32 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Penelitian ini terdiri atas dua variabel, satu variabel prediktor dan satu variabel kriterium. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Kriterium : Motivasi Melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi 2. Variabel Prediktor : Konsep Diri
B. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi adalah dorongan yang berupa kecenderungan emosional yang mengarahkan pikiran dan perilaku dalam usaha remaja panti asuhan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala psikologi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan pada aspek-aspek motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang dikemukakan oleh Cherniss dan Goleman (2001), yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu (achievement drive), komitmen (commitment), inisiatif (initiative) dan optimis (optimism). Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala, maka
semakin tinggi pula motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang dimiliki remaja panti asuhan.
2. Konsep Diri
Konsep diri adalah gambaran atau pandangan dan penilaian seseorang tentang diri sendiri serta diri ideal kita yang didapatkan dari pengalaman dan pendapat orang lain dan terbentuk sepanjang masa. Konsep diri dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala psikologi yang dimodifikasi dari skala konsep diri milik Hartiyani (2011), yang terdiri atas 28 aitem. berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang dikemukakan oleh Berzonsky (1981), yaitu aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek psikis. Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala, maka semakin tinggi pula konsep diri remaja panti asuhan.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja panti asuhan di Kabupaten Purworejo yang berjumlah 176 orang, dengan rincian :
Tabel 1
Data Anak Asuh Panti Asuhan di Kabupaten Purworejo Kategori Usia Remaja (12-21 tahun)
No Nama Panti Asuhan Jumlah
1. Panti Asuhan Nurul Muttaqin 26 orang
2. Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Plaosan 54 orang 3. Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Muhammadiyah
Danukusumo 40 orang
4. Panti Asuhan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing 30 orang
5. Panti Asuhan Panti Rini 26 orang
Total 176 orang
2. Sampling
Teknik pengambilan sampel (sampling) yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling, yaitu teknik randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individual (Azwar, 2009).
Kelompok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Panti Asuhan di Kabupaten Purworejo. Pada pengambilan sampel ini, peneliti mengambil sampel melalui cara undian. Cara undian dilakukan dengan membuat gulungan kertas yang berisi nama-nama kelima Panti Asuhan di Kabupaten Purworejo, kemudian mengambil tiga nama untuk dijadikan sampel penelitian.
3. Sampel
Sampel dalam penelitian ini merupakan nama panti asuhan yang terpilih berdasarkan teknik randomisasi, yaitu remaja Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Plaosan, Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Muhammadiyah Danukusumo, serta Panti Asuhan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing.
Remaja panti asuhan yang diikutsertakan dalam penelitian merupakan
remaja yang terdaftar sebagai anak asuh panti asuhan di Purworejo, baik yang tinggal di asrama panti maupun yang tinggal di rumah bersama orang tua dan tidak mengalami disabilitas. Subjek yang digunakan dalam penelitian berjumlah 1 42 orang, dengan rincian :
Tabel 2
Daftar Sampel Remaja Panti Asuhan di Purworejo
No Nama Panti Asuhan Jumlah
1 Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Plaosan 54
2 Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Muhammadiyah Danukusumo 40 3 Panti Asuhan Dhuafa Muhammadiyah Kaligesing 30
Total 124
D. Metode Pengumpulan Data
Alat ukur yang digunakan yaitu skala motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan skala konsep diri yang dibuat berdasarkan aspek-aspek motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan aspek-aspek konsep diri. Sistem penilaian (scoring) dalam skala skala motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan skala konsep diri menggunakan skala Likert yang dimodifikasi menjadi empat pilihan jawaban yang dibagi menjadi pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable yang menggunakan empat tipe pilihan, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS) dengan menghilangkan pilihan ragu-ragu sehingga subjek akan memilih kearah yang sesuai dan tidak sesuai dengan diri subjek. Skala dengan empat alternatif jawaban lebih disarankan karena apabila ada lima alternatif jawaban, subjek cenderung memilih alternatif jawaban yang ada di tengah, yang dirasa aman dan hampir tidak berpikir (Arikunto, 2006).
Berikut adalah cara penyekoran skala motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan konsep diri :
Tabel 3
Penilaian Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Skala Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi dan Konsep Diri
Kategori Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat sesuai 4 1
Sesuai 3 2
Tidak sesuai 2 3
Sangat tidak sesuai 1 4
Sedangkan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka akan digunakan tiga macam skala, yaitu :
1. Skala Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
Pengukuran motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berupa skala motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan pada aspek-aspek motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang dikemukakan oleh Cherniss dan Goleman (2001), yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu (achievement drive), komitmen (commitment), inisiatif (initiative) dan optimis (optimism).
Tabel 4
Blue Print Skala Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi
No Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1. Achievement Drive
Menetapkan target
6,4,5 2,49,41 6
Menjalankan target
yang telah dibuat 13,43,36,3 42,18,19,7 8 2. Commitment Mampu
menyeimbangkan prioritas
50,14,20 44,35 5
Memiliki tanggung jawab atas target yang telah dibuat
21,16,51 15,17,48 6
3. Initiative Mengerjakan suatu aktifitas tanpa dorongan orang lain
8,52,37,9 22,23,24,47 8 Paham atas apa saja
yang harus diperbuat 25,38 26,53 4
4. Optimism Gigih dalam
mengejar tujuan 11,27,10,1 54,39,45,28 8 Melakukan evaluasi
bila terjadi kesalahan 32,46,31,33 29,12,30,34,40 9
Total 27 27 54
2. Skala Konsep Diri
Pengukuran konsep diri berupa skala konsep diri yang dimodifikasi dari skala konsep diri milik Hartiyani (2011) yang terdiri atas 28 aitem (α=0,824) dan memiliki daya diskriminasi aitem berkisar antara 0,272-0,784 berdasarkan pada aspek-aspek konsep diri yang dikemukakan oleh Berzonsky (1981), yaitu aspek fisik, aspek sosial, aspek moral dan aspek psikis.
Tabel 5
Blue Print Skala Konsep Diri
No Aspek Indikator Perilaku Nomor Aitem
Jumlah Favorable Unfavorable
1. Aspek fisik Percaya bahwa dirinya
menarik 1, 11, 15 3 4
Mampu berbicara
dengan baik 2, 12 16 3
Yakin dengan keadaan
tubuh yang dimiliki 23,25 19 3
2. Aspek psikis Yakin dengan
kemampuan diri 4 6 2
Percaya bahwa dirinya
berarti bagi orang lain 17 - 1
Memiliki keinginan
untuk meraih cita-cita 20, 24 - 2
3. Aspek sosial Mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan 5 - 1
Mampu menjalin ingteraksi dengan orang lain
7,18 - 2
Mampu bekerja sama 8, 21 - 2
4. Aspek moral Mampu bersikap
sesuai dengan norma 26,28 13, 22 4
Mampu bersikap jujur 14, 27 - 2
Mampu mengambil
keputusan 10 9 2
Total 21 7 28
E. Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang harus dipenuhi guna kualitas suatu alat ukur karena akan menentukan baik tidaknya hasil penelitian.
Oleh karena itu, alat ukur harus memenuhi syarat valid dan reliabel. Uji coba validitas dan reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini akan dilakukan kepada anak asuh Panti Asuhan Nurul Muttaqin dan Panti Asuhan Panti Rini dengan jumlah 52 orang.
1. Validitas
Uji validitas skala Motivasi Melanjutkan Pendidikan Perguruan Tinggi dan Konsep Diri dalam penelitian ini dilakukan dengan professional judgement untuk melakukan uji terhadap validitas isi melalui telaah secara professional oleh dosen pembimbing. Kemudian, dilakukan perhitungan untuk menguji daya diskriminasi aitem dengan teknik corrected item total correlation. Aitem-aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 dianggap memiliki validitas yang memuaskan,akan tetapi apabila jumlah aitem yang didapat kurang dari yang direncanakan, maka masih bisa ditoleransi hingga diatas 0,25 (Azwar, 2016). Alasan menggunakan teknik corrected item total correlation karena perhitungan menggunakan corrected item total correlation dapat menghilangkan efek spurious overlap (overestimasi) (Priyatno, 2017). Perhitungan validitas ini menggunakan program SPSS versi 23.0.
2. Reliabilitas
Estimasi reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai koefisien Alpha Cronbach. Menurut Azwar (2016), nilai koefisien reliabilitas alat ukur berkisar antara 0 hingga 1,00. Reliabilitas alat ukur akan semakin baik apabila mendekati angka 1,00 dan alasan pemilihan teknik tersebut karena data dalam penelitian ini diperoleh dari satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada kelompok responden (single- trial administration). Perhitungan reliabilitas ini menggunakan program SPSS versi 23.0.
F. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier Sederhana. Analisis ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel prediktor (Konsep Diri) dengan variabel kriterium (Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi) apakah variabel prediktor berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel kriterium apabila variabel prediktor mengalami kenaikan maupun penurunan. Pengolahan data akan dibantu dengan program SPSS versi 23.0.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam Analisis Regresi Linier adalah Uji Asumsi, yang terdiri atas :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila taraf signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05 (Priyatno, 2017). Pengolahan data akan dibantu dengan prgram SPSS versi 23.0.
2. Uji Linearitas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear secara signifikan. Pengujian menggunakan program SPSS versi 23.0 dengan menggunakan test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel mempunyai hubungan yang linear juka nilai signifikansi kurang dari 0,05 (Priyatno,2017).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan (Priyatno, 2017). Uji heteroskedastisitas yang akan digunakan adalah scaterrplot.
Model regresi dikatakan tidak ada persoalan heteroskedastisitas jika penyebaran titik-titik di atas angka 0, di bawah angka 0 atau di sekitar angka 0 serta tidak membentuk pola tertentu (Priyatno, 2017).
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin-Watson. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka nilai DW akan dibandingkan dengan DW tabel dengan kriteria sebagai berikut (Priyatno, 2017):
a. Jika DW < dL atau DW > 4-dL berarti terdapat autokorelasi.
b. Jika DW terletak antara dU dan 4-dU berarti tidak ada atokorelasi c. Jika DW terletak antara dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka
tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Pegujian autokorelasi dibantu dengan menggunakan SPSS versi 23.0.