249 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG OPERASI PENGURANGAN DAN PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MELALUI MEDIA KELERENG
UNTUK SISWA KELAS II SLB DAMAYANTI NGAGLIK SLEMAN
Eni Umi Lestari1, Yulian Agus Suminar2, Luqman Hidayat3 Universitas PGRI Yogyakarta
Corresponding author, email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode kelereng dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas II SDLB-C SLB Damayanti Karanglo Sukoharjo Ngaglik Sleman Tahun pelajaran 2020/2021. Subyek penelitian ini siswa kelas II SDLB-C SLB Damayanti Karanglo Sukoharjo Ngaglik Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan membandingkan pencapaian nilai tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa metode Kelereng dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas II SDLB-C SLB Damayanti Karanglo Sukoharjo Ngaglik Sleman Tahun Pelajaran 2020/2021. Hal ini dibuktikan pada siklus I dari KKM yang sudah ditentukan sebesar 67 dan kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85 % menunjukkan bahwa 4 siswa mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar 53 %. Setelah dilakukan refleksi pada siklus II menunjukkaan 5 siswa tuntas mencapai KKM dengan kriteria ketuntasan klasikal sebesar 88 %.
Dengan demikian, diperoleh hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 35 %.
Kata Kunci : Hasil Belajar dan Metode Kelereng
PENDAHULUAN
Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan lingkungan, berfikir logis dan memusatkan (Maharani, 2017). Istilah lain untuk tunagrahita ialah sebutan untuk anak dengan penurunan kemampuan atau berkurangnya kemampuan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas dananak tunagrahita memiliki kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar sehingga butuh penangan khusus dalam mendidik anak tunagrahita. Dalam Ensiklopedia Matematika (Ismunamto,dkk,2011: 13), Matematika (dari bahasa yunani : Matematiká) adalah ilmu yang mempelajari tentang besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para Matematikawan mencari beberapa pola, merumuskan dan membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian. Matematika merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan telaah terhadap bentuk atau struktur yang bersifat abstrak, sehingga diperlukan semacam konsep. Dengan demikian dapat diartikan bahwa apabila kita belajar Matematika, kita belajar tentang konsep dan struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari. Di samping itu kita juga mencari kaitan antara konsep dengan struktur yang ada. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1
250 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB
angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu proses pendidikan dan harus dilaksanakan.
Pendidikan juga menduduki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena sumber daya yang berkualitas merupakan kekuatan pembangunan. Melalui pendidikan manusia akan memiliki pandangan dan tujuan kedepan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Karena apabila tidak menempuh pendidikan, manusia akan bimbang karena kurangnya pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia dapat memanfaatkan hal-hal disekitarnya menjadi hal yang lebih berguna. Terlebih dalam perkembangan teknologi saat ini yang berkembang sangat pesat, manusia harus mendapatkan pendidikan yang tepat sehingga dapat mengikuti perkembangan yang ada dan dapat memanfaatkannya dengan baik (Machdarini & Hidayat, 2021). Selain itu dengan pendidikan seseorang akan memiliki pandangan atau wawasan yang lebih luas, tidak hanya mengetahui lingkungan di sekitarnya namun bisa mengetahui tentang negaranya maupun di luar negeranya. pendidikan diberikan kepada anak dalam masa pertumbuhan dan perkembanganya untuk mencapai tingkat kedewasaan dan bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan,membentuk karakter diri,untuk menyiapkan peserta didik dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran,bimbingan dan latihan demi peranannya dimasa yang akan datang.
Perubahan kurikulum yang dirintis pada tahun 2004, 2006 dan menjadi kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Selanjutnya dari kurikulum-13 terbentuklah penetapan standar yang berbasis pada Kompetensi Abad XXI untuk menyongsong masa depan generasi emas Indonesia tahun 2045. Terkait hal tersebut terbentuklah suatu penetapan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang berbasis pada Kompetensi untuk menyongsong Indonesia emas , Standar Isi yang memuat empat kompetensi (spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan), Stand Proses untuk mencapai empat kompetensi yang ditetapkan. Dampak perubahan ini juga berimbas pada ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, strategi, model pendekatan, cara pembelajaran juga mengalami perubahan. Termasuk memilih, menetapkan dan menerapkan media pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai kompetensi mata pelajaran termasuk mata pelajaran matematika. Berdasarkan pengalaman peneliti, peserta didik memiliki asumsi bahwa materi pelajaran matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sukar, tidak menyenangkan. Dan betapa sulitnya pendidik ketika melakukan intervensi pembelajaran, tanpa menggunakan media. Terutama bagi anak tunagrahita yang memiliki keterbatasan kemampuan intelegensi di bawah rerata anak normal pada umumnya. Mereka mengalami hambatan dalam hal mengikuti pelajaran bersifat akademik. Sebagai pendidik perlu melakukan instropeksi atas proses pembelajaran yang dilakukan seperti dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran sudah tepat atau belum termasuk pendekatan strategi, metode dan pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu pendidik perlu memilih metode atau teknik pengajaran yang disesuaikan dengan bahan atau isi pendidikan yang akan disampaikan namun disesuaikan dengan kondisi anak (Maharani, 2017).
251 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Damayantai Karanglo Sukoharjo Ngaglik Sleman.
Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret 2021, dimana yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah anak-anak berkebutuhan khusus kelas 2 dengan katagori tunagrahita sedang pada level keterbatasan masing-masing. Metode yang digunakan dalam penelitiani ini dalah survey ekslporatif tanpa memberikan perlakuan khusus pada sampel penelitian. Instrumen yang digunakan berupa panduan observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru kelas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif eksploratif . Responden dari penelitian ini adalah guru mata pelajaran matemtika, guru pendamping ABK dan peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Sekolah Dasar SLB Damayanti. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan berbagai cara yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumen yang diperoleh dari subjek penelitian dan yang terlibat di dalamnya. Setelah rangkaian data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data dengan prosedur dan teknis pengolahan berikut : (1) Melakukan pemilahan dan penyusunan klasifikasi data; (2) Melakukan penyunting data dan pemberian kode data untuk membangun kinerja analisis data; (3) Melakukan konfirmasi data yang memerlukan verifikasi data dan pendalaman data;
dan (4) Melakukan analisis data sesuai dengan konstruksi pembahasan hasil penelitian.
Pengolahan data dilakukan dalam beberapa tahapan. Tahap pertama pengolahan data dimulai dari penelitian pendahuluan hingga tersusunnya usulan penelitian. Tahap kedua, pengolahan data yang lebih mendalam dilakukan dengan cara mengolah hasil kegiatan wawancara dan pengumpulan berbagai informasi lapangan di lokasi penelitian. Tahap ketiga, setelah itu dilakukan pemeriksaan keabsahan data hasil wawancara dengan sejumlah nara sumber yang dijadikan informan penelitian serta membandingkan data tersebut dengan berbagai informasi yang terkait. Pada tahap ini, pengolahan data dianggap optimal apabila data yang diperoleh sudah layak dianggap lengkap dan dapat merepresentasikan masalah yang dijadikan obyek penelitian. Tahap akhir adalah analisis data dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dilakukan dengan pendekatan analisis kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
SLB Damayanti berada di alamat : Jl. Besi-Jangkang Km 2,5 memiliki Keunggulan 1) Membangun karakter, motivasi, dan entrepreneur siswa, 2) Kelas kecil (max 15 siswa), 3) Pembelajaran Sistem Sentra dengan metode BCCT (Beyond ang circle times), 4) Kurikulum nasional, 5) Integrated and Active Learning, 6) Mengembangkan aspek spiritual dan multiple intelegent, 7) Tritingual. Kurikulum Akhdor Insan Mulia menggunakan Kurikulum Nasional yang diintegrasikan dengan pendidikan Spiritual dan Akhlakul Khotimah atas dasar Teori Perkembangan Anak, mengacu pada prinsip Bermain Sambil Belajar melalui pengayaan lintas Kurikulum untuk mengoptimalkan IQ, SQ, EQ secara berimbang terhadap lingkungan anak-anak. Program belajar mengembangkan 5 aspek perkembangan dalam rangka memaksimalkan tahap-tahap perkembangan anak. 1) Perkembangan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, 2) Perkembangan Bahasa dan karakter serta entrepreneur, 3) Perkembangan fisik/motoric kasar dan halus, 4) Perkembangan social, 5) Perkembangan kognitif. Selain itu program Bahasa kami mengembangkan 6 bidang kemampuan dasar kecerdasan Agama, Bahasa, Daya Pikir, Daya Cipta, keterampilan dan Jasmani) sebagai nama sentral. Program pendukung adalah 1) Konsultasi kesehatan, 2) Rekreasi 3) Education Visit sesuai tema, 4) Pengembangan kecerdasan emosi dengan penanaman rasa seni, 5) Pengembangan optimal tumbuh kembang anak dengan suasana bermain sambil belajar yang kondusif, 7) Perayaan hari besar Islam. Namun untuk anak
252 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB
spesial yang mempunyai kategori sedang maka bisa dimasukan kedalam kurikulum yang diberikan namun ada tambahan kurikulum pengembangan diri dimana pada tahapan dan proses pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas anak reguler diberikan materi ajar seperti biasa oleh guru kelasnya begitupun untuk anak spesial. Namun ada tambahan pada anak spesial yaitu shadow theacher yang pada sekolah lentera insan di sebut dengan gisma (guru istimewa) melatar belakangi guru-guru yang mendampingi anak spesial tersebut selama di dalam kelas dan mengawasinya diluar kelas.
.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa metode Kelereng dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi pengurangan dan penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas II SDLB-C SLB Damayanti Karanglo Sukoharjo Ngaglik Sleman Tahun Pelajaran 2020/2021 Hal ini dibuktikan pada siklus I dari KKM yang sudah ditentukan sebesar 67 dan kriteria ketuntasan klasikal sebesar 85 % menunjukkan bahwa 4 siswa dari 7 siswa mencapai KKM dengan ketuntasan klasikal sebesar 53 %sedang 5 siswa tidak memenuhi KKM. Setelah dilakukan refleksi pada siklus II menunjukkaan 2 siswa dari 7 siswa tuntas mencapai KKM dengankriteria ketuntasan klasikal sebesar 88 % sedang 2 siswa yang belum mencapai KKM. Dengan demikian, diperolehhasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 35%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut 1) Guru hendaknya berinovasi dalam proses pembelajaran serta lebih mengenal karakteristik setiap individu anak berkebutuhan khusus. Selain itu juga diharapkan mempunyai bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik ABK, 2) Sekolah hendaknya bisa mengadakaan test kemampuan potensi akademik yang dimiliki oleh siswanya agar tergambar kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa tersebut. Sehingga penanganan lebih lanjut bisa dilaksanakan lebih baik dan tepat sasaran.
253 | Open Access Journal : https://journal.upy.ac.id/index.php/PLB DAFTAR PUSTAKA
Machdarini, M., & Hidayat, L. (2021). UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PADA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KANTONG BIJI TASBIH PADA SISWA KELAS III SLB NEGERI KUALA TUNGKAL. Exponential (Education For Exceptional Children) Jurnal Pendidikan Luar Biasa, 2(1), 232-236.
Maharani, I. N. 2017. Model pengembangan bahan ajar matematika untuk Sekolah Dasar.
Vox Edukasi, 8(1) 1-10.
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/VOX/article/view/54/51 Matematika, P., & Ips, D. A. N. (2017). Persepsi Guru Pendidikan Dasar Dan
Keterlaksanaan Pendekatan Saintifik Dalam. II(1), 1–14.
Rahmawati, F., Murdiansyah, H., & Humaidi, M. A. (2020). Proses Komunikasi
Interpersonal terhadap pembelajaran siswa tunarungu wicara di SDN Inklusi Keraton 4 Martapura. 1–6.