• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODE PERANCANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II METODE PERANCANGAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODE PERANCANGAN 2.1 Orisinalitas

Dari riset yang sudah dilakukan, terdapat beberapa produk yang konsepnya berhubungan, diantaranya :

Kitchen Shelving Units by IKEA

Tabel 2.1 SWOT Kitchen Shelving Unit

A Kitchen Islands by HGTV

Tabel 2.2 SWOT A Kitchen Islands

(2)

2.2 Kelompok Pengguna Produk

Perancangan produk ini bertujuan untuk menjangkau konsumen dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 2.3 Kelompok pengguna produk

2.3 Relevansi dan Konsekuensi Studi 2.3.1 Logika Dasar Perancangan

Untuk merancang produk ini, beberapa tahapan yang dilakukan yaitu : a. Riset Konsep

Pada tahap awal, penulis mengumpulkan data terkait peralatan dapur yang sering digunakan dan dimiliki oleh masyarakat. Lalu melakukan riset terhadap bentuk pada rak-rak yang di dapur dan juga bagaimana penempatan peralatan dapur yang baik.

b. Pra-Produksi

Di tahap ini, penulis membuat konsep untuk rak yang akan dibuatnya.

Kemudian melakukan studi bentuk, untuk menentukan bentuk yang pas lalu setelah itu melakukan sketsa dan menentukan ukuran. Kemudian membuat gambar teknik dan mock up dengan menggunakan skala perbandingan 1 : 5 atau 1 : 2 dari ukuran asli.

(3)

c. Produksi

Setelah semua proses pra produksi, kemudian penulis menyerahkan sketsa dan mock up kepada pengrajin kayu untuk di produksi.

2.3.2 Teknologi yang dibutuhkan

Pada proses perancangan, dibagi menjadi dua yaitu teknik tradisional dan teknik digital. Adapun yang digunakan dalam perancangan ini adalah : a. Teknik tradisional

- Kertas HVS

Kertas HVS diperlukan pada proses sketsa produk dan pembuatan gambar teknik. Pemilihan kertas pada ketebalan 80gsm bertujuan agar kertas tidak mudah sobek saat proses menghapus.

- Pensil HB / 2B

Pensil 2B dipilih karena sifatnya yang tidak terlalu keras tapi juga tidak terlalu lunak. Sehingga saat proses pembuatan sketsa, ketebalan garisnya dapat disesuaikan dengan tekanannya pada kertas.

- Penghapus

Penghapus yang digunakan adalah penghapus yang mempunya sifat tidak kasar, agar saat proses menghapus tidak merusak kertas.

- Foamboard

Foamboard dipilih untuk pembuatan mock up karena bahannya yang cukup tebal dan saat sudah dipotong dapat lebih rapi.

b. Teknik digital

- Software pengolah vector

Software berbasis vector merupakan alternatif untuk pembuatan gambar teknik apabila tidak manual. Pembuatan gambar teknik dengan software agar terlihat lebih rapi.

(4)

2.3.3 Material yang digunakan 1. Kayu

Gambar 2.3 plywood Sumber : Google

2. Engsel hidrolik gas

Gambar 2.4 engsel hidrolik gas Sumber : Google

3. Roda Castor

Gambar 2.5 Roda castor Sumber : Google

(5)

4. Rel

Gambar 2.6 rel untuk furniture Sumber : google

5. HPL (High Pressure Laminate)

Gambar 2.7 HPL untuk finishing Sumber : google

(6)

2.3.4 Biaya Perancangan dan Produksi

Biaya perkiraan untuk produksi sebagai berikut :

Tabel 2.4 Biaya Produksi Sumber : Pribadi

2.4 Skema Proses Kerja

2.4.1 Skema Proses Perancangan

Menentukan tujuan desain

Menentukan konsep desain

Melakukan studi

bentuk Menggambar sketsa

Membuat detail desain Membuat gambar

terukur

Mulai produksi

(7)

Adapun penjelasan dari skema diatas adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Tujuan Desain

Sebelum merancang, menentukan terlebih dahulu apa tujuan dari produk yang akan dibuat. Dan disini penulis merancang sebuah rak multifungsi bertujuan agar saat di dapur tidak memakan banyak tempat juga bisa dijadikan sebagai kitchen table.

2. Menentukan Konsep Desain

Setelah menentukan tentang tujuan dibuatnya produk, kemudian mencari konsep desain untuk produk tersebut. Disini penulis memilih tema minimalis modern. Dikarenakan bentuknya yang simple dan praktis.

3. Melakukan Studi Bentuk

Sebelum masuk pada sketsa, terlebih dahulu melakukan studi bentuk.

Yaitu membuat banyak bentuk sebelum kemudian dipilih bentuk mana yang sekiranya cocok untuk dijadikan sebuah desain. Beberapa bentuk yang dibuat penulis dari studi bentuk adalah :

Gambar 2.8 Bentuk yang dibuat Sumber : Pribadi

Setelah sudah menemukan bentuk yang pas, baru bentuk tersebut disesuaikan pada fungsi dari produk yang akan dibuat.

(8)

4. Menggambar Sketsa

Selain melakukan studi bentuk, lalu melakukan gambar sketsa. Ada beberapa gambar sketsa yang dibuat oleh penulis. Kemudian didiskusikan bersama dosen pembimbing sketsa gambar tersebut. Adapun beberapa sketsa yang dibuat :

Gambar 2.9 Sketsa Sumber : Pribadi

Gambar 2.10 Sketsa Sumber : Pribadi

(9)

Gambar 2.11 Sketsa Sumber : Pribadi

Gambar 2.12 Sketsa Sumber : Pribadi

(10)

5. Membuat Detail Desain

Pembuatan detail desain merupakan penjabaran dari masing-masing fungsi yang ada pada produk dalam bentuk gambar. Ini dilakukan setelah membuat beberapa gambar sketsa. Sketsa yang terpilih yang kemudian dibuat gambar detailnya. Adapun detail desain yang telah dibuat oleh penulis :

Gambar 2.13 Detail Desain Sumber : Pribadi

6. Membuat Gambar Terukur

Setelah sudah ada desain fix dan detail desain produk yang akan dibuat, gambar terukur perlu dibuat untuk memudahkan gambar dilihat saat akan diberikan ke pengrajin. Ini bertujuan agar pengrajin bisa lebih jelas melihat ukuran produk yang akan dibuat nantinya. Disini gambar terukur yang dibuat oleh penulis adalah gamabr teknik menggunakan proyeksi eropa.

Berikut adalah gambarnya :

(11)

Gambar 2.14 Gambar Teknik Sumber : Pribadi

7. Mulai Produksi

Setelah ada fix desain, detail desain dan gambar terukur, baru masuk ke tahap produksi. Penulis menyerahkan desain pada pengrajin untuk kemudian masuk dalam produksi.

2.4.2 Skema Produksi

Adapun setelah grafik diatas, tahap produksi yang dilakukan saat di pengrajin adalah sebagai berikut :

•Memilih dari beberapdesain sebagai desain final dan untuk di produksi

Fix desain

•Pembuatan mockup untuk menunjukkan lebih jelas bentuk dan lekukan pada produk.

Dilakukan agar memudahkan pengrajin untuk produksi.

Membuat mockup

• Menyerahkan rancangan pada pengrajin untuk di produksi setelah berdiskusi terlebih dahulu.

Penyerahan rancangan ke pengrajin

(12)

1. Pembuatan Pola

Gambar 2.16 Pola produk Sumber : Pribadi

Pada gambar diatas menunjukkan tentang pola produk yang sudah jadi.

Pembuatan pola ini kurang lebih 2 hari sejak penulis menyerahkan desain ke pengrajin.

2. Laci rak

Gambar 2.17 Pembuatan laci Sumber : Pribadi

Setelah pembuatan pola, pengrajin melakukan pembuatan untuk bagian laci pada rak. Gambar diatas adalah saat pengrajin sedang membentuk untuk bagian lacinya.

(13)

3. Pemasangan bagian khusus rak piring

Gambar 2.18 Bagian Rak Piring Sumber : Pribadi

Gambar diatas adalah pada saat pemotongan untuk rak piringnya.

Kemudian setelah dipotong baru dipasang ke dalam laci yang bagian untuk rak piring tersebut.

4. Finishing

Gambar 2.19 Pemasangan HPL Sumber : Pribadi

Pada gambar diatas adalah saat produk sudah hampir jadi. Pada bagian ini pengrajin sedang melapis beberapa bagian dengan HPL. Namun ada juga yang sudah terlebih dahulu di lapis HPL dengan warna putih dan biru.

Referensi

Dokumen terkait

*/ package com.application.component.list; import com.application.component.GetAlert; import com.application.component.GetCommand; import com.application.component.GetTextfield;

Oleh karena itu, hendaknya KPP Pratama juga dapat menempatkan pegawai untuk melakukan pemanggilan ulang bagi nomor yang telah disebut apabila tidak ada wajib pajak

Dari Tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa perbedaan isohyet jumlah kekeringan terbesar empat stasiun hujan dan delapan stasiun hujan dengan panjang data yang sama tidak

Nilai ini menunjukan bahwa 2 dari 36 waktu usia pakai berada pada kehandalan (R) 95 % dan nilai rata-rata umur desain pada keandalan 95 % jauh di bawah standar HMI, yang

usia remaja yang melahirkan, wanita usia 15-19 tahun, dengan MDG 5.4; (4) Proporsi kelahiran dari ibu, usia 15-24 tahun, yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, di

Berdasarkan hal tersebut menjadikan alasan pemilihan tema penelitian ini yang merupakan replikasi dari penelitian Kurnia dan Haryanto (2015) yang berjudul

NAMA DOSEN KODE DOSEN NO MATA KULIAH.. KODE

Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi bubur nanas dan maltodekstrin yang tepat pada pembuatan kecap bubuk ampas tahu secara enzimatis.. Hasil uji