SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Nurhalisah NIM 105331102118
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
ii
iii
iv
v
vi
“Rahasia kesuksesan adalah mengetahui yang orang lain belum ketahui.”
“Ilmu yang tidak bermanfaat ibarat obat yang tidak menyembuhkan.”
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan skripsi ini untuk orang tuaku. Setiap detik waktu menyelesaikan karya tulis ini merupakan hasil getaran doa orang tua,keluarga, dan orang-orang terkasih yang senantiasa mengalir.
Setiap pancaran semangat dalam penulisan ini merupakan dorongan dan dukungan dari sahabat tercinta serta teman-teman seperjuanganku.
vii
Barru. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Dr. Andi Paida, M.Pd dan Rahmatiah, S.Ag., M.Pd. Penelitian ini mengkaji tentang implementasi pembelajaran critical, communication, collaboration and creativity oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru.
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru sudah mengimplementasikan pembelajaran 4C dengan kategori sangat baik dan sesuai indikator. Kendala dalam implementasi pembelajaran 4C yaitu siswa yang susah diatur, kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang seperti jaringan internet dan proyektor.
Kata Kunci: Implementasi, pembelajaran critical, communication, collaboration, creativity, guru bahasa Indonesia.
viii
“Implementasi Pembelajaran Critical, Communication, Collaboration and Creativity (4C) oleh Guru Bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru” tepat pada waktunya.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati.
Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, akan tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah mendeskripsikan implementasi pembelajaran Critical, Communication, Collaboration and Creativity (4C) oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru.
Pada kesempatan ini, penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat selesai.
Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada orang tua yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberikan motivasi kepada penulis, kepada Dr.
Andi Paida, M. Pd., dan Rahmatiah, S. Ag., M. Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Prof. Dr.
H.Ambo Asse, M. Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M. Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Prof. Dr. Munirah, M. Pd., ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta seluruh dosen dan para staf pegawai Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman seperjuangan atas segala kebersamaan, saran, motivasi, dan bantuannya . Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan, Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri penulis. Aamiin.
Makassar, Juni 2022
Penulis
vi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN HALAMAN PENGESAHAN PEBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN SURAT KETERANGAN PLAGIASI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... vi
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 10
A. Penelitian yang Relevan ... 10
B. Kajian Teori ... 12
1. PembelajaranAbad 21 ... 13
2. Hakikat Pembelajaran 4C ... 15
C. Kerangka Pikir ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian ... 34
B. Data dan Sumber Data ... 35
C. Teknik Pengumpulan Data ... 35
D. Teknik Analisis Data ... 35
E. Instrumen Penelitian ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Hasil Penelitian ... 43
B. Pembahasan ... 61
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67
A. Simpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69
LAMPIRAN... 39 RIWAYAT HIDUP
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu wadah untuk memanusiakan manusia serta menjadikan seseorang yang tidak tahu menjadi tahu. Pendidikan juga merupakan sebuah gambaran sejauh mana dan bagaimana kita melangkah dan apa yang telah kita lakukan. Pendidikan sangat penting dalam menentukan dan pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam kehidupan sosial pendidikan merupakan hal yang menunjang pengetahuan baik pengetahuan di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Pendidikan di lingkungan keluarga bisa didapat dari orang tua, di lingkungan sosial pendidikan didapatkan dari pertemanan dan di lingkungan sekolah pendidikan didapatkan dari proses belajar.
Kualitas pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan berkualitas yaitu pendidikan yang mampu membekali peserta didiknya dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di era saat ini (Nahdi, 2019).
Pendidikan mempunyai peran yang sentral untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu menghadapi tantangan peradaban.
Pendidikan di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan globalisasi. Pendidikan tidak pernah terlepas dari adanya kurikulum yang ditetapkan. Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa perubahan.
Di Indonesia telah banyak mengalami perubahan kurikulum, di antaranya kurikulum 1947, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1997, 2004, 2006, dan terakhir 2013.Pada tahun 2013 pemerintah menetapkan “K-13” sebagai kurikulum yang digunakan dalam satuan pendidikan. Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia.
Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah hingga saat ini untuk menggantikan Kurikulum 2006 yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Tujuan Kurikulum 2013 adalah mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,bernegara, dan peradaban dunia.
Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif.
Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Perkembangan abad 21 disertai pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, daninformasi yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan salah satunya adalah aspek pendidikan. Aspekpendidikan dituntut mencetak lulusan yang memiliki daya saing yang tinggi untuk bertahanmenghadapi tuntutan keterampilan yang dibutuhkan di era abad 21.
Seperti yang dikemukakan oleh Partnership for 21st Century. Pendidikan pada abad 21 mengharuskan peserta didik mempunyai pengetahuan dan keterampilan di segala bidang. Melalui pendidikan diharap bangsa ini dapat mengikuti perkembangan zaman dalam bidang bidang apapun.
Pembelajaran abad 21 mengutamakan kemampuan kognitif serta memprioritaskan kemampuan berproses pada diri peserta didik. Salah satu upaya pemerintah dalam menyikapi tuntutan kebutuhan di era revolusi 5.0 adalah denganpemutakhiran kurikulum yaitu penerapan kurikulum 2013.
Dalam kurikulum 2013, kegiatan pembelajaran mengalami pergeseran dari yang berfokus pada guru saja menjadi berfokus kepada peserta didik.
Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran berbasis aktivitas dan yang mampu menumbuhkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.
Kemendikbud merumuskan bahwa paradigma pembelajaran abad 21 menekan pada kemampuan peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber, merumuskan permasalahan, berpikir analitis dan kerja sama serta berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Litbang Kemendikbud 2013).
Kehidupan abad 21 menuntut adanya keterampilan peserta didik untuk siap menghadapi tantangan yang ada. Cara mewujudkan pembelajaran abad 21, guru harusmemiliki kemampuan untuk menyajikan pembelajaran yang mampu menciptakan pengalaman belajar peserta didik yang menyenangkan, bermakna, dan berpusat pada siswa. Pembelajaran dilakukan dengan melibatkan guru, siswa, dan sumber belajar lainnya yang dapat meningkatkan
terjadinya suatu interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Interaksi tersebut merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan dengan melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk menjadikan siswa mencapai tujuan kurikulum (Kosasih, 2018: 11).
Namun, pada kenyataannya masih banyak sekolah yang tidak menjadikan tujuan dari pembelajaran abad 21 ini. Pembelajaran abad 21 mengharuskan guru menentukan metode pembelajaran yang cocok agar dalam proses pembelajaran siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif. Desain pembelajaran seharusnya mempertimbangkan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana peserta didiklah yang memengaruhi konten, aktivitas, materi, dan fase belajar.
Guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan suatu konsep ilmu diberbagai aspek bidang studi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah menengah atas. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia.
Pelajaran bahasaIndonesia mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar.
Keterampilan berbahasa terdiri atas 4 keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan tersebut berkaitan dan tercantum dalam standar kompetensi yang harus dikuasai siswa.
(Mahsun,2018:7).
Untuk menjawab tantangan dan harapan tersebut dapat diwujudkan melalui suatu pendidikan yang memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Pendidik harus memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara independen dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Implementasi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik secara tepat akan membawa dampak pada meningkatnya motivasi belajar, semakin mendalam pengertian terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajari, dan semakin positif sikap peserta didik terhadap mata pelajaran yang diajarkan.
Perubahan kurikulum dari KTSP menjadi K-13 karena KTSP dianggap memberatkan peserta didik, terlalu banyak materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuat siswa semakin terbebani. Sehinnga pemerintah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai kurikulum yang sangat efektif.
Salah satu keterampilan pembelajaran abad 21 atau yang merujuk pada kurikukum 2013 adalah keterampilan yang diistilahkan dengan 4C, yang merupakan singkatan dari Critical Thinking atau berpikir kritis, Collaboration atau kemampuan bekerja sama dengan baik, Communication atau kemampuan berkomunikasi, dan Creativity atau kreatifitas.
Kegiatan pembelajaran di sekolah harus merujuk pada karakter belajar abad21 yang biasanya dirumuskan dalam 4C. Siswa diharuskan menguasai ilmu, keterampilan metakognitif, mampuberpikir kritis dan kreatif, serta berkomunikasi secaraefektif. (Greenstein, 2012).
Tanpa pengimplementasian 4C pada pembelajaran di sekolah, kemampuan peserta didik tidak terealisasikan dengan baik. Siswa tidak mampu menyampaikan pendapat, gagasan atau ide-idenya baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini karena 4C melatih keterampilan yang tidak didapatkan peserta didik dari lahir, tetapi harus diperoleh melalui pelatihan, belajar atau pengalaman yang bisa didapatkan dari guru.
Oleh karena itu, dengan adanya pengimplementasian keterampilan 4C ini siswa pandai dalam membangun kreativitasnya, mampu memecahkan masalah, mampu berkolaborasi dan berpikir kritis. Pembelajaran 4C ini sangat mendukung dalam hal proses belajar mengajar serta juga sudah sejalan dengan pembelajaran abad 21 yang berfokus pada kurikulum 2013.
Penelitian tentang implementasi pembelajaran 4C sangat penting, terbukti dikenal beberapa peneliti yang meneliti tentang hal ini. Di Indonesia, penelitian tentang implementasi pembelajaran 4C saat ini sudah banyak dilakukan, baik oleh mahasiswa maupun beberapa penulis lainnya. Penelitian ini bukanlah penelitian satu-satunya yang pernah dilakukan sebelumnya ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang implementasi pembelajaran 4c.
Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk. ( 2019) dengan judul penelitian “Implementasi Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis 4C di
SMK Negeri Singaraja.” Penelitian lain dilakukan oleh Prayogi dan Subrata (2020) dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Langsung Bermuatan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity and Innovation. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Prastyo dkk (2021) dengan judul “Implementasi 4C dalam Pendidikan Pancasila Berbasis STEAM.”
Alasan peneliti memilih judul ini karena pembelajaran 4C merupakan keterampilan pembelajaran yang masih baru, masih banyak guru yang tidak menerapkan meskipun sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013, dan pembelajaran ini sangat penting diterapkan di era abad 21 serta menjadi landasan kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Sudah banyak penelitian yang mengkaji tentang implementasi 4C, namun masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Untuk itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan mengambil lokasi penelitian di SMPN 10 Barru karena SMPN 10 Barru juga merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dan pembelajarannya merujuk pada pengimplementasian 4C. Dari beberapa jurnal penelitian yang telah disebutkan dapat diketahui bahwa tidak ada yang khusus membahas implementasi 4C yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia dan mengambil lokasi penelitian di SMPN 10 Barru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian dilakukan tergolong masih baru dan belum pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran critical, communication, collaboration, and creativity (4c) oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru?
2. Apa saja kendala dalam implementasi pembelajaran critical, communication, collaboration, and creativity (4c) yang dialami oleh gurubahasa Indonesia di SMPN 10 Barru?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran critical, communication, collaboration, and creativity (4c) oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru.
2. Mendeskripsikan kendala implementasi pembelajaran critical, communication, collaboration, and creativity (4c) oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan penelitian pendidikan khususnya penelitian bahasa dan juga
pendokumentasian tentang penelitian implementasi 4C pada guru bahasa Indonesia.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi kepada pembaca terkait implementasi 4C pembelajaran bahasa Indonesia. Selain sebagai referensi penelitian ini juga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi guru dalam implementasi 4C. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan kajian pustaka untuk penelitan terkait.
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Penelitian yang Relevan
Referensi yang mendukung penelitian ini disusun atas hasil penelitian wujud artikel dan jurnal. Penelitian relevan pertama yang dilakukan oleh Susanti dan Risnanosanti tahun 2019 dengan judul penelitian
“Pengembangan Buku Ajar untuk Menumbuhkan Kemampuan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration dan Creativity and Innovation) melalui Model PBL pada Pembelajaran Biologi di SMP 5 Seluma.” Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada pengembangan buku ajar terhadap kemampuan kemampuan 4C peserta didik.
Hasil penelitian diperoleh bahwa buku ajar yang di kembangkan telah valid, praktis dan efektif dan dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di SMP.
Penelitian kedua oleh Dewi dkk. ( 2019) dengan judul penelitian
“Implementasi Pembelajaran Bahasa Jepang Berbasis 4C di SMK Negeri Singaraja.” Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu guru bahasa Jepang SMK Negeri 1 Singaraja telah menerapkan langkah-langkah pembelajaran berbasis 4C (critical thinking and problem solving, collaboraton, creativity and innovation dan communication) sesuai dengan teori, tetapi pada aspek creativity and innovation dan collaboration kurang berjalan dengan baik.
Kendala yang dialami guru yaitu pada kegiatan creativity and innovation siswa masih kurang mampu dalam menciptakan ide-ide yang baru, dalam
kegiatan collaboration siswa membahas hal yang tidak berkaitan dengan materi, serta kendala alokasi waktu, guru kekurangan waktu dalam melakukan proses pembelajaran, Solusi guru dalam mengatasi kendala pembelajaran berbasis 4C yaitu memberikan motivasi berupa penguatan verbal maupun non verbal, menginformasikan rencana kegiatan untuk pertemuan selanjutnya dan mencari informasi tambahan, lebih mendisiplinkan waktu serta memberi teguran kepada siswa yang ribut diluar konteks pembelajaran.
Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Prayogi dan Subrata (2020) dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Langsung Bermuatan 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration dan Creativity and Innovation.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi proses pembelajaran, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas IV sudah memiliki keterampilan berpikir kritis, kreativitas, karakter, dan komunikasi dengan kategori yang baik melalui kegiatan pembelajaran puisi.
Penelitian keempat oleh Prastyo dkk. (2021) dengan judul “Implementasi 4C dalam Pendidikan Pancasila Berbasis STEAM.” Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan signifikan terhadap 4K pada anak sebelum mendapatkan perlakuan dan sesudah mendapatkan penerapan metode STEAM.
Penelitian kelima yang dilakukan oleh Sholikha dan Fitrayati (2021) dengan judul penelitian “Integrasi Keterampilan 4C dalam Buku Teks Ekonomi SMA/MA.” Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan
isi buku teks ekonomi SMA/MA Kurikulum 2013 dari segi keterpaduan keterampilan 4C. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa buku teks ekonomi SMA/MA kelas XI Kurikulum 2013 Revisi terbitan Erlangga pada pokok bahasan Ketenagakerjaan dinilai telah memuat kelayakan isi dan keterampilan 4C dinilai masuk dalam kategori sangat baik dengan perolehan persentase skor sebesar 89,6% dan telah memuat dua indikator yaitu kelayakan isi dan keterampilan 4C. Indikator kelayakan isi diperoleh skor sebesar 41,3%, sedangkan indikator keterampilan 4C diperoleh skor sebesar 48,3%.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang implementasi keterampilan 4c dalam pembelajaran di sekolah, sedangkan perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah instrumen penelitiannya berbeda, dalam penelitian ini menggunakan angket/kuesioner peserta didik, subjek penelitian ini hanya terkhusus pada guru bahasa Indonesia saja dan lokasi penelitian ini dilakukan di SMPN 10 Barru.
B. Kajian Teori
Teori-teori yang dijadikan landasan teoretis dalam penelitian ini di antaranya terkait pembelajaran abad 21 atau 4C dan pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Marzano, dkk. (1993,dalam sudjimat,2010) menyatakan bahwa sumber daya manusia yang akan eksis dan sukses pada abad ke-21 adalah mereka yang memiliki softkill yang kuat, berupa kemampuan berpikir
kreatif-produktif, berpikir kritis untuk pengambilan keputusan dan pemecahan masalah, kolaborasi dan berkomunikasi.
1. PembelajaranAbad 21
Pembelajaran merupakan proses memfasilitasi agar individu bisa belajar. Pembelajaran dapat didefinisikan “as anything that is done purposely to facilitate learning (Reigekuth dan Carr-Chellman, 2009: 6).”
Artinya, pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dilakukan dengan maksud untuk memfasilitasi belajar.
Keterampilan Abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik berdasarkan Partnership 21th Century Skills adalah sebagai berikut:
a. Berpikir kritis dan membuat pertimbangan, hal ini tentang banyaknya informasi yang muncul dan beredar setiap hari entah itu pada media sosial, rumah, tempat kerja, ataupun di mana saja. Berpikir kritis dan membuat pertimbangan akan membantu seseorang dan menilai kredibilitas, akurasi dan manfaat informasi, dapat menganalisis dan menilai informasi, kemudian membuat keputusan yang masuk akal, dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab.
b. Memecahkan masalah kompleks, terbuka, dan multidisiplin, yang artinya semua pekerja akan menghadapi berbagai masalah dan tidak menghasilkan solusi atau jawaban tunggal. Oleh sebab itu, dunia kerja mengharapkan seorang pekerja yang dapat mengidentifikasi masalah, mencari solusi dan alternatif, dan mencari pilihan-pilihan baru jika pendekatan yang dilakukan tidak berhasil.
c. Kreativitas dan berfikir entreprener, yaitu sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaannya yang menguasai keterampilan berpikir kreatif, yaitu kemampuan berpikir yang tidak biasa, mengajukan pertanyaan yang tidak biasa, menghasilkan sesuatu yang baru, dan menghasilkan pekerjaan yang menakjubkan. Seseorang diharapkan mampu menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan orang lain dengan pola pikir entreprener, misalnya kemampuan mengorganisasikan, mengambil kesempatan dan keinginan untuk mengambil resiko dan tanggung jawab.
d. Berkomunikasi dan berkolaborasi, sebuah tim tentu saja anggotanya berasal dari orang-orang lintas budaya, geografis, ataupun bahasa.
Keterampilan tersebut dangat dibutuhkan di tempat kerja maupun masyarakat luas. Semua orang harus mampu berinteraksi dengan orang secara kompeten dan saling menghormati
e. Menggunakan pengetahuan, informasi, dan kesempatan secara inovatif untuk melakukan pelayanan dan proses, serta menciptakan produk- produk baru. Pasar global mengharuskan organisasi menemukan cara- cara melakukan sesuatu dengan cepat dan rutin.
f. Memiliki tanggung jawab finansial, kesehatan dan warganegara dan membuat pilihan-pilihan yang bijaksana. Seorang warga negara harus mampu menghemat materi untuk merencanakan perawatan kesehatannya. Setiap orang memerlukan keterampilan ini karena pilihan
semakin kompleks dan apabila membuat keputusan yang salah akan membahayakan.
2. Hakikat Pembelajaran 4C a. Pengertian Pembelajaran 4C
Pembelajaran 4C adalah proses pembelajaran yang mengimplementasikan 4C yang memiliki tujuan peserta didik untuk mampu aktif dalam pembelajaran dan memiliki kompetensi berpikir kritis (critical thinking), kreatif (creative), komunikasi (communication), dan kolaboratif (collaboration) (Dit. PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2017).
Pembelajaran 4C adalah proses pembelajaran yang mengimplementasikan keterampilan 4C yang disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan standar kompetensi lulusan yang dilaksanakan dalam pendidikan formal atau nonformal (Jonaeidy 2019:140). Pembelajaran 4C adalah pembelajaran yang dirancang, disusun, dan mengimplementasikan keterampilan 4C proses pembelajaran dengan tujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik, meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dan kreatifitas peserta didik (Daryanto & Karim 2017:12).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, kesimpulan dari pembelajaran 4C adalah pembelajaran yang melatih keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi sehingga peserta
didik mampu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban.
b. Keterampilan 4C
Keterampilan abad ke-21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation) merupakan kemampuan sesungguhnya ingin dituju dengan Kurikulum 2013.
Indikator keterampilan 4C adalah peserta didik mampu berpikir kritis,kolaborasi, komunikasi dan kreatif. Indikator communication adalah pesertadidik mampu berkomunikasi, berinteraksi, atau menyampaikan ide/ gagasan baiksecara lisan maupun tertulis. Indikator collaboration adalah peserta didik mampubekerja sama dengan kelompok, sehingga menumbuhkan sikap toleransi, dansaling menghargai antar kelompok. Indikator critical thinking adalah pesertadidik mampu memecahkan permasalahan dalam konsep, prosedur atau prinsipkegiatan pembelajaran. Indikator creative adalah peserta didik mampu berinovasi dalam dari sebuah pembelajaran konseptual menjadi faktual (Jonaedy 2018:31). Berikut adalah penjelasan 4C:
1. Communication (komunikasi)
Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi dengan baik. Terkadang ada
orang yang mampu menyampaikan semua informasi secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya. Manusia merupakan mahluk sosial yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena itu, komunikasi merupakan salah satu hal yang terpenting dalam peradaban manusia.
Tujuan utama komunikasi adalah mengirimkan pesan melalui media yang dipilih agar dapat dimengerti oleh penerima pesan. Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif dibutuhkan teknik berkomunikasi yang tepat.
Teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya. Keterampilan komunikasi menuntut peserta didik untuk mampu berkomunikasi yang secara efektif, dalam bentuk lisan, tertulis, dan penggunaan multimedia (Hosnan 2014:87). Communication atau keterampilan komunikasi merupakan keterampilan untuk mengutarakan ide-ide melalui diskusi atau tulisan-tulisan.
Keterampilan komunikasi dalam pembelajaran tidak terbatas pada penguasaan satu bahasa, tetapi multibahasa. Strategi melatih keterampilan komunkasi yaitu guru harus melatih peserta didik untuk menyampaikan pikiran,ide, dan gagasan kepada audiens secara jelas dan tidak berbelit-belit. Tumbuhkan rasa percaya diri kepada peserta didik untuk mampu menyampaikan pendapat di depan audiens.
Pernyataan di atas disimpulkan bahwa keterampilan komunikasi adalah kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dan mengutarakan konsep, ide dalam bentuk lisan dan tertulis.
2. Collaborative (kolaborasi)
Kolaborasi adalah kemampuan berkolaborasi atau bekerja sama, saling bersinergi, beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain;
menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Kolaborasi juga memiliki arti mampu menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain;
memaklumi kerancuan. Keterampilan kolaborasi melatih peserta didik untuk memiliki sikap bertanggung jawab, kerja sama dengan kelompok, dan kepemimpinan (Hosnan 2014:87).
3. Critical thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah).
Critical thinking and Problem Solving adalah kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, dan menemukan solusi dari suatu permasalahan. Critical thinking dimaknai juga kemampuan menalar, memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami interkoneksi antara sistem, menyusun, mengungkapkan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Keterampilan berpikir kritis melatih peserta didik untuk mampu menalar dengan masuk akal dalam memecahkan masalah secara mandiri (Hosnan 2014:87).
4. Creativity and Innovation (Kreativitas dan inovasi)
Creativity and Innovation adalah kemampuan untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan- gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda. Munandar (2009) menyatakan creativity (kreativitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni proses akal budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kreativitas adalah sesuatu yang bisa menghasilkan penemuan- penemuan baru (dan biasanya bernilai secara ekonomis) sering disebut sebagai inovasi.
c. Tujuan pembelajaran 4C
Tujuan pembelajaran 4C adalah meningkatkan standar kompetensi lulusan, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan implementasi 4C dalam pembelajaran adalah menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas sehingga mampu bersaing dalam persaingan global (Tilaar 1998:14).
Tujuan implementasi 4C dijelaskan Dit. PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu mempersiapkan peserta didik dengan karakter dan tuntutan abad 21. Tujuan implementasi 4C adalah pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas,mandiri, dan berkemauan tinggi sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa (Darmadi 2019:105).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan tujuan implementasi 4C dalam pembelajaran adalah meningkatkan kompetensi lulusan yang berkarakter untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
d. Karakteristik Pembelajaran 4C
Karakteristik pembelajaran yang mengimplementasikan 4C adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Perubahan
paradigma pembelajaran dari pola lama yaitu guru memberi tahu peserta didik, berubah menjadi peserta didik aktif mencari tahu, dan guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Karakteristik pembelajaran yang mengimplementasikan 4C adalah guru harus mampu mengarahkan peserta didik untuk mampu melatih bakat, minat,dan kemampuan dalam rangka pengembangan karir, karir dalam jenjang pendidikan selanjutnya atau karir dalam kehidupan bermasyarakat (Dit. PSMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2017). Karakteristik pembelajaran berbasis keterampilan 4C dapat dicapai apabila guru mampu mensinergikan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dan meciptakan kondisi dan suasana belajar yang nyaman dan kondusif.
Jadi, disimpulkan karakteristik pembelajaran yang menerapkan keterampilan 4C yaitu pembelajaran berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik diberikan kesempatan untuk pengembangan bakat, minat, kreativitas dan inovasi.
e. Faktor Pendukung 4C
Faktor pendukung 4C adalah internet (laptop/computer), alat tulis, permainan yang mengedukasi, tes dan kuis, pola pikir yang sehat dan positif, guru yang baik, biaya pendidikan, orang tua yang memantau pelajaran, sumber belajar dan perpustakaan (Daryanto 2017:14).
Jaringan internet yang juga meliputi komputer yang membantu peserta didik mengakes referensi dari internet. Alat tulis meliputi buku tulis, bolpen, spidol, dan lain-lain. Permainan edukasi biasanya dilakukan guru sebelum memulai pelajaran. Tes dan kuis dilaksanakan sebelum (pre-test) pelajaran guna mengukur kesiapan peserta didik dalam menerima pelajaran dan setelah (post-test) guna mengevaluasi peserta didik dalam menerima pelajaran.
Pola pikir yang sehat dan positif dibutuhkan karena dalam proses pembelajaran apabila pola pikir baik guru atau peserta didik terganggu akan menggangu proses pembelajaran. Guru yang baik hendaknya memperhatikan kemampuan, bakat dan minat peserta didik, guna menyiapkan output yang berkualitas. Sumber belajar meliputi perpustakaan, buku-buku pelajaran,dan literatur yang berhubungan dengan pelajaran guna menambah referensi dalam proses pembelajaran.
f. Strategi Meningkatkan Kemampuan 4C
Kompetensi Critical Thinking guru dalam kegiatan diskusi di kelas berperan sebagai pembimbing yakni memberikan motivasi dan bimbingan belajar supaya aktivitas diskusi siswa menjadi efektif.
Kompetensi critical thinking dapat dikembangkan melalui pembelajaran. Seluruh siswa di sekolah Indonesia harus dibiasakan menggunakan metode diskusi dalam setiap pembelajaran di kelas.
Kegiatan diskusi biasa dilakukan karena dianggap dapat meningkatkan
kompetensi berpikir kritis siswa. Melalui diskusi, antar siswa dengan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya akan saling bertukar pendapat untuk memecahkan dan menyelesaikan permasalahan.
Kompetensi creativity, ekstrakulikuler merupakan kegiatan sekolah di luar jam mata pelajaran wajib, yang disediakan oleh pihak sekolah. Siswa/siswi diberikan kesempatan memilih sendiri jenis ekstrakulikuler yang sesuai dengan masing masing bakat dan minatnya. Kebebasan memilih tersebut bertujuan supaya siswa dapat mengembangkan kemampuan melalui kegiatan ekstrakulikuler yang diikuti di sekolah. Adapun jenis kegiatannya pihak sekolah menyediakan dalam berbagai jenis bidang (Anggraini, Yuliasma, &
Iriani, 2018). Adapun kegiatannya bisa berupa budaya, sastra, dan bidanglainnya.
Kompetensi Communication, program-program yang dapat dikaitkan untuk peningkatan kompetensi communication salah satunya adalah grup media sosial antara guru dan orang tua. Dalam sistem program ini, orang tua sangat antusias memantau proses pembelajaran peserta didik. Selain program grup media sosial masih banyak lagi program-program lain yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik. Mulai dari program kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakulikuler. Kompetensi Collaborative. Pembangunan portal Rumah Belajar dirancang dengan sejumlah kelebihan yaitu pertama, menyediakan fasilitas belajar baik bagi siswa maupun bagi guru.
Kedua, memiliki berbagai media pembelajaran multimedia berupa:
teks, grafis, foto, video, audio, dan animasi. Ketiga, menyediakan kumpulan soal yang lengkap baik untuk latihan maupun try out ujian.
Keempat, guru dapat memodifikasi dan mereproduksi rancangan pembelajaran dan materi pembelajaran. Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran (Andi Paida, 2018).
Kelima, siswa dapat mengembangkan jaringan komunikasi dan kreatif (Hakim, 2016; Warsita, 2019). Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan ( Andi Paida, 2018).
g. Teknik pembelajaran keterampilan 4C yang digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran abad 21 yaitu meliputi:
1. Pembelajaran berpusat pada peserta 2. Multi interaksi dalam proses pendidikan 3. Lingkungan belajar yang lebih luas
4. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran 5. Apa yang dipelajari kontekstual dengan anak 6. Pembelajaran berbasis tim
7. Objek yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan anak
8. Semua indra anak didayagunakan dalam proses belajar 9. Menggunakan multimedia (khususnya ICT)
10. Hubungan guru dengan siswa adalah kerjasama untuk belajar bersama
11. Peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan individual, sehingga layanan pembelajaran lebih individual juga
12. Multi disiplin
13. Mengembangkan pemikiran kreatif dan kritis 14. Guru dan siswa sama sama saling belajar h. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran 4C
a) Kelebihan Pembelajaran 4C:
1. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di sekolah.
2. Adanya penilaian dari semua aspek. Penentuan nilai bagi siswa bukan hanya didapat dari nilai ujian saja tetapi juga didapat dari nilai kesopanan, religi, praktek, sikap dan lain-lain.
3. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah diintegrasikan ke dalam semua program studi.
4. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
5. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
6. Banyak kompetensi yang dibutuhkan sesuai perkembangan seperti pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan.
7. Standar penilaian mengarahkan kepada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap, ketrampilan dan pengetahuan secara proporsional.
8. Meningkatkan motivasi mengajar dengan meningkatkan kompetensi profesi, pedagogi, sosial dan personal.
9. Ada rambu-rambu yang jelas bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (buku induk)
10. Guru berperan sebagai fasilitator
11. Diharapkan kreatifitas guru akan semakin meningkat
12. Efisiensi dalam manajemen sekolah contohnya dalam pengadaan buku, dimana buku sudah disiapkan dari pusat 13. Pembelajaran berpusat pada siswa dan kontekstual dengan
metode pembelajaran yang lebih bervariasi
14. Penilaian meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik sesuai proporsi
b) Kekurangan Pembelajaran 4C
1. Guru banyak salah kaprah, karena beranggapan dengan kurikulum 2013 guru tidak perlu menjelaskan materi kepada siswa di kelas, padahal banyak mata pelajaran yang harus tetap ada penjelasan dari guru.
2. Banyak sekali guru-guru yang belum siap secara mental dengan pembelajaran 4c ini, karena pembelajaran ini menuntut guru lebih kreatif, pada kenyataannya sangat sedikit para guru yang seperti itu, sehingga membutuhkan waktu yang panjang agar bisa membuka cakrawala berfikir guru, dan salah satunya dengan pelatihan-pelatihan dan pendidikan agar merubah paradigm guru sebagai pemberi materi menjadi guru yang dapat memotivasi siswa agar kreatif.
3. Kurangnya ketrampilan guru merancang RPP
4. Tugas menganalisis SKL, KI, KD buku siswa dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh guru, dan banyaknya guru yang hanya menjadi plagiat dalam kasus ini.
5. Tidak pernahnya guru dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013, karena pemerintah cenderung melihat guru dan siswa mempunyai kapasitas yang sama.
6. Beban belajar siswa dan guru terlalu berat, sehingga waktu belajar di sekolah terlalu lama.
7. Penguasaan teknologi dan informasi untuk pembelajaran masih terbatas.
c) Langkah-Langkah Pembelajaran 4C
a) Melakukan pengamatan terhadap suatu fenomena untuk menemukan masalah. Pada langkah ini peserta didik mengamati fenomena dengan panca indera (mendengarkan,
melihat, membau, meraba, mengecap) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah atau gap of knowledge/skill) sesuai karakteristik mata pelajaran dan kompetensi yang dipelajari.
b) Merumuskan pertanyaan. Peserta didik merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah (gap of knowledge and/or skill) yang diperoleh dari pengamatan.
c) Mencoba/mengumpulkan data/informasi dengan berbagai teknik. Peserta didik mengumpulkan informasi/data dengan satu atau lebih teknik yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survei, dan membaca dokumen- dokumen.
d) Mengasosiasi/menganalisis data atau informasi untuk menarik kesimpulan. Dalam tahap ini peserta didik menggunakan informasi/data yang sudah dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan dan menarik kesimpulan. Jawaban terhadap pertanyaan atau kesimpulan tersebut merupakan pengetahuan dan/atau keterampilan baru yang diperoleh oleh peserta didik.
e) Mengkomunikasikan kesimpulan. Peserta didik menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan) secara lisan dan/atau tertulis.
f) Mencipta. Peserta didik menciptakan dan/atau menginovasi produk, model, gagasan, dsb. dengan pengetahuan dan/atau keterampilan yang telah diperoleh. Mencipta merupakan kegiatan penerapan pengetahuan dan/atau keterampilan yang diperoleh yang hasilnya berwujud (misalnya produk dan karya) maupun yang tidak berwujud (seperti gagasan atau ide).
i. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian pembelajaran bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah.Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Akhadiah dkk. (1991).
Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah.
b. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan tujuan berbahasa dan pengalaman
siswa. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.
Selain itu, tujuan umum pembelajaran sebuah Bahasa adalah memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut.
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dengan pembelajaran bahasa Indonesia agar siswa diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta dapat
berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulis sesuai dengan etika yang berlaku.
b. Siswa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
c. Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta dapat menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
d. Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
e. Siswa dapat membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Siswa diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia serta menghargai dan bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual Indonesia.
C. Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah hingga saat ini untuk menggantikan Kurikulum 2006 yang
sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun.
Pada kurikulum 2013 diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif.
Pembelajaran Abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.
Pembelajaran berbasis 4C merupakan model pembelajaran abad 21 yang terdiri dari critical thinking, creativity, communication, dan collaboration.
Guru harus menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan suatu konsep ilmu diberbagai aspek bidang studi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah menengah atas.
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dengan baik dan benar. Pengimplementasian pembelajaran 4C perlu diterapkan agar membentuk karakter dan mengembangkan kemampuan sejalan dengan tuntutan abad 21. Keterampilan 4C adalah keterampilan yang tidak diperoleh dari hasil genetik, sehingga diperlukan pembiasaan dalam melatih keterampilan 4C pada pembelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, hasil penelitian ini akan mendeskripsikan implementasi pembelajaran 4C oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru.
Pembelajaran abad 21
Proses belajar mengajar
Implementasi 4c ( critical, communication, collaboration and
creativity) Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Temuan Analisis Kurikulum 2013
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif mengenai implementasi 4c dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan kendala guru dalam pengimplementasian pembelajaran 4C di SMPN 10 Barru. Menurut Sugiyono (2016:9) metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau kejadian.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena bertujuan untuk mendeskripsikan data dalam bentuk kalimat secara rinci mengenai implementasi pembelajaran 4c oleh guru bahasa Indonesia dan kendala pengimplementasian 4C di SMPN 10 Barru.
B. Data dan Sumber Data
Data merupakan suatu kumpulan yang terdiri dari fakta-fakta untuk memberikan gambaran yang luas terkait dengan suatu keadaan. Seseorang yang akan mengambil sebuah kebijakan atau keputusan umumnya akan menggunakan data sebagai bahan pertimbangan. Melalui data seseorang dapat menganalisis, menggambarkan, atau menjelaskan suatu keadaan.
Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk verbal (lisan/kata) bukan dalam bentuk angka. (Noeng Muhadjir, 1996). Data dalam penelitian ini yaitu penerapan pembelajaran 4C oleh guru bahasa Indonesia dan kendala dalam penerapan 4C diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Sumber data diperoleh dari guru bahasa Indonesia SMPN 10 Barru.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengamatan secara langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia. Wawancara tersebut dilakukan dengan guru bahasa Indonesia. Wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia guna memperoleh data penerapan 4C dan data mengenai kendala pengimplementasian pembelajaran 4C di SMPN 10 Barru.
D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis mengarah pada implementasi 4C oleh guru bahasa Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data Miles and Huberman. Analisis data model Miles and
Huberman terdiri dari data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Sugiyono 2018:295).
Data reduction atau mereduksi data dalam penelitian ini yaitu memilih data dan memfokuskan data pada hal-hal yang penting. Data penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap guru bahasa Indonesia mengenai implementasi 4C, kemudian data tersebut dipilah untuk memfokuskan data tersebut pada hal-hal yang penting.
Data display atau penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk deskripsi pengimplementasian 4C dan kendala guru bahasa Indonesia dalam pengimplementasian pembelajaran 4C di SMPN 10 Barru.
Conclusion drawing/verification atau penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan temuan baru dari implementasi 4C oleh guru bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru.
Penarikan kesimpulan didasarkan pada temuan baru atau kondisi di lapangan, yang berhubungan dengan implementasi pembelajaran 4C dan kendala guru bahasa Indonesia dalam pengimplementasian 4C di SMPN 10 Barru.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari pedoman observasi dan wawancara. Pedoman observasi guna memperoleh data implementasi 4C oleh guru bahasa Indonesia dan wawancara guna memperoleh data kendala implementasi pembelajaran 4C di SMPN 10 Barru.
No Aspek yang Diamati Pertemuan .. Pertemuan ..
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving)
1. Guru menunutut siswa mampu memiliki sikap kritis dalam melihat kondisi disekitar.
2. Guru menunutut siswa mampu memiliki sikap peka/respek terhadap kondisi disekitar.
3. Guru menunutut siswa mampu memiliki karakter mandiri dalam menyelesaikan sebuah permasalahan disekitar
4. Guru menunutut siswa mampu memiliki karakter percayadiri dan optimis dalam menyikapi kondisi disekitar.
5. Guru menunutut siswa mampu menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran atau alasan
6. Guru menunutut siswa mampu
melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dalam mengolah data dan menggunakan argumen.
✓ ✓ ✓ ✓
7. Guru menunutut siswa mampu menguji hasil dan membangun
✓ ✓ ✓ ✓
Tabel 3.1 Pedoman Instrumen Observasi
Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Observasi
No Aspek yang Diamati Pertemuan .. Pertemuan ..
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 Komunikasi (Communication)
1. Guru menunut siswa memiliki sikap untuk dapat mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
2. Guru menunutut siswa memiliki sikap percaya diri dalam berkomunikasi dan mengutarakan ide gagasan yang dimiliki.
3. Guru menunutut siswa memiliki sikap jujur dan tanggungjawab atas ide atau gagasan yang telah dikemukakan.
4. Guru menunutut siswa mampu
mengutarakan ide-ide atau gagasan yang dimiliki di depan umum.
5. Guru menunutut siswa mampu
menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang sesuai konten dengan lawan bicara atau yang diajak berkomunikasi.
6. Guru menunutut siswa mampu
berkomunikasi menggunakan alur pikir yang logis dan terstruktur.
✓ ✓ ✓ ✓
7. Guru menunutut siswa mampu
berkomunikasi tidak terbatas hanya pada satu bahasa,tetapi dengan multi-bahasa.
✓ ✓ ✓ ✓
Tabel 3.3 Pedoman Instrumen Observasi
No Aspek yang Diamati Pertemuan .. Pertemuan ..
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 Kerjasama (Collaboration)
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memiliki kemampuan dalam kerjasama atau mengkoordinir anggota kelompok.
2. Guru menunutut siswa mampu beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab sertabekerja secara produktif dengan orang lain.
3. Guru menunutut siswa mampu memiliki rasa empati dan menghormati perspektif berbeda orang lain dalam bekerja secara berkelompok.
4. Guru menunutut siswa mampu
berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Guru menunutut siswa mampu melakukan prinsip-prinsip kerjasama dalam kegiatan berkelompok.
6. Guru menunutut siswa mampu
mengaplikatifkan konsep kerjasama dalam kegiatan berkelompok.
✓ ✓ ✓ ✓
7. Guru menuntut siswa mampu melakukan kerjasama antar kelompok
✓ ✓ ✓ ✓
Tabel 3.4 Pedoman Instrumen Observasi
No Aspek yang Diamati Pertemuan .. Pertemuan ..
Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 Kreatif (Creativity)
1. Guru menunutut siswa mampu bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
2. Guru menunutut siswa mampu mempuyai sikap percaya diri dalam menyampaikan ide gagasan baru kepada orang lain.
3. Guru menunutut siswa mampu
mempunyai sikap tanggungjawan atas ide gagasan baru yang
disampaikan kepada orang lain.
4. Guru menunutut siswa mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal.
5. Guru menunutut siswa mampu memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru secara lisan atau tulisan.
6. Guru menunutut siswa mampu menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi baru dan berbeda, baik dalam mata pelajaran terkait, antar mata pelajaran, maupun dalam persoalan kontekstual.
✓ ✓ ✓ ✓
7. Guru menunutut siswa mampu
menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran.
✓ ✓ ✓ ✓
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Instrumen
Penelitian
Sumber Data Indikator
Pedoman wawancara
Guru Bahasa Indonesia
1. Pengalaman guru tentang pengimplementasian critical thingking, creative, collaboration, dan communication.
2. Fasilitas sekolah yang
mendukung implementasi 4C.
3. Permainan edukasi, tes atau kuis yang menunjang
pengimplementasian 4c 4. Faktor penghambat
pengimplementasian 4c
5. Harapan guru dalam implementasi pembelajaran 4c
Tabel 3.6 Instrumen wawancara guru
No Pertanyaan Keterangan Komentar
Ya Tidak 1 Apakah di sekolah ini
menerapkan kurikulum 2013?
2 Apakah dengan adanya kurikulum 2013 mampu meningkatkan kegiatan belajar mengajar?
3 Apakah ibu/bapak mampu melaksanakan kirikulum 2013 ini?
4 Apakah ada persiapan yang di lakukan sebelum kurikulum ini di terapkan?
5 Apakah bapak/ibu mengetahui tentang pembelajaran 4c?
6 Apakah bapak/ibu sering menerapkan permainan edukasi kuis atau tes?
7 Apakah ada kendala dalam implementasi 4c ?
8 Apakah sarana dan prasarana mendukung dalam
pengimplementasian 4c?
9 Apakah ada harapan Ibu/bapak dalam implementasi 4c?
43 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Pembelajaran 4C adalah proses pembelajaran yang mengimplementasikan keterampilan 4C yang disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan standar kompetensi lulusan yang dilaksanakan dalam pendidikan formal atau nonformal (Jonaeidy 2019:140). Pembelajaran 4C adalah pembelajaran yang dirancang, disusun, dan mengimplementasikan keterampilan 4C proses pembelajaran dengan tujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik, meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, dan kreatifitas peserta didik (Daryanto & Karim 2017:12).
Data yang disajikan pada bab ini berupa data hasil observasi, data hasil wawncara dengan guru bahasa Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian yang dilaksanakan sebanyak delapan kali observasi, melibatkan tiga guru bahasa Indonesia untuk mendapatkan data wawancara.
Pada bagian in akan dibahas beberapa hal meliputi hasil implementasi pembelajaran 4c oleh guru bahasa Indonesia dan kendala dalam implementasi 4c yang dialami oleh guru Bahasa Indonesia di UPTD SMPN 10 Barru.
Penjelasan lebih lanjut tentang hasil penelitian akan disajikan meliputi implementasi critical thinking, creative, communication, dan collaboration.
1. Hasil Observasi
a. Observasi Pertama dan Kedua
Observasi pertama dan kedua ini dilakukan untuk mengamati aktivitas guru bahasa Indonesia dalam pengimplementasian pembelajaran 4C pada kemampuan berpikir kritis (critical thinking). Untuk melihat pengimplementasian pada kemampuan critical ini dapat dilihat dari tabel berikut:
No Aspek yang Diamati Pertemuan 1 Pertemuan 2 Skor
1 2 3 4 1 2 3 4 Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and Problem Solving)
1. Guru menunutut siswa mampu memiliki sikap kritis
✓ ✓
2. Guru menunutut siswa mampu memiliki sikap peka terhadap kondisi disekitar.
✓ ✓
3. Guru menunutut siswa mampu memiliki karakter mandiri dalam menyelesaikan permasalahan
✓ ✓
4. Guru menunutut siswa mampu memiliki karakter percaya diri dan optimis .
✓ ✓ 5. Guru menunutut siswa mampu
menggunakan berbagai tipe penalaran atau alasan
✓ ✓
6. Guru menunutut siswa mampu
melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dan
menggunakan argumen.
✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
7. Guru menunutut siswa mampu menguji hasil dan membangun
✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Skor Akhir 27 22
Tabel 4.1 Instrumen Penilaian Observasi
Keterangan:
Nilai 1= Kurang sekali, 2+Kurang, 3=Baik, 4= Baik sekali Skor penilaian:
Sangat baik= 3.50 - 4.00, Baik= 3.00 – 3.49, Cukup= 2.50- 2.99, Kurang= 2.00-2,49 Skor Akhir Pertemuan 1 = ∑ skor (1+2+3+4) = 27 = 3,85 (Sangat baik)
7 7
Skor Akhir Pertemuan 2 = ∑ skor (1+2+3+4) = 22 = 3,14 (Baik) 7 7
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa observasi pertama, keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN 10 Barru sudah dilaksanakan guru dengan kategori sangat baik.
Seperti yang terlihat pada saat proses belajar mengajar yaitu peserta didik mengidentifikasi masalah. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar melakukan pengamatan terkait materi pelajaran, kemudian peserta didik diberikan kesempatan bertanya sebanyak-banyaknya mengenai materi pelajaran tersebut. Hal tersebut terlihat dalam pembelajaran dengan KD mengidentifikasi informasi teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan didengar.
Guru memberikan problem statemen dan mengajukan pertanyaan tentang materi fungsi teks diskusi. Mereka tidak memahami tentang apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati untuk mendapatkan informasi tambahan dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.
Hasil penilaian pengamatan berdasarkan observasi kedua dilakukan pada tanggal 23 Februari 2022 di kelas IX. 3 sudah terlaksana dengan kategori baik. Terlihat pada saat memasuki jam ke 3 guru melakukan verifikasi atau pembuktian data berdasarkan pertayaan yang sudah diberikan sebelumnya. Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi fungsi teks diskusi dengan cara peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.
b. Observasi Ketiga dan Keempat
Observasi ketiga dan keempat ini dilakukan untuk mengamati aktivitas guru bahasa Indonesia dalam pengimplementasian pembelajaran 4C pada kemampuan berkomunikasi (communication). Untuk melihat pengimplementasian pada kemampuan communication ini dapat dilihat dari tabel berikut:
No Aspek yang Diamati Pertemuan 3 Pertemuan 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Komunikasi (Communication)
1. Guru menunut siswa memiliki sikap untuk dapat menghargai pendapat orang lain.
✓ ✓
2. Guru menunutut siswa memiliki percaya diri dalam berkomunikasi dan mengutarakan ide gagasan yang dimiliki.
✓ ✓
3. Guru menunutut siswa memiliki sikap bertanggungjawab atas ide atau gagasan yang telah
dikemukakan.
✓ ✓
4. Guru menunutut siswa mampu mengutarakan gagasan yang dimiliki di depan umum.
✓ ✓
5. Guru menunutut siswa mampu menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang sesuai konten dengan lawan bicara
✓ ✓
6. Guru menunutut siswa mampu berkomunikasi menggunakan alur pikir yang logis dan terstruktur.
✓ ✓
7. Guru menunutut siswa mampu berkomunikasi dengan multi-bahasa.
✓ ✓ Tabel 3.2 Instrumen Penilaian Observasi