10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa
Komunikasi dalam ruang lingkup massa atau biasa disebut dengan Komunikasi Massa sudah banyak sekali di definisikan oleh akademisi.
Diantaranya didefinisikan oleh John R Bittner, bahwa komuniasi massa yakni pesan yang dikomunikasikan lewat media massa ke jumlah audience atau masyarakat yang besar (Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people) (Imran, 2012).
Hal tersebut mendefinisikan jika komunikasi massa pada dasarnya adalah suatu proses dimana komunikasi digunakan oleh organisasi media massa terhadap masyarakat umum yang anonim. Little John mengacu pada proses komunikasi ini sebagai konsep pengkodean media, yang merupakan proses ketika organisasi media menyampaikan informasi mereka kepada masyarakat.
Melalui kemajuan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan, seni (IPTEKS) dan teknologi khususnya teknologi komunikasi memungkinkan terjadinya globalisasi dalam sector informasi diberbagai media dalam menginformasikan pristiwa yang terjadi didalam negeri bahkan diluar negeri secara cepat.
Berbagai informasi ini pun dapat diakses oleh masyarakat umum tanpa terkait oleh factor usia juga hal ini dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tanpa terkecuali golongan usia mana.
Nurudin memaparkan, komunikasi yang menggunakan media massa adalah komunikasi massa. Karena perkembangan awal komunikasi massa berawal dari perkembangan kata media of mass communication. Media disini yaitu media yang dilahirkan oleh teknologi modern (Nurudin, 2007). Menurut John Vivian menjabarkan komunikasi massa yaitu sebagai proses penggunaan media massa guna mengirimkan informasi pada khalayak umum guna memberikan informasi, hiburan, atau persuasi. (Vivian, 2008)
11 2.2. Media Massa
Media massa dipecah menjadi 2 yakni media elektronik dan media cetak. media elektronik menggunakan alat yang cendrung modern seperti radio, televisi. Sedangkan Media cetak diterbitkan dengan berkala seperti surat kabar, majalah, tabloid (Nurudin, 2007)
1. Fungsi Media Massa
A. Pengawasan (Surveliellance)
Memberikan informasi dan menyediakan suatu berita. Media massa seringkali sebagai pengingat kita akan fenomena yang mungkin bisa saja terjadi seperti cuaca ekstrim, bencana atau ancaman militer juga menyedikan informasi penting seperti ekonomi.
B. Kolerasi
Memiliki tujuan untuk menjalankan norma sosial dan menjaga consensus dengan menekspos hal-hal yang tidak sesuai hingga dapat berfungsi dalam mengawasi pemerintahan.
C. Penyampaian Warisan Sosial (The Social Heritage)
Penyampaian informasi berupa nilai serta norma melalui generasi ke generasi selanjutnya. Dengan hal ini media massa bertujuan meningkatkan kesatuan masyarakat.
D. Edukasi
Berfungsi sebagai agen perubahan dalam hal edukasi atau pendidikan dengan maksud media memberikan pendidikan kepada masyarakat sehingga berperan bermanfaat sebagai pendidik masyarakat.
E. Informasi
Berfungsi sebagai penyebar atau pemberi luas berita terhadap komunikatornya yakni khalayak. Media yang digunakan beragam seperti Koran, Acara berita, Artikel, Sosial Media
12 F. Hiburan
Berperan menyajikan hiburan kepada audiennya dalam memberikan hiburan yang berupa acara music, komedi, dan sebagainya.
G. Pengaruh
Media massa berfungsi memberiakan pengaruh kepada khalayak melalui acara berita yang disajikan.
2. Komponen Media Massa
Menurut Vivian terdapat 5 komponen dalam media massa, yaitu:
A. Komunikator Massa
Masyarakat yang mereproduksi pesan kemudian disampaikan melalui media massa. Masyarakat tersebut meliputi naskah film jurnalis, penulis, penulis lagu dan lain sebagainya.
Orang-orang tersebut tidak berkomunikasi dan melihat secara langsung dengan pendengar atau audiensnya sehingga mengakibatkan komunikator massa tidak memperoleh feedback langsung dari audiensnya (Vivian, 2008).
B. Pesan Massa
Bentuk yang paling real dari hubungan kita terhadap media massa. Kita memerhatikan media sebab hendak memperoleh atau menangkap pesan yang disampaikan. Kita mendengarkan radio bukan guna memahami teknologi radio namun kita mendengarkan radio melainkan guna mendengarkan berita atau music (Vivian, 2008).
C. Media Massa
Media atau sarana yang membawa pesan. Media massa yang pokok yaitu radio, web, majalah,televisi,buku, film, serta koran (Vivian, 2008).
13 D. Komunikasi Massa
Pembuatan dimana pesan dapat sampai ke audiens lewat media massa yang disebut Mass Communication atau komunikasi massa (Vivian, 2008).
E. Audiens Massa
seseorang yang mendapatkan pesan massa dari komunikator massa, atau yang diartikan dengan komunikan massa.
Komunikator massa tidak akan pernah tahu pasti dan benar beberapa besar audiens dan efek dari pesannya. Audiens dari massa pun berganti-ganti sesuai ketertarikannya atau perhatiannya terhadap sesuatu yang kemungkinan akan berubah- ubah yang awalnya menarik menjadi tidak menarik lagi suatu saat (Vivian, 2008).
2.3. Perkembangan Koran Digital Online di era New Media
New media adalah kata yang timbul meliputi komputer atau jaringan, digital ,teknologi infromasi & komunikasi pada abad ke-20 akhir. Beberapa besar teknologi yang ada pada new media memiliki ciri bisa dimanipulatif, bersifat padat, jaringan, mampat, interaktif serta tidak memihak. Secara mudah New Media terbentuk akibat hubungan antar manusia menggunakan teknologi yang terhubung menggunakan jaringan internet. Menurut Danaher, new media merupakan suatu media yg memfasilitasi hubungan antara penerima & pengirim (Puspita, 2015).
Salah satu perubahan paling besar di bidang ilmu komunikasi yang terjadi di 40 tahun terakhir (mulai munculnya televisi) adalah munculnya internet (Fitriansyah, 2018). Internet merupakan jaringan komputer dunia yang menggunakan ARPANET, suatu sistem komunikasi melalui jaringan komunikasi modern pada tahun 1960-an. (Severin & Jr., 2008). New media mirip dengan konten digital yang di distribusikan dengan cara interaktif dan masif lewat internet. Konten internet yang beragam terdiri dari gambar, suara dan video mengalahkan kemampuan media konvensional. Kelebihannya juga bisa menampilkan arsip yang sudah disimpan atau di publish bertahun-tahun
14 yang lalu dan bisa di akses kapan saja dimana saja. New media memiliki empat karakteristik, yaitu:
1. Digitality 2. Interactivity 3. Dispersiality 4. Virtuality
New media juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi yang paling penting dan besar yaitu sebagai media komunikasi.
2. Mencari informasi penting dan akurat dengan cepat dan mudah.
3. Berfungsi untuk membentuk komunitas baru beranggotakan pengguna internet di penjuru dunia untuk bertukar informasi satu sama lain.
Berkat Internet, semua kebutuhan manusia jadi lebih mudah dan lebih cepat untuk dipenuhi. Septiawan Santana Kurnia memaparkan didalam bukunyaِ “Jurnalismeِ Kontemporer” mengatakan internet merupakan media baru yang menggabungkan semua karakteristik media dari bentuk-bentuk sebelumnya. Yang menjadikan bentuk-bentuk komunikasi ini heterogen bukan aplikasi praktisnya. Melainkan, perubahan dalam proses komunikasi, seperti harga komunikasi, kecepatan komunikasi, persepsi pihak komunikasi, kekayaan arus informasi dan densitas atau kepadatan, fasilitas akses informasi, dan kapasitas penyimpanan (Kurnia, 2013).
Apabila melihat kenyataan eksistensi internet belakangan ini, bahwa sejak kemunculan internet sudah terdapat perubahan yang signifikan pada komunikasi Massa. Media Massa konvensional (radio, televisi, surat kabar) tidak lagi menjadi satu-satunya asal berita. Bagi pengguna keberadaan internet adalah sebuah media baru yang menunjukkan keanekaragaman serta kebebasan dalam menjangkau berita bagi pengguna tanpa wajib terikat sensor serta batasan. Ragam berita pada internet sebagai asal berita baru yang menarik khayalak dala media massa buat berpindah ke media baru (New Media) dari sebelumnya media massa lama (Old Media) (McQuail D. , 2010). Menurut McQuail didalam media baru yang mempunyai kesamaan channel tertentu dan hanya dibedakan dari jenis penggunaan, konten dan konteks:
15 1. Interpersonal Comunication Media
Secara garis besar, konten memilik sifat yang pribadi serta mudah dihapus, hubungan yang diciptakan lebih kuat daripada informasi yang disampaikan. Meliputi mobile phone dan surat elektronik.
2. Interactive Play Media
Berbasis computer serta video game, ditambah dengan peralatan realitas virtual. Interaktivitas menjadi inovasi utama.
3. Information Play Media
Contoh utamanya ialah Internet atau Google. Di sebut sebagai sumber data yang terpercaya aktualitas dan aksebilitasnya dan sebagai perpustakaan.
4. Collective Participatory Media
Tempat bertukar informasi, pengalaman hingga pengembangan diri secara personal dan aktif.
5. Substitution of Broadcasting Media
Media sebagai tempat untuk menerima dan mengunggah konten yang dimasa lalu disiarkan dengan metode yang sama persis dan serupa. Kegiatan pokoknya yakni, mendengarkan radio, menonton acara televisi atau menonton film.
Koran digital menjadi media online yang banyak diakses oleh di era saat ini, koran berkembang ke arah digital karena adanya perkembangan teknologi yang mempengaruhi. Mudahnya akses tersebut berpengaruh juga terhadap naiknya jumlah pembaca berita secara online, menurut Alexa portal berita yang sering dikunjungi dan termasuk lima besar adalah okezone.com, tribunnews.com, kompas.com, pikiran-rakyat.com dan detik.com (Romeltea, 2021). Menurut Flew dan Hastjarjo ada tida faktor pendorong berkembangnya media digital, yaitu:
1. Penghematan biaya dalam publikasi suatu informasi
2. Adanya nilai tambah dari sisi kuantitas dan kualitas dari media konvensional.
16 3. Bergesernya sistem distribusi massal kepada sistem
distribusi tiap individu (Praditya, 2012).
Jenis koran atau surat kabar digital ada beberapa macam, ada yang bisa diakses secara cetak dan online tapi ada yang hanya menyediakan versi online.
Adanya koran digital memudahkan pembaca untuk memilih topik berita, bisa melihat kembali berita-berita yang sudah lama dipublikasikan. Surat kabar digital bisa didapat dimana saja yang penting terkoneksi dengan internet. Bisa diakses melalui laptop, smartphone, tablet, dan lain-lain.
Terkait dengan perkembangan koran digital, detik.com dan Republika Online yang menjadi pelopor hadirnya koran digital sejak tahun 1997, lalu disusul oleh kompas.com pada tahun 1998. Berbeda dengan koran cetak yang hanya menghadirkan foto dan tulisan, pada koran digital selain foto dan tulisan juga bisa memuat video. Meningkatnya pembaca koran digital, pemerintah juga harus tegas dengan regulasi mengenai hal ini berhubungan dengan peran serta tanggung jawab media dalam era konvergensi ini (Praditya, 2012).
2.4. Jurnalistik dalam Media Online
Dalam buku Understanding media – The Extensions of Man McLuhan menyatakan bahwa, the medium is the message. McLuhan berasumsi bahwa media sebagai perluasan media. Perbedaan media, mempengaruhi pesan yang disampaikan. Pengaruh media akibat adanya perkembangan teknologi membawa perubahan besar pada manusia, media telah bercampur tangan pada penyebaran informasi secara lebih cepat daripada sebelumnya..
Timbulnya pebedaan pendapat yang kompleks atas internet menjadi medium apakah menjadi media komunikasi atau media massa antarpersona lebih disebabkan kepada sifat internet itu sendiri, mampu diklasifiksikan ke pada media massa atau media konvensional yang individual dan antarpersona.
Menurut Jensen, memisahkan macam media yang dianggap pull dan push.
Media konvensional misalnya televisi, radio mempunyai ciri push yang berarti isi media diciptkan oleh media itu sendiri untuk pembaca, pendengar dan audience nya. Sedangkan internet meiliki ciri pull yang isinya diciptaan oleh
17 pengguna. Audience nya lebih aktif Ketika surfing in the net daripada surfing saluran TV.
Pertumbuhan komunikasi dan teknologi informasi menyebabkan keharusan atas perubahan bentuk berita, menjadi e-news dari sebelumnya cetak dan broadcast. Berita di dalam media online bukan hanya berbentuk teks melainkan juga berbentuk multimedia yaitu menyatukan audio, video, dan teks yang dapat diakses kapanpun bahkan dimanapun berada. Menurut Fidler multimedia juga bisa disebut sebagai mixed media. Pada zaman konvergensi, media dapat menumbuhkan value added dan brand yang menjangkau lebih luas. Ukuran audience proximity pun semakin absurd pada media online.
Proses pertukaran informasi berita jadi lebih singkat dan seketika. Berita elektronik atau e-news bisa dilihat serta diupdate dengan hitungan detik.
Berbeda dengan media konvensional yang membutuhkan waktu lebih lama, melalui proses yang lebih Panjang. Karakteristik berita online lebih menampilkan straight news, breaking news, singkat, padat dan terus diupdate.
2.5. Berita
Berita ialah laporan yang paling cepat mengenai fakta ataupun ide baru yang benar, menarik serta penting untuk masyarakat lewat media seperti surat kabar, radio, televisi atau media online internet (Sumadiria, 2005). Asep Syamsul dalam buku Jurnalisme Dasar, jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik, sebagai berikut:
A. Straight News
Berita langsung, dan apa adanya, kemudian ditulis dengan cara singkat serta lugas. Biasanya headline surat kabar adalah berita jenis ini
B. Depth News
Berita yang diolah melalui pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan
C. Investigation News
Berita yang diolah bedasarkan penyelidikan dari berbagai sumber atau penelitian.
18 D. Interpretative News
Berita yang diolah berdasarkan pendapat wartawan yang berlandaskan fakta yang di temukan
E. Opinion News
Berita yang berisi pendapat seseorang, ahli, cendekiawan , atau pejabat tertentu (Musman & Mulyadi, 2017)
Struktur berita penting ditentukan oleh format berita yang hendak di tulis.
Format berita adalah jenis-jenis berita, sebuha struktur yang biasa di gunakan adalah struktur piramida terbalik:
A. Headline
Headine atau judul berfungsi untuk membantu pembaca seupaya dengan cepat mengetahui peristiwa yang hendak di beritakan, memunculkan suatu berita melalui Teknik grafika
B. Dateline
Terdiri dari nama, tanggal kejadian tempat kejadian dan media massa.
Berfungsi untuk menampilkan inisial media dan tempat kejadian C. Lead
Laporan singkat bersifat klimaks dari peristiwa yang di laporkan.
Memenuhi rasa ingin tahu pembaca secara cepat, disusun sedemikian rupa sehingga bisa menjawab rumus 5W+1H
D. Body
Tubuh berita, biasanya berisi kejadian peristiwa yang di laporkan secara padat, jelas dan singkat. (Musman & Mulyadi, 2017)
Menulis berita di tentukan oleh beberapa syarat yang pada akhirnya syarat tersebut menjadi ukuran penting tidaknya sebuah berita. Menurut Curtis D. MacDougall, ada lima syarat berita:
A. Timeliness
Suatu berita sangat tergantung dari waktu. Waktu sangat mempengaruhi aktualitas berita. Berita bersifat baru saja terjadi (timeliness) dan actual (terkini). Karena tuntutan itu, pekerjaan membuat beruta menjadi serba cepat dan segera
19 B. Proximity
Faktor jauh dan dekatnya jarak dalam sebuha berita tidak sebatas dalam arti fisik maupun geografis. Proximity bisa di maknai dalam hal minat, bakat dan profesi. Faktor proximity harus di pertimbangkan untuk mempengaruhi daya tarik pembaca
C. Prominence
Prominence juga dikenal dengan ringkas, mudah diingat, tepat, cerdas dan lugas. Nilai sebuah berita juga di tentukan oleh ketermukaan pada benda, tempat serta peristiwa dan pada diri seseorang.
D. Human Interest
Berita juga bisa berkaitan dengan hal yang dipunyai sentuhan manusiawi atau daya tarik. Semakin tinggi nilai human interest, maka semakin tinggi juga nilai berita tersebut.
E. Concequence
Nilai berita juga di tentukan oleh pengaruh, akibat dan dampak yang mungkin akan di timbulkan terhadap masyarakat luas dalam bidang politik, sosial dan ekonomi.
Didalam pelaksanaan jurnalistik, para ahli memberikan panduan penulisan berita dengan formula atau rumus 5W+1H. Panduan ini kadang disebut dengan kelengkapan sebuah berita. Unsur 5W+1H, diantaranya:
A. Who
Unsur siapa bisa ditarik ekuivalensinya dengan prominience, harus menampilkan sumber yang jelas. Jadi pada sebuah berita unsur siap bisa menunjuk ke individu, kelompok bahkan kembaga
B. What
Selain mengetahui sumber berita, kita harus tau apa yang dikatakan, apa yang ingin di sampaikan dalam berita tersebut. Dengan demikian, apa yaitu mencari tahu hal yang menjadi topik dalam berita tersebut.
C. Where
Where merujuk pada tempat kejadian atau peristiwa itu terjadi. Jika merujuk pada pernyataan McDougall, dimana menyangkut tentang jarka dalam arti batin/emosional ataupun geografis.
20 D. When
Unsur terpenting selanjutnya yaitu kapan peristiwa tersebut terjadi. Kapan inilah yang dimaknai dengan unsur timeliness untuk memperoleh aktualitas seperti yang di sampaikan McDougall
E. Why
Unsur mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi, unsur mengapa perlu di jelaskan guna melengkapi rasa keingintahuan pembaca terkait sebab terjadinya suatu peristiwa.
F. How
Bagaimana terjadinya suatu peristiwa biasanya dijelaskan dengan mencakup atau menggabung unsur-unsur yang lain seperti daya tarik, cuatannya, kedekatan emosi, bahkan kehangatan pengalaman pribadi atau kelompok yang di beritakan. (Musman & Mulyadi, 2017)
2.6. Teori Sistem Normatif Media Massa
Menurut McQuail, ada enam ragam teori terkait dengan system normative media massa. Poin satu sampai empat merupakan buah pemikiran dari Siebert, Peterson dan Schramm (Syam, 2006). Keenam teori tersebut yaitu:
1. Teori Sistem Media Massa Otoriter
Teori ini ditemukan di masyarakat prademokrasi dan masyarakat yang masih di dominasi kekuatan otoriter. Pada teori ini memiliki enam prinsip umum, yaitu:
a. Media massa tidak boleh mengacau dan merusak wewenang yang sedang berlaku
b. Media wajib tunduk pada pemegang kekuasaan
c. Media dilarang menentang kaum dominan atau mayoritas d. Sensor di benarkan untuk mempertahankan prinsip yang ada e. Tidak boleh mengecam penguasa
f. Wartawan tidak memiliki independensi di organisasi medianya 2. Teori Sistem Media Massa Bebas
Teori ini muncul untuk menentang penguasa pada saat abad ke-17 yang memberi control penuh terhadap pers. Saat ini, digunakan di beberapa
21 negara yang menganut prinsip demokrasi liberal. Prinsip teori ini ada enam, yaitu:
a. Tidak ada sensor
b. Setiap orang berhak mendirikan media tanpa perlu izin c. Tidak mendapat hukuman Ketika melawan pemerintah
d. Wartawan memiliki hak otonomi professional dalam medianya
3. Teori Sistem Media Massa Tanggung Jawab Sosial
Teori ini bedasarkan kegagalan pers untuk melengkapi kebebasan pers dan ketidakmampuan melindugi kepentingan khalayak. Prinsip pada teori ini ada enam, yaitu:
a. Media wajib memenuhi dan menerima kewajiban kepada masyarakat
b. Informasi yang disampaikan kepada masyarkat harus benar, objektif, akurat dan berimbang
c. Media dengan bebas dalam menjalankan tugasnya
d. Media harus memiliki sifat plural, memberikan berbagai sudur pandang dalam memberikan informasi
e. Media menghindari hal-hal yang menjurus kepada tindak criminal, kejahat, dan lain-lain yang bersifat negatif.
f. Masyarakat berhak menuntut kinerja pers karena media massa bertanggungjawab kepada masyarakat.
4. Teori Sistem Media Massa Soviet
Empat prinsip dasar pada teori ini, yaitu:
a. Media dibawah kuasa pemerintah
b. Media tidak bisa dimiliki oleh kalangan swasta
c. Media memberikan informasi bedasarkan pemikiran Marxisme dan Leninisme
d. Masyarakat berhak memberi hukuman untuk publikasi yang bersifat anti social
22 5. Teori Sistem Media Massa Pembangunan
Teori ini berlaku di sebagaian negara berkembang contohnya di Asia, Amerika Latin dan Afrika. Enam prinsip pada teori ini adalah:
a. Media memberikan informasi yang positif sejalan dengan kebijakan yang ada.
b. Media dibatasi sesuai dengan keadaan ekonomi dan kebutuhan masyarakat di negara tersebut
c. Berita yang dipublikasikan mengutamakan kebuadayaan dan Bahasa nasional
d. Isi berita diutamakan serta membagikan informasi seputra negara tetangga
e. Wartawan bertanggungjawab dan bebas dalam bertugas.
f. Media boleh ikut campur dalam memberikan batas, pengoperasian media, meberikan subsidi, dan lain-lain.
6. Teori Sistem Media Massa Demokratis Partisipan
Teori ini lahir serta diterapkan di negara berkembang yang memiliki paham liberal. Lima prinsip teori ini, yaitu:
a. Setiap orang punya hak untuk memiliki akses media dan punya hak dilayani
b. Media tidak tunduk terhadap penguasa
c. Media ditunjukan untuk kepentingan public, tidak untuk golongan tertentu
d. Setiap orang atau kelompok bisa mempunyai media
e. Kebutuhan sosial tertentu berkaitan dengan media tidak cukup lewat individu, negara maupun sasaran utama suatu Lembaga
2.7. Objektivitas, Faktualitas dan Imparsialitas
Objektivitas menempel pada kinerja serta etika jurnalis media. Objektivitas maupun imparsialitas merupakan norma bagi jurnalis profesional serta mendorong kepercayaan bagi profesi jurnalisme. Banyak perdebatan tersebut yang menyinggung terhadap bidang jurnalisme ketika mengartikan
23 objektivitas secara operasional guna mendukung pekerjaannya (Sambrook, 2012). Menurut, Andren mendifinisikan objektvitas sebgai operasional yaitu apabila tercapai syarat berikut:
a. It contains true assertions b. It is mot misleading
c. It contains essential assertions d. It is thorough
Definisi operasional ini memunculkan adanya perdebatan di golongan jurnalis: siapa yang berhak memutuskan pernyataan itu benar atau bukan? Dan kapan produk berita dinyatakan salah atau memiliki pernyataan yang esensial?
Perdebatan launnya terkait objektivitas yakni konsep keberimbangan. Dalam bukuِ “Advanced Reporting: Discovering Patterns in News Events”,ِ Shawِ
berpendapatan jika jurnalis mampu memiliki pendapat yang berimbang mengenai isu yang diangkat disebuah berita. Menurut, Wien pernyataan Shaw ini menimbukan adanya derajat atau level keberimbangan. Maka dari itu dibutuhkan penjabaran yang jelas mengenai seberapa jauh seorang jurnalis bisa di katakan berimbang dan juga akurat (Wien, 2017).
Dalam pendekatan positivis, pengetahuan hanya bisa didapatkan lewat indra (sense) manusia. Objektivitas melalui pendekatan positivis, ditandai dengan dua bagian yakni subjektif dan objektif. Subjektif yaitu adanya campur tangan penilaian pribadi di dalam pengetahuan atau kebenaran. Sedangkan objektif yaitu menghadirkan fakta tanpa mengikut sertakan opini pribadi. Jadi, jurnalis yang objektif di pendekatan positivis merupakan yang menulis berita berlandaskan fakta atau hasil pengamatan sebuah peristiwa. Dalam hal ini, seorang jurnalis haru mempertanggungjawabkan atas benar atau tidaknya data yang diperoleh dari lapangan.
Westerståhl memiliki asumsi bahwa jika mempertahankan objektivitsas dapat di lakukan dengan cara patuh kepada sebuah standar atau norma (Westerståhl, 1983). Dibawah ini kerangka objektivitas yang diurai secara detail oleh McQuail:
24 Gambar 2.1 Skema Objektivitas Westerståhl
Model ini, mengakomodir nilai-nilai serta fakta yang telah melalui prosedur evaluasi terlebih dahulu (McQuail D. , 2010). Faktualitas cenderung mengarah pada pemberitaan yang erat kaitannya dengan kejadian atau pernyataan yang bisa di verifikasi ke narasumber, tanpa adanya opini pribadi. Faktualitas terdiri dari 2 sub dimensi yaitu:
A. Kebenaran (Truth)
Sejauh apa berita menampilkan informasi yang benar.
a. Factuality
Pemisah fakta dari opini, interpretasi dan komentar b. Accuracy
Kesesuaian dengan peristiwa atau fakta yang sebenarnya dan kelengkapan bahwa semua peristiwa dan fakta telah di beritakan sesuai 5W+1H
B. Relevansi (Relevance)
Relevansi dapat diturunkan menjadi relevansi normative (relevansi terhadap keyakinan umum), jurnalistik relevansi sesuai dengan kesepakatan serta kebiasaan yang di terima oleh komunitas jurnalistik dan relevansi dari kacamata masyarakat (Eriyanto, 2011).
25 a. Significant
b. Magnitude c. Prominence d. Timeline e. Proximity
Untuk relevansi sulit di definisikan serta dicapai dengan cara objektif. Dimensi objektivitas lainnya adalah Imparsialitas yang memiliki dua subdimensi juga yaitu:
A. Keseimbangan (Balance)
Seleksi atau penghilangan fakta yang bisa tidak seimbang, balance menuntukan adanya perhatian yang sama kepada semua actor dalam sebuah kejadian
a. Equali Proportional
Pemberian akses yang sama serta proporsional kepada seluruh actor yang terlibat
b. Even Handed Evaluation
Penilaian yang seimbang pada masing-masing actor yang terlibat
B. Netralitas (Neutrality)
Suatu berita harus netral, tidak boleh berpihak kepada salah satu actor karena berita bukan merupakan opini yang mengizinkan seorang jurnalis untuk berpihak.
a. Non-Evaluative
Tidak mencampurkan antara opini dari seorang jurnalis dan fakta yang terjadi di lapangan
b. Non-Sensational
Kesesuaian antara judul dengan isi, berita yang disajikan tidak di lebih-lebihkan atau tidak ada unsur dramtisasi
2.8. Analisis Isi
Menurut Barelson &Kerlinger menjelaskan bahwa analisis isi adalah salah satu metode dalam menganalisis dan mempelajari komunikasi secara
26 kuantitatif, objektif dan sistematik terhadap pesan yang terlihat (Kriyantono, 2006). Menurut eriyanto, ciri khas dari analisis isi diantaranya:
A. Objektif
Penelitian di lakukan guna memperoleh gambaran dari suatu isi dengan cara apa adanya tanpa ada campur tangan dari peneliti.
Menghilangkan bisa, kecenderungan maupun keberpihakan peneliti.
Hasil analisis isi yaitu harus mampu bisa mencerminkan isi dari suatu teks, bukan hasil dari subjektivitas peneliti.
B. Sistematis
Sistematis tersebut memiliki arti seluruh tahapan serta proses penelitian telah dirumuskan dengan sistematis dan jelas.
C. Replikabel
Penelitian dengan temuan tertentu bisa di ulang dengan menciptakan temuan yang sama juga. Hasil dari analisis isi selama memakai bahan dan Teknik yang sama, harusnya menghasilkan temuan yang sama.
D. Manifest
Analisis isi hanya bisa di pakai guna melihat isi yang tampak saja.
Sebab analisis isi harus bisa dibedakan dengan semiotika, framing, wacana, naratif dan hermeneutic. Selain itu analisis isi harus objektif- intersubjektif, reliabel, replikabel dan valid.
E. Summarizing
Ciri lain dari analisis isi yakni perangkuman, analisis isi secara umum digunakan untuk gambaran umum ciri khas dari sebuah isi atau pesan. Analisis isi dapat di kategorikan dalam penelitian nomotetik untuk membuat generalisasi dari pesan dan bukan sebagai kategori idiographic yang bertujuan untuk menciptakan gambaran detail sebuah fenomena.
F. Generalisasi
Analisis isi tidak hanya membuat sebuah rangkuman, tapi juga cenderung berpotensi untuk membuat generalisasi, terutama jika analisis isi memakai sampel. Hasil dari analisis isi tiujukan untuk memberikan gambaran populasi (Eriyanto, 2011).
27 2.9. Definisi Konseptual
Dalam penelitian ini yang di maksud dengan definisi konseptual merupakan batasan pengertian mengenai konsep yang merujuk pada definisi para ahli. Dalam penelitian ini definisi konseptual dari skema Westerståhl adalah;
Gambar 2.2 Skema Imparsialitas oleh Westerståhl
Keterangan:
Imparsialitas merupakan aspek keberpihakan, dimensi ini dapat di turunkan menjadi dua dimensi yaitu berimbang (balance) dan netral.
a. Dimensi berimbang yakni proses subtansi serta seleksi suatu berita.
Berita yang berimbang merupakan berita yang menampilkan segala sisi, tidak menghilangkan sisi tertentu. Keseimbangan menghasurkan adanya equal or proporsional space yakni pemberian ruang yang sama kepada seluruh orang yang terlibat. Even handen evaluation pemberian ruang yang sama pada pihak guna memberikan penilaian negatif maupun positif.
b. Netralitas yaitu menyampainkan fakta dan peristiwa yang apa adanya tanpa memihak pada sisi tertentu. Dimensi ini di turunkan lagi ke yng lebih kecil yaitu non-sensasional (tidak melebih-lebihkan fakta) dan non-evaluation (pencampuran fakta dan opini atau berita yang tidak memberikan penilaian). Sub dimensi non sensasional diturunkan lagi ke unit yang lebih kecil yaitu kesesuaina isi dan judul dan unsur dramatisasi.
Dalam penelitian ini, netralitas bisa tampak dari isi berita apakah media terkait berpihak ke salah satu calon walikota Solo atau tidak? jika aspek
28 balance memberikan keseimbangan maka pemberitaan yang di hasilkan juga tidak memihak.
2.10. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah kerangka konsep yang mengadopsi pada konstruksi kategorisasi dan di modifikasi dari konsep objektivitas yang di kembangkan oleh Westerståhl dan dirinci oleh McQuail (Poentarie, 2015):
Tabel 2.1 Tabel Konsep Imparsialitas
Kemudian di modifikasi sesuai kebutuhan dalam penelitian ini:
Tabel 2.2 Tabel Modifikasi Konsep Imparsialitas
Dimensi Sub Dimensi Kategori Indikator
Imparsiality
Neutrality Arah Berita
Berita cenderung memihak ke Gibran- Teguh
Berita cenderung memihak ke Bagyo-FX Supardjo
Berita tidak memihak keduanya
Cover Both
Sides Tipe Liputan
Satu sisi Dua sisi Multi sisi
29 Keterangan:
1. Arah Berita
Arah berita yang di buat berkaitan dengan netralitas sebuah beita dalam penyajiannya dapat dilihat dari narasumber yang dikutip oleh jurnalis a. Berpihak kepada Gibran-Teguh
Dalam berita tersebut memiliki pernyataan, kalimat, istilah yang mendukung gambaran positif mendukung Gibran-Teguh
b. Berpihak kepada Bagyo-FX Supardjo
Dalam berita tersebut terdapat pernyataan, istilah, kalimat yang mendukung gambaran positif mendukung Bagjo-FX Supardjo
c. Berita tidak memihak keduanya
Dalam berita tersebut mengandung pernyataan, kalimat, istilah yang tidak memihak keduanya
2. Tipe Liputan
Tipe liputan adalah turunan dari keseimbangan pada penyajian pendapat, komentar dari beberapa pihak tertentu dalam suatu berita. Tipe liputan dapat dilihat dari cover both side atau porsi yang sama terhadap pihak-pihak yang berlawabab di suatu kejadian.
a. Satu sisi
Berita dari satu sumber saja, misal hanya dari pihak Gibran b. Dua sisi
Berita dari dua narasumber, dari pihak Gibran maupun dari pihak Bagjo c. Multi sisi
Berisi pandangan beberapa narasumber seperti pengamat politik, dari partai politik yang tidak mendukung