• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Besaran Sedimentasi dan Penanggulangannya di Hilir Tukad Unda Klungkung dengan Aplikasi Hec-GeoRAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Besaran Sedimentasi dan Penanggulangannya di Hilir Tukad Unda Klungkung dengan Aplikasi Hec-GeoRAS"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

doi: mkts.v27i2.32225

Analisis Besaran Sedimentasi dan Penanggulangannya di Hilir Tukad Unda Klungkung dengan Aplikasi Hec-GeoRAS

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti

*)

, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar

*)

[email protected]

Received: 13 Agustus 2020 Revised: 12 Oktober 2021 Accepted: 18 November 2021 Abstract

The river is one part of the water resources infrastructure, in addition to drive the water, river is often transporting sediment. Sediment is the result of erosion and is part of problems in the river. Unda watershed having their regional coverage is quite wide, so that erosion that causes to the passage of it is estimated that sedimentation large enough. This research analyze the total weight of the sediment that is settles on the downstream Tukad Unda and compare the analysis of sedimentation between USLE method and sedimentation method in HEC-RAS by supporting ArcGIS and HEC-GeoRAS so that can describing the shape of look over profile of to scatter the sediment that was formed, as well as the efforts to overcome the problems. The data used in the form of watershed area, soil type, rain and river flow. Furthermore, the method used is Universal Soil Loss Equation (USLE), the application of HEC-GeoRAS and ArcGIS. The results showed the average erosion that occurred in the last 10 years amounted to 30.57 tons/ha/year, then the results of the HEC-GeoRAS analysis showed that the river bed profile changes experienced a significant silting of 2,365 m

3

using the application and 2,654 m

3

with USLE method. Countermeasures can be done by normalizing the riverbed with regular dredging at the stationing point UD 64-60 then at the stationing point UD 55-57 and at stationing UD 45-41 in accordance with the analysis results obtained through the HEC-GeoRAS application.

Keywords: ArcGIS, HEC-GeoRAS, sedimentation, tukad unda, USLE Abstrak

Sungai merupakan salah satu bentuk infrastruktur sumber daya air, selain mengalirkan air, sungai juga kerap mengangkut sedimen. Sedimen merupakan hasil dari erosi dan ini menjadi salah satu permasalahan pada aliran sungai. DAS Unda memiliki cakupan wilayah cukup luas, sehingga erosi yang menyebabkan sedimentasi pada aliran Tukad Unda diperkirakan cukup besar. Penelitian ini menganalisis berat total sedimen yang mengendap pada bagian hilir Tukad Unda dan membandingkan analisis sedimentasi metode Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan metode analisis sedimentasi dalam HEC-RAS dengan bantuan aplikasi ArcGIS dan HEC-GeoRAS untuk menggambarkan bentuk profil tampak atas dari sebaran sedimen yang terbentuk, serta upaya dalam menanggulanginya. Data yang digunakan adalah luas DAS, jenis tanah, hujan serta debit aliran sungai. Metode yang digunakan adalah metode USLE dan aplikasi HEC-GeoRAS dan ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata erosi yang tejadi dalam 10 tahun terakhir adalah sebesar 30,57 ton/ha/tahun, kemudian hasil dari analisis HEC-GeoRAS didapatkan perubahan profil aliran dasar sungai mengalami pendangkalan cukup signifikan yaitu sebesar 2.365 m

3

dengan meggunakan aplikasi, dan 2.654 m

3

dengan metode USLE. Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan menormalisasi dasar sungai dengan pengerukan secara berkala pada titik stationing UD 64-60, pada titik stationing UD 55-57 dan pada stationing UD 45-41 sesuai dengan hasil analisis yang didapat melalui aplikasi HEC-GeoRAS.

Kata kunci: ArcGIS, HEC-GeoRAS, sedimentasi, tukad unda, USLE

Pendahuluan

Salah satu bentuk insfrastruktur sumber daya air ialah sungai, yaitu jalur lintasan air di atas

permukaan bumi. Sungai merupakan alur alami

dan/atau buatan yang mengalirkan air, mulai dari

hulu sampai muara, dengan dibatasi oleh garis

sempadan. Sedangkan daerah aliran sungai (DAS)

(3)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

162

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 27, No.2, 2021, 161-169

merupakan suatu wilayah daratan yang memiliki

satu kesatuan dengan sungainya, biasanya berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari hujan lalu diteruskan ke laut secara alami, yang menjadi pemisah topografis.

Air hujan yang turun akan mengalir ke sungai menuju ke tampungan air, seperti danau dan juga menuju ke laut. Terdapat beberapa bagian sungai yang awalnya dari mata air kemudian mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai yang saling bertemu kemudian membentuk sungai utama.

Aliran sungai biasanya berbatasan dengan sempadan dan bagian sungai sungai yang bertemu laut disebut dengan muara sungai.

Di permukaan bumi terdapat jalur lintasan air yang disebut sungai. Selain membawa air sungai juga mengangkut sedimen. Sedimen merupakan hasil dari proses erosi parit, permukaan dan sebagainya.

Sedimen biasanya terendap pada kaki bukit, daerah genangan banjir, saluran drainase, sungai dan waduk (Asdak, 2007).

Erosi merupakan suatu proses penghancuran tanah lalu tanah yang telah hancur tersebut dipindahkan ke tempat lain dengan adanya aliran air, hembusan angin, gletser, maupun gravitasi (Nichols, 2009).

Tanah erosi akan terendap pada cekungan- cekungan atau daerah yang lebih rendah, pengendapan tersebut membentuk terjadinya sedimentasi. Daerah yang memiliki iklim tropis basah, aliran menjadi penyebab utama terjadinya erosi, sementara hembusan angin tidak banyak berpengaruh dalam proses terjadinya erosi. Proses yang berurutan dalam terjadinya erosi adalah pengelupasan (detachment), pengangkutan (transportation) dan pengendapan (sedimentation) (Soemarno, 2013).

Metode universal soil loss equation (USLE) adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal tanah yang digunakan untuk penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu. Selain USLE terdapat juga metode lain yaitu RUSLE, rumus RUSLE masih mempertahankan struktur dasar persamaan USLE, dengan aliran permukaan dari suatu bentang lahan berlereng, tanaman, dan system pengelolaan tertentu.

Selanjutnya terdapat juga metode MUSLE yang juga merupakan metode yang dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yaitu USLE, namun rumus MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai penyebab terjadinya erosi melainkan menggunakan faktor limpasan permukaan sebagai energi yang digunakan untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen. Berbeda

dengan erosi, secara mekanisme lahar dingin merupakan aliran debris dengan tipe mudflow.

Aliran debris merupakan bahaya sekunder dari gunung berapi yang mempunyai daya rusak yang cukup besar terhadap kehidupan manusia, prasarana yang terlanda serta kelestarian alam sekitar.

Bagian hulu dari Tukad (sungai) Unda terletak di lereng selatan Gunung Agung mempunyai potensi bahan galian C. Potensi ini sejak lama telah dimanfaatkan sebagai pemasok kebutuhan material untuk pembangunan prasarana fisik, maka kebutuhan akan bahan galian C meningkat seiring dengan waktu dan berkembangnya pembangunan permukiman dan sarana prasarana lainnya. Hal ini menyebabkan penambangan bahan galian C semakin marak dan tidak terkendali. Ditambah lagi dengan terjadinya erupsi pada akhir 2017 dimana material lahar dingin hasil letusan Gunung Agung mengalir langsung melalui aliran Tukad Unda maka, menyebabkan penumpukan kembali sedimen yang ada di bagian hilir Tukad Unda.

Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) adalah upaya dalam mencegah, menanggulangi serta memperbaiki kerusakan lingkungan yang diakibatkan daya rusak air (Dermawan & Sisinggih, 2017), dan program untuk memodelkan aliran sungai salah satunya adalah HEC-RAS. HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran sungai. River analysis sistem (RAS), yang dibuat oleh Hidrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineering Center (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one- dimensional flow model) (Istiarto, 2014:2).

HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi (Istiarto, 2014). Pertama hitungan profil muka air aliran permanen. Langkah hitungan proil muka air yang dilakukan oleh modul aliran permanen HEC-RAS didasarkan pada penyelesaian persamaan energy (satu-dimensi). Kehilangan energi diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan dalam kontraksi/ekspansi (koefisien dikalikan beda tinggi kecepatan).

Komponen kedua, simulasi aliran tak permanen.

Program ini mampu menyimulasikan aliran tak

permanen satu dimensi pada sungai yang memiliki

alur kompleks. Semula, modul aliran tak permanen

HEC-RAS hanya dapat diaplikasikan pada aliran

sub-kritik, namun sejak diluncurkannya versi 3.1,

modul HEC-RAS dapat pula mensimulasikan

regime aliran campuran (sub-kritik, super kritik,

loncat air, dan draw-downs). Komponen ketiga

adalah hitungan transpor sedimen (Sediment

(4)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

Transport/Movable Boundary Computations).

Program ini mampu mensimulasikan transport sedimen satu dimensi (simulasi perubahan dasar sungai) akibat gerusan atau deposisi dalam waktu yang cukup panjang (umumnya tahunan, namun dapat pula dlakukan siulasi perubahan dasar sungai akibat sejumlah banjir tunggal).

Komponen keempat adalah hitungan kualitas air.

HEC-RAS dapat dipakai untuk melakukan analisis temperature air serta simulasi transport beberapa konstituen kualitas air, seperti Algae, Dissolved Oxygen, Carbonaceuis Biological Oxygen Demand, Dissolved Nitrite Nitrogen, Dissolved Nitrate Nitrogen, and Dissolved Organic Nitrogen.

Simulasi transpor sedimen dengan aplikasi HEC- RAS dapat menggunakan berbagai persamaan yang dapat di sesuaikan dengan kondisi lapangan (Brunner & Gibson, 2005). Simulasi transpor sedimen dengan menggunakan program HEC-RAS pernah dilakukan di sungai Rilito, Tucson, Arizona oleh Duan, et al., 2015 (Wardhana, 2015). Hasil simulasi yang menggunakan persamaan Ackers White dapat mendekati apa yang ada di lapangan.

Selain itu Haghiabi & Zaredehdasht (2012) yang melakukan simulasi di Sungai Karun, Iran dengan program HEC-RAS juga mendapat hasil yang mendekati di lapangan. Simulasi transpor sedimen menggunakan aplikasi HEC-RAS mampu digunakan untuk mengevaluasi tampang sungai akibat adanya proses traspor sediment dan mengevalusai sedimen yang terjadi pada penampang aliran sungai (Wardhana, 2015).

Perangkat lunak yang dapat mendukung penggunaan HEC-RAS adalah HEC-GeoRAS.

HEC-GeoRAS adalah sebuah perangkat lunak ekstesi dari ArcView GIS yang digunakan untuk menukung perangkat lynak HEC-RAS. Fungsi dari HEC-GeoRAS ini adalah sebagai penyedia data input untuk kemudian diproses pada HEC-RAS yang kemudian menghasilkan nilai kecepatan dan profil air kemudian di-import ke ArcView GIS menjadi sebuah peta dengan tampilan komunikatif (Istiarto, 2012).

HEC-GeoRAS membutuhkan data geografi sungai yang akan dimodelkan. Data ini berupa digital terrain model (DTM/DEM) dalam format triangulated irregular network (TIN) atau GRID.

Data DEM haruslah menampilkan suatu permukaan tanah yang mencakup alur sungai dan dasar sungai yang akan diolah. Data inilah yang akan digunakan untuk membuat data geometri sungai di HEC-RAS, yang berupa penampang lintang sungai. Agar tampang lintang dan dasar sungai dapat ditampilkan

dengan baik, (prototype), maka data DEM haruslah memiiki resolusi yang tinggi.

Penelitian ini adalah untuk mengetahui berat total sedimen yang mengendap pada bagian hilir Tukad Unda dan membandingkan analisis sedimentasi metode erosi USLE dan metode analisis sedimentasi dalam HEC-RAS dengan bantuan aplikasi ArcGIS dan HEC-GeoRAS. ArcGIS dapat memberikan kontribusi penyajian peta informasi berupa luas dan kedalaman aliran sungai. Pemetaan aliran sungai dilakukan dengan integrasi model hidraulik menggunakan GIS. HEC-GeoRAS dengan tools yang sudah terdapat pada ArcGIS dapat menyajikan berbagai model khususnya memadukan antara model hidraulik yang diperoleh dari GIS. Selanjutnya untuk menganalisis profil muka air dan besaran sedimen yang terdapat di sungai menggunakan aplikasi HEC-RAS (Satria et al., 2017).

Metode

Lokasi studi

Lokasi penelitian ini terletak di Tukad Unda yang berada di Kabupaten Klungkung, gambaran umum Tukad Unda pada bagian hulunya berasal dari daerah yang kondisi topografinya terjal yang berada di desa Duda. Bagian hilir Tukad Unda berada di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung. Jenis sungai ini adalah perennial dengan luas daerah aliran sungai 230.915 km

2

, dengan panjang sungai utama 22.559 km. Elevasi tertinggi daerah aliran sungai adalah +477 m dan elevasi terendah ± 0.

Curah hujan tahunan rata-rata di wilayah studi adalah 84,53 mm, dengan debit rata-rata 4,94 m3/detik.

Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini

merupakan data primer juga data sekunder yang

masing-masing didapat berupa: yang pertama data

sekunder untuk penelitian ini yaitu data teknis

Tukad Unda, luas DAS Tukad Unda, peta DEM

daerah aliran sungai Tukad Unda. Selanjutnya, data

primer yaitu data jenis tanah dan tekstur tanah di

sekitar daerah genangan Sungai yang dianalisis dan

diuji di Laboratorium Mekanika Tanah Program

Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Udayana. Yang terakhir data sekunder berupa curah

hujan rata-rata aliran rata-rata, debit aliran rata-rata

Tukad Unda, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali

dari Balai Wilayah Sungai Bali – Penida. Diagram

alir penelitian diberikan pada Gambar 1.

(5)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

164

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 27, No.2, 2021, 161-169 Gambar 1. Diagram alir penelitian

Pelaksanaan analisis saringan tanah untuk mengetahui berat jenis serta persentase pasir, lanau, dan lempung pada DAS Tukad Unda, menggunakan analisis saringan tanah, sedangkan yang lolos saringan no. 200 dapat dilakukan dengan cara pelaksanaan uji hydrometer. Uji hidrometer (Kusumaningrum, et al., 2015) dilakukan agar dapat mengetahui jumlah tanah yang dapat melewati saringan no. 200 atau yang tertahan di pan. Dari uji ini dapat kita ketahui persen lanau dan persen lempung dari sampel tanah yang diambil.

Membuat LS dengan ArcGIS

Aplikasi berbasis sistem informasi geografis (Geographic Information System/GIS) adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah data informasi geografis (Indraswari, et al., 2018). Secara umum pengertian GIS adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

Dalam proses pembuatan LS dengan ArcGIS maka diperlukan peta DEM dan SRTM dengan resolusi 30 meter. Untuk menentukan kelas kemiringan lahan kita dapat menggunakan pedoman penyusunan rehabilitas lahan dan konservasi tanah (Nicholas and Edmunson, 1975 dalam Lestari, 2008). Terdapat lima kelas kemiringan lahan sebagaimana disajikan dalam Tabel 1. Analisis sedimentasi diperkirakan dengan dua cara, yaitu

berdasarkan erosi lahan dan pemodelan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS dengan bantuan aplikasi ArcGIS dan HEC-GeoRAS.

Tabel 1. Kelas kemiringan lahan hidrometer atau dengan pipet

Kelas Kemiringan (%) Klasifikasi

I 0-8 Datar

II 8-15 Landai

III 15-25 Agak Curam

IV 25-45 Curam

V >45 Sangat Curam

Sumber: Van Zuidam, 1985

Erosi lahan yang terjadi pada DAS Tukad Unda dengan metode USLE, perhitungan besaran total sedimen yang mengendap di bagian hilir Tukad Unda serta mengetahui bentuk profil dari sebaran endapan sedimen yang terdapat di hilir aliran Tukad Unda dan juga mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi laju sedimentasi di hilir aliran Tukad Unda.

Prediksi erosi metode USLE

USLE merupakan metode atau model yang dibuat untuk dapat memprediksi erosi tanah yang terjadi dalam jangka waktu panjang dari suatu wilayah yang digunakan untuk penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu (Komariah & Suyana, 2015).

Metode prediksi merupakan alat untuk mengetahui sebuah program atau sebuah tindakan konservasi tanah telah mampu mengurangi erosi di daerah aliran sungai, dan juga dapat digunakan untuk alat bantu dalam mengambil keputusan dalam perencanaan konservasi tanah (Banuwa, 2013).

Mulai Studi Literatur

Data teknis sungai Data tekstur tanah Data jenis tanah Curah hujan bulanan

Data faktor pengelolaan tanaman Persen kemiringan lereng

Peta DAS sungai unda Peta SRTM

Peta DTM/DEM

Luas dan panjang penampang basah

Debit aliran sungai Data jenis tanah

Analisis sedimentasi

berdasarkan erosi lahan Analisis sedimentasi dalam ArcGIS, HEC-RAS (HEC-GeoRAS) Pembahasan hasil kedua

analisis

Kesimpulan dan saran

Selesai

(6)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

Terdapat tiga tipe-tipe model utama yang pertama model fisik lalu, analog, dan digital. USLE memiliki sebuah persamaan yang relevan dan masih banyak digunakan sampai saat ini (Persamaan 1).

A=R×K ×LS×C ×P (1)

dimana A merupakan jumlah tanah tererosi (ton/ha/tahun). R merupakan faktor curah hujan dan aliran permukaan yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit (I30) tahunan. K merupakan faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R) untuk suatu tanah yang didapat dari petak percobaan standar, yaitu petak percobaan yang panjangnya 72,6 kaki (22 meter) terletak pada lereng 9% tanpa tanaman. L merupakan panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah dengan suatu panjang lereng tertentu terhadap erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22 meter) di bawah keadaan yang identik. S merupakan kecuraman lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9% di bawah keadaan yang identik.

C merupakan faktor pengelolaan tanaman yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik tanpa tanaman. P merupakan faktor tindakan khusus dalam konservasi tanah yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi khusus seperti pengolahan menurut kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam keadaan yang identik.

Hasil dan Pembahasan

Uji tanah

Untuk mendapatkan hasil uji tanah yang baik sebagai salah satu input di dalam HEC-RAS (Andrian & Pranoto, 2020) terdapat beberapa titik pengambilan sampel tanah yang di lakukan.

Terdapat 10 sampel yang diambil dari lima titik.

Setiap satu titik diambil dua sampel mulai dari kedalaman 0-1 m dan 1-2 m. Lokasi pengambilan sampel ditunjukkan pada Gambar 2, diadopsi dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida.

Berat jenis tanah (Gs).

Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat rentang antara 2,64 - 2,70 ton/m

3

maka rata-rata berat jenis sebesar 2,66 ton/m

3

(Tabel 2 dan Tabel 3). Dengan hasil yang didapat maka tanah tersebut dikategorikan sebagai tanah kerikil/pasir. Tanah ini termasuk dalam tanah berbutir kasar dan

merupakan tanah yang cocok digunakan untuk konstruksi bangunan dan badan jalan karena memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi serta memiliki penurunan yang kecil jika tanah relatif padat.

Tabel 2. Berat jenis tanah di Aliran Tukad Unda

No. Sampel Tanah Gs (ton/m

3

) Gs (ton/m

3

)

1 I 2,65 2,67

2 II 2,66 2,64

3 III 2,66 2,64

4 IV 2,70 2,69

5 V 2,68 2,66

Gs Total 2,66

Sumber: Hasil uji bersama dengan Balai Wilayah Sungai Bali Penida, 2018

Tabel 3. Tipikal perkiraan nilai berat jenis (GS)

Jenis Tanah Gs(ton/m

3

) Kerikil/Pasir 2,65 – 2,68 Lanau anorganik 2,62 – 2,68 Lempung anorganik 2,68 – 2,75 Lempung organik 2,58 – 2,65

Tanah humus 1,37

Tanah gambut 1,25 – 1,80

Sumber: Prima, & Pangestu, 2014

Sumber: Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, 2018

Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel tanah

Persentase tekstur tanah

Dari hasil hasil uji hidrometer yang dilakukan

didapatkan persentase tanah yang terkandung dan

mengendap di aliran Tukad Unda adalah sebesar

Ps = 96,98%, Pm = 2,91% dan Pc = 0,11 %.

(7)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

166

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 27, No.2, 2021, 161-169

Erosi lahan

Berdasarkan persamaan USLE faktor yang diperhitungkan disesuaikan dengan analisis kondisi pada DAS Tukad Unda.

Faktor erodibilitas tanah (K) merupakan indeks kepekaan tanah terhadap erosi dan erodibilitas tanah merupakan fungsi dari sifat-sifat fisik tanah seperti tekstur, permeabilitas, stabilitas agregat, dan kandungan bahan organik tanah serta pengolahannya. Makin tinggi nilai K, maka tanah makin peka terhadap erosi. Berdasarkan BBMKG wilayah III Denpasar nilai erosivitas hujan dapat dilihat dalam Gambar 3.

Gambar 3. Grafik nilai erosivitas hujan (R)

Faktor K yang didapat dari peta jenis tanah di Bali, adalah jenis tanah yang berada di cakupan DAS Unda berjenis regosol. Maka dapat diambil nilai K sebesar 0,1 untuk perhitungan USLE. Faktor erodibilitas tanah (K) merupakan indeks kepekaan tanah terhadap erosi dan erodibilitas tanah merupakan fungsi dari sifat-sifat fisik tasnah seperti tekstur, permeabilitas, stabilitas agregat, dan kandungan bahan organik tanah serta pengolahannya. Semakin tinggi nilai K, maka tanah semakin peka terhadap erosi

Identifikasi panjang dan kemiringan lereng (LS) pada DAS Unda dilakukan dengan aplikasi ArcGIS dimana karena cakupan wilayah DAS yang luas aplikasi ini sangat membantu memudahkan dalam mendapatkan hasil tersebut. Gambar 4 menunjukkan hasil analisis LS dengan ArcGis di DAS Unda. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat faktor LS sebesar 25,16. Faktor tanaman (C) dan faktor tindakan konservasi tanah (P) dapat kita lihat pada peta tata guna lahan, peta penuutupan lahan atupun rencana pola ruang wilayah. Sesuai dengan kondisi yang ada di DAS Unda diambil nilai (C) 0,1 dan nilai (P) sebesar 0,90 menurut pengelolaan tanaman dengan kemiringan kontur lebih dari 20%.

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul selanjutnya kita langsung dapat mengaplikasikan rumus USLE yang ada dan didapatkan rata-rata erosi yang terjadi tiap tahunnya sebesar 30,57 ton/ha/tahun atau volume sedimen sebesar 2654 m

3

/tahun.

Gambar 4. Analisis LS dengan ArcGIS di DAS Unda

Model hidrologi dengan HEC-GeoRAS

Aliran sungai

Data aliran merupakan data yang digunakan untuk pembuatan model hidrologi di dalam HECGeoRAS (Istiarto, 2015; Aulia, 2017). Data yang digunakan merupakan data debit aliran sungai dalam satuan m

3

/detik. Data ini dapat berasal dari pengukuran langsung di lapangan maupun secara tidak langsung.

Penampang melintang sungai

Penampang melintang diperlukan untuk memasukkan data geometri sungai pada HEC-RAS.

Penampang melintang (cross section) Tukad Unda diperoleh dari format peta DEM (Digital Elevtion Model) dan diolah dengan aplikasi ArcGIS untuk mengetahui kontur dari daerah sekitar aliran Tukad Unda. Dari kontur inilah nantinya digunakan sebagai data utama untuk dieksport ke dalam HEC RAS.

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Nilai E ro siv itas Hu jan (cm /tah u n )

Tahun

(8)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

Gambar 5 menampilkan peta kontur dan penampang aliran sungai yang ditinjau. Peta ini dieksport ke dalam HEC-RAS dan telah dilakukan proses interpolasi. Hasil interpolasi terhadap peta pada Gambar 5, dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Kontur dan penampang aliran sungai

Gambar 6. Hasil eksport gambar aliran sungai dari ArcGis ke dalam HEC-RAS

Pada Gambar 6, seluruh aliran bagian hilir Tukad Unda diwakili oleh 85 data tampang lintang, namun untuk kebutuhan penelitian 85 penampang tersebut tidak mencukupi. Untuk itu, perlu dilakukan interpolasi agar bagian hilir Tukad Unda ini dapat diperhitungkan ketelitiannya, yaitu dengan memilih menu Tools > XS Interpolation > Within a Reach pada layar editor data geometri, pada isian River pilih (all river) untuk menginterpolasi. Setelah memasukkan semua data geometri pada masing- masing sungai dan menginterpolasinya maka langkah selanjutnya adalah menyimpan data geomteri tersebut dengan memilih menu file > save geometry data.

Memodelkan aliran

Parameter yang digunakan untuk membuat model aliran sungai adalah debit aliran sungai itu sendiri

pada menu edit > quai-unsteady flow. Setelah dilakukan pemodelan, langkah berikutnya dilanjutkan dengan memasukkan file jenis tanah sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan.

Setelah semua data yang diperlukan sudah lengkap dapat kita lakukan running. Gambar 7 menunjukkan keluaran running progame. Didapatkan hasil berupa perubahan pada dasar aliran sungai, besaran yang sedimen yang masuk ke aliran sungai dan titik jenuh sediment yang ada. Dari hasil keluaran diperoleh sedimen yang mengendap pada dasar aliran bagian hilir Tukad Unda adalah 2365 m

3

. Perubahan yang terjadi di dasar aliran sungai ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 7. Keluaran program HEC-RAS

Gambar 8. Profil perubahan dasar sungai

Gambar 8 menggambarkan perubahan dasar sungai yang terjadi pada penampang aliran sungai, hal tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan garis, garis hitam menandakan dasar sungai dan garis biru menandakan sedimen yang mengendap. Perubahan yang terjadi yang diakibatkan dari adanya endapan sedimen yang terakumulasi di tiap-tiap penampang

Awal dasar sungai Endapan yang terjadi

(9)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

168

Media Komunikasi Teknik Sipil Volume 27, No.2, 2021, 161-169

akan membuat kedalaman dasar sungai menjadi

beragam.

Gambar 9 menunjukkan schematic plot penampang aliran sungai Unda dan gambaran endapan sedimen yang terjadi serta variasi endapan sepanjang alur sungai ditampakkan dari atas, merupakan hasil dari penggunaan ArcGIS untuk memudahkan visualisasi sedimentasi sepanjang alur sungai. Terjadi pengendapan bewarna merah pada titik-titik di penampang menyempit disebabkan adanya bendung dan belokan, dimana kecepatan aliran menjadi lebih rendah.

Gambar 9. Skema penampang aliran Sungai Unda

Hasil Perhitungan USLE dan HEC-GeoRAS

Dari hasil analis yang dilakukan dengan metode USLE dan HEC-GeoRAS didapatkan hasil yang berbeda, dimana hasil yang diperoleh dengan metode USLE adalah sebesar 2654 m

3

sedangkan dengan running aplikasi HEC-GeoRAS didapatkan hasil yang berbeda yaitu sebesar 2365 m

3

. Perbedaan hasil yang didapat isi kemungkinan berasal dari perbedaan parameter yang digunakan.

Pada metode USLE salah satu parameter yang digunakan merupakan curah hujan maksimum dan pada HEC-GeoRAS menggunakan debit maksimum.

Upaya penanggulangan sedimentasi sungai

Untuk mencegah atau menekan besarnya sedimentasi yang terjadi pada aliras sungai, salah satunya adalah upanya pencegahan erosi lahan yang

terjadi pada bagian hulu sungai. Upaya untuk mencegah dan memperkecil erosi yang terjadi yaitu dengan menutup permukaan tanah serapat mungkin dengan oleh tajuk tanaman secara bertingkat atau sersah di lantai lahan, dan juga memperbanyak serapan pada tanah, dengan cara tersebut aliran permukaan yang terjadi dapat diminimalisir dan dengan kekuatan yang tidak merusak (Banuwa, 2013).

Beberapa metode yang dapat dilakukan sebagai metode alternatif penanggulangan terhadap besarnya sedimen yaitu metode vegetatif/biologi/

agronomi/hayati, metode mekanik/sipil teknis, metode kimia (Lelyana, 2018). Sedangkan untuk menangani sedimen yang mengendap pada aliran aliran sungai dapat dilakukan dengan cara pembangunan tempat endapan di aliran sungai, penambangan bahan galian C, serta pengerukan endapan yang masuk ke dalam aliran sungai

Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan erosi lahan dengan metode USLE dan HEC-RAS volume total sedimen yang mengendap di hilir aliran Tukad Unda adalah sebesar 2365 m

3

dengan meggunakan aplikasi dan 2654 m

3

dengan metode USLE dengan persentase perbedaan dari kedua metode ini adalah 9,2 %.

Bentuk Profil dari sebaran sedimen yang terbentuk di hilir Tukad Unda dengan sedimentasi yang terjadi selama 1 tahun digambarkan dan terlihat bahwa akumulasi sedimen yang terendap mengalami peningkatan dan menyebabkan terjadinya pendangkalan seiring berjalannya waktu.

Metode mekanik/sipil teknis merupakan upaya yang tepat untuk mengurangi endapan sedimentasi yang ada pada bagian hilir Tukad Unda. Dimana hal tersebut dapat dilakukan dengan pengerukan pada titik stationing UD 64 sampai dengan UD 60 lalu pada titik stationing UD 55 sampai dengan UD 57 dan pada stationing UD 45 sampai dengan UD 41 sesuai dengan hasil analisis yang didapat melalui aplikasi HEC-GeoRAS.

Saran

Saran yang dapat diberikan untuk memperoleh hasil

yang mendekati kondisi sedimen di hilir Tukad

Unda, perlu dilakukan kajian jumlah material lahar

dingin pasca meletusnya Gunung Agung yang

kembali terjadi pada tahun 2017 sampai beberapa

tahun setelahnya, yang mengalir melalui aliran

Tukad Unda. Kemudian untuk tetap menjaga

kedalaman dan lebar penampang sungai dapat

dilakukan secara berkala pengerukan dengan

volume yang dihasilkan oleh pemodelan aplikasi

HEC-GeoRAS.

(10)

Anissa Maria Hidayati, Mawiti Infantri Yekti, Gede Fajar Eka Aditya Sujana Analisis Besaran Sedimentasi …

Daftar Pustaka

Andrian, I., & Pranoto, W. A. (2020). Analisis angkutan sedimen dasar sungai cibeet dengan hec- ras dan uji laboratorium. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 3(1), 31-38.

Asdak, C. (2007). Hidrologi dan pengelolaan daerah aliran sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Aulia, D. F. (2017). Aplikasi HEC-GEORAS untuk analisa genangan dan pengendalian banjir Sungai Ciraja. http://repository.ub.ac.id/7779/

Balai Wilayah Sungai Bali Penida (2018). Laporan mekanika tanah DAS Unda.

Banuwa, I. S. (2013). Erosi. Jakarta: Prenadamedia Group.

Brunner, G. W., & Gibson, S. (2005). Sediment transport modeling in HEC RAS. In Impacts of Global Climate Change (pp. 1-12).

Dermawan, V., & Sisinggih, D. (2017). Analisa potensi sedimen debris di DAS Konto pasca erupsi Gunung Kelud 2014. Jurnal Teknik Pengairan:

Journal of Water Resources Engineering, 8(2), 231- 240.

Duan, J. G., Acharya, A., Yaeger, M., & Zhang, S.

(2008). Evaluation of flow and sediment models for the Rillito River. In World Environmental and Water Resources Congress 2008: Ahupua'A (pp. 1- 10).

Haghiabi, A. H., & Zaredehdasht, E. (2012).

Evaluation of HEC-RAS ability in erosion and sediment transport forecasting. World Applied Sciences Journal, 17(11), 1490-1497.

Indraswari, D., Hanifah, N., Ramadani, M. J., &

Priyana, Y. (2018). Analisis Aplikasi Arcgis 10.3 Untuk Pembuatan Daerah Aliran Sungai Dan Penggunaan Lahan Di Das Samajid Kabupaten Sampang, Madura. Prosiding Seminar Nasional Geografi UMS IX 2018.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/handle/116 17/10389

Istiarto. (2012). Modul Pelatihan Pemakaian HEC- RAS, Simulasi Aliran 1-Dimensi. Yogyakarta:

MTPBA FT UGM.

Istiarto. (2014). Simulasi Aliran 1-Dimensi dengan Bantuan Paket Program Hidrodinamika HEC-RAS.

Yogyakarta: MTPBA FT UGM.

Istiarto. (2015). Bimbingan Teknis Genangan Banjir (HEC-GeoRAS). Yogyakarta: MTPBA FT UGM.

Komariah, K., & Suyana, J. (2015). Metode USLE untuk Memprediksi Erosi Tanah dan Nilai Toleransi Erosi Sebuah Sistem Agricultural di Desa Genengan Kecamatan Jumantono Karanganyar.

Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 17(2), 39- 43.

Kusumaningrum, R., Suyanto, S., & Solichin, S.

(2015). Analisis Angkutan Sedimen Anak Sungai Bengawan Solo Pada Sungai Dengkeng. Matriks Teknik Sipil, 3(1)

Lelyana, N. (2018). Analisis Sedimentasi sebagai evaluasi Umur Layanan Waduk Benel di Kabupaten Jembrana Provinsi Bali. Denpasar: Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Lestari, F. F. (2008). Penerapan Sistem Informasi Geografis dalam Pemetaan Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor. Bogor: Skripsi Institut Pertanian Bogor.

Nichols, G. (2009) Sedimentology and Stratigraphy. Blackwell Science Ltd., London, 335 p.

Prima, A. D., & Pangestu, P. (2014). Stabilisasi Tanah Lempung Menggunakan Limbah Cangkang Kerang ditinjau dari Nilai CBR (Doctoral dissertation, Politeknik Negeri Sriwijaya).

Satria, F. W., Saputro, S., & Marwoto, J. (2017).

Analisa pola sebaran sedimen dasar muara Sungai Batang Arau Padang. Journal of Oceanography, 6(1), 47-53.

Soemarno. (2013). Pengelolaan Sumber Daya Tanah erosi dan Konservasi Tanah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor. Bogor : Skripsi Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Van Zuidam, R. A. (1985). Aerial Photo –

Interpretation in Terrain Analysis and

Geomorphologic Mapping. Smith Publisher ITC

Wardhana, P. N. (2015). Analisis transpor sedimen

Sungai Opak dengan menggunakan program HEC-

RAS 4.1. 0. Teknisia, 20(1), 22-31.

(11)

Tanggapan Penulis untuk komentar Reviewer

ANALISIS BESARAN SEDIMENTASI DAN PENANGGULANGANNYA DI HILIR TUKAD UNDA KLUNGKUNG DENGAN APLIKASI HEC-GEORAS

Reviewer Comments Authors Response

1. General Comments

1. Perlu perbaikan sesuai komentar 2. Secara umum cukup layak untuk dipublikasi

1. Telah diperbaiki 2. Terimakasih

2 Mandatory changes

1. Perbaikan comments A1 sampai A14 pada draft revisi yang dikirim reviewer

1. Telah dilakukan dengan memberikan warna kuning pada teks yang dikirim bersama form response ini

3 Suggested changes

1. Perlu diperbaiki sesuai hasil review sebelum dipublikasikan

1. Telah diperbaiki sesuai dengan saran

4 Other Changes / manuscript comments

(12)

doi: mkts.v22i2.12871

Analisis Besaran Sedimentasi dan Penanggulangannya di Hilir Tukad Unda Klungkung dengan Aplikasi Hec-GeoRAS

Abstract

The river is one part of the water resources infrastructure, in addition to drive the water, river is often transporting sediment. Sediment is the result of erosion and is part of problems in the river. Unda watershed having their regional coverage is quite wide, so that erosion that causes to the passage of it is estimated that sedimentation large enough. This research analyze the total weight of the sediment that is settles on the downstream Tukad Unda and compare the analysis of sedimentation between USLE method and sedimentation method in HEC-RAS by supporting ArcGIS and HEC-GeoRAS so that can describing the shape of look over profile of to scatter the sediment that was formed, as well as the efforts to overcome the problems. The data used in the form of watershed area, soil type, rain and river flow. Furthermore, the method used is Universal Soil Loss Equation (USLE), the application of HEC-GeoRAS and ArcGIS. The results showed the average erosion that occurred in the last 10 years amounted to 30.57 tons/ha/year, then the results of the HEC- GeoRAS analysis showed that the river bed profile changes experienced a significant silting of 2365 m3 using the application and 2654 m3 with USLE method. Countermeasures can be done by normalizing the riverbed with regular dredging at the stationing point UD 64- 60 then at the stationing point UD 55- 57 and at stationing UD 45-41 in accordance with the analysis results obtained through the HEC-GeoRAS application.

Keywords: ArcGIS, HEC-GeoRAS, sedimentation, Tukad Unda, USLE Abstrak

Sungai merupakan salah satu bentuk infrastruktur sumber daya air, selain mengalirkan air, sungai juga kerap mengangkut sedimen. Sedimen merupakan hasil dari erosi dan ini menjadi salah satu permasalahan pada aliran sungai.

DAS Unda memiliki cakupan wilayah cukup luas, sehingga erosi yang menyebabkan sedimentasi pada aliran Tukad Unda diperkirakan cukup besar. Penelitian ini menganalisis berat total sedimen yang mengendap pada bagian hilir Tukad Unda dan membandingkan analisis sedimentasi metode USLE dengan metode analisis sedimentasi dalam HEC-RAS dengan bantuan aplikasi ArcGIS dan HEC-GeoRAS agar dapat menggambarkan bentuk profil tampak atas dari sebaran sedimen yang terbentuk, serta upaya dalam menanggulanginya. Data-data yang dipergunakan berupa luas DAS, jenis tanah, hujan serta debit aliran sungai. Selanjutnya metode yang digunakan adalah Universal Soil Loss Equation (USLE) dan aplikasi HEC-GeoRAS dan ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata erosi yang tejadi dalam 10 tahun terakhir adalah sebesar 30.57 ton/ha/tahun, kemudian hasil dari analisis HEC-GeoRAS didapatkan perubahan profil aliran dasar sungai mengalami pendangkalan cukup signifikan yaitu sebesar 2365 m3 dengan meggunakan aplikasi dan 2654 m3 dengan metode USLE. Upaya penanggulangan dapat dilakukan dengan menormalisasi dasar sungai dengan pengerukan secara berkala pada titik stationing UD 64 sd. UD 60 lalu pada titik stationing UD 55 sd. UD 57 dan pada stationing UD 45 sd. 41 sesuai dengan hasil analisis yang didapat melalui aplikasi HEC-GeoRAS.

Kata kunci: ArcGIS, HEC-GeoRAS, sedimentasi, Tukad Unda, USLE

(13)

2 Pendahuluan

Salah satu bentuk insfrastruktur sumber daya air ialah sungai. Diatas permukaan bumi terdapat jalur lintasan air yang disebut sungai, selain air sungai juga mengangkut sedimen. Sedimen merupakan hasil dari proses erosi parit, permukaan dan sebagainya. Sedimen biasanya terendap pada kaki bukit, daerah genangan banjir, saluran drainase, sungai dan waduk (Asdak, 2007). Secara mekanisme lahar dingin merupakan aliran debris dengan tipe mudflow.

Aliran debris merupakan bahaya sekunder dari gunung berapi yang mempunyai daya rusak yang cukup besar terhadap kehidupan manusia, prasarana yang terlanda serta kelestarian alam sekitar. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) adalah upaya dalam mencegah, menanggulangi serta memperbaiki kerusakan lingkungan yang diakibatkan daya rusak air (Rahayu et al., 2014).

Bagian hulu dari Tukad Unda terletak di lereng selatan Gunug Agung dan mempunyai potensi bahan galian C yang sejak lama telah dimanfaatkan sebagai pemasok kebutuhan material untuk pembangunan prasarana fisik, maka kebutuhan akan bahan galian C meningkat seiring dengan waktu dan berkembangnya pembangunan permukiman dan sarana prasarana lainnya yang kesemuanya menggunakan bahan galian C, hal ini menyebabkan penambangan bahan galian C semakin marak dan tidak terkendali. Ditambah lagi kembali terjadi erupsi pada akhir 2017 dimana material lahar dingin hasil letusan Gunung Agung mengalir langsung melalui aliran Tukad Unda dimana hal ini dapat kembali menyebabkan penumpukan kembali sedimentasi yang ada di bagian hilir Tukad Unda.

Metode USLE adalah model erosi yang dirancang untuk memprediksi rata-rata erosi tanah dalam jangka waktu panjang dari suatu areal tanah yang digunakan untuk penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu. Selain USLE terdapat juga merode lain yaitu RUSLE, rumus RUSLE masih mempertahankan struktur dasar persamaan USLE, dengan aliran permukaan dari suatu bentang lahan berlereng, tanaman, dan system pengelolaan tertentu.

Selanjutnya terdapat juga metode MUSLE yang juga merupakan metode yang dikembangkan dari metode yang sudah ada sebelumnya yaitu USLE, namun rumus MUSLE tidak menggunakan faktor energi hujan sebagai penyebab terjadinya erosi melainkan menggunakan faktor limpasan permukaan sebagai energi yang digunakan untuk penghancuran dan pengangkutan sedimen.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui berat total sedimen yang mengendap pada bagian hilir Tukad Unda dan membandingkan analisis sedimentasi metode USLE dan metode analisis sedimentasi dalam HEC-RAS dengan bantuan aplikasi ArcGIS dan HEC-GeoRAS. ArcGIS dapat memberikan kontribusi penyajian peta informasi berupa luas dan kedalaman aliran sungai. Pemetaan aliran sungai dilakukan dengan integrasi model hidraulik menggunakan GIS. HEC-GeoRAS dengan tools yang

sudah terdapat pada ArcGIS dapat menyajikan berbagai model khususnya memadukan antara model hidraulik yang diperoleh dari GIS. Selanjutnya untuk menganalisis profil muka air dan besaran sedimen yang terdapat di sungai menggunakan aplikasi HEC-RAS (F. Satria, 2017).

Sungai

Sungai merupakan alur alami dan/atau buatan yang mengalirkan air, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi oleh garis sempadan. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah daratan yang memiliki satu kesatuan dengan sungainya, biasanya berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari hujan lalu diteruskan ke laut secara alami, yang menjadi pemisah topografis.

Air hujan yang turun akan mengalir ke sungai menuju ke tampungan air, seperti danau dan juga menuju ke laut.

Terdapat beberapa bagian sungai yang awalnya dari mata air kemudian mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai yang saling bertemu kemudian membentuk sungai utama. Aliran sungai biasanya berbatasan dengan sempadan dan bagian sungai sungai yang bertemu laut disebut dengan muara sungai.

Proses Sedimentasi dan Erosi

Sedimentologi merupakan studi yang mempelajari tentang proses terbentuknya, pergerakan dan pengendapan material yang akan terakumulasi di dalam lingkungan kontimen dan laut sehingga membentuk suatu sedimen.

Erosi merupakan suatu proses penghancuran tanah lalu tanah yang telah hancur tersebut dipindahkan ke tempat lain dengan adanya aliran air, hembusan angin, gletser, maupun gravitasi (Nicohls G. 2009). Tanah erosi akan terendap pada cekungan-cekungan atau daerah yang lebih rendah, pengendapan tersebut membentuk terjadinya sedimentasi.

Daerah yang memiliki iklim tropis basah, aliran menjadi penyebab utama terjadinya erosi, sementara hembusan angin tidak banyak berpengaruh dalam proses terjadinya erosi. Terdapat beberapa bagian yang berurutan dalam proses terjadinya erosi menurut (Soemarno, 2013) yaitu :

 pengelupasan (detachment)

 pengangkutan (transportation)

 pengendapan (sedimentation) Aplikasi ArcGIS

Aplikasi berbasis Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) adalah aplikasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah data informasi geografis (Indraswari, 2018). Secara umum pengertian GIS

“suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperaharui, mengelola,

(14)

memanipulasi, mengintegrasikan, menganalsa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis.

Aplikasi HEC-GeoRAS

HEC-RAS merupakan program aplikasi untuk memodelkan aliran sungai. River Analysis Sistem (RAS), yang dibuat oleh Hidrologic Engineering Center (HEC) yang merupakan satu divisi di Institute for Water Resources (IWR), di bawah US Army Corps of Engineering Center (USACE). HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen (steady and unsteady one-dimensional flow model) (Istiarto, 2014:2). Perangkat lunak yang dapat mendukung penggunaan HEC-RAS adalah HEC-GeoRAS.

HEC-GeoRAS adalah sebuah perangkat lunak ekstesi dari ArcView GIS yang digunakan untuk menukung perangkat lynak HEC-RAS. Fungsi dari HEC-GeoRAS adalah sebagai penyedia data input untuk kemudian diproses pada HEC-RAS yag kemudian menghasilkan nilai kecepatan dan profil air kemudian di-import ke ArcView GIS menjadi sebuah peta dengan tampilan komunikatif (Istiarto, 2012) HEC-GeoRAS membutuhkan data geografi sungai yang akan dimodelkan. Data ini berupa digital terrain model (DTM/DEM) dalam format triangulated irregular network (TIN) atau GRID. Data DEM haruslah menampilkan suatu permukaan tanah yang mencakup alur sungai dan dasar sungai yang akan diolah. Data inilah yang akan digunakan untuk membuat data geometri sungai di HEC-RAS, yang berupa penampang lintang sungai. Agar tampang lintang dan dasar sungai dapat ditampilkan dengan baik, (prototype), maka data DEM haruslah memiiki resolusi yang tinggi. Peta SRTM dapat di download pada laman yang tersedia di pustaka.

Persamaan Pada HEC-RAS

HEC-RAS memiliki empat komponen model satu dimensi yaitu. (Istiarto, 2014).

 Hitungan profil muka air aliran permanen

Langkah hitungan proil muka air yang dilakukan oleh modul aliran permanen HEC-RAS didasarkan pada penyelesaian persamaan energy (satu-dimensi).

Kehilangan energi dianggap diakibatkan oleh gesekan (Persamaan Manning) dan dalam kontraksi/ekspansi (koefisien dikalikan beda tinggi kecepatan).

 Simulasi aliran tak permanen

Unsteady Flow Simulation. Program ini mampu menyimulasikan aliran tak permanen satu dimensi pada sungai yang memiliki alur kompleks. Semula, modul aliran tak permanen HEC-RAS hanya dapat diaplikasikan padaa aliran sub-kritik, namun sejak diluncurkannya versi 3.1, modul HEC-RAS dapat pula mensimulasikan regime aliran campuran (sub- kritik, super kritik, loncat air, dan draw-downs).

 Hitungan transpor sedimen

Sediment Transport/Movable Boundary Computations. Program ini mampu mensimulasikan

transport sedimen satu dimensi (simulasi perubahan dasar sungai) akibat gerusan atau deposisi dalam waktu yang cukup panjang (umumnya tahunan, namun dapat pula dlakukan siulasi perubahan dasar sungai akibat sejumlah banjir tunggal).

 Hitungan kualitas air

Water Quality Analysis. HEC-RAS dapat dipakai untuk melakukan analisis temperature air serta simulasi transport beberapa konstituen kualitas air, seperti Algae, Dissolved Oxygen, Carbonaceuis Biological Oxygen Demand, Dissolved Nitrite Nitrogen, Dissolved Nitrate Nitrogen, and Dissolved Organic Nitrogen.

Simulasi transpor sedimen dengan aplikasi HEC-RAS dapat menggunakan berbagai persamaan yang dapat di sesuaikan dengan kondisi lapangan (Brunner, 2005).

Simulasi transpor sedimen dengan mengunkan program HEC-RAS pernah dilakukan di sungai Rilito, Tucson, Arizona oleh Zhang et al. pada tahun (2015). Hasil simulasi yang menggunakan persamaan Ackers White dapat mendekati apa yang ada di lapangan. Selain itu (Haghiabi, 2012) yang melakukan simulasi di sungai Karun, Iran dengan program HEC-RAS juga mendapat hasil yang mendekati di lapangan.

Simulasi transpor sedimen menggunakan aplikasi HEC- RAS mampu digunakan untuk mengvaluasi tampang sungai akibat adanya proses traspor sediment dan mengevalusai sedimen yang terjadi pada penampang aliran sungai (Wardhana, 2015).

Prediksi Erosi dengan Universal Soil Loss Equation (USLE)

USLE merupakan metode atau model yang dibuat untuk dapat memprediksi erosi tanah yang terjadi dalam jangka waktu panjang dari suatu wilayah yang digunakan untuk penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu (Widodo, 2015). Metode prediksi merupakan alat untuk mengetahui sebuah program atau sebuah tindakan konservasi tanah telah mampu mengurangi erosi di daerah aliran sungai, dan juga dapat digunakan untuk alat bantu dalam mengambil keputusan dalam perencanaan konservasi tanah (Banuwa, 2013). Terdapat tiga tipe-tipe model utama yang pertama model fisik lalu, analog, dan digital. USLE memiliki sebuah persamaan yang relevan dan masih banyak digunakan sampai saat ini:

A=R×K ×LS×C ×P (1)

A = Jumlah tanah tererosi (ton/ha/tahun)

R = Faktor curah hujan dan aliran permukaan yaitu jumlah satuan indeks erosi hujan, yang merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dengan intensitas hujan maksimum 30 menit (I30) tahunan.

K = Faktor erodibilitas tanah, yaitu laju erosi per indeks erosi hujan (R) untuk suatu tanah yang didapat dari petak percobaan standar, yaitu petak percobaan yang panjangnya 72,6 kaki (22 meter) terletak pada lereng 9% tanpa tanaman.

(15)

4 L = Panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari

tanah dengan suatu panjang lereng tertentu terhadap erosi dari tanah dengan panjang lereng 72,6 kaki (22 meter) di bawah keadaan yang identik.

S = Kecuraman Lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah dengan lereng 9% di bawah keadaan yang identik.

C = faktor pengelolaan tanaman yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu areal dengan vegetasi penutup dan pengelolaan tanaman tertentu terhadap besarnya erosi dari tanah yang identik tanpa tanaman.

P = faktor tindakan khusus dalam konservasi tanah yaitu nisbah antara besarnya erosi dari tanah yang diberi perlakuan tindakan konservasi khusus seperti pengolahan menurut kontur, penanaman dalam strip atau teras terhadap besarnya erosi dari tanah yang diolah searah lereng dalam keadaan yang identik.

Metode Lokasi Studi

Lokasi penelitian ini terletak di Tukad Unda yang berada di Kabupaten Klungkung, gambaran umum Tukad Unda pada bagian hulunya berasal dari daerah yang kondisi topografinya terjal yang berada di desa Duda. Bagian hilir Tukad Unda berada di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung.

• Jenis sungai : Perennial

• Luas daerah aliran sungai : 230.915 km2

• Panjang sungai utama : 22.559 km

• Titik elevasi tertinggi : + 477 m

• Titik elevasi terendah : ± 0

• Curah hujan tahunan rata-rata : 84,53 mm

• Debit rata-rata : 4,94 m3/detik Data yang Digunakan

Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data primer juga data sekunder yang masing-masing didapat berupa:

 Data sekunder untuk penelitian ini yaitu data teknis Tukad Unda, luas DAS Tukad Unda, peta DEM daerah aliran sungai Tukad Unda.

 Data Primer Yaitu data jenis tanah dan tekstur tanah di sekitar daerah genangan Sungai yang dianalisis dan diuji di laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.

 Data sekunder berupa curah hujan rata-rata aliran rata- rata, debit aliran rata-rata Tukad Unda, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali dari Balai Wilayah Sungai Bali – Penida.

Diagram alir penelitian diberikan pada Gambar 1.

Pelaksanaan Analisis Saringan Tanah

Pelaksanaan ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis serta persentase pasir, lanau, dan lempung pada DAS Tukad Unda. Pelaksanaan ini dilakukan dengan menggunakan analisis saringan tanah, sedangkan yang

lolos saringan no. 200 dapat dilakukan dengan cara hidrometer atau dengan pipet.

Gambar 1. Diagram alir penelitian

Mulai

Studi Pustaka

 Data Teknis Sungai

 Data Tekstur Tanah

 Data Jenis Tanah

 Curah Hujan Bulanan Selama 10 Tahun Terakhir

 Data Faktor Pengelolaan tanaman

 Persen Kemiringan Lereng

 Peta DAS Sungai Unda

 Peta SRTM

 Peta DTM/DEM

 Luas dan Panjang Penampang Basah

 Debit Aliran Sungai

 Data Jenis Tanah

Analisis Sedimentasi Metode USLE

Analisis Sedimentasi dalam ArcGIS, HEC-RAS (HEC-GeoRAS)

Pembahasan Hasil Kedua Analisis

Kesimpulan dan Saran

Selesai

(16)

Pelaksanaan Uji Hidrometer

Uji hidrometer (Kusumaningrum, 2015) dilakukan agar dapat mengetahui jumlah tanah yang dapat melewati saringan no. 200 atau yang tertahan di pan. Dari uji ini dapat kita ketahui persen lanau dan persen lempung dari sampel tanah yang diambil.

Membuat LS dengan ArcGIS

Dalam proses pembuatan LS dengan ArcGIS maka diperlukan peta DEM dan SRTM dengan resolusi 30 meter.

Untuk menentukan kelas kemiringan lahan kita dapat menggunakan pedoman penyusunan rehabilitas lahan dan konservasi tanah. Nicholas and Edmunson (1975) dalam (Lestari, 2008; Buchori, 2016) ada lima kelas kemiringan lahan sebagaimana disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Kelas Kemiringan Lahan Kelas Kemiringan (%) Klasifikasi

I 0-8 Datar

II 8-15 Landai

III 15-25 Agak Curam

IV 25-45 Curam

V >45 Sangat Curam

Sumber: Van Zuidam, 1985

Metode Pengolahan Data

Pengolahan data primer dan sekunder untuk mendapatkan hasil analisis mengenai sedimentasi pada Tukad Unda ini menggunakan program aplikasi Microsoft Excel, HEC- GeoRAS, dan ArcGIS. Semua perhitungan, baik dari perhitungan penentuan besar parameter USLE yang menggunakan persamaan, perhitungan pendugaan besar erosi lahan yang terjadi pada DAS Tukad Unda dengan metode USLE, perhitungan besaran total sedimen yang mengendap di bagian hilir Tukad Unda serta mengetahui bentuk profil dari sebaran endapan sedimen yang terdapat di hilr aliran Tukad Unda dan juga mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi laju sedimentasi di hilir aliran Tukad Unda.

Hasil dan Pembahasan

Hasil Uji Tanah

Untuk mendapatkan hasil uji tanah yang baik sebagai salah satu input di dalam HEC-RAS (Andrian, 2020) terdapat beberapa titik pengambilan sampel tanah yang di lakukan.

Terdapat 10 sampel yang diambil dari 5 titik yang ada, satu titik diambil 2 sampel mulai dari kedalam 0-1 m dan 1-2 m. Berikut merupakan gambar lokasi dan titik pengambilan sampel tanah Lokasi pengambilan sampel ditunjukkan pada Gambar 2, diadopsi dari Balai Wilayah Sungai Bali Penida.

Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel tanah

Sumber : Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, 2018

Berat Jenis Tanah (Gs)

Hasil yang diperoleh dari pengujian berat jenis tanah di Tukad Unda adalah sebagai berikut. Butir saringan yang digunakan adalah yang lolos saringan nomor 40.

Tabel 2. Hasil Uji Berat Jenis Tanah di Aliran Tukad Unda No. Sampel Tanah Gs

(ton/m3) Gs (ton/m3)

1 I 2,65 2,67

2 II 2,66 2,64

3 III 2,66 2,64

4 IV 2,70 2,69

5 V 2,68 2,66

Gs Total 2,66

Sumber: Hasil uji bersama dengan Balai Wilayah Sungai Bali Penida, 2018

Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat rentang antara 2,64 - 2,70 ton/m3 maka rata-rata berat jenis sebesar 2,66 ton/m3. Berikut merupakan tabel jenis tanah dikutip dari DAS (1988) dalam Prima (2014).

Tabel 3. Tipikal perkiraan nilai berat jenis (GS)

Jenis Tanah Gs(ton/m3)

Kerikil/Pasir 2,65 – 2,68

Lanau anorganik 2,62 – 2,68

Lempung anorganik 2,68 – 2,75

Lempung organik 2,58 – 2,65

Tanah humus 1,37

Tanah gambut 1,25 – 1,80

Sumber. Das (1988) dalam Prima (2014)

Dengan hasil yang didapat maka tanah tersebut dikategorikan sebagai tanah kerikil/pasir. Tanah ini termasuk dalam tanah berbutir kasar dan merupakan tanah

: Titik pengambilan sample tanah : Arah aliran sungai

(17)

6 yang cocok digunakan untuk konstruksi bangunan dan

badan jalan karena memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi serta memiliki penurunan yang kecil jika tanah relatif padat.

Persentase Tekstur Tanah

Dari hasil hasil uji hidrometer yang dilakukan didapatkan persentase yang terkandung dan mengendap di aliran Tukad Unda adalah sebesar Ps = 96,98%, Pm = 2,91% dan Pc = 0,11 %.

Perhitungan Erosi Lahan dengan USLE

Berdasarkan persamaan USLE faktor yang diperhitungkan sudah disebutkan pada bagian pembahasan dan faktor disesuaikan dengan analisis kondisi pada DAS Tukad Unda

Faktor erosivitas hujan

Faktor erodibilitas tanah (K) merupakan indeks kepekaan tanah terhadap erosi dan erodibilitas tanah merupakan fungsi dari sifat-sifat fisik tasnah seperti tekstur, permeabilitas, stabilitas agregat, dan kandungan bahan organik tanah serta pengolahannya. Makin tinggi nilai K, maka tanah makin peka terhadap erosi. Grafik nilai erosivitas hujan dapat dilihat dalam Gambar 3 berdasarkan sumber BBMKG wilayah III Denpasar.

Gambar 3. Grafik nilai erosivitas hujan (R) Faktor erodibilitas tanah (K) merupakan indeks kepekaan tanah terhadap erosi dan erodibilitas tanah merupakan fungsi dari sifat-sifat fisik tasnah seperti tekstur, permeabilitas, stabilitas agregat, dan kandungan bahan organik tanah serta pengolahannya Makin tinggi nilai K, maka tanah makin peka terhadap erosi.

Faktor erodibilitas tanah (K) yang didapat dari peta jenis tanah di Bali, didapatkan jenis tanah yang berada di cakupan DAS Unda berjenis regosol. Maka dapat diambil nilai K sebesar 0.1 untuk perhitungan USLE.

Identifikasi panjang dan kemiringan lereng (LS) pada DAS unda dilakukan dengan aplikasi ArcGIS dimana karena

cakupan wilayah DAS yang luas aplikasi ini sangat membantu memudahkan dalam mendapatkan hasil tersebut Gambar 4 menunjukkan hasil analisis LS dengan ArcGis di Daerah aliran sungai Unda. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapat faktor LS sebesar 25,16.

Gambar 4. Hasil analisis LS dengan ArcGIS di DAS Unda Faktor tanaman (C) dan faktor tindakan konservasi tanah (P) dapat kita lihat pada peta tata guna lahan, peta penuutupan lahan atupun rencana pola ruang wilayah.

Sesuai dengan kondisi yang ada di DAS Unda diambil nilai (C) 0,1 dan nilai (P) sebesar 0,90 menurut pengelolaan tanaman dengan kemiringan kontur lebih dari 20%.

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul selanjutnya kita langsung dapat mengaplikasikan rumus USLE yang ada. Dari pengaplikasian rumus yang ada didapatkan rata- rata erosi yang terjadi tiap tahunnya sebesar 30,57 ton/ha/tahun atau volume sedimen sebesar 2654 m3/tahun.

Data Aliran dalam HEC-GeoRAS

Data aliran merupakan data yang digunakan untuk pembuatan model hidrologi di dalam HECGeoRAS (Istiarto, 2015; Aulia, 2017). Data yang digunakan merupakan data debit aliran sungai dalam satuan m3/detik.

Data ini dapat berasal dari pengukuran langsung dilapangan maupun secara tidak langsung.

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00

Nilai Erosivitas Hujan (cm/tahun)

Tahun

Nilai Erosivitas Hujan (R) DAS Unda

Commented [U1]: Satuan sudah ditulis pada grafik

(18)

Penampang Melintang Sungai

Penampang melintang diperlukan untuk memasukkan data geometri sungai pada HEC-RAS. Penampang melintang (cross section) Tukad Unda diperoleh dari format peta DEM (Digital Elevtion Model) dan diolah dengan aplikasi ArcGIS untuk mengetahui kontur dari daerah sekitar aliran Tukad Unda. Dari kontur inilah nantinya digunakan sebagai data utama untuk dieksport ke dalam HEC RAS.

Gambar 5 menampilkan peta kontur dan penampang aliran sungai yang ditinjau.

Gambar 5. Kontur dan penampang aliran sungai Peta diatas kemudian dieksport ke dalam HEC-RAS dan telah dilakukan proses interpolasi. Hasil interpolasi terhadap peta pada Gambar 5 dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hasil eksport gambar aliran sungai dari ArcGis ke dalam HEC-RAS

Pada Gambar 6 Seluruh aliran bagian hilir Tukad Unda diwakili oleh 85 data tampang lintang, namun untuk kebutuhan penelitian 85 penampang tersebut tidak mencukupi. Untuk itu, perlu dilakukan interpolasi agar bagian hilir Tukad Unda ini dapat diperhitungkan ketelitiannya. Yaitu dengan memilih menu Tools > XS Interpolation > Within a Reach pada layar editor data geometri, pada isian River pilih (all river) untuk

menginterpolasi. Setelah memasukkan semua data geometri pada masing-masing sungai dan menginterpolasinya maka langkah selanjutnya adalah menyimpan data geomteri tersebut dengan memilih menu file > save geometry data.

Memodelkan Aliran

Parameter yang digunakan untuk membuat model aliran sungai adalah debit aliran sungai itu sendiri pada menu edit

> quai-unsteady flow. Setelah dilakukan pemodelan, langkah berikutnya dilanjutkan dengan memasukkan file jenis tanah sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan.

Setelah semua data yang diperlukan sudah lengkap dapat kita lakukan running. Gambar 7 menunjukkan keluaran running progame.

Gambar 7. Keluaran program HEC-RAS Didapatkan hasil berupa perubahan pada dasar aliran sungai, besaran yang sedimen yang masuk ke aliran sungai dan titik jenuh sediment yang ada. Dari hasil keluaran diperoleh sedimen yang mengendap pada dasar aliran bagian hilir Tukad Unda adalah 2365 m3. Perubahan yang terjadi di dasar aliran sungai ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Profil perubahan dasar sungai

: Awal dasar sungai : Endapan yang terjadi

Commented [U2]: Sudah diberi penjelasan pada gambar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa pemberian pupuk urea pada tanaman pegagan tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, sedangkan terhadap luas

Oleh karena itu, dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan spirit mutu pendidikan di lembaga pendidikan Islam saat ini, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

senyawa oksigen reaktif yang berasal dari aloksan inilah maka sel-sel beta pankreas mengalami kerusakan dan berdampak pada penurunan insulin sehingga kadar glukosa dalam

Fungsi dan Tugas : Fungsi utama KBK Eksplorasi Penangkapan Ikan (EPIK) adalah memenuhi kebutuhan mahasiswa dan dosen untuk melakukan kegiatan pengajaran dan penelitian dalam

Vagy ha kevésbé skizoid módon akarom megfogalmazni, azt akartam végiggondolni, hogy egyáltalán akarom-e az RMDSZ-t okosítani abban, hogy miként irányítsa a magyar

Di dalam komponen ini, sejumlah gardu induk 150/20 kV dan 500/150 kV yang dipilih di Jawa-Bali akan dikembangkan dengan menambah satu atau lebih trafo dan peralatan

Hasil penelitian ini telah mendukung hipotesis yang diajukan bahwa desentralisasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial aparatur pemerintah dan sesuai

Sikap manusia akan menentukan baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Maraknya pencemaran lingkungan, disebabkan tidak adanya sikap peduli terhadap lingkungan. Kepedulian