1 A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia tidak dapat lepas dari bahasa, tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi atau berhubungan dengan yang lainnya. Hal itu di sebabkan manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk sosial adalah ciptaan Allah yang harus berkaitan dengan ciptaan Allah lainnya. Mustahil apabila manusia tidak membutuhkan orang lain. Untuk memenuhi kebutuhan dunia ataupun akhirat manusia membutuhkan bahasa untuk berkomunikasi atau berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah bahasa. Dengan demikian fungsi bahasa yang paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis) maupun sebagai komunikan (mitrabicara, penyimak, pendengar, pembaca).
kehidupan manusia sehari-hari baik sebagai manusia anggota maupun anggota bangsa. Dari beberapa pendapat tersebut semakin jelas bahwa manusia sangat membutuhkan bahasa dalam kehidupannya untuk memenuhi segala kebutuhan, dengan bahasa manusia tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Selain itu manusia juga merasa terbantu dengan adanya bahasa. Dapat disimpulkan bahasa memiliki kontribusi yang besar pada manusia, bahkan dapat berpengaruh juga pada kemajuan atau kemunduran prospek manusia.
Tendensi masyarakat membaca wacana berita pada surat kabar hanya sekedar membaca saja, namun tidak pernah memahami apa dan bagaimana latar belakang wartawan menulis berita tersebut. Masyarakat hanya ingin sekedar tahu, setelah membaca berita dan mengetahuinya, mereka tidak pernah berfikir lagi mengapa berita itu menjadi pilihan atau mengapa sebuah artikel itu menjadi pilihan media tersebut. Dalam Sobur, (2009:9) bahasa mempunyai kesanggupan untuk menyajikan berbagai bentuk model bagi kajian penelitian sosial-budaya. Salah satunya adalah analisis wacana.
pada tujuan fungsi yang dirancang untuk menggunakan bentuk tersebut dalam urusan-urusan manusia (Brown dan Yule, 1996:1). Pada pendapat Brown dan Yule tersebut sangat jelas bahwa analisis wacana memiliki keterkaitan dengan urusan-urusan manusia, kembali lagi pada fungsi bahasa. Lain halnya analisis wacana menurut Eriyanto (2006:3) analisis wacana dalam studi linguistik ini merupakan reaksi dari bentuk linguistik formal yang lebih memperhatikan pada unit kata, frase atau kalimat semata tanpa melihat keterkaitan di antara unsur tersebut. Terlihat dengan jelas pendapat Eriyanto tersebut memiliki prespektif bahwa wacana bagian dari linguistik formal dan dari pernyataan Eriyanto tidak menunjukkan secara langsung kerkaitan analisis wacana dengan masyarakat.
Untuk mengkaji wacana, tahap awalnya adalah melakukan pemahaman pada wacana tersebut. Dalam pemahaman wacana kita harus memperhatikan konteks wacana. Sebab, wacana akan memiliki banyak arti apabila kita tidak melihat konteksnya. Misalnya seorang ibu berkata pada anaknya, ―Pergilah!‖. Perkataan bu tersebut dapat diartikan ibu mengusir
anaknya apabila situasinya ibu sedang marah karena kenakalan anaknya. Berbeda apabila situasinya ibu sedang menyiapkan bekal sekolah untuk anaknya, kata ―Pergilah!‖ berarti ibu meminta anaknya untuk segera
Kehadiran wacana tidak dapat dilepaskan dengan konteks. Konteks wacana terdiri dari atas berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode dan saluran (Alwi dalam Sarwiji, 2008:146). Unsur-unsur itu berhubungan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa yang di kemukakan oleh (Hymes dalam Sarwiji, 2008:146), yang meliputi latar, pelibat, hasil/tujuan, amanat, nada, jalur, norma, serta bentuk dan ragam bahasa. (Samsuri dalam Sarwiji, 2008:147) dalam wacana tulis, konteks sangat penting untuk diperhatikan. Hal itu disebabkan makna sebuah teks atau bagian-bagiannya sering ditentukan oleh pengertian yang diberikan oleh teks lain. Teks itu dapat berwujud ujaran (kalimat), paragraf, ataupun wacana.
Oleh karena itu masyarakat pada umumnya dan pembaca surat kabar Solopos khususnya diharapkan terbuka pandangannya mengenai konteks.
Sehingga masyarakat luas tidak sekedar membaca wacana tersebut tanpa mengetahui konteksnya. Sebab tanpa mengetahui konteks masyarakat akan memiliki pandangan yang beraneka ragam. Padahal kehebatan sebuah media akan membingkai masyarakatnya seperti apa yang media publikasikan, atau dapat dibilang masyarakat akan terprovokasi apabila tidak pandai dalam membentengi diri. Seperti yang di ungkapkan Sobur (2009:3), semakin kita tidak bisa melepaskan diri dari terpaan isi retrorika media massa, semakin kita yakin bahwa kita telah sampai pada suatu kondisi reformasi.
Surat Kabar Solopos Edisi Januari 2013‖. Penulisan ini dilandasi dengan ketertarikan terhadap penulisan opini masyarakat dalam rubrik Gagasan Solopos edisi Januari 2013. Setelah membaca opini-opini tersebut terdapati
ketertarikan untuk mengungkapkan konteks yang ada dengan memperhatikan prinsip-prinsip pemahaman wacana.
B. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penelitian ini terdapat pembatasan masalah di maksudkan agar peneliti lebih terarah, memiliki tujuan yang jelas dan mempermudah penulis dalam menentukan langkah penelitian.
Pada penelitian ini penulis menfokuskan pada konteks wacana yang terdapat pada rubrik Gagasan Solopos edisi januari 2013, dengan tolak ukur bagaimana penerapan prinsip pemahaman wacana pada rubrik tersebut dapat terpenuhi.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas pada latar belakang, maka didapatkan empat rumusan masalah yang diantaranya adalah.
1. Bagaimana wujud konteks penafsiran personal pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013?
3. Bagaimana wujud konteks penafsiran temporal pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013?
4. Bagaimana wujud konteks penafsiran analogi pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013?
D. TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian pasti memiliki beberapa tujuan. Sebab, penelitian itu harus terarah serta jelas apa yang akan dicapai oleh peneliti. Berikut adalah tujuan dari penelitian.
1. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran personal pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013.
2. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran lokasional pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013.
3. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran temporal pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013.
4. Mengungkapkan wujud konteks penafsiran analogi pada wacana rubrik Gagasan dalam surat kabar Solopos edisi Januari 2013.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dalam sebuah penelitian pastinya memiliki sebuah manfaat baik dari segi teoretis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah. 1. Manfaat Teoretis
pengetahuan mengenai kajian wacana umumnya analisis konteks khususnya. Sehingga dari penelitian dapat menginspirasi masyarakat luas mengenai wacana.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca Surat Kabar Solopos
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan khusus kepada pembaca agar pembaca mengetahui wujud konteks dari rubrik Gagasan pada surat kabar Solopos edisi Januari 2013
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan dalam penelitian ini masyarakat tidak terbingkai atau terprovokasi oleh media, khususnya opini-opini yang ada di dalam surat kabar. Dengan membuka pandangan masyarakat untuk mengetahui konteks wacana.
c. Bagi Mahasiswa
Dari penelitian ini, peneliti mengharapkan mahasiswa di Indonesia umumnya dan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah untuk melanjutkan kajian wacana ini, agar didapatkan ilmu-ilmu yang baru.
d. Bagi Peneliti