan zat besi. Vitamin C berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan dosis tinggi vitamin C dapat mencegah dan menyembuhkan serangan flu.

Laktosa digunakan sebagai zat tambahan (pengisi) agar tablet yang dihasilkan berasa manis karena bahan aktif (Furosemid) yang hampir tidak berasa dengan demikian akan lebih mudah untuk diterima oleh pasien terutama anak-anak. Selain itu, dapat mengalami deformasi yang praktis didalam pencetakan sehingga penggunaannya sebagai bahan pengisi tablet sangat menguntungkan, dan juga laktosa memiliki sifat alir yang baik.

Pemilihan CMC Na untuk bahan pengikat karena mempunyai waktu disintegrasi yang lebih lama walaupun tabletnya akan sedikit rapuh dibandingkan dengan tablet yang pengikatnya menggunakan PVP.

Amylum dipilih sebagai disintegran atau penghancur karena sifat alir dan kompresibilitasnya kurang baik sehingga tablet yang kadar amilumnya besar kekerasannya menurun, maka penggunaannya sebagai bahan pengisi terbatas, lebih banyak digunakan sebagai bahan penghancur. Oleh karena itu amylum dikombinasikan dengan CMC Na digunakan bersama agar dapat menghasilkan tablet hisap yang sesuai.

(29)

dapat berpengaruh pada kecepatan disolusi zat aktifnya. Karena itu pemakaian lubrikan harus dalam jumlah yang tepat dan waktu pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif) harus dalam waktu yang tepat pula agar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap waktu hancur dan disolusi zat aktifnya.

Talk sebagai bahan pelincir (antiadheran dan glidan) karena talkum merupakan glidan yang baik. Yang dapat memperbaiki aliran granul dan biasanya dikombinasikan dengan magnesium stearat agar fungsi pelincir lebih optimal.

FORMULASI

Dosis vitamin C untuk anak dengan cara pemakaian oral adalah 200 mg-300 mg terbagi dalam 3-4 dosis dalam sehari.

Produksi

Pengertian Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).

Vit C 100 mg

CMC Na 3%

Amylum 5% Laktosa 65%

Mg Stearat 2%

Talk 5%

(30)

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.

Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Ruang

Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan:

• Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.

• Pencegahan area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan mutu dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum bagi personil yang tidak berkepentingan.

Area yang menjadi perhatian utama dalam aspek bangunan dan fasilitas adalah: •Area produksi

(31)

lengkungan. Area produksi hendaklah mendapatkan penerangan yang memadai, terutama di mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan. Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang kegiatan tersebut tidak menimbulkan resiko terhadap produksi obat.

Alat

Syarat Personalia

Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang terkualifikasi dan berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindari resiko terhadap mutu obat. Industri farmasi harus memiliki struktur organisasi. Tugas spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi penanggungjawab hendaklah dicantumkan dalam uraian tugas tertulis. Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil yang bertugas di area produksi, gudang penyimpanan dan laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan). Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktek CPOB, personil baru hendaklah mendapatkan pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan berkesinambungan hendaklah diberikan dan efektifitas penerapannya, dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui kepala bagian masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan (CPOB, 2006).

Metode

a. Metode granulasi basah

(32)

granul dengan ukuran yang diperlukan (biasanya digunakan ayakan 12-20 mesh). Tambahkan bahan pelicin (lubrikan) kemudian dicetak menjadi tablet dengan mesin tablet (Ansel, 1989).

b. Metode Granulasi Kering (slugging)

Dilakukan dengan mencampurkan zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang homogen, lalu dikempa cetak pada tekanan yang tinggi, sehingga menjadi tablet besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Setelah itu dicetak sesuai ukuran tablet yang diinginkan (Syamsuni, 2006).

c. Kempa langsung

Masing-masing zat aktif, zat pengisi, zat pengikat, zat penghancur, dan zat pelicin dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penghalus. Seluruh serbuk dicampur bersama-sama dalam alat pencampur. Campuran serbuk yang telah homogen dikempa dalam mesin tablet menjadi tablet jadi .

Evaluasi Sediaan Tablet Uji waktu hancur

Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna (Indonesia, 1995, 1087)

Uji keseragaman bobot

(33)

penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B. (Indonesia, 1979:6)

Uji keseragaman ukuran

Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selama percetakan, perubahan ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran adalah jangka sorong.

Uji ukuran kerapuhan

Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test (Lachman, 1994:654)

Uji kekerasan

Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel, 1989:255)

Gambar

Tabel 2.6.1 Macam-macam zat pengisi yang larut dan tidak larut
Tabel 2.6.2 Jenis-jenis pengikat
Tabel 2.6.3 Jenis-jenis penghancur
Tabel 2.6.4 Jenis-jenis lubrikan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Hasil uji chi square pengetahuan bidan diperoleh sebesar 0,028 yang kurang dari 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan

a) Persimpangan bersinyal ruas jalan semeru-kahuripan-basuki rahmat juga memiliki geometrik serta alat pengatur lalu lintas (APILL) yang sudah terintegrasi dengan baik,

Saat ini terdapat beberapa penelitian terkait dengan kualitas website dan keputusan pembelian pada website e- commerce antara lain penelitian yang dilakukan oleh Bagas maulana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode manajemen stres dapat digunakan untuk mereduksi tingkat stres guru selama masa adaptasi kebiasaan baru.. Kata Kunci :

Pada penelitian ini, dilakukan uji antimikroba terhadap edible film yang telah ditambahkan bubuk kunyit, bubuk bawang putih dan bubuk asam benzoate dengan

rhizosfer merupakan daerah aktivitas biologis dan kimia tanah, dipengaruhi oleh senyawa yang dikeluarkanoleh akar secara intensif dan merupakan makanan bagi

Setelah menyelesaikan studi, diharapkan ilmu yang telah dipelajari dapat diaplikasikan menjadi suatu bentuk kontribusi pada pengembangan teknologi struktur lepas

Pendaftaran dan pengambilan dokumen dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website