• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh merek dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian Tupperware : studi kasus pada konsumen produk Tupperware di Pedukuhan Mutihan, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh merek dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian Tupperware : studi kasus pada konsumen produk Tupperware di Pedukuhan Mutihan, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

xvi ABSTRAK

PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE

Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,

Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Rusliana Ajeng Triani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) apakah merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware, 2) apakah merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.

Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket. Teknik analis data dengan menggunakan Analisis regresi, Uji asumsi klasik dan Uji hipotesis.

(2)

xvii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND AND LIFESTYLE FORWARD THE DECISION TO BY TUPPERWARE Case Study on the consumer of Tupperware in Yogyakarta

Rusliana Ajeng Triani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of the research were to identity whether there were 1) what brand and lifestyle simultaneous forward the decision to by Tupperware, 2) what brand and lifestyle partial forward the decision to by Tupperware.

The research a case study. The samples of 100 respondents were taken by using

Purposive Sampling. Data gathering techniques are questionnaire. Technique used is

Regression Analysis, classic assuming, and hypothesis.

(3)

PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE

Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,

Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Rusliana Ajeng Triani NIM : 092214084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(4)

i

PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE

Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,

Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Rusliana Ajeng Triani NIM : 092214084

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

(5)

ranggat...0-.f..

ef

-)a 3

ranggar

l'/oz/

tz

Pembimbing II

(6)

Skripsi

PENGARUII MEREKI}AN GAYA HIDT]P TERIIADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE

Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Peduhrhan Mutihan,

Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo. Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Rusliana Ajeng Triani

NIM: 092214084

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 16 Desember 2013

Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji

Yogyakart4 31 Desember 2Al3

Ekonomi

Sanata Dharma Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A

Drs. Alex Kahu Lantum, M.S

Dr. H. Herry Maridjo, M.Si

Drs. P. Rubiyatno, M.M.

(7)

iv

Motto :

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain.

(Q.S Al-Insyirah 6-7)

Berusaha dan berdoa adalah langkah terbaik dalam mencapai suatu

keberhasilan.

Berusaha tanpa berdoa adalah kesombongan.

Berdoa tanpa berusaha adalah mustahil.

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini saya

persembahkan untuk :

Ibu dan Bapak

(8)

PER}TYATAAI{ KEASLIAN KARYA TT]LIS

Saya yang bertanda kngan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARI]H MEREK DAI\ GAYA HIDT]P

TERIIADAP KEPUTUS$I PEMBELIAN TUPPERWARE

Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutiharu

Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 16 Desember 2013 adalah karya saya.

Dengan

ini

saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan

atau pendapat atau pmikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai

tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan fulisan yang saya salrr, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkatr referensi) pada penulis aslinya.

Yogyakarta, 3 I Desember 2013

Yang membuat pernyataan,

!i

ll

r/

,,M;\,

///'

L,/

Rusliana Ajeng Triani

(9)

Yogyakarta, 31 Desember 2013

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Merek dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Tupperware”, Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware di Pedukuhan Mutihan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang talah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan

dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk itu, pada kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen Pembimbing I, yang telah

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan

serta masukan yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran

(11)

viii

4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan memberikan masukan, saran dan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. P. Rubiyanto, M.M. selaku anggota tim penguji yang telah memberikan

masukan yang sangat berguna.

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas

segala bantuan dan kerjasamanya kepada penulis selama proses perkuliahan.

8. Seluruh responden yang berada di Pedukuhan Mutihan, Desa Wates,

Kecamatan Wates, Kulon Progo, yang telah membantu penulis dengan

mengisi angket guna melengkapi dat yang penulis butuhkan.

9. Orangtua tercinta yang selalu menjadi penyemangat dan senantiasa

mendoakanku. Terimakasih atas kasih sayang, bimbingan, nasehat,

pengorbanan dan semuanya yang telah diberikan untukku.

10. Siwo yang telah memberikan nasehat, bimbingan dan dukungan yang tak

terhingga.

11. Si om yang gak pernah bosan menasihatiku, menuntunku untuk menjadi yang

(12)

12. Teman

-

teman kuliah khususnya semua teman-teman Manajemen kelas C terimakasih untuk pertemanan selama ini.

13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

ini

masih jauh dari sempuffra karena keterbatasann pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis.

Untuk

itu,

penulis mengharapkan

kritik

dan

saran untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menlusun skripsi.

Yogyakarta, 3l Desember 2013

Penulis.

n

U

N

Rusliana Ajeng Triani

(13)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Motto dan Persembahan ... iv

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis... v

Halaman Lembar Publikasi ... vi

Halaman Kata Pengantar... vii

Halaman Daftar Isi ... x

Halaman Daftar Tabel ... xiii

Halaman Daftar Gambar ... xiv

Halaman Daftar Lampiran... xv

Halaman Abstrak... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6

A. Landasan Teori... 6

B. Penelitian Sebelumnya ... 21

C. Desain Penelitian... 24

(14)

Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data.

Telorik Pengujian Instrumen

A.

Gambaran Umum Perusahaan

B.

Visi dan Misi Perusahaan Tupperware [ndonesia...

C.

Prestasi dan Penghargaan...

D.

Penjelasan Mengenai Produk...

E.

Kondisi Bisnis Perusahaan

F.

Strukhr Organisasi dan Uraian

Pekerjaan.-BAB Y ANALISIS DATA DAN

PEM*O'O'O*

A.

Uji Validitas dan Reliabilitas...

B.

Karakteristik Responden...

C.

Statistik Deskriptif.

D.

Asumsi Klasik...

1.

Uji Normalitas...
(15)

xii

3. Uji Heterokedastisitas... 75

E. Uji Hipotesis ... 77

F. Pembahasan... 81

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 86

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran... 87

C. Keterbatasan... 88

DAFTAR PUSTAKA... 89

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

III.1 Skor Pernyataan ... 32

III.2 Definisi Operasional ... 33

IV.1 Prestasi dan Penghargaan... 49

V.1 Hasil Uji Validitas... 63

V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 64

V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 66

V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Tupperware ... 67

V.6 Statistik Deskriptif ... 67

V.7 Statistik Deskriptif Merek ... 69

V.8 Statistik Deskriptif Gaya Hidup ... 70

V.9 Statistik Deskriptif Keputusan Pembelian ... 71

V.10 Uji Normalitas ... 73

V.11 Uji Multikolinearitas ... 75

V.12 Uji Heterokedastisitas ... 76

V.13 Hasil Analisis Regresi Berganda... 77

V.14 Hasil Uji F ... 78

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

II.1 Kerangka Konseptual Variabel Merek dan Gaya Hidup... 25

IV.1 Distributor Tupperware... 49

IV.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan... 57

V.1 P-P Plot ... 74

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket ... 90

Lampiran 2 : Tabulasi Data Angket ... 91

(19)

xvi ABSTRAK

PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE

Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,

Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.

Rusliana Ajeng Triani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) apakah merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware, 2) apakah merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.

Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket. Teknik analis data dengan menggunakan Analisis regresi, Uji asumsi klasik dan Uji hipotesis.

(20)

xvii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF BRAND AND LIFESTYLE FORWARD THE DECISION TO BY TUPPERWARE

Case Study on the consumer of Tupperware in Yogyakarta

Rusliana Ajeng Triani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of the research were to identity whether there were 1) what brand and lifestyle simultaneous forward the decision to by Tupperware, 2) what brand and lifestyle partial forward the decision to by Tupperware.

The research a case study. The samples of 100 respondents were taken by using

Purposive Sampling. Data gathering techniques are questionnaire. Technique used is

Regression Analysis, classic assuming, and hypothesis.

(21)

BAB

I

PENDAHT'LUAI{

Latar Belakang Masalah

Perkembangar teknologi yang semakin pesaL menimbulkan dampak

yang begitu besar dalam mempengaruhi gaya hidup berfikir

di

kalangan masyarakat. Berbagai macam pilihan alternatif untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhka4 mernbuat masyarakat lebih bijak dan leluasa dalam

menentukan pilihannya dan pada produk atau jasa yang dianggapnya lebih

bermutu dan berkualitas. Dengan demikian terjadi pula persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan yang menghasilkan produk maupun jasa (Sunyoto,2011:136).

Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat

mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai,

maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan produk yang layak kepada konsumen.

Konsumen menjadi faktor penentu atas keberhasilan atau kegagalan perusahaan didalam mendistribusikan produk. Perusahaan harus mzlmpu membaca keinginan pasar apa yang menjadi kebutuhan konsumen saat ini

maupun dimasa yang akan datang. Sangat penting bagi manajer pemasarao untuk memahami tentang perilaku konsumen.

(22)

kebutuhan dan keinginan konsumen. Upaya ke arah itu dilakukan melalui

studi atau penilitian dengan maksut mencari sejumlah informasi tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu

produk.

Masyarakat kini mulai berfikir selektif dalam membeli produk,

sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari

dari produk tersebut. Bahkan terkadang mereka tidak ragu untuk

mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk berkualitas. Ketatnya

persaingan akan membuat pemasar untuk merebut pangsa pasar. Salah satu

cara untuk merebut pangsa pasar dengan merek. Merek merupakan nama,

istilah, simbol, desain yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang

dihasilkan oleh perusahaan.

Proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian

berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Keputusan membeli pasta

gigi, sabun mandi, mobil, pakaian, dan lain-lain merupakan hal-hal yang

sangat berbeda. Pembelian barang mahal sering kali mengakibatkan lebih

banyak pertimbangan pembelian dibandingkan pembelian barang yang tidak

mahal (dapat dijangkau oleh banyak konsumen).

Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling

disukai, dalam hal lain yang menyebabkan konsumen melakukan pembelian

biasanya karena sudah pernah membeli barang dengan merek Tupperware

(23)

Mereka biasanya akan merasa bangga karena barang yang digunakan

kebanyakan memiliki merek yang sama.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Merek dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Tupperware” Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon

Progo.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian Tupperware?

2. Apakah merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap

keputusan pembelian Tupperware?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian produk Tupperware , maka penulis perlu mempersempit objek

penelitian. Merek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah nama,

istilah, tanda simbol, rancangan atau kombinasi dari semua kombinasi dari

semua yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang

atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk asing. Gaya hidup

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana seseorang

(24)

lingkungan (ketertarikan) dan apa yang mereka pikir tentang diri mereka

sendiri dan juga pendapatan mereka.

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka

peneliti menggunakan batasan masalah sebagai berikut.

1. Konsumen yang akan diteliti adalah konsumen yang pernah membeli

produk Tupperware, yang berada di pedukuhan Mutihan,Wates, Kulon

Progo.

2. Produk Tupperware yang diteliti berupa tempat minum, tempat makan,

dan toples.

3. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada merek dan gaya

hidup.

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah merek dan gaya hidup secara simultan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.

2. Untuk mengetahui apakah merek dan gaya hidup secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

(25)

1. Bagi Perusahaan Tupperware

Sumbangan pemikiran dan masukan bagi produsen Tupperware dalam

mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen dalam membeli produk Tupperware.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pertimbangan bagi

peneliti dimasa yang akan datang.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang

diperoleh penulis selama di bangku kuliah dalam bidang pemasaran dan

(26)

BAB

II

KAJIAN PUSTAKA

A

Landasan Teori

1.

Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran mencakup usaha

perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang

perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan

harga produk yang sesuai, menentukan cata-cata promosi dan penyalurann

penjualan produk tersebut (Swastha,2011:3-4). Pemasaran adalah proses

sosial dan dengan proses

itu

individu dan kelompok mendapat apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara

bebas memper[ukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain

(Kotler,2000:10).

Tujuan pemasafim adalah mengetahui dan memahami apa yang

sedang diinginkan pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu

sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan oleh pelanggan. Banyak orang

mengira bahwa pemasafim hanya sekedar penjualan atau periklanan. Nanrun,

(27)

pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama (katakan dan

jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan

pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,

mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior, menetapkan

harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produknya dengan efektif,

produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan

periklanan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar dalam

satu perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk

mempengaruhi pasar (Kotler dan Armstrong, 2001:7).

2. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan

bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan

sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (William). Dari definisi

tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki konsekuensi

mengarahkan seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan untuk

mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan.

Ada 3 unsur pokok yang digunakan sebagai dasar dalam konsep

pemasaran (Swastha,2011:6-8).

a. Orientasi pada konsumen

1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembelian yang akan dilayani

dan dipenuhi.

2) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

(28)

3) Menentukan produk dan program pemasaran.

4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, meneliti,

dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.

5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau

model yang menarik.

b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral

Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan

setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu

usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen,

sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasi. Selain itu harus terdapat

juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran

distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang

kuat dengan konsumen. Artinya, harga jual harus sesuai dengan

kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan saluran distribusi.

Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat.

c. Kepuasan konsumen

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka

panjang akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan

konsumen yang dapat dipenuhi. Ini berarti bahwa perusahaan harus

mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada

(29)

3. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen (consumer behavior) menurut James F. Engel

adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk

di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan

kegiatan-kegiatan tersebut.

Dari hasil pengertian perilaku konsumen di atas, didapat 2 elemen

penting dari arti perilaku konsumen yaitu : elemen proses pengambilan

keputusan dan juga elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut

melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan barang

dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa untuk mendapatkan

manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya

mempelajari apa yang dibeli oleh konsumen saja, tetapi juga dimana,

bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi seperti apa produk dan jasa yang

dibeli.

Dalam hal ini pemasar harus mampu memahami apa yang

dipikirkan, dirasakan, dilakukan oleh konsumen sehubungan dengan

pemenuhan keinginan dan kebutuhannya. Menurut Aminullah (2002:3)

perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu

(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologi) dan faktor

luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan

mempergunakan barang-barang yang diinginkannya adalah sebagai

(30)

a. Teori-teori perilaku konsumen

1) Teori ekonomi mikro

Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu :

a) Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan

kepuasan dalam batas-batas kemampuan finansialnya.

b) Bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa

alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya.

c) Bahwa konsumen selalu bertindak dengan rasional.

2) Teori psikologi

Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori spikologi, yaitu:

a) Teori belajar (learning teory)

Teori ini lebih menekankan pada tindakan penafsiran dan

peramalan. Pada proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor

sebagai berikut: sikap, keyakinan, dan pengalaman masa lalu.

b) Teori psikhoanalitis (psychoanalytic theoty)

Tindakan seseorang yang tidak direncanakan akan mudah

sekali menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik. Namun

tidak berarti bahwa akibat yang ditimbulkan selalu tidak baik.

Sebagai contoh dapat kita lihat pada perilaku pembelian dari

orang-orang yang tinggal di kota besar seperti, Jakarta, mereka

akan membeli sesuatu karena ingin dipandang lebih kaya oleh

(31)

c) Teori sosiologi

Teori ini lebih mengutamakan perilaku kelompok, bukan

individu. Hal ini disahkan pada kegiatan kelompok seperti

keluarga, teman dalam satu pekerjaan, perkumpulan olahraga,

dan sebagainya.

d) Teori antropologi

Pada teori ini yang lebih diutamakan adalah kelompok besar

atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas yaitu

kebudayaan (kelompok paling luas), subkultur (kebudayaan

daerah), dan kelas-kelas sosial.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Kotler (2001:144), faktor-faktor utama yang mempengaruhi

perilaku pembelian konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial,

faktor personal dan faktor psikologi seperti yang ditunjukkan gambar

berikut ini.

a. Faktor Budaya

Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan,

dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari

keluarga dan lembaga penting lainnya. Sub budaya merupakan

sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan

(32)

masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya

menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.

b. Faktor Sosial

Kelompok merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk

mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga merupakan

kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri

dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh suatu

orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi

pribadi, penghargaan pribadi dan citra. Peran dan status maksudnya

setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang

diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali membeli produk yang

menunjukkan statusnya dalam masyarakat.

c. Faktor Pribadi

Umur dan tahap daur hidup Orang membeli barang dan jasa

yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan,

pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur.

Membeli juga dipengaruhi oleh tahap daur hidup keluarga,

tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan

kedewasaannnya.

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya. Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian

untuk bekerja, sedangkan pekerjaan kantor membeli lebih banyak jas

(33)

Situasi Ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan

produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati

kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat

minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat

mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan

kembali, dan mengubah harga produknya.

Gaya Hidup merupakan pola kehidupan seseorang yang

diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup

seseorang merupakan pola hidup didunia yang diekspresikan melalui

kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini seringkali

mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosialnya.

Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian mengacu pada

karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif

konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.

Sedangkan konsep diri merupakan apa yang dimiliki seseorang

memberi kontribusi pada mencerminkan identitas mereka. Jadi, agar

dapat memahami tingkah laku konsumen, pertama-tama pemasar

harus dapat memahami hubungan antara konsep diri konsumen dan

miliknya.

d. Kelompok referensi kecil

Kelompok referensi kecil disini dalam cakupannya meliputi

lingkungan di mana konsumen tersebut tinggal dan melakukan

(34)

kelompok biasanya mempunyai pelopor opini (opinion leader) yang

dapat mempengaruhi anggotanya dalam membeli sesuatu. Terkadang

nasehat orang lain lebih berpengaruh daripada iklan di majalah, surat

kabar, televisi, atau media lainnya.

e. Faktor Psikologis

Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk

mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan

kebutuhannya. Persepsi meurpakan proses yang dilalui orang dalam

memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna

membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku

individual yang muncul dari pengalaman, keyakinan, dan sikap.

Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatan dimasa lalu atau

dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat

memperoleh pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif

yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah

evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu

obyek atau ide yang relatif konsisten. Kepribadian merupakan sikap

pola individu yang dapat menentukan tanggapan untuk menentukan

tingakah laku. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk

melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia menggambarkan

(35)

5. Merek

Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,

angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang

memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan

barang atau jasa (Tjiptono,2011:4).

a. Manfaat-manfaat merek

1) Manfaat ekonomik

a) Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk bersaing

memperebutkan pasar.

b) Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang

ditawarkan berbagai macam merek.

c) Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan.

Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi resiko bagi

perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih

penyedia jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal

memuaskannya ketimbanh memilih penyedia jasa yang lebih

murah yang tidak jelas kinerjanya.

2) Manfaat fungsional

1) Merek memberikan peluang bagi diferensiasi, selain

memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal)

perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe

(36)

2) Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen

membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa

kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.

3) Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan

masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan.

4) Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas.

5) Merek memudahkan iklan dan sponsorship

3) Manfaat psikologis

a) Merek merupakan penyerdehanaan atau simplifikasi dari

semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen.

b) Pilihan merek tidak selalu berdasarkan pada pertimbangan

rasional. Dalam kasus faktor emosional (seperti gengsi dan

merek) memainkan peran dominan dalam keputusan

pembelian.

c) Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain

terhadap pemakai/pemiliknya.

d) Brand symbolismtidak hanya berpengaruh pada persepsi orang

lain, namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan objek

tertentu.

b. Fungsi Merek

1) Identifikasi

Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk,

(37)

2) Praktikalitas

Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian

ulang identik dan loyalitas.

3) Jaminan

Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa

mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan

pada waktu tempat berbeda.

4) Optimisasi

Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat memberi alternetif

terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk

tujuan spesifikasi.

5) Karakterisasi

Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra

yang ditampilkan pada orang lain.

6) Kontinuitas

Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan

merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama

bertahun-tahun.

7) Hedonistis

Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo, dan

(38)

8) Etis

Kepuasan terkait dengan perilaku bertanggung jawab merek

bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat.

Rangkuti (2002:2) merek dapat dibagi dalam pengertian lain, yaitu :

a. Brand namemerupakan bagian dari yang dapat diucapkan.

b. Brand markmerupakan bagian dari merek yang dapat dikenali namun

tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna

khusus.

c. Trade mark merupakan merek atau sebagian dari merek yang

dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu

yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak

istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek).

d. Copyright merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh

undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, menjual karya tulis, karya

musik atau karya seni.

Dapat disimpulkan bahwa merek memang bukan sekedar nama,

istilah, tanda, ataupun simbol saja, namun lebih dari itu bahwa merek

merupakan sebuah “janji” perusahaan untuk secara konsisten memberikan

(39)

Pemberian merek pada suatu produk bukan hanya sebuah simbol, karena

merek memiliki enam tingkat pengertian (Rangkuti,2002:3),yaitu:

a. Atribut

Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan

diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti

atribut-atribut apa saja yang dikandung dalam suatu merek.

b. Manfaat

Selain atribut, merek juga memiliki rangkaian manfaat. Konsumen

tidak membeli atribut pada produk, namun mereka membeli manfaat

fungsional maupun manfaat emosional.

c. Nilai

Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen

sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa

pengguna merek tersebut.

d. Budaya

Merek dapat juga dipakai untuk melambangkan budaya tertentu.

Misalnya Panasonic mewakili budaya Jepang yang terorganisir

dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu

menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

e. Kepribadian

Merek memiliki kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan

dengan menggunakan merek kepribadian si pengguna akan tercermin

(40)

f. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah

sebab para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal

untuk menggunakan mereknya.

6. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah bagaimana orang menghabiskan waktu mereka

(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dari lingkungan

(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri

dan juga disekitarnya (pendapat) (Setiadi,2003:148). Terdapat dua macam

tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup. Yang pertama adalah

konsumen yang mementingkan gengsi ketimbang harga dan yang kedua

adalah konsumen yang mementingkan merek daripada kualitas produk

barang. Menurut Kotler (2004:192) gaya hidup ialah pola kehidupan

seseorang di dunia yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan opini.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Untuk memahami hal ini maka dapat diukur

dimensi-dimensi utama konsumen yaitu dimensi AIO. Dimensi yang

pertama ialah Activities yang meliputi pekerjaan, hobi, belanja, olah raga,

dan kegiatan sosial. Dimensi yang kedua ialah Interests yang meliputi

makanan, mode, keluarga, dan rekreasi. Dimensi yang ketiga ialah

Opinionstentang diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, dan

(41)

7. Keputusan Pembelian

Setelah konsumen mendapatkan informasi tentang barang yang

dibutuhkan kemudian konsumen membuat keputusan untuk melakukan

pembelian. Konsumen akan menetapkan memilih merek yang disukainya

diantara beberapa merek yang ada.

Dalam mengambil keputusan untuk membeli mempunyai lima

macam keputusan membeli :

a. Keputusan tentang merek

b. Keputusan membeli dari siapa

c. Keputusan tentang jumlah produk yang akan dibeli

d. Keputusan tentang waktu membeli

e. Keputusan dalam cara pembayaran

B. Penelitian Sebelumnya

1. Mutmainnah Nur Arif dengan judul skripsi Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Produk Sophie

Martin pada B.C. Ivrina Katili.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor keluarga,

situasi ekonomi, dan gaya hidup mempengaruhi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian produk Sophie Martin dan juga untuk

mengetahui faktor mana yang memberikan pengaruh dominan terhadap

(42)

Metode analisis data yang digunakan Analisis Deskriptif, Uji

Validitas dan Reliabilitas, Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple

Linear Regression), Uji Fhitung (Uji Serentak), Uji thitung, Pengujian

Koefisien Determinan (R2).

Setelah dilakukan pembahasan mengenai masalah faktor-faktor

yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Sophie Martin pada

BC. Ivrina Katili, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang terdiri

dari faktor keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup akan tetapi salah

satu yang paling berpengaruh adalah gaya hidup , bisa dilihat pada

table coefisients dimana setiap terjadi peningkatan variabel gaya hidup

sebesar satu satuan maka keputusan konsumen membeli produk

Sophie Martin akan meningkat sebesar 0,314 berbeda dengan variabel

keluarga dan situasi ekonomi yaitu 0,227 dan 0,229.

b. Didasarkan pada uji FHitung maka Ha diterima secara bersama –

sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas

(keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup) terhadap keputusan

pembelian produk Sophie Martin.

2. Mahendra Joesof dengan judul skripsi Analisis Sikap, Merek, dan Faktor

Budaya terhadap Minat Beli Konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah sikap den merek mempunyai perbedaan yang

lebih tinggi pada produk bakpao merek larissa dengan produk bakpao

[image:42.595.101.515.257.617.2]
(43)

labih kritikal disbanding dengan Etnik Non Tionghoa, dan untuk

mengetahui apakah sikap akan mempengaruhi minat beli konsumen

produk bakpao merek larissa.

Metode alat analisis data yang digunakan Uji T-Test, Analisis

Regresi Linier Sederhana, dan Uji Asumsi Klasik Model Regresi

Sederhana dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik Multikolonieritas,

Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas, Uji Asumsi Kalasik Normalitas,

Uji Asumsi Klasik Autokorelasi.

Setelah dilakukan pembahasan mengenai masalah Analisis Sikap,

Merek, dan Faktor Budaya Terhadap Minat Beli Konsumen pada

konsumen bakpao merek larissa di Surakarta, maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan antara lain:

a. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uji T-Test, diketahui

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa

ada perbedaan sikap terhadap produk bakpao larissa dengan merek

larissa dengan produk bakpao larissa dengan merek bukan larissa

dimana sikap untuk produk bakpao larissa dengan merek larissa lebih

tinggi dibandingkan dengan bakpao larissa dengan merek bukan

larissa.

b. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis Uji T-Test,

diketahui behwa Etnis Tionghoa cenderung lebih kritikal

dibandingkan dengan Etnis Non Tionghoa karena Etnis Tionghoa

(44)

sedangkan Etnis Non Tionghoa belum mengenal secara luas produk

bakpao sehingga memiliki pola pembelian yang tinggi dan cenderung

setia kepada satu merek saja.

c. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis regresi linier

sederhana, diketahui bahwa pengaruh sikap terhadap minat konsumen

pada produk bakpao merek larissa adalah positif. Maka hipotesis

ketiga terbukti bahwa sikap berpengaruh terhadap minat konsumen

pada produk bakpao merek larissa.

C. Desain Penelitian

Kerangka Konseptual penelitian adalah kerangka berfikir yang dibuat

oleh penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian. Kerangka konseptual penelitian dapat dibuat

(45)
[image:45.595.100.506.107.554.2]

Variabel Independen (X) :

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Variabel Merek dan Gaya Hidup

Keterangan :

Pengaruh Parsial

Pengaruh Simultan

Bagan tersebut menggambarkan bahwa variabel independen yaitu

merek (X1) dan gaya hidup (X2) berpengaruh terhadap variabel dependen

yaitu keputusan pembelian (Y) secara parsial dan simultan.

Pengaruh secara simultan artinya merek dan gaya hidup dapat

mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Pengaruh

secara parsial artinya semakin merek dikenal oleh konsumen, semakin ingin

melakukan pembelian. Adanya pengaruh gaya hidup membuat konsumen

melakukan pembelian. Merek (X1)

Gaya Hidup (X2)

(46)

D. Rumusan Hipotesis

Hipotesis dipandang sebagai jawaban sementara yang perlu

dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis mengemukakan alasan

mengenai perumusan hipotesis, sebagai berikut:

Mengapa merek dan gaya hidup merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian Tupperware? semakin terkenalnya

merek suatu produk pasti akan menimbulkan keputusan untuk membeli

produk Tupperware semakin meningkat. Merek yang melekat pada sebuah

produk akan membawa pengaruh yang berbeda, hal ini disebabkan oleh

adanya atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian dan pemakai. Merek yang

memiliki keistimewaan cenderung memiliki daya jual yang tinggi, merek

Tupperware memiliki keistimewaan pada tutup yang kedap udara dan kedap

cairan.

Gaya hidup setiap konsumen berbeda tergantung pada kemampuan

ekonomi masing-masing konsumen. Konsumen yang memiliki pendapatan

tinggi akan semakin sering melakukan pembelian Tupperware. Terdapat 2

macam tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup, yang pertama adalah

konsumen yang mementingkan gengsi ketimbang harga dan yang kedua

adalah konsumen yang mementingkan merek daripada kualitas produk

(47)

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian Tupperware.

Ha2 : Merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan

(48)

BAB

III

METODE PEIYELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Penelitian

ini

dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus.

Penelitian dengan studi kasus di Pedukuhan Mutihan, Kulon Progo. Studi kasus

merupakan suatu penelitian terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas,

dengan demikian hasil penelitian hanya berlaku pada objek yang diteliti saja.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang dimintai keterangan berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan. Yang menjadi subjek penelitian

ini

adalah

masyarakat yang menggunakan produk-produk Tupperware. Objek Penelitian

adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam penelitian. Yang

meqfadi objek penelitian adalah merelg gaya hidup dan keputusan pembelian.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian

ini

sudah dilaksanakan

Penelitian sudah dilaksanakan di

Yogyakarta.

pada bulan Juni sampai bulau Juli 2013.

(49)

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel yang lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah :

1) Variabel Merek (X1)

2) Variabel Gaya Hidup (X2)

b. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel penelitian

yang diukur dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dalam

penelitian ini adalah :

Keputusan Pembelian (Y).

2. Definisi Variabel a. Merek

Merek adalah istilah, nama, tanda dan simbul untuk mengidentifikasi

barang atau jasa yang dijual seseorang untuk membedakan merek

Tupperware dengan merek yang lain. Merek sesuatu hal yang penting

bagi konsumen maupun produsen.

Indikator merek menurut soehadi :

(50)

1) Leadership yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik

harga maupun atribut non-harga.

2) Stability yaitu kemampuan untuk mempertahankan loyalitas

pelanggan.

3) Market yaitu kekuatan merk untuk meningkatkan kinerja toko atau

distributor.

4) Internationality yaitu kemampuan merk untuk keluar dari area

geografisnya atau masuk ke negara maupun daerah lain.

5) Trend yaitu merk menjadi semakin penting dalam industri.

6) Support yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk

mengkomunikasikan merk.

7) Protection yaitu merk tersebut mempunyai legalitas.

b. Gaya hidup

Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang di dunia yang

diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan opininya serta dalam

keputusan membeli sebuah produk tempat minum Tupperware.

Indikator dari gaya hidup :

1) Dapat meningkatkan gengsi.

2) Minat dan keinginan seseorang memiliki produk Tupperware

3) Nilai kebanggaan saat memiliki Tupperware

4) Produk Tupperware dianggap lebih unggul dari produk tempat

(51)

c. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian adalah sikap atau tindakan yang dilakukan oleh

konsumen dalam menentukan pilihan pengambilan keputusan dimana

konsumen benar-benar membeli produk tempat minum, tempat

makan, dan toples Tupperware.

Indikator keputusan pembelian (Lamb,2001:189) :

1) Kebutuhan terhadap produk

2) Pencarian informasi terhadap produk

3) Evaluasi terhadap produk

4) Keputusan memilih produk

5) Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk.

3. Pengukuran Variabel

Dalam melakukan penelitian untuk mengumpulkan data, penulis

akan membagi angket kepada responden, yang mana jawaban-jawaban

responden tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai

pedoman untuk menyusun pernyataan. Jawaban dari setiap pernyataan

yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat setuju

(52)

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

N : Netral

TS : Tidak Setuju

[image:52.595.100.501.90.605.2]

STS: Sangat Tidak Setuju

Tabel III.1 Skor Pernyatan

Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu

variabel dengan menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur

variabel tersebut. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan

(53)
[image:53.595.103.517.127.671.2]

Tabel III.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Merek Merek merupakan

istilah, nama, tanda, dan simbol untuk

mengidentifikasi atau membedakan produk yang satu dengan produk yang lain.

a. Kemampuan untuk mempengaruhi konsumen b. Kemampuan mempertahankan pelanggan c. Kemampuan konsumen dalam mengingat merek Tupperware Likert Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat (keinginan memiliki barang), dan pendapatan (bagaimana membelanjakan uangnya).

a. Dapat meningkatkan gengsi

b. Minat dan keinginan seseorang memiliki produk Tupperware c. Nilai kebanggaan saat memiliki produk

Tupperware

d. Produk Tupperware dianggap lebih unggul dari produk lainnya.

Likert

Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk Tupperware.

a. Kebutuhan terhadap produk Tupperware b. Pencarian informasi terhadap produk Tupperware

c. Evaluasi terhadap produk Tupperware d. Keputusan memilih produk Tupperware e. Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk

Tupperware

(54)

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan gabungan dari seluruh elemen yang memiliki

serangkaian karakteristik serupa, yang mencakup semesta untuk

kepentingan masalah riset pemasaran. Yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah konsumen produk Tupperware yang berada di

Pedukuhan Mutihan Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel merupakan sub elemen populasi yang terpilih untuk

berpartisipasi dalam studi. Sampel penelitian adalah sebagian dari

populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh

populasi yang diambil. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian

konsumen yang telah membeli produk Tupperware yang berada di

Pedukuhan Mutihan, Wates. Besarnya sampel yang akan diambil adalah

100 responden. Jumlah ini didasarkan pada rumus infinite

(Umar,2003:150)

Untuk menghitung besarnya sampel dapat dapat menggunakan

rumus infinite :

=za . p. q

d

=(1,96) .(0,5). (0.5)

(0,1)

(55)

di mana :

n : jumlah sampel

p : estimator proporsi populasi

q : 1-p = proporsi yang diinginkan mempunyai karekteristik

tertentu

Za : nilai uji dengan standar signifikansi 5% (Za/2=1,96)

d : penyimpangan yang ditolerir

p.q : jika p da q tidak diketahui maka dapat diganti dengan

0.25

Maka sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 responden atau dapat

dibulatkan menjadi 100 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian konsumen produk Tupperware yang pernah membeli produk

Tupperware. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100

responden.

G. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling atau judgement sampling yaitu cara pengambilan

sampel berdasarkan pada pertimbangan-pertinbangan tertentu

(Sanusi,2011:95). Teknik penganbilan sampel ini tidak semua individu

populasi diberi peluang untuk menjadi anggota sampel. Misalnya, penelitian

tentang merek Tupperware maka sampel dalam penelitian ini sumber datanya

(56)

H. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

peneliti langsung dari responden. Data yang diterima dari responden

sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai

keputusan pembelian konsumen hubungannya terhadap merek dan gaya

hidup. Sumber data primer adalah konsumen yang menjadi sampel dalam

penelitian. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi

angket kepada konsumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak

langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain) yang telah dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari internet, majalah dll yang berhubungan dengan judul

skripsi.

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik angket.

Teknik angket adalah suatu daftar pernyataan tertulis yang terinci dan lengkap

yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang

(57)

responden. Pernyataan-pernyataan tersebut dirumuskan sedemikian rupa

sehingga dapat diperoleh jawaban yang objektif.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200838-pengertian-angket-atau-kuesioner/).

Daftar pernyataan ini berisikan identitas responden dan

pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan merek, gaya hidup, dan keputusan

pembelian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

angket. angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan

daftar pernyataan kepada responden dengan harapan akan memberi respon

atas pernyataan tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi :

1. Identitas responden.

2. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang

mempengaruhi keputusan pembelian.

J. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dalam bentuk angket,

sehingga perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sah

atau tidaknya suatu angket. Angket dikatakan valid jika pernyataan dalam

angket mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh angket

tersebut. Uji validitas merupakan alat pengukuran yang menunjukkan

(58)

melakukan fungsi ukurannya dengan menggunakan teknik korelasi

product moment.

Rumus korelasi product momentadalah sebagai berikut :

rxy = ∑ (∑ )(∑ )

( ∑ ( ) ) ∑ (∑ )

di mana :

rxy = koefisien korelasi antara masing-masing butir pernyataan

x = nilai dari masing-masing item (butir pernyataan)

y = nilai total dari butir pernyataan

N = jumlah sampel (responden)

Xy = perkalian antara masing-masing item dengan nilai skor total

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka

ketentuanya sebagai berikut :

Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 5% , maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 5%, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk memenuhi keandalan kuesioner.

Reliabilitas alat ukur menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas

nilai hasil skala pengukuran tertentu yang diperoleh dari alat ukur yang

kita buat (Soegoto,2008:123). Dalam menghitung reliabilitas, peneliti

(59)

Rumus cronbach’s Alpha:

α

=

( )

1

di mana :

α

= Cronbach’s Coefficient Alphaatau realibitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau pernyataan

∑ = jumlah varians butir

= varians total

Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan teknik

cronbach’s Alpha. Angket dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar

dari rkritisproduct momentdengan taraf signifikansi 5%.

K. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah

metode analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu

menganalisis pengaruh merek dan gaya hidup terhadap keputusan

pembelian konsumen dalam melakukan pembelian adalah dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(merek dan gaya hidup) terhadap variabel dependen (keputusan

pembelian) baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Metode

(60)

Y = a + b1X1+ b2X2

di mana :

Y = Keputusan pembelian

a = Konstanta

X1 = Merek

X2 = Gaya hidup

b1 = Koefisien merek

b2 = Koefisien gaya hidup

2. Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik merupakan pengujian asumsi-asumsi statistika yang

harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Bagi pembuat model,

asumsi merupakan anggapan pengarang dalam bentuk model statistika

yang dapat digunakan dalam kondisi-kondisi data tertentu. Sedangkan

bagi pengguna model, asumsi merupakan batasan yang berguna untuk

mengetahui apakah model statistika yang digunakan layak untuk kondisi

data pengamatan. Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti

menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi, atau

beralih kemetode yang lain agar solusinya dapat terselesaikan. Model

analisis regresi berganda penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap

(61)

a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data

normal atau mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal

probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan

ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika

data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis

diagonalnya / grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi

normal. Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonalnya / grafik histogram maka menunjukkan pola

distribusi tidak normal (Imam Ghozali,2001).

Normalitas akan menguji data variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Menguji sampel

dengan menguji normalitas :

H0 : X terdistribusi normal

H1 : X tidak terdistribusi normal

Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data

variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati

normal atau normal sekali.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada

(62)

(Ghozali,2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat

problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinearitas

pada penelitian dilakukan dengan matrik korelasi. Pengujian ada

tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai

matrik korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai

VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya.

Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang

dibenarkan secara statistik (α=10%). Nilai Variance Inflation Factor

(VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Nilai

tolerance (α) dan Variance Inflation Factor(VIF) dapat dicari dengan

menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:

1) Besar nilai tolerance (α)

α = I/VIP

2) Besarnya nilai Variance Inflation Factor(VIF)

VIF = I/ α

Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung ≤ α dan

VIF hitung > VIF.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari

(63)

(Ghozali,2006). Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika

varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali,2006). Salah satu cara untuk mendeteksi

heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan nilai

residualnya SRESID.

Homokedastisitas terjadi bila pada scatterplot titik-titik hasil

pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah

manapun di atas titik orogin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak

mempunyai pola tertentu. Heteroskedastisitas terjadi bila pada

scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik

menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.

3. Uji Hipotesis a. Uji F

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui merek dan

gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Untuk melakukan pengujian secara bersama-sama

(simultan), maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu:

(64)

H0:β1=β2=0, artinya merek dan gaya hidup secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Ha:B1;B2 minimal salah satu ≠ nol (0) artinya merek dan gaya

hidup berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan

pembelian.

2) Menentukan daerah keputusan hipotesis

Untuk menguji ini digunakan tabel F. untuk mencari nilai F tabel

perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas

penyebut pada baris dan taraf nyata.

3) Menentukan nilai F-hitung

Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

=

di mana:

F = Nilai F hitung

R2 = Koefisien determinasi

K = Banyaknya variabel yang diteliti

n = Banyaknya populasi

(65)

Jika Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya merek

dan gaya hidup secara bersama-sama mempengaruhi keputusan

pembelian.

Jika Fhitung ≤Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya merek

dan gaya hidup secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

Ha jika Fh ≥ Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya merek

dan gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

b. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh 1 variabel penjelas secara individual dalam menerangkan

variasi variabel terikat (Kuncoro,2007:81). Merek dan gaya hidup

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Namun jika thitung < ttotal dengan taraf signifikansi (α) 5% maka ho

diterima. Artinya variabel merek dan gaya hidup secara parsial

berpengaruh terhadap keputusan pembelian, secara signifikan maka

dengan uji t (test) dengan rumus sebagai berikut :

t =b−β

(66)

di mana :

b = koefisien regresi

β = rata-rata sampel

sb= standar eror dan koefisien regresi

Dalam uji signifikansi ini, apabila nilai thitung ≥ ttabel dengan

taraf signifikansi (α) 5%, maka hoditolak. Artinya variabel merek dan

gaya hidup secara parsial tidak berpengarug terhadap keputusan

pembelian.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mendeteksi

seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan

variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat

terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi

(67)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan

Sejarah Perusahaan

Tahun 1938 Mr. Earl Tupper, seorang ahli kimia dari Amerika Serikat

berusia 31 tahun mendirikan perusahaan Tupper Plastic Company dan pabrik

pertamanya di Farnumsville, Massachussets, USA inilah produk plastik

dengan merek Tupper Plastic mulai dijual tahun 1946 melalui toko dan

katalog. Namun penjualan kurang sukses karena keistimewaan produk

Tupperware yaitu "SEAL" atau tutupnya yang kedap udara dan kedap cairan

ini tidak diketahui konsumen karena tidak ada penjelasan tentang itu.

Keadaan berubah ketika seorang wanita bernama Brownie Wise

memperkenalkan cara penjualan produk Tupperware melalui "PARTY

PLAN/HOME PARTY" atau peragaan dirumah-rumah yang terbukti lebih

sukses dan efektif karena disertai penjelasan mengenai keistimewaan dan

manfaat dari tiap produk. Dalam usianya yang lebih dari setengah abad, saat

ini Tupperware telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka didunia

dibidang wadah plastik untuk penyimpanan maupun penyajian yang

berkualitas tinggi. Dengan kantor pusat di Orlando, Florida (US), saat ini

(68)

Tupperware mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun

1978. Namun, nyatanya belum dapat berkembang luas, karena belum

memiliki kantor perwakilan dan distributor resmi Tupperware di

Indonesia. Tahun 1990 Kantor Pusat Tupperware dari Orlando, datang ke

Jakarta untuk menyeleksi tujuh calon rekanan. Diluar dugaan, dari hasil

seleksi terpilih Ibu Nafisah Emir sebagai distributor pertama di Indonesia.

Perlahan-lahan masyarakat Indonesia mulai mengenal Tupperware, dan

sejak pertengahan tahun 2001 distributor Tupperware telah berkembang

menjadi 83 distributor di seluruh Indonesia, dan tercatat sebagai salah satu

dari tiga perusahaan direct sellingterbesar di Indonesia.

http://barbiedini.blogspot.com/2010/06/sejarah-tupperware.html

PT . Imawi Benjaya memilih PT. Alif Rose di bawah naungan ibu

Nafisah Emir, sebagai distributor. Dalam memasarkan produknya

Tupperware memiliki 2 unit distribusi yaitu, Tim Management di setiap

negara, yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasional seharihari

dan juga sistem pemasarannya. Dan tim yang lain adalah tim penjual atau

distribusi, yang terdiri dari distributor (perusahaan independen) dan

[image:68.595.97.512.269.549.2]

konsultan penjual (salesforces penjualan) sebagaimana dijelaskan pada

(69)
[image:69.595.100.507.105.589.2]

Gambar IV.1. Distributor Tupperware Sumber : Tupperwar

Gambar

table coefisients dimana setiap terjadi peningkatan variabel gaya hidup
Gambar II.1Kerangka Konseptual Variabel Merek dan Gaya Hidup
Tabel III.1
Tabel III.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Gaya Hidup, Citra Merek , dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Sneakers

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijabers community berpengaruh signifikan terhadap gaya hidup, gaya hidup berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian hijab

Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, citra merek, dan sikap konsumen secara simultan terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah pada mahasiswa ekstensi Fakultas Ekonomi

PENGARUH CITRA MEREK, GAYA HIDUP, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN IPHONE (Studi Kasus pada Konsumen Renan Store).. UPN Veteran Jakarta, Fakulas Ekonomi dan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK IPHONE (Studi Pada Konsumen di Kota Semarang) tidak terdapat keseluruhan

Pengaruh gaya hidup, harga, dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian telepon seluler Blackberry. Secara simultan gaya hidup, harga dan kelompok referensi

Serta secara parsial menunjukan bahwa variabel perilaku konsumen berpengaruh terhadap proses keputusan pembelian sebesar 15,16%, gaya hidup berengaruh

Maka variabel citra merek dan variabel gaya hidup secara simultan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk smartphone Xiaomi hal tersebut karena