• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Berkaitan dengan penelitian ini, yang mengangkat topik spiritualitas dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Berkaitan dengan penelitian ini, yang mengangkat topik spiritualitas dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

50

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Berkaitan dengan penelitian ini, yang mengangkat topik spiritualitas dan kecemasan menghadapi masa depan pada ibu rumah tangga dengan hiv, peneliti menggunakan dua variabel penelitian. Antara lain variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Tergantung : Kecemasan Menghadapi Masa Depan 2. Variabel Bebas : Spiritualitas

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Kecemasan Menghadapi Masa Depan

Kecemasan adalah suatu keadaan psikologis yang disebabkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan, bersifat subjektif dan mengandung sebuah unsur ketakutan, ketidakpastian, kekhawatiran dan kegelisahan akan perubahan yang tidak diinginkan di masa yang akan datang pada diri seseorang. Kecemasan menghadapi masa depan ini diungkap dengan menggunakan skala kecemasan menghadapi masa depan. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek, menunjukkan semakin tinggi kecemasan menghadapi masa sepan subjek. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek, maka semakin rendah pula kecemasan subjek menghadapi

(2)

masa depan. Mengenai skala yang digunakan dalam penelitian ini ialah hasil modifikasi dari teori milik Zaleski(1996) yang dibuat sesuai aspek-aspek yang dikemukakan oleh Taylor (1953), ditinjau dari simptom psikologis saja. 2. Spiritualitas

Spiritualitas secara operasional berarti keyakinan individu terhadap keberadaan, kehadiran, dan keterlibatan sosok transeden yang dituhankan dalam kehidupan sehari-hari. Keyakinan tersebut disertai dengan aktifitas yang bertujuan untuk mendekatkan diri dengan sosok transeden (Tuhan). Spiritualitas memunculkan hasrat atau rasa kebersamaan, keterikatan, dan kesatuan pada alam dan semua makhluk hidup, sehingga menjadi jalan untuk pencarian makna dan tujuan dalam pengalamanpengalaman kehidupan yang dilalui individu.

Spiritualitas dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan hasil adaptasi dari skala spiritualitas DSES (Daily Spiritual Experience Scale) yang disusun oleh Lynn G. Underwood. Jumlah aitem DSES terdiri dari 16 pertanyaan yang menilai pengalaman individu sehubungan dengan kehadiran unsur transeden dalam kehidupan sehari-hari, 15 aitem diantaranya terdiri dari enam pilihan jawaban yang menilai intensitas pengalaman individu, serta satu aitem yang menilai persepsi pribadi mengenai dekat atau tidaknya individu kepada Tuhan. Skala DSES memiliki rerata koefisien reliabilitas sebesar 0,92 dengan aitem-aitem yang mencakup indikator kekaguman, rasa syukur, rahmat, dan kesadaran atau keyakinan terhadap inspirasi yang diperoleh dan rasa kedamaian batin yang mendalam. Sehingga, semakin tinggi skor yang

(3)

diperoleh individu, maka semakin tinggi spritualitas individu atau sebaliknya, skor DSES yang rendah mengindikasikan spiritualitas individu yang rendah.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang menderita HIV, dengan kriteria sebagai berikut:

1. Berdomisili di DKI Jakarta dan DI Yogyakarta 2. Berusia 21 – 50 Tahun

3. Berjenis kelamin perempuan

4. Berstatus menikah atau pernah menikah

Teknik penentuan subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah purpose sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara spiritualitas dengan kecemasan menghadapi masa depan pada ibu rumah tangga dengan HIV positif. Subjek tersebut diperoleh dengan cara mendatangi komunitas yang beranggotakan ibu rumah tangga dengan HIV.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode skala. Metode skala adalah data yang diungkap dengan skala psikologi berupa konstrak atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu berupa pernyataan atau pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indikator perilaku yang digunakan untuk memancing

(4)

jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh subjek yang bersangkutan (Azwar, 2015). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala spiritualitas sebagai variabel tergantung dan kecemasan menghadapi masa depan sebagai variabel bebas.

1. Skala Kecemasan Menghadapi Masa Depan

Skala kecemasan menghadapi masa depan yang dimiliki oleh ibu rumah tangga dengan HIV menggunakan modifikasi skala milik Zaleski (1996) yang dibuat sesuai aspek-aspek yang dikemukakan oleh Taylor (1953) yang ditinjau dari aspek psikologis saja. Sebelum diuji cobakan skala ini terdiri dari 18 aitem. Aspek psikologis tersebut disusun aitem-aitem yang berupa pernyataan-pernyataan. Pemberian skor pada skala kecemasan menghadapi masa depan ini menggunakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

Berdasarkan keempat alternatif jawaban tersebut, maka skor diberikan pada setiap aitem dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Pemberian Skor dalam Pernyataan Favourable dan Unfavourable

Jawaban Favourable Unfavourable

STS : Sangat Tidak Sesuai 1 4

TS : Tidak Sesuai 2 3

S : Sesuai 3 2

SS : Sangat Sesuai 4 1

Skala kecemasan menghadapi masa depan ini terdiri dari 18 aitem dengan 14 aitem favourable dan 4 aitem unfavourable. Distribusi aitem-aitem rancangan skala kecemasan menghadapi masa depan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

(5)

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Masa Depan Sebelum Uji Coba Aspek Indikator Favourable Unfavourable Nomor Butir Jumlah Nomor Butir Jumlah Psikologis Tegang 8 1 Khawatir 4, 5, 6, 12 4 Tidak Berdaya 3, 7, 11, 17 4 Rendah Diri 10 1 Kurang Percaya Diri 2 1 1, 9, 13, 14 4 Terancam 15, 16, 18 3 Total 14 4

Beradaptasi menggunakan skala milik Zaleski (1996) karena merupakan skala yang sudah terstandar dan sudah melalui uji validitas dengan melakukan analisis sebelumnya.

2. Skala Spiritualitas

Skala spiritualitas DSES (Daily Spiritual Experience Scale) digunakan untuk mengungkap spiritualitas pada ibu rumah tangga dengan HIV. DSES terdiri dari enam belas (16) aitem dengan pernyataan positif. Lima belas (15) aitem mempunyai enam pilihan jawaban yang mengindikasikan intensitas pengalaman spiritual individu, yakni sering dalam sehari (skor = 6), setiap hari (skor = 5), hampir setiap hari (skor = 4), beberapa hari sekali (skor = 3), hanya sesekali (skor = 2), tidak pernah (skor = 1). Aitem nomor enam belas terdiri dari empat pilihan jawaban yakni sangat tidak dekat (skor = 1), cukup dekat (skor = 2), dekat (skor = 3) dan selalu dekat (skor = 4). Aitem nomor enam belas merupakan aitem tambahan deskriptif untuk mendukung respon subjek penelitian.

(6)

DSES digunakan untuk melihat pengalaman spiritual dan bagaimana spiritualitas berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari individu, baik itu dalam perilaku, pikiran, dan sikap (Underwood & Teresi, 2002). Sebaran aitem pada skala DSES dipaparkan dalam tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Spiritualitas (DSES) Sebelum Uji Coba

Aspek Spiritualitas Butir Nomor Jumlah

Hubungan 1 , 2 2

Aktivitas Transeden/Spiritual 3 1

Rasa Nyaman dan Kekuatan 4 , 5 2

Kedamaian 6 1

Merasakan Pertolongan 7 1

Merasakan Bimbingan 8 1

Mempersepsikan dan Merasakan Kasih Sayang

Tuhan 9 , 10 2

Kekaguman 11 1

Apresiasi dan Rasa Berterimakasih 12 1

Kepedulian terhadap Sesama 13 , 14 2

Merasa Bersatu dan Dekat dengan Tuhan 15 , 16 2

Total Aitem 16

Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dipilih peneliti melalui pertimbangan rasional, bahwa DSES disusun oleh Underwood setelah melakukan studi kualitatif mendalam pada kelompok kristiani, yahudi, islam, agnostik, dan ateis untuk menemukan aspek spiritual yang dapat berlaku universal (Underwood & Teresi, 2002). DSES telah digunakan sebagai alat ukur pada studi spiritualitas yang berjumlah lebih dari 200 penelitian terpublikasi, serta telah diterjemahkan kedalam 40 bahasa (Underwood, 2011). Setelah itu, DSES mulai dikembangkan sejak tahun 2002 dan mengalami revisi terakhir pada tahun 2013.

(7)

E. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas merupakan suatu alat ukur yang amat penting dalam sebuah penelitian ilmiah. Menurut Azwar (2015) suatu instrumen alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid akan menghasilkan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek atau individu yang dikenai tes tersebut. Hal ini menandakan bahwa betapa pentingnya sebuah alat ukur dalam penelitian ilmiah. 1. Validitas

Validitas menandakan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran (Azwar, 2015). Koefisien validitas yang tidak terlalu tinggi yaitu berada sekitar angka 0.5 akan dianggap diterima dan memuaskan. Akan tetapi, apabila koefisien validitas tersebut kurang dari 0.3 biasanya dianggap tidak memuaskan. Instrumen dalam penelitian telah mengalami uji validitas dari penyusun skala, namun perlu dilakukan validasi konstruksi untuk melihat apakah bahasa skala udah dipahami dan tidak menimbulkan kesalah-pahaman bagi subjek penelitian. Skala spiritualitas DSES divalidasi oleh ahli psikologi agama, Dr. Ahmad, S.Ag., S.Psi. M.Psi. dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar. Sedangkan skala kecemasan menghadapi masa depan milik Zaleski (1996) pada penelitian terakhir pernah diujikan oleh M. Sulthon Dzul Hilmi kepada mahasiswa disabilitas (tuna netra) di kota malang dengan nilai Chronbach’s Alpha sebesar 0,920.

(8)

2. Reliabilitas

Reliabilitas menandakan hasil dari suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama dapat diperoleh hasil yang relatif sama. Reliabilitas dihitung dengan menggunakan koefisien alpha. Reliabilitas akan dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar, 2015).

Guilford-Frutcher (Arikunto, 2010) menyatakan bahwa kriteria reliabilitas skala dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Alat Ukur

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel > 0,90

Reliabel 0,70-0,90

Cukup Reliabel 0,40-0,70

Kurang Reliabel 0,20-0,40

Tidak Reliabel < 0,20

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif. Sesuai dengan hipotesis penelitian untuk mengetahui hubungan spiritualitas dengan kecemasan menghadapi masa depan pada ibu rumah tangga yang positif HIV. Hipotesis ini merupakan hipotesis korelasi negatif yaitu korelasi yang menunjukkan

(9)

hubungan yang berlawanan arah. Rendahnya skor pada satu variabel terjadi bersamaan dengan tingginya variabel lainnya.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik, dengan menggunakan korelasional Product Moment dari Pearson. Teknik tersebut dimaksudkan untuk menguji hubungan antara masing-masing variabel independen dengan varibel dependennya. Analisis data yang dimaksuidkan dengan menggunakan fasilitas computer program SPSS 20.0 for Windows. Analisis statistik digunakan dengan pertimbangan bahwa statistik bekerja dengan angka, bersifat objektif, dan universal yaitu dapat digunakan hampir pada semua bidang penelitian.

Gambar

Tabel 1. Pemberian Skor dalam Pernyataan Favourable dan Unfavourable
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kecemasan Menghadapi Masa Depan Sebelum Uji Coba
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Spiritualitas (DSES) Sebelum Uji Coba
Tabel 4. Kriteria Reliabilitas Alat Ukur

Referensi

Dokumen terkait

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk mengungkap variabel pola asuh orang tua yang otoriter dan

Alasan peneliti menggunakan aspek yang dikemukakan oleh Connor dan Davidson karena aspek tersebut pernah dipakai sebagai dasar dalam penyusunan skala untuk

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri yang peneliti susun berdasarkan aspek-aspek harga diri yang peneliti simpulkan dari beberapa tokoh.

Aspek yang digunakan dalam penyusunan skala pola asuh otoriter ( authoritarian parenting style ) adalah maturity demands merupakan sekumpulan standar untuk perilaku

untuk variabel motivasi belajar penulis mengadopsi dari teori yang telah.. dikemukakan oleh Sardiman (2008) yaitu mengenai

Skala Internet Addiction Test (IAT) dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan modifikasi dari skala yang disusun oleh Krisnawati (2009) berdasarkan

Skala kontrol diri yang digunakan oleh peneliti ini diadaptasi dari penelitian Judistira dan Wijaya (2017) yang mengacu pada aspek-aspek yang diungkapkan oleh

Kepuasan hidup diketahui dari skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kepuasan hidup. Adapun komponen aitem kepuasan hidup antara lain: 1) Pada sebagian besar