30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jalan Kates No.8 Siswodipuran dan dilaksanakan terhadap kelas XI MIPA semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2018-September 2019.
Adapun tahap pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
NO Kegiatan Waktu Pelaksanaan (Bulan)
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep 1 Penyusunan proposal
2 Penyusunan instrumen penelitian
3 Seminar proposal 4 Perizinan penelitian
dan koordinasi dengan sekolah
5 Pengujian instrument 6 Pengambilan data 7 Analisis data
8 Penyusunan laporan 9 Ujian skripsi
10 Revisi
B. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eksperimen semu dengan Posttest-Only Control Group Design terhadap dua kelas. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random yaitu kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Peer Led Guided
Inquiry (PLGI) dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional kemudian hasil posttest dibandingkan (Sugiyono, 2013:76). Desain ini cocok untuk digunakan apabila pretest tidak mungkin dilaksanakan atau pretest mempunyai kemungkinan untuk berpengaruh pada perlakuan eksperimen.
Desain penelitian disajikan dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Posttest
Eksperimen X O2
Kontrol Y O2
Keterangan:
X : model pembelajaran PLGI
Y : model pembelajaran konvensional (pembelajaran yang diajarkan oleh guru di kelas)
O2 : hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen 2. Variabel Penelitian
a) Variabel bebas (independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PLGI dan model pembelajaran konvensional.
b) Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
c) Variabel moderator
Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah kemampuan berkolaborasi dengan kategori tinggi dan rendah.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Boyolali semester genap tahun pelajaran 2018/2019 sebanyak 7 kelas, mulai dari XI MIPA 2 sampai dengan XI MIPA 8 yang diajar oleh guru mata pelajaran.
2. Sampel
Sampel penelitian yaitu kelas XI MIPA 2 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dan XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran Peer Led Guided Inquiry (PLGI).
D. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling yaitu semua anggota populasi memiliki peluang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa secara individu tetapi suatu kelompok tertentu (kelas). Tujuh kelas yang menjadi populasi diuji normalitas dan homogenitasnya. Kemudian mengambil secara acak 2 kelas sebagai sampel lalu menetapkannya sebagai kelas kontrol dan eksperimen.
Deskripsi data nilai kimia pada Penilaian Akhir Semester (PAS) Gasal seluruh kelas yang akan dijadikan sampel penelitian terdapat pada Lampiran 20 dan disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Deskripsi Data Nilai Kimia pada Penilaian Akhir Semester (PAS) Gasal
NO Kelas Jumlah
Siswa
Rata-Rata Standar Deviasi
Min Max
1 XI MIPA 2 32 88,34 2,98 84 95
2 XI MIPA 3 33 87,48 2,98 83 96
3 XI MIPA 4 32 86,75 3,07 81 94
4 XI MIPA 5 29 87,38 3,58 79 96
5 XI MIPA 6 29 87,34 3,04 83 94
6 XI MIPA 7 36 87,50 2,87 82 93
7 XI MIPA 8 36 88,64 3,03 82 94
Seluruh anggota populasi diuji normalitas menggunakan data nilai kimia pada Penilaian Akhir Semester (PAS) Gasal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 21 dan Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Uji Normalitas Pemilihan Sampel
Parameter Kelas Sig. Keputusan Uji
Nilai PAS Gasal Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019
XI MIPA 2 0,237 Normal
XI MIPA 3 0,025 Tidak Normal
XI MIPA 4 0,090 Normal
XI MIPA 5 0,354 Normal
XI MIPA 6 0,008 Tidak Normal
XI MIPA 7 0,552 Normal
XI MIPA 8 0,267 Normal
Selanjutnya kelas-kelas yang terdistribusi normal diuji homogenitas untuk mengetahui varian antar kelompok yang sama. Hasil uji homogenitas terdapat pada Lampiran 21 dan Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Hasil Uji Homogenitas Pemilihan Sampel
Parameter Sig. Keputusan Uji
Nilai PAS Gasal Kelas XI MIPA 0,876 Homogen
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes.
1. Teknik Tes
Tes merupakan beberapa pertanyaan dan hal lain untuk mengukur hasil belajar individu maupun kelompok (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan posttest. Posttest dilakukan setelah semua perlakuan dan pembahasan pada materi larutan penyangga diberikan pada kedua kelas sudah diselesaikan.
2. Teknik Non Tes a. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran atau di luar pembelajaran. Observasi pada penelitian ini dilakukan saat pembelajaran dan dilakukan secara langsung. Observasi ini bertujuan untuk melengkapi pengambilan data
dalam aspek sikap, keterampilan, dan kemampuan berkolaborasi siswa.
Penilaian lembar observasi disusun berdasarkan skala Likert dengan rentang skor 1 sampai 4 sesuai dengan kemunculan indikator yang dicapai oleh siswa. Obervasi dilakukan oleh 2 orang observer.
b. Angket
Angket digunakan sebagai salah satu cara untuk menganalisis tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran. Angket yang digunakan bersifat langsung dan tertutup dan menggunakan skala Likert. Angket digunakan untuk melengkapi pengambilan data dalam aspek kemampuan berkolaborasi siswa.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi pengumpulan data menggunakan dokumen yang ada. Dokumen berupa data tentang keadaan sekolah, nilai-nilai siswa, daftar nama sampel penelitian, dan lain sebagainya.
F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Instrumen Pembelajaran
a. Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, sumber belajar, dan evaluasi. Silabus dalam penelitian ini menggunakan silabus dari sekolah tempat penelitian dan diperoleh dari pemerintah sesuai dengan kurikulum 2013. Silabus pembelajaran kimia dapat dilihat pada Lampiran 3.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran setiap tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. RPP yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan Kurikulum 2013 yang berisi
tentang penerapan model pembelajaran PLGI dan pembelajaran kovensional. RPP dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5.
RPP diuji validitasnya dengan formula Gregory (2007) sebagai berikut:
Keterangan:
CV : Validitas isi
A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis
B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis 1 dan relevan menurut panelis 2
C : Jumlah item yang relevan menurut panelis 1 dan kurang relevan menurut panelis 2
D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis
Kriteria yang digunakan adalah jika CV≥0,70 maka analisis dapat dilanjutkan.
Hasil validasi RPP dari kedua panelis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6 dan disajikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Perhitungan Validitas Isi Instrumen RPP
Instrumen A B C D CV Keputusan Uji
RPP 0 0 0 36 1 Analisis dapat dilanjutkan
2. Instrumen Pengambilan Data a. Instrumen aspek pengetahuan
Tes pengetahuan meliputi posttest. Posttest berupa soal subjektif.
Posttest memuat keseluruhan materi-materi sub pokok bahasan larutan penyangga sebanyak 25 soal tes pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban. Soal tes perlu diuji cobakan terlebih dahulu sebelum digunakan agar dapat diketahui apakah instrumen tes sudah memenuhi persyaratan.
1) Uji Validitas
Validitas (kesahihan) adalah ukuran untuk menentukan seberapa sahih suatu instrumen mampu menghasilkan data sesuai ukuran data
sesungguhnya. Uji validitas ini menggunakan validitas isi menggunakan formula Gregory (2007), dimana instrumen mendapat analisis oleh dua panelis ahli. Uji validitas menggunakan formula Gregory (2007) sebagai berikut:
Keterangan:
CV : Validitas isi
A : Jumlah item yang kurang relevan menurut kedua panelis B : Jumlah item yang kurang relevan menurut panelis 1 dan
relevan menurut panelis 2
C : Jumlah item yang relevan menurut panelis 1 dan kurang relevan menurut panelis 2
D : Jumlah item yang relevan menurut kedua panelis Jika CV≥0,70 maka analisis dapat dilanjutkan.
Hasil validasi soal aspek pengetahuan dari kedua panelis dapat dilihat pada Lampiran 19 dan disajikan dalam Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Perhitungan Validitas Isi Instrumen Aspek Pengetahuan Instrumen A B C D CV Keputusan Uji Pengetahuan 0 0 3 22 0,88 Analisis dapat
dilanjutkan 2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan dapat dipercaya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Uji reliabilitas ini menggunakan formula Kuder Ricardason (KR20) sebagai berikut:
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas tes n : banyaknya butir item
pi : proporsi peserta yang menjawab benar butir soal tes
qi : proporsi peserta yang menjawab salah butir soal tes St2 : varian total
Jika r11 ≥ 0,70 maka tes pengetahuan dinyatakan reliabel.
Jika r11 ≤ 0,70 maka tes pengetahuan dinyatakan unreliabel.
Hasil perhitungan reliabilitas tes pengetahuan dapat dilihat pada Lampiran 23 dan disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Perhitungan Reliabilitas Aspek Pengetahuan
Instrumen Jumlah soal Reliabilitas Keputusan Uji Pengetahuan 25 0,748 Analisis dapat dilanjutkan 3) Uji Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat kesukaran soal adalah peluang dalam menjawab soal dengan benar atau salah dengan tingkat kemampuan tertentu.
Analisis kesukaran butir soal menggunakan software ITEMAN.
Rumus untuk mengukur tingkat kesukaran butir soal (Budiyono,2015):
Keterangan:
P : Indeks tingkat kesukaran butir soal B : Banyaknya peserta yang menjawab benar S : Jumlah keseluruh peserta
Kriteria Penafsiran Tingat Kesukaran Soal:
0,71-1,00 : Soal mudah 0,31-0,70 : Soal sedang 0,00-0,30 : Soal sukar
Hasil perhitungan taraf kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran 23 dan disajikan dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Tingkat Kesukaran Soal Aspek Pengetahuan Jumlah Soal Tingkat Kesukaran Soal
Mudah Sedang Sukar
25 7 15 3
4) Uji Daya Beda Soal
Daya beda soal adalah kemampuan sebuah soal dalam membedakan siswa dengan kemampuan tinggi dan rendah. Siswa dengan kemampuan tinggi akan menjawab benar lebih banyak daripada siswa dengan kemampuan rendah. Analisis daya beda soal menggunakan ITEMAN. Penentuan daya beda soal (Arikunto, 2013) menggunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
xb : rata-rata skor siswa yang menjawab benar xt : rata-rata skor siswa yang menjawab salah SD : simpangan baku total
p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa q : 1-p
rpbis : korelasi point biserial
Kualifikasi daya beda soal adalah sebagai berikut:
0,71-1,00 : sangat baik 0,41-0,70 : baik 0,21-0,40 : cukup 0,00-0,20 : jelek
Bertanda negatif : sangat jelek
Hasil perhitungan taraf kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran 23 dan disajikan dalam Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Daya Beda Soal Aspek Pengetahuan Jumlah
Soal
Tingkat Kesukaran Soal
Sangat Baik Baik Cukup Jelek Sangat Jelek
25 1 11 9 2 2
b. Instrumen aspek sikap
Instrumen penilaian sikap menggunakan lembar observasi dengan indikator yang telah disesuaikan. Pengukuran observasi penilaian sikap menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 4. Setiap nilai observasi sikap memiliki modus maksimal 4 dan minimal 1. Aspek sikap siswa mencakup sikap spiritual, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, toleransi, dan percaya diri.
Uji validitas perlu dilakukan sebelum instrumen digunakan untuk mengetahui kelayakan penggunaan. Uji validitas ini menggunakan validitas isi menurut Gregory (2007). Jika CV≥0,70 maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil validasi soal aspek sikap selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15 dan disajikan dalam Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Perhitungan Validitas Isi Instrumen Aspek Sikap
Instrumen A B C D CV Keputusan Uji
Sikap 0 0 0 6 1 Analisis dapat dilanjutkan
c. Instrumen Penilaian Keterampilan
Sistem penilaian yang dilakukan dalam kompetensi keterampilan meliputi lembar observasi unjuk kerja praktikum. Penilaian keterampilan menggunakan lembar observasi dengan menyediakan alternatif penskoran setiap nilai psikomotor yang telah ditetapkan.
Uji validitas penilaian aspek keterampilan menggunakan formula Gregory (2007). Jika CV≥0,70 maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil validasi soal aspek keterampilan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17 dan disajikan dalam Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Perhitungan Validitas Isi Instrumen Aspek Keterampilan Instrumen A B C D CV Keputusan Uji Keterampilan 0 0 0 5 1 Analisis dapat dilanjutkan
d. Instrumen Kemampuan Berkolaborasi
Instrumen yang digunakan untuk penilaian kemampuan berkolaborasi berupa lembar observasi dan angket.
1) Observasi Kemampuan Berkolaborasi Siswa
Instrumen lembar observasi kemampuan berkolaborasi siswa dilakukan oleh observer dan susunan yang sama seperti observasi sikap siswa yang disesuikan dengan indikator yang ada. Setiap nilai kolaborasi memiliki modus maksimal 4 dan minimal 1.
2) Angket Kemampuan Berkolaborasi Siswa
Angket disusun berdasarkan aspek-aspek kolaborasi yang telah ditetapkan. Setiap indikator menjadi soal pernyataan positif dan negatif. Soal pernyataan kolaborasi siswa sebanyak 20 butir dengan rincian 10 soal penyataan positif dan 10 soal pernyataan negatif.
Penilaian kemampuan berkolaborasi dengan observasi dan angket disusun berdasarkan skala Likert yang dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Skor Penilaian Kemampuan Berkolaborasi Jawaban Skor Item Positif Skor Item Negatif
Selalu (SL) 4 1
Sering (SR) 3 2
Jarang (JR) 2 3
Tidak Pernah (TP)
1 4
Penilaian dan predikat hasil belajar aspek kemampuan berkolaborasi disajikan dalam Tabel 3.14.
Tabel 3.14. Kriteria dan Predikat Angket Kemampuan Berkolaborasi
Modus Predikat
4 Sangat Baik (SB)
3 Baik (B)
2 Cukup (C)
1 Kurang (K)
a. Uji Validitas
Uji validitas ini menggunakan validitas isi menurut Gregory (2007). Jika CV≥0,70 maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil
validasi oservasi dan angket kemampuan berkolaborasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8 dan 10 serta disajikan dalam Tabel 3.15.
Tabel 3.15. Perhitungan Validitas Isi Instrumen Kemampuan Berkolaborasi
Instrumen A B C D CV Keputusan Uji Observasi Kemampuan
Berkolaborasi
0 0 0 5 1 Analisis dapat dilanjutkan Angket Kemampuan
Berkolaborasi
0 0 0 20 1 Analisis dapat dilanjutkan b. Uji Reliabilitas
Pengukuran reliabilitas angket kemampuan berkolaborasi menggunakan rumus alpha dikarenakan jawaban instrumen ini tidak memiliki skor 0 dan 1. Pada penelitian ini uji reliabilitas angket kemampuan berkolaborasi dihitung dengan Rumus Cronbach’s Alpha (Azwar, 2014). Jika r11 ≥ 0,70 maka tes pengetahuan dinyatakan reliabel dan jika r11 ≤ 0,70 maka tes pengetahuan dinyatakan unreliabel.
Hasil reliabilitas angket kemampuan berkolaborasi dapat dilihat pada Lampiran 9 dan disajikan dalam Tabel 3.16.
Tabel 3.16. Perhitungan Reliabilitas Angket Kemampuan Berkolaborasi
Instrumen Jumlah item Reliabilitas Keputusan Uji Angket Kemampuan
Berkolaborasi
20 0,783 Analisis dapat dilanjutkan
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Analisis data digunakan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang diajukan. Pengujian uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro
Wilk dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 23 (Trihendradi, 2013).
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal 2) Taraf signifikasi (α) adalah 5% (0,05)
3) H0 ditolak jika sig ≤ 0,05 4) Mengambil keputusan
a) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b) Jika sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test dengan bantuan software IBM SPSS Statistic 23.
1) Hipotesis
H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi homogen H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi homogen 2) Taraf signifikasi (α) adalah 5% (0,05)
3) H0 ditolak jika sig ≤ 0,05 4) Mengambil keputusan
a) Jika sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak b) Jika sig ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (ANAVA) dua jalan dengan sel tak sama untuk data parametrik dengan jenis data interval atau rasio yang harus memenuhi syarat normal dan homogen, sedangkan untuk data nonparametrik dengan jenis data ordinal atau nominal yang tidak harus memenuhi syarat normal dan homogen menggunakan uji Kruskall Wallis.
Penggunaan ANAVA dua jalan adalah untuk menguji signifikansi perbedaan efek dua faktor A dan B serta interaksi AB terhadap variabel terikat. Faktor A dan B yang dimaksud adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran konvensional dan PLGI dan variabel moderator yaitu kemampuan berkolaborasi tinggi dan rendah. Analisis varianasi (ANAVA) dua jalan dilakukan untuk data hasil belajar siswa aspek pengetahuan.
Langkah-langkah uji ANAVA dua jalan sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis 1) Hipotesis dari faktor A
H0A : tidak ada perbedaan efektivitas model pembelajaran PLGI Dan kovensional terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
H1A : ada perbedaan efektivitas model pembelajaran PLGI dan kovensional terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga
2) Hipotesis dari faktor B
H0B : tidak ada perbedaan efektivitas kemampuan berkolaborasi tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
H1B : ada perbedaan efektivitas kemampuan berkolaborasi tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
3) Hipotesis dari faktor A dan faktor B
H0AB : tidak ada interaksi antara model pembelajaran PLGI dan konvensional dengan kemampuan berkolaborasi terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
H1AB : ada interaksi antara model pembelajaran PLGI dan konvensional dengan kemampuan berkolaborasi terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
b. Penentuan Taraf Signifikasi (α) Taraf signifikasi (α) adalah 5% (0,05)
c. Statistik Uji
Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima d. Menarik Kesimpulan
(Sugiyono, 2013) Uji hipotesis dilakukan dengan uji statistik nonparametrik K-Independent Samples. Uji K-Independeints Samples yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Kruskall Wallis yang digunakan untuk menetapkan apakah nilai variabel tertentu berbeda pada dua atau lebih kelompok. Pengujian hipotesis menggunakan Kruskall Wallis pada penelitian ini digunakan untuk data hasil belajar yaitu aspek sikap dan keterampilan. Langkah-langkah uji Kruskall Wallis adalah sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis 1) Hipotesis dari faktor A
H0A : tidak ada perbedaan efektivitas model pembelajaran PLGI Dan kovensional terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
H1A : ada perbedaan efektivitas model pembelajaran PLGI dan kovensional terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga
2) Hipotesis dari faktor B
H0B : tidak ada perbedaan efektivitas kemampuan berkolaborasi tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
H1B : ada perbedaan efektivitas kemampuan berkolaborasi tinggi dan rendah terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
3) Hipotesis dari faktor A dan faktor B
H0AB : tidak ada interaksi antara model pembelajaran PLGI dan konvensional dengan kemampuan berkolaborasi terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
H1AB : ada interaksi antara model pembelajaran PLGI dan konvensional dengan kemampuan berkolaborasi terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan penyangga.
2) Penentuan Taraf Signifikasi (α) Taraf signifikasi (α) adalah 5% (0,05) 3) Statistik Uji
Jika sig. > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika sig. ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima 4) Menarik Kesimpulan
(Sundayana, 2015) H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan observasi pada kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Boyolali.
2. Melakukan uji normalitas dan homogenitas 7 kelas yang menjadi populasi dalam penelitian.
3. Menentukan dua kelas untuk dijadikan sampel penelitian.
4. Melakukan uji coba soal posttest aspek pengetahuan dan angket kolaborasi pada kelas uji coba yaitu kelas XI MIPA 7.
5. Melakukan uji reliabilitas untuk ssoal posttest aspek pengetahuan dan angket kolaborasi yang telah diuji cobakan
6. Memberikan angket untuk mengukur kemampuan kolaborasi siswa.
7. Melaksanakan praktikum dan melakukan penilaian sikap, keterampilan, dan kemampuan berkolaborasi siswa dengan cara observasi langsung.
8. Melaksanakan pembelajaran materi pokok larutan penyangga pada kelas eksperimen dengan pembelajaran PLGI dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional disertai dengan penilaian sikap, keterampilan, dan kemampuan berkolaborasi siswa dengan cara observasi langsung.
9. Memberikan posttest.
10. Mengolah dan menganalisis data dengan uji statistik yang sesuai.
11. Menarik kesimpulan.