• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

2.1.1 Definisi Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa. Para ahli komunikasi membatasi pengertian komunikasi massa pada komunikasi dengan menggunakan media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film.1 Awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari perkembangan kata kata media of communication (media komunikasi massa).2

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat ,mekanik,

yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.Dalam sejarah publisistik dimulai satu setengah abad setelah ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Sejak itu dimulai suatu zaman yang dikenal dengan zaman publisistik atau awal dari era komunikasi massa. Sebaliknya, zaman sebelumnya dikenal sebagai zaman prapublisistik.3

Kata massa dalam komunikasi massa dapat diartikan lebih dari sekedar “orang banyak”. Massa disini dapat diartikan sebagai “meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.4

1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT.Remaja Rosdakarya, Bandung,

2006, hlm. 20

2 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT. Raja grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 3 3 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, PT.Grasindo, Jakarta, 2006, hlm 1

4

Ibid, hlm. 2

(2)

Massa mengandung pengertian orang banyak, tetapi mereka tidak harus berada disuatu lokasi tertentu yang sama. Mereka dapat tersebar atau terpencar diberbagai lokasi yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. Massa juga dapat dilihat sebagai “meliputi semua lapisan masyarakat” atau “khalayak ramai” dalam berbagai tingkat umur, pendidikan, keyakinan, status sosial. Tentu saja yang terjangkau oleh saluran media massa. Pengertian itu perlu dikemukakan, sebab istilah massa pernah dipakai hanya untuk menunjuk suatu lapisan bawah atau rendah, yang jumlahnya paling banyak dalam suatu system social, yang primitive, lebih banyak dikuasai oleh naluri daripada oleh akal sehat, dan cenderung suka membuat kerusuhan apabila ada kesempatan.5

2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi Massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) yaitu: untuk menginformasikan (to inform), memberi hiburan (to

entertain), membujuk (to persuade) dan transmisi budaya (transmission of the culture). Sementara Harold D. Lasswel mengemukakan bahwa fungsi komunikasi

massa terdiri dari fungsi pengawasan (surveillance of the environment), fungsi korelasi (correlation of the part of society in responding to the environment), dan fungsi pewarisan sosial (transmission of the social heritage from one generation

to the next).6

5 Ibid, hlm. 3

6

(3)

Namun menurut Joseph R. Dominick dalam bukunya “The Dynamics of

Mass Communication”, fungsi komunikasi massa dapat dibagi menjadi lima

kategori, yaitu:7

A. Pengawasan (surveillance)

Fungsi pengawasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Pengawasan Peringatan (warning of beware surveillance)

Pengawasan jenis ini terjadi jika media menyampaikan informasi kepada kita mengenai bencana alam, krisis ekonomi, ancaman terhadap negara dan sebagainya.

2. Pengawasan Instrumental (instrumental surveillance)

Pengawasan jenis kedua ini berkaitan dengan penyebaran informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Contohnya berita tentang film-film di bioskop, harga kebutuhan pokok dan sebagainya.

B. Interpretasi (interpretation)

Fungsi ini erat sekali kaitannya dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya menyajikan fakta dan data tetapi juga informasi beserta interpretasi mengenai suatu peristiwa tertentu. Contohnya seperti komentar radio atau siaran televisi, rencana surat kabar dan sebagainya.

C. Hubungan (linkage)

Media massa mampu menghubungkan unsur yang terdapat dalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan secara langsung oleh saluran perseorangan.

7 Joseph R. Dominick, The Dynamics of Mass Communication, First Edition, Random House,

(4)

D. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan transmisi nilai-nilai (transmission of values) yang mengacu kepada cara-cara dimana seseorang mengadopsi perilaku dan nilai-nilai suatu kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat, dan dengan membaca, mendengarkan, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting.

E. Hiburan

Media massa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan lain sebagainya memiliki rubrik hiburan seperti cerita pendek, cerita panjang dan cerita bergambar.

2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa

Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat didalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona.

Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut: A. Komunikator Terlembagakan

Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak maupun elektronik. Dengan mengingat kembali pendapat

(5)

Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Jadi, berapa orang yang terlibat dalam proses komunikasi massa itu, berapa macam peralatan yang digunakan, dan berapa biaya yang diperlukan, sifatnya relative. Namun yang pasti, komunikasi massa itu kompleks, tidak seperti komunikasi antarpersona yang begitu sederhana.

B. Pesan Bersifat Umum

Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi disekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memnuhi criteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan.

C. Komunikan Anonim dan Heterogen

Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan heterogen. Komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonym, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan

(6)

masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan factor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

D. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy, seperti dikutip Komala, dalam Karlinah, dkk. (1999) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

E. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal dengan komunikannya, dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai dengan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami isi pesan tersebut. Itulah sebabnya mengapa perlu ada cara penulisan lead untuk media cetak, lead untuk media elektronik (radio maupun televisi), cara menulis artikel yang baik, dan seterusnya. Semua itu menunjukkan pentingnya unsur isi dalam komunikasi massa.

(7)

F. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Karena komunikasinya melalui media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat menemukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dalam kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.

G. Stimulasi Alat Indra Terbatas

Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

H. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung (Indirect)

Dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (indirect) dan tertunda (delayed). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. 8

8 Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Simbiosa Rekatama

(8)

2.2 Peranan

Peranan lebih banyak menunjukkan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Peranan mencakup tiga (3) hal:

A. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

B. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

C. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. 9

Peranan merupakan aspek dinamisi kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.10 Komarudin, dalam buku Ensiklopedia Manajemen menjelaskan konsep tentang peran (role) sebagai berikut:

A. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.

B. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.

C. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.

D. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya.

E. Fungsi setiap variable dalam Hubungan sebab akibat.11

9 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1984,

hlm. 268

10 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002,

hlm. 76

11

(9)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan dua variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat.

2.3 Radio

2.3.1 Pengertian Radio

Secara terminologi, radio siaran seperti didefinisikan didalam peraturan pemerintah adalah pemancaran radio yang langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara mempergunakan gelombang radio sebagai media. 12

Tulang punggung radio siaran adalah musik. Orang menyetel pesawat radio terutama untuk mendengarkan musik, karena musik merupakan hiburan. Berbagai program dioalh dan diberi ilustrasi. Selain warta berita (straight

newscast), juga disajikan acara pemberitaan yang diolah dan dihiasi musik dan

efek suara (suara pesawat terbang, kereta api, anak menangis, hiruk pikuk orang-orang, petir, hujan, ayam berkokok dan lain-lain), seperti umpamanya newsreel.13

Radio merupakan salah satu media informasi sekaligus hiburan yang terbilang murah bagi audience dan media radio itu sendiri, dibandingkan televisi yang lebih mahal. Radio sampai saat ini masih menjadi media yang diminati dan menjadi teman hidup sehari-hari masyarakat, terlebih bagi para pengguna mobil dipagi hari saat memulai aktivitas.

12 Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hlm. 165

13 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,

(10)

2.3.2 Karakteristik Radio

Radio merupakan bagian dari media massa yang memiliki karakteristik tersendiri. Berikut karakteristik radio sebagai media massa:

A. Publisitas

Artinya disebarluaskan pada publik, khalayak atau orang banyak. Siapa saja bisa mendengar radio tidak ada batasan tentang siapa yang boleh dan tidak boleh mendengar radio.

B. Universalitas

Pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepantingan umum karena sasaran dan pendengarnya adalah orang banyak.

C. Periodisitas

Artinya siaran radio bersifat tetap atau berkala, misalnya harian, atau mingguan. Misalnya 19 jam sehari, mulai pukul 05.00 sampai pukul 24.00.

D. Kontinuitas

Artinya siaran radio berkesinambungan atau terus menerus sesuai dengan periode mengudara atau jadwal mengudara.

E. Aktualitas

Artinya siaran radio berisi hal-hal yang terbaru seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips terbaru, dan sebagainya.14

14

(11)

Adapun radio memiliki karakteristik yang khas, adalah sebagai berikut: A. Auditori/Auditif

Apapun yang ingin disampaikan lewat radio, mesti dalam bentuk suara, selain itu tidak bisa. Dengan karakternya ini, maka siaran radio hanya bisa didengarkan, tidak bisa melihat siapa yang sedang kita denganrkan atau durasi lagu, iklan, dan apapun yang diperdengarkan kepada kita.15 Radio tidak akan mengulangi bagian pesan yang tidak dipahami oleh pendengar. Pesan radio harus diikuti secara penuh dan tidak terpotong-potong oleh pendengar. Pendengar tidak memiliki kesempatan untuk mengingat-ingat kembali apa yang baru ia dengar.

B. Mengandung Gangguan

Penyampaian komunikasi melalui radio memiliki beberapa gangguan atau hambatan. Ada dua faktor gangguan dalam komunikasi melalui radio, yaitu

“semantic noise factor”, maksudnya, telinga salah menangkap atau menerima

pengucapan kata-kata yang terdengar asing (kata yang tidak lazim). Faktor lainnya adalah “channel noise factor” atau “:mechanic noise factor”, maksudnya, telinga salah menangkap bahkan tidak dapat mendengar isi siaran akibat gangguan saluran siaran atau gangguan teknik.

C. Akrab

Komunikator dengan komunikan bersifat akrab dan initim dalam radio siaran. Penyiar/reporter, dimana hal tersebut seolah-olah seperti sedang bercakap

15

(12)

dengan seseorang terdekat, sehingga tercipta komunikasi yang baik dan lancar.16

D. Imajinatif

Radio siaran dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Dengan kata lain, pendengar radio siaran bersifat imajinatif. Suara merdu seorang penyiar wanita dari sebuah stasiun radio akan memberikan imajinasi yang berbeda-beda dari masing-masinng khlayak pendengarnya sesuai dengan frame of

referencenya. Ketika didengar oleh seorang mahasiswa, pemilik suara itu

diimajinasikan sebagai teman kuliahnya yang berwajah manis. Ketika didengar oleh tukang becak, mungkin akan diimajinasikan sebagai mbok jamu yang tiap pagi menawarinya jamu. 17

2.3.3 Fungsi Radio

Radio medapat julukan sebagai “kekuasaan kelima” atau “the fifth estate”, setelah pers (surat kabar) dianggap sebagai kekuasaan keempat atau “the fourth

estate”.

Jika dibandingkan, televisi lebih sempurna daripada radio, dikarenakan radio bersifat auditif (hanya bisa didengar), maka televisi selain auditif, juga visual (dapat dilihat). Tetapi meskipun televisi melebihi radio dan umumnya sudah cukup tua sampai sekarang belum pernah diberi julukan “the sixth estate”.

16 Helena Olii, Berita dan Informasi Jurnalistik Radio, PT.Indeks, Jakarta, 2007, hlm. 10 17

(13)

Itulah sebabnya, jika dalam suatu Negara terjadi revolusi atau kudeta atau pemberontakan, maka yang pertama dikuasai adalah radio.18

Pada awalnya, radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi, yakni sebagai: A. Sarana Hiburan

B. Sarana Penerangan C. Sarana Pendidikan

Namun sejak zaman Nazi Hitler, fungsi radio siaran bertambah menjadi

sarana propaganda. Mulai saat itu, akhirnya kekuatan radio sebagai media massa

tak diragukan. Bukti ini bisa ditelusuri, dimana pada kala itu Adolf Hitler memanfaatkan media radio untuk mempropagandakan ide-idenya.19

2.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Radio

Di era modern saat ini, radio masih dan akan terus bertahan sebagai media komunikasi massa yang penting ditengah terpaan siaran televisi saat ini. Tetapi, dari segi kecepatan, radio tetap lebih unggul. Berikut adalah keunggulan dan kelemahan radio.

A. Keunggulan Radio 1. Cepat dan Langsung

Radio adalah sarana tercepat, lebih cepat dari Koran ataupun TV, dalam menyampaikan informasi kepada publik (masyarakat luas) tanpa melaljui proses yang rumit dan butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya dengan melalui telepon, reporter radio, atau siapapun

18 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Op.cit, hlm.107

19 A. Iyus Yudo Triartanto, Broadcasting Radio, Pustaka Book Publisher, Yogyakarta, 2010,

(14)

dapat secara langsung menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang terjadi.

2. Hangat

Paduan kata-kata, musik dan efek suara dalam siaran radio mampu mempengaruhi pendengarnya. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan suara penyiar dan seringkali berpikir, bahwa penyiar adalah seorang teman.

3. Murah

Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau televisi, radio jauh lebih murah. Listrik yang dihabiskan untuk radiopun tergolong kecil jika dibandingkan dengan televisi.

4. Mudah Dicerna

Radio menjadi salah satu media komunikasi dan informasi yang banyak diminati orang karena lebih mudah untuk dicerna bila dibandingkan televisi dan media cetak. Penyiar lebih komunikatif, akan terasa terlibat ngobrol langsung dengan pendengarnya padahal hanya lewat udara.

5. Fleksibel

Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain, atau tanpa mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar, dan membaca koran atau buku.20 Radio dapat menciptakan program

20

(15)

dengan cepat dan sederhana, dapat mengirim pesan dengan segera, dapat secepatnya membuat perubahan.

6. Bersifat Mobile dan Portable

Orang bisa menjinjing radio kemana saja. Radio bisa menyatu degan fungsi alat penunjang kehidupan lainnya, mulai dari senter, mobil, hingga

handphone.

7. Dapat Membidik Khalayak yang Spesifik

Radio memiliki kemampuan untuk berfokus pada kelompok demografis yang dikehendaki. Selain itu, untuk mengubah atau mempertajam segmen atau sasaran yang dituju, radio jauh lebih fleksibel dibanding dengan media komunikasi massa lainnya.21

B. Kelemahan Radio 1. Selintas

Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan, terlebih jika tidak terlalu konsentrasi dalam mendengarkannya. Pendengar juga tidak bisa mendengar apa yang didengar, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa mengulang bacaan dari awal tulisan.

2. Beralur Linear

Program siaran disajiakan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan atau program siaran yang disusun. Berbeda dengan surat kabar, pembaca

21Santi Indra Astutui, Jurnalisme Radio Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,

(16)

bisa masuk ke halaman tengah, akhir, atau langsung ke rubrik yang ia sukai. Dalam radio, jika pendengar ingin menyukai acara lagu pop yang siar pada jam 7 malam, pendengar harus mendengarkan jam 7 malam, tidak bisa memaksa penyiar untuk memutar lagu pop selain jam 7 malam.22

3. Hanya Bisa Didengar

Satu-satunya cara yang diandalkan radio untuk menyampaikan pesan adalah bunyi (sound). Radio tidak dilengkapi dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan lewat gambar. Untuk membayangkan kejadian sesungguhnya, orang pada dasarnya menggunakan teatar imajinasinya sendiri.23

2.3.5 Jenis-Jenis Program Radio

Radio sebagai salah satu media hiburan, informasi dan pendidikan mempunyai berbagai konten program yang tersedia. Berikut beberapa jenis format program yang ada di radio:

A. Format Musik

Ada berbagai jenis atau aliran musik yang biasa diputarkan di radio, seperti

Adult Contemporary, Album Oriented Rock, Beautiful Music, Classical, Contemporary Hit Radio, Classic Rock, Country, Jazz, Middle of The Road,

Nostalgia/Oldies, Urban Contemporary, Pop dan RNB.

22 Asep Syamsul M. Romli, Op.Cit, hlm. 31-32 23

(17)

B. Format Informasi

Dalam siaran radio tidak hanya berisi pemutaran musik semata, tetapi ada juga format program Informasi, diantaranya All News, All Talk, News

Talk/Talk News, atau siaran berita menjadi sajian utama dan dominan.

C. Format Khusus (specialty)

Siaran radio juga memiliki konten program khusus. Tetapi tidak semua radio memiliki format siaran ini, hanya beberapa radio yang memiliki format program siaran ini, seperti format program khusus etnik (daerah), agama (radio dakwah), dan campuran.24

Dalam Buku Morissan, program radio dapat dibedakan dengan beberapa jenis, diantaranya adalah:

A. Music Program

Ini merupakan program utama radio manapun, kecuali radio khusus berita. Program ini bisa divariasikan menjadi acara pemutaran lagu-lagu pilihan pendengar (request), paduan lagu dan info ringan, karaoke, tangga lagu, musik live, dan sebagainya.

B. Talk Show

Program ini biasanya mendatangkan narasumber atau bintang tamu untuk berbincang tentang sebuah tema atau topik hangat. Variasinya antara lain program siaran yang mengundang pendengar mengudara via telepon

24 http://romeltea.com/format-radio-sebagai-acuan-program-siaran/ (Diakses, Selasa 17 Maret

(18)

in) untuk menyampaikan opininya dengan topik khusus, atau program yang

bersifat “terbuka” (open-line phone-in), pendengar bebas berbicara tentang apa saja, juga acara diskusi, dimana penyiar bertindak sebagai moderator yang mengatur lalu lintas pembicaraan.

C. News Program

Disebut juga acara berita dan isu-isu aktual. 25 Berita radio merupakan laporan ataas suatu peristiwa atau pendapat yang penting atau menarik. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran informasi tidak selalu bersumber dari fakta dilapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi populer di radio adalah informasi actual yang diambil dari surat kabar atau internet. Berita radio hendaknya merupakan informasi yang dapat menarik sebanyak mungkin audien radio bersangkutan. Jika audien adalah para eksekutif muda, maka tentunya berita yang disiarkan terkait dengan informasi yang mereka butuhkan, misalnya informasi bisnis atau peraturan ekonomi baru yang dikeluarkan pemerintah dan sebagainya. 26

2.4 Radio Komunitas

Radio komunitas, memiliki karakteristik yang berbeda dengan siaran radio komersial. Terutama pada aspek kepemilikan, pengawasan serta tujuan dan fungsinya.

25 Asep Syamsul M. Romli, Op.Cit. hlm. 106-109 26

(19)

Perbedaan tersebut diantaranya adalah radio komunitas bersifat independen, tidak komersial, daya pancar rendah luas jangkauan wilayahnya terbatas dan untuk melayani kepentingan komunitasnya. Estrada megemukakan bahwa fokus yang khas dari radio komunitas adalah membuat audiens/khalayaknya sebagai protagonist (tokoh utama), melalui keterlibatan mereka dalam seluruh aspek manajemen, dan produksi programnya, serta menyajikan program yang membantu mereka dalam pembangunan dan kemajuan sosial di komunitas mereka.27

2.4.1 Peran dan Fungsi media komunitas

Secara umum, peran dan fungsi media komunitas merujuk pada tugas atau kewajiban yang harus dijalankan oleh lembaga media komunikasi dan informasi di tengah-tengah komunitasnya. Selain itu, fungsi media komunikasi juga merujuk pada manfaat yang dirasakan atau diperoleh semua pihak yang terlibat. Namun, manfaat yang sebesar-besarnya harus dirasakan warga komunitas setempat.

Berdasarkan pengalaman di negara berkembang, komunikasi pembangunan untuk menjangkau masyarakat secara luas, banyak yang cukup strategis digunakan untuk memotivasi, memberi informasi yang penduduknya memiliki penghasilan kecil. Oleh karena itu, radio dianggap teknologi komunikasi yang murah dan sederhana sehingga bisa menjangkau penduduk di pedesaan.28

Penelitian tentang media komunitas di Indonesia, diantaranya oleh Pusat Kajian Komunikasi FISIP UI, telah mengkaji tentang kegunaan media komunitas

27 Atie Rachmiatie, Radio Komunitas: Eskalasi Demokratisasi Komunikasi, Simbiosa Rekatama

Media, Bandung, 2007, hlm. 78-79

28

(20)

yang dilayaninya. Kajian ini telah dipresentasikan di Bappenas tahun 2004. Adapun hasil kajiannya, adalah:

1. Merepresentasikan dan mendukung budaya dan identitas lokal. 2. Menciptakan pertukaran opini secara bebas di media.

3. Menyediakan program yang variatif. 4. Merangsang demokrasi dan dialog.

5. Mendukung pembangunan dan perubahan sosial. 6. Mempromasikan masyarakat madani.

7. Mendorong hadirnya pemerintah yang baik (good governance). 8. Merangsang partisipasi melalui penyebaran informasi dan inovasi.

9. Menyediakan kesempatan bersuara bagi yang tidak memiliki kesempatan. 10. Berfungsi menghubungkan komunikasi di komunitas (community telephone

service).

11. Memberi kontribusi pada variasi kepemilikan penyiaran. 12. Menyediakan SDM bagi industri penyiaran.

Dari hasil kajian tersebut, kegunaan dan fungsi media komunitas tidak sama dengan fungsi media massa konvensional yang selama ini dikenal, yaitu untuk informasi, edukasi, pengarah, kontrol sosial dan hiburan. Media komunitas memiliki kegunaan yang khas sesuai dengan karakteristik yang dimilikinya. Selanjutnya, dilihat dari sudut pandang kepentingan nasional, media komunitas tidak merugikan media swasta yang ada saat ini. Manfaat penyiaran komunitas bagi sistem penyiaran nasional bersifat positif sesuai dengan bahasan Isha di (2004) yang menyebutkan bahwa kehadiran media komunitas secara fisik adalah

(21)

untuk dapat mengisi blank spot penyiaran, bisa menjadi pendukung dari penyiaran nasional serta dapat menjadi sumber dari acara-acara yang diangkat pada tataran lokal maupun nasional.

Sementara itu, lembaga penyiaran yang ada saat ini lebih terkonsentrasi di perkotaan dengan daya pancar di wilayah-wilayah tertentu saja. Padahal, dengan keluasan dan keragaman kondisi geografis wilayah Indonesia banyak daerah yang tidak bisa menerima siaran dari manapun (blank spot). Untuk itu, jika mengaju pada perundang-undangan, seluruh warga negara Indonesia sebagai penduduk di wilayah blank spot memiliki hak informasi yang sama. Hal ini memperkuat peran dan fungsi penyiaran lokal dan komunitas sebagai alternatif pengis kekosongan.29

Sejalan dengan kegunaannya, fungsi media penyiaran komunitas dalam konteks kepentingan warganya dikemukakan lebih lanjut oleh Ishadi (2004) yaitu: 1. Komunikasi internal di lingkungan komunitas.

2. Komunikasi setempat dengan dunia di luar komunitas. 3. Komunikasi warga dengan warga di luar komunitas. 4. Sebagai sarana penggerak inovasi sosial budaya dan bisnis. 5. Sebagai sarana sosial kontrol.

6. Sebagai sarana pendidikan umum dan agama.

Sedangkan, ditinjau dari sudut pandang kepentingan penyiaran secara nasional, media komunitas memiliki beberapa manfaat, yaitu:

1. Bisa menjadi sumber talenta pengisi acara hiburan maupun wacana politik penyiaran nasional.

29

(22)

2. Dapat menjadi narasumber untuk berita di lingkungan komunitasnya.

3. Bisa membangun sektor periklanan komunitas yang pada gilirannya sesuai dengan keperluan akan menjadi sumber iklan nasional.

4. Bisa menjadi sumber-sumber tenaga terampil pada level lokal maupun nasional.

2.4.2 Pengertian Radio Komunitas

Radio komunitas adalah stasiun siaran radio yang dimiliki, dikelola, diperuntukkan, diinisiatifkan dan didirikan oleh sebuah komunitas. Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan, atau radio alternatif. Intinya, radio komunitas adalah “dari, oleh, untuk dan tentang komunitas”.30

Dalam buku Primer On Community Based Radio, Francis Lucas mengatakan bahwa radio komunitas memiliki prinsip: Radio komunitas harus didasarkan pada kebutuhan masyarakat, mendorong kreativitas partisipan, partisipasi maksimal masyarakat yang dilayani, mendasarkan program pada suatu topik atau tema tertentu.31

Radio Komunitas menurut UU No. 32 tahun 2002 adalah lembaga penyiaran yang:

A. Berbentuk badan hukum Indonesia; B. Didirikan oleh komunitas tertentu; C. Bersifat independen;

30 Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandai, Berkarier di Dunia Broadcast Televisi & Radio,

Laskar Aksara, Jakarta, hlm. 143

31

(23)

D. Tidak komersial; E. Daya pancar rendah;

F. Luas jangkauan wilayah terbatas; G. Melayani kepentingan komunitas;

H. Tidak untuk mencari laba atau keuntungan atau tidak merupakan bagian perusahaan yang mencari keuntungan semata;

I. Mendidik dan memajukan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, dengan melaksanakan program acara yang meliputi budaya, pendidikan, dan informasi yang menggambarkan identitas bangsa;

J. Tidak mewakili organisasi atau lembaga asing serta bukan komunitas internasional;

K. Tidak terkait dengan organisasi terlarang;

L. Tidak untuk kepentingan propaganda bagi kelompok atau golongan tertentu; M. Didirikan atas biaya yang diperoleh dari kontribusi komunitas tertentu; N. Milik komunitas;

O. Dapat memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah, sponsor, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat;

P. Dilarang menerima bantuan dana awal mendirikan dan dana operasional dari pihak asing;

Q. Dilarang melakukan siaran iklan dan/atau siaran komersial lainnya, kecuali iklan layanan masyarakat.32

32http://www.rumahcerdaskreatif.com/index.php?option=com_content&view=article&id=541:radi

(24)

Stasiun penyiaran komunitas atau radio komunitas merupakan lembaga nonpartisipan yang didirikan oleh warga Negara Indonesia dan berbentuk badan hukum koperasi atau perkumpulan dengan seluruh modal usahanya berasal dari anggota komunitas. Dalam hal ini, kegiatan stasiun komunitas khusus menyelenggarakan siaran komunitas. Stasiun komunitas didirikan dengan modal awal yang diperoleh dari kontribusi komunitasnya yang berasal dari tiga orang atau lebih yang selanjutnya menjadi milik komunitas. Stasiun ini dapat memperoleh sumber pembiayaan dari sumbangan, hibah, sponsor dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Lembaga Penyiaran Komunitas dilarang menerima bantuan dana awal pendirian dan dana operasional dari pihak asing.

Stasiun komunitas didirikan dengan persetujuan tertulis paling sedikit 51% dari jumlah penduduk dewasa atau paling sedikit 250 orang dewasa dan dikuatkan dengan persetujuan tertulis aparat pemerintah setingkat kepala desa/lurah setempat.

Radius siaran stasiun komunitas dibatasi maksimum 2,5 km dari lokasi pemancar atau dengan effective radiated power (ERP) maksimum 50 watt. Dalam radius siaran tersebut hanya diperbolehkan ada satu stasiun komunitas radio.33

2.4.3 Karakteristik Radio Komunitas

Tabing merumuskan lima karakteristik radio komunitas dalam konteks sosial, yaitu:

A. Ia berskala lokal, terbatas pada komunitas tertentu.

33

(25)

B. Ia bersifat partisipatif atau memberi kesempatan setiap inisiatif anggota komunitas tumuh dan tampil setara sejak proses perumusan acara, manajerial hingga pemilikan.

C. Teknologi siaran sesuai dengan kemampuan ekonomis komunitas bukan bergantung pada bantuan alat pihak luar.

D. Ia di motivasi oleh cita-cita tentang kebaikan bersama dalam komunitas bukan mencapai tujuan komersial.

E. Selain mempromosikan masalah-masalah krusial bersama, dalam prosese siaran radio komunitas harus mendorong keterlibatan aktif komunitas dalam proses mencari solusinya.34

Keberadaaan radio komunitas juga salah satunya adalah untuk terciptanya tata pemerintahan yang baik dengan memandang asas-asas sebagai berikut:

A. Hak asasi manusia

Bahwa kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi melalui penyiaran sebagai perwujudan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dilaksanakan secara bertanggungjawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan menggunakan hak antarelemen di Indonesia.

B. Keadilan

Bahwa untuk menjaga integrasi nasional, kemajemukan masyarakat dan terlaksananya otonomi daerah maka perlu dibentuk sistem penyiaran nasional

34

http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/05/JIK-Vo2-No2-2005_4.pdf&sa=U&ei=6MS2UlywcueiQfg2YGIDQ&vidved=oCCcQFjAC&usg=AFQjCNF93JH 6FQXqzLwTQT2T3fQKrbqaPQ. Diunduh pada tanggal 22 Desember 2013, pukul 17:05 WIB

(26)

yang menjamin terciptanya tatanan sistem penyiaran yang adil, merata dan seimbang guna mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pengelolaan, pengalokasian dan penggunaan spektrum frekuensi radio harus tetap berlandaskan pada asas keadilan bagi semua lembaga penyiaran dan pemanfaatannya dipergunakan untuk kemakmuran masyarakat seluas-luasnya, sehingga terwujud diversity of ownership dan diversity of

content dalam dunia penyiaran.

C. Informasi

Bahwa lembaga penyiaran (radio) merupakan media informasi dan komunikasi yang mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi yang seimbang dan setimpal di masyarakat, memiliki kebebasan dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, kontrol serta perekat sosial.

D. Radio Based Community Development and Disaster Risk Reduction

Peran radio komunitas telah dikembangkan menjadi sarana pengembangan komunitas dan program pengurangan risiko bencana. Program ini

dikembangkan oleh Dompet Dhuafa Republika, sebuah lembaga pemberdaya yang dikenal luas dalam upaya pemberdayaan masyarakar marjinal dan penanganan bencana.

E. Sebagai Promosi Budaya Lokal

Radio komunitas memliki peran yang cukup penting dalam mempromosikan budaya lokal tempat radio komunitas didirikan.

(27)

F. Sebagai Kontrol Pembangunan

Peran radio komunitas juga mempunyai fungsi kontrol terhadap kinerja pemerintah didaerah tempat radio komunitas didirikan. Sebagai contoh, Radio Ampera 29,45 FM di Sekotong, dan Radio Rakola FM, di Labuapi, Lombok menyiarkan beberapa berita temuan (hasil investigasi lapangan) mereka terhadap pelaksanaan program-program pembangunan di wilayahnya, terutama berkaitan dengan proyek-proyek dari luar (pemerintah, bantuan luar negeri seperti PPK dan sebagainya). Berita-berita yang dilansir terutama untuk memberikan informasi tentang perkembangan pembangunan wilayahnya, termasuk membangun transparansi penggunaan dana program dan implementasinya di lapangan.

Diversivikasi Media Radio Komunitas Untuk melakukan mempererat hubungan dan tukar-menukar informasi antar radio komunitas maka CRI (Combine Resource Institution) memperkenalkan sistem informasi antar komunitas yang disebut dengan SIAR (Saluran Informasi Akar Rumput). Sistem ini menghubungkan radio-radio komunitas melalui teknologi internet sehingga selain siaran mereka juga meng-upload materi siaran melalui web suara komunitas.35

35

(28)

2.5 Budaya Wayang 2.5.1 Asal Usul Wayang

Wayang berasal dari kata wewayangan atau wayangan, yang berarti bayangan. Arti harfiah dari pertunjukna wayang adalah pertunjukan bayang-bayang. Arti filsafat yang lebih dalam lagi adalah bayangan kehidupan manusia, agtau angan-angan manusia tentang kehidupan manusia masa lalu. Angan-angan kehidupan manusia masa lalu itu adalah cerita tentang kehidupan nenek moyang. Pertunjukan bayang-bayang kemudian hari berubah menjadi pertunjukan ritual memuja nenek moyang. Oleh karena semakin lama pemikiran manusia semakin berkembang, maka pertunjukan bayang-bayang menjadi seni pertunjukan. 36

Adapun arti kata wayang menurut istilah yang diberikan doktor th. Pigeud adalah: 1. Boneka yang dipertunjukkan wayangnya itu sendiri; 2. Pertunjukkan dihidangkan dalam berbagai bentuk terutama yang mengandung pelajaran (wejangan-wejangan), yaitu wayang purwa atau wayang kulit.37

Wayang adalah seni pertunjukan asli Indonesia yang merupakan pertunjukan boneka. Cerita wayang disebut lakon, biasanya cerita wayang diambil dari kisah Mahabarata ataupun Ramayana. Ada empat jenis wayang yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu wayang kulit, wayang orang, wayang golek dan wayang rumput.38

Wujud wayang adalah semacam tiruan dari manusia, dan lain-lain. Dalam bentuk lukisan pada kulit yang ditatah, atau patung dari kayu. Dalam bentuk itu

36 Bagyo Suharyono, Wayang Beber Wonosari, Bina Citra Pustaka, Wonogiri, 2005, hlm. 25 37 Agus Purwoko, Gunungan: Nilai-nilai Filsafat Jawa, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013, hlm.10 38

(29)

sebagai alat peraga, dalang mempertunjukkan percakapan-percakapan, dalam suatu rangkaian lakon atau cerita yang utuh.39

Dari segi historis, berdasarkan prasasti Wukajana, wayang dikenal pada abad XII M, apabila dilihat dari bentuk huruf-huruf yang masih dapat dibaca, wayang berasal dari masa Belitung (Van Naerssen, 1937; 444-446). Pertunjukan wayang telah ada sejak abad IX yang disebut dengan mamayang buat hyang tertulis dalam prasati kunti (840 M), disebut pula dengan kalimat haringgit. G.A.Y Hazeau berpendapat didalam disertainya, tahun 1897 bahwa meskipun pada akhirnya pertunjukan wayang itu dperkaya dengan cerita yang berasal dari naskah-naskah sastra India, namun pertunjukan wayang adalah asli Indonesia (Mulyono, 1975 : 23).40

Menurut bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatannya atau menurut tokoh/pelaku yang muncul dalam pentas atau panggung pagelaran, wayang digolongkan menjadi lima (5) jenis yaitu:

1. Wayang kulit, pelaku yang muncul di panggung adalah boneka wayang yang terbuat dari kulit binatang yang ditatah dan di sungging.

2. Wayang golek, tokoh yang muncul di panggung berupa boneka tiga dimensi yang terbuat dari kayu.

3. Wayang wong, pelaku yang muncul di panggung adalah manusia.

4. Wayang beber, pelaku atau tokoh yang muncul di panggung berupa gambar-gambar di kertas lebar yang digulung.

39 Agus Purwoko, Op.cit, hlm. 10 40

(30)

5. Wayang klit hik, pelaku yang muncul di panggung berupa boneka dua dimensi yang terbuat dari kayu pipih.

Wayang dapat pula dibedakan menurut sumber ceritanya, misalkan: wayang purwa, wayang madya, wayang potehi (wayang China), wayang menak, wayang wahyu, wayang dupara, wayang kancil, dan lain-lain.41

2.6 Wayang Golek

Seni Wayang Golek adalah bentuk pertunjukan boneka kayu dengan ukiran berkarakter Sunda. Pertunjukan ini biasanya dilakukan malam hari mulai pukul 22.00 hingga dini hari atau sekitar pukul 04.00, mengambil cerita dari evos Ramayana karya Valmiki atau Mahabrata karya Vyasa. Kesenian ini kerap dipergelarkan dalam rangka perayaan khitanan atau perkawinan. Pada perkembangannya, pertunjukan wayang golek ini pun kerap dipentaskan untuk event peresmian sebuah gedung atau institusi atau dalam event ulang tahun sebuah institusi.

Wayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat popular. Orang sering menghubungkan kata wayang dengan bayang, karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan. Di Jawa Barat, selain wayang kulit, yang paling populer adalah wayang golek. Berkenaan dengan wayang golek, ada dua macam diantaranya wayang golek papak (cepak) dan wayang golek purwa yang ada di daerah Sunda. Kecuali wayang wong, dari semua wayang itu dimainkan oleh seorang dalang sebagai pemimpin pertunjukan

41

(31)

yang sekaligus menyanyikan suluk, menyuarakan antawacana, mengatur gamelan mengatur lagu dan lain-lain.

Sebagaimana alur cerita pewayangan umumnya, dalam pertunjukan wayang golek juga biasanya memiliki lakon-lakon baik galur maupun carangan yang bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata dengan menggunakan bahasa Sunda dengan iringan gamelan Sunda (salendro), yang terdiri atas dua buah saron, sebuah peking, sebuah selentem, satu perangkat boning, satu perangkat boning rincik, satu perangkat kenong, sepasang gong (kempul dan goong), ditambah dengan seperangkat kendang (sebuah kendang Indung dan tiga buah kulanter), gambang dan rebab. Pola Pengadegan Wayang Golek Purwa ala Pasundan adalah sebagai berikut :

A. Tatalu, dalang dan sinden naik panggung, gending jejer/kawit, murwa, nyandra, suluk/kakawen, dan biantara;

B. Babak Unjal, Paseban, dan Bebegalan; C. Nagara Sejen;

D. Patepah;

E. Panakawan / Goro – Goro; F. Tutug.42

42 http://www.bandungtourism.com/tododet.php?q=Wayang%20Golek (Diakses Senin, 11

(32)

2.6.1 Komponen Wayang Golek

Dalam seni Wayang Golek memiliki beberapa komponen atau unsur utama dan pendukung berlangsungnya pagelaran dalam menyampaikan sebuah cerita atau lakon. Dan berikut beberapa komponen dalam wayang golek:

A. Dalang

Dalang mempunyai peranan utama dalam suatu pertunjukan wayang golek, sedangkan jurukawih dan para nayaga lainnya merupakan pembantu dan pendukung. Dia adalah producer, director, dan actor sekaligus, yang mendapat sorotan utama dari para penonton.43

B. Jurukawih

Dalam suatu pagelaran wayang golek, jurukawih akan mampu menggerkan hati penonton. Dalam hubungan ini ada dua hal yang penting yaitu teknik penyajian dan pilihan kata-kata:44

C. Wiraswara

Wiraswara merupakan pendukung peranan dalang dan jurukawih, peranan wiraswara juga tidak kurang pentingnya. Paduan yang kompak antara dalang dengan wiraswara dan antara jurukawih dengan wiraswara sangat menentukan keberhasilan penerangan dalam menyampikan sebuah lakon. Terlebih dalam dialog antara dalang dengan wiraswara, pihak wiraswara harus benar-benar responsif, dalam arti kata ia harus memberikan tanggapan dan jawaban yang menghidupkan, bukannya yang mematikan percakapan.

43 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2008,

hlm.138

44

(33)

Prakarsa bisa timbul pada diri Dalang secara seketika, yang dalam dialog dengan wiraswara harus ditanggapi oleh wiraswara dengan cekatan dan spontan penuh prakarsa pula.45

2.6.2 Tokoh Wayang Golek

Wayang golek yang merupakan sebuah peragaan cerita tentunya mempunyai tokoh yang bermain didalam sebuah pagelaran. Dan berikut beberapa tokoh dalam wayang golek:

A. Bima

Bimasena / Bima atau yang terkenal dengan Werkudara merupakan tokoh protagonis bahkan heroik dalam cerita wayang Mahabarata. Ia mempunyai watak kesatria, suka menolong, cinta kasih kepada saudara dan sesama. Bima mempunyai senjata, yaitu Kuku Pancanaka, Gada Rujakpolo dan Lambitamuka.

B. Arjuna

Dalam cerita pewayangan Mahabarata, Arjuna juga merupakan tokoh protagonist. Ia terkenal dengan ketampanan dan kelembutan hatinya. 46

Arjuna adalah putra Pandu yang ketiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa. Arjuna memiliki senjata pusaka, yaitu keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah pasopati. Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu

45 Ibid, hlm. 143

46

(34)

Resi Drona dari kerajaan Astina. Arjuna Memilika putra salah satunya adalah Abimanyu.47

C. Dursasana

Dursasana berasal dari kata dur dan sasana. Dur berarti buruk, dan sasana berarti tempat. Dursasana berarti tempat selalu berbuat buruk dimana-mana. Ia memiliki watak yang tidak jauh dari arti namanya yaitu arogan, jahat, angkuh, banyak bicara kasar, sombong. Karena sifatnya inilah yang menjadikan keinginannya tidak pernah tercapai.

D. Nakula dan Sadewa

Nakula dan Sadewa merupakan kesatria kembar. Mereka masuk dalam Pandawa Lima yang keempat. Mereka merupakan tokoh protagonist dalam cerita Mahabarata. 48

E. Cepot

Cepot adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen (sebetulnya Cepot lahir dari Saung). Wataknya humoris, suka banyol ngabodor, tak peduli kepada siapa pun baik ksatria, raja maupun para dewa. Kendati begitu lewat humornya dia tetap memberi nasehat petuah dan kritik.

Kehadirannya dalam setiap pagelaran wayang golek sangat dinanti-nanti karena kekocakannya. Asep Sunandar Sunarya menjadikan si Cepot sebagai

47http://www.jejaring.web.id/mengenal-wayang-golek-dari-jawa-barat/, (Diakses: Selasa, 17 Maret

2014, Pukul 20:15 WIB)

48

(35)

kokojo/tokoh unggulan pada setiap pagelaran. Bahkan tanda tangan Asep Sunandar ditulis atas nama Cepot.

F. Semar Badranaya

Semar Badranaya adalah penjelmaan dewa, yakni Batara Ismaya. Istrinya bernama Sutiragen putra Raja dari kerajaan Sekarnumbe. Anaknya bernama Cepot, Dewala dan Gareng. Mempunyai bentuk unik. bertubuh hitam berwajah putih.

Disebut pria tapi berbuah dada dan berbokong besar. Disebut wanita tapi berjakun. Disebut masih anak-anak atau muda tetapi berkulit keriput. Disebut berdiri tapi duduk disebut duduk tetapi terlihat berdiri. Disebut sudah tua tetapi berkuncung di kepalanya. Bermakna setiap manusia baik pria, wanita, orang tua atau anak-anak muda seharusnya berhati bersih, suci seperti putihnya wajah semar.

G. Hanoman/Anoman

Anoman Perbancana Suta atau Hanoman, kera berbulu putih putra Batara Guru dari Dewi Anjani. Anoman memiliki beberapa ajian.

1. Aji Pancasona, kekuatan menerima bacokan musuh.

2. Bayu Bajra, pukulan dengan tenaga ratusan kali sehingga bisa menjepit gunung sonara-sonara untuk menjepit tubuh dasamuka.

3. Pancanaka, kuku ibu jarinya yang bisa digunakan sebagai senjata pembunuh yang hebat.

(36)

5. Sirna Bobot, aji untuk meringankan tubuh saat terbang atau pun loncat.

H. Arjuna

Arjuna adalah putra Pandu yang ke-tiga dari ibu Dewi Kunti. Disebut juga panengah Pandawa Tinggal di Madukara, bagian dari kerajaan Amarta, Berparas tampan, banyak disukai wanita. Memiliki senjata pusaka keris Pancaroba, Ali-ali Ampal dan panah Pasopati, Arjuna sangat taat kepada gurunya, yaitu Resi Drona dari kerajaan Astina. Memilika putra salah satunya adalah Abimanyu.

I. Gatot Kaca

Gatot Kaca sakti mandraguna dengan segala ilmu dan aji-aji pamungkasnya seperti Brajamusti, Krincing Wesi, Bajingiring, Garuda Ngapak dan sebagainya. Dipercaya menjadi panglima perang negara Pringgadani. Dikenal dengan julukan otot kawat, tulang baja, daging besi. 49

49 http://www.jejaring.web.id/mengenal-wayang-golek-dari-jawa-barat/ (Diakses Selasa, 17 Maret

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pendekatan secara kuratif tidak akan dapat berjalan dengan maksimal apabila tidak ditunjang dengan kesadaran akan potensi risiko terinfeksi cacing, sehingga perlu

Dalam penelitian Bayu Santosa, (2011: 32) dengan judul “Perbedaan pengaruh latihan dengan metode massed practice distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket siswa

Ida Bagus Antariksa, selaku Kepala Sekolah SD Tarsisius II, , yang telah dengan baik hati memberikan waktu dan tenaganya serta memberikan kesempatan bagi penulis untuk

'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'. Sila inilah yang sesungguhnya menjadi landasan ftlosofts dari pendeka- tan ekonomi kesejahteraan bagi Indonesia. Harus dipahami

Ketersediaan pejantan di dalam kelompok peternak sangat terbatas dimana hanya ada satu pejantan yang digunakan sebagai pemacek untuk 54 ekor betina produktif pada

Sikap ini dipertegas dengan pernyataan menyukai penggunaan teknologi informasi dalam mendukung kelancaran pekerjaan; bahwa suatu ide yang baik apabila menggunakan

• Dua korban non-fatal tidak bisa dicocokan jika mereka dilaporkan dalam sumber catatan yang sama (karena pengkodean data dan metode-metode representasi database yang

Berdasarkan permasalahan yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian hukum terkait dengan problematika perampasan aset