• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peranan Auditor Internal dalam Keefektifan Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT Bank X Tbk).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Peranan Auditor Internal dalam Keefektifan Pelaksanaan Good Corporate Governance (Studi Kasus pada PT Bank X Tbk)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Good Corporate Governance (GCG) is crucial to stimulate efficient and transparant market, and consistent in law and regulation, that can help organization to get good management. The function of efective internal audit is to make sure that all of company’s resources can be used economicly and effectively, and the internal control system can give sureness that information can be believed. The purpose of this research is to identify role of internal audit to effectiveness of Good Corporate governance (GCG) implementation. The result show that in corporate governance structure, internal audit function has important position. The function of internal audit is monitoring all control activity, give raesonable assurance, advisory internal, and about employee. Internal audit is make sure that risk management has worked effectively, and implementation of Good Corporate Governance has worked successfully.

(2)

ABSTRAK

Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundangan, yang dapat membantu tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan berdasarkan asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. Dengan keberadaan fungsi audit internal yang efektif, dapat tercipta mekanisme pengawasan untuk memastikan bahwa sumber daya yang ada dalam perusahaan telah digunakan secara ekonomis dan efektif, dan pengendalian yang ada dalam perusahaan dapat memberikan kepastian lebih tinggi bahwa informasi yang dihasilkan terpercaya.

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana peranan auditor internal terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam struktur corporate governance, auditor internal merupakan salah satu organ pendukung dari organ utama direksi PT Bank X Tbk. Fungsinya dalam pelaksanaan GCG adalah melaksanakan monitoring seluruh aktivitas pengendalian, pemberian reasonable assurance, advisory internal, dan

monitoring pengendalian lingkungan, diantaranya masalah perilaku usaha dan pegawai. Audit internal juga berfungsi memastikan proses manjemen risiko telah berjalan seperti seharusnya, demikian juga pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.

(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Kegunaan Penelitian... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Peranan ... 8

2.1.2 Audit Internal ... 8

(4)

2.1.4 Tanggung Jawab Auditor Internal... 11

2.1.5 Efektif ... 12

2.1.6 Pengertian Good Corporate Governance (GCG) ... 13

2.1.7 Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) ... 14

2.2 Kerangka Pemikiran... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

3.1 Objek Penelitian... 27

3.1.1 Sejarah Singkat dan Struktur Organisasi... 27

3.1.2 Struktur Shareholding... 30

3.1.3 Dewan Komisaris ... 30

3.1.3.1 Komposisi Dewan Komisaris ... 30

3.1.3.2 Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris ... 32

3.1.4 Direksi ... 33

3.1.4.1 Jumlah dan Komposisi Direksi ... 33

3.1.4.2 Tugas dan Tanggung Jawab Direksi ... 34

3.1.5 Komite-komite ... 35

3.1.5.1 Komite Audit ... 35

3.1.5.2 Komite Pemantau Risiko ... 37

3.1.5.3 Komite Nominasi ... 39

3.1.5.4 Komite Remunerasi... 40

3.1.6 Fungsi Audit Intern ... 42

(5)

x Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) ... 45

4.1.2 Standar Fungsi Audit Intern... 47

4.1.3 Fungsi SKAI pada PT Bank X Tbk... 48

4.1.4 Ruang Lingkup Pengendalian Intern Bank... 49

4.1.5 Ruang Lingkup Pekerjaan Audit Intern... 49

4.1.6 Pilar Pengendalian Internal PT Bank X Tbk ... 50

4.1.7 Audit Internal sebagai Bagian dari Struktur Pengendalian Internal ... 52

4.1.8 Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter)... 52

4.1.9 Internal Audit Charter PT Bank X Tbk ... 53

4.1.9.1 Role (Peran) ... 53

4.1.9.2 Scope (Lingkup)... 53

4.1.9.3 Responsibility (Tanggung Jawab) ... 54

4.2 Pembahasan ... 54

4.2.1 Peran dan Tanggung Jawab SKAI ... 54

4.2.2 Profesionalisme... 56

4.2.3 Pengendalian Mutu Audit... 57

4.2.4 Pemeriksaan Pengendalian Internal oleh SKAI... 57

4.2.5 Peran SKAI dalam Pelaksanaan GCG ... 59

4.2.6 Hasil Self-Assessment Penerapan GCG... 65

(6)

5.1 Simpulan... 67

5.2 Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(8)

Pendahuluan .

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun 2010 merupakan tantangan bagi perekonomian dunia, tak terkecuali bagi negara berkembang seperti Indonesia, karena adanya pasar bebas bagi pedagangan dunia. Batas-batas geografis menjadi semakin tidak berarti, demikian pula dengan masalah bea cukai yang biasanya menjadi penghalang, tidak akan menjadi masalah lagi karena pada perdagangan bebas, bea masuk akan dihapuskan. Sekarang saatnya perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk bertahan dalam pasar yang sulit ini. Untuk dapat terus bertahan, tentu saja perusahaan harus memiliki sebuah strategi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam operasional, serta meningkatkan nilai-nilai yang ada di dalam perusahaan itu sendiri

(http://www.kompas.com) .

Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance. Good Corporate Governance (GCG) merupakan konsep yang mudah diwacanakan, tapi masih berat dilaksanakan. Terbukti, sejak Komite Nasional Kebijakan GCG (kini berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan

(9)

Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha

Corporate Governance juga merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Pelaksanaan GCG menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Prinsip-prinsip atau pedoman pelaksanaan GCG menunjukkan adanya perlindungan tersebut, tidak hanya kepada pemegang saham, tetapi meliputi seluruh pihak yang terlibat dalam perusahaan termasuk masyarakat (http://www.google.com) .

Mendorong perusahaan menerapkan GCG bukanlah hal yang mudah. Menurut Jos Luhukay (Ketua Subkomite Korporasi) dalam Daniri (2007), bahwa salah satu penyebabnya adalah belum adanya wasit yang tegas untuk program ini. Regulator tidak bisa dijadikan satu sebagai wasit. Sehingga dalam rencana mendatang KNKG akan memprioritaskan pelaksanaan GCG di perusahaan yang menghimpun atau menggunakan dana publik dalam jumlah besar, seperti kelompok perbankan, dana pensiun, perusahaan publik dan BUMN. Pelaksanaan GCG di masing-masing kelompok tersebut tentu akan sangat bergantung pada peran regulator masing-masing. Contoh peran regulator perbankan adalah Bank Indonesia dan peran regulator pasar modal ada Bapepam. Jos Lukuhay dalam Daniri (2007) juga mengungkapkan bahwa sekarang sudah saatnya para regulator tersebut di-rating, bukan hanya perusahaannya saja.

(10)

Pendahuluan 3

manfaat penerapam GCG. Manfaat mikro GCG bagi perusahaan ujung-ujungnya memang efisiensi dan produktivitas. Sebab produktivitas dan efisiensi usaha adalah jawaban menghadapi kompetesi global di tengah situasi yang tidak stabil. Sedangkan secara makro GCG bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, seluruh perusahaan di Indonesia menerapkan GCG maka secara otomatis membantu perbaikan ekonomi negara dan masyarakat.

Sebagai contoh konkrit yaitu, penerapan GCG dalam praktiknya menekankan perlunya transparasi dan akuntanbilitas dari manajemen perusahaan. Dengan demikian, perusahaan akan membayar pajak sesuai dengan apa yang didapat. Hal ini, menurut Wahjudi dalam Khomsiyah (2000), menghindari inefisiensi dan opportunity cost yang tidak perlu. Sementara itu, guna menjamin efektifitas GCG diperlukan suatu cara. Hal itu harus dilakukan secara kolektif oleh pekerja-pekerja di dalam tingkatan yang berbeda. Upaya melakukan GCG dapat dilakukan jika masing-masing pihak dalam perusahaan menyadari perannya untuk mewujudkan GCG.

Merujuk pada Satyo (2000), berikut setidaknya bentuk-bentuk peran yang dapat diambil oleh para manajer, akuntan manajemen, dan auditor internal dalam mendukung terwujudnya GCG di perusahaan. Para manajer perusahaan dapat berperan secara efektif terhadap GCG dengan melakukan tindakan-tindakan antara lain:

1. Mengidentifikasi secara layak, mengevaluasi, dan mengelola resiko dan peluang; 2. Menindaklanjuti kebijakan perusahaan dan menjelaskan tujuan perusahaan secara

lengkap;

(11)

Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha 4. Memandang dewan direksi perusahaan sebagai “ahli” dan kewenangan legalnya

diakui.

Akuntan Manajemen dapat berperan dalam:

1. Memberikan system informasi atas penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas masa depan yang disetujui dan direncanakan;

2. Merancang dan menerapkan internal control system yang berperan sebagai dewan penjamin;

3. Menjamin bahwa pendelegasian kewenangan ditaati; dan

4. Mengawasi dan mengevaluasi biaya-biaya serta manfaat-manfaat dari aktivitas utama.

Auditor Internal dapat berperan dalam:

1. Membantu dewan dalam menilai resiko utama dan memberi nasehat pada pihak manajemen;

2. Mengevaluasi internal control system dan bertanggung jawab kepada komite audit; 3. Menelaah peraturan GCG minimal setahun sekali.

Mengingat dampak krisis finansial global sangat mempengaruhi kelangsungan usaha (going concern) serta dapat menurunkan kinerja perusahaan, maka auditor internal tidak boleh hanya berpangku tangan saja menjadi penonton, namun diharapkan dapat turut serta secara aktif membantu manajemen meminimalisasi dampak krisis finansial global yang mungkin timbul di perusahaan. Paling tidak terdapat 3 (tiga) peran yang dapat dilakukan oleh auditor internal dalam menghadapi dampak krisis finansial global sebagai berikut

(12)

Pendahuluan 5

1. Mendorong terwujudnya GCG secara efektif.

Auditor internal dapat berperan dalam mendorong terwujudnya GCG di perusahaan. Beberapa hal yang perlu mendapat dukungan penuh dari auditor internal, misalnya :

 Mendorong transparansi (transparency) dan integritas (integrity) dalam pelaporan keuangan (financial reporting) perusahaan.

 Mendorong akuntabilitas (accountability) dalam pengelolaan aset perusahaan.

 Mendorong pertanggungjawaban (responsibility) perusahaan kepada publik melalui Corporate Social Responsibility /CSR, Community Development atau Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL).

 Mendorong independensi (independency) perusahaan terhadap pihak-pihak terkait, termasuk pemegang saham minoritas.

 Mendorong kewajaran (fairness) dalam pengadaan barang & jasa termasuk dipastikannya tidak ada pelanggaran terhadap UU anti monopoli & persaingan usaha yang sehat.

2. Melaksanakan audit yang bernilai tambah dengan pendekatan audit berbasiskan risiko, dengan tujuan agar auditor internal dapat:

 Memberikan analisis operasional secara obyektif & independen.

(13)

Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha  Membantu organisasi dalam merancang strategi bisnis yang obyektif.

 Melakukan assesment secara sistematis dengan pendekatan multidisiplin.

 Melakukan evaluasi & menilai efektivitas risk management , control & governance processes.

3. Melaksanakan pencegahan, pendeteksian & penginvestigasian kecurangan.

Auditor internal berfungsi membantu manajemen dalam pencegahan (prevention), pendeteksian (detection) dan penginvestigasian (investigation) kecurangan (fraud) yang terjadi di suatu organisasi (perusahaan). Sesuai Interpretasi Standar Profesional Audit Internal (SPAI) – standar 120.2 tahun 2004, tentang pengetahuan mengenai kecurangan, dinyatakan bahwa auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat mengenali, meneliti dan menguji adanya indikasi kecurangan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin membahas tentang “Analisis Peranan Auditor Internal Dalam Keefektifan Pelaksanaan Good Corporate Governance Pada PT Bank X Tbk.”.

1.2 Identifikasi Masalah

(14)

Pendahuluan 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana peran auditor internal suatu perusahaan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG).

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberkan kontribusi bagi banyak pihak, antara lain:

1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang peranan auditor internal dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG).

2. Bagi perusahaan yang diteliti, diharapkan dapat mengetahui sejauh mana peranan auditor internal dalam penerapan Good Corporate Governance

(GCG), sehingga dapat lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya.

(15)

Simpulan dan Saran .

67

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Peran auditor internal dalam pelaksanaan Good Corporate Governance

(GCG) adalah membantu tercapainya kesinambungan perusahaan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan. Pada PT Bank X Tbk, fungsi audit internal biasa disebut dengan unit SKAI (Satuan Kerja Audit Intern). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran SKAI dalam implementasi Good Corporate Governance pada PT Bank X Tbk sudah efektif, dan secara keseluruhan sudah memadai. Dikatakan sudah efektif karena auditor internal telah berupaya melaksanakan tanggung jawab dalam melakukan pengawasan sistem kontrol, pada semua aktivitas perusahaan dengan sangat baik dan berusaha selalu melakukan peningkatan terhadap kualitas kinerja. Semua aktivitas auditor internal dalam melakukan audit operasional perusahaan dan sistem manajemen PT Bank X Tbk dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan berdasarkan pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB) serta menerapkan prosedur dan didukung oleh dokumen yang memadai, serta telah melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) dengan baik.

5.2 Saran

(16)

Simpulan dan Saran 68

sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi PT Bank X Tbk untuk meningkatkan efektivitas kinerja SKAI (Satuan Kerja Audit Internal), yaitu:

 Tetap mengedepankan independensi, integritas, serta objektivitas dalam

setiap penugasan, walaupun posisi dari SKAI ada di dalam perusahaan, tapi informasi yang dihasilkan harus berkualitas dan sesuai dengan fakta.

 Anggota SKAI harus memiliki kompetensi yang tinggi, agar dapat segera

mengambil langkah jika terjadi kecurangan (fraud) pada suatu fungsi tertentu, sehingga dapat memberikan rekomendasi terbaik bagi perusahaan.

 Karena tugasnya yang berat dalam perusahaan, sebaiknya ada kompensasi

atau penghargaan khusus bagi seluruh anggota SKAI, supaya motivasi setiap anggota bertambah dan dapat melakukan tugasnya dengan lebih optimal, juga menerapkan sanksi bagi terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang mendiskreditkan profesi serta merugikan pihak lain.

(17)

Daftar Pustaka .

69

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Arifin (2005) Peran Akuntan dalam Menegakkan Prinsip Good Coorporate Governance (Tinjauan Perspektif Agency Theory). Documentation. Diponegoro University Press, Semarang, diakses dari http:// eprints.undip.ac.id.

Bank Indonesia. (2006). Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/Pbi/2006 Tentang Pelaksanaan Good Corporate GovernanceBagi Bank Umum, Jakarta.

Bank Indonesia. (1999). Kewajiban Bank Umum Untuk Menerapkan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank, Jakarta.

Corporate Governance International Journal. (2003). A Board Culture of Corporate Governance, Vol 6 Issue 3, diakses dari http:// wikipedia.com.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Daniri, Achmad, (2007). Gulirkan Terus GCG. Majalah Swa 2007. diakses dari http:// www.swa.co.id.

Daniri, Achmad. (2007). Transformasi Audit Internal Menuju Terwujudnya Good Corporate Governance. Komite Nasional Kebijakan Governance, Jakarta. FCGI (Forum for Good Corporate Governance in Indonesia). (2001). Corporate

Governance. Edisi Pertama. Citra Graha, Jakarta.

Hartono, J. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.

IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). (2001). SPAP Per 1Januari. Salemba Empat, Jakarta.

Khomsiyah, (2003). Hubungan Corporate Governance dan Pengungkapan Informasi: Pengujian Secara Simultan. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober 2003, hal. 200-212.

Komarudin. (1994). Ensiklopedia Manajemen. Edisi ke-2. Bumi Aksara, Jakarta. Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal. (2004). Standar profesi Audit

Internal. Jakarta.

(18)

Daftar Pustaka 70

Muhariefeffendi. (2009). Peran Auditor Internal menghadapi Krisis Finansial Global.

Majalah Krakatau Steel Group/ KSG. Edisi 43 / VII/ Tahun 2009, pada Rubrik “OPINI”, Hlm. 40-42.

Muhariefeffendi. (2007). Peran Auditor Internal menghadapi Krisis Finansial Global, diakses dari http:// muhariefeffendi.wordpress.com.

Mulyadi dan Puradireja, Kanaka. (1998), Auditing. Buku Satu. Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2002). Auditing. Buku 1 dan 2. edisi ke-6. Salemba Empat, Jakarta. OECD. (2004). OECD Science, technology and industry outlook. Highlight, diakses

dari http:// www.oecd.org.

Root. (1998). Tantangan Profesi Auditor Internal Dalam Penerapan Good Corporate Governance (GCG), diakses dari http://blog.auditor-internal.com. Satyo. (2000). Agar CG Efektif. Media Akuntansi, NO. 7/ TH. I/Maret 2000, hal. 8. Suratman, Adji, (2000). Peranan Akuntan pada GCG. Media Akuntansi, NO. 7/ TH.

I/Maret 2000, hal. 12.

Syakhroza, Ahmad. (2007). Tantangan Profesi Auditor Internal Dalam Penerapan GCG. Seminar Nasional AAI, Jakarta.

The Institute of Internal Auditing (IIA’s Board of Director). (2001). Standards for the Professional Practice of Internal Auditing. Florida.

The Institute of Internal Auditors. (1999). Internal Auditor, diakses dari http://auditor-internal.com/v1/content.

Tunggal, Iman Sjahputra dan Amin Widjaja Tunggal. (2002). Membangun Good Corporate Governance., Harvindo, Jakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. (2000). Audit Internal(Suatu Pengantar). Harvarindo, Jakarta.

Tugiman, Hiro. (1997). Pengenalan Internal Audit. Cetakan ke-2. Kanisius, Yogyakarta.

Tugiman, Hiro. (2004). Standard Profesional Audit Internal. Cetakan ke-7. Kanisius, Yogyakarta.

http:// www.google.com.

Referensi

Dokumen terkait

According to the analysis, it is concluded that the bilingual novel entitled “Texas Glory” into “Jalan Kebahagiaan” has more equivalence words of deixis than

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara penyesuaian sosial dengan school well-being pada siswa kelas VII SMP Negeri 2

1) Pesantren mampu berperan aktif dalam mewujudkan keberlanjutan pangan apabila didukung dengan manajemen yang transparan, struktur organisasi disusun sesuai tugas

Jarak pagar sebagai bahan baku biodiesel memiliki keunggulan dalam hal daya adaptasi tanaman, produksi minyak yang cukup tinggi dalam 1 Ha lahan, termasuk

Konsentrasi minyak jarak dalam formula sabun memberikan pengaruh terhadap perubahan sifat fisiko kimia sabun transparan yang dihasilkan seperti kadar air, kadar alkali bebas,dan

Air akan mengalir ke dalam cangkir melalui keran dan berhenti secara otomatis ketika jarak antara sensor ultrasonik dan permukaan air mencapai 5 cm.. Sinyal

Penelitian tahap ke II adalah menentukan taraf suplementasi mineral sulfur (S) dan rink (Zn) yang terbaik pada ransum yang mengandung tongkol jagung amoniasi feffilentasi

TERHADAP KINERJA KARYAWAN HOTEL PANDANARAN DI SEMARANG..