• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. WANA WISATA KAMPOENG CIHERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II. WANA WISATA KAMPOENG CIHERANG"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II. WANA WISATA KAMPOENG CIHERANG

II.1 Landasan Teori II.1.1 Pariwisata

Pariwisata dari definisinya belum banyak ahli bahasa yang mengungkapkan arti dari kata „pariwisata‟. Namun, Muljadi (2019) menjelaskan definisi dari kata

„pariwisata‟ bahwa asal mula berasal dari dua suku kata, yang disebut pari dan wisata. Dari kata Pari yang bisa diartikan banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan dari kata wisata yang bisa diartikan perjalanan atau bepergian (h.8).

Jadi, pariwisata adalah perjalanan atau bepergian ke suatu tempat dilanjut ke tempat lainnya yang dilakukan terus menerus berkali-kali atau juga mengeliling.

Jika melihat dari asal muasalnya, pariwisata pertama kali dilakukan sejak zaman kuno dengan tujuan berdagang dan mencari peluang bisnis sekaligus menyebarkan agama. Serta untuk mempelajari budaya-budaya bangsa yang dikunjunginya (Muljadi. 2010, h.3).

Seiring dengan berkembangnya zaman, terutama pada era ini perjalanan- perjalanan yang dilakukan didasarkan untuk berbisnis, bekerja, dan berlibur sebagai media penghibur atau penenang diri. Secara umum pariwisata adalah totalitas produksi, konsumsi, dan jasa yang terjadi akibat perjalanan yang dilakukan ke suatu tempat di luar domisili dengan tujuan utama berekreasi (Damanik, 2013, h.66) Banyak orang-orang di era modern ini melakukan pariwisata ke perkampungan atau pedesaan untuk mencari suasana yang masih asri dan sejuk. Dengan tujuan menghilangkan rasa jenuh di perkotaan yang sudah terpapar oleh polusi.

Damanik (2013) berpendapat bahwa:

Secara garis besar Pariwisata memiliki 3 garis besar, yakni pergerakan wisatawan, aktifitas masyarakat yang memfasilitasi berbagai yang dilakukan wisatawan dan menjadi suatu konsekuensi atau yang berakibat pada apa yang dilakukan wisatawan serta aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat luas. Mengacu pada definisi tadi, maka wisatawan dapat diartikan sebagai orang yang mengadakan

(2)

7

perjalanan ke luar domisilinya dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan utama untuk melakukan kegiatan yang bersifat rekreatif atau aktifitas lain yang berbeda dengan kegiatan pokoknya di daerah asal (h. 66-67).

Muljadi (2010) menjelaskan pada dasarnya pariwisata sangat mengandalkan adanya keunikan, kekhasan, kelokalan, dan keaslian alam serta budaya yang tumbuh dalam masyarakat (h.24). Salah satu pariwisata yang sangat digemari pada saat ini adalah pariwisata pedesaan. Ahimsa-Putra (seperti dikutip Damanik, 2013) memberikan arti bahwa pariwisata yang berada di sebuah desa merupakan bentuk pariwisata yang menjadi tumpuan pada objek serta menjadi daya tarik untuk kehidupan desa, khususnya masyarakat dan wisatawan di desa karena identik dengan destinasi wisata (h.45).

II.1.2 Jawa Barat

Jawa Barat dikenal sebagai tatar Sunda, karena suku penduduk dan budaya yang berkembang didominasi suku Sunda. Tatar Sunda sudah muncul untuk pertama kalinya sejak abad 9, sejak itu berkembanglah istilah Sunda yang merujuk pada pengertian wilayah di bagian barat pulau jawa dengan segala aktifitas kehidupan manusia di dalamnya (Bosh, 1941, h. 2).

Menurut Mamat Sasmita (2019) bahwa alam di Jawa Barat itu konturnya lebih berbukit begitu bergunung, terdapat lembah yang artinya dengan keadaan geografis alamnya. Sebetulnya disitu terdapat beberapa daerah yang tidak boleh dihuni, dan tidak boleh dijadikan tempat wisata. Seperti yang disebut dalam pepatah “mala sing lemah”, lemah itu bukan lemah leleus tetapi tanah, terdapat daerah-daerah yang tidak boleh dihuni diantaranya yang sering longsor, diantara dua batu, dan di goa. Selain itu juga dalam sunda terdapat beberapa jenis sungai:

 Walungan itu besar

 Wahangan agak kecil

 Solokan kecil itu dibuat untuk tempat air.

(3)

8 II.1.3 Wisata Alam

Alam Sunda sejak awalnya memiliki ciri bumi yang berhubungan dengan air.

Sutawidjaja (2007) berpendapat bahwa:

Nama-nama tempat menggunakan kata ci, situ, bojong, tanjung, ranca membuktikan bahwa budaya Tatar Sunda erat kaitannya dengan budaya air dan budaya leuweung. DAS, gunung, kawasan lindung (leuweung), dan air adalah satu sistem alam yang tidak dapat dipisahkan. No forest, no water, no future, leuweung ruksak, cai beak, manusa balangsak, tiada hutan, tiada air, tiada masa depan.

Banyak pariwisata di tatar Sunda yang berhubungan dengan air. Hal ini dikarenakan air menjadikan ciri khas dari daerah Jawa Barat. Kejernihan dan banyak sumber air menjadi nilai plus dan juga daya tarik tersendiri untuk menarik wisatawan. Dengan menawarkan kesejukan dan suasana alam serta kesegaran air yang tersedia langsung dari alam, membuat wisatawan khususnya yang tinggal di kota tertarik untuk mengunjunginya. Karena, kebanyakan wisatawan yang berasal dari kota banyak yang mengunjungi wisata alam untuk melepaskan kejenuhannya dari pekerjaan dan juga hiruk pikuk perkotaan.

Ada pula perbedaan wisata alam Sunda dengan daerah lainnya mungkin kearifan lokal dari tempat itu seperti mitos-motos yang berkembang di suatu tempat yang berbeda. Namun di Sunda sendiri berbagai macam mitos berkembang di setiap daerahnya. Mitos-mitos ini berkembang sesuai dengan legenda yang berkembang di suatu darah dan budaya. Maka dari itu, perbedaan budaya Sunda dan budaya lainnya akan berbeda sesuai cerita yang berkembang di masyarakatnya (Sasmita, 2019).

(4)

9 II.1.4 Sistem Tanda

Gambar II.1 Sistem Tanda

Sumber: http://syirastudio.blogspot.com/2013/09/sign-system_15.html (Diakses pada 12/04/2020)

Sistem tanda adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas petunjuk yang mengatur alur informasi tertentu atau pesan tertentu dengan menggunakan media tanda sebagai sebuah pesan. Secara umum sistem tanda dibagi menjadi 3 jenis:

1. Informasi dan Orientasi (Orientation Sign)

Tanda yang menunjukkan keterangan tempat, biasanya dipasang langsung ditempat tersebut.

Gambar II.2 Orientation Sign Toilet Pria

Sumber: https://id.pinterest.com/pin/331085010082139549/

(Diakses pada 12/04/2020)

(5)

10 2. Petunjuk arah (Direction Sign)

Tanda yang mengarahkan untuk menuju tempat, biasanya dipasang di area akan menuju tempat tersebut.

Gambar II.3 Direction Sign Toilet

Sumber: https://zafigo.com/stories/top-5-bangkok-toilet-tips-things-you-want-to-know- but-dont-want-to-ask/

(Diakses pada 12/04/2020)

3. Regulasi (Regulation Sign)

Tanda yang berisi anjuran atau himbauan mengenai aturan disuatu tempat.

Gambar II.4 Regulation Sign Do Not Disturb

Sumber: https://www.vecteezy.com/vector-art/88650-do-not-disturb-signs (Diakses pada 12/04/2020)

Proses dalam pembuatan sistem tanda menurut (safanayong, 2016) harus melakukan riset perilaku seperti:

 Lingkungan

 Huruf – huruf bangunan

 Perilaku Pemakai

(6)

11

 Pertimbangan untuk orang cacat

 Kondisi Cuaca

 Material Penyelesaian

 Proses Pembuatan

Hal yang harus di perhatikan juga harus menetapkan kriteria proyek seperti:

 Mudah dibaca

 Dapat dilihat

 Penempatan

 Ketahanan

 Kemanan

 Pemeliharaan

 Keselamatan

 Keteraturan

II.2 Objek Penelitian

II.2.1 Sejarah Kampoeng Ciherang

Gambar II.5 Wana Wisata Kampoeng Ciherang Sumber: Data Pribadi (2019)

Pada awalnya tahun 2016, terdapat seorang investor yang memiliki sebuah sekolah, kemudian membangun tempat kemping khusus untuk anak-anak sekolahnya di lokasi kawasan hutan pinus tersebut. Namun, tidak disangka banyak

(7)

12

minat dari sekolah-sekolah lain maupun umum yang ingin melaksanakan kemping di tempat itu. Kemudian investor membuka lokasi tersebut sebagai tempat kemping untuk umum. Semakin hari banyak warga sekitar maupun pengunjung dari luar kota yang datang hanya untuk sekedar berwisata alam ke tempat tersebut.

Tak hanya untuk berkemah dan berwisata alam saja, terkadang kawasan ini juga menjadi tempat untuk wisata bermotor offroad.

Gambar II.6 Wawancara kepada pihak PT. Perhutani Sumber: Data Pribadi (2019)

Menurut Cucu (2019), selaku Pengawas ketua pelaksanaan (Perhutani) menjelaskan bahwa perkembangan pengunjung yang datang setiap harinya yang semakin ramai, membuat pihak Perhutani selaku lembaga yang bertanggung jawab atas area hutan lindung tersebut melakukan penawaran kerja sama antara Perhutani, investor, dan (LMDH) Lembaga Masyarakat Desa Hutan Cijambu kepada investor tersebut untuk membangun lokasi wisata alam. Namun, awalnya sang investor menolak karena memiliki pengelola sendiri. Karena rasa kecintaan masyarakat sekitar untuk menyelamatkan lingkungan.

(8)

13

Gambar II.7 Logo LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan)

Sumber: https://www.harapanrakyat.com/wp-content/uploads/2015/07/LMDH-Optimis- Perhutani-Kabulkan-Permintaan-Warga-Pangandaran.png

(Diakses pada 21/06/2020)

Masyarakat terus mendesak pihak Perum Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) untuk melestarikan dan memanfaatkan alam agar investor mau menjadikan tempat ini sebagai objek wisata. Pada tahun 2017, wisata ini diresmikan menjadi objek wisata alam baru yang berada di Kabupaten Sumedang dengan bernama Wana Wisata Kampoeng Ciherang. Nama Kampoeng Ciherang diambil dari kondisi wilayahnya, karena berada di perkampungan dan dikelilingi oleh sungai Ciherang.

Gambar II.8 Logo Wana Wisata Kampoeng Ciherang Sumber: http://sumedangtandang.com/upload/logo/logo_457.jpg

(Diakses pada 21/06/2020)

Seluruh kawasan wisata alam ini dikelilingi oleh pohon pinus yang tinggi serta aliran sungai yang sangat jernih yaitu sungai Ciherang. Sungai yang berperan penting bagi sumber air di kawasan tersebut biasanya dimanfaatkan warga sekitar untuk mengaliri lahan pertanian di sekitar aliran sungai. Di hulu sungai terdapat air terjun yang mampu menarik minat lebih dari para untuk menyempatkan diri mengunjunginya dan bermain di air terjun tersebut. Serta berbagai wahana yang

(9)

14

dibangun juga merupakan nilai lebih yang dimiliki wisata alam ini dibanding wisata-wisata alam lainnya yang berada di Kabupaten Sumedang.

II.2.2 Wahana Wisata Kampoeng Ciherang

Kampoeng Ciherang menawarkan berbagai pesona keindahan alam serta udara sejuk yang mampu memanjakan diri. Selain itu, wahana yang disediakan pun beragam mulai dari permainan air sampai permainan yang bisa dibilang ekstrim.

Berikut wahana-wahana yang tersedia di Wana Wisata Kampoeng Ciherang:

1. Outbond

Flaying fox

Gambar II.9 Flying Fox Sumber: Data Pribadi (2019)

Panjat tali

Gambar II.10 Panjat Tali Sumber: Data Pribadi (2019)

(10)

15

Jembatan gantung

Gambar II.11 Jembatan Gantung Sumber: Data Pribadi (2019)

Jembatan jaring

Gambar II.12 Jembatan Jaring Sumber: Data Pribadi (2019)

2. Sepeda Gantung

Gambar II.13 Sky Bike Sumber: Data Pribadi (2019)

(11)

16 3. Mini motocross

Gambar II.14 Mini Motorcross Sumber: Data Pribadi (2019)

4. Wahana air

 Kolam renang

Gambar II.15 Kolam Renang Sumber: Data Pribadi (2019)

 Paparahuan

Gambar II.16 Paparahuan Sumber: Data Pribadi (2019)

(12)

17

 Sungai

Gambar II.17 Sungai Sumber: Data Pribadi (2019)

 Air terjun

Gambar II.18 Sungai Sumber: Data Pribadi (2019)

5. Kuda tunggang

Gambar II.19 Kuda Tunggang Sumber: Data Pribadi (2019)

(13)

18 6. Spot Selfie

Rumah pohon

Gambar II.20 Rumah Pohon Sumber: Data Pribadi (2019)

Sasaungan

Gambar II.21 Sasaungan Sumber: Data Pribadi (2019)

7. Panahan

Gambar II.22 Panahan Sumber: Data Pribadi (2019)

(14)

19 8. Area bermain anak

Gambar II.23 Area Bermain Anak Sumber: Data Pribadi (2019)

9. Ayunan pohon (khusus dewasa)

Gambar II.24 Ayunan Pohon (khusus dewasa) Sumber: Data Pribadi (2019)

Total wahana yang sudah ada dan yang masih dalam tahap pembangunan terdapat sekitar 18. Namun masih banyak wahana yang baru dibangun dan dalam proses perancangan. Tempat wisata ini banyak dikunjungi oleh keluarga, karena wahana- wahana yang tersedia beraneka ragam, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.

II.2.3 Fasilitas Kampoeng Ciherang

Kampoeng Ciherang merupakan salah satu tempat wisata alam baru yang memiliki potensi besar di ruang lingkup pariwisata Indonesia. Tentunya harus memiliki standar yang memadai dari segi kesiapan tempat maupun fasilitas yang disediakan. Wana wisata ini memiliki fasilitas umum yang memadai, sehingga

(15)

20

para pengunjung tidak akan kesulitan saat berpariwisata ke sana. Berikut adalah fasilitas-fasilitas umum yang ada di Kampoeng Ciherang:

1. Toilet

Gambar II.25 Toilet Sumber: Data Pribadi (2019)

Tersedia 2 toilet yang terletak berjauhan, satu toilet berada di dekat pintu masuk dan satunya lagi berada di sebelah belakang dekat sungai. Toilet yang tersedia pun cukup nyaman dan bersih dan bernuansakan toilet-toilet yang berada di rumah pedesaan Sunda. Airnya pun langsung bersumberkan dari mata air yang ada di hulu Sungai Ciherang tersebut.

2. Mushola

Gambar II.26 Mushola Sumber: Data Pribadi (2019)

Mushola yang disediakan di tempat wisata ini pun terdapat 2 dan letaknya berdekatan dengan toilet. Ukuran musholanya pun cukup luas dan juga disediakan peralatan solat baik untuk pria (sarung) maupun wanita (mukena) dan juga sejadah. Mushola yang terletak dekat pintu masuk bangunannya lumayan tertutup dan lebih besar dibanding mushola lainnya

(16)

21

juga berbentuk rumah bilik. Sedangkan, mushola yang berada di belakang dekat sungai dibuat bangunan semi terbuka seperti saung.

3. Kamar ganti

Gambar II.27 Kamar Ganti Sumber: Data Pribadi (2019)

Dikarenakan wana wisata ini menyediakan wahana air seperti kolam renang, arung jeram, dan sungai yang mengalir maka disediakanlah kamar ganti yang berada di pinggir kolam renang dan juga sungai. Hal ini untuk memudahkan wisatawan bila ingin berganti baju sebelum atau sesudah bermain air di kolam berenang maupun sungai.

4. Gazebo

Gambar II.28 Gazebo Sumber: Data Pribadi (2019)

Gazebo disini dimaksud untuk sebuah bangunan yang dibuat untuk tempat beristirahat dengan bentuk bangunan seperti rumah semi terbuka dan rumah panggung. Gazebo ditempatkan di tempat-tempat yang mudah

(17)

22

dilewati oleh pengunjung berusia lanjut dan juga disediakan kursi-kursi maupun karpet untuk lesehan. Banyak gazebo yang terletak di setiap penjuru kawasan wisata.

5. Warung

Gambar II.29 Warung Sumber: Data Pribadi (2019)

Bila mengunjungi Kampoeng Ciherang tidak usah khawatir bila tidak membawa bekal makanan. Terdapat banyak pedagang makanan seperti kantin yang menyediakan berbagai makanan berat, ringan, dan juga minuman. Para penjual di tempat wisata tersebut adalah warga yang tinggal di desa sekitar Kampoeng Ciherang.

6. Aula

Gambar II.30 Aula Sumber: Data Pribadi (2019)

(18)

23

Tersedia aula yang terbuka maupun tertutup dan bisa dipakai secara gratis.

Hal ini dimaksud bila ada rombongan wisatawan yang membutuhkan tempat besar untuk berkumpul.

7. Area Parkir

Gambar II.31 Area Parkir Sumber: Data Pribadi (2019)

Area parkir begitu luas dan terletak di sebrang tempat wisata. Area parkir yang luas cukup untuk puluhan mobil, motor, dan bis 3/4. Untuk tempat wisata yang terbilang baru, Kampoeng Ciherang sudah memiliki fasilitas yang memadai untuk kepentingan para pengunjung agar tidak kesulitan dan bisa tetap nyaman.

II.2.5 Tiket Kampoeng Ciherang

Memiliki kawasan yang luas serta berbagai macam wahana dan fasilitas yang memadai, tentunya pengunjung akan mengira bahwa harga tiket masuk ke Kampoeng Ciherang ini mahal. Namun harga untuk memasuki kawasan Wana Wisata Kampoeng Ciherang cukup terjangkau. Sebelum tahun baru 2020, tiket masuk wisata alam ini hanya Rp. 25.000,- saja. Setelah memasuki tahun baru 2020 harga tiket dinaikan, berikut harga tiket masuk kawasan wisata:

 Weekday (hari biasa) dan weekend (hari libur) seharga Rp. 35.000,- /orang. Dengan harga yang sudah tercantum, wisata ini bisa dibilang sangatlah terjangkau. Karena dengan harga tersebut wisatawan bisa menikmati alam indah nan sejuk dan juga mencoba berbagai wahana

(19)

24

bermain serta berfoto-foto sepuasnya tanpa harus membayar kembali bila ingin menaiki wahana-wahana yang tersedia.

 Untuk manula, ibu hamil, dan penyandang disabilitas cukup membayar seharga Rp. 20.000,-/orang. Harga berbeda karena wisatawan yang tertera di atas tidak dikenakan biaya untuk bermain wahana. Harga tersebut hanya untuk biaya tiket masuk saja.

Harga tiket sudah termasuk biaya asuransi bila mengalami hal yang tidak diinginkan. Selain itu, juga terdapat biaya santunan jika terjadi kecelakaan pada wisatawan dilokasi wisata. Manfaat asuransi juga sekaligus untuk biaya santunan, seperti:

 Santunan meninggal dunia bukan akibat kecelakaan sebesar Rp.

3.000.000,-.

 Santunan meninggal dunia akibat kecelakaan sebesar Rp. 15.000.000,-.

 Santunan cacat tetap total/ sebagian akibat kecelakaan maksimal sebesar Rp. 20.000.000,-.

 Santunan perawatan/ pengobatan akibat kecelakaan maksimal sebesar Rp. 3.000.000,-.

 Santunan meninggal duniaakibat kecelakaan dan bukan akibat kecelakaan untuk wisatawaan usia dibawah 4 tahun dan diatas 70 tahun sebesar Rp.

3.000.000,-.

Tidak ada pungutan untuk memakai segala fasilitas seperti toilet dan lainnya, kecuali parkir. Untuk biaya parkir sendiri dipungut Rp. 5000,- sebagai uang keamanan menjaga kendaraan-kendaraan yang dibawa wisatawan.

II.2.5 Data Pengunjung

Sejak pertama kali dibuka hanya untuk tempat kamping saja, namun tempat wisata ini mampu menarik perhatian wisatawan sekitar maupun dari luar.

Semenjak diresmikannya pada tahun 2017, tempat wisata ini terus mendapatkan respon dan selalu adanya perkembangan pada jumlah wisatawan yang datang tiap tahunnya. Wisatawan yang datang berasal dari berbagai daerah seperti Sumedang, Bandung, Subang, Garut, Jakarta, dan lainnya.

(20)

25 II.2.6 Pengelola Perhutani

Kesatuan pemangku hutan (KPH) Sumedang adalah salah satu unit manajemen di wilayah Regional Jawa Barat dan Banten. Jumlah karyawan Perhutani KPH Sumedang berjumlah 273 orang. KPH Sumedang pada saat ini dipimpin oleh Noor Rochman, STP.MP sebagai Administratur/KKPH. Dalam tugasnya Administratur Sumedang di bantu oleh 2 Wakil Administratur antara lain Wakil Administratur Sumedang Utara dan Wakil Administratur Sumedang Selatan.

Berikut adalah struktur organisasi KPH Sumedang:

Gambar II.32 Struktur Organisasi Kesatuan KPH

Sumber: https://perhutani.co.id/tentang-kami/struktur-organisasi-perum-perhutani/divisi- regional/janten/kph-sumedang/

(Diakses pada 12/04/2020)

II.2.7 Lokasi dan Tranportasi

Lokasi yang jauh dari perkotaan dan terletak di sebuah desa atau kawasan terpencil membuat tempat ini sulit ditemukan. Selain itu, tidak adanya transportasi umum yang menuju ke kawasan tersebut. Para wisatawan harus menggunakan kendaraan pribadi baik motor maupun mobil sebagai alat transportasi menuju ke tempat lokasi. Jalanan yang sempit hanya muat dilalui kendaraan besar sampai bis

¾ saja, namun untuk kedepannya, pihak-pihak dari tempat wisata Kampoeng Ciherang sedang mengusahakan kendaraan umum dengan trayek Tanjungsari-

(21)

26

Ciherang. Hal ini dilakukan untuk memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi Kampoeng Ciherang tanpa harus membawa kendaraan pribadi.

Gambar II.33 Lokasi Kampoeng Ciherang Sumber: Google Map

(Diakses pada 12/04/2020)

Jarak Wana Wisata Kampoeng Ciherang dari jalan raya yaitu Jl. Tanjungsari dengan patokan jalan samping SMP Negeri 1 Tanjungsari sekitar 10 km. Jalan yang harus dilewati pun berupa pedesaan, kebun-kebun, dan pesawahan yang cukup terpencil. Sulit menemukan lokasi wisata tersebut karena kurangnya petunjuk dan sekalipun ada petunjuk itu kurang terlihat jelas bagi pengendara.

II.2.8 Tujuan, Kelebihan, dan Kekurangan

Menurut Cucu (2019) tujuan dari dibangunnya tempat wisata ini untuk melestarikan alam saja karena Sumedang ini kaya dengan nuansa alam yang sebenarnya fungsi dari itu sendiri tidak boleh dirubah. Jadi untuk sementara wisata alam ini dijalankan sesuai dengan intruksi dari berbagai belah pihak dan itu untuk menjadi salah satu dari segmennya.

Menurut Sasmita (2019) harus hati-hati dalam mengelola tempat wisata, jangan kelebihan beban, Kampoeng Ciherang itu misalkan tempat wisata sehari hanya bisa menampung 100 orang yang datang. Tetapi ini malah dipaksakan sampai 1000 pengunjung, hal ini bisa merusak lingkungan pada akhirnya, itu harus dijaga,

(22)

27

harus ada batasan. Setiap daerah tempat pariwisata jika kelebihan beban selalu mempunyai dampak yang kurang baik terhadap lingkungan. Misalkan, disitu muncul pembuatan jalan, satu sisi itu sebagai langkah ke tempat pariwisata, akan mudah akses menuju lokasi, tetapi apabila terlalu banyak kendaraan lewat akan membuat ketidaknyamanan sekitar kampung dan berdampak pada polusi udara.

Maka dari itu harus hati hati untuk mengetahui batas kemampuan alam daya dukungnya seperti apa, tetap dijaga dan jangan berlebihan.

Tempat wisata ini memiliki banyak kelebihan yang membuatnya dapat bersaing dari objek wisata lainnya. Wana Wisata Kampoeng Ciherang ini memiliki potensi besar untuk menjadi objek wisata favorit yang berada di Kabupaten Sumedang.

Berikut kelebihan dari objek wisata ini:

 Harga tiket terjangkau

 Bisa bermain sepuasnya tanpa harus membeli tiket untuk menaiki wahana.

 Wahana yang tersedia beraneka ragam.

 Fasilitas memadai.

 Pemandangan dan udara masih segar dan sejuk.

 Fasilitas dirawat dengan baik.

Namun terdapat juga kekurangan pada Wana Wisata Kampung Ciherang ini.

Berikut adalah kekurangan dari objek wisata Kampoeng Ciherang:

 Lokasi yang jauh dan tidak adanya kendaraan umum sehingga sulit sehingga sulit diakses.

 Tanda petunjuk arah menuju lokasi hanya ada satu.

 Beberapa media informasi sudah mengalami kerusakan sehingga tidak bisa digunakan lagi.

II.3 Analisis

Dalam perancangan ini terdapat beberapa analisis yang digunakan dengan secara langsung maupun tidak langsung. Analisis yang dilakukan ini adalah berguna untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai permasalahan yang ada pada objek perancangan.

(23)

28 II.3.1 Analisis Observasi

Dengan memiliki kawasan yang sangat luas, tentunya suatu tempat objek wisata perlu memilki media informasi yang berfungsi untuk mempermudah pengunjung untuk mengakses pada tempat wisata tersebut. Berikut ini beberapa media informasi yang tersedia di Wana Wisata Kampoeng Ciherang diantaranya:

1. Tanda identifikasi (identification sign)

Dengan banyaknya fasilitas perlu adanya tanda yang menerangkan keterangan tempat, supaya pengunjung dapat dengan mudah membedakan dan mengidentifikasi tempat apa tersebut.

Gambar II.34 Identifikasi Toilet Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar II.35 Identifikasi Outbond Sumber: Data Pribadi (2019)

(24)

29

Gambar II.36 Identifikasi Gazebo Sumber: Data Pribadi (2019)

Gamber diatas merupakan beberapa penggunaan tanda identifikasi yang digunakan di Wana Wisata Kampoeng Ciherang. Tanda keterangan toilet, wahana outbond, dan gazebo total terdapat 3 tanda identifikasi.

2. Tanda petunjuk arah (direction sign)

Sebagai tempat wisata memiliki banyak wahana yang disediakan, tentu perlu adanya sebuah tanda visual untuk mengarahkan pengunjung menuju tempat yang ingin dituju.

Gambar II.37 Petunjuk Arah Kolam Renang Sumber: Data Pribadi (2019)

(25)

30

Gambar II.38 Petunjuk Arah Toilet Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar II.39 Petunjuk Arah Toilet Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar II.40 Petunjuk Arah Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar diatas merupakan beberapa penggunaan tanda petunjuk arah yang digunakan di Wana Wisata Kampoeng Ciherang. Namun dari beberapa tanda sudah mengalami kerusakan seperti luntur sehingga pengunjung sulit memahami tanda tersebut, total terdapat 3 tanda petunjuk arah.

(26)

31 3. Tanda regulasi (regulation sign)

Sebagai tempat wisata outdoor yang berada di alam, Wana Wisata Kampoeng Ciherang memiliki berbagai larangan ataupun himbauan yang berlaku dikawasan tersebut untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan pengunjung.

Gambar II.41 Regulasi Dilarang Buang Sampah Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar II.42 Regulasi Motor Dilarang Masuk Sumber: Data Pribadi (2019)

(27)

32

Gambar II.43 Himbauan Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar II.44 Himbauan Kedalaman Air Sumber: Data Pribadi (2019)

Gambar diatas beberapa penggunaan tanda regulasi seperti larangan dan himbauan yang tersedia. Namun karena menggunakan material yang tidak sesuai dengan fungsinya sehingga beberapa tanda sudah mengalami kerusakan dan sulit terbaca, total terdapat 4 tanda regulasi.

Fox (2013) menyatakan bahwa komunikator visual atau desainer komunikasi visual berperan, menggunakan kompetensi dan sumber daya yang dimilikinya, dalam merancang dan menganalisis pesan visual yang efektif. Dari beberapa tanda yang disediakan berdasarkan jenisnya, berikut ini analisis visualnya:

(28)

33 a) Material

Penggunaan material di tempat wisata bermacam-macam seperti kertas dan kayu. Bila kertas tidak sesuai dengan fungsinya sehingga mudah mengalami kerusakan.

b) Desain

Desain yang dibuat terlihat terkesan flat hanya terdapat keterangan tulisan informasinya saja.

c) Warna

Warna yang digunakan bermacam-macam seperti putih, hitam, merah, biru, hijau, kuning dan tidak ada warnanya sama sekali.

d) Huruf

Huruf yang digunakan bermacam-macam jenisnya seperti serif dan sans serif sehingga tidak konsisten, selain itu juga tingkat keterbacaannya masih kurang terbaca.

e) Penempatan

Penempatan petunjuk arah dan himbauan yang dijadikan sebagai media informasi di Kampoeng Ciherang, terdapat yang disimpan terlihat dan juga yang kurang terlihat oleh pengunjung.

II.3.1 5W + 1H

Analisis 5W + 1H atau singkatan dari (What, Where, When, Why, Who dan How) metode ini digunakan untuk menganalisa yang bersifat subjektif dalam menentukan permasalahan yang jelas. Berikut adalah hasil dari analisa berdasarkan metode 5W + 1 H, diantaranya:

1. What (Apa) : Apa itu Kampoeng Ciherang?

Kampoeng Ciherang merupakan tempat wisata alam memiliki keindahan alam yang selalu dijaga kelestariannya, serta dikombinasikan dengan berbagai wahana, dan fasilitas lainnya. Ciri khas dari penamaannya sendiri karena didalamnya terdapat aliran sungai Ciherang dan keinginan masyarakat dari sekitar kampung tersebut untuk melestarikan serta memanfaatkan alam untuk dijadikan suatu tempat objek wisata.

(29)

34

2. Where (Dimana) : Dimana letak Kampoeng Ciherang?

Kampoeng Ciherang berlokasi di di Desa Cijambu, Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Memiliki luas hutan lindung 12,80 Ha, sekitar 5,8 Ha area dijadikan Wana Wisata Kampoeng Ciherang.

3. When (Kapan) : Kapan Kampoeng Ciherang itu buka?

Jadwal libur Kampoeng Ciherang hanya tanggal merah saat hari besar dan hari Jum‟at, setiap hari buka weekday Senin hingga Kamis maupun weekend Sabtu dan Minggu, namun dihari tersebut memiliki perbedaan harga.

4. Why (Mengapa) : Mengapa perancangan Kampoeng Ciherang harus dibuat?

Karena tempat wisata Kampoeng Ciherang termasuk baru namun sangat luas sehingga memiliki berbagai macam wahana, fasilitas, berbagai fasilitas lainnya. Maka dari itu, dibutuhkannya media informasi yang sangat informatif dan fungsional. Bertujuan juga untuk menambah citra tempat wisata, sehingga pengunjung merasa nyaman dan tidak kebingungan.

5. Who (Siapa) : Siapa yang menjadikan target audiensnya?

Target yang ditentukan khususnya ditujukan kepada pengunjung dari Sumedang maupun pengunjung dari luar, yang datang ke Wana Wisata Kampoeng Ciherang.

6. How (Bagaimana) : Bagaimana memberikan informasi kepada pengunjung Kampoeng Ciherang?

Dengan menggunakan petunjuk arah dan himbauan pada suatu lokasi wisata khususnya Kampoeng Ciherang yang memiliki kawasan yang luas sangatlah penting, karena hal tersebut dapat mempermudah pengunjung yang datang dalam mencari sesuatu yang ditujunya.

(30)

35 II.3.2 Kuesioner

Kuesioner dibagikan kepada pengunjung Wana Wisata Kampoeng Ciherang, berdasarkan pertanyaan tersebut kemudian dibagikan kepada pengunjung mengenai pentingnya informasi, apakah mudah dalam mencari lokasi di kawasan Kampoeng Ciherang. Total terdapat 38 pengunjung yang mengisi kuesioner tersebut, berikut adalah beberapa hasil dari kuesioner yang dibagikan :

1. Jenis Kelamin

Gambar II.45 Diagram Jenis Kelamin Sumber: Data Pribadi (2020)

Berdasarkan hasil dari responden yang telah mengisi kuesioner diatas, sekitar 52,6% berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 47,4% berjenis kelamin perempuan sehingga dapat disimpulkan didominasi oleh berjenis kelamin laki-laki.

2. Umur

Gambar II.46 Diagram Umur Sumber: Data Pribadi (2020)

(31)

36

Berdasarkan hasil dari responden yang telah mengisi kuesioner diatas, dapat diketahui persentase umurnya. Sebanyak 84,2% didominasi dengan umur 21-25 tahun, 7,9 % dengan umur lebih dari 30 tahun, dan hanya 7,9% dengan umur 16- 20.

3. Status Pekerjaan

Gambar II.47 Diagram Status Pekerjaan Sumber: Data Pribadi (2020)

Berdasarkan hasil dari responden yang telah mengisi kuesioner diatas, dapat diketahui status pekerjaannya, Sebanyak 76,3% didominasi oleh mahasiswa/i, 15,8% pegawai swasta, dan sisanya wiraswasta, ibu rumah tangga dan pengusaha.

4. Darimana kota anda berasal?

Gambar II.48 Diagram Domisili Sumber: Data Pribadi (2020)

(32)

37

Berdasarkan hasil dari responden yang telah mengisi kuesioner diatas, dapat diketahui domisili atau kota asalnya. Sebanyak 55,3% didominasi yang berasal dari kota Bandung, dan sisanya terdapat dari Kuningan, Bekasi, Cimahi.

Setelah memberikan beberapa pertanyaan terhadap kuesioner mengenai identitas responden, berikut terdapat beberapa pertanyaan yang diberikan tentang Wana Wisata Kampoeng Ciherang, diantaranya:

5. Mengetahui lokasi wahana dan segala fasilitas yang disediakan.

Gambar II.49 Diagram Responden Sumber: Data Pribadi (2020)

Berdasarkan responden yang telah mengisi kuesioner, dapat diketahui pengetahuan responden terhadap lokasi wahana dan segala fasilitas yang disediakan, sebanyak 36,8% mengetahui dan 63,2% tidak mengetahui.

6. Mengunjungi seluruh wahana dan lokasi yang disediakan.

Gambar II.50 Diagram Responden Sumber: Data Pribadi (2020)

(33)

38

Berdasarkan responden yang telah mengisi kuesioner, dapat diketahui responden yang mengunjungi seluruh wahana dan lokasi yang disediakan, sebanyak 31,6%

mengunjungi dan 68,4% tidak mengunjungi.

7. Kesulitan dalam mengakses wahana serta segala fasilitas yang disediakan.

Gambar II.51 Diagram Responden Sumber: Data Pribadi (2020)

Berdasarkan responden yang telah mengisi kuesioner, dapat diketahui responden yang merasa mudah dalam mengakses seluruh wahana yang disediakan. Sebanyak 86,8 merasa sulit dan 13,2% merasa sudah mudah.

II.4 Resume

Dari data yang telah disusun, dapat disimpulkan bahwa Wana Wisata Kampoeng Ciherang merupakan objek wisata yang masih terbilang baru namun memiliki potensi yang besar untuk menjadikannya sebagai objek wisata favorit yang ada di Kabupaten Sumedang. Hal ini terbukti dari apa yang disajikan dari objek wisata tersebut. Objek wisata ini cocok untuk dikunjungi wisatawan dari berbagai usia.

Wana Wisata Kampoeng Ciherang juga sangat cocok untuk wisatawan dari perkotaan yang sudah jenuh dengan segala aktifitas dan hiruk pikuk di perkotaan yang sudah terkontaminasi dengan berbagai polusi. Walaupun begitu, tetapi tempat wisata ini masih memiliki kekurangan. Kekurangan tersebut adalah pengunjung masih merasa kebingungan ketika berada ditempar tersebut. Hal ini membuat para pengunjung kesulitan dalam menuju lokasi yang diinginkan, karena

(34)

39

selain tempatnya yang luas, terdapat beberapa tempat yang tidak telihat karena tersembunyi.

II.5 Solusi

Solusi dalam perancangan ini yaitu memberikan informasi yang informatif, fungsional dan memiliki kenyamanan bagi pengunjung Wana Wisata Kampoeng Ciherang. Kasmana, K. (2010) menyatakan bahwa desain yang baik bukan desain yang dipenuhi oleh efek yang indah dan terlihat canggih yang dapat direalisasikan oleh teknologi, namun bagaimana desain itu menjadi solusi dari sebuah masalah.

Perancangan akan dibuat secara simpel dan akurat, material yang digunakan juga harus kuat dan tahan lama. Agar para pengunjung bisa dengan mudah memahaminya, dengan begitu para pengunjung akan mudah mencari lokasi yang ditujunya, serta akan lebih mudah memahami regulasi yang telah ditetapkan pada kawasan tersebut.

Gambar

Gambar II.2 Orientation Sign Toilet Pria
Gambar II.5 Wana Wisata Kampoeng Ciherang  Sumber: Data Pribadi (2019)
Gambar II.6 Wawancara kepada pihak PT. Perhutani  Sumber: Data Pribadi (2019)
Gambar II.13 Sky Bike  Sumber: Data Pribadi (2019)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus SLE jarang terjadi supresi sumsum tulang yang menyebabkan anemia aplastik, banyak laporan penelitian dan kasus yang mendukung bahwa kemungkinan

Puji syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat hidayah-Nya kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Budaya

Adapun tujuan pembuatan Proyek Akhir yang ingin dicapai adalah membantu membuat sebuah sistem pemasaran berbasis web kepada perusahaan, sehingga diharapkan

Jika dilihat dari tahun berdirinya Masjid, Masjid yang berdiri sebelum abad ke 19 tidak memiliki beranda pada keliling bangunan, beranda hanya berada di belakang

Dilhat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti

Pujian bagi Tuhan Penguasa dari segalanya, terima kasih Tuhan atas segala karunia yang Engkau berikan kepada kami, yang sesungguhnya tidak dapat kami hitung

Adapun yang mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam perkulihan antara lain cara dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan sangat menarik, kedatangan dosen yang tepat waktu,

Hasil penelitian proses pengorganisasian ini adalah terwujudnya lingkungan sehat dengan bertambahnya pengetahuan masyarakat akan manfaat pengelolahan limbah feses ternak ayam,