• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Desa Pasar Melintang Tahun 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Desa Pasar Melintang Tahun 2021"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Kognitif Pada Lansia Di Desa Pasar

Melintang Tahun 2021

Rani Fransiska Sigiro1

, M

aryaningsih2

,

Roni Gunawan3 (1Mahasiswa S1 Fisioterapi, Stikes Siti Hajar, Medan, Indonesia

2S1 Fisioterapi, Stikes Siti Hajar, Medan, Indonesia 3S1 Institut Kesehatan Helvetia , Medan, Indonesia

*Email: ranisilalahi257@gmail.com Abstrak

Latar belakang: Fungsi kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mwngolah, menyimpan, dan menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik terdiri dari unsur memperhatikahn (atensi), mengingat (memori), berkomunikasi (bahasa), bergerak (motoric) dan merencanakan atau melaksanakan keputusan (eksekutif) sehingga memegang peranan penting. Faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi kognitif pada lansia diantaranya usia, jenis kelamin, pendidikan, hereditas, lingkungan dan penyakit penyerta khususnya yang merusakan system saraf. Tujuan:

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi kogniti pada lansia di desa pasar melintang. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan korelasional dengan teknik pengambilan sampel Cluster Random Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun keatas yang berjumlah 85 orang dengan sampel 31 orang. Berdasarkan uji Chi- square usia diperoleh nilai p 0,005 (p<0,05). Maka didapatkan ada hubungan usia dengan gangguan fungsi kognitif, jenis kelamin nilai p 0,390 (p>0,05). Maka didapatkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan gangguan fungsi kognitif, pendidikan diperoleh nilai p 0,000 (p<0,05). Maka didapatkan ada hubungan pendidikan dengan gangguan fungsi kognitif, hipertensi diperoleh nilai p 0,002 (p<0,05). Maka didapatkan ada hubungan hipertensi dengan gangguan fungsi kognitif, aktivitas olahraga diperoleh nilai p 0,015 (p<0,05). Maka ada hubungan aktivitas olahraga dengan gangguan fungsi kognitif. Pengambilan data dengan menggunakan kuesoioner Mini Mental States Eximanition (MMSE).

Kata Kunci: Fungsi kognitif, Lansia

PENDAHULUAN

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua (Azizah, 2011).

Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Pujiastuti, 2003 dikutip dalam Effendi, 2013). Lansia merupakan seorang pria atau wanita yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Undang-Undang No. 13 tahun 1998).

Masalah Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2015 mengkategorisasikan lansia dengan batasan – batasan yang meliputi: usia pertengahan (middle age) antara usia 45 tahun sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) antara usia 60 tahun sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yakni usia 90 tahun keatas. Menurut Undang –Undang Republik Indonesia No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut usia, yang dimaksud dengan Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Rentang usia lansia adalah Pra lansia

(2)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

(45 –59 tahun), Lansia 60 –69 tahun), Lansia risti (>70 tahun/ 60 tahun dengan masalah kesehatan)

Berdasarkan data United Nation Department of Economic and Social Affairs Menyatakan bahwa jumlah penduduk lansia pada tahun 2015 adalah sebesar 12,3% dari total populasi dunia, dan diprediksikan tahun 2020 sebesar 13,5%, tahun 2025 sebesar 14,9%, dan pada tahun 2030 sebesar 16,4%. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2015 –2030 jumlah lansia yang ada di dunia mengalami peningkatan di setiap tahunnya. (Kementerian Kesehatan RI, 2017)

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia), selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (9,77 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia). Pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia mencapai 28.822.879 jiwa (11,34 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia) (Badan Pusat Statisik Indonesia, 2012). Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada urutan ketiga dari negara-negara Asia dengan jumlah lansia terbesar setelah Cina dan India (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Menurut Badan Pusat Statistik (2019) proporsi lansia di Sumatera Utara telah mencapai 7,58 persen dari keseluruhan penduduk pada tahun 2018. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama setahun terakhir ini di Sumatera Utara proporsi lansia bertambah secara nyata yaitu meningkat dari 7,25 persen pada tahun 2017 menjadi 7,58 persen pada tahun 2018 atau meningkat 0,33 persen. Sedangkan sampai sekarang ini prevalensi penurunan kognitif pada lansia menurut World Health Organization (WHO) data laporan Depkes 2014. menyebutkan bahwa gangguan fungsi kognitif pada lansia meningkat secara global dan diperkirakan lebih banyak terjadi di negara berkembang dengan persentase 45% dari jumlah keseluruhan dari lansia yang ada di dunia ,semua diakibatkan lansia yang kurang melakukan aktivitas di hari tuanya yang sehingga menimbulkan berbagai penyakit yang akan dialami di masa tua pada lansia (Kemenkes, 2015). Hasil Penelitian Sulaiman (2018) dikatakan ada hubungan antara pengaruh postur tubuh terhadap keseimbangan statis lansia, dan kifosis pada lansia lebih tidak seimbang statis. Lansia perlu menjaga kesehatannya untuk menjaga keseimbangan tubuh. dan dua puluh dua koma enam kali lebih besar dengan mata tertutup pada postur normal.

Berdasarkan hasil survei awal yang saya lakukan di desa pasar melintang terbagi menjadi 3 dusun. Dusun I jumlah lansia adalah 31 orang, dusun II jumlah lansia adalah 25 orang, dan dusun III jumlah lansia adalah 29 orang. Berdasarkan batas usia lanjut usia menurut WHO, di desa pasar melintang terdapat usia pra lansia (middle age) umur 45-59 tahun adalah 225 orang, usia lanjut (elderly) umur 60-74 tahun adalah 78 orang, usia tua (old) umur 75-90

(3)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

tahun adalah 7 orang dan usia sangat tua (very old) umur > 90 adalah tidak ada. Jumlah keseluruhan lansia di desa Pasar Melintang kecamatan Lubuk Pakam kabupaten Deli Serdang adalah 85 orang lansia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melalkukan penelitian tentang fungsi kognitif pada lansia di Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Tahun 2021. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada lansia di desa pasar melintang kecamatan lubuk pakam.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penilitian ini merupakan penelitian observasional analitik. dengan desaign penelitian Cross Sectional, dimana Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan cross sectional. Sebagaimana penjelasan mengenai penelitian survei yang dikatakan oleh Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi bahwa

“Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berusia 60-73 tahun (sesuai batas usia elderly menurut WHO) yang berjumlah 85 orang yang tinggal di Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia di dusun I desa pasar melintang kecamatan lubuk pakam pada tahun 2021. Jumlah sampel yang di dapat berjumlah 31 orang.

Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Cluster Random Sampling merupakan teknik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti sangat luas, misalnya penduduk suatu Negara, provinsi atau kabupaten (Sugiyoni, 2012).

Untuk menentukan lansia mana yang akan di jadikan sampel, pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas sampai ke wilayah yang terkecil. Teknik sampling ini digunakan melalui 2 tahap yaitu, tahap pertama adalah menetukan dusun dan tahap kedua menentukan lansia yang ada pada dusun tersebut. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling di dapatkan jumlah sampel untuk dusun yang memiliki jumlah lansia terbanyak di desa pasar melintang kecamatan lubuk pakam.. Variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, riwayat penyakit hipertensi dan aktivitas berolahraga. Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah fungsi kognitif pada lansia. Penelitian ini dilakukan di Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam. Adapun alasan peneliti

(4)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

mengambil lokasi tersebut karena belum pernah sebelumnya dilakukan penelitian tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif pada lansia di Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Waktu penelitian dimulai dari bulan September – Oktober 2021.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menyajikan data hasil penelitian mengenai kategori usia, jenis kelamin, pendidikan, hipertensi, dan aktivitas olahraga pada lansia di dusun I desa pasar melintang yang berjumlah 31 orang lansia. Hasil penelitian dari pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel yang dilakukan untuk mendeskripsikan masing-masing variable dengan menggunakan distrubusi frekuensi dengan ukuran presentase.

Tabel 1 Distribusi frekuensi lansia berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penyakit hipertensi, dan olahraga

Variabel Karakteristik Frekuensi Presentase

Usia 60-64 19 61,2%

65-69 10 32,3%

70-74 2 6,5%

Total 31 100%

Jenis kelamin Laki-laki 11 35,5%

Perempuan 20 64,5%

Total 31 100%

Pendikan SD 4 12,9%

SMP 14 45,1%

SMA 10 32,3%

Diploma/ Sarjana 3 9,7%

Total 31 100%

Hipertensi Ya 14 45,1%

Tidak 17 54,9%

Total 31 100%

Aktivitas olahraga Olahraga 11 35,5%

Tidak olahraga 20 64,5%

Total 31 100%

(5)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

Dari tabel dapat diketahui bahwa berdasarkan usia lansia 61,2 % berusia 60-64 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin lansia, 64,5% berjensi kelamin perempuan. Berdasarkan tingkat pendidikan, 45,1% lansia berpendidikan SMP. Berdasarkan penyakit hipertensi pada lansia, 54,9% tidak menderita penyakit hipertensi. Berdasarkan kebiasaan olahraga, 64,5% lansia mengaku tidak berolahraga.

Tabel 2 Distribusi frekuensi fungsi kognitif lansia berusia ≥ 60tahun di Desa Pasar Melintang

Keadaan fungsi kognitif Frekuensi Prentase

Fungsi kognitif normal 11 35,5%

Fungsi kognitif terganggu 20 64,5%

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa lansia berusia di atas 60 tahun di desa pasar melintang yang mengalami gangguan fungsi kognitif (64,5%) lebih banyak dibandingkan lansia yang memiliki fungsi kognitif normal (35,5%).

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Usia .693 31 .000

Jenis Kelamin .607 31 .000

Pendidikan .878 31 .002

Hipertensi .635 31 .000

Aktivitas Olahraga .607 31 .000

Hasil uji normalitas diatas diketahui bahwa nilai signifikan pada usia 0,000, jenis kelamin 0.000, pendidikan 0,000, hipertensi 0,000, aktivitas olahraga 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut hasilnya berdistribusi tidak normal

1. Uji Hipotesa

Uji hipotesan dilakukan untuk menganalisis hubungan faktor dengan gangguan fungsi kognitif. Berdasarkan uji normalitas data berdistribusi tidak normal sehingga dalam penelitian menggunakan uji chi-square. Jika nilai Sig (2-tailed) < 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor dengan gangguan fungsi kognitif, apabila nilai Sig (2- tailed)>0,05 maka tidak terdapat hubungan antara faktor-faktor dengan gangguan fungsi kognitif. Hasil uji chi-square dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Chi- Square test berdasarkan Usia

(6)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.768a 2 .005

Likelihood Ratio 14.460 2 .001

Linear-by-Linear

Association 8.934 1 .003

N of Valid Cases 31

Dari hasil uji chi-square didapatkan hasil nilai Sig (2-sided) 0,005 nilai tersebut diketahui lebih kecil dari 0,05, maka didapati hasil ada hubungan antara usia dengan gangguan fungsi kognitif

Tabel 5. Chi- Square test berdasarkan Jenis kelamin

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square .740a 1 .390

Continuity Correctionb .219 1 .640

Likelihood Ratio .731 1 .392

Fisher's Exact Test .452 .317

Linear-by-Linear

Association .717 1 .397

N of Valid Cases 31

Dari hasil uji- square didapatkan hasil nilai Sig (2-sided) 0,390 nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka didapati hasil tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan fungsi kognitif

Tabel 6. Chi- Square berdasarkan pendidikan

Value Df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 24.011a 3 .000

Likelihood Ratio 30.316 3 .000

Linear-by-Linear

Association 18.658 1 .000

N of Valid Cases 31

Dari hasil uji chi-square didapatkan hasil nilai Sig (2-sided) 0,000 nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka didapati hasil ada hubungan antara pendidikan dengan gangguan fungsi kognitif.

Tabel 7. Chi- Square berdasarkan Hipertensi

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 9.251a 1 .002

Continuity Correctionb 7.099 1 .008

Likelihood Ratio 9.760 1 .002

Fisher's Exact Test .007 .003

Linear-by-Linear

Association 8.952 1 .003

(7)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, p

N of Valid Cases 31

Dari hasil uji chi-square didapatkan hasil nilai Sig (2-sided) 0,002 nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka didapatkan hasil ada hubungan antara hipertensi dengan gangguan fungsi kognitif

Tabel 8. Chi- Square berdasarkan Aktivitas Olahraga

Value Df Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-

sided) Exact Sig. (1- sided)

Pearson Chi-Square 5.903a 1 .015

Continuity Correctionb 4.151 1 .042

Likelihood Ratio 5.888 1 .015

Fisher's Exact Test .023 .021

Linear-by-Linear

Association 5.712 1 .017

N of Valid Cases 31

Dari hasi uji chi-square didapatkan hasil nilai Sig (2-sided) 0,015 nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka didaptkan hasil ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan gangguan fungsi kognitif.

(8)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, page 1-9

PEMBAHASAN

Berdasarkan distribusi masa kerja dilihat dari usia responden buruh bibit bunga sebanyak, 4 orang (10%) yaitu 1. Analisis Hubungan Usia dengan Fungsi Kognitif

Berdasarkan distribus frekuensi usia responden di desa pasar melintang ditemukan usia 60-64 berjumlah 19 orang, 65-70 berjumlah 10 orang, 70-74 berjumlah 2 orang sehingga dalam penelitian ini jumlah respoden yang beusia 65-74 yang memiliki fungsi kognitif terganggu.

Penelitian yang dilakukan oleh Deharnita (2016) menunjukan bahwa responden yang berusia 60-74 tahun, menunjukkan hasil normal pada MMSE sebesar 62,1%, sedangkan 24,1 menujukkan hasil fungsi kognitif sedang pada MMSE dan sisanya skor kurang dari 16 (terganggu) pada MMSE menujukkan 13,8%. Pada usia 75-90 tahun, menunjukan hasil normal pada MMSE sebesar 29,0%, sedangkan 32,3% menunjukkan hasil fungsi kognitif sedang pada MMSE dan sisanya skor kurang dari 16 (terganggu) pada MMSE menujukkan 38,7%. Hasil uji statistic dengan uji Chi-square untuk variable usia menujukan nilai probabilitas (p) < 0,05 (p value = 0,024). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan fungsi kognitif pada usia lanjut.

2.

Analisis Hubungan Jenis Kelamin dengan Fungsi Kognitif

Berdasarkan distribusi frekuensi jenis kelamin di desa pasar melintang ditemukan laki-laki 11 orang dan perempuan 20 orang sehingga uji hipotesa tidak ada hubungan jenis kelamin terhadap gangguan fungsi kognitif pada lansia di desa pasar melintang. Penelitian yang dilakukan oleh Irfan Permana (2019) didapatkan hasil analisis data dengan menggunakan uji pearson correlation di peroleh nilai probabilitas (sig) > dari 0,800. Karena nilai probabilitas (sig) > dari alpha 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara faktor jenis kelamin dengan gangguan fungsi kognitif lansia di Puskesmas Payungsari Kec. Panumbangan Kab. Ciamis.

3.

Analisis Hubungan Pendidikan dengan Fungsi Kognitif

Berdasarkan distribusi frekuensi pendidikan di desa pasar melintang dtemukan SD berjumlah 5 orang, SMP berjumlah 12 orang, SMA berjumlah 9 orang, Diploma/ Sarjana berjumlah 3 orang sehinga hasil uji hipotesa ada hubungan pendidikan dengan gangguan fungsi kognitif.

Penelitian yang dilakukan Deharnita (2016) menujukkan bahwa reponden yang tidak sekolah 7,4 % memiliki kognitif ormal, 29,4% memiliki kognitif sedang, 68,8% memiliki terganggu. Responden yang sekolah 92,6% memiliki kognitif normal, 70,6% memiliki kognitif sedang, 31,2% memiliki kognitif terganggu. Hasil uji statistic dengan uji chi square untuk variable pendidikan menujukkan nilai probabilitas (p) < 0,05 (p value = 0,000). Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dan fungsi kognitif pada usia lanjut.

4.

Analisis Hubungan Hipertensi dengan Fungsi Kognitif

Berdasarkan distribus frekuensi hipertensi di desa pasar melintang di temukan yang Hipertensi berjumlah 17 orang dan yang tidak hipertensi 14 orang, sehinga hasil uji hipotesa ada hubungan hipertensi terhadap gangguan fungsi kognitif lansia.

Penelitian yang dilakukan Ihsan Nasution, dkk (2019) asil penelitian menunjukkan adanya hubungan olahraga, stres, dan pola makan tingkat hipertensi. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan α= 0’05 diperoleh olahraga dengan tingkat hipertensi p= 0,031< 0, 05, stres dengan tingkat hipertensi p=

0,018< 0, 05 pola makan dengan tingkat hipertensi p= 0,014< 0, 05.

(9)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, page 1-9

5.

Analisi Hubungan Aktivitas Olahraga dengan Fungsi kognitif

Berdasarkan distribusi frekuensi aktivitas olahraga didapatkan yang mengaku berolahraga sebanyak 7 orang dan yang tidak olahraga 24 orang. Sehingga hasil uji hipotesa ada hubungan aktivitas olahraga terhadap gangguan fungsi kognitif.

Penelitian yang dilakukan Rizhsky Dayamaes (2014) berdasarkan aktivitas olahraga menujukan bahwa lansia berusia ≥ 60 tahun di Pos Rosella yang mengaku berolahraga memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 72,22% dan yang memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 27,78%. Sedangkan lansia berusia ≥ 60 tahun di Posbindu Rosella yang mengaku tidak berolahraga memiliki fungsi kognitif normal sebanyak 18,52% dan memiliki fungsi kognitif terganggu sebanyak 81,48%.

Penelitian lain menyetujui bahwa olahraga merupakan faktor penting dalam meningkatkan fungsi kognitif pada lansia.

Hal yang harus diperhatikan dalam aktivitas olahraga pada lansia adalah pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani, harus sesuai dengan usia dan kondisi fisik lansia (Stones & Kozman, 1989).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif di Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakakm dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Adanya hubungan antara usia, pendidikan, hipertensi, aktivitas olahraga terhadap gangguan fungsi kognitif pada lansia di desa pasar melintang.

 Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan fungsi kognitif

REFERENCES

1. Arini, dkk. (2012). Pengaruh Senam Otak terhadap Fungsi Kognitif Lansia di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Balai Rehabilitasi Sosial Anak “Wira Adhi Karya” Ungaran: 1 - 12. [Skripsi] STIKes Ngudi Waluyo Ungaran, Semarang.

2. Anggriani. (2020). Efektivitas Latihan Range Of Motion Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Siti Hajar. Journal Of Healthcare Technology And Medicine. Vol.6(2). http://www.jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/view/974Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Proyeksi penduduk Indonesia population

3. Badan Pusat Statistik (BPS). (2019). Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Sumatera Utara 2019. Sumatera Utara: Badan Pusat Statistik.

4. Darmojo, b. (2010). Buku Ajar Geronti Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Edisi ke-4, Jakarta: FKUE.

5. Ihsan Kurniawan, Sulaiman. (2019). Hubungan Olahraga, Stress dan Pola Makan dengan Tingkat Hipertensi di Posyandu Lansia di Kelurahan Sudirejo I Kecamatan Medan Kota. Journal of Health Science and Physiotherapy. Vol.1(1).

https://jurnal.stikes-sitihajar.ac.id/index.php/jhsp/article/view/4

6. Kementerian Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

7. Maryati, Heni. dkk. (2013). Gambaran Fungsi Kognitif pada Lansia di UPT Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto.

Jurnal Metabolisme, 2(2), 1-6.

8. Maryam, dkk. (2011). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

9. Maryaningsih, M., & Sulaiman, S. (2020). Efek Terapi Punggung Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur lanjut Usia.

In PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL PENELITIAN (Vol. 3, No. 1, pp. 543-551).

10. Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta 11. Padila. (2013). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika

12. Papila, D E dan Feldman, R D. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Badan Litbangkes- Kemenkes RI.

13. Priyoto. (2015). NIC dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: Medika 14. Sugiyono. (2011). Statistika untuk Kesahatan. Bandung: Alfa Beta

15. Sulaiman, S., Anggriani, A., & Sutandra, L. (2019). Sosialisasi Pemberian Infrared dan Tens pada Lansia di Desa Sukasari,

(10)

https://journals.stimsukmamedan.ac.id/index.php/senashtek Publish online, Juli 2022, page 1-9

1. Sulaiman, Anggriani. . (2018). Efek Postur Tubuh Terhadap Keseimbangan Lanjut Usia DI Desa Suka Raya Kecamatan Pancur Batu. Jumantik (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan). Vol.3(2). http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/view/2875 2. Sulaiman, Anggriani, at al. (2018). Panduan Penyusunan Skripsi Mahasiswa S1 Fisioterapi. Penerbit: K-Media, Yogyakarta.

ISBN. 9786024511401.

3. Sulaiman. (2020). Gangguan Keseimbangan Pada Lansia. Penerbit:Kun Fayakun, Jombang, Jawa Timur. ISBN.

9786232673021

4. Yuliati. (2017). Pengaruh senam otak (brain gym) terhadap fungsi kognitif pada lansia di rt. 03 rw. 01 Kelurahan Tandes Surabaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 88-95.

Referensi

Dokumen terkait

cerita tidak sama persis dengan yang ada dalam kenyataan karena pengarang telah.. memperkaya cerita itu

Apabila dilihat pada saat ini, Paragon City Mall dan Mal Ciputra memiliki banyak tenant (bahkan bisa dibilang lengkap) termasuk tenant baju, sepatu, dll untuk

Tulis Tulis nama nama anda pada ruangan yang disediakan anda pada ruangan yang disediakan ..  Kertas soalan ini adalah da  Kertas soalan ini adalah dalam dwibahasa.  Soalan dalam

Hasil dari metode DPPH umumnya dibuat dalam bentuk IC 50 ( Inhibitor concentration 50 ), yang didefinisikan sebagai konsentrasi larutan substrat atau sempel yang

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

Sistem informasi SKPI yang telah dikembangkan dengan arsitektur Microservice tentunya telah memenuhi tahap evaluasi dengan hasil yang cukup baik terhadap prinsip-

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatakan motivasi belajar dan hasil belajar IPS siswa kelas VII

CHAPTER III : AN ANALYSIS ON OLGA’S NEED OF LOVE IN ANTON CHEKHOV’S THE DARLING 3.1 Olga’s Needs according to Maslow’s Hierarchy of Human Needs Theory