• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD BHARLIND SCHOOL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD BHARLIND SCHOOL."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SD BHARLIND SCHOOL MEDAN

TESIS

Oleh :

MIKA ROMAULI PASARIBU NIM: 071188810012

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SD BHARLIND SCHOOL MEDAN

TESIS

Oleh :

MIKA ROMAULI PASARIBU NIM: 071188810012

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

Mika Romauli, Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD Bharlind School Medan. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan pembelajran matematika realistik kelompok dan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik individu, (2) Perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tinggi dan memiliki kemampuan berfikir logis rendah, (3) Interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan kemampuan berfikir logis terhadap hasil belajar matematika siswa SD Bharlind School Medan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Bharlind school Medan, berjumlah 74 orang yang berasal dari 2 kelas. Jumlah sampel penelitian untuk pembelajaran matematika realistik kelompok terdiri 38 siswa dan 36 siswa untuk pembelajaran matematika realistik individu. Instrumen pengukuran untuk mengukur hasil belajar digunakan tes berbentuk essay tes yang terdiri dari 8 soal yang meiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,75. Metode penelitian menggunakkan metode quasi eksperimen dengan desain penelitan factorial 2x2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan α = 0,05.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik kelompok ( =

23,97) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik individu ( = 22,88) dengan Fhitung = 4,50 > Ftabel = 3,97 , (2)

Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tinggi ( = 24,41) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang memiliki kemampuan

berfikir logis rendah ( = 22,00), dengan Fhitung=15,22 > Ftabel = 3,97, (3) Terdapat

(7)

ii ABSTRACT

Mika Romauli, The Effect of Realistic Mathematics Education and Ability Think Logical at SD Bharlind School Medan Thesis: Educational Technology Graduate Program of UNIMED.2012.

This research was animed to find out : (1)The difference of achievement in mathematics between Group RME and RME Individual (2) The defference

achievement of mathematics between students’ who had High Ability thingk Logical and Low on the students’ achievement in mathematics.

The population of this research was all class IV of students SD Bharlind School Medan, which had 74 students, that consisted of twq class. The sample was taken by using cluster random sampling method. The total sample of the

research for learning model’s wich 38 students’ taught by Group RME and 36

students’ done by Individual RME. instrument scale fo mathematics achievement used the measure the achievement was essayntest with 8 item test with reliability coefficient 0.80. The research method used quasi experiment with factorial design 2x2. Technique of analyzing data used ANOVA of two directions at significant α = 0.05.

The finding of research showed that : (1) The students’ achievement in mathematics that taught by group RME ( = 23.97) is higher than the students’ achievement tha taught by Individual RME ( = 22.88) with Fratio = 4.50 > Ftable =

3.97 , (2) The students’ achievement in Ability think high logical ( = 24.41) is higher than Ability think low logical ( = 22.00), with Fratio = 15.22 > Ftable = 3.97,

(3) Be found interaction between RME and the Ability think logical on the

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Tesis

ini berjudul “ Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik dan Berfikir Logis

Terhadap Hasil Belajar Matematika SD Bharlind School Medan”. Penulisan tesis

ini diajukan untuk memenuhi persysratan memperoleh gelar Magister Pendidikan

pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Terima kasih penulis sampaikan terutama kepada Bapak Dr.Dian

Armanto, M.Pd.,MA.,M.Sc.,Ph.D. selaku dosen pembimbing I dan Bapak Prof.

Dr. Sahat Saragih, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah mengorbankan

pikiran dan waktu dalam memberikan bimbingan penulisan tesis ini. Terima kasih

juga kepada Bapak Bapak Dr Mukhtar, M. Pd, Bapak Dr Asmin, M.Pd, dan Dr

Hasratuddin,M.Pd selaku dosen nara sumber sekaligus dosen penguji yang telah

banyak memberikan masukan dalam kesempurnaan tesis ini.

Demikian juga penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd selaku Rektor Universitas

Negeri Medan

2. Bapak prof. Dr H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan

3. Bapak Prof. Dr. Dian Armanto, M.Pd.,MA.,M.Sc.,Ph.D selaku Dosen

Pembimbing I dan Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd, selaku Ketua dan Sekretaris

Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri

(9)

iv

4. Para Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Dasar Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Roslinda Ginting selaku Pimpinan sekolah SD Bharlind School

Medan sebagai tempat penelitian dalam penulisan tesis ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan Program Studi Pendidikan Dasar

Angkatan I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

banyak memberikan dukungan moral dalam penyusunan tesis ini.

7. Suami dan Anak saya tercinta Ignasius Anka Uli Situmeang yang

memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaiakn tesis ini.

Rasa haru dan hormat yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada

orang tua, terkhusus bagi Ibunda tercinta Op.Marice Boru Sibarani yang telah

banyak memberi dukungan dan bantuan dalam membantu penulis untuk

menyelesaikan tesis ini. Terima kasih juga kepada Abang-abang, Kakak-kakak,

dan adik saya dan semua yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan tesis ini masih jauh dari

sempurna, terdapat kelemahan dan kekurangan oleh sebab keterbatasan yang

dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang

membangun guna perbaikan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kemajuan

pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan Bangsa Indonesia.

Medan, Oktober 2012

Penulis,

(10)

v

1. Pembelajaran Matematika ... 11

2. Pembelajaran Matematika Realistik ... 19

(11)

vi

D. Instrumen Penelitian ... 67

E. Uji Coba Instrumen ... 70

F. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 77

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 91

C. Pengujian Hipotesis ... 96

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

E. Keterbatasan Penelitian ... 124

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 126

B.Implikasi ... 127

C.Saran ... 132

(12)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

2.1. Perbedaan Efek Pembelajaran Kelompok dan Individu ... 38

3.1. Weiner Tentang Keterkaitan Variabel ... 65

3.2. Pedoman Penskoran Langkah-langkah Penyelesaian Soal ... 67

3.3. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Logis ... 69

4.1. Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan PMR Kelompok ... 77

4.2. Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan PMR Individu ... 79

4.3. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk KBLT ... 81

4.4. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk KBLR ... 82

4.5. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dan KBLT ... 84

4.6. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dan KBLR ... 85

4.7. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dan KBLT ... 87

4.8. Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dan KBLR ... 90

4.9. Hasil Analisis Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa dengan PMR Kelompok dan PMR Individu ... 92

4.10. Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Berfikir Logis Tinggi dan Berfikir Logis Rendah ... 92

4.11. Rangkuman Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Untuk PMR Kelompok dan PMR Individu dengan KBLT dan KBLR ... 93

4.12. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians PMR Kelompok dan PMR Individu ... 94

4.13. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians KBLT dan KBLR ... 95

4.14. Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Varians Populasi Uji Bartlet ... 96

4.15. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis Deskriptif ... 97

4.16. Ringkasan Perhitungan ANAVA Faktorial 2x2 ... 98

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

4.1. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok .. 78

4.2. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu ... 80

4.3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan KBLT ... 81

4.4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan KBLR ... 83

4.5. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dengan KBLT ... 84

4.6. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Kelompok dengan KBLR ... 86

4.7. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dengan KBLT ... 89

4.8. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk PMR Individu dengan KBLR ... 91

4.9. Interaksi Pembelajaran Matematika Realistik dan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa ... 102

4.10. Ragam Jawaban butir no 1 ... 116

4.11. Ragam Jawaban butir no 2 ... 117

4.12. Ragam Jawaban butir no 3 ... 118

4.13. Ragam Jawaban butir no 4 ... 119

4.14. Ragam Jawaban butir no 5 ... 120

4.15. Ragam Jawaban butir no 6 ... 121

4.16. Ragam Jawaban butir no 7 ... 122

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (PERANGKAT PEMBELAJARAN)

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lembar Aktivitas Siswa

3. Buku Petunjuk Guru

LAMPIRAN B (INSTRUMEN PENELITIAN)

1. Tes Hasil Belajar

2. Tes Kemampuan Berfikir Logis

3. Lembar Aktivitas Siswa

4. Lembar Kemampuan Guru Mengelola PMR

5. Angket Respon Siswa

LAMPIRAN C (HASIL UJI COBA INSTRUMEN)

1. Tabel Skor Tes Kemampuan Berfikir Logis

2. Tabel Skor Tes Hasil Belajar

3. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

LAMPIRAN D (HASIL PENELITIAN)

1. Uji Normalitas Data

2. Analisis Varians Data

3. Uji Lanjut

4. Perhitungan Dengan SPSS

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Materi matematika sampai sekarang masih dirasakan sulit dalam

memahaminya oleh banyak siswa, bahkan cukup mengkhawatirkan (menakutkan)

bagi beberapa siswa mulai dari siswa tingkat sekolah dasar (SD) sampai siswa

tingkat sekolah menengah. Hal ini mungkin karena matematika mamiliki sifat

abstrak. Sujono (1988:81) mengatakan “….. ternyata banyak orang takut terhadap

matematika dan sejauh mungkin berusaha menghindari bilangan dan

operasi-operasi bilangan”.

Rusefendi (1989: 15) mengemukakan bahwa:”Pelajaran matematika dan

ilmu pasti tersebut bagi anak-anak pada umumnya merupakan pelajaran yang

tidak disenangi kalau bukan yang paling dibenci”. Mereka menganggap

matematika sebagai pelajaran sulit,tidak menyenangkan, dan menakutkan.

Soedjadi (2001:1) berpendapat bahwa penyebab kesulitan tersebut biasa

bersumber dari dalam diri siswa juga dari luar diri siswa, misalnya cara penyajian

materi pelajaran atau suasana pembelajaran yang dilaksanakan. Hudojo (1988 :7)

berpendapat bahwa penguasaan materi matematika dan cara penyampaiannya

syarat yang tidak dapat ditawar lagi bagi pengajar matematika. Ini berarti

penguasaaan materi dan cara penyampaiannya merupakan syarat yang mutlak

yang harus dikuasai oleh pengajar.

Upaya peningkatan mutu proses pembelajaran matematika saat ini masih

(16)

2

SD (2006) dinyatakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang

pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah

berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan

penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dilaksanakan dengan

menggunakan multi strategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang

memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan

prinsip alam takambang jadi guru ( semua yang terjadi, tergelar dan berkembang

di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan

sumber belajar).

Namun belum menampakkan hasil yang menggembirakan, baik ditinjau

dari hasil proses pembelajarannya maupun dari hasil prestasi belajarnya. Dari

proses pembelajarannya , kabanyakan guru masih melakukan pembelajaran

konvensional, siswa kurang aktif dalam menyampaikan pendapatnya. Merujuk

dari hasil penelitian Schoenfeld (dalam Fauzi, 2002 : 2) menyebutkan pengajaran

matematika secara konvensional mengakibatkan siswa bekerja secara prosedural

dan memahami matematika tanpa penalaran.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006) antara lain

dinyatakan tujuan mata pelajaran matematika diajarkan di SD bertujuan agar

peserta didik memiliki, kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma, secara luwes, akurat, efisian, dan tepat, dalam pemecahan

masalah; 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

(17)

3

gagasan dan pernyataan matematika; 3) Memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, meyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) Mengkomunikasikan gagasan

dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah; 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berkaitan dengan uraian di atas, maka perlu dipikirkan strategi atau cara

penyajian dan suasana pembelajaran matematika yang membuat siswa terlibat

aktif dan merasa senang dalam belajar matematika. Soedjadi (1992) menyarankan

untuk memilih suatu strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar.

Strategi tersebut bertumpu pada dua hal, yakni optimalisasi interaksi antar semua

elemen pembelajaran dan optimalisasi keikutsertaan seluruh indera, emosi, karya

dan nalar. Seiring dengan pendapat di atas, guru pun diingatkan bahwa pendidikan

bukanlah proses mengisi botol kosong, artinya guru perlu memperhatikan

keterkaitan materi pelajaran dengan konteks kehidupan peserta didik (kompas, 26

April 2002).

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang berorientasi pada

penerepan matematika dalam kehidupan sehari-hari adalah pendekatan realistik.

Pendekatan “realistik” yang dikembangkan dan telah diteliti di Belanda selama

kurang lebih 32 tahun (dimulai tahun 1970) dikenal sebagai Realistic Mathematics

Education (RME) atau Pendidikan Matematika Realistik (PMR) menunjukkan

(18)

4

Mathematics and Science Study) menyebutkan bahwa berdasarkan penilaian

TIMMS, siswa di Belanda memperoleh hasil yang memuaskan baik dalam

keterampilan komputasi maupun kemampuan pemecahan masalah (dalam Fauzi

2002 :3) Pendekatan pembelajaran matematika realistik diharapkan dapat

memberikan inspirasi siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dan

termotivasi.

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran matematika perlu diarahkan pada

aktivitas-aktivitas yang mendorong siswa belajar aktif baik secara mental, fisik

maupun sosial. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah lebih mengakrabkan

matematika dengan lingkungan anak. Oleh karena itu dalam pemelajaran

matematika, keterkaitan konsep-konsep matematika dengan pengalaman anak

dalam kehidupan sehari-hari perlu dilakukan.

Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Matematika SD antara

lain : (1) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan

sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. (2)

Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsure-unsur dan

sifat-sifatnya, serta menerapkan dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. (3)

Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut,

waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah

kehidupan sehari-hari. (4) Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak

benda dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. (5) Memahami konsep

pengumpulan data, penyajian data dengan table, gambar dan grafik (diagram),

(19)

5

dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. (6) Memiliki sikap menghargai

matematika dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. (7) Memiliki

kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif

Piaget dituliskan ulang dalam Suparno (2001) menyarankan agar dalam

pengajaran matematika untuk murid, terlebih sebelum tahap operasional formal,

lebih ditekankan kepada aktivitas pengalaman dan penggunaan metode aktif.

Penekanan aktivitas pengalaman dan penggunaan metode aktif ini dinilai Piaget

sangat cocok untuk siswa pada tahap operasi konkrit (umur 7-11 tahun) di mana

pada usia ini siswa masih berada pada tingkat Sekolah Dasar (SD).

Aktivitas pengalaman dan penggunaan metode aktif ini dapat dilakukan

dengan metode pembelajaran matematika realistik di mana siswa Sekolah Dasar

berada pada tahap operasi konkrit (7-11 tahun). Pengetahuan dan aneka informasi

mengenai sumber belajar yang dapat dikembangkan menjadi Aktivitas

Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) dapat menjadi jembatan yang

menghubungkan anak dengan dunianya dalam wilayah belajarnya.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain

: Faktor guru yang tidak mampu memilih metode pembelajaran yang tepat dan

sesuai dengan materi yang disajikan, mengingat proses pembelajaran selama ini

lebih bersifat ekspositorik sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar dan

guru juga tidak menunjukkan contoh-contoh yang nyata yang terdapat di alam

sekitar. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh (Budimansyah : 2003)

bahwa proses pembelajaran saat ini masih didominasi oleh pendekatan

(20)

6

isi dengan ilmu pengetahuan. Kondisi ini tidak memperdaya siswa untuk mau dan

berbuat serta memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan

meningkatkan interaksi dengan lingkungan, sehingga tidak akan membangun

pemahaman dan pengetahuan tentang dunia sekitar (learning to know). Lebih

lanjut lagi mereka pun tidak memiliki kesempatan untuk membangun pengetahuan

dan kepercayaan dirinya (learning to be), maupun kemampuan berinteraksi

dengan berbagai individu atau kelompok yang beragam (learning to live together)

di masyarakat.

Selanjutnya terdapat juga faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar

yaitu faktor fisiologis dan psikologis (Suryabrata : 2002). Faktor tersebut antara

lain adalah kemampuan berfikir logis siswa yang dapat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran. Berfikir logis adalah

kegiatan berfikir yang didasarkan atas kaidah-kaidah, aturan-aturan sistematika

dan teknik berfikir yang tepat dan benar, sehingga tidak mengandung kesalahan

dan dapat menghasilkan kesimpulan yang benar. Kemampuan berfikir logis

merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki siswa , sebagi potensi turut

mempengaruhi efektifitas proses belajar, karena itu aspek ini juga perlu mendapat

perhatian guru dalam pembelajaran. Dilihat dari segi kemampuan berfikir siswa

dalam menanggapi pelajaran yang diberikan juga bervariasi (ada yang rendah,

sedang dan tinggi). Hal ini disebabkan oleh kemampuan dalam menerima dan

(21)

7 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang ada sebagai berikut : : (1) Siswa mengalami kesulitan belajar

matematika karena rendahnya kualitas pengajaran. (2) Metode pembelajaran anak

di sekolah yang diterapkan masih tradisional (3). Standar kompetensi kelulusan

siswa yang ditetapkan oleh pemerintah dengan kondisi guru mengajar yang masih

tradisional. (4) Pembelajaran realistik penting di gunakan pada anak SD dan

diterapkan di sekolah (5) Kemampuan siswa belajar matematika masih sangat

rendah (6) Guru tidak mengembangkan kemampuan berfikir logis anak terhadap

pembelajaran matematika

C. Pembatasan Masalah Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada bagaimana pengaruh

pembelajaran matematika realistik dan berfikir logisterhadap hasil belajar siswa.

1. Pembelajaran Matematika Realistik

Pembelajaran matematika realistik adalah proses pembelajaran yang

menggunakan masalah kontekstual (contextual problem) sebagai langkah awal

dalam belajar matematika. Pada pembelajaran ini siswa mengorganisasikan

masalah dan mencoba mengidentifikasi aspek matematika yang ada pada

masalah tersebut, siswa juga diberi kebebasan penuh mendeskripsikan,

menginterpretasikan dan menyelesaikan masalah kontekstual dengan caranya

sendiri berdasarkan pengalaman/pengetahuan awal yang dimiliki. Setelah

pembentukan konsep dicapai, diharapkan siswa dapat mengaplikasikan

(22)

8

Masalah kontekstual yang dimaksud adalah masalah-masalah nyata yang

dapat diamati atau dapat dipahami oleh siswa lewat membayangkan. pada

pembelajaran ini siswa dibagi dua yaitu realistik kelompok dan individu

2. Kemampuan Berfikir Logis

Kemampuan berfikir logis adalah karakteristik siswa yang berpengaruh

terhadap proses belajar, sehingga karakteristik siswa ini perlu mendapat

perhatian di dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran yang efektif.

Kemampuan berfikir logis tinggi akan lebih mudah menyesuaikan diri

sehingga pada gilirannya akan lebih mampu memecahkan masalah-masalah

dalam pelajaran matematika baik yang akan maupun yang belum dipelajari di

kelas.

3. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar merupakan penguasaan siswa terhadap materi pembagian di

kelas IV SD semester 2. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan

instrument tes hasil belajar, yaitu tes penguasan siswa terhadap materi

pembagian. Pencapaian hasil belajar dari beberapa aspek, diantaranya tingkat

penguasaan siswa dan ketuntasan belajar siswa.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Dari identifikasi dan pembatasan masalah dapat dirumuskan

masalah-masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar

dengan pembelajaran matematika realistik kelompok dengan individu

(23)

9

2. Apakah terdapat perbedaaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki

kemampuan berfikir logis tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan

berfikir logis rendah pada pokok bahasan Pembagian pada murid SD?

3. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan

kemampuan berfikir logis terhadap pencapaian hasil belajar matematika

pada pokok bahasan pembagian pada murid SD?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika murid yang

mengikuti pembelajaran matematika realistik kelompok dengan individu.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika murid yang

memiliki kemampuan berfikir logis tinggi dengan kemampuan berfikir

logis rendah.

3. Untuk mengetahui interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan

kemampuan berfikir logis dalam memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian,maka diharapkan dapat bermanfaat

sebagai berikut :

1. Untuk memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan

(24)

10

2. Sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola,

pengembang, lembaga pendidikan dan penelitian selanjutnya yang ingin

mengkaji lebih mendalam tentang hasil penerapan strategi pembelajaran

serta pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika.

3. Jika dalam penelitian ini nanti hasil pembelajaran matematika realistik

lebih baik dari pembelajaran matematika secara konvensional maka

diharapkan pengembangan perangkat pembelajaran matematika dan

intrumen penelitian yang berbasis pada pembelajaran matematika realistik

diharapkan dapat dijadikan masukan dan dimanfaatkan oleh guru, praktisi

pendidikan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas

(25)

123 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang diajarkan

dengan PMR kelompok dengan individu, dimana hasil belajar matematika

siswa yang diajarkan dengan PMR kelompok lebih tinggi dibadingkan dengan

hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan PMR individu.

2. Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika siswa yang memiliki

KBLT dengan siswa yang memiliki KBLR, dimana hasil belajar matematika

siswa yang memiliki KBLT lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki

KBLR.

3. Terdapat interaksi antara pembelajaran matematika realistik dan kemampuan

berfikir logis yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar matematika

siswa . Perbedaan tersebut pengaruh tersebut adalah :

a. Rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan KBLT yang diajar dengan

PMR kelompok lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa dengan

PMR ndividu.

b. Rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan KBLR yang diajar dengan

PMR individu lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar siswa dengan

(26)

124 B. Implikasi

Berdasarkan simpulan pertama dari hasil penelitian ini, hasil belajar

matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran relaistik kelompok lebih

tinggi dibandingkan dengan hasil belajar matematikas siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran matematika realistik individu. Hal ini dapat dijadikan

pertimbangan bagi guru-guru matematika untuk menggunakan model

pembalajaran matematika realistik dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran

matematika pada tingkat Sekolah Dasar.

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran matematika

realistik kelompok menitik beratkan kerjasama antara sesama siswa dalam

pembelajran matematika dengan melakukan serangkaian kegiatan penemuan.

Pada pembelajaran ini siswa yang memiliki kemampuan berfikir logis tingggi

dalam materi pembelajaran dapat berbagi informasi kepada temannya yang belum

mendapat gagasan atau ide dalam kegiatan penemuan yang dilakukan. Melalui

kegiatan yang demikian akan terjadi interaksi yang meliputi penyampaian ide,

konsep, gagasan atau prosedur kerja dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Kesempatan ini dapat diperoleh dari siswa pada saat pembelajaran

matematika dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok.

Demikian juga dengan berfikir logis, rasional, kritis, kreatif, cermat, jujur dan

efektif juga dapat dengan sendirinya terlatih melalui pembelajaran matematika

realistik. Hasil belajar (kemampuan intelektual) matematika meningkat dengan

penggunaan pembelajaran matematika realistik ini juga dapat meningkatkan

(27)

125

Dengan menggunakan pembelajaran matematika realistik kelompok ini

siswa diberi kesempatan memeperbaiki gagasan yang keliru yang dimilikinya.

Kesalahan yang dilakukan siswa dapat digunakan sebagai bagian dari proses

pengalaman mereka akan kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan para siswa.

Dari pengalaman- pengalaman yang diperoleh akan berkeinginan menemukan hal

yang baru dalam memecahkan masalah atau ide yang timbul. Hasil belajar

matematika yang diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok

terbukti lebih tinggi dari dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran matematika realistik individu. Hasil temuan penelitian ini perlu

disosialisasi temuan peneliti ini dapat dilakukan lewat pendidikan dan latihan.

Memperkenalkan model pembelajaran matematika realistik melalui pendidikan

dan latihan kepada guru-guru sebagai salah satu alternative pembelajaran

matematika. Termasuk memperkenalkan pembelajaran matematika, dimana hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika realistik kelompok

terbukti lebih memberikan hasil lebih tinggi dibanding dengan pembelajaran

matematika realistik individu.

Usaha memperkenalkan model pembelajaran matematika realistic

kelompok dilakukan lewat simulasi mengajar dengan pembelajaran matematika

realistik kelompok atau praktek langsung di laboratorium dan guru-guru yang lain

sebagai observernya. Dengan cara seperti ini guru-guru dapat mengamati

langsung dan dapat melihat langkah-langkah dan kegiatan yang dilakukan dengan

pembelajaran matematikar realistik kelompok ini, sehingga dapat menerapkannya

(28)

126

Berdasarkan kesimpulan kedua, bahwa kateristik siswa berupa

kecenderungan dalam gaya berfikir dengan terbukti member pengaruh dalam

memperoleh hasil belajar siswa. Hasil belajar matematika siswa yang memilki

kemampuan berfikir logis tinggi, lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa

yang memilki kemampuan berfikir logis rendah. Hasil penelitian ini menjadi

bahan pertimbangan bagi guru untuk memahami kondisi siswa agar memiliki gaya

berpikir sekuensial abstrak memiliki hasil belajar matematika minimal sama

dengan cara mengupayakan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan cocok

untuk siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi dalam pembelajaran

matematika.

Kemampuan berfikir logis tinggi dan kemmapuan berfikir logis rendah

memilki keunggulan masing-masing. Dengan kegiatan pembelajaran yang

bervariasi siswa akan terlatih mencari sumber bacaan, sumber informasi lainnya

sehingga lebih mudah untuk mengaitkan pelajaran yang lama untuk menemukan

ide baru. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa kateristik siswa turut serta

mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Untik itu, bagi pengelola sekolah

perlu memperhatikan kateristik siswa khususnya kemampuan berfikir logis siswa

pada saat penerimaan siswa baru. Sehingga guru sendiri mungkin dapat

menyesuaikan pembelajaran dengan kateriksitik siswa tersebut.

Para guru perlu dibekali seperangkat pengetahuan tentang kateristik siswa

yang salah satunya kecenderungan siswa memperoleh materi dengan sesamanya

dalam pembelajaran di dalam kelas. Dengan dibelakinya guru tentang

(29)

127

siswa tersebut. Bagi sekolah-sekolah yang mampu dapat menyediakan para ahli

sebagai mitra guru terutama untuk memahami karakteristik siswa. Untuk itu guru,

kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan perlu dibekali pengetahuan

mengidentifikasi pembelajaran matematika yang cocok dengan model

pembelajaran tertentu.

Hasil simpulan ketiga menunjukkan bahwa siswa yang memilki

kemampuan berfikir logis tinggi, lebih tinggi hasil belajarnya apabila diajarka

dengan PMR Kelompok dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan

pembelajaran matematika realistik individu. Demikan hasil belajar matematika

siswa yang memilki kemampuan berfikir logis tinggi yang diajarkan dengan

pembelajaran matematika realistik kelompok lebih tinggi hasil belajarnya

dibandingkan dengan hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan

berfikir logis rendah yang dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realistik

individu.

Dengan penggunaan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa

maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga pembelajaran yang

dilaksanakan lebih efektif, efisien dan memilki daya tarik. Namun perlu disadari

bahwa tidak ada suatu pembelajaran yang sesuai untuk setiap karakteristik siswa

maupun karakteristik materi pembelajaran. Tetapi hasil penelitian ini biasa

menjadi masukan bagi guru mata pelajaran matematika untuk memilih

pembelajaran matematika yang sesuai dalam mengajarkan siswanya. Sesuai

dengan hasil penelitian, dapat diaplikasikan dalam merancang pembelajaran

(30)

128

memilki kemampuan berfikir logis tinggi akan lebih tinggi hasil belajarnya jika

diajarkan dengan pembelajaran matematika realistik kelompok.

Dalam merancang pembelajaran dengan pembelajaran matematika realistik

kelompok diperlukan penataan yang tepat agar terjadi kerja sama yang efektif,

siswa terlibat aktif, dan suasana pembelajaran tenang sehingga kelas yang lain

tidak terganggu. Guru sebagai fasilitator kegiatan pembelajaran dikelas harus

dapat menciptakan stimulus agar siswa dapat bekerja sama dan terlihat aktif dalam

setiap langkah pembelajaran yang direncanakan .

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan,

maka disarankan beberapa hal berikut :

1. Pembelajaran matematika realistik mampu meningkatkan kemampuan

berfikir logis yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

2. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika realistik kelompok

memerlukan guru yang lebih dari satu orang guru.

3. Dalam pembelajaran matematika realistik hendaknya jumlah siswa tidak

banyak supaya dapat terkontrol keseluruhan

4. Bagi guru yang hendak melaksanakan PMR dalam pelaksanaan pembelajaran

benar-benar memahami kajian teori tentang prinsip utama PMR, melibatkan

semua siswa agar berinteraksi secara positif, menuangkan masalah masalah

kontekstual, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan

(31)

129

5. Subjek pada penelitian ini terbatas, untuk itu perlu dilakukan penelitian

lanjutan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik

dalam meningkatkan kemampuan berfikir logis dan hasil belajar siswa.

Materi pelajaran matematika bersifat realistik, logis dan memerlukan

tahapan-tahapan ilmiah dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan,

disarankan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran matematika realistik

kelompok ini agar hasil belajar matematika siswa tersebut lebih tinggi, karena

pembelajaran matematika realistik kelompok sangat sesuai dengan matematika.

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan pembelajaran matematika realisti kelompok pada

pembahasan pembagian lebih tinggi daripada pembelajaran matematika realistik

individu, meskipun perbedaan itu tidak terlalu signifikan. Oleh karena itu

disarankan pada guru matematika untuk dapat menerapakan kedua pembelajaran

dalam menyampaikan materi matematika dengan catatan harus disesuaikan

dengan karakteristik siswa.

Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa yang memilki

(32)

130

salah satu alternative yang sesuai dengan karakteristik siswa tersebut, disamping

itu dengan pembelajaran matematika realistik ini siswa akan lebih terlatih dan

terbiasa bekerja sama untuk menyelesaikan permasahannya demikan juga

disarankan bagi guru untuk menggunakan pembelajaran matematika realistik

kelompok untuk membelajarkan siswa yang memilki kemampuan berfikir logis

rendah agar hasil belajarnya lebih tinggi.

Penggunaan pembelajaran matematika realistik yang sesuai dengan

karakteristik siswa dan materi pelajar memberi pengaruh pada hasil belajar siswa.

Oleh sebab itu disarankan bagi kepada sekolah untuk melatih guru-guru dalam

pemilihan pembelajaran matematika dan meningkatkan pengawasan pelaksanaan

pembelajaran siswa dikelas. Dalam hal ini salah satu hasil penelitian yang mampu

meningkatkan hasil belajar matematika siswa dalam penggunaan pembelajaran

matematika realistik kelompok bagi siswa yang memilki kemampuan berfikir

logis tinggi.

Populasi dan sampel yang dilibatkan pada penelitian jumlahnya kecil,

untuk disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjut yang jumlah

populasi dan sampelnya lebih besar .

Guna penelitian lanjutan pada penerapan pembelajaran matematika

realistik disamping kepada guru yang menjadi mitra peneliti, perlu

disosialisasikan juga terlebih dahulu kepada siswa bagaimana mekanisme

pembelajaran matematika realistik kelompok ini dan apa yang perlu dan yang

tidak perlu dilakukan agar saat pembelajaran berlangsung kejanggalan dan

(33)

133

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rinneke Cipta.

Ardhana,IW.1983. Kesanggupan Berfikir Formal Ala Piaget dan Kemajuan Belajar di Sekolah. Desertasi. Malang:FBS IKIP Malang.

Azhari.A.1996.Psikologi. Semarang: Dina Utama.

Departemen Pendidikan Nasional,(2006). Kurikulum Pendidikan Matematika SD Jakarta.

Debono.E.1971. Practical Thingking. London: Penguin Books.

Fauzi Amin (2002). Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Surabaya 2002.

Gravemeijer, K.P.E. 1994. Depeloping Realistic Mathematiccs Education. Untrecht : CD B Press.

Hendra Gunawan (Pikiran Rakyat, 1998, yang dimuat dalam

www.geocities.com/ratuilma/linkframeset_indo.htm1 )

Ibrahim.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA- University Press

Kastono, ST. Mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompas, 26 April 2002. Hal. 1-5.

Naution, S. 1997. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Oloan. 2007. Pengaryh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Berfikir Logis Terhadap Hasil Belajar. Binjai: Tesis.

Ruseffendi, E.T.1988 Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung : Tarsito.

Treffer, A 1991. Didactical Background of a Mathematics program for Primary Education. Dalam Streefland, L. (Ed). Realistic Mathematics Education in Primary School. Utrecht :B Press.

(34)

134

Sanjana.2006. strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta : Prenada Media Group.

Sardiman,A.M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo.

Sunarto.H. dan Hartono.A. 2002.Perkembangan Peserta Didik.Jakarta: Rineke Cipta

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suwarsono,St. 2001.Beberapa Permasalahan yang Terkait dengan Upaya Implementasi Pendekatan Matetika Realistik di Indonesia. Sanata Dharma. Makalah.

Semiawan, Conny, 1996. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang abad XXXI. Jakarta : Grasindo

Sudjana, (198). Metode Statistik, Bandung: Tarsito.

Soedjadi, (1992). Ruang Matematika Pendidikan Dasar. Majalah Pendidikan Matematika. No 2 tahun 1, Pascasarjana IKIP Surabaya.

Soedjadi, 1999. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dirjendikti Deppennas.

Soedjadi, 2001.Pembelajaran Matematika Realistik Pengenalan Awal dan Praktis. Makalah yang disampaikan kepada guru SD/MI terpilih..

Suparno Paul, 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogjakarta : Karnisius

Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

---, (2007), Menumbuh kembangkan Berfikir Logis dan Sikap Positif Siswa Terhadap Matematika Melalui Pendekatan Matematika Realistik,

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

bahwa peserta didik yang diajar dengan strategi pembelajaran matematika realistik memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik yang diajar dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan media pembelajaran buku teks disertai poster dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (l ) basil belajar Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan media Pandang Gerak Matematika dibandingkan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) ada tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika antara mahasiswa yang belajar dengan pendekatan matematika realistik

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara peserta didik yang diajar menggunakan pendekatan matematika realistik dengan model pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika pada kelompok siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui hasil tes kemampuan spasial siswa yang diajar dengan Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik 2) mengetahui

Untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan minat belajar Matematika siswa dalam mata pelajaran Matematika antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model