• Tidak ada hasil yang ditemukan

KORELASI KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS X SMAN 1 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KORELASI KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS X SMAN 1 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KORELASI KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN

KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

KELAS X SMAN 1 BINJAI

TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

ULFA ZAINI

NIM 2103111077

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Korelasi Kecerdasan Linguistik dengan Kemampuan Berpidato Siswa Kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan arahan sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan.

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. Rektor Universitas Negeri Medan,

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

3. Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4. Drs. Sanggup Barus, M.Pd. Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia,

5. Dr. Wisman Hadi, M.Hum. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

6. Suprakisno, S.Pd., M.Pd. Pembimbing Skripsi, 7. Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. Pembimbing Akademik,

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan,

9. Kepala Sekolah dan seluruh Guru, staf pegawai dan siswa SMA Negeri 1 Binjai yang telah memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Binjai,

(7)

kasih, motivasi, doa, perhatian serta dukungan moril dan material yang senantiasa diberikan dengan tulus dan penuh kasih sayang kepada penulis, 11.Komunitas Tanpa Nama, rumah untuk keluh kesah saya baik dalam hal

akademik maupun sastra, dan

12.seluruh stambuk 2010 khususnya Reguler B, terima kasih atas semua doa dan dukungan kalian, kalian membuat dunia baru dalam hidup saya. Kita harus tetap semangat, saya ada karena kalian ada.

Medan, Agustus 2014 Penulis,

Ulfa Zaini

(8)

ABSTRAK

Ulfa Zaini, NIM 2103111077, Korelasi Kecerdasan Linguistik dengan Kemampuan Berpidato Siswa Kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013 / 2014. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecerdasan linguistik dengan kemampuan berpidato siswa kelas X SMA Negeri 1 Binjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 400 orang siswa. Sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Sampel diambil secara acak yaitu kelas X-B yang berjumlah 42 orang.

Dari pengolahan data diperoleh hasil kecerdasan linguistik siswa dengan rata-rata = 66,5 termasuk pada kategori sedang. Jika dipersentasekan maka 16,7% dari jumlah siswa memiliki kecerdasan linguistik dominan (tinggi), 69% kategori sedang, dan 14,3% kategori rendah.

Hasil tes kemampuan berpidato dengan rata-rata skor = 97,1 diubah dalam bentuk skala penilaian menjadi rata-rata= 60,7 maka rata-rata siswa berada dalam kategori sedang. Jika dipersentasekan maka 28,6% dari jumlah siswa memiliki kategori kemampuan berpidato tinggi, 64.3% siswa memiliki kemampuan pidato kategori sedang, dan 7,2% memiliki kemampuan berpidato kategori rendah.

Setelah uji korelasi dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment didapatlah rhitung sebesar 0,653 sedangkan rtabel sebesar 0,304, nilai rtabel berdasasarkan taraf signifikansi 5% dari jumlah N = 42, artinya rhitung > rtabel maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa kecerdasan linguistik memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan berpidato siswa kelas X SMA Negeri 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...5

D. Rumusan Masalah ...6

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian ...7

BAB 2 LANDASAN TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Landasan Teoretis ... 9

1. Kecerdasan Linguistik ... 9

a. Kecerdasan ... 9

b. Linguistik ... 10

c. Aspek-aspek Kajian Linguistik ... 11

d. Pengertian Kecerdasan Linguistik ... 13

e. Aspek yang dapa Dinilai dari Kecerdasan Linguitik ... 14

1. Membaca ... 15

(10)

3. Berbicara ... 16

B. Kerangka Konseptual ... 31

C. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

E. Variabel Penelitian ... 40

(11)

1. Hipotesis Statistik ... 40

2. Prosedur Analisis Data ... 41

3. Korelasi ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

1. Kecerdasan Linguistik Siswa ... 44

2. Kemampuan Berpidato Siswa ... 47

3. Korelasi Kecerdasan Linguistik dengan Kemampuan Berpidato Siswa ... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

1. Kecerdasan Linguistik ... 52

2. Kemampuan Berpidato ... 54

3. Korelasi Kecerdasan Linguistik dengan Kemampuan Berpidato ... 55

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

(12)

DAFTAR TABEL

3.1. PERINCIAN KEADAAN SISWA KELAS X SMAN 1 BINJAI ...34

3.2.KISI-KISI ANGKET KECERDASAN LINGUISTIK ...37

3.3.KISI-KISI TES MEMBACA, MENULIS, BERBICARA ...38

3.4. LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN BERPIDATO ...39

4.1.NILAI TES KECERDASAN LINGUISTIK ...43

4.2. NILAI TES KEMAMPUAN BERPIDATO ...46

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 STATISTIK VALIDITAS ANGKET ... 60

LAMPIRAN 2 ANGKET KECERDASAN LINGUISTIK……… ... 63

LAMPIRAN 3 TES MEMBACA, MENULIS, BERBICARA ... 65

LAMPIRAN 5 LEMBAR OBSERVASI PENILAIAN TES PIDATO ... 68

LAMPIRAN 6 REVISI SKRIPSI ... 69

LAMPIRAN 7 SURAT PERMOHONAN PENELITIAN FBS ... 70

LAMPIRAN 7 SURAT KETERANGAN PENELITIAN SMAN 1 BINJAI ... 71

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensi yang berbeda-beda. Meskipun hingga saat ini sulit untuk mendefinisikan tentang apa itu kecerdasan, namun orang banyak berpandangan bahwa kecerdasan sering dikaitkan dengan kepintaran akademis seseorang ketika menginjak bangku pendidikan. Biasanya orang hanya terpaku pada pengertian bahwa orang cerdas pasti pintar di sekolahnya dan memiliki kemampuan akademis yang tinggi. Artinya selama ini orang sering berpandangan bahwa kecerdasan berkaitan erat dengan nilai-nilai tinggi atau prestasi gilang gemilang selama menempuh pendidikan.

Selama ini kecerdasan seringkali dikaitkan dengan IQ, termasuk dalam dunia pendidikan. Maka seringkali tes IQ dilakukan oleh lembaga-lembaga penyedia jasa tes IQ sebelum seorang guru menempatkan kelas seorang anak, apakah IPA, IPS, atau Bahasa. Menurut Adi W. Gunawan (2012:203), ”hasil tes IQ merupakan acuan yang sering digunakan masyarakat dalam memprediksi prestasi yang dimiliki seseorang, meskipun hal ini bukanlah suatu penentu untuk keberhasilan individu setelah menyelesaikan suatu pendidikan formal.” Dengan

demikian kapasitas IQ seseorang hanya sebatas prediksi dari unjuk kerja dan bukanlah ukuran untuk keberhasilan individu.

(15)

kepribadian dan kemampuan untuk berkomunikasi, bernegosiasi, dan memimpin. Hanya 15 persen dipengaruhi pengetahuan teknis atau IQ. Tes IQ sebenarnya tidak berguna, demikian simpul para peneliti dari Western University, Ontario, Kanada. “Tidak ada yang namanya pengukuran tunggal dari IQ atau kecerdasan dasar dari seseorang," tegas Dr Adrian Owen, peneliti dari Brain and Mind Institute.

Dari pendapat Dr. Ardian Owen tersebut maka konsep IQ menjadi tolok ukur dari keberhasilan seseorang selepasnya menempuh pendidikan formal masih menimbulkan keraguan. Menjawab keraguan atas konsep IQ tersebut, Howard Gardner hadir dengan “Teori Multi Kecerdasan”. Beliau berkesimpulan bahwa IQ

tidak boleh dianggap sebagai gambaran yang mutlak. Kecerdasan dapat bervariasi menurut konteksnya. Dalam hal ini beliau melahirkan delapan teori kecerdasan berupa: kecerdasan linguistik, kecerdasan logis matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestatis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan natural.

(16)

Para peneliti juga menemukan bahwa kecerdasan atau intelejensia tidak ditentukan oleh satu faktor, tetapi oleh setidaknya tiga elemen dasar. Pertama adalah memori jangka pendek, pemahaman, dan kemampuan verbal.

Dari delapan kecerdasan yang ditawarkan oleh Gardner serta penelitian oleh para pakar maka kemampuan verbal ternyata sangat berperan. Kemampuan verbal juga merupakan aspek dalam kecerdasan linguistik. Kecerdasan linguistik menggambarkan kemampuan seseorang dalam hal bahasa, membaca, menulis, berkomunikasi dan sebagainya. Kecerdasan ini mencakup kemampuan untuk menangani struktur bahasa (sintaksis), suara (fonologi), dan arti (semantik). Artinya seseorang yang memiliki kecerdasan linguistik dapat diperlihatkan dengan kemampuannya dalam berbahasa, membaca, menulis, atau berkomunikasi.

Kecerdasan linguistik peserta didik adalah hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan oleh pendidik terutama para pendidik di bidang bahasa khususnya guru bahasa Indonesia. Karena berbicara tentang bahasa tak akan terlepas dari linguistik. Sehingga ketika seorang guru menemukan bakat linguistik dari peserta didiknya maka ia akan lebih fokus mengembangkan bakat anak didiknya, serta tidak buru-buru memberi penilaian yang jelek terhadap peserta didik yang memiliki nilai rendah di bidang bahasa.

Dalam beberapa aspek yang terdapat dalam kecerdasan linguistik penelitian ini berfokus pada aspek berbicara. Menurut Tarigan (2007 :11), “Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata

(17)

dikerucutkan lagi berfokus dalam hal berpidato, karena kemampuan berpidato atau dalam bahasa lainnya beretorika seseorang merupakan salah satu kesuksesan seseorang dalam bermasyarakat.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Carnegie Institute of Technology yang telah disebutkan di atas, maka komunikasi juga memberikan kontribusi besar dalam kesuksesan finansial manusia. Pidato merupakan salah satu jenis komunikasi.

Pidato merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran melalui kegiatan berbicara di depan orang banyak yang bertujuan menginformasikan atau mengajak pada sesuatu. Orang akan terkagum-kagum dan lebih memperhatikan seseorang yang memiliki kemampuan berbicara yang baik dan memiliki seni dalam berbicara atau retorika., sehingga anak tersebut nantinya akan sering ditunjuk sebagai pembicara dan besar kemungkinan akan menjadi public speaker.

Berbagai penelitian mengenai kemampuan berpidato siswa telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Moh. Aris Prasetyanto dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Berpidato Persuasi

(18)

Untuk itu guru juga harus dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan seorang anak mempraktikkan kemampuan dan keterampilan berbicara. Ketika guru menyadari korelasi antara dua hal tersebut akan lebih memudahkan guru mengarahkan keterampilan berbahasa anak didik sehingga menjadi pembicara-pembicara handal selepasnya mereka dari pendidikan formal.

Dari semua uraian tersebut maka penulis merasa kecerdasan linguistik seorang anak memiliki korelasi terhadap kemampuan berpidatonya. Penelitian ini penting untuk lebih memfokuskan tenaga pengajar dalam mengembangakan keterampilan berbicara khususnya pidato terhadap anak yang memiliki bakat dalam kecerdasan linguistik. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian yang mengangkat judul “Korelasi Kecerdasan Linguistik dengan Kemampuan

Berpidato Siswa Kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi ruang lingkup permasalahan dalam penilitian ini adalah:

1. Kecerdasan setiap anak yang berbeda-beda kurang diperhatikan.

2. Kebanyakan dari tenaga pendidik tidak memperhatikan kemampuan dasar anak atau dalam hal ini disebut dengan kecerdasan linguistik.

3. Kurang diperhatikannya kemampuan berpidato siswa. 4. Kecerdasan linguistik yang dimiliki anak tidak berkembang.

(19)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, terlihat banyak masalah yang muncul berkaitan dengan penelitian ini. Agar penelitian membuahkan hasil yang memuaskan, maka penelitian ini difokuskan pada satu masalah.

Adapun masalah yang dijadikan fokus dalam penelitian ini adalah masalah kecerdasan linguistik siswa. Mengingat kajian mengenai kecerdasan linguistik masih luas maka penelitian ini berfokus dalam hal mendukung perkembangan belajar yang di dalamnya terdapat kegiatan membaca, menulis, serta berbicara (Armstrong, 2003: 52). Dan dikaitkan dengan kemampuan berpidat. Sedangkan objek penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran. 2013/2014.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis menetapkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kecerdasan linguistik khususnya dalam aspek membaca, menulis, dan berbicara siswa kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014?

(20)

3. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan linguistik dengan kemampuan berpidato siswa kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana keceradasan linguistik siswa Kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui bagaimana keterampilan berpidato siswa Kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.

3. Untuk mengetahui seberapa signifikan korelasi kecerdasan linguistik siswa terhadap kemampuan berpidato siswa Kelas X SMAN 1 Binjai Tahun Pembelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, memberikan gambaran yang jelas bagaimana kecerdasan linguistik memiliki hubungan dengan kemampuan berpidato siswa

2. Secara Praktis

(21)

linguistik dengan kemampuan pidato serta sebagai bahan bandingan untuk penelitian berikutnya yang mengangkat judul mengenai kecerdasan majemuk lain dalam teori Howard Gardner.

b) bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi mereka dalam mengembangkan kecerdasan linguistik yang mereka miliki.

(22)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap kecerdasan linguistik dengan kemampuan berpidato siswa kelas X SMAN 1 Binjai, penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Kecerdasan linguistik siswa kelas X SMAN 1 Binjai berada pada kategori sedang.

2. Kemampuan berpidato siswa kelas X SMAN 1 Binjai berada pada kategori sedang.

3. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui nilai r hitung adalah 0,653 sedangkan r tabel adalah 0,304 pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol (H0) dinyatakan ditolak, sedangkan hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima, artinya bahwa terdapat korelasi yang positif dan kuat antara kecerdasan linguistik dengan kemampuan berpidato.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, baik berdasarkan perolehan data maupun yang penulis peroleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis sendiri. Sebagai akhir dari penelitian, Penulis menyampaikan saran sebagai berikut :

(23)

2. Pihak sekolah hendaknya mendukung usaha tersebut dengan memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang, seperti menambah jumlah koleksi buku di perpustakaan. Hal ini penting dilakukan agar dapat memicu semangat dan motivasi siswa untuk membaca.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti; Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis . Jakarta: Penerbit Erlangga

Armstrong, Thomas.2003. Setiap Anak Cerdas!. Terjemahan: Rina Buntaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. DePorter, Bobbi., Mike Hernacki.2000. Quantum Learning. Terjemahan:

Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa

Dewi, Fitriani Utami.2013. Public Speaking Kunci Sukses Bicara di Depan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gunawan, Adi W.2012. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hadiyanti, Lutfia Nur.2013. Kecerdasan Majemuk (Multiple Inteelligence). Makalah Program Magister Biologi Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, dalam (http://www.s3.amazonaws.com) diakses 21 Februari 2014

Hoerr, Thomas R. 2006. Becoming MI School. Virginia: ASCD. Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa Indah

Kosasih, E. 2006. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya

Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Lisnawati, Iis.2009. Psikolinguistik dalam Pembelajaran Bahasa.” Dalam (http://lakubijakbajik.wordpress.com/dirasat/psikolingusitika/psikolinguisti k-dalam-pembelajaran-bahasa/) diakses Mei 2014

Lwin, May., dkk. 2008. How to Multiply Your Child’s Intelligence Cara

(25)

Meliala, Andyda. 2004. Anak Ajaib (Temukan dan Kembangkan Keajaiban Anak Anda Melalui Kecerdasan Majemuk). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Prasetiyanto, Moh.Aris. 2011. Peningkatan Keterampilan Pidato Persuasi pada Siswa Kelas XI PM2 SMKN 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, Melalui Metode Twenty Questions. Yogyakarata: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susandi,2011.”Kajian Linguistik Lanjut.” Dalam (http://susandi.wordpress.com)

diakses Mei 2014

Swasti, N.M., M.Candisa, W.S. Warpala. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual dan Kecerdasan Linguistik Terhadap Keterampilan Menulis dalam Bahasa Inggris Bagi Siswa Kelas X di SMK Negeri 1 Abang. Program Studi Teknologi Pembelajaran, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, vol 3, dalam (http://www.undiksha.ac.id) diakses 21 Februari 2014

Tampubolon.1987. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisisen. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Referensi

Dokumen terkait

Namun menurut penulis kendala dalam meningkatkan nasabah produk arrum haji terletak pada promosi yang dilakukan oleh pihak Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Way

Sejarah pancasila pada hakikatnya adalah sebagaimana nilai-nilai yang bersifat fundamental menjadi suatu sumber dari segala sumber hokum dalam Negara Indonesia Pengertian

Berdasarkan hasil observasi oleh dua orang guru, dapat diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan sesuai

Islam Siti Khadijah Palembang harus disosialisasikan dengan benar dan transparan agar masyarakat mengetahui mengenai sosialisasi jasa dokter, terlebih masyarakat yang mengikuti

Ada beberapa peneliti yang meneliti bagaimana Pendapatan Asli Daerah, Belanja Daerah, Tabungan, Kredit mempengaruhi PDRB di suatu daerah, salah satunya penelitian

dalam pandangan sementara orang merupakan bagian yang paling “tinggi” karena berurusan dengan realitas yang paling utama, berurusan dengan “apa yang sungguh - sungguh ada” yang

warga Dusun Gayam dengan hasil karya yang didapat berupa Bros. berbahan dasar pita satin, Bros berbahan dasar Flanel,

Untuk pasien relatif sedikit dengan penyakit jantung rematik di antaranya infeksi profilaksis endokarditis tetap dianjurkan, seperti yang dengan prostetik katup prostetik atau