• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMIC DI KELOMPOK B TAMAN KANAK- KANAK (TK) MEKAR HULAWA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMIC DI KELOMPOK B TAMAN KANAK- KANAK (TK) MEKAR HULAWA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI TEKNIK TOKEN ECONOMIC DI KELOMPOK B TAMAN KANAK- KANAK (TK)

MEKAR HULAWA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Rabia Suleman Luwiti, Wenny Hulukati1, Rustam Husaian2 Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Gorontalo

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kreativitas anak dapat ditingkatkan melalui teknik token economic pada anak di Kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas anak pada TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga kabupaten Gorontalo.

Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode deskriptif yang pengolahan datanya secara kualitatif. Data diambil berdasarkan observasi awal pada saat proses pembelajaran berlangsung yang berhubungan dengan pembelajaran kreativitas anak.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan membuktikan bahwa kreativitas anak meningkat dengan diberikan reward melalui token economic. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan anak melalui anak selama proses pembelajaran yang ada di Kelompok B Taman Kanak-Kanak (TK) Mekar Hulawa, pada observasi awal 30% yang mampu melakukan kegiatan dengan baik, setelah pelaksanaan siklus I kreativitas anak meningkat menjadi 50%. Pada siklus II kemampuan anak meningkat 85%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa token economic dapat meningkatkan kreativitas anak.

Kata Kunci : Kreativitas Anak, Token Economic

1Dr. Hj. Wenny Hulukati, M.Pd, Dosen Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Bimbingan dan konseling.

2 Dr. Rustam Husain, M.Pd, Rabia Suleman Luwiti

(3)

3

Dalam rangka mewujudkan tatanan pendidikan yang mandiri dan berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional, perilaku dilakukan berbagai upaya strategis dan integral yang menunjang penyelenggaraan pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan yang berkualitas berlaku untuk semua (education for all), mulai dari usia dini sebagai masa the golden age sampai jenjang pendidikan tinggi.

Piers (Dalam Rachmawati dan Kurniati, 2005:3) mengemukakan manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia diciptakan. Potensi kreatif ini dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi dalam mengeksplorasi apapun yang ada disekitarnya “all individuals are creative in diverse ways and different degres”. Adanya potensi kreativitas alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Berdasarkan hal ini perlu mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan potensi dan kemampuan itu secara optimal, yang pada akhirnya diharapkan kemampuannya tersebut dapat berguna bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat luas pada umumnya. Guilford (dalam Mutiah 2010 :42) mengemukakan bahwa sifat-sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif yaitu ;1) kelancaran (fluency) adalah suatu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan; 2) keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan beragam pemecahan masalah; 3) keaslian (originality) merupakan kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara yang asli. Tapi dalam penelitian ini hanya 3 ciri yang diangkat sebagai indikator karena menyesuaikan dengan pembelajaran yang ada di TK yang dilaksanakan setiap hari, pada penelitian menggunakan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sistimnya kelompok dimana anak dibagi menjadi tiga (3) kelompok, dengan tiga (3) jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh anak. Perlu diketahui anak yang di bagi menjadi 3 kelompok kemudian di rolling sehingaa semua anak bisa melaksnakan semua kegiatan dalam setiap pertemuan.

TK Mekar Hulawa kecamatan Telaga kabupaten Gorontalo merupakan salah satu sekolah TK yang ada di kabupaten gorontalo yang memiliki siswa sebanyak sebanyak 40 orang yang terdiri dari kelompok A dan kelompok B, dan penulis

(4)

4

merupakan guru yang mengajar di kelompok B yang siswanya sebanyak 20 orang.

Sesuai pengamatan selama melaksanakan pembelajaran di TK Mekar Hulawa masih terdapat sebagian siswa yang belum memiliki kreativitas, khususnya dalam bidang menggambar. Sebanyak 6 orang anak saja atau 30% yang memiliki kreativitas sesuai yang diharapkan dan ada 14 orang anak yang belum memiliki kreativitas, hal ini nampak pada setiap kali guru memberikan tugas seperti mewarnai, siswa tidak mau mengerjakan tugas tersebut, siswa tersebut selalu bertanya pada guru, warna apa yang akan mereka gunakan. Selain itu ada juga siswa yang hanya menunggu perintah dari guru untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru seperti mengambar bebas contohnya ketika diberikan tugas menggambar bebas ada siswa yang harus diberi tahu tentang gambar apa yang harus digambar, bentuknya seperti apa, warnanya seperti apa dan ada sebagian anak yang belum mampu menggunakan media menggambar dengan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Anak kurang memiliki ide atau gagasan baru b. Anak belum mampu memecahkan masalah sendiri c. Masih bergantung pada oraang tua.

Rumusan dalam penelitian adalah : Apakah kreativitas anak kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan melalui teknik token economic?.

Menurut Munandar (dalam Suratno 2005: 5-6) mengemukakan bahwa perlunya pengembangan kreatifitas dilakukan sejak usia dini yaitu :

a. Kreativitas untuk merealisasikan perwujudan diri

Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah perwujudan diri. Untuk mewujudkan dirinya, manusia perlu berkreasi sehingga diakui karyanya oleh orang lain. Menurut Maslow (dalam Suratno 2005:5) diperlukan kreativitas yang berfungsi untuk memanifestasikan dirinya diperlukan untuk perwujudan diri.

(5)

5

Perwujudan diri itu pada umumnya dapat dilakukan oleh orang yang sehat mental dan bebas dari hambatan-hambatan.

b. Kreativitas usaha memecahkan suatu permasalahan

Kreativitas atau pikiran yang berdaya atau berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat berbagai kemampuan untuk melihat berbagai kemungkinan penyelesaian terhadap suatu permasalahan.

c. Kreativitas untuk memuaskan diri

Kreativitas akan mampu memuaskan diri individu yang bersangkutan.

Keberhasilan individu dalam melakukan percobaan, penelusuran, dan berbagai upaya lainnya yang akan memberikan kepuasan tersendiri bagi yang bersangkutan. Kepuasan hasil pencarian yang dilakukan anak itu oleh Biondi (dalam Suratno, 2005:6) dinyatakan sebagai kepuasan yang tak terhingga.

d. Kreativitas untuk meningkatkan kualitas hidup

Melalui kreatifitas dimungkinkan manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Hal ini sebagai akibat logis dari aktivitas yang dilakukannya. Orang kreatif akan mempunyai banyak ide yang dapat dikembangkan sehingga memiliki kemungkinan untuk memperoleh kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak kreatif.

Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.Gulford dan Jakcon dalam Suyanto (2008 : 112) mengemukakan ada 4 ciri anak kreatif yaitu, 1) orisinal, 2) tepat dan relevan, 3) menyesuaikan keadaan, 4) fleksibel. Anak yang kreatif mampu menciptakan sesuatu yang tidak dilakukan anak lain. Cirri anak yang kreatif ialah mampu mewujudkan ide, fantasi, dan imajinasinya dalam suatu karya orisinil. Treffinger (dalam Munandar 2009:35) mengatakan bahwa kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya.

Rachmawati dan Kurniati (2005:46) mengemukakan untuk mensukseskan program pengembangan kreativitas di TK, dibawah ini dipaparkan beberapa arahan program yang diharapkan cukup mendapat perhatian para pendidik, sebagai berikut :

(6)

6

a. Kegiatan belajar bersifat menyenangkan (learning is fun)

Faktor emosi merupakan faktor penting dalam menentukan efektivitas proses pembelajaran. Proses belajar yang menyenangkan akan sangat berarti bagi anak dan bermanfaat hingga ia dewasa. Menurut Montesori (dalam Rachmawati dan Kurniati 2005:64) masa pra sekolah merupakan fase absorbmind yaitu masa menyerap pikiran. Fase ini membuat anak akan mudah menyerap kesan apapun yang terjadi,

b. Pembelajaran dalam bentuk kegiatan bermain

Melalui bermain anak dapat mempelajari banyak hal, tanpa ia sadari dan tanpa merasa terbebani. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerjasama, menagalah, sportif dan sikap-sikap positif lainnya. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses dari pada hasil akhir. Perkembangan bermain sebagai cara pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan perkembangan umur dan kemampuan anak didik, yaitu berangsur-angsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsure bermain lebih besar) menjadi belajar sambil bermain (unsure belajar lebih banyak). Dengan demikian anak didik tidak akan canggung lagi menghadapi cara pembelajaran di tingkat-tingkat berikutnya.

c. Mengaktifkan Siswa

Proses belajar mengajar di TK, tidak hanya dilaksanakan didalam kelas, tetapi juga diluar kelas. Kegiatan belajar tak bisa hanya dibatasi oleh empat sisi tembok saja, sementara apa yang akan mereka lakukan dan jelajahi dari pembelajaran memerlukan ruang yang lebih luas. Tetapi sebenarnya bukan hanya pada berapa besar luas ruangannya saja tetapi proses pembelajaran yang lebih bermakna dimana anak dapat melakukan eksplorasi tanpa batas terhadap segala informasi yang mereka dapatkan. Jika saja pendekatan yang digunakan masih bersifat Teacher Center, dimana guru yang menjadi pusat pembelajaran, anak hanya ditempatkan sebagai pendengar ceramah guru, objek, pasif dan serba disuapi oleh guru mungkin eksplorasi yang akan dilakukan anak akan sangat terbatas bahkan mungkin tidak akan muncul. Untuk mencegah kebosanan pada anak, pendekatan yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan melibatkan anak

(7)

7

dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir berupa belajar aktif (Aktif Learnig), yang lebih menempatkan siswa sebagai pusat dari perkembangan (Student Center). Dengan belajar aktif proses belajar yang berlangsung merupakan inisiatif dari anak, tidak monopoli guru atau menerima hanya jika guru menyampaikan, tetapi anak betul-betul melakukan eksplorasi terhadap lingkungan mereka. Graves (dalam Rachmawati dan Kurniati (2005:49) menyatakan bahwa Belajar Aktif (Aktif Learning) merupakan proses dimana anak-anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, dengan cara mengobservasi, mendengarkan, mencari tahu, menggerakan badan, melakukan, menyentuh, membaui, memegang, dan membuat sesuatu dengan benda-benda yang ada disekitar mereka.

d. Memadukan berbagai aspek pembelajaran dan perkembangan

Ketika berbicara kreativitas, maka sebenarnya bukan hanya satu sisi saja menjadi focus dalam pembelajaran di TK, anak memiliki berbagai aspek perkembangan kognitif, bahasa, emosi, kepribadian, social, fisik dan lain sebagainya. Aspek-aspek perkembangan tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh, sehingga pembelajaran yang dikembangkan dalam kegiatan di TK merupakan suatu kesatuan, yaitu memadukan semua komponen pembelajaran dan perkembangan anak.

e. Pembelajaran dalam bentuk konkret

Bagi seorang anak, proses mengerti dan memahami sesuatu tidak selalu harus melalui proses instruksional secara langsung. Anak-anak tidak harus duduk, diam dan mendengarkan penjelasan guru, namun mengamati dan berinteraksi secara langsung dengan objek pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuan anak jauh lebih bermakna dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan saja. Penjelasan guru tentang sesuatu tanpa dibarengi dengan pengetahuan tentang objeknya secara nyata akan dirasakan berat bagi anak karena bersifat abstrak. Mengeksplorasi objek secara langsung dapat membantu proses belajar anak. Selain menyenangkan mengamati objek secara langsung lebih mengaktifkan multi sensorik anak, mulai dari mata, telinga, hidung, lidah dan kulit sehingga akan mudah diingat dan dimengerti.

(8)

8

Token Economic (kartu berharga) merupakan teknik konseling behavioral yang didasarkan pada prinsip operant conditioning skinneryang termasuk didalamnya adalah penguatan (Komalasari dan Wahyuni 2011:166).

Walker (dalam Purwanta 2012:149) mengemukakan tabungan kepingan suatu cara atau teknik untuk pengukuhan tingkah laku yang ditujukan seseorang anak yang sesuai dengan target yang telah disepakati, dengan menggunakan hadiah untuk penguatan secara simbolik. Tabungan kepingan merupakan prosedur kombinasi untuk meningkatkan, mengajarkan, mengurangi, dan memelihara berbagai perilaku. Ollendick dan Cenry (dalam Purwanta 2012:151) menyebutkan bahwa kepingan itu harus dapat dilihat dengan jelas oleh anak, dapat diraba, dan dapat pula dihitung. Anak harus memahami cara menggunakan kepingan tersebut, mengetahui berapa harga kepingan yang dimilikinya. Kepada anak diberitahukan bahwa kepingan dapat ditukarkan dengan barang-barang atau kepingan yang ia sukai.

Purwanta (2012:152) mengemukakan beberapa tahap yang harus diperhatikan agar pelaksanaan program tabungan kepingan dapat berjalan dengan baik yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini ada empat hal yang perlu dipersiapkan, Napsiah (dalam Purwanta 2012:152) yaitu; 1) menetapkan tingkah laku atau kegiatan yang akan diubah disebut sebagai tingkah laku yang ditargetkan; 2) menentukan barang (benda) atau kegiatan apa saja yang mungkin dapat menjadi penukar kepingan; 3) memberi nilai atau harga untuk setiap kegiatan atau tingkah laku yang ditargetkan dengan kepingan; 4) menetapkan harga barang-barang atau kegiatan penukar (reinforcers=sebagai pengukuh) dengan kepingan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak antara subjek dengan terapis. Kegiatan yang sederhana, biasanya kontraknya cukup secara lisan dan keduanya dapat saling memahami. Dalam kaitannya dengan rambu-rambu bagi pelaksana program tabungan kepingan Martin (dalam Purwanta 2012:156)

(9)

9

menyarankan :a) pelaksana perlu menyiapkan alat merekam data, siapa yang mengambil data, dan kapan data direkam; b) menentukan siapa yang akan mengelola pengukuh; c)menentukan jumlah kepingan yang dapat diperoleh setiap perilaku setiap subjek, setiap hari; waspada terhadap kemungkinan hukuman, seyogianya menggunakan sedikit hukuman.

c. Tahap Evaluasi

Pada tahap ini akan diketahui faktor-faktor yang perlu ditambah ataupun dikurangi dalam daftar pengukuhan ataupun pengubahan tingkah laku yang telah dilaksnakan tersebut.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah : “jika guru menggunakan teknik token economic maka kreativitas anak di kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo dapat ditingkatkan”. Sedangkan indikator kinerja dalam meningkatkan kreativitas anak adalah 6 orang anak atau 30% menjadi 17 orang anak atau 85% dari 20 anak yang ada di kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga.

Metode Penelitian

Adapun tempat penelitian ini akan dilaksanakan di TK Mekar Hulawa kelompok B Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

Lokasi penelitian ini adalah anak di Kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang berusia 5-6 tahun berjumlah 20 anak yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Waktu pelaksanaan selama 2(dua) bulan, dari bulan November sampai bulan Desember 2013.

Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi.

Pada tahap ini, pengamat mengamati kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar pedoman observasi.

Adapun aspek yang diamati adalah perilaku yang berhubungan aspek kreativitas.

Selama pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh guru kelas lain sebagai observer untuk mencatat hal-hal yang dilakukan anak selama pembelajaran

(10)

10

berlangsung. Kegiatan observasi dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran atau bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Melalui observasi, dihasilkan data observasi. Data ini berupa keterangan kegiatan anak selama proses pembelajaran.

Data yang diperoleh pada siklus 1 sebagai acuan dalam perbaikan untuk siklus II, serta dijadikan sebagai bahan refleksi.

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok B TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga. Keadaan guru di Taman Kanak-Kanak berjumlah 4 prang yang terdiri 2 orang pegawai negeri sipil dan 2 orang guru honorer daerah.

Peneliti sendiri merupakan guru di sekolah tersebut. Subjek dalam penelitian tindakan kelas adalah kelompok B TK Mekar Hulawa kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Tujuan dari penelitan ini adalah meningkatkan kreativitas anak melalui teknik token economic.Anak didik yang ditingkatkan kreativitasnya berjumlah 20 orang yang terdiri dari laki-laki 8 dan perempuan 12 orang anak.

Penelitian diawali dengan observasi awal guna mendapatkan data yang jelas tentang masalah yang diteliti, dilanjutkan dengan siklus I dan siklus II.

Pembahasan

Paull Torrance (dalam Suratno 2005:11) menyebutkan ciri-ciri tindakan kreatif anak prasekolah adalah sebagai berikut :

a. Anak Prasekolah Yang Kreatif Belajar Dengan Cara-cara Yang Kreatif

Belajar sesungguhnya adalah untuk kepentingan si pebelajar. Jika guru dalam membelajarkan anak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, maka anak akan belajar secara mengesankan. Hal itu akan menjadikan apa yang dipelajari anak lebih lama diingatnya. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran seharusnya memberikan kesempatan pada anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi sehingga mereka memperoleh pengalaman yang berkesan.

Pada umumnya anak sangat menikmati eksperimen, eksplorasi, manipulasi dan permainan.

b. Anak Prasekolah yang Kreatif Memiliki Rentang Perhatian yang Panjang terhadap Hal Membutuhkan Usaha Kreatif

(11)

11

Ketika anak mendapat sesuatu yang baru, misalnya alat permainan baru seperti mobil-mobilan, bola, boneka ataupun yang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, anak yang kreatif akan memiliki perhatian terhadap suatu permasalahan sekurang-kurangnya sampai dengan 30 menit. Anak yang kreatif tidak mudah bosan seperti anak yang kurang kreatif.

c. Anak Kreatif Memiliki Suatu Kemampuan Mengorganisasikan yang Menakjubkan

Anak yang kreatif adalah anak yang pikirannya berdaya, anak kreatif sering merasa lebih daripada anak yang lain. Bentuk kelebihan anak kreatif dari anak yang tidak kreatif sering ditunjukan dengan peran mereka dalam kelompok bermain. Anak kreatif sering muncul sebagai pemimpin bagi kelompoknya. Hal ini karena anak yang kreatif pada umumnya mampu mengorganisasikan teman- temannya secara menakjubkan.

d. Anak Kreatif Dapat Kembali Kepada Sesuatu Yang Sudah Dikenalnya dan Melihat dari cara yang Berbeda

Anak kreatif merupakan yang suka belajar untuk memperoleh pengalaman.

Anak tidak lekas bosan untuk mendapatkan pengalaman yang sama berkali-kali.

e. Anak Prasekolah Kreatif Belajar Banyak Melalui Fantasi, dan Memecahkan Permasalahan dengan Menggunakan Pengalamannya.

Anak kreatif akan selalu haus dengan pengalaman baru, dengan demikian anak yang kreatif tidak bosan-bosannya belajar untuk memperoleh pengalaman baru.

Hasil penelitian terkait dengan kreativitas anak melalui teknik token economic , menunjukan hasil yang signifikan. Berdasarkan hasil pengamatan pada observasi awal dapat diperoleh gambaran bahwa pada aspek mewarnai gambar terdapat 6orang anak atau 30% yang tidak mampu, aspek menggambar dengan berbagai bentuk terdapat 6 orang atau 30% anak yang mampu, sedangkan pada aspek menambah garis dan bagian terhadap gambar tertentu terdapat 8 orang anak atau 40% yang kurang mampu.

Hal ini menjadi dasar dilaksanakan tindakan kelas melalui kegiatan siklus I dan siklus II. Tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan guru dengan memberikan

(12)

12

kebebasan kepada anak untuk lebih bisa mengeksplorasi sendiri tugas yang diberikan guru dan memberikan penguatan.

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan pada siklus I pertemuan I, menunjukan data dari ketiga aspek tersebut maka secara keseluruhan rata-rata anak yang memiliki kreativitas yaitu sebanyak 8 orang atau 40% dan belum memiliki kreativitas sebanyak 12 orang atau 60%.

Tindakan siklus 1 pertemuan I selanjutnya diikuti dengan pertemuan ke II.

Kendala-kendala atau kekurangan yang ditemui pada pertemuan I di minimalkan dengan lebih memberikan bimbingan serta memberikan keleluaasan pada anak untuk berexpresi dengan ide-ide mereka sendiri sehingga menghasilkan suatu kreasi. Hasil pengamatan pada siklus II yakni rata-rata anak yang memiliki kreativitas sebanyak 10 orang anak atau 50% dan yang belum memiliki kreativitas sebanyak 10 orang atau 50%.

Peningkatan kreativitas anak pada siklus 1 pertemuan II ini di tandai dengan : a) anak dengan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran, b) anak yang biasanya masih bergantung pada orang tua, sudah mulai bisa melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuan orang tua, c) anak yang biasanya tidak bisa berkreasi, sudah bisa memperlihatkan kreasi dalam menggambar dan mewarnai gambar mereka.

Selanjutnya dilaksanakan siklus II pertemuan I dengan hasil sebagai berikut : dari hasil pengamatan ketiga aspek tersebut maka secara keseluruhan rata-rata anak yang memiliki kreativitas sebanyak 14 orang anak atau 70% dan yang belum memiliki kreativitas sebanyak 6 orang atau 30%. Sedangkan pada siklus II pertemuan II keseluruhan rata-rata anak yang sudah memiliki kreativitas sebanyak 17 orang anak atau 85% yang mampu dan yang belum memiliki kreativitas sebanyak 3 orang atau 15%.

Dari hasil analisis dan refleksi tersebut, diperoleh a) anak pada umumnya anak telah melaksnakan kegiatan pembelajaran dengan baik, b) anak sangat antusias karna mereka tertarik akan hadiah yang akan diberikan oleh guru yakni berupa permen, penghapus, pensil warna apabila ada anak yang mampu menyelesaikan tugas dengan baik.

(13)

13

Dalam meningkatkan kreativitas anak diperlukan kerja sama antar orang tua dan guru. Hal ini disebabkan karna pada masa anak usia dini anak perlu lebih bimbingan dan petunjuk dari orang tua dan guru, akan tetapi dengan tidak mengekang atau membatasi segala imajinasi mereka yang dapat merangsang munculnya kreativitas mereka.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas anak dapat meningkat melalui teknik token economic di TK Mekar Hulawa Kecamatan Telaga. Agar tujuan pengembangan kreativitas dapat tercapai secara optimal diperlukan strategi dan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran di TK. Melalui teknik token economic dapat memotivasi serta memacu kreativitas anak. Karena pada dasarnya anak menyukai hadiah, dan hal ini bisa merangsang kreativitas anak dalam kegiatan disekolah.

Saran

Dari hasil penelitian ini, dapat di sarankan hal-hal sebagai berikut :Diharapkan penelitian tindakan kelas di lingkungan TK terus dilakukan pada semua aspek sehingga kualitas pembelajaran di TK akan semakin baik, Diharapkan untuk seluruh guru TK untuk terus melaksanakan berbagai kegiatan yang dapat memacu kreativitas anak khususnya kreativitas.

(14)

14

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khalili, Amal Abdusammad. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak.

Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Barnawi, Novan Ardy Wiyani. 2012. Format Paud. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Kementerian Pendidikan Nasioanal. 2010. Pedoman Pengembangan Program

Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Direktur Pembinaan TK dan SD.

Komalasari, Gantina dan Wahyuni. Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling.

Jakarta: PT Indeks.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pamadhi, Hajar dan Sukardi, Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:

Universitas Terbuka

Purwanta, Edi. 2012. Modifikasi Perilaku. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktoral Jendral Pendidikan.

Sugioyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Tim Pustaka Famili. 2008. Warna-warni Kecerdasan Anak, Yogyakarta : Kanisius.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis biaya merupakan dasar dari perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek. Analisis biaya harus dilakukan secara teliti dan cermat agar pelaksanaan proyek tidak

Penelitian ini menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) untuk mengetahui seberapa besar risiko dan return yang akan dihadapi serta saham mana yang layak dan

Plat pengekang ini terbuat dari baja, fungsinya untuk pengekang baja ringan profil C yang digunakan sebagai tumpuan benda uji reng baja ringan agar tidak geser saat

• Market analysis of hinterland economy and its demand for port facilities;. • Port positioning to maximise

Pada kecamatan Pasar Minggu, hasil yang didapat dari olahan kuisioner kualitas dan kepuasan atas pelayanan publik yang diberikan dalam kasus ini adalah PTSP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah pencapaian hasil belajar siswa aspek kognitif yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan kontekstual lebih

Dengan menunjuk kepada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 1981, telah diinstruksikan kepada Saudara-saudara untuk segera dibentuk Panitia Pertimbangan

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah yang berlimpah yang telah diberikan kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi