• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS DESA PENDEM KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBUATAN FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS DESA PENDEM KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS

DESA PENDEM KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Jenjang Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknik Elektro Dan Informatika Universitas Surakarta

Disusun Oleh :

Nama : Ari Dwi Kumboko

NIM :200922130

Program Studi : Teknik Informatika Dosen Pembimbing I : Ir. Tri irianto Tj., M.T.

Dosen Pembimbing II : Ramadhian Agus Triono, S.Kom., M.M.

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS SURAKARTA

2014

(2)

ii

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS SURAKARTA

LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN PUBLIKASI

Judul : Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Nama : Ari Dwi Kumboko

NIM : 200922130

Jurusan : Teknik Informatika / S1

1. Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri. Jika pada suatu saat ada pihak lain yang mengklaim bahwa Penelitian ini sebagai karyanya yang disertai dengan bukti yang cukup maka saya bersedia mebatalkan gelar kami beserta hak dan kewajiban yang melekat pada gelar tersebut.

2. Saya menyatakan bahwa hasil penelitian diperbolehkan untuk disebarluaskan dan dipublikasikan secara umum oleh Universitas Surakarta bersama dengan dosen pembimbing dan dosen penguji.

Surakarta, 13 September 2014

Ari Dwi Kumboko

(3)

iii

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS SURAKARTA

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI

Judul : Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Nama : Ari Dwi Kumboko

NIM : 200922130

Jurusan : Teknik Informatika / S1

Naskah ini telah disetujui untuk diujikan Surakarta, 25 September 2014

Pembimbing Pendamping

Ramadhian Agus T, S.Kom., M.M.

Pembimbing Utama

Ir. Tri Irianto Tj.,M.T.

(4)

iv

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS SURAKARTA

LEMBAR PENGESAHAN PUBLIKASI

Judul : Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Nama : Ari Dwi Kumboko

NIM : 200922130

Jurusan : Teknik Informatika / S1

Naskah ini telah diajukan dihadapan dewan penguji Pada hari / tanggal : 13 Oktober 2014

Ketua Penguji : Sukoco, S.Si., M.Si., M.Kom (………..) Sekertaris : Eko Rachmat Suroto, M.Kom (………..) Anggota : Ramadhian Agus T, S.Kom., M.M. (………..)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika

Ir. Tri Irianto Tj., M.T.

Dekan

Fakultas Teknik Elektro Dan Informatika

Sukoco, S.Si., M.Si., M.Kom.

(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. ... i

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKSAI……….. ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PUBLIKASI ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

ABSTRAKSI ... 1

ABTRACTION ... 1

1. PENDAHULUAN ... 2

1.1 Latar belakang Masalah ... 2

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

1.6 Segmentasi ... 3

1.7 Metode Penelitian ... 3

2. LANDASAN TEORI DAN DAFTAR PUSTAKA ... 4

2.1 Sejarah penamaan gunung kemukus ... 4

2.2 Pengertian Multimedia ... 4

2.3 Pengertian Film ... 4

2.4 Pengertian Film Dokumenter ... 5

2.5 Pengertian Script ... 5

2.6. Pengertian Storyboard ... 5

2.7 Tinjauan Pustaka ... 6

3. ANALISIS, PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ... 7

3.1 Analisis Penelitian ... 7

1. Identifikasi Masalah ... 7

2 Penyelesaian Masalah ... 7

3.2 Pra Produksi ... 8

1. Kerangka Pemikiran ... 8

2. Anggaran Analisa Biaya ... 8

3. Sistem Pendukung ... 8

(6)

vi

a. Perangkat Lunak (Software yang Digunakan) ... 8

b. Perangkat Keras ... 9

3.3 Produksi ... 10

1. Pra Shoting ... 10

2. Pengambilan Gambar ... 10

3.4 Pasca Produksi ... 10

1. Editing Video ... 10

3.5 Distribusi ... 10

1. Membuat DVD ... 10

2. Mengunggah Video ke Youtube ... 10

4. HASIL, PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN ... 11

4.1 Hasil Pembuatan Film Dokumenter ... 11

4.2 Pengujian Film Dokumenter ... 12

4.3 Pembahasan Film Dokumenter ... 12

5. PENUTUP ... 12

5.1 Kesimpulan ... 12

5.2 Saran ... 13 DAFTAR PUSTAKA

(7)

1

PEMBUATAN FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS

Ari Dwi Kumboko, Ir. Tri Irianto TJ., M.T. , Ramadhian Agus Triono, S.Kom., M.M Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surakarta

Jl. Raya Palur KM 5 Surakarta 57772 dcombox@yahoo.com

ABSTRAKSI: Film dokumenter sering disebut dengan film nyata atau fakta, dokumenter menampilkan kenyataan dari sebuah gambaran yang ada tanpa ada rekayasa, film dokumenter kini sudah mulai berkembang dan maju, dengan biaya yang tidak terlalu besar kita sudah dapat membuat film dokumenter sendiri. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan film dokumenter yang baik dan berkualitas yang dapat memberikan sudut pandang dari tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus. Manfaat penelitian ini dapat memberikan pemahaman pendidikan mengenai pengaruh budaya jawa dengan syariat agama islam dan mempromosikan obyek wisata gunung Kemukus ke masyarakat luas, serta memberikan inspirasi dan referensi dalam memproduksi film dokumenter kepada mahasiswa atau masyarakat. Dalam pembuatan film dokumenter ini menggunakan metode pendataan dan pendekatan dengan perumusan langkah proses produksi terdiri dari pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Hasil penelitian ini berupa film dokumenter yang dapat mengangkat kisah nyata dari obyek wisata religi gunung kemukus dan memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa ziarah ke makam pangeran Samudro gunung Kemukus bukan untuk mencari pesugihan, tetapi ziarah ke gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi.

Kata Kunci: Film Dokumenter, Gunung Kemukus

ABSTRACTION: Documentary films are often referred to as real or fact film, a documentary showingthe reality of the picture without any modification, the documentary has now started to grow and advance, at a cost that is not too large we can make our own documentary. Purpose of this researchnthat produces documentary films and good quality which can give viewpoint of people seek wealth in kemukus mountain. Benefits of this research can provide insight about the influence of javanese culture education with islamic religious law and promote mountain tourism to the wider community kemukus, as well as providding isnpiration and reference in producing documentary films to student or public. In the making of this documentary using the data collection method and approach to formulation step production process consists of pre production, production, post production. The results of this research is a documentary which lifts the true story of tourism religious kemukus mountain not to seek wealth, but pilgrimage to the kemukus mountain is a ritual activity that contains the value and nobility of soul of figures in pilgrimages.

Keywords: Documentary Films, Kemukus Mountain

(8)

2

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Film dokumenter adalah film yang berhubungan dengan orang- orang, tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata. film dokumenter tidak menciptakan suatu peristiwa atau kejadian, namun merekam peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi atau otentik (Ariesta Sari, 2011 mandel dalam pratista 2008; 4). Film dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan seperti: informasi atau berita, biografi, pengetahuan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik (propaganda). Dalam menyajikan faktanya film dokumenter dapat menggunakan metode merekam langsung pada saat kejadian tersebut benar-benar terjadi, dapat juga menggunakan metode merekontruksi ulang sebuah peristiwa yang terjadi.

(Sulaiman, 2012).

Obyek Wisata Pangeran Samudra di Gunung Kemukus merupakan lokasi ziarah yang terletak di Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Jawa Tengah, sekitar 29 km di sebelah utara kota Solo. Dari kota Solo jarak tersebut dapat ditempuh 30 menit menggunakan bus jurusan Purwodadi, Pangeran Samudro merupakan keturunan dinasti Mataram. Pangeran Samudro adalah putra Raja majapahit terakhir dari ibu selir. Pada dasarnya ziarah wisata Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan “GUNUNG KEMUKUS” selalu menarik untuk diulas. Hal yang menjadikan objek wisata makam pangeran samudro ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah- tengah masyarakat. Ada 2 (dua) paradigma yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus. Pertama, adanya keyakinan di sebagian masyarakat bahwa apabila ingin ngalap berkah

atau permohonanya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam 1 lapan (1 lapan = 35 hari). Paradigma negatif ini perlu diluruskan agar para ziarah tidak terjebak dalam paradigma dan kepercayaan yang keliru. Setiap peziarah atau pengunjung yang menginginkan permohonan atau keinginanya terkabul haruslah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan berdo’a dan berusaha dijalan yang benar. Singkatnya, paradigma negatif yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tersebut tidak benar adanya. Kedua, berziarah ke Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi.

Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang di ziarahi.

(Handbook, Pangeran Samudro; 1).

Pengalap berkah di Gunung Kemukus mayoritas berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah bagian utara. Setiap malam jumat pon, Gunung Kemukus yang pada hari-hari biasa sepi dan muram sontak menjadi hingar bingar. Makam Pangeran Samudra terletak di puncak bukit kecil yang di sakralkan oleh masyarakat.

Makam itu berada di dalam bangsal yang sangat luas. Sehingga orang yang kelelahan bisa duduk dan beristirahat didalamnya.

Menyikapi permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membuat film dokumenter dengan judul

“Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus” dengan merekontruksi ulang tokoh pengalap pesugihan di Gunung

(9)

3

Kemukus, dengan tema edukasi sosial budaya yang dapat memberikan sudut pandang penulis terhadap tokoh pengalap pesugihan gunung Kemukus dan masyarakat luas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis mengambil perumusan masalah:

1. bagaimana membuat film dokumenter dengan merekonstruksi ulang tokoh pengalap pesugihan di Gunung Kemukus?

2. Karena masyarakat selalu memandang negatif Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.

1.3 Batasan Masalah

Batasan Masalah Dalam Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut:

1. Pembuatan film dokumenter menggunakan format video multimedia.

2. Pembuatan film dokumenter berdasarkan peristiwa yang dialami oleh tokoh pengalap pesugihan.

3. Obyek penelitian di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dan pembuatan film dokumenter adalah menghasilkan film dokumenter yang baik yang dapat memberikan sudut pandang positif terhadap masyarakat dan tokoh Pengalap Pesugihan di Gunung Kemukus.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dalam pembuatan film dokumenter adalah:

1. Memberikan pemahaman pendidikan mengenai pengaruh budaya Jawa (kejawen) dengan syariat agama Islam.

2. Mempromosikan Obyek Wisata Gunung Kemukus ke mayarakat luas.

3. Memberikan inspirasi dan referensi dalam memproduksi film dokumenter kepada mahasiswa atau masyarakat.

1.6 Segmentasi

Target premier adalah pria dan wanita dengan usia 18 tahun keatas, dari segala jenis profesi dan status sosial.

1.7 Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka digunakan beberapa metode penelitian sebagai berikut:

1. Metode Pendataan:

a. Kepustakaan

Merupakan pengumpulan data dengan cara merujuk dari buku- buku yang ada kaitannya dengan bidang sinematografi, multimedia dan artikel tentang film dokumenter serta Obyek Wisata Gunung Kemukus.

b. Wawancara

Yaitu metode pengumpulan data dengan cara penulis mengajukan wawancara kepada tokoh pengalap pesugihan dan juru kunci obyek wisata gunung Kemukus, penulis juga mengajukan pertanyaan permintaan izin kepada pengelola Obyek Wisata Gunung Kemukus.

c. Observasi

Dalam metode ini mengadakan pengamatan secara langsung di Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus.

2. Metode Pendekatan a. Analisis

Menganalisis bagaimana membuat film dokumenter yang baik sesuai dengan sistem sinematografi.

b. Perancangan

Membuat rancangan film dokumenter meliputi pembuatan

(10)

4

alur film, jadwal kegiatan, serta anggaran biaya yang digunakan.

c. Pengambilan Gambar dan Capturing

Melakukan pengambilan gambar dilokasi Obyek Wisata Gunung Kemukus dan melakukan capturing.

d. Pengeditan

Melakukan proses pemotongan gambar, memperbaiki kualitas suara dan pemberian credit title.

e. Uji Coba

pengujian hasil pembuatan film dokumenter dengan melakukan jejak pendapat tentang hasil penelitian.

f. Distribusi

Pada Hasil Pembuatan film ini dilakukan pembuatan file yang berbentuk DVD (Digital Versatile Disk) dan diunggah di Youtube.

2. LANDASAN TEORI DAN DAFTAR PUSTAKA

2.1Sejarah Penamaan Gunung Kemukus

Pangeran Samudro dan pengikutnya sebenarnya sangat diharapkan untuk kembali ke Kesultanan Demak oleh Sultan Demak, namun ajal terlebih dahulu menjemput Pangeran Samudro. Sultan Demak mengatakan, “Menurut hematku bahwa sakitnya Si Samudro itu sudah tidak bisa diharapkan untuk membaik dan jauh kemungkinan untuk sampai ke Demak. Kiranya jika memang sudah menjadi suratan Yang Maha Kuasa bahwasanya sampai disitu saja riwayatnya, maka saya memberi petunjuk jika Si Samudro sudah sampai ajalnya, maka kebumikanlah jasadnya pada suatu tempat dibukit arah barat laut dari tempat Pangeran Samudro meninggal. Sebab boleh jadi kelak di sekitar tempat itu akan menjadi ramai sehingga dijadikan tauladan orang- orang disana.

Pada awalnya keadaan dilokasi Makam Pangeran Samudro sangatlah

sepi dan jarang dijamah orang karena letaknya ditengah hutan belantara, serta banyak dihuni binatang-binatang buas. Namun, sedikit demi sedikit keadaan berubah setelah daerah tersebut dihuni oleh para penduduk.

Selanjutnya bahwa diatas bukit tempat Pangreran Samudro dimakamkan, apabila menjelang musim hujan ataupun kemarau tampaklah kabut- kabut hitam seperti asap (kukus).

Karena hal itulah, penduduk setempat menyebut bukit itu “Gunung Kemukus”

sampai dengan saat ini. Demikianlah asal-usul gunung Kemukus.

(Handbook, Pangeran Samudro; 6).

2.2 Pengertian Multimedia

Multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan atau dikontrol secara interaktif. (Vaughan dalam Iwan Binanto, 2010).

Karakteristik dari sistem multimedia adalah:

a. Must be computer controlled Harus dikerjakan dengan menggunakan komputer.

b. Integrated (Text, Animation, Audio, Video)

Merupakan integrasi atau gabungan dari teks, animasi, suara dan video.

c. Represented Digitally

Direpresentasikan dalam bentuk digital.

d. Interface to user may permit interactivity

Harus menggunakan antarmuka dengan pengguna secara interaktif. (Marshall dalam Iwan Binanto, 2010).

2.3 Pengertian Film

Istilah film awalnya dimaksudkan untuk menyebut media penyimpan gambar atau biasa disebut celluloid, yaitu lembaran plastik yang dilapisi oleh emulsi (lapisan kimiawi peka cahaya).

Bertitik tolak dari situ, maka film dalam

(11)

5

arti tayangan audio-visual dipahami sebagai potongan-potongan gambar bergerak. Kecepatan perputaran potongan-potongan itu dalam satu detik adalah 24 gambar (24-25 frame per second/fps). Berdasarkan banyak pengertian film semua mengerucut pada suatu pengertian universal. Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau juga biasa disebut movie atau video.

(Javandalasta, 2011).

2.4 Pengertian Film Dokumenter Dokumenter adalah merekam adegan nyata dan faktual untuk kemudian dibentuk menjadi sefiksi mungkin menjadi sebuah cerita yang menarik. (Fajar Nugroho, 2007).

Dokumenter adalah sebutan yang dberikan untuk film karya lumiere bersaudara yang berkisah tentang peralanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Tiga puluh enam tahun kemudian, kata dokumenter kembali digunakan oleh pembuat film dan kritikus film asal inggris John Gierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Gierson berpendapat bahwa dokumenter

merupakan cara kreatif

mempresentasikan realitas. Film dokumenter tak lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. (Heru Effendy, 2009).

Film dokumenter dibagi dalam tiga bentuk, yaitu:

1. bentuk Expository yang menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter ataupun dalam bentuk narasi. (Erlinda Rakhmawati, 2012)

2. bentuk Observatory/Direct Cinema yang menekankan pendekatan yang bersifat observasi. Adegan yang direkan merupakan kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat-buat.

(Erlinda Rakhmawati, 2012)

3. Bentuk yang ketiga adalah Reflexive/Cinema Verite yang justru secara aktif melakukan intervensi, dan menggunakan kamera sebagai alat pemicu untuk memunculkan krisis. Dalam aliran ini, pembuat film cenderung secara sengaja memprovokasi untuk memunculkan kejadian-kejadian tak terduga.

(Erlinda Rakhmawati, 2012) 2.5 Pengertian Script

Dalam pembuatan film, naskah sangat diperlukan untuk mempermudah dan memperlancar pembuatan film.

Naskah dibuat sebelum proses pengambilan gambar dan pengeditan gambar. Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam model proyek video seperti iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir dan sebagainya. (Yanuar Alim, 2009).

2.6 Pengertian Storyboard

Storyboard merupakan rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual.

Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilkukan, lokasi dan properti, sudut pengambilan gambar dan sebagainya. (Panca Javandalasta, 2011).

(12)

6

2.7 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Ludiro, (2011) mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Yogyakarta dengan judul “Pembuatan Film Dokumenter Wisata Pantai Dan Goa Di Pacitan Jawa Timur” dengan latar belakang Pariwisata di Pacitan kurang populer dikarenakan kurangnya Pemerintah kabupaten Pacitan untuk meng-iklankan/mempopulerkan

pariwisata di Pacitan. Teknik produksi yang di gunakan dan diterapkan dalam tahap produksi film dokumenter yaitu:

Sistem Perekaman, Teknik Pengambilan Gambar, Susunan Pengambilan Gambar, Tipe Shot, Pergerakan Kamera Angle serta Lighting. Teknik pengambilan gambar pada film dokumenter ini menggunakan teknik single kamera atau satu kamera saja. Dalam teknik pengambilan gambar tidak sama dengan teknik pengambilan gambar penulis.

Sedangkan dalam pengambilan gambar pembuatan “Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”

penulis munggunakan jenis dua kamera yang sama DSLR 650 D, karena akan membuat hasil gambar yang seimbang dan untuk mengambil banyak anggle-anggle yang menarik dan tidak monoton.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Citra Dewi Utami, (2010) mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta dengan judul

"Film Dokumenter Sebagai Media Pelestari Tradisi" dengan latar belakang masyarakat sekarang merespon terhadap tradisi atas batas iya dan tidak dimana masyarakat masih melaksanakan sebuah tradisi namun kurang menelaah nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan kurang adanya kesadaran akan nilai-nilai adiluhung yang terkandung didalam sebuah tradisi telah menjadikan tradisi tersebut menjadi hambar. Tujuan

dalam pembuatan film dokumenter ini salah satunya adalah mengubah pandangan masyarakat terhadap sebuah topik, orang atau lingkungan tertentu. Dalam tujuan yang terkandung di latar belakang penulis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk pembuatan “Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”

menghasilkan film dokumenter yang dapat memberikan sudut pandang atau mengubah pandangan positif dari tokoh pengalap pesugihan di Gunung Kemukus.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yanuar Rizal Arifudin, (2011) mahasiswa Sistem Informasi Stmik Amikom Yogyakarta dengan judul “Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot Kabupaten Indramayu Jawa Barat” yaitu software yang di gunakan untuk mengolah atau editing video menggunakan software Adobe premiere pro CS4, dan sebagai untuk editor audio menggunakan software Audacity. Software yag digunakan tidak sama, Sedangkan penulis membuat “Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”

untuk editing video menggunakan software Sonny Vegas Pro 10, karena lebih ringan dan memiliki multi track yang lebih banyak, begitu juga dengan effect manual yang ditawarkan membuat kita dapat berekspresi sesuai dengan keinginan kita, dan untuk editor audio penulis menggunakan software Cool Edit Pro sebagai pengolah audio.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Yuliastomo, (2013) mahasiswa Teknik Informatika Universitas Surakarta dengan judul

“Pembuatan Film Dokumenter Jangan Pandang Kami Sebelah Mata” dan juga Ryan Anty Risnawati mahasiswa Teknik Informatika Universitas Surakarta dengan judul

“Pembuatan Film Dokumenter

(13)

7

Filsafat Bangunan Keraton Surakarta” yaitu software yang digunakan untuk editing Video mengunakan Sonny Vegas pro 10, dan untuk editor video menggunakan Cool Edit Pro, Software tersebut adalah sama dengan penulis, karena penulis membuat membuat “Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen”

untuk editing audio video penulis juga menggunakan Software Sonny Vegas pro 10 dan Cool Edit Pro, karena lebih ringan dan memiliki multi track yang lebih banyak, begitu juga dengan effect manual yang ditawarkan membuat kita dapat berkarya dan berekspresi sesuai dengan keinginan.

3.

ANALISIS, PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Analisis Penelitian

Pada tahap analisis pembuatan film dokumenter diperlukan tahap-tahap perancangan film dokumenter, yaitu Langkah pertama adalah menganalisis suatu masalah yang akan dibahas dengan lengkap dan jelas sehingga akan lebih mudah untuk memecahkan suatu masalah yang akan terjadi.

1. Identifikasi Masalah

Objek wisata ziarah gunung Kemukus merupakan salah satu pendapatan daerah yang apabila dikelola dengan baik maka akan menjadi sumber pemasukan daerah yang lumayan besar. Apalagi obyek wisata tersebut berhubungan dengan kultur kebudayaan yang melekat pada suatu masyarakat, hal ini akan menjadi wacana masyarakat tentang nilai-nilai luhur suatu peninggalan sejarah nenek moyang dulu yang tentunya tanpa harus berseberangan dengan nilai-nilai agama.

Mengingat sekarang semakin tersisihnya kebudayaan asli yang dimiliki negara tercinta ini

dengan kebudayaan dari luar negeri yang mengikis moral pemuda-pemuda bangsa ini sebagai penerus yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan.

Obyek Wisata Pangeran Samudra di Gunung Kemukus merupakan lokasi ziarah yang terletak di desa Pendem Kecamatan Sumberlawang kabupaten Sragen Jawa Tengah, sekitar 29 km di sebelah utara kota Solo. Pada dasarnya ziarah wisata Makam Pangeran Samudro yang lebih dikenal dengan sebutan

“GUNUNG KEMUKUS” selalu menarik untuk diulas. Hal yang menjadikan objek wisata ini menarik adalah pandangan pro dan kontra tentang Makam Pangeran Samudro itu sendiri dan kisah yang beredar di tengah-tengah masyarakat.

Paradigma negatif yang berkembang di tengah-tengah masyarakat tentang Makam Pangeran Samudro atau Gunung Kemukus sebagian masyarakat mempercayai bahwa apabila ingin ngalap berkah atau permohonanya terkabul, maka orang yang datang ke Makam Pangeran Samudro harus melakukan ritual berhubungan intim dengan lawan jenis yang bukan suami atau istrinya selama 7 (tujuh) kali dalam 1 lapan (1 lapan = 35 hari).

2. Penyelesaian Masalah

Dari analisis permasalahan di atas penulis mengambil pemecahan masalah dengan membuat film dokumenter dengan merekontruksi ulang Tokoh Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus, dengan tema edukasi sosial budaya untuk mengubah sudut pandang

(14)

8

dari tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus khususnya dan masyarakat pada umumnya yang selama ini banyak kekeliruan dalam memahami arti sesungguhnya dari nilai-nilai ziarah tersebut. Dengan adanya flim dokumenter ini diharapkan dapat mengubah paradigma masyarakat dan tokoh pengalap

terhadap pemahaman

mengenai orang-orang yang melakukan ziarah ke gunung Kemukus harus melakukan ritual pesugihan dengan melakukan hubungan sex selama 7 kali berturut-turut setiap malam jum’at pon dalam satu lapan atau sama dengan 35 hari, padahal ziarah ke gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang di ziarahi.

3.2 Pra Produksi

Tahap pra produksi menyangkut semua hal sebelum proses produksi sebuah film untuk menyiapkan segala sesuatu agar proses produksi berjalan sesuai konsep dan menghasilkan karya sesuai dengan harapan.

Proses pra produksi meliputi beberapa perencanaan:

1. Kerangka Pemikiran

Gambar 3.1 Kerangka pemikiran 2. Anggaran Analisa Biaya

Tabel 3.1 Anggaran Analisa Biaya 3. Sistem Pendukung

1) Perangkat lunak (software) yang dipakai

Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter dan pembuatan skenario adalah sebagai berikut:

(15)

9

a) Windows 7 Ultimate

perangkat lunak ini digunakan sebagai sistem operasi.

b) Microsoft Office Word 2007 perangkat lunak ini digunakan dalam pengolahan script.

c) Sony Vegas Pro 10 perangkat lunak ini digunakan untuk

pembuatan dan

pengolahan berkas video.

Sony Vegas Pro 10

membantu para

penggunanya lebih mudah melakukan proses capturing, editing, dan penyimpanan video, dengan tawaran lebih seratus efek transisi dan dipersenjatai dengan tools dan menu yang sederhana sehingga dapat dipelajari dan diterapkan dalam waktu yang relatif singkat.

Gambar 3.2 Tampilan Awal Sony Vegas Pro 10

d) Cool Edit Pro 2.0 perangkat lunak ini digunakan untuk merekam dan mengolah suara.

Gambar 3.3 Tampilan Awal Cool Edit Pro

2) Perangkat Keras

Adapun perangkat keras yang digunakan untuk pembuatan film dokumenter adalah sebagai berikut:

1) Paket komputer digunakan untuk mengolah data.

Adapun spesifikasi paket komputer untuk editing film dokumenter Pengalap

Pesugihan Gunung

Kemukus adalah sebagai berikut:

a) Monitor LCD

b) Prosesor Intel Core i3 530 2.93 GHz

c) VGA HD 6770 500MB DDR3 128 Bit

d) RAM 4 GB

e) Harddisk 500 GB f) Drive DVD RW g) Sound card

2) Speaker aktif untuk mendengarkan hasil suara 3) Camera Cannon EOS 650 D

untuk merekam gambar bergerak ke memorycard dan memasukkannya ke komputer

4) Memorycard 16GB untuk menampung berkas video mentah yang akan ditransfer ke komputer

5) Card reader, alat tambahan di komputer sebagai media transfer dari memorycard ke komputer

6) Mikrofon elektrik digunakan untuk mengubah gelombang suara analog menjadi getaran listrik.

7) DVD Blank digunakan untuk media penyimpanan video.

(16)

10

3.3 Produksi

Produksi merupakan tahap lanjutan dari pra produksi, dimana rancangan-rancangan yang sudah dibuat pada saat pra produksi akan dilaksanakan pada tahap ini

.

1. Pra Shoting

Sebelum proses pengambilan gambar dilakukan terlebih dahulu mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan seperti, Camera DSLR Cannon OES 650 D, Triport, Memorycard, mix kondensor zoom H1.

2. Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar akan dilakukan ditempat yang direncanakan serta disesuaikan dengan alur cerita yang ada dalam naskah (script) atau storyboard. Pengambilan gambar dilakukan sebaiknya kamera dalam keadaan berfungsi dengan baik.

3.4 Pasca Produksi

Tahap pasca produksi merupakan tahap lanjutan dari tahap produksi, adapun kegiatan yang dilakuan dalam tahap ini adalah:

1. Editing Video

Berikut proses pengeditan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus:

Gambar 3.4 ProsesTampilan awal Sony Vegas Pro 10

Gambar 3.5 Proses Editing Video

Gambar 3.6 Proses rendering Sampai 100 %

3.5 Distribusi

Tahap dalam distribusi pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus.

1. Membuat DVD

Gambar 3.7 Dialog Box Nero Ekspress Essentials

Gambar 3.8 Kotak dialog Disc Content

Gambar 3.9 Kotak dialog Burning Processes video

2. Mengunggah Video ke youtube

Gambar 3.10 Tampilan Video Selesai diunggah

(17)

11

4. HASIL, PENGUJIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Film Dokumenter

a. Pada tampilan opening video awal berisi tentang: Animasi label Combox Picture,

Gambar 4.1 Animasi Label Combox Picture

b. Tampilan Isi

Pada tampilan isi terdapat video wawancara Juru Kunci, wawancara masyarakat, panorama waduk Kedung Ombo dan ilustrasi cerita tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus.

Gambar 4.2 Wawancara Juru Kunci

Gambar 4.3 Waduk Kedung Ombo

Gambar 4.4 Tokoh Pengalap membeli bunga

Gambar 4.5 Tokoh pengalap sesuci diri di sendang Ontrowulan

Gambar 4.6 Wawancara Masyarakat

Gambar 4.7 Tokoh Pengalap menuju makam Pangeran Samudro

Gambar 4.8 Tokoh Pengalap Masuk Makam Pangeran Samudro

Gambar 4.9 Tokoh Pengalap Ritual berdo’a di Makam pangeran Samudro

C. Penutup

Tampilan penutup diakhiri dengan animasi teks serta music instrument.

Gambar 4.10 Animasi Teks

(18)

12

4.2 PENGUJIAN FILM DOKUMENTER

PENGALAP PESUGIHAN

GUNUNG KEMUKUS

Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas dari Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus maka dilakukan pengujian dengan cara menjalankan video tersebut, dengan membuat kuesioner survey terhadap 30 responden dengan 5 (lima) macam pertanyaan yang diajukan. Daftar kuesioner pertanyaan dan daftar responden seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Daftar Kuesioner Pertanyaan

4.3 PEMBAHASAN

FILM DOKUMENTER PENGALAP PESUGIHAN GUNUNG KEMUKUS Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus merupakan film dokumenter yang merekontruksi ulang tokoh pengalap pesugihan di gunung Kemukus dan arti ziarah yang sebenarnya di Makam Pangeran Samudro Gunung Kemukus serta kisah yang beredar di tengah- tengah masyarakat. Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus berhasil diuji coba kedalam berbagai macam media player. Pembuatan Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus telah sesuai dengan

rancangan script sehingga dalam proses pembuatannya dapat terarah.

Film Dokumenter Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus telah berhasil dipublikasikan di youtube dengan alamat link:

https://www.youtube.com/watch?v=jvbB jfFBEL0.

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari berbagai pengujian dan evaluasi yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Dengan adanya film dokumenter yang berjudul “Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus” untuk dapat merubah paradigma atau pandangan masyarakat terhadap Obyek Wisata Religi Gunung Kemukus yang selama ini dipandang masyarakat negatif, namun aslinya ritual di Gunung Kemukus adalah suatu kegiatan ritual yang mengandung nilai keutamaan dengan mengingat jasa dan keluhuran jiwa dari figur yang di ziarahi. Dengan berziarah di tempat tersebut, manusia diharapkan untuk selalu ingat akan kematian sehingga dalam kehidupan sehari- hari mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan selalu berbuat kebaikan sesuai dengan keluhuran jiwa dan teladan dari figur yang di ziarahi.

2. Menghasilkan Film Dokumenter berupa soft file untuk dipublikasikan melalui media internet Youtube, serta dalam bentuk DVD sebagai dokumentasi Tokoh Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus.

3. Dengan adanya film dokumenter ini dapat memberikan suatu media penyampain informasi yang positif kepada masyarakat melalui audio visual.

(19)

13

5.2 Saran

Pembuatan film dokumenter ”Pengalap Pesugihan Gunung Kemukus” masih jauh dari sempurna. Beberapa saran penulis berikan bagi pembaca yang berkepentingan, yaitu:

1. Tahap perancangan film dokumenter harus dipersiapkan sematang mungkin, agar penggarapan film tidak terlalu melenceng dari apa yang telah dirancang.

2. Dalam pembuatan film dokumenter untuk hasil yang maksimal memerlukan peralatan lighting sebagai pendukung kamera dalam menghasilkan gambar video yang lebih baik.

3. Pada penelitian ini pengambilan gambar yang ada suaranya menggunakan perangkat tambahan yaitu mic boom kodensor zoom H1.

Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya dalam pembuatan film dokumenter pada saat pengambilan gambar yang ada suaranya sebaiknya menggunakan mic boom kondensor zoom H4 agar suara yang dihasilkan lebih baik dan jelas.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anty Risnawaty Ryan, Pembuatan Film Dokumenter Filsafat Bangunan Keraton Surakarta, Teknik Informatika UNSA Surakarta, 2013

Alim Yanuar, 60 menit mahir Mengedit Video dengan Pinacle Studio.

Galoenk Ramadhan, Dunia Komputer, Bekasi, 2009, ISBN:

602-99250-2-4

Arista Sari Aang Wahyu, Media Dan

Keamanan Kesehatan

Reproduksi Perempuan yang direpresentasikan dalam film perempuan “Pertaruhan”, Produksi Kalyana Shira Film Tahun 2008, Ilmu Komunikasi, UNS Surakarta, 2011

Binanto Iwan, Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya.

Nikodewus WK, Andi, Yogyakarta, 2010, ISBN: 978- 979-29-1328-6

Dewi Utami Citra, Pembuatan Film Dokumenter Sebagai Media Pelestari Tradisi, Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta, 2010.

Effendy Heru, Mari Membuat Film panduan menjadi produser edisi kedua. Novietha Indra Sallama, Erlangga, Jakarta, 2009, ISBN:

978-979-075-297-9

Handbook Pangeran Samudro, Pangeran Samudro Gunung Kemukus. Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Pemerintah Kabupaten Sragen

Handaya Sulaiman Benyamin, Pembuatan film dokumenter potret ludruk irama budaya dengan pendekatan ekspositori

berjudul “Bertahan Demi Lestarinya Budaya Bangsa, DIV Komputer Multimedia, STIKOM Surabaya, 2012

Javandalasta Panca, 5 hari mahir bikin film. M. Mutakin, Mumtaz media, Surabaya, 2011, ISBN:

602984634-5

Muhammad Ludiro, Pembuatan film Dokumenter wisata Pantai Dan Goa di Pacitan Jawa Timur, AMIKOM Yogyakarta, 2011.

Nugroho Fajar, cara pintar bikin Film Dokumenter. Indonesia Cerdas, Yogyakarta, 2007, ISBN: 99-23- 9941-0

Prakosa Gotot, Film Pinggiran Antropologi Film Pendek, Film Eksperimental dan Film Dokumenter. Yayasan Seni Visual Indonesia, Jakarta, 2008, ISBN: 978-979-99394-8-7 Pratista Himawan, Memahami Film,

Homerian Pustaka, Yogyakarta, 2008, ISBN: 978-979-17454-2-0 Rakhmawati Erlinda, Pembuatan Film

Dokumenter “Sejarah Uang Dinar Dan Dirham di Indonesia”

Sebagai Arsip Sejarah Indonesia,

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Komputer, AMIKOM

Yogyakarta, 2012

Rizal Arifudin yanuar, Pembuatan Film Dokumenter Upacara Adat Ngarot Kabupaten Indramayu Jawa Barat, AMIKOM Yogyakarta, 2011.

Semedhi Bambang, Sinematografi- Videografi suatu pengantar.

Risman Sikumbang, Ghalia Indonesia, Bogor, 2011, ISBN:

978-979-450-629-5

(21)

Suyanto M, Multimedia untuk meningkatkan keunggulan bersaing, Andi, Yogyakarta, 2003

Yuliastomo Pembuatan Film Dokumenter Jangan Pandang Kami Sebelah Mata, Teknik Informatika UNSA Surakarta, 2013

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka pemikiran  2.  Anggaran Analisa Biaya
Gambar 3.2 Tampilan Awal Sony                         Vegas Pro 10
Gambar 4.9 Tokoh Pengalap Ritual berdo’a di                        Makam pangeran Samudro

Referensi

Dokumen terkait

Diğer mesnetleme durumları için de benzer inceleme yapılırsa, eşkenar üçgen enine kesitli çubuğun kritik burkulma kuvveti 100 birim olarak alındığında, daire enine

(2014) conducted a design research about addition of fractions and her study suggests that the use of models (paper strip and bar model) help students to develop their

[r]

Skrining Fitokimia Daun Muda dan Daun Tua Gaharu (Aqularia malaccensis Lamk) Serta Kaitannnya dengan Umur Pohon yang Berpotensi Sebagai Antioksida.. Analisa Bahan Makanan

signifikansi (p) yang diperoleh sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hal ini berarti Ha diterima, artinya ada hubungan antara antara antara persepsi

Pera/atn Kesehatan 4asyarakat (Perkesmas) Pencatatan di 7ormat ;suhan Kepera/atan Dan Register Di kohort Keluarga Kemudian semuanya direkap di laporan bulanan perkesmas

Ketiga, pengarang Bali baik yang menulis cerpen maupun novel dalam SIM ataupun yang menulis dalam SBM, intens menempatkan tokoh guru dalam karya- karyanya sehingga