• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Demam Berdarah Dengue

2.1.1 Definisi Demam Berdarah Dengue

Agen penyakit DBD berupa virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus memiliki keterkaitan dengan lingkungan manusia sehingga menyebabkan penularan DBD dapat terjadi dengan cepat. Pada wilayah endemik peningkatan kasus DBD dapat terjadi dalam kurun waktu yang cepat bahkan parahnya dapat menimbulkan KLB (kejadian luar biasa) di sebagian wilayah dunia. Indonesia adalah negara yang beriklim tropis dan DBD paling banyak ditemukan di daerah beriklim tropis.

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor primer serta Aedes polynesiensis, Aedes scutellaris serta Ae (Finlaya) niveus sebagai vektor skunder. Biasanya ada penularan trans seksual dari nyamuk jantan ke nyamuk betina melalui perkawinan serta penularan trans ovarial dari induk nyamuk ke keturunannya. Virus dengue ini merupakan anggota genus dari flavivirus yang terdiri dari empat serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Sedangkan serotipe paling banyak di indonesia adalah DEN-3. Semua serotipe tersebut menyebabkan pandemi DBD. Ilmu taksonomi atau ilmu penggolongan makhluk hidup menggolongkan setiap serotipe sebagai spesies tersendiri. Virus dengue berukuran sekitar 50 nanometer (nm) terdiri dari komponen materi genetik atau genom virus berupa Ribonucleic Acid. RNA (asam ribonukleat) untai tunggal sepanjang kurang lebih 10.700 basa nukleotida. (InfoDatin, 2018).

(2)

2.1.2 Epidemiologi Demam Berdarah Dengue

Menurut World Health Organization (WHO) ada lebih dari 50 juta kasus DBD setiap tahunnya dan hampir setengah dari populasi dunia tinggal di daerah endemis demam berdarah. Menurut Kemenkes tercatat sampai bulan Desember sebanyak 95.893 kasus yang sebelumnya pada bulan September 2020 terdapat 84.734 kasus di Indonesia. Kasus DBD tertinggi di Pulau Jawa. Pada bulan Juli 2020 mencapai 71.633. Provinsi yang telah disebutkan adalah provinsi yang berpotensi endemis dari tahun ke tahun tinggi, selain itu jumlah kematian di Indonesia sejauh ini mencapai 661 pada bulan Desember 2020. Tercatat 1.759 kasus DBD di Jawa Timur, ada 218 kasus di Kabupaten Malang, 208 kasus di Kabupaten Pacitan dan 166 kasus DBD di Kabupaten Trenggalek (Riskesdas, 2020).

2.1.3 Gejala Demam Berdarah Dengue

Ada 3 jenis gejala yang bisa menjadi cikal bakal gejala demam berdarah. Diantaranya ada gejala demam berdarah klasik, gejala dengue hemorrhagic fever, gejala dengue shock syndrome.

a. Gejala demam berdarah klasik, biasanya dimulai setelah masa inkubasi dari gigitan nyamuk yang terinfeksi berlangsung 4-7hari, gejalanya meliputi demam tinggi hingga 40 derajat C, sakit kepala parah, nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata), nyeri otot dan sendi parah, mual dan muntah, ruam yang muncul sekujur tubuh sekitar 3-4 hari setelah demam.

b. Gejala dengue hemorrhagic fever, muncul saat demam berdarah klasik berlanjut. Sehingga gejala dengue hemorrhagic fever ini sama dengan gejala demam berdarah klasik namun di tambah dengan kerusakan di pembuluh darah dan kelenjar getah bening serta perdarahan di gusi, hidung atau bawah kulit yang menyebabkan memar, jenis gejala ini bisa berlajut pada kematian.

c. Gejala dengue shock syndrome, berlanjut menjadi jenis penyakit dengue yang paling parah. Gejalanya meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan gejala dengue hemorrhagic fever namun di

(3)

tambah dengan pendarahan yang parah, kebocoran diluar pembuluh darah hingga tekanan darah menjadi sangat rendah.

Umumnya gejala ini muncul pada pasien yang mengalami infeksi dengue untuk yang kedua kalinya. Biasanya anak-anak yang mengalami jenis dengue shock syndrome ini.

2.1.4 Faktor Risiko Demam Berdarah Dengue

Faktor risiko potensial seperti geografi, lingkungan, dan status sosial ekonomi sangat penting karena dapat mempengaruhi kejadian DBD. Adapun faktor lingkungan fisik seperti curah hujan dan kepadatan penduduk termasuk faktor resiko yang berkontribusi besar terhadap penyebaran penyakit DBD. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kerentanan anak terhadap penyakit ini. DBD kerap menyerang usia anak, balita dan bayi. Sebelumnya menurut data IDAI anak usia dibawah 5 tahun yang paling rentan dan saat ini lebih luas lagi rentang umurnya, penyakit ini kini menyerang anak di bawah usia 15 tahun karena daya tahan tubuh anak cenderung lebih rentan dan sering berada di dalam rumah.. Selain itu keberadaan tempat bertelur (breeding habit) nyamuk Aedes Aegypti pada air jernih dan bersih di sekitar lingkungan rumah. Habitat yang paling disukai oleh nyamuk Aedes Aegypti yaitu lingkungan dalam rumah terutama bak mandi.

Rentang waktu yang di perlukan dari saat nyamuk menggigit / memasukkan virus dengue ke dalam tubuh manusia hingga orang tersebut mengalami gejala DBD. Selama masa inkubasi virus DBD akan memperbanyak diri dalam tubuh orang tersebut. Ada beberapa pendapat mengenai berapa lamanya masa inkubasi DBD tersebut.

Diantaranya ada yang menyebutkan 4-10 hari, ada yang menyebutkan 8-12 hari. Namun pada umumnya lama inkubasi DBD ini sekitar kurang lebih 4-7 hari paling lama 12 hari setelah tergigit nyamuk Aedes aegypti (Pangestuty, 2020).

2.1.5 Pencegahan Demam Berdarah Dengue

Langkah utama mencegah DBD adalah menjaga kebersihan lingkungan. Kemenkes RI gencar mendorong masyarakat melakukan

(4)

pencegahan DBD 3M yang kemudian berkembang menjadi pencegahan DBD 5M sebagai berikut :

a. Menguras tempat penampungan air.

Bagi rumah dengan kamar mandi yang menggunakan bak mandi maka dianjurkan untuk mengurasnya secara berkala, minimal sekali dalam seminggu. Bertujuan untuk memutus siklus hidup nyamuk yang hanya berumur 2-3bulan dari telur hingga dewasa kemudian mati. Nyamuk Aedes aegypti yang menetas 2 hari setelah menyentuh air dan setiap hari nyamuk bertelur 3 kali sehari sehingga menyebabkan bak mandi menjadi sarang jentik nyamuk bila tidak di kuras secara berkala. Tidak hanya dikuras, membersihkan dinding bak mandi dan seluruh sela-sela secara bersih karena terkadang telur nyamuk menempel dan tidak terbersihkan. Setelah itu menaburi air dengan bubuk larvasida yang berfungsi membunuh telur dan jentik yang hidup dan yang sudah menjadi nyamuk.

b. Menutup rapat tempat penampungan air.

Pada umunya bak mandi memang tidak ditutup, namun usahakan untuk menutup penampungan air lainnya seperti ember, baskom, atau gentong agar tidak memberi celah nyamuk bisa masuk dan berkembang biak di dalamnya.

c. Mengubur barang bekas.

Barang bekas yang menumpuk bisa menjadi tempat tinggal nyamuk Aedes aegypti. Untuk itu maka jangan biarkan barang bekas menumpuk dengan cara mengubur atau mendaur ulang menjadi barang yang lebih fungsional.

d. Menggunakan obat anti-nyamuk.

Musim hujan menjadi resiko meningkatnya DBD.

Menggunakan anti-nyamuk adalah cara tercepat mengatasi gatal- gatal akibat gigitan nyamuk. Selain obat nyamuk bakar kini tersedia obat nyamuk elektrik dan obat nyamuk semprot. Selain itu ada lotion anti-nyamuk, dianjurkan untuk mengoleskan lotion anti-

(5)

nyamuk tersebut pada sore hari saat nyamuk Aedes aegypti aktif mencari mangsa dan wajib membaca aturan pakai yang tertera pada kemasan.

e. Mengenakan pakaian tertutup saat ke luar rumah.

Memakai pakaian tertutup adalah salah satu langkah dari pencegahan DBD 5M, menghindari dari gigitan nyamuk.

f. Menggunakan kelambu.

Selain memberantas sarang nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur juga efektif dalam melindungi dari gigitan nyamuk saat tidur.

g. Meletakkan tanaman pengusir nyemuk di dalam rumah.

Ada beberapa jenis tanaman yang efektif mengusir nyamuk, diantaranya serai wangi, lemon balm, lavender, catnip dan geranium. Letakkan tanaman di pot kecil disudut ruangan, dekat jendela, atau di dekat pintu masuk. Selain terbebas dari nyamuk, menaruh tanaman diruangan juga menambah estetika, keindahan dan membuat ruangan lebih segar. Untuk tanaman serai wangi dan lemon balm bisa di tanam di pekarangan rumah.

h. Mengehentikan kebiasaan menggantung pakaian.

Gantungan pakaian merupakan tempat tinggal favorit nyamuk. Menghindari menggantung pakaian merupakan pencegahan bersarangnya nyamuk, terutama di belakang pintu yang gelap dan lembab.

Pada umumnya petugas RT dan RW akan berkoordinasi dengan petugas kelurahan dan kecamatan untuk melakukan fogging atau pengasapan. Fogging adalah proses penyemprotan pestisida atau insektisida kimia dalam bentuk aerosol untuk membunuh nyamuk. Pelaksanaan fogging harus mengikuti aturan yang berlaku. Fogging dilakukan pada saat nyamuk Aedes aegypti aktif mencari mangsa antara pukul 08.00 – 11.00 pagi dan 14.00 – 17.00 sore.

(6)

Melindungi keluarga dari DBD terutama anak-anak. Maka orang tua perlu berhati-hati dengan melakukan pencegahan DBD pada anak, pada umumnya pencegahan yang dilakukan sama dengan pencegahan DBD pada dewasa, sebagai berikut :

a. Selalu menjaga kebersihan lingkungan, rumah dan kamar anak.

b. Ingatkan anak agar tidak menumpuk pakaian atau barang- barang. Menumpuk pakaian atau barang-barang dapat menimbulkan tempat bersarangnya nyamuk.

c. Mengingatkan anak untuk mengenakan pakaian tertutup saat keluar rumah.

d. Menggunakan lotion anti-nyamuk pada anak, dengan mengikuti panduan yang tertera di kemasannya.

e. Lotion anti-nyamuk tidak boleh dioleskan pada bayi berusia di bawah 2 bulan.

f. Hindari mengoleskan lotion ke bagian tubuh anak yang sedang terluka.

g. Hindari menggunakan produk anti-nyamuk yang menggantung minyak lemon eucalyptus (OLE) atau para-menthane- diol (PMD) untuk anak yang berusia di bawah 3 tahun.

h. Untuk produk anti-nyamuk semprot (spray), orang tua perlu menyemprotkannya ke tangan mereka lebih dulu, baru dioleskan ke wajah anak.

i. Berikan vaksinasi Dengue. Vaksin ini masih belum tersedia secara luas, tetapi sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Perlindungan dari vaksin Dengue paling efektif bila diberikan kepada anak berusia 9–16 tahun.

Vaksin ini belum dapat diberikan kepada anak yang berusia di bawah 9 tahun.

j. Berikan anak makanan kaya vitamin C yang dapat meningkatkan imunitasnya, seperti buah jambu biji (Rio, 2016)

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu

(7)

tempat, di bawah satu atap dan saling ketergantungan. Berasal dari bahasa sansekerta “kulawarga” yang berarti anggota, kelompok kerabat . Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) keluarga adalah ibu, bapak dengan anak-anaknya . Keluarga merupakan kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu yang memiliki hubungan antar individu, memiliki ikatan, tanggung jawab, kewajiban satu sama lain.

Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiiki hubungan darah. Keluarga merupakan insitusi terkecil dalam masyarakat yang berfungsi mewujudkan kehidupan yang tentram, aman damai dan sejahtera dalam suasana cinta dan kasih sayang diantara anggotanya. Suatu ikatan hidup yang didasarkan karena terjadinya perkawinan, bisa disebabkan juga karena persusuan atau muncul perilaku pengasuhan (Hayati, 2017).

Keluarga tidak dapat di pisahkan dari kehidupan anak yang merupakan utama dan pertama dalam memulai kehidupannya.

Keluarga merupakan tempat utama atau tempat awal dan tempat terdekat anak, karena dalam keluarga tersedia banyak waktu luang untuk dihabiskan bersama dengan anak. Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak sangat di perlukan terutama pada saat mereka masih berada di bawah usia 5 tahun (Zahrok, 2018).

2.2.2 Upaya Keluarga

Upaya keluarga adalah suatu usaha atau kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran untuk mencapai suatu tujuan oleh keluarga (Lestari, 2016).

2.2.3 Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu upaya yang diberikan kepada anak atau anggota keluarga lainnya baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melakukan kegiatan atau upaya melindungi antar anggota keluarga satu sama lain (Hayati, 2017).

(8)

2.2.4 Manfaat Dukungan Keluarga

Dalam hal ini manfaat dukungan keluarga ialah melindungi keluarga dari segala macam bentuk hal tidak baik dan membahayakan apapun. Maka dalam hal ini pencegahan DBD yang dilakukan keluarga juga adalah bagian dari perlindungan dan sudah menjadi keharusan bagi anggota keluarga satu sama lain apalagi orang tua kepada anaknya (Hayati, 2017).

2.2.5 Jenis Keluarga

Menurut Friedman (1998) ada 2 jenis keluarga diantaranya yaitu:

a. Keluarga tradisional

1) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau angkat.

2) Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah contohnya kakek, nenek, keponakan, paman, bibi atau lainnya.

3) Keluarga Dyad adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.

4) Single parent adalah keluarga yang terdiri dari satu orang tua ayah/ ibu dengan anak kandung atau angkat. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

5) Single adult adalah keluarga yang hanya terdiri dari seseorang dewasa misalnya seseorang yang telah dewasa yang tinggal kost untuk bekerja atau kuliah.

b. Keluarga non tradisional

1) The unmarriedteenege mather adalah keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

2) The stepparent family adalah keluarga dengan orang tua tiri.

3) Commune family adalah sebagian pasangan keluarga dengan anaknya yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, fasilitas dan sumber yang sama, pengalaman

(9)

yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.

4) The non marital heterosexual cohibitang family adalah keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa pernikahan.

5) Gay and lesbian family adalah seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama seperti suami dan istri atau marital partners.

6) Cohibitang couple adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar pernikahan karena beberapa alasan tertentu.

7) Group-marrige family adalah beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga yang seperti sudah menikah berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya.

8) Group network family adalah keluarga inti yang dibatasi oleh aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

9) Foster family adalah keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara dalam waktu sementara, saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.

10) Homeless family adalah keluarga yang terbentuk tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.

11) Gang adalah keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya (Andarmoyo, 2012).

(10)

2.2.6 Fungsi Keluarga

1) Fungsi pendidikan. Tugas keluarga dalam mendidik anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak ketika dewasa.

2) Fungsi sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.

3) Fungsi perlindungan. Tugas keluarga dalam melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik atau apapun yang tidak baik dan membahayakan agar anggota keluarga merasa terlindungi dan aman.

4) Fungsi perasaan. Tugas keluarga melindungi dan menjaga secara intuitif merasakan perasaan dan suasana hati anak dan anggota keluarga lainnya dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5) Fungsi religius. Tugas keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga adalah menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini.

6) Fungsi ekonomis. Tugas keluarga dalam mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lainnya, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

7) Fungsi rekreatif. Tugas keluarga ini tidak selalu harus pergi ke tempat rekreasi, yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV bersama, bicara tentang pengalaman masing-masing dan family time atau quality time lainnya.

8) Fungsi biologis. Tugas Keluarga ini untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.

(11)

9) Memberikan kasih sayang, cinta, perhatian, rasa aman dan nyaman diantara anggota keluarga serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

Namun adapun 8 dasar tugas keluarga sebagai berikut:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota keluarga lainnya.

2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.

3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.

4) Sosialisasi antar anggota keluarga.

5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.

7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Kogoya, 2019).

2.3 Konsep COVID-19 2.3.1 Definisi COVID-19

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronovirus 2 (SARS-CoV-2) atau disebut juga virus Corona. COVID-19 dapat mengganggu sistem pernapasan, memiliki gejala seperti flu hingga pneumonia.

Penyebarannya yang sangat cepat membuat sebagian negara menerapkan kebijakan lockdown atau PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk mencegah dan menekan penyebaran virus Corona. Bagian negara dibagi per-zona sesuai dengan kerentanan COVID-19 pada daerah tersebut. Dalam hal ini kota Malang sudah termasuk zona merah yang berarti berbahaya dan tingkat positif COVID-19 tinggi. Maka dari itu masyarakat dilarang melakukan aktivitas diluar rumah dalam bentuk apapun kecuali orang-orang yang memang sangat terpaksa harus keluar rumah seperti orang-orang yang pekerjaannya tidak bisa dilakukan dirumah.

(12)

Tercatat sebanyak 664.930 orang terkonfirmasi positif hingga 21 Desember 2020 dengan jumlah kematian 19.880 orang. Merujuk pada data tersebut tingkat kematian berdasarkan kelompok usia 0 – 5 tahun sebesar 0,99%, 6-18 tahun sebesar 0,61%, 19-30 tahun sebesar 0,73%, 31-45 tahun sebesar 1,51%, 46-59 tahun sebesar 4,65% dan usia >60 tahun sebesar 11,45%. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin laki-laki 56,6% dan perempuan 43,4% adalah perempuan yang meninggal akibat COVID-19 (Susilo, 2020).

2.3.2 Dampak COVID-19

Dampak Pandemi COVID-19 tidak hanya menghambat di kesehatan namun juga menghambat berbagai kegiatan termasuk dalam menjalankan fungsi dan tugas keluarga poin ke 6 mengenai fungsi ekonomis keluarga dalam mencari sumber-sumber kehidupan dan mencari untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Dalam hal ini terlihat signifikan kesenjangan sosial, mereka yang beruntung bisa melakukan pekerjaan di dalam rumah dengan mereka yang harus tetap bekerja keluar rumah untuk menafkahi keluarga dirumah. Namun masih ada saja orang-orang yang tidak mematuhi ujaran pemerintah mengenai PSBB atau lockdown. Mereka orang-orang yang bisa saja melakukan aktivitas dirumah, bekerja dirumah namun tetap ngotot keluar rumah sekedar untuk jalan-jalan ke mall dan bahkan sampai ada yang liburan keluar kota. Hal tersebut justru semakin membahayakan mereka orang-orang yang terpaksa harus bekerja diluar rumah demi keluarga.

Keluarga adalah lingkup inti terkecil dan terpenting dalam upaya pencegahan DBD pada anak apalagi di masa pandemi COVID- 19 saat ini. Dapat di garis bawahi dalam fungsi keluarga poin ke 3 adalah fungsi melindungi keluarga dari segala macam bentuk hal tidak baik dan membahayakan apapun. Maka dalam hal ini pencegahan DBD yang dilakukan keluarga juga adalah bagian dari perlindungan dan sudah menjadi keharusan bagi anggota keluarga satu sama lain apalagi orang tua kepada anaknya.

(13)

Adapun beberapa tantangan keluarga menghadapi era pandemic COVID-19. Isu permasalahan keluarga tersebut di antaranya adalah;

1) Menghadapi anak-anak sekolah belajar dari rumah.

Sebagaimana kita ketahui bahwa selama ini fungsi pendidikan diserahkan kepada lembaga pendidikan, pada kebijakan social distancing, anak-anak harus belajar dirumah. Beberapa informasi dari keluarga ada yang sudah mulai kewalahan dan mengeluh dengan sikap anak-anak di rumah yang kurang berkenan dengan aturan orang tua, seperti malas, dan berantakan.

2) Kekhawatiran dan ketakutan terkait dengan kesehatan keluarga. Ketakutan anggota keluarga terpapar virus, terutama mereka yang mempunyai anak dan merawat lansia. Ditambah lagi saat ini mengenai kenaikan angka DBD di Indonesia. Pandemic COVID-19 seolah tidak cukup memberi kekhawatiran untuk orangtua yang kini harus ekstra menjaga, melindungi, dan mencegah penyakit DBD, COVID-19 dan resiko penyakit lainnya.

3) Ekonomi keluarga juga menjadi kekhawatiran, karena berkurangnya pendapatan keluarga sementara keluarga juga harus selalu menjaga kesehatan dan menjaga imun keluarga. Kondisi ini juga berdampak pada pegeluaran keluarga.

4) Adanya gangguan dengan pendidikan anak. Beberapa orang tua memiliki kekhawatiran terkait dengan gangguan masa depan pendidikan anak.

Beberapa isu lainnya terkait dengan pandemi COVID-19 adalah ketakutan pada berita bertambahnya jumlah penderita yang disiarkan media sosial, serta simpang siurnya isu terkait pandemi COVID-19, terbatasnya pemenuhan kebutuhan dasar, terbatasnya alat pelindung diri dan situasi ketidakpastian (Susilowati, 2020).

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya hubungan antar anggota keluarga ini erat hubungannya dengan cara orang tua mendidik. Jika orang tua mampu membangun hubungan yang baik dan harmonis antar anggota

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi pembentukan kepribadian anak. Dalam hal ini, peran itu sangat menentukan dalam mendidik anak. Ibu merupakan orang

Pola asuh orang tua dalam perkembangan anak adalah sebuah cara yang digunakan dalam proses interaksi yang berkelanjutan antara orang tua dan anak untuk membentuk hubungan

Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam melakukan perwatan gigi antara lain membantu anak dalam menggosok gigi terutama pada anak yang berusia dibawah

Orang tua dengan pendidikan yang baik dapat lebih menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara mengasuh anak, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,

a) Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyususui dan sasaran lainnya. b) Pelayanan kesehatan ibu dan anak. c) Membimbing orang

Berkurangnya perhatian keluarga, terutama suami karena semua perhatian tertuju pada anak yang baru lahir. Setelah persalinan si ibu yang merasa lelah dan sakit

Pengaruh keluarga pada tumbuh kembang anak Fungsi keluarga Keluarga merupakan tempat yang paling aman dan nyaman terutama untuk anak-anak, kehadiran orang tua terutama seorang ibu