xvi ABSTRAK
PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
Rusliana Ajeng Triani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) apakah merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware, 2) apakah merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket. Teknik analis data dengan menggunakan Analisis regresi, Uji asumsi klasik dan Uji hipotesis.
xvii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND AND LIFESTYLE FORWARD THE DECISION TO BY TUPPERWARE Case Study on the consumer of Tupperware in Yogyakarta
Rusliana Ajeng Triani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The purpose of the research were to identity whether there were 1) what brand and lifestyle simultaneous forward the decision to by Tupperware, 2) what brand and lifestyle partial forward the decision to by Tupperware.
The research a case study. The samples of 100 respondents were taken by using
Purposive Sampling. Data gathering techniques are questionnaire. Technique used is
Regression Analysis, classic assuming, and hypothesis.
PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Rusliana Ajeng Triani NIM : 092214084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
i
PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Rusliana Ajeng Triani NIM : 092214084
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
ranggat...0-.f..
ef
-)a 3
ranggar
l'/oz/
tz
Pembimbing II
Skripsi
PENGARUII MEREKI}AN GAYA HIDT]P TERIIADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Peduhrhan Mutihan,
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo. Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Rusliana Ajeng Triani
NIM: 092214084
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
Pada Tanggal 16 Desember 2013
Dan Dinyatakan Memenuhi Syarat
Susunan Dewan Penguji
Yogyakart4 31 Desember 2Al3
Ekonomi
Sanata Dharma Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A
Drs. Alex Kahu Lantum, M.S
Dr. H. Herry Maridjo, M.Si
Drs. P. Rubiyatno, M.M.
iv
Motto :
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain.
(Q.S Al-Insyirah 6-7)
Berusaha dan berdoa adalah langkah terbaik dalam mencapai suatu
keberhasilan.
Berusaha tanpa berdoa adalah kesombongan.
Berdoa tanpa berusaha adalah mustahil.
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini saya
persembahkan untuk :
Ibu dan Bapak
PER}TYATAAI{ KEASLIAN KARYA TT]LIS
Saya yang bertanda kngan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARI]H MEREK DAI\ GAYA HIDT]P
TERIIADAP KEPUTUS$I PEMBELIAN TUPPERWARE
Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutiharu
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 16 Desember 2013 adalah karya saya.
Dengan
ini
saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasanatau pendapat atau pmikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai
tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan fulisan yang saya salrr, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkatr referensi) pada penulis aslinya.
Yogyakarta, 3 I Desember 2013
Yang membuat pernyataan,
!i
ll
r/
,,M;\,
///'
L,/
Rusliana Ajeng Triani
Yogyakarta, 31 Desember 2013
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Merek dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Tupperware”, Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware di Pedukuhan Mutihan.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang talah memberikan sumbangan waktu, tenaga, bimbingan, nasehat dan
dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis dengan penuh kerendahan hati ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S., selaku dosen Pembimbing I, yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
serta masukan yang sangat berharga dengan penuh perhatian dan kesabaran
viii
4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang telah
berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan memberikan masukan, saran dan
semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. P. Rubiyanto, M.M. selaku anggota tim penguji yang telah memberikan
masukan yang sangat berguna.
6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang telah
memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas
segala bantuan dan kerjasamanya kepada penulis selama proses perkuliahan.
8. Seluruh responden yang berada di Pedukuhan Mutihan, Desa Wates,
Kecamatan Wates, Kulon Progo, yang telah membantu penulis dengan
mengisi angket guna melengkapi dat yang penulis butuhkan.
9. Orangtua tercinta yang selalu menjadi penyemangat dan senantiasa
mendoakanku. Terimakasih atas kasih sayang, bimbingan, nasehat,
pengorbanan dan semuanya yang telah diberikan untukku.
10. Siwo yang telah memberikan nasehat, bimbingan dan dukungan yang tak
terhingga.
11. Si om yang gak pernah bosan menasihatiku, menuntunku untuk menjadi yang
12. Teman
-
teman kuliah khususnya semua teman-teman Manajemen kelas C terimakasih untuk pertemanan selama ini.13. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas bantuannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini
masih jauh dari sempuffra karena keterbatasann pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis.Untuk
itu,
penulis mengharapkankritik
dan
saran untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menlusun skripsi.Yogyakarta, 3l Desember 2013
Penulis.
n
UN
Rusliana Ajeng Triani
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Motto dan Persembahan ... iv
Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis... v
Halaman Lembar Publikasi ... vi
Halaman Kata Pengantar... vii
Halaman Daftar Isi ... x
Halaman Daftar Tabel ... xiii
Halaman Daftar Gambar ... xiv
Halaman Daftar Lampiran... xv
Halaman Abstrak... xvi
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA... 6
A. Landasan Teori... 6
B. Penelitian Sebelumnya ... 21
C. Desain Penelitian... 24
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data.
Telorik Pengujian Instrumen
A.
Gambaran Umum PerusahaanB.
Visi dan Misi Perusahaan Tupperware [ndonesia...C.
Prestasi dan Penghargaan...D.
Penjelasan Mengenai Produk...E.
Kondisi Bisnis PerusahaanF.
Strukhr Organisasi dan UraianPekerjaan.-BAB Y ANALISIS DATA DAN
PEM*O'O'O*
A.
Uji Validitas dan Reliabilitas...B.
Karakteristik Responden...C.
Statistik Deskriptif.D.
Asumsi Klasik...1.
Uji Normalitas...xii
3. Uji Heterokedastisitas... 75
E. Uji Hipotesis ... 77
F. Pembahasan... 81
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran... 87
C. Keterbatasan... 88
DAFTAR PUSTAKA... 89
xiii
DAFTAR TABEL
III.1 Skor Pernyataan ... 32
III.2 Definisi Operasional ... 33
IV.1 Prestasi dan Penghargaan... 49
V.1 Hasil Uji Validitas... 63
V.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 64
V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65
V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 66
V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pembelian Tupperware ... 67
V.6 Statistik Deskriptif ... 67
V.7 Statistik Deskriptif Merek ... 69
V.8 Statistik Deskriptif Gaya Hidup ... 70
V.9 Statistik Deskriptif Keputusan Pembelian ... 71
V.10 Uji Normalitas ... 73
V.11 Uji Multikolinearitas ... 75
V.12 Uji Heterokedastisitas ... 76
V.13 Hasil Analisis Regresi Berganda... 77
V.14 Hasil Uji F ... 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
II.1 Kerangka Konseptual Variabel Merek dan Gaya Hidup... 25
IV.1 Distributor Tupperware... 49
IV.2 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan... 57
V.1 P-P Plot ... 74
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket ... 90
Lampiran 2 : Tabulasi Data Angket ... 91
xvi ABSTRAK
PENGARUH MEREK DAN GAYA HIDUP
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TUPPERWARE
Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan,
Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon Progo.
Rusliana Ajeng Triani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2013
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) apakah merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware, 2) apakah merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan angket. Teknik analis data dengan menggunakan Analisis regresi, Uji asumsi klasik dan Uji hipotesis.
xvii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BRAND AND LIFESTYLE FORWARD THE DECISION TO BY TUPPERWARE
Case Study on the consumer of Tupperware in Yogyakarta
Rusliana Ajeng Triani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2013
The purpose of the research were to identity whether there were 1) what brand and lifestyle simultaneous forward the decision to by Tupperware, 2) what brand and lifestyle partial forward the decision to by Tupperware.
The research a case study. The samples of 100 respondents were taken by using
Purposive Sampling. Data gathering techniques are questionnaire. Technique used is
Regression Analysis, classic assuming, and hypothesis.
BAB
I
PENDAHT'LUAI{Latar Belakang Masalah
Perkembangar teknologi yang semakin pesaL menimbulkan dampak
yang begitu besar dalam mempengaruhi gaya hidup berfikir
di
kalangan masyarakat. Berbagai macam pilihan alternatif untuk mendapatkan informasiyang dibutuhka4 mernbuat masyarakat lebih bijak dan leluasa dalam
menentukan pilihannya dan pada produk atau jasa yang dianggapnya lebih
bermutu dan berkualitas. Dengan demikian terjadi pula persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan yang menghasilkan produk maupun jasa (Sunyoto,2011:136).
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat
mencapai sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai,
maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan produk yang layak kepada konsumen.
Konsumen menjadi faktor penentu atas keberhasilan atau kegagalan perusahaan didalam mendistribusikan produk. Perusahaan harus mzlmpu membaca keinginan pasar apa yang menjadi kebutuhan konsumen saat ini
maupun dimasa yang akan datang. Sangat penting bagi manajer pemasarao untuk memahami tentang perilaku konsumen.
kebutuhan dan keinginan konsumen. Upaya ke arah itu dilakukan melalui
studi atau penilitian dengan maksut mencari sejumlah informasi tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian suatu
produk.
Masyarakat kini mulai berfikir selektif dalam membeli produk,
sehingga mereka akan mendapatkan kegunaan atau manfaat yang mereka cari
dari produk tersebut. Bahkan terkadang mereka tidak ragu untuk
mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan produk berkualitas. Ketatnya
persaingan akan membuat pemasar untuk merebut pangsa pasar. Salah satu
cara untuk merebut pangsa pasar dengan merek. Merek merupakan nama,
istilah, simbol, desain yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Proses pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian
berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Keputusan membeli pasta
gigi, sabun mandi, mobil, pakaian, dan lain-lain merupakan hal-hal yang
sangat berbeda. Pembelian barang mahal sering kali mengakibatkan lebih
banyak pertimbangan pembelian dibandingkan pembelian barang yang tidak
mahal (dapat dijangkau oleh banyak konsumen).
Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai, dalam hal lain yang menyebabkan konsumen melakukan pembelian
biasanya karena sudah pernah membeli barang dengan merek Tupperware
Mereka biasanya akan merasa bangga karena barang yang digunakan
kebanyakan memiliki merek yang sama.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Merek dan Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Tupperware” Studi Kasus pada Konsumen Produk Tupperware Di Pedukuhan Mutihan, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kulon
Progo.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Tupperware?
2. Apakah merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Tupperware?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian produk Tupperware , maka penulis perlu mempersempit objek
penelitian. Merek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah nama,
istilah, tanda simbol, rancangan atau kombinasi dari semua kombinasi dari
semua yang dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang
atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk asing. Gaya hidup
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana seseorang
lingkungan (ketertarikan) dan apa yang mereka pikir tentang diri mereka
sendiri dan juga pendapatan mereka.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka
peneliti menggunakan batasan masalah sebagai berikut.
1. Konsumen yang akan diteliti adalah konsumen yang pernah membeli
produk Tupperware, yang berada di pedukuhan Mutihan,Wates, Kulon
Progo.
2. Produk Tupperware yang diteliti berupa tempat minum, tempat makan,
dan toples.
3. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada merek dan gaya
hidup.
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai
yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah merek dan gaya hidup secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.
2. Untuk mengetahui apakah merek dan gaya hidup secara parsial
berpengaruh terhadap keputusan pembelian Tupperware.
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
1. Bagi Perusahaan Tupperware
Sumbangan pemikiran dan masukan bagi produsen Tupperware dalam
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen dalam membeli produk Tupperware.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan pertimbangan bagi
peneliti dimasa yang akan datang.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang
diperoleh penulis selama di bangku kuliah dalam bidang pemasaran dan
BAB
II
KAJIAN PUSTAKAA
Landasan Teori1.
Pengertian PemasaranPemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran mencakup usaha
perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang
perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan
harga produk yang sesuai, menentukan cata-cata promosi dan penyalurann
penjualan produk tersebut (Swastha,2011:3-4). Pemasaran adalah proses
sosial dan dengan proses
itu
individu dan kelompok mendapat apa yangmereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara
bebas memper[ukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain
(Kotler,2000:10).
Tujuan pemasafim adalah mengetahui dan memahami apa yang
sedang diinginkan pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu
sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan oleh pelanggan. Banyak orang
mengira bahwa pemasafim hanya sekedar penjualan atau periklanan. Nanrun,
pemasaran harus dipahami tidak dalam pengertian lama (katakan dan
jual), tetapi dalam pengertian baru yaitu memuaskan kebutuhan
pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,
mengembangkan produk yang mempunyai nilai superior, menetapkan
harga, mendistribusikan, dan mempromosikan produknya dengan efektif,
produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi penjualan dan
periklanan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar dalam
satu perangkat pemasaran yang bekerja bersama-sama untuk
mempengaruhi pasar (Kotler dan Armstrong, 2001:7).
2. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (William). Dari definisi
tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki konsekuensi
mengarahkan seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan untuk
mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan.
Ada 3 unsur pokok yang digunakan sebagai dasar dalam konsep
pemasaran (Swastha,2011:6-8).
a. Orientasi pada konsumen
1) Menentukan kebutuhan pokok dari pembelian yang akan dilayani
dan dipenuhi.
2) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran
3) Menentukan produk dan program pemasaran.
4) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, meneliti,
dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
5) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau
model yang menarik.
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti bahwa setiap orang dan
setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu
usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen,
sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasi. Selain itu harus terdapat
juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran
distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang
kuat dengan konsumen. Artinya, harga jual harus sesuai dengan
kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan saluran distribusi.
Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat.
c. Kepuasan konsumen
Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka
panjang akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan
konsumen yang dapat dipenuhi. Ini berarti bahwa perusahaan harus
mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada
3. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen (consumer behavior) menurut James F. Engel
adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa termasuk
di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
Dari hasil pengertian perilaku konsumen di atas, didapat 2 elemen
penting dari arti perilaku konsumen yaitu : elemen proses pengambilan
keputusan dan juga elemen kegiatan secara fisik. Kedua elemen tersebut
melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan barang
dan jasa. Konsumen membeli barang dan jasa untuk mendapatkan
manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya
mempelajari apa yang dibeli oleh konsumen saja, tetapi juga dimana,
bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi seperti apa produk dan jasa yang
dibeli.
Dalam hal ini pemasar harus mampu memahami apa yang
dipikirkan, dirasakan, dilakukan oleh konsumen sehubungan dengan
pemenuhan keinginan dan kebutuhannya. Menurut Aminullah (2002:3)
perilaku konsumen adalah sejumlah tindakan-tindakan nyata individu
(konsumen) yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologi) dan faktor
luar lainnya (eksternal) yang mengarahkan mereka untuk memilih dan
mempergunakan barang-barang yang diinginkannya adalah sebagai
a. Teori-teori perilaku konsumen
1) Teori ekonomi mikro
Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu :
a) Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan
kepuasan dalam batas-batas kemampuan finansialnya.
b) Bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa
alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya.
c) Bahwa konsumen selalu bertindak dengan rasional.
2) Teori psikologi
Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori spikologi, yaitu:
a) Teori belajar (learning teory)
Teori ini lebih menekankan pada tindakan penafsiran dan
peramalan. Pada proses belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut: sikap, keyakinan, dan pengalaman masa lalu.
b) Teori psikhoanalitis (psychoanalytic theoty)
Tindakan seseorang yang tidak direncanakan akan mudah
sekali menimbulkan akibat-akibat yang kurang baik. Namun
tidak berarti bahwa akibat yang ditimbulkan selalu tidak baik.
Sebagai contoh dapat kita lihat pada perilaku pembelian dari
orang-orang yang tinggal di kota besar seperti, Jakarta, mereka
akan membeli sesuatu karena ingin dipandang lebih kaya oleh
c) Teori sosiologi
Teori ini lebih mengutamakan perilaku kelompok, bukan
individu. Hal ini disahkan pada kegiatan kelompok seperti
keluarga, teman dalam satu pekerjaan, perkumpulan olahraga,
dan sebagainya.
d) Teori antropologi
Pada teori ini yang lebih diutamakan adalah kelompok besar
atau kelompok yang ruang lingkupnya sangat luas yaitu
kebudayaan (kelompok paling luas), subkultur (kebudayaan
daerah), dan kelas-kelas sosial.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Kotler (2001:144), faktor-faktor utama yang mempengaruhi
perilaku pembelian konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial,
faktor personal dan faktor psikologi seperti yang ditunjukkan gambar
berikut ini.
a. Faktor Budaya
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan,
dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari
keluarga dan lembaga penting lainnya. Sub budaya merupakan
sekelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan
masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya
menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.
b. Faktor Sosial
Kelompok merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk
mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga merupakan
kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri
dari orang tua seseorang. Dari orang tua, seseorang memperoleh suatu
orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta suatu rasa ambisi
pribadi, penghargaan pribadi dan citra. Peran dan status maksudnya
setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali membeli produk yang
menunjukkan statusnya dalam masyarakat.
c. Faktor Pribadi
Umur dan tahap daur hidup Orang membeli barang dan jasa
yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makanan,
pakaian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan umur.
Membeli juga dipengaruhi oleh tahap daur hidup keluarga,
tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan
kedewasaannnya.
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Pekerjaan kasar cenderung membeli lebih banyak pakaian
untuk bekerja, sedangkan pekerjaan kantor membeli lebih banyak jas
Situasi Ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati
kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat
minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat
mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan
kembali, dan mengubah harga produknya.
Gaya Hidup merupakan pola kehidupan seseorang yang
diwujudkan dalam aktivitas, interes, dan opininya. Gaya hidup
seseorang merupakan pola hidup didunia yang diekspresikan melalui
kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup ini seringkali
mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosialnya.
Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian mengacu pada
karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya sendiri.
Sedangkan konsep diri merupakan apa yang dimiliki seseorang
memberi kontribusi pada mencerminkan identitas mereka. Jadi, agar
dapat memahami tingkah laku konsumen, pertama-tama pemasar
harus dapat memahami hubungan antara konsep diri konsumen dan
miliknya.
d. Kelompok referensi kecil
Kelompok referensi kecil disini dalam cakupannya meliputi
lingkungan di mana konsumen tersebut tinggal dan melakukan
kelompok biasanya mempunyai pelopor opini (opinion leader) yang
dapat mempengaruhi anggotanya dalam membeli sesuatu. Terkadang
nasehat orang lain lebih berpengaruh daripada iklan di majalah, surat
kabar, televisi, atau media lainnya.
e. Faktor Psikologis
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk
mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan
kebutuhannya. Persepsi meurpakan proses yang dilalui orang dalam
memilih, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna
membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.
Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam tingkah laku
individual yang muncul dari pengalaman, keyakinan, dan sikap.
Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatan dimasa lalu atau
dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang dapat
memperoleh pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif
yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Sedangkan sikap adalah
evaluasi, perasaan, dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu
obyek atau ide yang relatif konsisten. Kepribadian merupakan sikap
pola individu yang dapat menentukan tanggapan untuk menentukan
tingakah laku. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk
melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia menggambarkan
5. Merek
Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa (Tjiptono,2011:4).
a. Manfaat-manfaat merek
1) Manfaat ekonomik
a) Merek merupakan sarana bagi perusahaan untuk bersaing
memperebutkan pasar.
b) Konsumen memilih merek berdasarkan value for money yang
ditawarkan berbagai macam merek.
c) Relasi antara merek dan konsumen dimulai dengan penjualan.
Premium harga bisa berfungsi layaknya asuransi resiko bagi
perusahaan. Sebagian besar konsumen lebih suka memilih
penyedia jasa yang lebih mahal namun diyakininya bakal
memuaskannya ketimbanh memilih penyedia jasa yang lebih
murah yang tidak jelas kinerjanya.
2) Manfaat fungsional
1) Merek memberikan peluang bagi diferensiasi, selain
memperbaiki kualitas (diferensiasi vertikal)
perusahaan-perusahaan juga memperluas mereknya dengan tipe-tipe
2) Merek memberikan jaminan kualitas. Apabila konsumen
membeli merek yang sama lagi, maka ada jaminan bahwa
kinerja merek tersebut akan konsisten dengan sebelumnya.
3) Pemasar merek berempati dengan para pemakai akhir dan
masalah yang akan diatasi merek yang ditawarkan.
4) Merek memfasilitasi ketersediaan produk secara luas.
5) Merek memudahkan iklan dan sponsorship
3) Manfaat psikologis
a) Merek merupakan penyerdehanaan atau simplifikasi dari
semua informasi produk yang perlu diketahui konsumen.
b) Pilihan merek tidak selalu berdasarkan pada pertimbangan
rasional. Dalam kasus faktor emosional (seperti gengsi dan
merek) memainkan peran dominan dalam keputusan
pembelian.
c) Merek bisa memperkuat citra diri dan persepsi orang lain
terhadap pemakai/pemiliknya.
d) Brand symbolismtidak hanya berpengaruh pada persepsi orang
lain, namun juga pada identifikasi diri sendiri dengan objek
tertentu.
b. Fungsi Merek
1) Identifikasi
Bisa dilihat dengan jelas, memberikan makna bagi produk,
2) Praktikalitas
Memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui pembelian
ulang identik dan loyalitas.
3) Jaminan
Memberikan jaminan bagi konsumen bahwa mereka bisa
mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan
pada waktu tempat berbeda.
4) Optimisasi
Memberikan kepastian bahwa konsumen dapat memberi alternetif
terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk
tujuan spesifikasi.
5) Karakterisasi
Mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau citra
yang ditampilkan pada orang lain.
6) Kontinuitas
Kepuasan terwujud melalui familiaritas dan intimasi dengan
merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama
bertahun-tahun.
7) Hedonistis
Kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo, dan
8) Etis
Kepuasan terkait dengan perilaku bertanggung jawab merek
bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat.
Rangkuti (2002:2) merek dapat dibagi dalam pengertian lain, yaitu :
a. Brand namemerupakan bagian dari yang dapat diucapkan.
b. Brand markmerupakan bagian dari merek yang dapat dikenali namun
tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf atau warna
khusus.
c. Trade mark merupakan merek atau sebagian dari merek yang
dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu
yang istimewa. Tanda dagang ini melindungi penjual dengan hak
istimewanya untuk menggunakan nama merek (tanda merek).
d. Copyright merupakan hak istimewa yang dilindungi oleh
undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan, menjual karya tulis, karya
musik atau karya seni.
Dapat disimpulkan bahwa merek memang bukan sekedar nama,
istilah, tanda, ataupun simbol saja, namun lebih dari itu bahwa merek
merupakan sebuah “janji” perusahaan untuk secara konsisten memberikan
Pemberian merek pada suatu produk bukan hanya sebuah simbol, karena
merek memiliki enam tingkat pengertian (Rangkuti,2002:3),yaitu:
a. Atribut
Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan
diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti
atribut-atribut apa saja yang dikandung dalam suatu merek.
b. Manfaat
Selain atribut, merek juga memiliki rangkaian manfaat. Konsumen
tidak membeli atribut pada produk, namun mereka membeli manfaat
fungsional maupun manfaat emosional.
c. Nilai
Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen
sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa
pengguna merek tersebut.
d. Budaya
Merek dapat juga dipakai untuk melambangkan budaya tertentu.
Misalnya Panasonic mewakili budaya Jepang yang terorganisir
dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu
menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
e. Kepribadian
Merek memiliki kepribadian bagi para penggunanya. Jadi diharapkan
dengan menggunakan merek kepribadian si pengguna akan tercermin
f. Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah
sebab para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal
untuk menggunakan mereknya.
6. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dari lingkungan
(ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri
dan juga disekitarnya (pendapat) (Setiadi,2003:148). Terdapat dua macam
tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup. Yang pertama adalah
konsumen yang mementingkan gengsi ketimbang harga dan yang kedua
adalah konsumen yang mementingkan merek daripada kualitas produk
barang. Menurut Kotler (2004:192) gaya hidup ialah pola kehidupan
seseorang di dunia yang diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan opini.
Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Untuk memahami hal ini maka dapat diukur
dimensi-dimensi utama konsumen yaitu dimensi AIO. Dimensi yang
pertama ialah Activities yang meliputi pekerjaan, hobi, belanja, olah raga,
dan kegiatan sosial. Dimensi yang kedua ialah Interests yang meliputi
makanan, mode, keluarga, dan rekreasi. Dimensi yang ketiga ialah
Opinionstentang diri mereka sendiri, masalah-masalah sosial, bisnis, dan
7. Keputusan Pembelian
Setelah konsumen mendapatkan informasi tentang barang yang
dibutuhkan kemudian konsumen membuat keputusan untuk melakukan
pembelian. Konsumen akan menetapkan memilih merek yang disukainya
diantara beberapa merek yang ada.
Dalam mengambil keputusan untuk membeli mempunyai lima
macam keputusan membeli :
a. Keputusan tentang merek
b. Keputusan membeli dari siapa
c. Keputusan tentang jumlah produk yang akan dibeli
d. Keputusan tentang waktu membeli
e. Keputusan dalam cara pembayaran
B. Penelitian Sebelumnya
1. Mutmainnah Nur Arif dengan judul skripsi Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Produk Sophie
Martin pada B.C. Ivrina Katili.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah faktor keluarga,
situasi ekonomi, dan gaya hidup mempengaruhi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian produk Sophie Martin dan juga untuk
mengetahui faktor mana yang memberikan pengaruh dominan terhadap
Metode analisis data yang digunakan Analisis Deskriptif, Uji
Validitas dan Reliabilitas, Analisis Regresi Linear Berganda (Multiple
Linear Regression), Uji Fhitung (Uji Serentak), Uji thitung, Pengujian
Koefisien Determinan (R2).
Setelah dilakukan pembahasan mengenai masalah faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian produk Sophie Martin pada
BC. Ivrina Katili, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian yang terdiri
dari faktor keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup akan tetapi salah
satu yang paling berpengaruh adalah gaya hidup , bisa dilihat pada
table coefisients dimana setiap terjadi peningkatan variabel gaya hidup
sebesar satu satuan maka keputusan konsumen membeli produk
Sophie Martin akan meningkat sebesar 0,314 berbeda dengan variabel
keluarga dan situasi ekonomi yaitu 0,227 dan 0,229.
b. Didasarkan pada uji FHitung maka Ha diterima secara bersama –
sama terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas
(keluarga, situasi ekonomi, dan gaya hidup) terhadap keputusan
pembelian produk Sophie Martin.
2. Mahendra Joesof dengan judul skripsi Analisis Sikap, Merek, dan Faktor
Budaya terhadap Minat Beli Konsumen. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah sikap den merek mempunyai perbedaan yang
lebih tinggi pada produk bakpao merek larissa dengan produk bakpao
[image:42.595.101.515.257.617.2]labih kritikal disbanding dengan Etnik Non Tionghoa, dan untuk
mengetahui apakah sikap akan mempengaruhi minat beli konsumen
produk bakpao merek larissa.
Metode alat analisis data yang digunakan Uji T-Test, Analisis
Regresi Linier Sederhana, dan Uji Asumsi Klasik Model Regresi
Sederhana dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik Multikolonieritas,
Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas, Uji Asumsi Kalasik Normalitas,
Uji Asumsi Klasik Autokorelasi.
Setelah dilakukan pembahasan mengenai masalah Analisis Sikap,
Merek, dan Faktor Budaya Terhadap Minat Beli Konsumen pada
konsumen bakpao merek larissa di Surakarta, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan antara lain:
a. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari uji T-Test, diketahui
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
ada perbedaan sikap terhadap produk bakpao larissa dengan merek
larissa dengan produk bakpao larissa dengan merek bukan larissa
dimana sikap untuk produk bakpao larissa dengan merek larissa lebih
tinggi dibandingkan dengan bakpao larissa dengan merek bukan
larissa.
b. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis Uji T-Test,
diketahui behwa Etnis Tionghoa cenderung lebih kritikal
dibandingkan dengan Etnis Non Tionghoa karena Etnis Tionghoa
sedangkan Etnis Non Tionghoa belum mengenal secara luas produk
bakpao sehingga memiliki pola pembelian yang tinggi dan cenderung
setia kepada satu merek saja.
c. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis regresi linier
sederhana, diketahui bahwa pengaruh sikap terhadap minat konsumen
pada produk bakpao merek larissa adalah positif. Maka hipotesis
ketiga terbukti bahwa sikap berpengaruh terhadap minat konsumen
pada produk bakpao merek larissa.
C. Desain Penelitian
Kerangka Konseptual penelitian adalah kerangka berfikir yang dibuat
oleh penulis untuk menggambarkan hubungan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Kerangka konseptual penelitian dapat dibuat
Variabel Independen (X) :
Gambar II.1
Kerangka Konseptual Variabel Merek dan Gaya Hidup
Keterangan :
Pengaruh Parsial
Pengaruh Simultan
Bagan tersebut menggambarkan bahwa variabel independen yaitu
merek (X1) dan gaya hidup (X2) berpengaruh terhadap variabel dependen
yaitu keputusan pembelian (Y) secara parsial dan simultan.
Pengaruh secara simultan artinya merek dan gaya hidup dapat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Pengaruh
secara parsial artinya semakin merek dikenal oleh konsumen, semakin ingin
melakukan pembelian. Adanya pengaruh gaya hidup membuat konsumen
melakukan pembelian. Merek (X1)
Gaya Hidup (X2)
D. Rumusan Hipotesis
Hipotesis dipandang sebagai jawaban sementara yang perlu
dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian ini penulis mengemukakan alasan
mengenai perumusan hipotesis, sebagai berikut:
Mengapa merek dan gaya hidup merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi keputusan pembelian Tupperware? semakin terkenalnya
merek suatu produk pasti akan menimbulkan keputusan untuk membeli
produk Tupperware semakin meningkat. Merek yang melekat pada sebuah
produk akan membawa pengaruh yang berbeda, hal ini disebabkan oleh
adanya atribut, manfaat, nilai, budaya, kepribadian dan pemakai. Merek yang
memiliki keistimewaan cenderung memiliki daya jual yang tinggi, merek
Tupperware memiliki keistimewaan pada tutup yang kedap udara dan kedap
cairan.
Gaya hidup setiap konsumen berbeda tergantung pada kemampuan
ekonomi masing-masing konsumen. Konsumen yang memiliki pendapatan
tinggi akan semakin sering melakukan pembelian Tupperware. Terdapat 2
macam tipikal konsumen terhadap produk gaya hidup, yang pertama adalah
konsumen yang mementingkan gengsi ketimbang harga dan yang kedua
adalah konsumen yang mementingkan merek daripada kualitas produk
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Ha1 : Merek dan gaya hidup secara simultan berpengaruh terhadap
keputusan pembelian Tupperware.
Ha2 : Merek dan gaya hidup secara parsial berpengaruh terhadap keputusan
BAB
III
METODE PEIYELITIAN
A.
Jenis PenelitianPenelitian
ini
dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi kasus.Penelitian dengan studi kasus di Pedukuhan Mutihan, Kulon Progo. Studi kasus
merupakan suatu penelitian terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas,
dengan demikian hasil penelitian hanya berlaku pada objek yang diteliti saja.
Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang dimintai keterangan berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilakukan. Yang menjadi subjek penelitian
ini
adalahmasyarakat yang menggunakan produk-produk Tupperware. Objek Penelitian
adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok dalam penelitian. Yang
meqfadi objek penelitian adalah merelg gaya hidup dan keputusan pembelian.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
sudah dilaksanakanPenelitian sudah dilaksanakan di
Yogyakarta.
pada bulan Juni sampai bulau Juli 2013.
D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel yang lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel independen adalah :
1) Variabel Merek (X1)
2) Variabel Gaya Hidup (X2)
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel penelitian
yang diukur dan dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel dalam
penelitian ini adalah :
Keputusan Pembelian (Y).
2. Definisi Variabel a. Merek
Merek adalah istilah, nama, tanda dan simbul untuk mengidentifikasi
barang atau jasa yang dijual seseorang untuk membedakan merek
Tupperware dengan merek yang lain. Merek sesuatu hal yang penting
bagi konsumen maupun produsen.
Indikator merek menurut soehadi :
1) Leadership yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik
harga maupun atribut non-harga.
2) Stability yaitu kemampuan untuk mempertahankan loyalitas
pelanggan.
3) Market yaitu kekuatan merk untuk meningkatkan kinerja toko atau
distributor.
4) Internationality yaitu kemampuan merk untuk keluar dari area
geografisnya atau masuk ke negara maupun daerah lain.
5) Trend yaitu merk menjadi semakin penting dalam industri.
6) Support yaitu besarnya dana yang dikeluarkan untuk
mengkomunikasikan merk.
7) Protection yaitu merk tersebut mempunyai legalitas.
b. Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam kegiatan, minat, dan opininya serta dalam
keputusan membeli sebuah produk tempat minum Tupperware.
Indikator dari gaya hidup :
1) Dapat meningkatkan gengsi.
2) Minat dan keinginan seseorang memiliki produk Tupperware
3) Nilai kebanggaan saat memiliki Tupperware
4) Produk Tupperware dianggap lebih unggul dari produk tempat
c. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian adalah sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
konsumen dalam menentukan pilihan pengambilan keputusan dimana
konsumen benar-benar membeli produk tempat minum, tempat
makan, dan toples Tupperware.
Indikator keputusan pembelian (Lamb,2001:189) :
1) Kebutuhan terhadap produk
2) Pencarian informasi terhadap produk
3) Evaluasi terhadap produk
4) Keputusan memilih produk
5) Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk.
3. Pengukuran Variabel
Dalam melakukan penelitian untuk mengumpulkan data, penulis
akan membagi angket kepada responden, yang mana jawaban-jawaban
responden tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert.
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator variabel tersebut dijadikan sebagai
pedoman untuk menyusun pernyataan. Jawaban dari setiap pernyataan
yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat setuju
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
[image:52.595.100.501.90.605.2]STS: Sangat Tidak Setuju
Tabel III.1 Skor Pernyatan
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu
variabel dengan menspesifikasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan
Tabel III.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
Pengukuran Merek Merek merupakan
istilah, nama, tanda, dan simbol untuk
mengidentifikasi atau membedakan produk yang satu dengan produk yang lain.
a. Kemampuan untuk mempengaruhi konsumen b. Kemampuan mempertahankan pelanggan c. Kemampuan konsumen dalam mengingat merek Tupperware Likert Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat (keinginan memiliki barang), dan pendapatan (bagaimana membelanjakan uangnya).
a. Dapat meningkatkan gengsi
b. Minat dan keinginan seseorang memiliki produk Tupperware c. Nilai kebanggaan saat memiliki produk
Tupperware
d. Produk Tupperware dianggap lebih unggul dari produk lainnya.
Likert
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli produk Tupperware.
a. Kebutuhan terhadap produk Tupperware b. Pencarian informasi terhadap produk Tupperware
c. Evaluasi terhadap produk Tupperware d. Keputusan memilih produk Tupperware e. Merekomendasikan kepada pihak lain untuk memilih produk
Tupperware
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan gabungan dari seluruh elemen yang memiliki
serangkaian karakteristik serupa, yang mencakup semesta untuk
kepentingan masalah riset pemasaran. Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen produk Tupperware yang berada di
Pedukuhan Mutihan Wates, Kulon Progo, Yogyakarta.
2. Sampel
Sampel merupakan sub elemen populasi yang terpilih untuk
berpartisipasi dalam studi. Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi yang diambil. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
konsumen yang telah membeli produk Tupperware yang berada di
Pedukuhan Mutihan, Wates. Besarnya sampel yang akan diambil adalah
100 responden. Jumlah ini didasarkan pada rumus infinite
(Umar,2003:150)
Untuk menghitung besarnya sampel dapat dapat menggunakan
rumus infinite :
=za . p. q
d
=(1,96) .(0,5). (0.5)
(0,1)
di mana :
n : jumlah sampel
p : estimator proporsi populasi
q : 1-p = proporsi yang diinginkan mempunyai karekteristik
tertentu
Za : nilai uji dengan standar signifikansi 5% (Za/2=1,96)
d : penyimpangan yang ditolerir
p.q : jika p da q tidak diketahui maka dapat diganti dengan
0.25
Maka sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 responden atau dapat
dibulatkan menjadi 100 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah
sebagian konsumen produk Tupperware yang pernah membeli produk
Tupperware. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100
responden.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling atau judgement sampling yaitu cara pengambilan
sampel berdasarkan pada pertimbangan-pertinbangan tertentu
(Sanusi,2011:95). Teknik penganbilan sampel ini tidak semua individu
populasi diberi peluang untuk menjadi anggota sampel. Misalnya, penelitian
tentang merek Tupperware maka sampel dalam penelitian ini sumber datanya
H. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
peneliti langsung dari responden. Data yang diterima dari responden
sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai
keputusan pembelian konsumen hubungannya terhadap merek dan gaya
hidup. Sumber data primer adalah konsumen yang menjadi sampel dalam
penelitian. Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi
angket kepada konsumen.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain) yang telah dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari internet, majalah dll yang berhubungan dengan judul
skripsi.
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik angket.
Teknik angket adalah suatu daftar pernyataan tertulis yang terinci dan lengkap
yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang
responden. Pernyataan-pernyataan tersebut dirumuskan sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh jawaban yang objektif.
(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2200838-pengertian-angket-atau-kuesioner/).
Daftar pernyataan ini berisikan identitas responden dan
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan merek, gaya hidup, dan keputusan
pembelian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
angket. angket adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan
daftar pernyataan kepada responden dengan harapan akan memberi respon
atas pernyataan tersebut. Data yang dikumpulkan meliputi :
1. Identitas responden.
2. Data mengenai tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang
mempengaruhi keputusan pembelian.
J. Teknik Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan dalam bentuk angket,
sehingga perlu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur sah
atau tidaknya suatu angket. Angket dikatakan valid jika pernyataan dalam
angket mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh angket
tersebut. Uji validitas merupakan alat pengukuran yang menunjukkan
melakukan fungsi ukurannya dengan menggunakan teknik korelasi
product moment.
Rumus korelasi product momentadalah sebagai berikut :
rxy = ∑ (∑ )(∑ )
( ∑ ( ) ) ∑ (∑ )
di mana :
rxy = koefisien korelasi antara masing-masing butir pernyataan
x = nilai dari masing-masing item (butir pernyataan)
y = nilai total dari butir pernyataan
N = jumlah sampel (responden)
Xy = perkalian antara masing-masing item dengan nilai skor total
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka
ketentuanya sebagai berikut :
Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 5% , maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 5%, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk memenuhi keandalan kuesioner.
Reliabilitas alat ukur menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas
nilai hasil skala pengukuran tertentu yang diperoleh dari alat ukur yang
kita buat (Soegoto,2008:123). Dalam menghitung reliabilitas, peneliti
Rumus cronbach’s Alpha:
α
=
( )
1
−
∑di mana :
α
= Cronbach’s Coefficient Alphaatau realibitas instrumenk = banyaknya butir pertanyaan atau pernyataan
∑ = jumlah varians butir
= varians total
Pengujian reliabilitas instrument dilakukan dengan menggunakan teknik
cronbach’s Alpha. Angket dikatakan reliabel bila nilai Alpha lebih besar
dari rkritisproduct momentdengan taraf signifikansi 5%.
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
metode analisa kuantitatif. Dimana untuk mencapai tujuan pertama yaitu
menganalisis pengaruh merek dan gaya hidup terhadap keputusan
pembelian konsumen dalam melakukan pembelian adalah dengan
menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(merek dan gaya hidup) terhadap variabel dependen (keputusan
pembelian) baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Metode
Y = a + b1X1+ b2X2
di mana :
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
X1 = Merek
X2 = Gaya hidup
b1 = Koefisien merek
b2 = Koefisien gaya hidup
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi Klasik merupakan pengujian asumsi-asumsi statistika yang
harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda. Bagi pembuat model,
asumsi merupakan anggapan pengarang dalam bentuk model statistika
yang dapat digunakan dalam kondisi-kondisi data tertentu. Sedangkan
bagi pengguna model, asumsi merupakan batasan yang berguna untuk
mengetahui apakah model statistika yang digunakan layak untuk kondisi
data pengamatan. Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti
menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat terpenuhi, atau
beralih kemetode yang lain agar solusinya dapat terselesaikan. Model
analisis regresi berganda penelitian ini mensyaratkan uji asumsi terhadap
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data
normal atau mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal
probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal, dan
ploting data yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika
data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis
diagonalnya / grafik histogram maka menunjukkan pola distribusi
normal. Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonalnya / grafik histogram maka menunjukkan pola
distribusi tidak normal (Imam Ghozali,2001).
Normalitas akan menguji data variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Menguji sampel
dengan menguji normalitas :
H0 : X terdistribusi normal
H1 : X tidak terdistribusi normal
Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data
variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau normal sekali.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada
(Ghozali,2006). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat
problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinearitas
pada penelitian dilakukan dengan matrik korelasi. Pengujian ada
tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai
matrik korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai
VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya.
Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang
dibenarkan secara statistik (α=10%). Nilai Variance Inflation Factor
(VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku kuadrat. Nilai
tolerance (α) dan Variance Inflation Factor(VIF) dapat dicari dengan
menggabungkan kedua nilai tersebut sebagai berikut:
1) Besar nilai tolerance (α)
α = I/VIP
2) Besarnya nilai Variance Inflation Factor(VIF)
VIF = I/ α
Variabel bebas mengalami multikolinieritas jika : α hitung ≤ α dan
VIF hitung > VIF.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi berganda terjadi ketidaksamaan varians dari
(Ghozali,2006). Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika
varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2006). Salah satu cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan nilai
residualnya SRESID.
Homokedastisitas terjadi bila pada scatterplot titik-titik hasil
pengolahan data antara ZPRED dan SRESID menyebar dibawah
manapun di atas titik orogin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak
mempunyai pola tertentu. Heteroskedastisitas terjadi bila pada
scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik
menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang.
3. Uji Hipotesis a. Uji F
Uji F dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui merek dan
gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Untuk melakukan pengujian secara bersama-sama
(simultan), maka ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu:
H0:β1=β2=0, artinya merek dan gaya hidup secara bersama-sama
tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Ha:B1;B2 minimal salah satu ≠ nol (0) artinya merek dan gaya
hidup berpengaruh secara bersama-sama terhadap keputusan
pembelian.
2) Menentukan daerah keputusan hipotesis
Untuk menguji ini digunakan tabel F. untuk mencari nilai F tabel
perlu diketahui derajat bebas pembilang pada kolom, derajat bebas
penyebut pada baris dan taraf nyata.
3) Menentukan nilai F-hitung
Nilai F-hitung ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
=
di mana:
F = Nilai F hitung
R2 = Koefisien determinasi
K = Banyaknya variabel yang diteliti
n = Banyaknya populasi
Jika Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya merek
dan gaya hidup secara bersama-sama mempengaruhi keputusan
pembelian.
Jika Fhitung ≤Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya merek
dan gaya hidup secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
Ha jika Fh ≥ Ft maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya merek
dan gaya hidup secara bersama-sama berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
b. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh 1 variabel penjelas secara individual dalam menerangkan
variasi variabel terikat (Kuncoro,2007:81). Merek dan gaya hidup
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Namun jika thitung < ttotal dengan taraf signifikansi (α) 5% maka ho
diterima. Artinya variabel merek dan gaya hidup secara parsial
berpengaruh terhadap keputusan pembelian, secara signifikan maka
dengan uji t (test) dengan rumus sebagai berikut :
t =b−β
di mana :
b = koefisien regresi
β = rata-rata sampel
sb= standar eror dan koefisien regresi
Dalam uji signifikansi ini, apabila nilai thitung ≥ ttabel dengan
taraf signifikansi (α) 5%, maka hoditolak. Artinya variabel merek dan
gaya hidup secara parsial tidak berpengarug terhadap keputusan
pembelian.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mendeteksi
seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan
variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat
terbatas. Sebaliknya, nilai R2 yang mendekati satu menandakan
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
47
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Perusahaan
Tahun 1938 Mr. Earl Tupper, seorang ahli kimia dari Amerika Serikat
berusia 31 tahun mendirikan perusahaan Tupper Plastic Company dan pabrik
pertamanya di Farnumsville, Massachussets, USA inilah produk plastik
dengan merek Tupper Plastic mulai dijual tahun 1946 melalui toko dan
katalog. Namun penjualan kurang sukses karena keistimewaan produk
Tupperware yaitu "SEAL" atau tutupnya yang kedap udara dan kedap cairan
ini tidak diketahui konsumen karena tidak ada penjelasan tentang itu.
Keadaan berubah ketika seorang wanita bernama Brownie Wise
memperkenalkan cara penjualan produk Tupperware melalui "PARTY
PLAN/HOME PARTY" atau peragaan dirumah-rumah yang terbukti lebih
sukses dan efektif karena disertai penjelasan mengenai keistimewaan dan
manfaat dari tiap produk. Dalam usianya yang lebih dari setengah abad, saat
ini Tupperware telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka didunia
dibidang wadah plastik untuk penyimpanan maupun penyajian yang
berkualitas tinggi. Dengan kantor pusat di Orlando, Florida (US), saat ini
Tupperware mulai dikenal masyarakat Indonesia sekitar tahun
1978. Namun, nyatanya belum dapat berkembang luas, karena belum
memiliki kantor perwakilan dan distributor resmi Tupperware di
Indonesia. Tahun 1990 Kantor Pusat Tupperware dari Orlando, datang ke
Jakarta untuk menyeleksi tujuh calon rekanan. Diluar dugaan, dari hasil
seleksi terpilih Ibu Nafisah Emir sebagai distributor pertama di Indonesia.
Perlahan-lahan masyarakat Indonesia mulai mengenal Tupperware, dan
sejak pertengahan tahun 2001 distributor Tupperware telah berkembang
menjadi 83 distributor di seluruh Indonesia, dan tercatat sebagai salah satu
dari tiga perusahaan direct sellingterbesar di Indonesia.
http://barbiedini.blogspot.com/2010/06/sejarah-tupperware.html
PT . Imawi Benjaya memilih PT. Alif Rose di bawah naungan ibu
Nafisah Emir, sebagai distributor. Dalam memasarkan produknya
Tupperware memiliki 2 unit distribusi yaitu, Tim Management di setiap
negara, yang bertanggung jawab dalam kegiatan operasional seharihari
dan juga sistem pemasarannya. Dan tim yang lain adalah tim penjual atau
distribusi, yang terdiri dari distributor (perusahaan independen) dan
[image:68.595.97.512.269.549.2]konsultan penjual (salesforces penjualan) sebagaimana dijelaskan pada
Gambar IV.1. Distributor Tupperware Sumber : Tupperwar