• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SANITASI WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL SANITASI WILAYAH"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

73

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Pemaparan pada bab ini mengenai profil sanitasi wilayah yang mencangkup wilayah kajian sanitasi, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terkait sanitasi, pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase perkotaan dan pengelolaaan komponen terkait sanitasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sanitasi di Kabupaten Wajo secara real. Pengelolaan sanitasi akan meliputi berbagai aspek yaitu, kelembagaan, sistem dan cakupan pelayanan peran serta masyarakat, komunikasi dan media, peran swasta, pendanaan dan pembiayaan dan permasalahan mendesak.

Kondisi wilayah Kabupaten Wajo yang berbentuk mangkok sehingga aliran air dari berbagai kabupaten lain seperti Soppeng, Bone, Luwu dll akan berakhir atau berhulu ke Kabupaten Wajo. Hal ini sering menyebabkan banjir karena meluapnya danau tempe dan ditambah dengan banyaknya saluran drainase yang tidak berfungsi dengan baik, sungai yang mengalami pendangkalan. Ini semua dikarenakan banyaknya masyarakat yang masih membuang sampah, membuang tinja dan limbah rumah tangga disembarang tempat. Kondisi ini akan berdampak pada pencemaran lingkungan yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

Melihat kondisi wilayah Kabupaten Wajo yang rawan terjadi banjir dan untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat maka diperlukan peningkatan kualitas sanitasi. Peningkatan kualitas sanitasi meliputi pada penataan saluran drainase, pengelolaan persampahan dan peningkatan kualitas dan kuantitas air minum bersih bagi masyarakat.

3.1 Wilayah Kajian Sanitasi

Wilayah Kajian Sanitasi di Kabupaten Wajo terdiri dari 15 Desa/Kelurahan dari 9 (Sembilan) Kecamatan yaitu;

1. Kecamatan Tempe

• Lapongkoda

• Siengkang 2. Kecamatan Tanasitolo

• Wajariaja

• Lowa

3. Kecamatan Sabbangparu

• Ujung Pero

• Wage

4. Kecamatan Pammana

• Simpursia

(2)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

74

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

5. Kecamatan Belawa

• Leppangeng 6. Kecamatan Maniangpajo

• Anabanua 7. Kecamatan Majauleng

• Tua

• Tellu Limpoe 8. Kecamatan Bola

• Manurung

• Balielo 9. Kecamatan Penrang

• Doping

• Walanga

Pengelompokan Desa/Kelurahan berdasarkan Strata : 1. Strata 0

• Doping Kecamatan Penrang 2. Strata 1

• Lapongkoda Kecamatan Tempe

• Anabanua Kecamatan Manniangpajo 3. Strata 2

• Simpursia Kecamatan Pammana

• Tua Kecamatan Majauleng

• Wajoariaja Kecamatan Tanasitolo

• Manurung Kecamatan Bola

• Walanga Kecamatan Penrang 4. Strata 3

• Ujung Pero Kecamatan Sabbangparu

• Wage Kecamatan Sabbangparu

• Tellu Limpoe Kecamatan Majauleng

• Siengkang Kecamatan Tempe

• Lowa Kecamatan Tanasitolo 5. Strata 4

• Leppangeng Kecamatan Belawa

• Balielo Kecamatan Bola

(Lihat Peta 3.1 Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kab. Wajo)

(3)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

75

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Peta 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Wajo

(4)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

76

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi

Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS adalah karena faktor perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Faktor lingkungan adalah merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan sehat akan mendukung masyarakat untuk hidup sehat demikian sebaliknya lingkungan yang tidak sehat dapat menimbulkan penyakit terutama penyakit yang berbasis lingkungan.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan pada umumnya masih rendah sehingga masih perlu ditingkatkan melalui berbagai upaya program yang sesuai. Kesehatan masyarakat terkait erat dengan kondisi kesehatan lingkungan serta perilaku sehat dari penghuni di dalam lingkungan tersebut. Kondisi lingkungan ini terkait dengan lingkungan hunian yang sebagian wilayah adalah alokasi yang rawan banjir/genangan dan terbatasnya jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan.

Keadaan lingkungan yang sehat tercipta dengan terwujudnya kesadaran individu dan masyarakat untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Sasaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi, yaitu: Meningkatnya cakupan PHBS pada tahun 2018, Meningkatnya peran media dalam promosi PHBS, Meningkatnya jumlah dukungan sektor swasta (CSR) dalam promosi PHBS sampai tahun 2018.

Untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan dalam sasaran meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan indikator rumah tangga sehat, institusi kesehatan yang berperilaku sehat, institusi pendidikan yang sehat, tempat kerja yang sehat, tempat umum yang sehat, posyandu serta meningkatkan kemandirian masyarakat sebagai peserta jaminan pemeliharaan kesehatan.

3.2.1 Tatanan Rumah Tangga

PHBS masih diperlukan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, karena faktor perilaku memiliki andil 30-35 % terhadap derajat kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu memperaktekkan PHBS.

Adalah suatu upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Ada 10 indikator minimal untuk PHBS di dalam rumah tangga :

(5)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

77

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;

b. Memberi bayi baru lahir ASI eksklusif 0-6 bulan;

c. Menimbang bayi dan balita setiap bulan diposyandu;

d. Menggunakan sumber air bersih;

e. Mencuci tangan pakai air bersih dan pakai sabun sebelum dan sesudah aktifitas;

f. Menggunakan jamban sehat;

g. Memberantas jentik nyamuk dirumah 1 kali 1 minggu;

h. Makan buah dan sayur setiap hari;

i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari minimal 30 menit sehari;

j. Tidak ada perilaku merokok di dalam rumah.

(Lihat Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting, Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk yang nelakukan BABS, Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpnan dan penanganan air), Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat, Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL)

(6)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

78

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting

Masyarakat melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun di Kabupaten Wajo, khususnya di daerah kajian sanitasi adalah diantaranya sebelum ke toilet, setelah menceboki bayi/anak, setelah dari buang air besar, sebelum makan, sesudah makan, sebelum memberi menyuapi makanan, sebelum menyiapkan makanan, setelah memegang hewan, sebelum shalat dll dengan persentase yang melakukan CPTS di Kabupaten Wajo sebanyak 9,2% dan yang tidak melakukan sebanyak 90,8%

90.83333333 9.166666667

Tidak Ya CTPS LIMA WAKTU PENTING

(7)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

79

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.2 Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS

Perilaku Buang Air Besar Sembarang di lingkungan masyarakat masih ada sebagian yang melakukannya, namun sebagian besar telah memiliki jamban pribadi maupun WC umum. Lokasi yang menjadi pilihan melakukan BABS masyarakat antara lain WC Helicopter, sungai, kebun, selokan, lubang galian dll. Dengan persentase yang melakukan BABS di Kabupaten Wajo sebaesar 20% dan yang tidak melakukan BABS sebesar 80%.

20%

80%

Perilaku BABS

Ya

Tidak

(8)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

80

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.3 Grafik Pengelolaan Air Minum

(pencemaran pada wadah penyimpnan dan penanganan air)

Untuk sumber air yang sering digunakan masyarakat diantaranya air kemasan, air isi ulang, air ledeng dari PDAM, air hidran umum, air kran umum, air sumur pompa tangan, air sumur gali. Dan air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari yakni gosok gigi, cuci pakaian, cuci piring dan gelas, masak dan minum.

Dari hasil Studi EHRA dapat dilihat, masyarakat yang pengelolaan air minumnya masih tercemar sekitar 16% dan yang tidak tercemar 84%.

(9)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

81

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.4 Grafik Pengelolaan Sampah Setempat

Pengelolaan Sampah Setempat dari hasil Studi EHRA menunjukkan bahwa masih banyak sampah yang hanya di kumpul dan dibuang ke TPS, dibakar, dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah, dibuang ke sungai/kali/laut/danau, dibiarkan saja sampai membusuk, dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk dll dengan persentase jumlah sampah yang diolah masyarakat di Kabupaten Wajo sebanyak 30% dan sampah yang tidsk diolah sebanyak 70%.

70%

30%

Pengelolaan Sampah Setempat

Tidak Diolah

Ya, Diolah

(10)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

82

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.5 Grafik Pencemaran karena SPAL

Berdasarkan hasil Studi EHRA diketahui bahwa sebagian besar masyarakat atau 44% belum mengelola air limbah dari dapur, kamar mandi dan tempat cuci dengan benar.

(11)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

83

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.2.2 Tatanan Sekolah

Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pedekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS).

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Jumlah anak di indonesia rata-rata 30% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 237.556.363 orang dan usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tindakan.

Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Departemen Kesehatan yaitu: Menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup dan Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu : Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun, Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, Menggunakan jamban yang bersih dan sehat, Olahraga yang teratur dan terukur, Memberantas jentik nyamuk, Tidak merokok di sekolah, Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan, Membuang sampah pada tempatnya.

Adapun Sasaran pembinaan PHBS di sekolah, yaitu Siswa, Warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa), Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam,dll)

Adapun Manfaat Pembinaan PHBS di Sekolah, yaitu : Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa, Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat orang tua, Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan, Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

(Lihat Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI, Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI, Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI)

(12)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

84

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI

No Status Sekolah

Dasar

Jumlah Sekolah

Jumlah Siswa Jumlah

Guru Sumber Air Bersih *) Toilet Guru **) Toilet Guru **) Fas. Cuci Tangan

Fas.

Pengolahan Sampah

Saluran Drainase

L P L P PDAM SPT/PL SGL T L/P L

dan P T L/P L

dan P T Y T Y T Y T

1 Sekolah Dasar Negeri 285 12622 15519 1015 1525 33 130 76 31 83584 136 66 41792 188 35 169 100 177 91 176 81

2 Sekolah Dasar Swasta 7 260 259 24 50 1 2 4 0 4 4 1 1 4 2 4 2 2 11 3 4

3 MI 32 1070 1113 81 142 2 5 17 6 8 12 11 9 26 5 14 26 19 21 10 16

Total 324 13952 16891 1120 1717 36 137 97 37 83596 152 78 41802 218 42 187 128 198 123 189 101 Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wajo

(13)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

85

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI

No Kondisi Sarana Sanitasi % Sangat Baik % Baik % Kurang Baik

1 Toilet Guru 20 13 67

2 Toilet Siswa 10 30 60

3 Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) 15 39 46

4 Sarana Air Bersih 12 30 58

5 Pengelolaan Sampah 26 17 57

6 Saluran Drainase 20 10 70

7 Ketersediaan Dana Untuk Kegiatan Higiene dan Sanitasi 10 25 65

8 Pendidikan Higiene dan Sanitasi 30 60 10

Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wajo

(14)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

86

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3 PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI mber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wa

Tabel 3.3 PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah Dasar/MI PHBS Terkait

Sanitasi Baik % Kurang baik %

Cuci Tangan Pakai

Sabun 342 57 258 43

Penggunaan Toilet 389 65 211 35

Perilaku Buang

Sampah 410 68 90 31

Sumber : Kajian Sanitasi Sekolah Kab. Wajo

(15)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

87

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).

Layanan air limbah domestik adalah pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.Jamban yang layak harus memiliki akses air bersih yang cukup dan tersambung ke unit penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.

Prasarana pengelolaan limbah di Kabupaten Wajo perlu perhatian yang lebih.

Hal ini karena terkait langsung dengan derajat kesehatan masyarakat. Sistem pembuangan limbah yang terdapat di Kabupaten Wajo dapat dibedakan menjadi dua yaitu; sistem buangan rumah tangga biasanya langsung dibuang atau dialirkan ke sungai atau saluran pematsan. Sedangkan untuk pemukiman yang terdapat di pusat kota sebagian sudah menggunakan sistem septick tank.

Kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran di Kabupaten Wajo adalah kegiatan yang berasal dari rumah tangga inilah yang berkonstribusi membuang limbah paling banyak yaitu berkisar ± 70%. Jika dibandingkan kegiatan- kegiatan lain yang hanya sekitar ± 15-20 % saja. Untuk mengolah limbah cair rumah tangga, Pemerintah Kabupaten Wajo telah mengupayakan bantuan dan fasilitas berupa pembangunan IPAL komunal bagi industri skala kecil dan rumah tangga.

Adapun Tujuan Sub Sektor Air Limbah Domestik, yaitu: Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga yang berwawasan lingkungan.

Sedangkan sasarannya adalah Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada tahun 2018, Meningkatnya cakupan kepemilikian jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik pada tahun 2018, Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal di wilayah padat kumuh miskin perkotaan pada tahun 2018, dan Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan air limbah domestik skala kota pada tahun 2018.

3.3.1 Kelembagaan

Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Wajo dalam hal ini yang menangani masalah terkait Dampak Lingkungan adalah BLHD. Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Wajo telah beberapa kali berganti nama tugas dan fungsi, dibentuk pada masa orde baru dengan nama bagian lingkungan hidup dibawah sekretariat daerah, kemudian pembentukan dan tata kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (Bapedalda) Kabupaten Wajo berdiri sendiri melalui Perda No.16 Tahun 2000, dan selanjutnya dengan peraturan pemerintah nomor 41 Tahun 2007.

(16)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

88

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Dan peraturan daerah nomor 7 Tahun 2008 berganti nama dengan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD)

Adapun junlah personil pejabat Eselon II.b terdiri dari 1 Orang, Eselon III.a terdiri dari 10 Orang. Dan staf non struktural sebanyak 13 Orang, sedangkan tingkat Pendidikan (S1) 15 Orang, (D3/D4) 3 Orang, (SLTA) 5 Orang.

Visi kelembagaan BLHD Kabupaten Wajo yaitu “Terwujudnya Lingkungan Hidup yang serasi, selaras dan seimbang yang dijiwai nilai-nilai budaya lokal kabupaten wajo” sedangkan Misinya adalah Peningkatan pelestarian dan pemulihan kualitas lingkungan, Peningkatan pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan, Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia dalam pengelolaan lingkungan.

(Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik, Tabel 3.5 Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo)

(17)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

89

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

Fungsi Pemangku Kepentingan

Pemerintah Kabupaten Swasta Masyarakat

PERENCANAAN

- Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten  - -

- Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target  - - - Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian

target  - -

PENGADAAN SARANA

- Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik  - -

- Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik)  - -

- Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (Truk Tinja)  - - - Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (Pipa

Kolektor)  - -

- Membangun sarana IPLT dan atau IPAL  - -

PENGELOLAAN

- Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja  - -

- Mengelola IPLT atau IPAL  - -

- Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja  - -

- Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air

limbah domestik  - -

- Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan

saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB  - -

(18)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

90

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Fungsi Pemangku Kepentingan

Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

- Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil,

peralatan dll)  - -

- Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah

domestik  - -

- Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik  - -

MONITORING DAN EVALUASI

- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah

domestik skala kabupaten  - -

- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana

pengelolaan air limbah domestik  - -

- Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik,

dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik  - - - Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik  - - Sumber : BLHD Kab. Wajo

(19)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

91

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.5 Daftar Peraturan terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Wajo

Substansi

Ketersediaan Pelaksanaan

Keterangan Ada (sebutkan) Tidak

Ada Efektif Dilaksanakan

Belum Efektif Dilaksanakan

Tidak Efektif Dilaksanakan

AIR LIMBAH DOMESTIK

- Target Capaian Pelayanan Pengelolaan Air Limbah Domestik

di Kabupaten ini -  - - -

- Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam

Penyediaan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik -  - - -

- Kewajiban dan Sanksi bagi Pemerintah Kabupaten dalam Memberdayakan Masyarakat dan Badan Usaha dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik

 -  - -

- Kewajiban dan Sanksi bagi Masyarakat dan atau Pengembang untuk Menyediakan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik di

Hunian Rumah -  - - -

- Kewajiban dan Sanksi bagi Industri Rumah Tangga untuk Menyediakan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik di Tempat Usaha

Perda Kab. Wajo No.12 Tahun

2002 - - - 

- Kewajiban Penyedotan Air Limbah Domestim untuk

Masyarakat, Industri Rumah Tangga dan Kantor Pemilik Tempat

Usaha -  - - -

- Retribusi Penyedotan Air Limbah Domestik -  - - -

- Tata Cara Perizinan untuk Kegiatan Pembuangan Air Limbah Domestik bagi Kegiatan Permukiman, Usaha Rumah Tangga dan

Perkantoran -  - - -

Sumber : BLHD Kab. Wajo

(20)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

92

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Air limbah yang dimaksud adalah air limbah permukiman (municipial wastewater) yang terdiri dari atas yang pertama black water yaitu air limbah domestik (rumah tangga) yang bersal dari tinja manusia, urine, air pembersih, air pengelontor dan kertas pembersih dan yang kedua Igrey water yait air limbah domestik yang berasal dari air cucian pakaian.

Pengolahan air limbah domestik dengan On-site system ini adalah jamban yang biasanya dibangun di masing-masing rumah atau di tempat-tempat tertentu dan dipakai secara bersama atau kolektif untuk beberapa rumah tangga. Penyediaan jamban ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan ketersediaan lahan.

Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah domestik yaitu˸

a. Sanitasi sistem setempat atau dengan sistem sanitasi on-site yaitu fasilitas sanitasi individual seperti septic tank atau cubluk.

b. Sanitasi sistem off-site atau dikenal dengan istilah sistem terpusat atau sistem sewerage, yaitu sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.

Sebagian besar masyarakat Kabupaten Wajo masih menggunakan sistem pengelolaan air limbah on site berupa jamban keluarga. Sarana sanitasi di rumah tangga hanya 0,06 % keluarga memiliki jamban, dan yang tergolong jamban sehat sebesar 58 SR sebesar 0,01 % dari jumlah jamban yang ada. Selebihnya penduduk yang tinggal di tepi sungai dan danau memiliki jamban terapung yang langsung terbuang ke sungai.

Pengelolaan limbah cair rumah tangga yang dilakukan masyarakat Kabupaten Wajo sebagai berikut

a. Membuang air limbah rumah tangga ke got/parit/saluran drainase dekat rumahnya dengan atau tanpa melalui pipa.

b. Membuang ke sungai/danau dengan atau melalui pipa.

c. Menampung/meresapkan air limbah rumah tangga ke dalam lubang/kubangan terbuka yang dibuat dekat kamar mandi.

d. Memakai air limbah rumah tangga untuk menyiram jalan.

Ada beberapa alasan yang mempengaruhi masyarakat dalam pengelolaan air limbah seperti disebutkan diatas adalah sebagai berikut

a. Belum adanya pelayanan air limbah rumah tangga seperti halnya sampah

b. Cara itu lebih mudah c. Tidak membutuhkan biaya

d. Tidak ada larangan membuang air limbah ke got

(21)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

93

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Pada umumnya masyarakat menggunakan tangki septik yang tidak memenuhi kaidah teknis karena tangki septik yang dibangun tidak kedap air dan tanpa dasar sehingga langsung meresap ke dalam tanah. Selain keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya kontaminasi sumber air bersih / minum, hal tersebut dikarenakan masyarakat merasa lebih mudah, murah, dan simpel. Selain itu dikarenakan belum adanya IPLT (Instansi Pengolahan Limbah Tinja) menyebabkan masyarakat belum perlu memiliki tangki septik yang memenuhi kaidah teknis, karena saat penuh masyarakat harus membuat tangki baru lagi.

Di Kabupaten Wajo saat in industri masih tergolong sangat sedikit dan terbatas walaupun demikian penanganan limbah industri belum maksimal bahkan fenomena tersebut masih saja dijalankan seperti bahan buangan yang keluar dari pabrik langsung dibuang ke alam bebas seperti oli bekas, limbah cair langsung menggunakan sungai atau parit sebagai sarana pembuangan limbah, limbah padat memanfaatkan tanah kosong sebagai tempat pembuangan dan limbah gas/asap cerobong dianggap sarana yang baik pembuangan limbah.

(Lihat Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja, Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman, Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk PAL Terrpusat , Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik, Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yng ada di Kabupaten/Kota, Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sasaran Air Limbah Domestik,)

(22)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

94

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

Penyaluran akhir tinja berdasarkan hasil Studi EHRA menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten Wajo telah memiliki Tangki Septik sebagai tempat penyaluran tinja. Dari persentase sebanyak 56% telah melakukan penyaluran akhir tinja ke Tangki Septik, 44% terbagi ke Pipa Sewer, Cubluk/Lubang Tanah, Langsung ke Drainase, Sungai/Danau/Pantai dan yang tidak tahun penyaluran pembuangannya.

56%

1%

22%

1%

1% 19%

Kemana Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja

Tangki Septik Pipa Sewer

Cubluk/Lubang Tanah Langsung ke Drainase Sungai/Danau/pantai Tidak Tahu

(23)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

95

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman

Di Kabupaten Wajo, Tangki Septik dengan suspect aman berdasarkan hasil Studi EHRA sebesar 76% dan yang tidak aman sebesar 24%.

76%

24%

Tangki Septik Suspect Aman

Suspek Aman

Tidak Aman

(24)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

96

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Peta 3.2 Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk IPAL Terrpusat

(25)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

97

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Gambar 3.8 Diagram Sistem Sanitasi pengelolaan air limbah domestik

Produk Input

(A) User Interface

(B)

Pengumpulan &

Penampungan/

Pengolahan Awal

(C) Pengangkutan/

Pengaliran

(D) (Semi) Pengolahan

Akhir Terpusat

(E) Daur Ulang

dan/atau Pembuangan

Akhir

Tangki Septik

Black WAter

(26)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

98

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.6 Cakupan layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

1 KECAMATAN MANIANGPAJO 478 478 3960 0 0 0 0 0

DUALIMPOE 92 92 653 0 0 0 0 0

TANGKOLI 27 27 396 0 0 0 0 0

ANABANUA 178 178 994 0 0 0 0 0

MATTIROWALIE 0 0 790 0 0 0 0 0

ABBANUANGNGE 109 109 275 0 0 0 0 0

KALOLA 48 48 376 0 0 0 0 0

SOGI 0 0 278 0 0 0 0 0

MINANGATELLUE 24 24 198 0 0 0 0 0

(27)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

99

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

2 KECAMATAN BOLA 1393 1393 2788 0 2 0 0 0

SOLO 292 292 314 0 1 0 0 0

UJUNG TANAH 103 103 234 0 0 0 0 0

LATTIMU 127 127 260 0 0 0 0 0

RAJAMAWELLANG 233 233 254 0 0 0 0 0

SANRESENG ADE 51 51 285 0 0 0 0 0

PATTANGNGA 75 75 122 0 0 0 0 0

LEMPONG 47 47 398 0 1 0 0 0

MANURUNG 44 44 302 0 0 0 0 0

BOLA 120 120 320 0 0 0 0 0

BALIELO 174 174 202 0 0 0 0 0

PASIR PUTIH 127 127 97 0 0 0 0 0

(28)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

100

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik

Aman (KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

3 KECAMATAN PENRANG 940 940 3636 0 0 0 0 0

PENRANG 22 22 251 0 0 0 0 0

TADANGPALIE 37 37 233 0 0 0 0 0

WALANGA 123 123 357 0 0 0 0 0

TEMMABARANG 184 184 356 0 0 0 0 0

LAWESSO 98 98 453 0 0 0 0 0

BENTENG 90 90 418 0 0 0 0 0

DOPING 185 185 485 0 0 0 0 0

RADDAE 27 27 243 0 0 0 0 0

PADAELO 148 148 478 0 0 0 0 0

MAKMUR 26 26 362 0 0 0 0 0

(29)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

101

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

4 KECAMATAN MAJAULENG 1179 1179 7052 0 1 0 0 0

TUA 176 176 332 0 0 0 0 0

TELLULIMPOE 40 40 340 0 0 0 0 0

TOSORA 134 134 436 0 0 0 0 0

TAJO 121 121 414 0 0 0 0 0

CINNONGTABI 124 124 427 0 0 0 0 0

WATAN RUMPIA 43 43 300 0 0 0 0 0

TENGNGA 0 0 189 0 0 0 0 0

BOTTO TANRE 0 0 453 0 0 0 0 0

RUMPIA 0 0 799 0 0 0 0 0

LIMPOMAJANG 20 20 377 0 0 0 0 0

PARIA 211 211 376 0 0 0 0 0

URAIYANG 81 81 355 0 0 0 0 0

MACANANG 0 0 403 0 1 0 0 0

LAERUNG 95 95 260 0 0 0 0 0

LIU 82 82 417 0 0 0 0 0

BOTTO BENTENG 52 52 361 0 0 0 0 0

BOTTO PENNO 0 0 270 0 0 0 0 0

LAMIKU 0 0 543 0 0 0 0 0

(30)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

102

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

5 KECAMATAN BELAWA 1286 1286 6344 0 0 0 0 0

LEPPANGENG 140 140 889 0 0 0 0 0

LAUTANG 181 181 516 0 0 0 0 0

LIMPORILAU 282 282 575 0 0 0 0 0

BELAWA 0 0 722 0 0 0 0 0

MACERO 220 220 538 0 0 0 0 0

MALAKKE 121 121 557 0 0 0 0 0

ONGKOE 0 0 897 0 0 0 0 0

SAPPA 98 98 937 0 0 0 0 0

WELE 244 244 713 0 0 0 0 0

(31)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

103

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

6 KECAMATAN TEMPE 2252 2252 13769 0 4 0 1 0

WIRINGPALENNAE 330 330 684 0 1 0 0 0

SITAMPAE 0 0 509 0 0 0 0 0

ATAKKAE 164 164 1020 0 1 0 0 0

MADDUKKELLENG 13 13 1226 0 0 0 0 0

SENGKANG 8 8 351 0 0 0 0 0

PADUPPA 0 0 693 0 1 0 0 0

BULUPABBULU 0 0 1171 0 0 0 0 0

SALOMENRALENG 326 326 663 0 0 0 0 0

LAELO 441 441 862 0 1 0 0 0

WATALIMPUE 0 0 799 0 0 0 0 0

TEMPE 519 519 1803 0 0 0 0 0

MATTIROTAPPARENG 346 346 1016 0 0 0 0 0

PATTIROSOMPE 84 84 399 0 0 0 0 0

CEMPALAGI 21 21 400 0 0 0 0 0

LAPONGKODA 0 0 1151 0 0 0 0 0

TEDDAOPU 0 0 1022 0 0 0 1 0

(32)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

104

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

7 KECAMATAN

SABBANGPARU 1482 1482 6066 0 0 0 0 0

TALOTENRENG 272 272 416 0 0 0 0 0

WALANAE 103 103 241 0 0 0 0 0

UGI 98 98 375 0 0 0 0 0

MALLUSESALO 93 93 310 0 0 0 0 0

SOMPE 108 108 918 0 0 0 0 0

WAGE 87 87 345 0 0 0 0 0

PASAKA 0 0 577 0 0 0 0 0

UJUNGPERO 298 298 321 0 0 0 0 0

BENTENGLOMPO 32 32 366 0 0 0 0 0

LIU 69 69 426 0 0 0 0 0

TADANGPALIE 0 0 412 0 0 0 0 0

SALOTENGNGA 64 64 381 0 0 0 0 0

BILA 25 25 326 0 0 0 0 0

WORONGNGE 96 96 314 0 0 0 0 0

PALLIMAE 137 137 338 0 0 0 0 0

(33)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

105

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

8 KECAMATAN PAMMANA 1447 1447 6428 0 1 0 0 0

TOBATANG 0 0 223 0 0 0 0 0

LAPAUKKE 103 103 309 0 0 0 0 0

KAMPIRI 197 197 488 0 0 0 0 0

PALAWARUKKA 132 132 344 0 0 0 0 0

WATAMPANUA 107 107 276 0 0 0 0 0

CINA 186 186 471 0 1 0 0 0

PAMMANA 0 0 649 0 0 0 0 0

TADANGPALIE 87 87 455 0 0 0 0 0

LAGOSI 138 138 400 0 0 0 0 0

WECUDAI 0 0 416 0 0 0 0 0

SIMPULISIA 63 63 496 0 0 0 0 0

LEMPA 0 0 805 0 0 0 0 0

PATILA 121 121 498 0 0 0 0 0

LAMPULUNG 129 129 483 0 0 0 0 0

ABBANUANGNGE 184 184 115 0 0 0 0 0

(34)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

106

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

9 KECAMATAN TANASITOLO 1316 1316 9177 0 0 0 0 0

PAKKANNA 48 48 555 0 0 0 0 0

UJUNG BARU 98 98 214 0 0 0 0 0

NEPO 0 0 441 0 0 0 0 0

PAJALELE 92 92 330 0 0 0 0 0

UJUNGE 68 68 437 0 0 0 0 0

TANCUNG 28 28 671 0 0 0 0 0

BARUTANCUNG 18 18 440 0 0 0 0 0

PINCENGPUTE 218 218 450 0 0 0 0 0

MAPPADAELO 0 0 625 0 0 0 0 0

LOWA 38 38 308 0 1 0 0 0

MANNAGAE 102 102 528 0 0 0 0 0

INALIPUE 185 185 518 0 0 0 0 0

TONRALIPU 21 21 173 0 0 0 0 0

ASSORAJANG 175 175 812 0 0 0 0 0

WAJORIAJA 0 0 627 0 0 0 0 0

MARIO 76 76 394 0 0 0 0 0

WAETUO 53 53 420 0 0 0 0 0

(35)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

107

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

No Nama Kecamatan / Kelurahan

BABS*

Sarana Tidak Layak Sarana Layak

Onsite System Offsite

System

Individual Berbasis Komunal Kawasan/

Terpusat

(KK)

Cubluk, Tangki Septik Tidak

Aman**

(KK)

Jamban Keluarga dengan Tangki Septik Aman

(KK)

MCK Umum/

Jamban Bersama

(KK)

MCK++

(KK)

Tangki Septik Komunal

(KK)

IPAL Komunal

(KK)

Sambungan Rumah

(KK)

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)

WEWANGREWU 0 0 860 0 0 0 0 0

PALIPPU 96 96 374 0 0 0 0 0

Sumber : BLHD Kab. Wajo

(36)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

108

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.7 Kondisi Prasarana dan Sasaran Air Limbah Domestik

No Jenis Satuan Jumlah/

Kapasitas

Kondisi

Keterangan Berfungsi Tidak

Berfungsi

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

Sistem Onsite

1 Berbasis Komunal

- IPAL Komunal Unit 2 kubik -  terendam

banjir

- MCK ++ Unit -  - 9 desa/kel

- Tangki Septik Komunal Unit - - -

2 Truk Tinja Unit

3 IPLT : kapasitas M³/Hari - - -

Sistem Offsite

4 IPAL Kawasan/Terpusat

- Kapasitas M³/Hari - - -

- Sistem - - -

Sumber : BLHD Kab. Wajo

(37)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

109

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3.3 Peran Serta Masyarakat

Masalah limbah sebetulnya dapat dipecahkan dengan baik sebagaimana yang berhasil dilakukan di negara maju apabila peran serta masyarakat meningkat.

Isu peran serta masyarakat yakni Operasional dan Maintenace MCK Umum dan MCK Plus belum Optimal, Masyarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana pengolahan air limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan kepada pemerintah masih tinggi, Pemanfaatan saluran drainase dan badan air untuk buangan air limbah secara langsung maupun secara terselubung.

( Tabel 3.8 Daftar program/kegiatan layanan air limbah domestic berbasis masyarakat, Tabel 3.9 Pengelolaan saran air limbah domestic oleh masyarakat )

(38)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

110

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.8 Daftar program/kegiatan layanan air limbah domestic berbasis masyarakat.

No Nama Program/Kegiatan Pelaksana PJ Lokasi

Tahun Program/

Kegiatan

**)

Penerima Manfaat

***) Jumlah Sarana

Kondisi Sarana Saat Ini

L P Berfungsi Tidak

Berfungsi

- - - -

- - - -

Sumber : BLHD Kab. Wajo

(39)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

111

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.9 Pengelolaan sarana air limbah domestik oleh masyarakat

No Jenis Sarana Tahun

Sarana

Dibangun Lokasi Pengelola Biaya Operasi dan

Pemeliharaan

Pengosongan Tangki Septik /IPAL

Lembaga Kondisi Waktu Layanan

- - - - - - -

- - - - - - -

Sumber : BLHD Kab. Wajo

(40)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

112

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3.4 Komunikasi dan Media

Kegiatan Penyuluhan Lingkungan yang diselenggarakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Wajo selama tahun 2013, yakni : Program Adipura Jumlah Peserta 150 Orang Tanggal Pelaksanaan 9 April 2013, Persampahan Jumlah Peserta 150 Orang Tangga Pelaksanaan 15 April 2013, Bank Sampah Jumlah Peserta 100 Orang Tanggal Pelaksanaan 2 Mei 2013, Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Jumlah Peserta 100 Orang Tanggal Pelaksanaan 21 Agustus 2013, Pengembangan Pembanguna Bendung Gerak Jumlah Peserta 100 Orang Tanggal Pelaksanaan 15 Oktober 2013, Program Sekolah Adiwiyata Jumlah Peserta 200 Orang Tanggal Pelaksanaan 20 OKtober 2013, Go Green Sul-Sel Jumlah Peserta 80 Orang Tanggal Pelaksanaan 25 Oktober 2013, Konversi dan Rehabilitasi Danau Tempe Jumlah Peserta 80 Orang Tanggal Pelaksanaan 10 September 2013.

( Gambar 3.9 Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota )

(41)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

113

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

17% 6%

7%

70%

Penyuluhan / Sosialisasi

Masalah Sampah dan Kebersihan Lingkungan

Air Limbah dan Jamban Keluarga Saluran Air Kotor

Air Bersih

Gambar 3.9 Penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten/Kota

Sosialisasi/Penyuluhan Kegiatan terkait Sanitasi di Kabupaten Wajo dilaksanakan di kabupaten maupun di kecamatan. Namun didominasi dengan sosialisasi/Penyuluhan tentang Air Bersih sebanyak 70%. Sampah dan Kebersihan Lingkungan menempati persentase kedua setelah air Bersih sebanyak 17% dan sisanya tentang Saluran Air Kotor dan Air Limbah dan jamban keluarga masing-masing sebanyak 7% dan 6%.

(42)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

114

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3.5 Peran Swasta

Keterlibatan swasta di bidang air limbah domestik, kurang tertarik untuk melakukan investasi. Namun secara umum berbicara tentang Lingkungan Hidup ada 2 (dua) Mitra Kerja atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja sama dengan pihak Pemerintah Daerah.

( Tabel 3.10 Peran Swasta dalam PenyediaanLayanan Air Limbah Domestik )

(43)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

115

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.10 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Air Limah Domestik

No Nama

Provider/Mitra Potensial

Tahun Mulai Operasi/

Berkontribusi

Jenis Kegiatan/

Kontribusi Terhadap

Sanitasi

Volume Potensi Kerjasama

1 LSM Indonesia Hijau

Pelatihan Pengelolaan

Limbah, Pembuatan

Biogas

2 keg, 2 keg

Penyusunan dokumen Tata Lingkungan atau sebagai Pendamping Kegiatan Pemerintah Daerah

2 LSM Wajo Institute 2000 - 2010

Pendampingan kegiatan penjilidan kapasitas SLBM

1 keg

Sumber : BLHD Kab. Wjao

(44)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

116

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan

Penganggaran komponen Air Limbah Domesti Kab. Wajo bersumber dari APBD II, dengan pelaksana kegiatan Badan Lingkungan Hidup Daerah, Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas Pekerjaan Umum.

( Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen Air Limbah Domestik Kab/Kota Tahun 2009 - 2013 , Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik ahun 2009 - 2013 )

(45)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

117

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi komponen Air Limbah Domestik Kab/Kota Tahun 2009 - 2013

No Komponen Belanja (Rp) Rata-Rata

Pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013 (%)

1 Air Limbah (1a+1b) Rp 179.260.000 Rp - Rp 9.968.300 Rp 11.400.000 Rp 12.300.000 -15,55 1.a Pendanaan Investasi Air Limbah Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -

1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Rp 179.260.000 Rp - Rp 9.968.300 Rp 11.400.000 Rp 12.300.000 -15,55

1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur

terbangun Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Sumber : Laporan Capaian Kinerja Fisik dan Keuangan Kab. Wajo Tahun 2009 - 2013

(46)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

118

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun 2009-2013

No Komponen

Belanja (Rp) Rata-Rata

Pertumbuhan 2009 2010 2011 2012 2013 (%)

1 Retribusi Air Limbah - - - -

1.a Realisasi Retribusi - - - -

1.b Potensi Retribusi - - - -

(47)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

119

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.3.7 Permasalahan Mendesak

Untuk masalah pengelolaan air limbah domestik di kabupaten wajo, masih banyak yang perlu dibenahi seperti halnya pengadaan IPLT, Tangki Septik yang sesuai dengan syarat-syarat yang berlaku, perlunya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan jamban dan yang memenuhi syarat kesehatan.

( Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak )

(48)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

120

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.13 Permasalahan Mendesak

No Permasalahan Mendesak

1 Cakupan akses masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk menggunkan jamban yang memenuhi syarat kesehatan masih sangat rendah.

2 Pembuangan black water secara langsung ke sepanjang sungai dan Danau Tempe tanpa pengolahan.

3 Tingkat kesadaran masyarakat untuk memakai jamban yang layak dengan ketersediaan air bersih yang cukup.

4 Pembangunan tangki septik yang tidak memenuhi syarat konstruksi sehingga menimbulkan kerawanan pencemaran.

5 Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan limbah cair skala rumah tangga.

6 Belum adanya IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja) di Kabupaten Wajo.

(49)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

121

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.4 Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan persampahan di Kota Sengkang ditangani oleh Dinas Tata Ruang, Pemukiman & Kebersihan Kabupaten Wajo, wilayah pelayanan masih belum mencakup seluruh wilayah administrasi Kota Sengkang pada beberapa tahun terakhir ini telah mendapat perhatian Pemerintah. Sehingga dapat dikatakan kebersihan dan keindahan suatu hal yang mutlak dilaksanakan, masing-masing saling berkaitan. Kebersihan jalan utama, kolektor dan tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS/Depo) adalah wajib.

a. Kegiatan Penyapuan Jalan

Kegiatan penyapuan jalan dan pengumpulan sampah di Kota Sengkang dimulai sejak pukul 04.00 WITA sampai pukul 10.00 WITA dilanjutkan kembali pada pukul 16.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA. Kegiatan penyapuan difokuskan pada jala-jalan protokol, daerah keramaian dan taman kota. Dalm pelaksanaannya setiap petugas penyapu jalan diberikan tanggung jawab untk menyapu jalan, sampah yang dihasilkan kemudian dikumpulkan dan langsung diangkut menggunakan truk sampah dan dibawa ke TPA.

b. Pengumpulan Sampah Dari Sumber Sampah

Kegiatan pengumpulan sampah di Kota Sengkang sudah dimulai dari tingkat masyarakat dimana masyarakt turut berperan serta dalam pengumpulan dan sebagian masyarakat sudah melakukan pemilahan sampah organik dan non organik,. Kegiatan pengumpulan sampah oleh masyarakat pada saat ini sudah efektif berjalan di beberapa kelurahan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan oleh masyarakat menggunakan tempat sampah yang disiapkan secara swadaya.

c. Pengangkutan Sampah

Pelayanan pengagkutan sampah di Kota Sengkang menggunakan kendaraan roda tiga, gerobak dorong dan truk sampah. Kendaraan roda tiga yang disipakan oleh Pemerintah kabupaten Wajo bertugas untuk mengangkut sampah yang telah dikumpulkan oleh masyarakat di masing-masing kelurahan yang kemudian dibawa ke TPS dan kemudian langsung dibawa ke TPA dengan menggunakan Dump Truck. Gerobak dorong banyak difungsikan untuk mengumpulkan samaph dari tong sampah yang berada di tempat – tempat umum kemudian sampah tersebut dikumpulkan ke TPS untuk diangkut ke TPA.

d. Tempat Pembuangan Akhir

Sampah yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan dan pengangkutan kemudian dibawa ke TPA open dumping Cempalagi Kota Sengkang.

Sistem dan Cakupan Pelayanan

Sampah di Kota Sengkang yang terangkut adalah 336.498 m3 atau 90 % dari 373.887 m3 total timbulan sampah. Kawasan di Kota Sengkang yang berpotensi memiliki permasalahan pengelolaan sampah antara lain di pertokoan dan pasar,

(50)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

122

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Sedangkan pengelolaan sampah domestik pada umumnya dilakukan oleh masyarakat sendiri dangan cara penimbunan dan pembakaran.

Tujuan Sub Sektor Persampahan adalah Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kabupaten Wajo melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan untuk seluruh wilayah Kabubaten di atas standar Pelayanan Minumum/SPM. Sedangkan Sasaran Sub Sektor Persampahan yakni :

1. Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan persampahan pada tahun 2018.

2. Mengurangi timbulan sampah post collection pada tahun 2018.

3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan sistem 3 R (reduce, reuse dan recycle) skal rumah tangga pada tahun 2018.

3.4.1 Kelembagaan

Lembaga Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo yang bersentuhan langsung dengan pengelolaan persampahan adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman yang di tangani oleh Bidang Kebersihan dan Keindahan serta Badan Lingkungan Hidup Daerah yang ditangani oleh Bidang Analisa Dampak Lingkungan. Untuk Dinas Tata Ruang dan Permukiman terkait dengan Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan dari mulai TPS, TPA, sampai proses pengangkutan sampah sedangkan untuk Badan Lingkungan Hidup Daerah terkait Pengadaan Sarana dan Prasarana Persampahan berupa TPS yang bersumber dari Dana DAK.

( Tabel 3.14 Daftar pemangkukepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan, Tabel 3.15 Daftar peraturan terkait sanitasi )

(51)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

123

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.14 Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat

PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota  - -

Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target  - -

Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target  - -

PENGADAAN SARANA

Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah  - -

Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS)  - -

Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)  - -

Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir

(TPA)  - -

Membangun sarana TPA  - -

Menyediakan sarana komposting  - -

PENGELOLAAN

Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS  - -

Mengelola sampah di TPS  - 

Mengangkut sampah dari TPS ke TPA  - -

Mengelola TPA  - -

Melakukan Pemilahan sampah*  - -

Melakukan penarikan retribusi sampah  - -

(52)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

124

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemerintah Kabupaten/Kota Swasta Masyarakat

Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan,

personil,peralatan, dll  - -

Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah  - -

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah  - -

MONITORING DAN EVALUASI

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah

skala kab/kota  - -

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana

pengelolaan persampahan  - -

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan

atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan  - -

Sumber : Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan BLHD Kab. Wajo

(53)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

125

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

Tabel 3.15 Daftar peraturan terkait sanitasi Substansi

Ketersediaan Pelaksanaan

Keterangan Ada (Sebutkan) Tidak Ada Efektif

Dilaksanakan Belum Efektif

Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan

PERSAMPAHAN

Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Perbup Pengelolaan Sampah di

Kab. Wajo No.5 Tahun 2008 - - - -

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah - - -

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan usaha dalam

pengelolaan sampah - - -

Kewajiban dan sanksi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah,

dan membuang ke TPS - - -

Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS

- - -

Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan

pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

- - -

Kerjasama Pemerintah Kab/Kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah - - -

Retribusi sampah atau Kebersihan Perda Retribusi Pelayanan Persampahan/ Kebersihan No. 17

Tahun 2011 - - - -

Sumber : Buku Pengelolaan Persampahan dan RTH, BLHD Kab. Wajo

(54)

| Buku Putih Sanitasi (BPS) Kab. Wajo

126

PPSP WAJO BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH

3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan

Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani penduduk terhadap sampah yang dihasilkannya, yang secara tidak langsung turut memelihara kesehatan mayarakat serta menciptakan suatu lingkungan bersih, baik, dan sehat dengan perkembangan penduduk yang diiringi dengan aktivitas manusia yang lebih lua serta adanya jenis sampah akibat dari kemajuan teknologi yang sulit terurai, maka sampah menimbulkan masalah bagi lingkungan, permasalahan ini menuntut perlunya dikelola secara profesional.

Dalam pengelolaan sampah semacam ini dituntut suatu pelayanan yang cepat dengan kapasitas yang besar untuk proses pengumpulan dan pengangkatan sampah, khususnya dari daerah urban.

Pengelolaan ini pun perlu dilaksankan secara efektif,efesien dan dengan program yang terencana agar dapat menekan biaya.

Penanganan kebersihan semacam ini baru akan berhasil baik bila masyarakat juga ikut terlibat langsung atau berperan serta secara aktif terutama dalam mengikuti peraturan keberhasilan umum,pembayaran retribusi maupun cara-cara mengenai sampah yang produksinya secara baik dan benar.

Informasi yang jelas perlu disampaikan kepada masyarakat sehingga menyadari bahwa perbedaan tingkat elayanan dan kualitas akan memerlukan biaya yang berbeda pula. Oleh karena itu, bila masyarakat menginginkan suatu pelayanan yang lebih baik ( peningkatan kualitas ), harus menyadari bahwa untuk tingkat pelayanan tersebut diperlukan kontribusi masyarakat yang lebih besar/tinggi pula.

Sebagai contoh, bila semula dilayani dengan pola komunal dan ingin dilayani dengan pola individual langsung ( door to door dengan truk ), maka akan diperlukan biaya O & M yang lebih besar berarti masyarakat tersebut harus membayar retribusi yang lebih tinggi sesuai tingkat pelayanan diperolehnya.

Harus disadari bahwa penduduk kota juga merupakan bagian dari masalah pengelolaan persampahan yang memerlukan perhatian tersendiri.

Agar menyadari pentingnya peran aktif dari masyarakat, perlu diberikan informasi dan penyuluhan serta diikutsertakan dalam proses penentuan cara penanganan sampah yang akan diterapkan, khususnya dalam kegiatan pengumpulan sampah.

Secara umum, kegiatan penanganan sampah sangat tergantung pada kejelasan penentuan :

 Daerah yang akan dilayani,

 Tingkat pelayanan

 Kualitas pelayanan

 tipe atau pola pelayanan yang akan diterapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap siswa Sekolah Dasar (SD) tentang sanitasi dasar dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang berada di Kelurahan Harjosari

Adapun tindakan yang akan diberikan atau disampaikan untuk mewujudkan Desa Sehat yang akan TIM Pengusul lakukan, antara lain PHBS ( Prilaku Hidup Bersih Sehat) yaitu

Tahapan Pengembangan Sanitasi Subsektor Air Limbah Domestik Kabupaten Lampung Timur Dalam menentukan wilayah pengembangan sanitasi subsector air limbah , ditentukan

Untuk mengetahui kondisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di masyakarat, secara lebih terukur dapat dilakukan dengan melihat kondisi PHBS pada tatanan rumah tangga dan tatanan

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat, rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10

Terkait dengan permasalahan yang ada di wilayah pemeritahan Kota Langsa belum semua masyarakat yang melakukan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta kondisi Potensi

332 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PHBS dengan Penerapan PHBS pada Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Simeulue Timur

Penyebab buruknya program sanitasi di Papua, salah satunya perilaku hidup sehat bersih yang sangat rendah, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan, membuang air besar secara