Eubacteria dan Archaebacteria
Berdasarkan klasifikasi sistem 5 kingdom, kingdom terdiri atas: Monera, Protista, Fungi, animalia, dan plantae. Kingdom Monera merupakan organisme uniseluler prokaryot yang berukuran sangat renik. Pada klasifikasi sistem 6 kingdom yang dipelopori oleh Carl Woese, monera dipisahkan lagi menjadi 2 kingdom yaitu kingdom Eubacteria dan Archaebacteria. Yang akan dibahas sekarang adalah Eubacteria (bakteri sejati) dan Archaebacteria.
1. Eubacteria a. Ciri-ciri: 1) Ukuran
a) Sangat renik : 0,12 mikron seperti pada Bakteri Mycoplasma b) Rata-rata : 1-5 mikron
c) Sangat besar : 200 mikron seperti paba bakteri Thiomargarita
2) Bentuk
a) Kokus (bulat)
Monokokus, berupa sel bulat tunggal, contohnya Chlamydia trachomatis
penyebab penyakit mata
Diplokokus, berupa sel bulat ganda berdempetan, contohnya Neisseria
gonorrhoeae penyebab penyakit raja singa
Tetrakokus, berupa empat sel bulat berdempetan, contohnya Pediococcus
cerevisiae untuk membuat sosis
Sarkina, berupa 8 sel bulat berdempetan membentuk kubus. Contohnya
Thiosarcina rosea (bakteri belerang)
Streptokokus, lebih dari 4 sel bulat berdempetan membentuk rantai,
contohnya Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang)
Stafilokokus, lebih dari 4 sel bulat berdempetan yang membentuk seperti
buah anggur. Contohnya: Staphylococcus aureus
b) Basil (batang)
Monobasil, berupa sel batang tunggal. Contohnya: Escherichia coli
(bakteri colon manusia) dan Propionibacterium acne (penyebab jerawat)
Diplobasil, berupa sel batang ganda yang berdempetan.
Streptobasil, yaitu berupa sel bakteri batang berdempetan membentuk
rantai. Contohnya: Bacillus anthracis (penyebab antraks) dan Azotobacter (bakteri tanah yang mengikat nitrogen)
Spiral, yaitu bentuk sel bergelombang. Contohnya: Thiospirillopsis
floridana
Spiroseta, yaitu bentuk sel seperti sekrup. Contohnya: Treponema
pallidum (penyebab sifilis)
Vibrio, yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Contohnya: Vibrio
cholerae (penyebab penyakit kolera)
d) Kokobasil/ antara kokus dan basil (pada bakteri coxiella burneti)
Contohnya: Coxiella burneti
e) Filamen / helaian benang (pada bakteri kelompok actinomycetes)
Contohnya: pada kelompok Actinomycetes
3) Struktur dan fungsi a) Struktur dasar
Dinding sel
Dinding sel eubakteria/ bakteri tersusun dari peptidoglikan (protein dan polisakarida). Berdasarkan ketebalan peptidoglikan dinding sel bakteri, maka bakteri dibedakan menjadi:
Bakteri gram positif (peptidoglikan tebal). Akan berwarna ungu
jika diwarnai pewarnaan gram. Contohnya: Neisseria gonorrhoeae
Bakteri gram negatif (peptidoglikan tipis). Akan berwarna merah
muda tau merah apabila diwarnai dengan pewarnaan gram. Contohnya: Propionibacterium acne
Fungsi: Melindungi dan memberi bentuk bakteri
Membran plasma
Membran plasma tersusun fosfolipid dan protein. Meliki sifat selektif permeabel. Berfungsi menyelubungi sitoplasma dan berperan sebagai rintangan selektif zat-zat yang akan keluar masuk sel
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang mengandung ribosom, DNA, dan granula penyimpanan. Sitoplasma berfungsi untuk sarana gerak organel yang ada di dalamnya.
Ribosom
Memiliki ukuran yang sangat kecil dan berfungsi sebagai tempat terjadinya sintesis protein
DNA bakteri berupa rantai tunggal berbentuk melingkar (nukleoid). DNAnya tidak mengandung protein histon (DNA telanjang). Beberapa bakteri memiliki tambahan DNA melingkar lain yang lebih kecil yang disebut plasmid. Berfungsi sebagai pembawa informasi genetik.
Granula penyimpanan
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan yang dibutuhkan.
b) Struktur tambahan
Kapsul
Merupakan lapisan diluar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Jika lapisannya tebal maka disebut kapsul dan apabila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Tersusun dari polisakarida dan air yang berfungsi untuk melindungi bakteri dari sel sel fagosit dan untuk melekattkan diri pada sesuatu, serta melindungi sel bakteri saat kekeringan. Contohnya Streptococcus mutans (penyebab gigi berlubang).
Flagelum (jamak: flagela)
Biasa juga disebut bulu cambuk. Flagel tersusun dari protein. Berikut tipe-tipe flagel berdasarkan jumlah dan letak flagel
Monotrik (apabila flagel berjumlah satu)
Lofotrik (apabila banyak flagel keluar dari satu sisi)
Amfitrik (apabila satu atau banyak flagel keluar dari kedua ujung sel
bakteri)
Peritrik (apabila flagel tersebar di sekeliling permukaan sel bakteri)
Fungsi sebagai alat gerak pada beberapa jenis bakteri yang berbentuk batang dan spiral.
Pilus (jamak: pili)
Merupakan struktur berupa rambut halus yang keluar dari dinding sel. Pilus mirip dengan flagelum naun lebih pendek, kaku, dan berdiameter lebih kecil (tersusun dari protein). Pilus hanya terdapat pada bakteri gram negatif seperti E. coli. Pilus berfungsi sebagai penghubung saat bakteri melakukan konjugasi, pelekat antara sel bakteri yang satu dengan yang lain.
Fimbria
Sejenis pilus namun ukurannya lebih pendek dari pilus.
Merupakan struktur yang berada tepat dibawah membran plasma. Klorosom mengandung pigmen hijau dan dan pigmen lain untuk berfotosintesis. Seperti pada Chlorobium (bakteri hijau)
Vakoula gas
Terdapat pada bakteri yang hidup di air dan melakukan fotosintesis. Berfungsi untuk mengangkat tubuh (sel bakteri) ke permukaan air agar memperoleh cahaya matahari.
Endospora
Merupakan bentuk laten dari beberapa bakteri gram positif. Endospora terbentuk di dalam sel bakteri bila bakteri dalam keadaaan terancam. Endospora mengandung sitoplasma, matri genetik, dan ribosom. Dinding endospora tersusun dari protein. Tebalnya endospora menjadikannya tahan terhadap kekeringan radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungannya aman maka endospora akan tumbuh menjadi bakteri baru.
Fungsinya: sebagai pertahanan diri
Contohnya: Bacillus anthracis (penyebab penyakit antraks)
b. Cara hidup (makan)
1) Cara memperoleh makanan
a) Heterotrof (yunani, hetero = yang lain, dan trophos = memakan) adalah bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari organisme lain.
Saprofit
Adalah bakteri yang mendapat makanan dari sisa-sisa organisme (daun gugur atau kotoran hewan) atau produk organisme lain (susu dan daging). Bakteri ini merupakan dekomposer alam. Contohnya: Mycobacterium (bakteri pengurai sampah)
Parasit
Adalah bakteri yang mendapat makanan langsung dari inangnya berupa tumbuhan, hewan, atau manusia. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya maka disebut bakteri patogen. Contohnya: Mycobacterium tuberculosis
b) Autotrof (yunani, auto = diri dan trophos = memakan) adalah bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri.
Adalah bakteri yang menggunakan energi cahaya matahari untuk membuat makanannya. Jenis pigmen bakteri ini adalah klorofil dan karoten. Contohnya: Thiocystis sp.
Kemoautotrof
Adalah bakteri yang menggunakan energi kimia untuk mensintesis makanannya. Energi tersebut didapat dari proses oksidasi senyawa anorganik.
Contoh bakteri:
Nitrosomonas dan Nitrosococcus yang mengoksidasi amonia
menjadi nitrit
Nitrobacter yang mengoksidasi ion nitrit menjadi ion nitrat
Gallionella yang mengoksidasi ion fero menjadi ion feri
Hydrogenobacter yang mengoksidasi gas hidrogen menjadi air 2) Cara merombak makanan
a) Aerob (menggunakan oksigen)
Membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya (merombak makanan). Contohnya: Nitrosomonas, Nitrosococcus, dan Nitrobacter.
Nitrosomonas dan Nitrosococcus:
2NH3 + 3O2 2HNO2 + 2H2O + energi
Nitrobacter:
2HNO2 + O2 2HNO3
b) Anaerob (tidak menggunakan oksigen)
Tidak membutuhkan oksigen bebas untuk memperoleh energinya. Energi diperoleh dari proses perombakan senyawa organik tanpa tanpa menggunakan oksigen (fermentasi). Anaerob dibedakan menjadi:
Anaerob fakultatif
Bakteri dapat tetap hidup baik ada ataupun tidak ada oksigen. Contohnya: Escherichia coli, Lactobacillus, dsb.
Anaerob obligat
Bakteri akan mati bila ada oksigen. Contohnya: Clostridium tetani
c. Reproduksi
Reproduksi bakteri dapat dibedakan menjadi: 1) Aseksual
a) Transformasi
Adalah masuknya DNA telanjang ke sel bakteri dan mengubah sifat sel bakteri. Contohnya: Neisseria gonorrhoeae
b) Transduksi
Adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya. c) Konjugasi
Adalah pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan (dengan pilus), misalnya pada E. Coli
d. Habitat
Bakteri hidup hampir ditemukan dimana-mana seperti pada tanah, air, udara, sisa makhluk hidup, dan dalam tubuh orgaisme lain. Bakteri biasanya hidup pada lingkungan yang lembap atau agak basah, dengan temperatur 25-37 0 C. Kondisi
tersebut merupakan kondisi optimal untuk perkembangbiakan bakteri dengan cepat.
e. Klasifikasi
Eubacteria dibagi kedalam 5 filum, yaitu: 1) Filum Proteobacteria
a) Bakteri ungu
Bakteri ungu mengandung klorofil yang terdapat pada membran plasma, beberapa jenis bakteri ungu memiliki flagel, dan memiliki sifat anaerob obligat dan hidup pada endapan kolam, danau, bahkan lumpur. Terbagi kedalam 2 jenis:
Bakteri ungu fotoautotrof
Bakteri ungu fotoheterotrof
Contohnya: Chromatium
b) Proteobakteri kemoautotrof, berperan dalam siklus biogeokimia dalam suatu ekosistem (mengubah N2 di atmosfer menjadi senyawa nitrogen yang
dapat digunakan oleh tumbuhan). Contohnya: Rizobium (bakteri pada tanaman kacang-kacangan)
c) Proteobakteri kemoheterotrof (meliputi bakteri yang hidup dalam saluran pencernaan hewan/manusia), dan bersifat anaerob fakultatif yang bentuknya basil, misalnya E. Coli dan Salmonella
2) Filum Cyanobacteria
secara meluncur). Memiliki ukuran 1-60 mikron. Hidup secara soliter atau berkoloni. Koloninya bisa berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga. a) Struktur dan fungsi
Lapisan lendir untuk membantu gerakan meluncur
Dinding sel sebagai pemberi bentuk pada sel
Membran plasma membatasi lingkungan internal dengan eksternal sel
Sitoplasma untuk sarana gerak organel
Ribosom tempat memproduksi protein
Granula pemyimpanan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan
Membran fotosintetiknya (membran tilakoid) mengandung pigmen
klorofil, karoten, fikosianin (biru), dan fikoeritrin (merah).
Daerah DNA
Vakuola gas untuk naik ke permukaan air/ mengapung di permukaan air b) Bentuk (berkoloni)
Benang
Misalnya Anabaena yang memiliki 3 macam sel utama:
Heterokista: sel berdinding tebal untuk mengikat nitrogen
Akinet : sel berdinding tebal untuk pertahanan diri
Baeosit : sel-sel bulat kecil hasil reproduksi, untuk fotosintesis
Lembaran
Bola berongga c) Reproduksi
Aseksual : pembelahan biner, fragmentasi (bakteri bentuk benang),Akinet (spora)
Seksual : belum diketahui d) Habitat filamen aksial (serabut di sepanjang tubuh, didalam selubung terluar, tetapi diluar dinding sel) yang berfungsi untuk melakukan gerakan berputar
Habitatnya: di lumpur atau air, hidup pada lambung hewan pemamah biak, dan pada tubuh manusia.
4) Filum Chlamydias
Memiliki ukuran paling kecil (0,12 – 1,5 mikron). Bentuk tubuuhnya tidak beratutran. Dapat hidup hanya pada sel hidup lain.
berkembang jadi badan inisial, lalu badan inisial tumbuh dan membelah diri dan membentuk badan dasar, badan dasar masuk ke sel inang menjadi badan inisial, begitu seterusnya. Contohnya: Chlamydia psittaci
5) Filum bakteri gram positif
Bakteri gram positif contohnya: Bacillus, Clostridium, Actinomycetes ( Mycobacterium tuberculosis), Mycoplasma (Mycoplasma gallisepticum) tidak memiliki dinding sel tetapi beberapa jenis memiliki struktur yang mengeras diluar membran plasmanya.
Beberapa bakteri gram positif dapat membentuk endospora yang dibentuk ketika sel bakteri terancam oleh lingkungan yang buruk untuk bakteri tersebut. Saat lingkungannya baik, maka endospora akan membelah dan membentuk sel baru.
2. Archaebacteria
Archaebacteria merupakan nenek moyang makhluk hidup eukaryot uniseluler. Archaebacteria (yunani, archaio: kuno)
a. Ciri-ciri
Struktur yang membedakan Archaebacteria dengan eubacteria yaitu pada dingding sel. Dinding sel Archaebacteria tidak memiliki peptidoglikan seperti Eubacteria. Membran plasmanya mengandung lipid
b. Habitat
Di tempat-tempat yang ekstrim baik itu dari Suhu, PH, Konsentrasi, dan lain sebagainya.
c. Klasifikasi
Berdasarkan habitatnya yang ekstrim, Archaebacteria terbagi menjadi kelompok:
1) Bakteri metanogen
Adalah bakteri yang menghasilkan metana dari gas hidrogen dan CO2 atau
asam asetat. Biasanya hidup di rawa. Contohnya: Methanobacterium 2) Bakteri halofil
Adalah bakteri yang tahan hidup pada kadar garam yang tinggi. Hidup optimal pada kadar garam 20%. Contohnya: Halobacterium
3) Bakteri termoasidofil
Adalah bakteri yang dapat hidup pada lingkungan ekstrim dengan temperatur dan asam yang tinggi. Hidup ooptimal pada temperatur 60-80 0 C dengan PH
2-4. Terdapat dikawasan yang mengandung asam sulfat seperti kawah vulkanik. Misalnya: Sulfolobus dan Thermoplasma
3. Peran bakteri dalam kehidupan manusia a. Menguntungkan
1) Eubacteria
Pembuatan makanan dan minuman.
Pembuatan cuka dengan Acetobacter
Pembuatan yoghurt dengan Lactobacillus bulgaricus
Pembuatan nata de coco dengan Acetobacter xylinum
Pembuatan keju dengan Lactobacillus casei
Siklus nitrogen dengan Rhizobium leguminosarum
Penyuburan tanah dengan nitrosococcus dan Nitrosomonas
Penghasil antibiotik streptomicin untuk pengobatan TBC dengan
Streptomyces griseus
Penelitian rekayasa genetik, seperti menghasilkan insulin dengan
merekayasa gen bakteri (E. coli)
Pembuatan zat kimia butanol dan aseton oleh Clostridium acetobutylicum
2) Archaebacteria
Proses pembusukan sampah dan kotoran hewan menjadi biogas dengan
Methanobacterium
b. Merugikan 1) Eubacteria
Pembusukan makanan oleh Clostridium botulinum
Penyebab penyakit TBC oleh Mycobacterium tuberculosis
Penyebab penyakit antraks pada hewan ternak oleh Bacillus anthracis
Penyebab penyakit tanaman pada tomat oleh Pseudomonas solanacearum
Penyebab tumor pada tumbuhan oleh Agrobacterium tumefaciens??? 2) Archaebacteria
Penyebab kerusakan makanan yang di awetkan dengan garam???? 4. Penanggulangan terhadap bakteri yang merugikan
a. Pengawetan dan pengolahan makanan 1) Pengawetan makanan
Pemanisan
Pengeringan
Pengasapan
Pengasaman
Pengasinan
pendinginan 2) Pengolahan makanan
Pasteurisasi
Pemanasan dengan suhu 63-72 0 C selama 15-30 menit. Biasanya
dilakukan pada susu agar membunuh bakteri patogen, misalnya Salmonella.
Sterilisasi
Strerilisasi dengan udara panas menggunakan oven pada temperatur
170-180 0 C, cara ini dilakukan untuk mensterilkan peralatan gelas
Sterilisasi dengan uap panas bertekanan tinggi dilakukan dengan
autoklaf pada temperatur 115-134 0 C, digunakan untuk sterilisasi bahan
dan peralatan.
b. Kebersihan diri dan lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan
Menjaga kebersihan badan dengan mandi dan mencuci tangan sebelum makan
Melakukan olah raga secara teratur
Makan makanan sehat dan bergizi
Cukup istirahat c. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya memperoleh kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme (disebut juga vaksinasi).
Vaksin kolera
Vaksin tifus
Vaksin BCG untukmencegah TBC