Universitas Kristen Maranatha iv
ABSTRAK
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MENGUNYAH PERMEN KARET ANTARA YANG BERTEKSTUR RELATIF KERAS (CHEWING GUM)
DAN YANG BERTEKSTUR RELATIF LUNAK (BUBBLE GUM) TERHADAP PENURUNAN POPULASI BAKTERI
DALAM RONGGA MULUT
Elisa Surjadi, 2007; Pembimbing 1 : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si.
Pembimbing 2 : Lindawati S., drg.
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri. Salah satu cara menjaga kebersihan mulut dengan mengunyah permen karet yang dapat melindungi gigi dari kerusakan. Pada proses pengunyahan, semua kelenjar saliva terangsang untuk aktif berproduksi. Mengunyah permen karet disarankan untuk mengendalikan populasi bakteri dalam rongga mulut hingga batas tertentu. Sekarang begitu banyak macam permen karet yang beredar di pasaran, termasuk yang bertekstur relatif keras (chewing gum) dan yang bertekstur relatif lunak (bubble gum).
Tujuan penelitian ini adalah menentukan signifikansi perbedaan pengaruh mengunyah antara chewing gum dan bubble gum terhadap penurunan populasi bakteri dalam rongga mulut.
Penelitian ini dilakukan pada 15 wanita berumur 20-23 tahun dengan membandingkan colony forming units (cfu) sebelum mengunyah, sesudah mengunyah 5 menit, 10 menit, dan 20 menit chewing gum dan bubble gum. Analisis data menggunakan Analisis Varian (ANAVA) dan dilanjutkan dengan Tukey HSD dengan = 0,05 menggunakan program SPSS for windows versi 13.0.
Hasil ANAVA menunjukkan adanya perbedaan efektivitas yang signifikan antara setelah mengunyah chewing gum dan bubble gum terhadap penurunan populasi bakteri dalam rongga mulut, tetapi setelah dilanjutkan dengan uji Tukey HSD, tidak terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara setelah mengunyah 5,10, dan 20 menit chewing gum dan bubble gum terhadap penurunan populasi bakteri dalam rongga mulut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan ( =0,05) antara setelah mengunyah chewing gum dan bubble gum terhadap penurunan populasi bakteri dalam rongga mulut.
Universitas Kristen Maranatha v
ABSTRACT
EFFECTIVITY COMPARISON BETWEEN CHEWING THE RELATIVELY HARD CHEWING GUM AND THE RELATIVELY SOFT BUBBLE GUM
ON POPULATION DECLINE OF BACTERIA IN MOUTH CAVITY
Elisa Surjadi, 2007; 1st Tutor : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si. 2nd Tutor : Lindawati S., drg.
Mouth is a very ideal place for bacteria to grow. One of the ways to keep the mouth clean is by chewing gum which can protect teeth from damage. All salivary glands are stimulated to produce actively during the process of chewing. Chewing gum is advised to control the population of bacteria in mouth cavity until a certain limit. Nowadays, there are so many kinds of chewing gum sold in public places, including chewing gum and bubble gum.
The purpose of this research is to determine the significancy of the difference of chewing influence between chewing gum and bubble gum on population decline of bacteria in the mouth cavity.
The research was carried out on 15 women, aged 20-23 years old by comparing colony forming units (cfu) before chewing, after chewing for 5 minutes, 10 minutes, and 20 minutes between chewing gum and bubble gum. Data were analyzed using ANOVA and then continued with Tukey HSD ( = 0,05) using SPSS for windows version 13.0 program.
ANOVA showed a significant difference effectivity between chewing gum and bubble gum on population decline of bacteria in the mouth cavity, but Tukey HSD showed no significant difference effectivity before chewing, after chewing 5 minutes, 10 minutes, and 20 minutes between chewing gum and bubble gum on population decline of bacteria in the mouth cavity.
The conclusion of this research is there is no significant difference effectivity ( = 0,05) after chewing between chewing gum and bubble gum on population decline of bacteria in the mouth cavity.
Universitas Kristen Maranatha vi
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR BAGAN ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3
1.6 Metode Penelitian ... 3
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saliva ... 5
2.1.1 Komponen Saliva... 5
2.1.2 Sekresi Saliva... 6
2.1.2.1 Sekresi Air dan Elektrolit ... 8
2.1.3 Refleks Sekresi Saliva... 10
2.1.4 Fungsi Saliva ... 10
2.1.5 Flora Normal Rongga Mulut ... 13
2.1.6 Kelenjar Saliva... 14
2.1.6.1 Histologi Kelenjar Saliva ... 14
2.1.6.2 Struktur Kelenjar Saliva ... 14
2.1.6.3 Lokasi Kelenjar Saliva ... 15
2.1.7 Kelenjar Saliva Mayor ... 16
2.1.7.1 Kelenjar Parotis ... 16
2.1.7.2 Kelenjar Submandibular (Submaksilar)... 16
2.1.7.3 Kelenjar Sublingual ... 17
2.1.8 Kelenjar Saliva Minor ... 17
2.2 Mengunyah... 17
2.2.1 Otot Mengunyah ... 17
2.2.2 Kegiatan Motorik Mengunyah... 18
2.2.3 Pergerakan dan Pengontrolan Mengunyah... 19
Universitas Kristen Maranatha vii
2.3.1 Sejarah Permen Karet... 20
2.3.2 Komposisi Permen Karet... 20
2.3.3 Keuntungan Mengunyah Permen Karet ... 24
2.3.4 Pembuatan Permen Karet ... 25
2.4 Chewing Gum... 29
2.5 Bubble Gum... 29
2.6 Pengontrolan Kualitas Pembuatan Permen Karet... 30
2.7 Mekanisme Anti Karies dari Permen Karet... 31
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA 3.1 Orang Percobaan... 34
3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan... 34
3.3 Prosedur Penelitian ... 36
3.3.1 Tahap Persiapan... 37
3.3.2 Permen Karet yang Bertekstur Relatif Keras (Chewing Gum)... 37
3.3.2.1 Studi Pendahuluan I ... 37
3.3.2.2 Studi Pendahuluan II... 38
3.3.2.3 Penelitian ... 38
3.3.3 Permen Karet yang Bertekstur Relatif Lunak (Bubble Gum)... 38
3.3.3.1 Studi Pendahuluan I ... 38
3.3.3.2 Studi Pendahuluan II... 39
3.3.3.3 Penelitian ... 39
3.4 Analisis Data... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Pendahuluan I ... 41
4.1.1 Permen Karet yang Bertekstur Relatif Keras (Chewing Gum)... 41
4.1.1.1 Hasil ... 41
4.1.1.2 Pembahasan ... 41
4.1.2 Permen Karet yang Bertekstur Relatif Lunak (Bubble Gum)... 42
4.1.2.1 Hasil ... 42
4.1.2.2 Pembahasan ... 42
4.2 Studi Pendahuluan II ... 43
4.2.1 Permen Karet yang Bertekstur Relatif Keras (Chewing Gum)... 43
4.2.1.1 Hasil ... 43
4.2.1.2 Pembahasan ... 43
4.2.2 Permen Karet yang Bertekstur Relatif Lunak (Bubble Gum) ... 44
4.2.2.1 Hasil ... 44
4.2.2.2 Pembahasan ... 44
4.3 Penelitian ... 45
4.3.1 Chewing Gum dan Bubble Gum... 45
4.3.1.1 Hasil ... 45
4.3.1.2 Jumlah Rata-Rata Kunyahan Orang Percobaan... 48
4.3.1.3 Analisis Data ... 48
4.3.1.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49
Universitas Kristen Maranatha viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN LI Pengujian Statistik... 57
LII Data Hasil Percobaan ... 59
SURAT PERSETUJUAN ... 61
Universitas Kristen Maranatha ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pengaruh Perangsangan Kelenjar Saliva Mayor terhadap Produksi
Saliva ... 8
Tabel 2.2 Beberapa contoh persentase komposisi chewing gum... 23
Tabel 2.3 Beberapa contoh persentase komposisi bubble gum ... 23
Tabel 4.1 Hasil perhitungan jumlah koloni kuman (cfu)... 41
Tabel 4.2 Hasil penghitungan jumlah koloni kuman (cfu)... 42
Tabel 4.3 Hasil perhitungan jumlah koloni kuman (cfu)... 43
Tabel 4.4 Hasil perhitungan jumlah koloni kuman (cfu)... 44
Tabel 4.5 Persentase penurunan jumlah koloni kuman (cfu)... 45
Tabel 4.6 Jumlah Rata-rata Kunyahan OP ... 48
Tabel 4.7 Hasil Uji ANAVA Satu Arah... 48
Tabel 4.8 Hasil uji Tukey HSD ... 49
Tabel LI.1 Pengujian Data dengan uji Analisis Varian (ANAVA) ... 57
Tabel LI.2 Pengujian Data dengan uji Tukey HSD... 58
Tabel LII.1 Jumlah cfu pada Penelitian dengan Chewing Gum ... 59
Universitas Kristen Maranatha x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Perubahan Elektrolit Selama Sekresi Saliva... 9
Gambar 2.2 Tiga Tipe Utama Sel yang Terdapat pada Kelenjar Saliva... 15
Gambar 2.3 Lokasi Kelenjar Saliva Mayor... 16
Gambar 2.4 Otot-otot Mengunyah... 18
Gambar 2.6 Tahap Dasar Proses Pembuatan Permen Karet ... 28
Gambar 2.5 Seseorang Sedang Membuat Balon Tiupan dari Bubble Gum... 29
Gambar 3.1 Chewing Gum yang Digunakan pada Penelitian ... 35
Gambar 3.2 Bubble Gum yang Digunakan pada Penelitian... 35
Gambar 4.1 Hasil Penanaman pada Nutrient Agar Sebelum Mengunyah, Setelah Mengunyah 5 menit, 10 menit, dan 20 menit Chewing Gum ... 46
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR BAGAN
Universitas Kristen Maranatha xii
DAFTAR LAMPIRAN
57 LAMPIRAN I PENGUJIAN STATISTIK
58
59
LAMPIRAN II
DATA HASIL PERCOBAAN
Tabel II.1 Jumlah cfu pada Penelitian dengan Chewing Gum
Keterangan :
TO : Cfu yang dihitung sebelum OP mengunyah chewing gum
T5 : Cfu yang dihitung setelah OP mengunyah chewing gum selama 5 menit T10 : Cfu yang dihitung setelah OP mengunyah chewing gum selama 10 menit T20 : Cfu yang dihitung setelah OP mengunyah chewing gum selama 20 menit
OP X 106
T0 T5 T10 T20
1 271.0 151.0 134.5 108.5 2 149.0 124.0 109.5 104.5 3 94.0 73.0 57.0 29.5 4 71.4 64.6 49.8 26.0 5 102.7 52.3 18.2 15.6 6 357.0 230.0 184.5 152.0
7 12.6 7.4 7.2 6.6
8 33.0 24.6 10.8 8.2
9 19.4 18.3 13.0 6.9
10 95.1 20.3 12.0 6.3 11 127.2 39.3 28.4 25.5
12 34.8 19.1 9.5 8.2
60
Tabel II.1 Jumlah cfu pada Penelitian dengan Bubble Gum
OP X 106
T0 T5 T10 T20
1 326.5 296.5 176.0 133.5 2 433.5 240.5 87.0 80.0
3 32.9 10.4 10.0 5.1
4 55.3 40.6 12.2 4.5
5 16.6 11.4 9.0 4.2
6 58.9 30.4 15.4 11.5 7 258.0 155.0 103.0 78.5 8 314.0 229.0 218.5 153.5 9 282.5 244.0 98.0 94.0
10 6.8 6.1 5.1 4.4
11 221.0 148.0 131.0 92.0
12 14.8 8.6 3.1 2.8
13 22.0 20.3 10.9 4.1 14 152.0 107.7 66.7 51.2 15 86.0 67.0 55.0 49.5 Keterangan :
TO : Cfu yang dihitung sebelum OP mengunyah bubble gum
61
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap :
Tanggal lahir :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi orang percobaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Elisa Surjadi, NRP 0310011, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.
Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan ataupun paksaan dari manapun.
Bandung, Januari 2007
( )
SURAT PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama lengkap :
Tanggal lahir : Alamat :
Menyatakan bersedia dan tidak berkeberatan menjadi orang percobaan dalam penelitian yang dilakukan oleh Elisa Surjadi, NRP 0310011, yang bertempat di Universitas Kristen Maranatha.
Surat persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri tanpa tekanan ataupun paksaan dari manapun.
Bandung, Januari 2007
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kalau mata merupakan jendela jiwa, dapat dikatakan mulut merupakan
jendela tubuh. Kondisi kesehatan mulut memperlihatkan kondisi kesehatan tubuh
secara keseluruhan. Kemajuan pengetahuan kedokteran memungkinkan status
kesehatan tubuh dapat diketahui melalui kondisi gigi, gusi, lidah, dan saliva.
Mulut merupakan suatu tempat yang amat ideal bagi perkembangan bakteri.
Apabila tidak dibersihkan dengan sempurna, sisa makanan yang terselip bersama
bakteri akan tetap melekat pada gigi kita, akan bertambah banyak dan membentuk
koloni yang disebut plak (A. Setiono Mangoenprasodjo, 2004).
Sekarang begitu banyak permen karet yang beredar di pasaran. Permen
karet memiliki bentuk, rasa, kandungan, dan harga yang beragam. Suatu
penelitian menyatakan bahwa mengunyah permen karet dapat melindungi gigi
dari kerusakan. Selain itu, mengunyah permen karet dapat menggantikan kegiatan
menggosok gigi setelah makan (Siska Damayanti, 2005).
Pada saat proses pengunyahan, semua kelenjar saliva terangsang untuk aktif
berproduksi, sehingga aliran saliva menjadi sangat lancar. Saliva bukan cairan
biasa, saliva merupakan pelumas, antibakteri, antijamur, pembawa senyawa
anorganik seperti kalsium dan fosfat, pembawa senyawa organik seperti ammonia
dan protein untuk pertahanan tubuh. Oleh karena itu, lancarnya produksi saliva
justru sangat berguna bagi kesehatan gigi dan mulut ( Darmawan Setijanto, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Hendriani
(2005) mengunyah permen karet dapat menurunkan populasi bakteri dalam
rongga mulut secara signifikan. Mengunyah permen karet disarankan untuk
mengendalikan populasi bakteri dalam rongga mulut hingga batas tertentu.
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Dian Hendriani (2005)
hanya menggunakan 1 jenis permen karet saja. Tidak dibahas apakah tekstur
Universitas Kristen Maranatha 2
Karena hal inilah, penulis tertarik untuk meneliti perbandingan efektivitas
mengunyah permen karet antara yang bertekstur relatif keras (chewing gum) dan
yang bertekstur relatif lunak (bubble gum) terhadap penurunan populasi bakteri
dalam rongga mulut.
1.2Identifikasi Masalah
Manakah yang lebih efektif menurunkan populasi bakteri dalam rongga
mulut, mengunyah permen karet antara yang bertekstur relatif keras (chewing
gum) atau yang bertekstur relatif lunak (bubble gum).
1.3Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh
mengunyah permen karet antara yang bertekstur relatif keras (chewing gum) dan
yang bertekstur relatif lunak (bubble gum) terhadap penurunan populasi bakteri
dalam rongga mulut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan signifikansi perbedaan
pengaruh mengunyah permen karet antara yang bertekstur relatif keras (chewing
gum) dan yang bertekstur relatif lunak (bubble gum) terhadap penurunan populasi
bakteri dalam rongga mulut.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis adalah memberikan sumbangan pengetahuan mengenai
pengaruh perbedaan tekstur permen karet terhadap penurunan populasi bakteri
dalam rongga mulut.
Manfaat praktis adalah agar konsumen dapat memilih permen karet yang
Universitas Kristen Maranatha 3
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kerangka pemikiran penelitian ini adalah :
1.Di pasar terdapat permen karet yang bertekstur relatif keras (chewing gum)
dan permen karet yang bertekstur relatif lunak (bubble gum).
2.Pada saat proses pengunyahan, semua kelenjar saliva terangsang untuk
aktif berproduksi, sehingga aliran saliva menjadi sangat lancar
( Darmawan Setijanto, 2006).
3.Saliva akan dihasilkan ketika orang mengunyah permen karet di mulutnya.
Adanya saliva membantu mengurangi endapan sisa makanan dan
mengurangi populasi bakteri (Siska Damayanti, 2005).
4. Saliva diproduksi untuk memberikan respons terhadap refleks mengunyah
oleh stimulasi rasa, gerakan otot-otot rahang, persendian, dan tekanan dari
gigi sewaktu mengunyah (Wrigley1, 2005).
Berdasarkan hal-hal tersebut, dapat disusun hipotesis penelitian, sebagai berikut :
Terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan antara setelah mengunyah
permen karet yang bertekstur relatif keras (chewing gum) dan yang bertekstur
relatif lunak (bubble gum) terhadap penurunan populasi bakteri dalam rongga
mulut.
1.6Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental laboratorik. Data yang
dicatat adalah jumlah unit pembentuk koloni (cfu) sebelum mengunyah, sesudah
mengunyah 5 menit, 10 menit, dan 20 menit orang percobaan yang mengunyah
permen karet yang bertekstur relatif keras (chewing gum). Data tersebut
dibandingkan dengan jumlah unit pembentuk koloni (cfu) sebelum mengunyah,
sesudah mengunyah 5 menit, 10 menit, dan 20 menit orang percobaan yang
Universitas Kristen Maranatha 4
dalam sampel saliva yang dicuplik, diencerkan secara berseri, dan ditanam dengan
metode Pour Plate (Capuccino, 1998).
Hasil perhitungan ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan Analisis
Varian (ANAVA) dan dilanjutkan dengan Tukey HSD ( = 0,05) menggunakan
program SPSS for windows versi 13.0. Penelitian dilakukan dengan orang
percobaan sebanyak 15 orang.
1.7Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
53 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan efektifitas yang signifikan ( =0,05) antara setelah
mengunyah permen karet yang bertekstur relatif keras (chewing gum) dan yang
bertekstur relatif lunak (bubble gum) terhadap penurunan populasi bakteri dalam
rongga mulut.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat diajukan sehubungan dengan penelitian ini dan yang
berkaitan adalah :
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh jenis gula
yang terkandung dalam permen karet terhadap penurunan populasi
bakteri saliva dalam rongga mulut.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan membuat batasan jumlah
mengunyah permen karet setiap beberapa menit kepada orang
percobaan.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kandungan
mint dan cinnamon dalam permen karet terhadap penurunan populasi
bakteri saliva dalam rongga mulut.
4. Perlu dilakukan pemeriksaaan oral hygiene sebelum dimulai penelitian.
5. Bagi konsumen disarankan teliti dalam memilih permen karet dengan
melihat komposisi sebelum mengkonsumsi, misalnya memilih permen
karet yang tidak mengandung antioksidan BHT..
6. Bagi produsen disarankan menggunakan bahan-bahan yang nontoksik
dan tidak merugikan konsumen, misalnya menggunakan antioksidan
54 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
A.Setiono Mangoenprasodjo. 2004. Gigi Sehat Mulut Terjaga. Yogyakarta :
ThinkFresh. h. 48
Bowen, R. 2002. Salivary Glands and Saliva.
http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/digestion/pregastric/salivary, 10 Oktober 2006
Bradley, R.M. 1995. Essentials of Oral Physiology. Michigan : Mosby.
h.162-163, 165-173, 175-177, 181
Brooks, G.F., et al. 2004. Medical Microbiology. Edisi 23. United States of
America : McGraw-Hill. h. 177
Cappucino, J.G., Sherman N. 1998. A Laboratory Manual. Menlo Park California
: The Benjamin/ Cummings Publishing Company, Inc. h. 75-77
Darmawan Setijanto. 2006. Permen Karet Sehat untuk Gigi dan Mulut.
http://indopos.co.id, 12 September 2006
Dian Hendriani. 2005. Penurunan populasi bakteri dalam saliva setelah
mengunyah permen karet. Jurnal Kedokteran Maranatha, 4: 2
Dorland, W.A. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Huriawati Hartanto,
ed. Jakarta : EGC. h. 1935
Edgar, M. 2003. A Review of the Positive Effects of Chewing Sugarfree Gum on
Oral Health. http://www.wrigleydentalcare.com/article--a-review-of-the-positive-effects-of-chewing-sugarfree-gum-on-oral-health.html, 20 November 2006.
Glass, M., et al. 2001. Consistently Soft Chew Textured Gum Composition.
http://www.freepatentsonline.com/4834986.html, 28 September 2006
Junqueira, L.C. 1998. Histologi Dasar. Edisi 8. Sugiarto Komala dan Alex
Santoso, eds. Jakarta : EGC. h. 312
Karin, M., et al. 2003. Saliva as an Analytical Tool In Toxicology.
Universitas Kristen Maranatha 55
Madigan, M.T., et al. 2003. Biology of Microorganisms. Edisi 10. United States of
America : Pearson Education, Inc. h.731
NACGM (National Association of Chewing Gum Manufacturers). 2004. Chewing
Gum and Bubble Gum. http://www.simplyteeth.com/category/section/adult/ CaringTeethGums/ChewingGum, 15 Oktober 2006.
Roland, S.M. 2003. Saliva- Its Role in Maintaining Oral Health and Preventing
Dental Disease. http://www.betteroralhealth.info/saliva---its-role-in-maintaining-oral-health-and-preventing-dental-disease, 23 September 2006.
Rosen, F.S. 2001. Anatomy and Physiology of The Salivary Gland.
http://www.utmb.edu/otoref/Grnds/Salivary-Gland-2001-01/Salivary-gland-2001-01.pdf, 11 November 2006
Siska Damayanti, S.K.G. 2005. Manfaat Permen Karet bagi Kesehatan.
http://www.pikiran-rakyat.co.id, 12 September 2006
Todar K. 2002. The Bacterial Flora of Humans.
http://textbookofbacteriology.net/normalflora.html, 31 Januari 2007
Wikipedia1. 2006. Saliva. http://en.wikipedia.org/wiki/Saliva, 19 September 2006
Wikipedia2. 2006. Salivary Glands. http://en.wikipedia.org/wiki/Salivary_gland,
19 September 2006
Wikipedia3. 2006. Mastication. http://en.wikipedia.org/wiki/Chew,
19 September 2006
Wikipedia4. 2006. Chewing Gum. http://en.wikipedia.org/wiki/Chewing_gum,
19 September 2006
Wikipedia5. 2006. Bubble Gum. http://en.wikipedia.org/wiki/Bubble_gum,
19 September 2006
Wrigley1. 2005. Saliva and Health.
Universitas Kristen Maranatha 56
Wrigley2. 2005. What Gum is Made of.
http://www.wrigley.com/wrigley/products/products_made_of.asp#gumbase, 10 November 2006
Wrigley3. 2004. Benefits of Gums.
http://www.wrigley.com/wrigley/benefit_of_gums, 10 November 2006
Wrigley4. 2002. Making Chewing Gum.
http://www.wrigley.com/wrigley/making_chewing_gum, 10 November 2006