• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta."

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA

POKOK BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DAN

PEMBIASAN CAHAYA MELALUI ANIMASI GAMBAR

POWERPOINTPADA KELAS X SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA

Yulita Ika Kita

Nim: 081424036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKAN DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA PADA POKOK

BAHASAN PEMANTULAN CAHAYA DAN PEMBIASAN CAHAYA

MELALUI ANIMASI GAMBAR POWERPOINT KELAS X SMA BOPKRI

2 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Yulita Ika Kita

Nim: 081424036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013

(3)
(4)
(5)

My Motto:

Perintah itu pelita dan ajaran itu cahaya, teguran yang mendidik itu terang kehidupan(Amsal 6:23)

Diberkatilah orang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapan padanya pada Tuhan. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambat akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas

terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (Yeremia 17:7-8)

Di dalam kelemahanku, sesulit apapun jalan di dalam kehidupan ini, melalui campur tangan Tuhan semuanya pasti akan terlaksana,

Karena Tuhan selalu mendengar lebih dari yang kita ucap, menjawab lebih dari yang kita minta, dan memberi lebih dari yang kita bayangkan dengan waktu dan cara Tuhan sendiri.

By:

Dengan penuh kasih sayang kupersembahkan Skripsi ini untuk: Bapa di surga, Yesus Kristus, Bunda Maria dan para orang kudus Kedua orang tuaku: Petrus Kita dan Bibiana Nata

Kakak, Adik dan Sanak Saudaraku Bapak A. Atmadi

Serta Kekasihku tersayang, Sahabat, Teman-teman dan Almamaterku tercinta.

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Kita, Y. I. 2013. Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya danpembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa X semester 2 SMA Bobkri 2 Yogyakartapada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint. Penelitian ini dilakukan pada bulan januari sampai bulan februari 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Bobkri 2 Yogyakarta khususnya kelas X-B dan kelas X-C.

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa, peneliti menggunakan soal pretes dan soal postes, sedangkan keaktifan siswa peneliti menggunakan hasil lembar kerja siswa (LKS), observasi dan foto.

Analisis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16. Data hasil perhitungan statistika menunjukan bahwa untuk uji dua sisi, angka probabilitas (0,000/2=0,000) lebih kecil dari tingkat signifikan uji dua sisi (0,05/2=0,025). Dengan demikian hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan animasi gambar powerpoint pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya dapat meningkatkan prestasi belajar sisiwa.Keaktifan siswa dalam kelas tergolong cukup baik. Hasil penelitan ini juga membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan animasi gambar powerpoint mendapat tanggapan dari siswa SMA Bobkri 2 Yogyakarta.

(9)

ABSTRACT

Kita, Y. I. 2013. Increase student achievement in the subject of physics of light reflection and refraction of light through animated power point images. Yogyakarta: Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.

This study aims to determine the increase in student achievement SMA Bobkri X2 H2 Yogyakarta on material reflectance of light and there fraction of light through an imated power point images. The research was conducted in the month of January until the month of February2013. The subjects were students of class X SMA Bobkri 2 Yogyakarta particular grade class XB and XC.

To determine student achievement, researcher used questions about the pretest and post test, while the involvement of the student researcher used the results of student work sheet (LKS), observations and photos.

Analyses were performed using SPSS version 16. Data resulting from statistical calculations show that for atwo-sided test, the probability rate (0.000 /2=0.000) is smaller than significant level two-sided test (0.05 /2=0.025). Thus the results ofthe study showed that the use of animated power point image on the material light reflection and refraction of light can improve learning achievement. Involvement of the student in the class room is quite good. There search results also prove that learning to use animated power point images received responses from high school students Bobkri 2 Yogyakarta.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, Yesus Kristus Juru Selamat serta Bunda maria, Bunda Segala Bangsa. Oleh karena begitu besar berkat, rahmat dan kasih karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adanya penelitian ini sebagai salah satu upaya untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisikadi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Skripsi ini berjudul

Peningkatan Prestasi Belajar Fisika Siswa Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Dan Pembiasan Cahaya Melalui Animasi Gambar Powerpoint Kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa proses panjang dan dukungan dari beberapa pihak, baik secara langsung maupuntidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada:

1. Prof. Dr. Paul Suparno, SJ., M.ST sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan semangat untuk peneliti sehingga dapat berjuang dengan baik menyelesaikan penelitian ini.

2. Bapak Drs. Afridus Atmadi, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu, memberikan saran dan masukan yang membangun sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Severinus Domi, M. Si sebagai dosen sekaligus sebagai orang tua peneliti selama kuliah di Sanata Dharma yang selalu memberikan motivasi untuk peneliti sehingga terus berjuang di Sanata Dharma ini.

4. Seluruh dosen-dosen Universitas Sanata Dharma terutama dosen pendidikan Fisika. Terima kasih atas pendidikan dan ilmu yang telah diberikan.

5. Mas Arif, Pak Sugeng, dan Mbak Heni di sekretariat JPMIPA, Mas Agus, Mas Made di ruang baca JPMIPA, Pak Ngadiyono di Bengkel LAB JPMIPA. Terima kasih atas segala bantuannya.

(11)

6. Teristimewa kedua orang tuaku tercinta Bapa Petrus Kita dan mama Bibiana Nata serta keluarga besar yang telah memberi dukungan baik materi maupun moril, serta doa dan kasih sayang yang memotivasi saya untuk tetap berjuang. 7. Kepala sekolah yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan

penelitian.

8. Ibu Irene selaku guru bidang studi Fisika yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian berlangsung.

9. Adik-adik SMA Bobkri 2 yang telah bersedia agar peneliti dapat memberikan treatment sehingga peneliti dapat memperoleh data penelitian.

10.Kakakku Rensi, Din, Niko dan kedua adikku Yuven dan Yuni yang telah memberikan dukungan serta doa.

11.Kakakku tersayang Riand yang telah memberikan dukungan dan masukan serta kasih sayang.

12.Teman-teman P. Fis 2008 (Frater Raja, Suster Renata, Tinha, Catrin, Afrina, Leo, Yuni) dan almamater tercinta yang telah mendukung, memberikan masukan, bertukar pikiran serta kebersamaan kita sejak semester I.

13.Anak-anak Alay kos: Chyo, Mini, Prima, Ance.

14.Anak-anak Flobamorata: k’ Usi, k’ Hansto Meze, Oa Linda, Arlyn Woi, Anansi Renggi.

15.Kakak-kakak IKMAY: ka Ivan Wuran dan ka Gusti.

Teman- teman yang telah memberikan dorongan dan yang telah bertukar pikiran tentang masalah penelitian ini, Dan masih banyak lagi individu yang ikut membantu terselenggaranya penelitian ini dan tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu yang pantas memperoleh ucapan terima kasih dari peneliti.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Ruang Lingkup ... 6

(14)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Belajar ... 7

B. Animasi Gambar Powerpoint ... 15

C. Optika Geometri ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 25

C. Tempat dan Waktu Penelitian... 26

D. Desain Penelitian ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 27

F. Instrumen Pembelajaran ... 29

G. Validitas... 38

H. Metode Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 52

B. Data Penelitian dan Analisis ... 55

C. Pembahasan ... 90

D. Keterbatasan Peneliti ... 95

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi soal pretest dan postest menurut indikator

hasil belajar dan aspek yang diukur. ... 34

Tabel 3.2. Distribusi soal pretest dan postest serta indikator yang diukur ... 35

Tabel 3.3. Lembar kegiatan observasi/pengamatan ... 36

Tabel 3.4. Aspek penilaian ... 41

Tabel 3.5. Kriteria penilaian dari setiap aspek yang diberikan ... 43

Tabel 3.6. konsep soal dan skor maksimal ... 44

Tabel 3.7. Distribusi skor pretest dan posttest siswa untuk setiap soal 44 Tabel 3.8. Distribusi aspek yang diukur dengan skor rata-rata Pretest dan Posttest tiap soal ... 45

Tabel 3.9. Nilai pretest dan posttest kelas treatmen dan kelas kontrol 45 Tabel 3.10. Klasifikasi sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung ... 48

Tabel. 3.11 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Kelompok Siswa Aspek Psikomotorik terhadap Pembelajaran ... 49

Tabel. 3.12 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Siswa Aspek Afektif terhadap Pembelajaran ... 51

Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas Treatmen X-C ... 53

Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas kontrol X-B ... 53 Tabel 4.3. Hasil perhitungan total dalam LKS yang telah dikerjakan

(16)

oleh siswa ... 55

Tabel.4.4. Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Siswa Aspek afektif dan Psikomotorik terhadap Pembelajaran .... 60

Tabel 4.5. Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ... 60

Tabel 4.6. Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ... 61

Tabel 4.7. Klasifikasi Sikap Siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung ... 61

Tabel 4.8. Distribusi skor Pretes Siswa Untuk Tiap Soal ... 62

Tabel 4.9. Distribusi skor Postes Siswa Untuk Tiap Soal ... 64

Tabel.4.10. Distribusi skor Pretes Siswa Untuk Tiap Soal ... 65

Tabel.4.11. Distribusi skor Postes Siswa Untuk Tiap Soal ... 67

Tabel 4.12. Peningkatan hasil tes ... 68

Tabel 4.13. Perbandingan Nilai Pretes dan Postes Kelas Treatmen kelas X-C ... 69

Tabel 4.14. Output bagian pertama uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Ekseperimen ... 73

Tabel. 4.15. Output bagian pertama uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Ekseperimen ... 73

Tabel 4.16. Output bagian pertama uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Ekseperimen ... 74

Tabel 4.17. Peningkatan hasil tes ... 76

(17)

Tabel 4.18. perbandingan Nilai Pretes dan Postes Kelas

kontrol kelas X-B ... 77

Tabel 4.19. Output Bagian Pertama Uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Kontrol ... 80

Tabel 4.20. Output Bagian Pertama Uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Kontrol ... 80

Tabel 4.21. Output Bagian Pertama Uji T Dependen Nilai Pretes Postes Kelas Kontrol ... 81

Tabel 4.22. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Pretes ... 82

Tabel 4.23. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Pretes ... 83

Tabel 4.24. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Postes ... 86

Tabel 4.25. Output Bagian Kedua Uji T Independen Nilai Postes ... 87

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Diagram Sinar dari Pemantulan Teratur... 20 Gambar 2.2. Diagram Sinar dari Pemantulan Baur atau Difus ... 20 Gamber 2.3. Pemantulan Cahaya pada Cermin ... 21 Gamber 2.4. Seberkas sinar datang secara miring pada suatu bidang

batas kaca dan udara. Sinar yang dibiaskan dibelokkan menuju aris normal karena V2< V2, semua sinar

dan garis normalnya terletak pada bidang yang sama ... 22 Gambar 2.5. Cahaya datang dari udara masuk ke dalam air ... 23 Gambar 2.6. Sinar datang dari medium kurang rapat (udara)

ke medium lebih rapat (air) dibiaskan mendekati garis

normal... 23 Gambar 2.7. Sinar datang dari medium lebih rapat (air) ke medium

kurang rapat (udara) dibiaskan menjauh garis normal ... 24 Gambar 4.1. Siswa sedang bermain HP pada saat peneliti

memberikan penjelasan ... 57 Gambar 4.2. Siswa sedang bertanya tentang materi yang belum jelas . 58 Gambar 4.3. Siswa sedang menyelesaikan soal dalam LKS

bersama teman ... 58 Gambar 4.4. Siswa sedang menyelesaikan soal di papan tulis ... 58 Gambar 4.5. Siswa bertanya kepada peneliti mengenai jawaban ... 59

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran Silabus

1. Silabus Eksperimen ... 101 2. Silabus Ceramah ... 106 B. Lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Eksperimen ... 111 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ceramah ... 122 C. Lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 133 D. Lampiran Observasi

1. Lampiran Observasi hari Pertama ... 147 2. Lampiran Observasi hari ke Dua ... 151 3. Lampiran Observasi hari ke Tiga ... 155 E. Kunci Jawaban

1. Kunci Jawaban Pretes ... 159 2. Kunci Jawaban postes ... 165 F. Lampiran Surat

1. Surat Ijin penelitian ke SMA Bobkri 2 Yogyakarta ... 172 2. Surat Ijin penelitian ke Kepala Administrasi DIY ... 173 3. Surat Tembusan Ijin penelitian Kepala Administrasi DIY ... 174 4. Surat Tembusan Ijin penelitian dari dinas Pendidikan dan

Olahraga Kota Yogyakarta ... 175 5. Surat Keterangan setelah melakukan penelitian dari

SMA Bobkri 2 Yogyakarta ... 176

(20)

G. Lembar Hasil Belajar Siswa ... 177 H. Materi Ajar

Materi Ajar Powerpoint (PPT) ... 201

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar mengajar fisika di dalam kelas merupakan salah satu bentuk komunikasi antara guru dengan siswa dalam bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan konsep fisika. Selain itu juga guru sebagai pendidik mendapat tantangan yang sangat besar untuk menyampaikan materi dan ilmu pengetahuan yang akan di ajarkan. Hal ini di sebabkan oleh berbagai macam alasan. Misalnya karena materi fisika sangat banyak dan memiliki persamaan-persamaan yang sulit, dan juga karena metode mengajar yang sama yang menyebabkan siswa bosan untuk belajar fisika.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat sekarang ini, semakin banyak pula alat-alat yang dapat digunakan untuk membantu dan mendukung proses belajar mengajar misalnya menggunakan animasi gambar powerpoint. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup masa kini dengan penuh keyakinan dan percaya diri tinggi.

(22)

Kedudukan alat bantu memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar siswa. Penggunaan alat bantu, bahan belajar yang abstrak bisa dikongkritkan dan membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Banyak alat bantu diciptakan untuk belajar mandiri saat ini, namun untuk mencari suatu pilihan atau solusi alat bantu yang benar-benar baik agar proses belajar menjadi efektif, menarik dan interaktif serta menyenangkan merupakan suatu permasalahan yang perlu dicari solusinya.

Animasi gambar powerpoint dibuat untuk belajar mandiri pada masa sekarang ini. Berkaitannya dengan proses belajar mengajar, terkadang guru sebagai penyampai informasi kepada siswa kurang bisa menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif. Hal ini juga berdasarkan dengan pengalaman peneliti sendiri bahwa selama program pengalaman lapangan (PPL) pada tahun 2011, peneliti berkomunikasi dengan guru pamong dan menanyakan penggunaan metode dan alat bantu dalam mengajar. Menurut beliau, proses belajar mengajar yang selama ini di lakukan hanya menggunakan metode ceramah dan memberikan LKS. Sehingga peneliti berpikir bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi guru adalah kurangnya penggunaan macam-macam metode dalam mengajar dan kurangnya pengetahuan guru tentang macam-macam alat bantu untuk mengajar.

(23)

mengurangi suasana yang kaku dan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, menarik, interaktif dan menyenangkan dan dengan adanya animasi gambar yang diperlihatkan guru, diharapkan siswa mampu memahami materi dengan mudah dan tidak merasa bosan.

Melihat adanya fenomena tersebut, peneliti merasa tertarik untuk melihat peningkatan prestasi belajar fisika siswa melalui penggunaan animasi gambar powerpoint dalam pembelajaran pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya adalah bagian dari optika geometri yang merupakan salah satu pokok bahasan untuk siswa kelas X SMA semester genap. Sehingga judul dari penelitian ini adalah

“peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint pada Siswa Kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.” Hal ini juga dilatarbelakangi dengan adanya peran guru dalam mendampingi perkembangan kognitif siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

(24)

2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya pada siswa kelas X semester 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta?

3. Bagaimana perbandingan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

C. Batasan Masalah

materi Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitain ini tidak meluas maka perlu adanya keterbatasan masalah. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

Bahasan materi yang akan diteliti hanya pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Alat optik tidak ikut dalam bahasan penelitian.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya?

(25)

3. Untuk mengetahui perbandingan prestasi belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, mahasiswa maupun sekolah. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Dapat mempermudah dalam memahami konsep fisika khususnya pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya serta meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Bagi sekolah dan bagi guru

a. Dapat membantu meningkatkan kualitas hasil belajar, khususnya pelajaran fisika, sehingga secara langsung dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

b. Dapat menambah wawasan para pendidik dalam usaha meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

3. Bagi peneliti

(26)

F. Ruang Lingkup

1. Materi

Penelitian ini termasuk dalam lingkup pendidikan di sekolah menengah atas. 2. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

3. Tempat

Penelitian ini dilakukan di daerah istimewah Yogyakarta. 4. Waktu

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhhibin Syah, 2008:89) . Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Adapun beberapa pendapat tentang belajar itu sendiri antara lain adalah:

a. Menurut James O. Whittaker yang dikutip dari Abu Ahmadi dan

Widodo Supriyono dalam buku “Psikologi Belajar” (2008:126),

Belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

b. Suyono & Hariyanto dalam buku yang berjudul Belajar dan Pembelajaran (2011:9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.

(28)

c. Winkel dalam bukunya Psikologi pengajaran (Winkel, 2004:58) berpendapat bahwa belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang.

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik setiap individu. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang utama dalam keseluruhan proses pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, pemahaman dan keterampilan.

2. Prestasi Belajar

(29)

a. Menurut Winkel (1982) dalam Stevanus Ivan, prestasi belajar merupakan hasil pengukuran mengenai perubahan-perubahan yang dialami oleh siswa setelah suatu periode pembelajaran.

b. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:1101) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

c. Menurut Helena Juwarsih (2007:45) prestasi belajar adalah ukuran tingkat keberhasilan seseorang dalam menguasai pengetauan atau keterampilan yang telah ditetapkan dalam bidang studi tertentu berupa nilai angka dari guru melalui tes.

Dengan demikian, berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemahaman tentang prestasi belajar seorang siswa adalah penguasaan seorang siswa terhadap materi yang telah diajarkan dan sebuah hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran, baik berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, tingkah laku, penerapan dan analisis maupun evaluasi yang dapat diukur sebagai akibat dari aktivitas belajar di sekolah.

(30)

terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang terrendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang domain kognitif tersebut meliputi: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).

a) Pengetahuan (Knowledge) atau C1

Pengetahuan (Knowledge) atau C1 adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gelaja, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan menggunakannya.

b) Pemahaman (Comprehension) atau C2

Pemahaman (Comprehension) atau C2 adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberikan uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-katanya sendiri.

c) Penerapan (Aplication) atau C3

(31)

d) Analisis (Analysis) atau C4

Analisis (Analysis) atau C4 adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor lainnya.

e) Sistesis (Syntesis) atau C5

Sistesis (Syntesis) atau C5 adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

f) Evaluasi( Evaluation) atau C6

Evaluasi( Evaluation) atau C6 adalah jenjang berpikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif menurut taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.

(32)

1) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima aspek kemampuan yaitu :

a) Stimulasi

Stimulasi yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsang dari luar yang datang dalam bentuk masalah, situasi dan gejala, dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulasi control dan seleksi gejala rangsangan dari luar.

b) Jawaban

Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsang dari luar kepada dirinya.

c) Penilaian

Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi

(33)

e) Karakteristik

Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

2) Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu ada enam aspek yaitu: a) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b) Keterampilan pada gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan audity dan motoris

d) Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

e) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang komplek

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursive

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

(34)

Yang tergolong faktor internal adalah:

a. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas:

1)Faktor intektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat, dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.

2)Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

c. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

Yang tergolong faktor eksternal, adalah:

a. Faktor sosial yang terdiri atas: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim. d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

(35)

B. Animasi Gambar Powerpoint

Animasi adalah film yang berbentuk rangkaian lukisan atau gambar yang salah satu dengan yang lain hanya berbeda sedikit sehingga ketika diputar tampak dilayar menjadi bergerak (Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2011:70). Animasi telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia. Berbagai bentuk animasi telah dapat disaksikan melalui televisi, misalnya iklan berbagai produk. Juga untuk menampilkan model atau ide tentang sesuatu. Salah satu bentuk animasi adalah serangkaian gambar diam yang secara beruntun dengan kecepatan sekitar 25 gambar per detik sehingga menimbulkan efek bergerak pada mata (Suarga, 2009:165).

Menurut Jasmadi dalam bukunya tentang Menyusun presentasi pembelajaran berbasis TIK dengan MS Office 2010 (2010:53), Animasi adalah objek gambar atau teks yang bergerak. Pada program khusus animasi dibutuhkan beberapa gambar yang dirangkai menjadi sebuah gerakkan. Guru-guru kreatif akan menjadi sangat terbantu dalam menciptakan permainan interaktif kelas dengan menguasai animasi powerpoint ini. Para siswa juga akan senang dan materi pembelajaran akan mudah dipahami. Pada powerpoint ada beberapa jenis animasi antara lain:

1. Animasi entrance, yaitu animasi untuk memunculkan objek dalam slide. 2. Animasi emphasis, yaitu animasi untuk menegaskan atau member efek

(36)

4. Animasi motion path, yaitu animasi yang menggerakkan objek mengikuti path atau jalur tertentu.

Pada dasarnya animasi merupakan gambar-gambar bergerak yang dapat digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap berurutan dalam suatu proses (misalnya: diagram alir bagi suatu proyek) atau memberikan kesan pada bagian-bagian yang bergerak (misalnya: diagram skematis tentang bagaimana mesin mobil beroperasi). Animasi dapat digunakan berkombinasi dengan teks, suara, dan hiperlink untuk menciptakan lingkungan pembelajaran online yang lebih kaya daripada sekedar teks sederhana dan atau foto atau gambar di halaman cetak (Robin Mason & Frank Rennie, 2009:5).

Sedangkan Powerpoint adalah komponen grafik presentasi dari microsoft office. Powerpoint untuk membuat presentasi yaitu berupa gambar dan teks. Powerpoint juga dirancang untuk membantu dalam menyampaikan informasi kampanye periklanan yang baru dan membantu dalam membuat dan menyusun bahan untuk presentasi (Aitken G. Peter. 1995:262). Jadi animasi gambar

powerpoint merupakan rancangan teks dan gambar yang bergerak yang dapat membantu untuk mempermudahkan pada saat presentasi.

(37)

mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Adapun kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan animasi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel. 1 Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi

No Kelebihan dan kelemahan media animasi Kelebihan

1 Membawa bersama butiran informasi ke dalam satu bentuk dasar yang dipertontonkan.

2

Memberikan penekanan, karena butiran yang berubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton melihat topik dan merangsang pengguna untuk melaksanakan suatu tindakan 3 Menyediakan jembatan visual dan penarik perhatian pengguna

secara tidak disadari dari topik-topik yang disediakan. 4 Peningkatan keterampilan dan kemampuan

5 Peserta didik akan lebih cepat belajar, dan memiliki sikap terhadap pembelajaran yang lebih baik.

6 Pembelajaran interaktif dengan live-action animasi, simulasi, video, audio, grafik, umpan balik, saran ahli, menyenangkan 7 Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar lebih banyak 8 Fleksibilitas dan keselamatan

9 Menghilangkan frustasi 10 Praktis

11 Konsisten

12 Menarik dan menahan perhatian

Kelemahan

1 Pengembangannya memerlukan adanya ahli yang profesional, tidak sembarang orang dapat membuatnya

2 Pengembangan memerlukan waktu yang cukup lama. 3 Memerlukan memori dan ruang penyimpanan yang lebih. 4 Memerlukan peralatan yang khusus untuk presentasi kualitas

(38)

C. Optika Geometri

1. Pengertian Optika Geometris

Optika mempelajari dua studi yaitu optika geometris dan optika fisis. Optika geometris adalah ilmu fisika yang mempelajari tentang pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya sedangkan optika fisis adalah ilmu yang mempelajari tentang difraksi, interferensi dan polarisasi cahaya (Marten Kanginan, 2006:77). Geometris merupakan studi tentang fenomena-fenomena di mana pendekatan sinar adalah sah. Misalnya: panjang gelombang cahaya sangat kecil dibandingkan dengan sebagian besar penghalang dan lubang. Oleh karena itu, difraksi pembelokan gelombang di sekitar sudut sering diabaikan, dan pendekatan sinar, dimana gelombang dianggap merambat dalam garis lurus adalah sah (Tipler, 2001:479).

Hukum dasar pada optika geometri ini adalah:

a. Cahaya berjalan sepanjang garis lurus dalam medium homogen b. Cahaya dapat dipantulkan atau dibiaskan (hukum Snellius) oleh

bidang batas dua media.

(39)

2. Pengertian cahaya menurut para ilmuwan

a. Cahaya menurut Newton adalah terdiri dari partikel-partikel ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah dengan kecepatan yang sangat tinggi.

b. Pada tahun 1678, Christian Huygens, menunjukan bahwa teori gelombang cahaya juga dapat menjelaskan pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi) dengan asumsi cahaya berjalan di gelas atau air lebih lambat daripada di udara.

c. Pada tahun 1801, untuk pertama kalinya Thomas Young melakukan suatu peragaan yang benar-benar jelas mengenai sifat gelombang cahaya. Ia menunjukan bahwa dalam kondisi-kondisi yang tepat, sinar-sinar cahaya yang saling berinterferensi.

d. Selanjutnya Maxwell pada tahun 1873, menyatakan bahwa cahaya merupakan suatu bentuk gelombang elektromagnetik berinterferensi tinggi.

3. Pemantulan cahaya

Ketika seberkas sinar merambat dalam satu medium kemudian menemui suatu bidang batas dengan medium lainnya, sebagai cahaya yang datang akan mengalami pemantulan.

(40)

cahaya oleh permukaan-permukaan halus seperti cermin datar disebut

pemantulan teratur (Specular Reflection).

Gambar.2.1. Diagram Sinar dari Pemantulan Teratur

Bagaimana jika berkas-berkas sinar sejajar yang sama dilewatkan ke permukaan kertas HVS? Berkas-berkas sinar sejajar yang mengenai kertas dipantulkan ke segala arah (berkas-berkas tidak sejajar satu sama lain). Pemantulan cahaya oleh permukaan-permukaan kasar seperti kertas disebut

pemantulan baur atau pemantulan difus (Diffuse Reflection).

Gambar.2.2. Diagram Sinar dari Pemantulan Baur atau Difus

Suatu permukaan berkelakuan sebagai pemantulan halus selama variasi-variasi permukaannya adalah kecil dibandingkan dengan panjang gelombang datang.

Pengamat

(41)

Hukum Pemantulan

Pemantulan terjadi pada bidang batas antara dua medium yang berbeda seperti misalnya sebuah permukaan udara kaca, dalam kasus dimana sebagian diransmisikan. Pada gambar memperlihatkan bahwa sebuah sinar cahaya yang mengenai sebuah permukaan kaca yang mulus.

Gambar.2.3. Pemantulan Cahaya pada Cermin

Sudut i antara sinar datang dengan garis normal (garis yang tegak lurus dengan permukaan) disebur sudut datang, bidang yang dibatasi oleh dua garis ini adalah bidang datang. Sinar yang dipantulkan terletak di dalam bidang tersebut membentuk sudut Ѳr dengan garis normal yang sama dengan sudut datang.

(2-1)

4. Pembiasan cahaya

Garis Normal Sinar datang

Sinar pantul Sdt

dtg Sdt ptl i

(42)

Ketika seberkas sinar cahaya yang merambat melalui suatu medium transparan menemui suatu batas dari medium transparan lainnya, sebagian energinya dipantulkan dan sebagiannya lagi memasuki medium ke dua.

Sinar yang memasuki medium kedua dibelokkan di daerah perbatasan kemudian dibiaskan. Sinar datang, sinar pantul, dan sinar yang dibiaskan semua terletak pada bidang yang sama. Sudut bias, pada gambar bergantung pada sifat-sifat dari kedua medium dan pada sudut datang, persamaannya adalah:

(2-2)

Dimana V1 adalah kelajuan cahaya di medium pertama, dan V2 adalah kelajuan cahaya di medium kedua.

Garis Normal

Gambar 2.4. Seberkas sinar datang secara miring pada suatu bidang batas kaca dan udara. Sinar yang dibiaskan dibelokkan menuju aris normal karena V2< V2, semua

(43)

Hukum Snellius tentang pembiasan

Hukum I Snellius berbunyi: sinar datang, sinar bias, dan garis normal

terletak pada satu bidang datar. Pada gambar ketiganya terletak pada busur derajat sebagai bidang datar.

Hukum II Snellius berbunyi: jika sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada suatu bidang datar (Misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar-sinar dibelokkan mendekati garis normal.

Gambar 2.5. Cahaya datang dari udara masuk ke dalam air.

Gelas Udara

Ѳr

Sinar bias Sdt

dtg Ѳi Sinar

datang

Sudut bias

Sudut deviasi = (Ѳi -Ѳr)

Garis Normal

Gambar 2. 6. Sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke

(44)

jika kebalikannya, sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang kurang rapat (udara) dibiaskan menjauh garis normal

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian kuantitatif dengan design Static Group Pretes-Postes. Dalam design ini, mengukur dua kelompok sebelum diberi treatmen yang berbeda (Paul Suparno, 2010:140). Kelompok pertama merupakan subyek penelitian dan kelompok yang kedua merupakan kelas kontrol. Maka dapat digambarkan seperti berikut:

Hasil penelitian ini hanya berlaku untuk sekolah tempat peneliti melakukan penelitian dan siswa yang menjadi subyek penelitian sehingga, kesimpulan atas hasil yang diperoleh dari penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk sekolah dan siswa lain.

b. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel penelitian ini adalah kelas X-C dan kelas X-B SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Kelas X-B dan kelas X-C sama-sama berjumlah 23 orang.

(46)

c. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian:

Penelitian dilakukan di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. SMA ini terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta, Terban, Gondokusuman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Februari 2013.

d. Desain Penelitian

Penelitian ini mencakup empat tahap, yaitu penyusunan instrumen, pretes, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan animasi gambar powerpoint dan postes. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan sebagai berikut:

Melakukan Postes Pelaksanaan proses belajar

mengajar di kelas eksperimen

dengan animasi gambar powerpoint

Pelaksanaan proses belajar

mengajar di kelas kontol dengan

metode ceramah Melakukan Pretes

Pembuatan Instrumen

(47)

e. Metode Pengumpulan Data

Dalam metode pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data melalui dua kelas, yakni kelas treatmen dan kelas kontrol dengan cara:

1. Kelas Treatmen

Di dalam kelas ini peneliti mengumpulkan data melalui, a. Pretes

Pada pretes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dengan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint sehingga dapat mengetahui hasil pembelajarannya. Pada pretes berisikan soal esai dengan jumlah 8 soal.

b. Proses Belajar Mengajar

Dalam proses belajar mengajar di kelas ini, peneliti menggunakan animasi gambar powerpoint yaitu penyajian materi dengan menggunakan animasi gambar powerpoint yang berhubungan dengan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

c. Postes

(48)

d. Observasi

Pada saat proses belajar mengajar melalui animasi gambar powerpoint berlangsung peneliti mengamati perilaku dan perhatian siswa. Hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana semangat mereka dalam belajar fisika khususnya materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

2. Kelas Kontrol

Di dalam kelas ini peneliti mengumpulkan data melalui:

a. Pretes

Pada pretes di kelas kontrol ini sama dengan pretes yang di kelas treatmen yakni soal esai dengan jumlah 8 soal dan bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran dengan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya sehingga dapat mengetahui hasil pembelajarannya.

b. Proses Belajar Mengajar

(49)

c. Postes

Postes ini bertujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran sesudah pembelajaran dengan metode ceramah. Pada postes ini sama dengan postes kelas animasi gambar powerpoint dengan bobot yang sama. Dalam postesini berisikan soal esai dengan jumlah 8 soal.

d. Observasi

Dalam kelas kontrol ini peneliti tidak melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung.

f. Instrumen

Dalam instrumen penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian.

1. Instrumen Pembelajaran

Dalam instrumen ini sebelum peneliti mengadakan pembelajaran, peneliti membuat desain pembelajaran yang berisikan Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

a. Silabus

(50)

SILABUS

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Standar Kompetensi :

Kompenensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber/Alat dan Bahan

Adapun silabus pembelajaran selengkapnya yang digunakan oleh peneliti terlampir pada lampiran A.

b. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(51)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Alokasi Waktu :

Materi Pelajaran :

Jumlah Pertemuan :

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

I. Indikator II. Materi Pelajaran III. Metode Pembelajaran IV. Langkah Pembelajran

Pertemuan Pertama A. Kegiatan Awal

B. Kegiatan Inti (Treatmen) C. Kegiatan penutup

Pertemuan Kedua A. Kegiatan Awal

(52)

Pertemuan Ketiga

A. Kegiatan Awal

B. Kegiatan Inti (Treatmen) C. Kegiatan penutup

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar VI. Penilaian

RPP selengkapnya yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan treatmen terlampir pada lampiran B.

c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa merupakan lembar kerja yang digunakan oleh siswa agar proses pembelajaran berlangsung dengan terarah. Dalam LKS terdapat beberapa komponen yakni (1) identifikasi yang meliputi mata pelajaran, satuan pendidikan, kelas dan semester, dan alokasi waktu, (2) komponen dasar, dan (3) indikator hasil belajar yang perlu diketahui siswa. Dan yang terpenting dalam LKS adalah kegiatan pembelajaran. Format dari Lembar kegiatan siswa (LKS) adalah sebagai berikut:

Mata Pelajaran :

Satuan Pendidikan :

Kelas/Semester :

(53)

I. Standar Kompetensi : II. Kompetensi Dasar : III. Petunjuk Umum : IV. Kegiatan pembelajaran :

A.Kegiatan Awal B. Kegiatan Kedua C.Kegiatan Ketiga

LKS yang selengkapnya digunakan oleh peneliti terlampir pada lampiran C.

2. Instrumen penelitian

Instrumen perlakukaan ini berisikan pretes, postes dan observasi.

a. Pretes & postes

Tes prestasi belajar mengukur penguasaan tertentu sebagai hasil dari proses belajar.

1) Pretes

Tes ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang optika sebelum mengikuti pembelajaran menggunakan animasi gambar powerpoint.

2) Postes

(54)

Pertanyaan pretes dan postes disusun untuk mengukur pengetahuian yang diperoleh dari hasil belajar siswa. Pengetahuan siswa dapat diukur melalui beberapa aspek. Pertanyaan pretes dan postes dibuat dalam bentuk uraian dan mengacu pada aspek kognitif yaitu . Langkah-langkah penyusunnya adalah menentukan aspek yang diukur, indikator hasil belajar dan menentukan distribusi soal. Distribusi soal dapat dilihat pada tabel.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal pretes dan Postes Menurut Indikator Hasil

Belajar dan Aspek yang Diukur

Indikator hasil belajar

Aspek yang diukur

Nomor Soal C1 C2 C3 C4 C6

Menjelaskan hukum pemantulan. √ 1

Menjelaskan sifat-sifat pemantulan cahaya cahaya √ 2

Menentukan letak bayangan dan sifat bayangan pada pemantulan cahayapada cermin menggunakan persamaan-persamaan pemantulan.

√ 3

Menganalisis cahaya pada kaca paralel. √ 4

Menjelaskan hukum pembiasan. √ 5

Menyebut macam-macam bentuk lensa. √ 6

Menganalisis dan menjelaskan sifat-sifat lensa. √ 7

Menjelaskan dan menganalisis pembentukan bayangan yang terjadi pada lensa melalui persamaan.

√ 8

(55)

pengajaran yang diperoleh melalui postes, dibandingkan dengan skor pretes pada awal. Tes ini berisikan 8 soal esai, tes ini disusun berdasarkan materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

Tabel 3.2 Distribusi Soal Pretes dan Postes serta Indikator yang

Akan Diukur

Sub Pokok

Bahasan Indikator Hasil belajar

Nomor Soal

Pemantulan Cahaya Menjelaskan hukum pemantulan cahaya. Menjelaskan sifat-sifat pemantulan cahaya.

1 dan 2

Pemantulan pada Cermin

Menentukan letak bayangan dan sifat bayangan pada pemantulan cahayapada cermin menggunakan persamaan-persamaan pemantulan .

Menganalisis cahaya pada kaca paralel.

3 dan 4

Pembiasan Cahaya

Menjelaskan hukum pembiasan.

Menyebut macam-macam bentuk lensa.

Menganalisis dan menjelaskan sifat-sifat lensa.

5,6 dan 7 Pembiasan pada

Lensa

Menjelaskan dan menganalisis pembentukan bayangan yang terjadi pada lensa melalui persamaan.

8

Untuk pembobotan soal pada postes yaitu semua soal dengan poin yang berbeda-beda, ini karena soal yang diberikan berupa soal essay. Dan semua soal memiliki arti penting dan bernilai berbeda dari setiap aspek.

b. Lembaran observasi

(56)

observasi/pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.

Aspek-aspek yang akan dinilai pada kegiatan observasi atau pengamatan antara lain adalah (A) siswa perhatian pada saat proses belajar mengajar berlangsung, (B) siswa antusias untuk bertanya kepada guru, (C) siswa memberikan pendapat, (D) siswa rajin mencatat materi ajar, (E) siswa bertanya kepada siswa lain, (F) siswa mau bekerja sama pada saat mengerjakan soal latihan. Pengamat memberikan tanda

centang (√) pada kolom skor pengamatan. Pada penelitian ini aspek -aspek yang akan dinilai dalam kegiatan observasi/pengamatan akan disajikan dalam bentuk tebel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Lembaran Kegiatan Observasi/Pengamatan.

Hari, tanggal :

Observer :

Kelompok :

PETUNJUK :

1. Amatilah kegiatan kelompok siswa di kelas dalam melaksanakan pembelajaran!

(57)

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR A. ASPEK AFEKTIF

1. Siswa antusias ketika bergabung dalam kelompok

masing-masing 1 2 3 4

7. Siswa mampu bekerjasama dengan baik saat melakukan

diskusi dalam kerja kelompok. 1 2 3 4 8. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di

depan kelas dengan percaya diri 1 2 3 4 9. Siswa mampu memiliki toleransi yang tinggi terhadap

pendapat teman. 1 2 3 4

10. Siswa memperhatikan fenomena yang terjadi dalam

animasi. 1 2 3 4

B. ASPEK PSIKOMOTOR

1. siswa menggunakan bahasa yang komunikatif saat

(58)

mempresentasikan hasil diskusi.

3. Siswa memperhatikan animasi yang ditampilkan guru 1 2 3 4 4. Siswa bertanya kepada guru mengenai konsep

yangbelum dimengerti. 1 2 3 4

5. Siswa mencatat hal-hal yang dianggap penting 1 2 3 4 6. Siswa terampil berkomunikasi ketika diskusi kelompok 1 2 3 4 7. Siswa terampil mengamati animasi saat pembelajaran

berlangsung. 1 2 3 4

g. Validitas

Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (Paul Suparno, 2010:67 ). Untuk menentukan validitas dari data penelitian ini dengan menggunakan pendekatan validitas isi (content validity). Validitas isi (content validity) sering dinamakan dengan validitas kurikulum yang mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Salah satu untuk memperoleh validitas isi adalah dengan melihat soal-soal yang membentuk tes itu (Mardapi Djemari, 2008:16). Pada penelitian ini menggunakan soal-soal pretes dan postes.

(59)

pokok pembelajaran. Setelah itu soal-soal tersebut dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mengetahui apakah soal yang digunakan benar-benar valid. Soal pretes dan postes tersebut adalah sebagai berikut:

SOAL PRETES & POSTES

1. Jelaskan hukum pemantulan cahaya!

2. Sebutkan dan gambarkan sifat-sifat bayangan pada a. Cermin datar

b. Cermin cekung c. Cermin cembung

3. Sebuah benda terletak 180 cm di depan cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 120 cm. Bila tinggi benda adalah 30 cm, berapakah tinggi bayangannya?

4. Berapakah kecepatan cahaya di kaca. Bila diketahui nkaca = 1,5 5. Jelaskan hukum pembiasan!

6. Sebutkan dan gambarkan Tiga bentuk lensa cembung Tiga bentuk lensa cekung

7.Sebut dan Gambarkan sinar istimewa pada: Lensa cekung

Lensa cembung

8. Sebuah tingginya 4 cm terletak 2 cm di depan lensa cembung yang jarak fokusnya 6 cm. Hitunglah:

(60)

h. Metode Analisis Data

1. Pretes dan postes

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pretes dan postes, karena indikatornya yang akan diukur adalah peningkatan prestasi siswa tentang materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya serta konsep-konsepnya sebelum treatmen dan sesudah. Pretes dan postes menggunakan soal esai dimana soal yang dibuat oleh peneliti sendiri dan bentuk pertanyaannya dengan jawaban bebas. Sehingga dengan ini diharapkan siswa mampu dengan bebas mengungkapkan gagasan mereka dan dengan demikian dapat diketahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya.

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan animasi gambar powerpoint, maka dilakukan pengukuran melalui tes hasil belajar secara kuantitatif, yaitu menganalisis/mengoreksi jawaban siswa untuk menentukan tingkat kebenaran jawaban berdasarkan bobot soalnya untuk setiap soal atau setiap aspek dan menentukan skor total.

(61)

Tabel 3.4 Aspek Penilaian

Indikator Hasil

Belajar Unsur Penilaian Kemampuan Kognitif

Spesifikasi

a. Mengidentifikasi hukum pemantulan yang diketahui dibutuhkan pemahaman

Menjelaskan C2

a. mengidentifikasi hukum pemantulan yang dikeataui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1

b. Menggunakan gambar dalam menjelaskan tentang hukum pemantulan dibutuhkan aplikasi

Menghubungkan

a. Mengidentifikasi sifat-sifat cermin dibutuhkan pengetahuan

menyebutkan sifat-sifat cermin

C1 b. Menentukan bayangan yang ada pada

objek atau sistem dibutuhkan pengetahuan

Menunjukan C1

c. Mengambarkan objek dan menganalisis sifat-sifat bayangan pada cermin dibutuhkan analisis

a. Mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1

b. Mengidentifikasi besaran yang ditanya dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1

c. Mensubtitusikan besaran ke dalam satu persamaan dibutuhkan pemahaman

Menjabarkan C2

d. Memanipulasi persamaan dibutuhkan pemahaman

Mengubah C2

e. Menganalisis hubungan antara jarak bayangan dan perbesaran bayangan dibutuhkan analisis

Menunjukan hubungan

C4

f. Menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik dibutuhkan penerapan.

Menghitung C2

g. Menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menyelesaiakan soal dibutuhkan evaluasi

a. Mengidentifikasi besaran yang dikeatahui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

(62)

sistematik tentang kecepatan cahaya pada kaca.

b. Menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik dibutuhkan penerapan

Menghitung C2

c. Menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menyelesaiakan soal dibutuhkan evaluasi

a. Mengidentifikasi hukum pembiasan yang diketahui dibutuhkan pemahaman

Menjelaskan C2

b. mengidentifikasi hukum pembiasan yang dikeataui secara transparan dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan C1

c. Menamai setiap bagian gambar pada hukum pemantulan pembiasan dibutuhkan pengetahuan

Memberi nama pada gambar

C1

d. Menggunakan gambar dalam menjelaskan tentang hukum pembiasan dibutuhkan aplikasi

a. Mengidentifikasi macam-macam bentuk lensa dibutuhkan pengetahuan

Menyebutkan macam-macam bentuk lensa

C1

b. Menentukan bayangan yang ada pada objek atau sistem dibutuhkan pengetahuan

Menunjukan C1

c. Mengambarkan objek atau sistem dibutuhkan analisis

a. Mengidentifikasi macam-macam sinar istimewa pada lensa dibutuhkan pengetahuan objek atau sistem dibutuhkan pengetahuan

Menunjukan C1

c. Menganalisis macam-macam sinar istimewa pada lensa dibutuhkan analisis

Membuat diagram atau skema.

C4

d. Mengambarkan objek atau sistem dibutuhkan analisis

e. Mengidentifikasi besaran yang diketahui secara transparan dibutuhkan pengetahuan.

Menyebutkan C1

f. Mengidentifikasi besaran yang ditanya dibutuhkan pengetahuan.

Menyebutkan C1

g. Memanipulasi persamaan dibutuhkan pemahaman

(63)

h. Mensubtitusikan besaran ke dalam satu persamaan dibutuhkan pemahaman

Menjabarkan C2

i. Menganalisis hubungan antara jarak bayangan dan perbesaran bayangan dibutuhkan analisis

Menunjukan hubungan

C4

j. Menghitung nilai suatu besaran dengan perhitungan matematik dibutuhkan penerapan.

Menghitung C2

k. Menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menyelesaiakan soal dibutuhkan evaluasi

Membahas soal perhitungan.

C6

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Dari Setiap Aspek Diberi Skor

Tingkat Kemampuan Kognitif Skor

C1 1

Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman penskoran untuk masing-masing pertanyaan dalam soal-soal pretes dan postes adalah seperti pada tabel:

Tabel 3.6 Konsep, soal dan skor maksimal

Konsep Soal Skor

Maksimal Pemantulan

Cahaya pada Cermin

1. Jelaskan hukum pemantulan! 6

2. Sebutkan dan gambarkan sifat-sifat

(64)

a. Cermin datar b. Cermin cekung c. Cermin cembung

3. Sebuah benda terletak 180 cm di depan cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 120 cm. Bila tinggi benda adalah 30 cm, berapakah tinggi bayangannya?

5. Jelaskan hukum pembiasan! 7

6. Sebutkan dan gambarkan a. Tiga bentuk lensa cembung b. Tiga bentuk lensa cekung

6 7. Sebut dan Gambarkan sinar istimewa

pada: fokusnya 6 cm. Hitunglah:

a. Jarak bayangan ke lensa. b. Perbesaran bayangan. c. Tinggi bayangan

18

Nilai maksimal 80

Skor setiap soal merupakan tingkat kebenaran jawaban siswa. Sedangkan skor total adalah jumlah skor seluruh soal. Skor total menunjukan tingkat kebenaran jawaban siswa secara keseluruhan. Peneliti membuat daftar pretes dan postes siswa untuk setiap soal dengan tabel berikut:

Tabel 3.7 Distribusi skor Pretes dan Postes Siswa Untuk Tiap Soal

No. siswa

Skor untuk Setiap Aspek Soal

(65)

01 02 dst

Skor yang di peroleh siswa kemudian dicari skor rata-ratanya masing-masing pretes dan postes.

Tabel 3.8 Distribusi aspek yang diukur dengan skor rata-rata Pretes

dan Postes tiap soal

Aspek yang diukur Skor Rata-rata Skor Rata-rata (%)

Skor maksimal soal yang satu dengan yang lain berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan. Untuk mengetahui peningkatan prestasi siswa dalam belajar fisika dengan menggunakan animasi gambar powerpoint, peneliti membuat daftar tabel nilai pretes dan postes sebagai berikut:

Tabel 3.9 Nilai Pretes dan Postes Kelas Treatmen dan Kelas Kontrol

Kode Siswa

Kelas Eksperimen (KE)

Kode siswa

Kelas Kontrol (KK)

Pretes Postes Pretes Postes

(66)

E2 K2

E3 K3

E4 K4

... ....

En Kn

Keterangan

E1 : Kode siswa kelas treatmen nomor presensi 1

En : Kode siswa kelas treatmen nomor presensi ke-n

K1 : Kode siswa kelas kontrol nomor presensi 1

Kn : Kode siswa kelas kontrol nomor presensi ke-n

Dengan menggunakan statisktik test-t untuk kelompok dependen, peneliti ingin menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dalam belajar fisika pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya menggunakan animasi gambar powerpoint untuk kelas eksperimen dan menggunakan ceramah untuk kelas kontrol. Test-T ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang dites dua kali, yaitu pada pretes dan postes (Suparno 2007:97).

Dalam penelitian ini yang di gunakan uji T meliputi: a. Uji T untuk dua sampel dependen (Paired Sample T-Test)

(67)

1) Data pretes dan postes pada kelas eksperimen 2) Data pretes dan postes pada kelas kontrol.

b. Uji T untuk dua sampel independen (Independent Sample T-Test)

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata-rata dua sampelnya (Santoso Singgih, 2012:251).

Data yang diuji statistik independen sample T-Test yaitu:

Nilai pretes dari kelas eksperimen dan nilai pretes dari kelas kontrol serta nilai postesdari kelas eksperimen dan nilai postes dari kelas kontrol. 1) Menguji apakah varians dari dua populasi bisa dianggap sama?

2) Melakukan pengujian untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata populasi.

2. Keaktifan/keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pada LKS terdapat tiga LKS yang memiliki soal yang berbeda-beda. LKS yang pertama tentang pemantulan cahaya pada cermin, LKS yang ke dua tentang pemantulan sempurna dan pembiasan cahaya pada kaca sedangkan pada LKS yang ke tiga tentang pembiasan cahaya pada lensa.

(68)

Tabel 3.10. Hasil perhitungan total dalam LKS yang telah dikerjakan

oleh siswa dengan benar

No Nis

LKS 1 LKS 2 LKS 3

Total Persentase (%)

A b c d A b a b

1 2

Dari tabel dapat terlihat berapa banyak soal di dalam LKS yang telah dikerjakan masing-masing siswa sehingga peneliti dapat mengambil kesimpulan animasi gambar powerpoint yang digunakan sudah dapat membuat siswa aktif atau belum.

b. Observasi/Pengamatan

(69)

1) Ranah Psikomotorik

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah psikomotor menggunakan lembar observasi. Penilaian hasil belajar ranah psikomotor dapat dilihat dari skor pada lembar observasi aspek psikomotor yang diperoleh. Persentase perolehan skor pada lembar observasi aspek psikomotorik dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar partisipasi dan tangapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media animasi.

Data rata-rata persentase ranah psikomotor siswa diperoleh dari tiap pertemuan pembelajaran setiap pertemuan, ranah psikomotorik siswa dianalisis dengan menggunakan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari prosentasi tertinggi pada tiap kategori kemudian diambil rata-rata keseluruhan kategori seluruh siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa observer/pengamat dengan kriteria sebagai berikut:

Keterangan :

(70)

Tabel. 3.11 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Kelompok

Siswa Aspek Psikomotorik terhadap Pembelajaran

Presentase yang diperoleh (%) Keterangan

66,68 ≤ p≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ p≤ 66,67 Sedang

0 ≤ p≤ 33,33 Rendah

(Suharsimi, 2007) 2) Ranah Afektif

Pengukuran hasil belajar siswa pada ranah afektif menggunakan lembar observasi. Penilaian hasil belajar ranah afektif dapat dilihat dari skor pada lembar observasi aspek afektif yang diperoleh. Persentase perolehan skor pada lembar observasi aspek afektif dikualifikasi untuk menentukan seberapa besar partisipasi dan tangapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media animasi.

(71)

Keterangan :

p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa q = jumlah keseluruhan skro yang diperoleh kelompok r = skor maksimal (total skor)

Tabel. 3.12 Kriteria Hasil Presentase Skor Observasi Siswa

Aspek Afektif terhadap Pembelajaran

Presentase yang diperoleh (%) Keterangan

66,68 ≤ p≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ p≤ 66,67 Sedang

0 ≤ p≤ 33,33 Rendah

(72)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung memberikan perlakuan kepada para siswa yang menjadi subjek penelitian. Pemberian perlakuan berupa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar powerpoint. Penelitian yang dilakukan ini mengambil data dari kelas X-B sebagai kelas kontrol dan Kelas X-C sebagai kelas treatmen di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Kelas X-B berjumlah 23 orang dan X-C berjumlah 23 orang.

Pada pertemuan pertama, peneliti melakukan perkenalan secara singkat serta menjelaskan maksud kehadiran peneliti di kelas dan gambaran kegiatan pembelajaran yang akan mereka lakukan bersama peneliti. Sebelum memberikan treatmen menggunakan metode ceramah pada kelas X-B dan treatmen menggunakan pembelajaran animasi gambar powerpoint pada kelas X-C, terlebih dahulu memberikan pretes kepada siswa. Kegiatan belajar mengajar pada materi pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya dilakukan oleh peneliti sendiri. Proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

(73)

Tabel 4.1. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas Treatmen X-C

Tanggal Pelaksanaan Penelitian

Hal yang dilakukan

oleh siswa Waktu

Senin,

04 Februari 2013

Pengadaan pretes oleh peneliti gambar powerpoint tentang pemantulan cahaya dan memberikan LKS tentang pemantulan cahaya oleh peneliti

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan LKS pembiasan cahaya dan memberikan LKS tentang pemantulan sempurna dengan pembiasan cahaya oleh peneliti.

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan LKS pembiasan cahaya pada lensa dan memberikan LKS tentang pembiasan cahaya pada lensa oleh peneliti.

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan LKS

Penyelenggaraan postes oleh peneliti

Siswa mengerjakan soal

postes 09.30-11.00

Tabel 4.2. Jadwal pelaksanaan penelitian Kelas kontrol X-B

Tanggal Pelaksanaan Penelitian

Hal yang dilakukan

oleh siswa Waktu

Senin,

04 Februari 2013

Pengadaan pretes oleh peneliti caramah tentang pemantulan cahaya dan memberikan latihan tentang pemantulan cahaya oleh peneliti

Siswa memperhatikan

saat peneliti

menjelaskan materi dan mengerjakan latihan tentang pemantulan cahaya

12.00-13.30

Gambar

Tabel. 1 Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi
Gambar 2.4. Seberkas sinar datang secara miring pada suatu bidang batas kaca dan udara
Gambar 2.5. Cahaya datang dari udara masuk ke dalam air.
Gambar 2.7. Sinar datang dari medium lebih rapat (air) ke medium  kurang rapat (udara) dibiaskan menjauh garis normal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keunggulan morfologi galur bercabang tersebut diharapkan akan mampu menjadi varietas unggul baru yang memiliki perpaduan antara kontrol tidak bercabang KR11 dan

Saluran media massa seperti telvisi, radio, majalah, surat kabar dan sebagainya yang memungkinkan suatu sumber terjadi dari seseorang atau beberapa orang untuk menjangkau

Kemudian apabila sudah cocok maka barang rampasan atau barang sitaan tersebut akan masuk ke unit peneliti guna untuk diteliti barangnya dan petugas yang bertugas

Klasifikasi secara biokimia baik dengan menggunakan perangkat cepat RapID onE maupun API 20E tidak memberikan hasil yang sesuai dengan analisa terhadap gen 16S rRNA

Tujuan utama dari AEC 2015 adalah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi dimana terjadi arus barang, jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta.

Ukuran capaian indikator kinerja persentase perkara prodeo yang diselesaikan adalah perbandingan antara target pagu perkara prodeo yang dianggarkan dalam daftar

PIHAK PERTAMA siap menerima penalti sebesar 10% (Sepuluh) persen dari nilai Purchase Order yang diterbitkan oleh PIHAK KEDUA, apabila dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) minggu

Mengukur berpikir kreatif dapat diketahui 4 aspek yang berbeda, yaitu: produk kreatif, proses kreatif, pengembangan alat ukur kreatif, serta karakteristik personalitas