• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Electroforming

Elektrodeposisi adalah suatu proses pengendapan zat atau ion-ion logam pada benda kerja isolator dengan cara elektrolisis, pengendapan pada benda kerja ini disebabkan adanya ion-ion bermuatan listrik yang berpindah dari suatu elektroda melalui elektrolit Mereka banyak mengalami kegagalan dalam produksinya[8]. Dari data yang di dapat, pengrajin membuat proses electroforming perhiasan dengan tegangan konstan dengan tegangan catu daya. Jadi arus listrik meningkat seiring dengan waktu proses.seharusnya, arus listrik harus konstan karena transfer elektron di anggap sebagai faktor utama pembentukan elektro. Arus listrik sering meningkat karena hambatan benda berkurang dengan berapa banyak tembaga yang di lapisi pada benda, dan hambatan grafit sangat tinggi dari pada hambatan tembaga[9].Elektro deposisi sendiri memakai hukum faraday yang berbunyi, “berat logam Yang diendapkan berbanding lurus dengan besarnya arus dan waktu yang diperlukan, untuk kuantitas arus yang sama maka berat logam diendapkan berbanding lurus dengan bahan kimia yang di gunakan ( berat suatu unsur yang akan menggantikan atau menggabungkan delapan bagian dari berat oksigen dalam sekali reaksi)”

(2)

5 Gambar 2.1 Susunan kimia tembaga sulfat

Larutan yang dipakai dalam electroforming jenis tembaga asam ialah Tembaga sulfat (CuSo4), terdiri dari 2 senyawa kimia seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2.1. saat tembaga sulfat (CuSo4) bercampur dengan air yang diberikan arus listrik,maka tembaga sulfat (CuSo4) terurai menjadi partikel tembaga (Cu) dan paerikel sulfat (SO4). Partikel-partikel tersebut memiliki muatan listrik, partikel yang bermuatan listrik biasa disebut juga ion.ion logam tembaga yang bermuatan positif (Cu++) disebut dengan kation,sedangkan ion sulfat yang non logam bermuatan negatif (SO4) disebut juga dengan anion. Ion sulfat yang telah memigrasikan ikatan kimia yang kuat dan tidak terurai menjadi komponen-komponennya yang membentuk bagian- bagian sulfur dan oksigen.

(3)

6 Gambar 2.2 Arah penguraian ion-ion logam

Hal ini akan memungkinkan arus listrik yang melewati untuk mendorong anion dan kation bergerak ke arah yang berbeda. Dalam rangkain listrik, arus mengalir dari positif ke negatif[10]. Jika arus listrik dilewatkan, kation berpindah ke arah katoda (titik dimana logam akan di endapkan ), mereka akan membentuk kisi logam ( dalam hal ini, dari tembaga). Sedangkan ion sulfat berpindah ke arah anoda. Proses ini di sebut juga korosi dan dapat dilihat dalam gambar 2.2

Korosi pada anoda harus berbanding lurus dengan pengendapan logam di katoda. Jika tidak maka penipisan ion logam akan terjadi dan prosesnya akan melambat atau berhenti. Dalam hal ini terdapat dua metode untuk mengatasi hal tersebut, yaitu memberikan logam anoda yang lebih banyak di bandingkan luasan katodanya ( benda kerja) atau dapat menambahkan tingkat asam dalam larutannya[11]

Peletakkan katoda untuk mendapatkan hasil yang merata adalah dengan meletakkan di posisi tengah, diantara anoda yang terpasang

(4)

7 paralel[12]. seperti gambar 2.3, hal ini bermaksud agar muatan yang membawa logam melapisi 2 sisi sekaligus pada benda kerjanya.

Gambar 2.3 Penempatan katoda dalam pelapisan logam

Jika anoda diisi dengan bahan logam yang terbuat dari tembaga, dibutuhkan larutan dasar untuk menunjang pelapisan yang baik yaitu:

 200 g/ liter tembaga sulfat

 56 g ( 30,5ml) liter sulphuric acid ( Brightener)

 Air ionisasi

 12 g/liter potassium alumunium sulphate / chloride ion (carrier)

Standart kecepatan pelapisan yang dihasilkan dari larutan kimia di atas adalah 0,071 mm/h pada arus listrik 5A/square decimeter. Larutan kimia ini memiliki range dan nilai optimal seperti yang di jelaskan dalam Tabel

(5)

8 2.1, sedangkan untuk standar tebalnya pelapisan terdapat dalam tabel 2.2 Tebalnya pelapisan pada Tabel 2.2 berdasarkan perhitungan yang memiliki efesiensi 95 – 97 %.

Tabel 2.1 Kapasitas kemampuan larutan kimia pada electroforming an acid copper

(6)

9 Tabel 2.2 Hasil perhitungan kecepatan deposisi pada tembaga

(7)

10 2.2. Catu Daya

Sinyal AC dengan tegangan listrik 220 VAC pertama-tama disearahkan ke tegangan DC oleh serangkaian dioda dan kapasitor elektrolitik. Kedua, tegangan keluaran penyearah dapat dihidupkan dan dimatikan secara terus menerus pada frekuensi tertentu, menjaga nilai induktansi transformator tetap rendah. Efek dari rangkaian ini adalah ukuran catu daya yang dihasilkan dapat diperkecil.

Gambar 2.4 Blok diagram penyearah pensaklaran ( switch-mode )

Transformator dalam switched - mode power supply (SMPS), biasanya bekerja pada frekuensi 30 hingga 40 KHz. Permasalah yang biasa terjadi ialah dimensi transformator menjadi ringkas, dikarenakan terlalu tingginya kerja frekuensi tersebut maka inti dari transformator tidak memakai plat besi lagi, tetapi telah menggunakan ferit( besi oksida) yang mempunyai kemampuan magnetisasi dan demagnetisasi lebih cepat dari pada besi biasa.

(8)

11 Dalam hal ini, tegangan sumber dari jala-jala listrik biasanya terdapat gangguan-ganguaan yaitu frekuensi yang liar. Apabila ini terjadi secara terus- menerus, akan merusak catu daya yang telah di ddesain. Untuk mengatasi hal tersebut, maka kita membutuhkan Line Filter.Line Filter terbentuk dari beberapa induktor dan kapasitor yang telah dipasang secara seri terhadap tegangan masukan Karena frekuensi 30 hingga 40KHz tidak di temukan pada tegangan DC, maka sistem SMPS harus membuat sendiri atau menggenerasikan pulsa sendiri atau denyut nadi.

Metode yang biasa dipakai yaitu self oscilating. Rangkaian SMPS diibaratkan sebagai rangkaian osilator frekuensi daya tinggi. SMPS juga banyak di temukan di pasaran yang menggunakan IC untuk membuat pulsa tersebut, seperti TDA8380, TEA2261, STR-group dll. Dalam setiap sistem osilator, membutuhkan tegangan awal/ atau pemicu yang berfungsi sebagai pemicu awal rangkaian osilator untuk berosilasi, tegangan pemicu ini akan muncul beberapa saat setelah SMPS mendapatkan tegangan masukan. Besar tegangan pemicu ini biasanya tergantung dari jenis rangkaian SMPS yang digunakan, karena hanya memiliki sifat pemicu, tegangan ini tidak kan dipaki lagi ketika SMPS sudah bekerja.

Gambar 2.5 IC pembangkit pulsa atau denyut dalam SMPS

(9)

12 Switcher berfungsi sebagai pensaklaran utama transformator, pada umumnya menggunakan MOSFET. Karakteristik switcher harus mampu menahan arus kolektor atu drain yang cukup besar untuk menahan tegangan pada lilitan primer transformator. Tentu saja arus ini bukan arus kontan, melainkan arus sesaat yang tergantung pada lebar pulsa yang menggerakkan. Selain kemampuan arus, MOSFET juga harus mempunya frekuensi kerja yang cukup untuk digunkan sebagai pensaklaran.

SMPS juga memilki feedback yang berfungsi sebagai penstbil tegangan keluaran, yaitu rangkaian Error Amp/Detector. Pada prinsipnya, rangkaian ini membandingkan tegangan keluaran ( di ambil dari lilitan skunder transformator) dengan tegangan referensi yang stabil. Takala tegangan yang dikeluarkan terlalu tinggi, maka rangkaian akan memberitahu rangkaian primer atau switcher utama untuk menurunkan tegangan. Kunci dari AutoVoltage berada pada blok ini. Tegangan skunder yang dihasilkan harus dinaikkan dengan cara melebarkan pulsa, dn sebaliknya untuk menurunkan tegangan output ini dengan cara menyempitakan pulsa yang masuk ke pensaklaran. Lokasi rangkaian ini dapat ditemukan di bagian primer ( hot area ) atau bisa juga ditemukan dibagian skunder (non hot area ). Pada pemodelan SMPS terdahulu, sering kita jumpai pada primer. SMPS yang lebih baru dapat dijumpai pada skunder dengan menggunakan optocoupler (contoh PC817, P721, P621 dll ) sebagai lintasan sekaligus isolator rangkaian Error Amp. Sanken Error (SE090, SE115) merupakan IC error amp yang biasa digunakan pada SMPS saat ini. SE090, SE110, SE115 dan SE lainnya merupakan buatan Sanken/Allegro Semiconductor.

Snubber circuit berfungsi sebagai peredam tegangan balik akibat fenomena pensaklaran magnet di dalam MOSFET, selain itu rangkaian ini juga dipakai untuk menentukan frekuensi kerja trafo. Ciri utama snubber circuit ialah tersusun dari kombinasi C dan R ( dalam beberapa jenis terdapat dioda ) yang dipasang secara paralel terhadap lilitan primer trafo.

(10)

13 Tegangan pada skunder transformator bukan dalan dalam bentuk AC, melainkan DC yang berbentuk pulsa. Tegangan yang biasa muncul pada skunder transformator disearahkan dan difilter agar menghasilkan tegangan DC skunder.

Karakteristik penyearah arus berjenis fast rectifer, misalnya UF4002 . fast recifer Yang dimaksudkan agar mampu menyearahkan pulsa dengan frekuensi tinggi.

Kapasitor Elko prata cukup menggunkan ukuran beberapa ratus 𝜇F, dikarenakan frekuensi tegangan yang keluar dari transformator cukup tinggi (tergantung frekuensi kerja SMPS).

Blok proteksi yang penting untuk mengamankan SMPS yaitu:

 OVP (over voltage protector) berfungsi untuk mendeteksi tegangan yang berlebihan. Blok ini akan mematikan SMPS jika terdeteksi tegangan yang lebih.

 OCP (Over Current Protection), berfungsi untuk mendeteksi beban lebih, SMPS akan mati jika terdeteksi pemakaian lebih pada bebannya.

 OHP (over heat protection), jika terlalu panas, SMPS akan shutdown dengan sendirinya.

2.3 Regulator

Regulator adalah pengubah tegangan searah (d.c) ke tegangan searah (d.c) yang levelnya berbeda, bisa mengubah tegangan yang lebih tinggi dari tegangan masukkannya atau mengubah tegangan yang lebih rendah dari tegangan masukannya ( Daniel W. Hart, 2011, p.196). terdapat 3jenis regulator berdasarkan jenis teknologinya, yaitu linier regulator, pulswidth modulated ( PWM) switching power supplies, dan High efficiency resonant technology switching power supplies ( marty Brown, 2001, p.4). perbedaan ketiga jenis tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.3.

(11)

14 Tabel 2.3 perbandingan 3 teknologi regulator

Linier regulato

r

PWM Switchin g Regulator

Resonant Transitio

n Switchin

g

Regulator

Quasi- Resonant Switching

Regulator

Harga Murah Mahal Mahal Sangat mahal

Berat Berat Ringan –

sedang

Ringan – sedang

Ringan – sedang

Efesiensi 30 – 50% 70 – 85% 78 – 92% 78 – 92%

Keluaran Ganda

Tidak Iya Iya Iya

Dalam rangkaian konverter switching, transistor beroprasi sebagai sakelar elektronik dengan menjadi benar-benar hidup atu mati sepenuhnnya ( saturasi atau cutoff untuk BJT atau triode dan daerah cutoff MOSFEED). Rangkaian ini juga dikenal sebagai chopper dc. Dengan asumsi sakelar ideal pada gambar 2.6, maka keluaran akan sama dengan masuka ketika sakelar ditutup, dan memiliki keluaran nol ketika sakelar terbuka. Membuka dan menutup sakelar secara berkala menghasilkan keluaran pulsa yang di tunjukan pada gambar 2.6 (c). Maka rata-rata tegangan keluarannya menjadi persamaan 2.1. tegangan rata-rata ini tergantung pada duty cycle, duty cycle merupakan fraksi dari priode switching disaat sakelar ditutup. Maka persamaan duty cycle terhadap variable waktu dan frekuensi di tunjukkan dalam persamaan 2.2.

(12)

15 Gambar 2.6 (a) Dasar DC-DC converter (b) Rangkaian setara DC-DC Converter

( c)sinyal tegangan keluaran

(2.1)

( 2.2)

Daya yang diserap oleh sakelar ideal ialah nol. Saat sakelar terbuka, maka tidak ada arus di dalamnya; lalu ketika saklar ditutup, maka tidak ada tegangan di atasnya. Karena itu, semua daya diserap oleh beban, dan efisiansi energi ialah 100 persen. Kerugian akan terjadi dalam sakelar nyata karena tegangan yang melintasinya

(13)

16 tidak akan nol ketika sakelar aktif, dan sakelar harus melewati wilayah linier saat melakukan transmisi dari satu kondisi ke kondisi lainnya.

Terdapat 2 tipe regulator dalam jenis ini, yaitu Buck Converter yang berfungsi menurunkan tegangan dan Boost Converter yang berfungsi untuk menaikkan tegangan. Untuk menganalisis Buck converter perlunya kita mengetahui hubungna antara tegangan dan arus yang bekerja dalam rangkaian Buck converter seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 (a ) Rangkaian Buck converter

Ketika sakelar ditutup pada rangkaian buck converter pada gambar 2.7(a).

Dioda dibiaskan terbalik. Gambar 2.7(b) adalah rangkaian setaranya. Tegangan di induktor ditunjukkan dalam persamaan 2.3. ketika saklar terbuka, dioda menjadi bias maju untuk membawa arus induktor dan rangkaian setaranya terdapat pada gambar2.7(c). Bentuk gelombang pada kapasitor dan induktor dari fenomena di gambar 2.7 di tunjukkan dalam gambar 2.8

(14)

17 Gambar 2.8 Bentuk Buck converter. (a) arus induktor (b) arus induktor (c) arus

kapasitor

Operasi Steady-state mensyaratkan bahwa arus induktor pada akhir siklus switching harus sama dengan awal, artinya perubahan bersih dalam arus induktor selama satu priode adalah nol. Menggunakan persamaan 2.3 dan persamaan 2.4 yang dimasukkan ke dalam persamaan 2.5 maka kita akan mendapatkan bentuk sederhana dalam persamaan 2.6 setelah melakukan operasi matematika. Persamaan 2.6 inilah yang akan digunakan untuk mengetahui tegangan keluaran dari buck converter yang di gunakan.

(15)

18 (2.3)

(2.4) (2.5) (2.6)

Arus indikator rata-rata harus sesuai dengan arus rata-rata pada beban, karena arus kapasitor rata-rata harus nol untuk operasi steady state, maka persamaan 2.7 mempresentasikan fenomena tersebut. Dengan mensubtitusikan persamaan 2.3 dan persamaan 2.4 kedalam persaman 2.7 maka dapat diketahui arus minimum ( persamaan 2.8) dan maksimum ( persamaan 2.9) dari Buck Converter yang telah di desain.

(2.7)

.

(2.8)

(16)

19 .

(2.9)

Sedangkan untuk menganalisis tegangan keluaran ripple Buck Converter, maka erat hubungannya dengan kapasitor. Kapasitor diasumsikan sangat besar untuk menjaga tegangan keluaran konstan. Walaupun dalam kenyataanya, tegangan keluaran tidak dapat dijaga dengan konstan sempurna dengan kapasitansi terbatas.

Variasi dalam tegangan keluaran atau riak, dihitung dari hubungan tegangan-arus kapasitor. Arus kapasitor di peresentasikan didalam persamaan 2.10 dan gambar 2.9(a). Selama kapasitor memiliki arus yang positif maka didapatkan persamaan 2.11.

(2.10)

(2.11) Menggunakan persamaan 2.4 dan mensubtitusikan kedalam persamaan 2.11, maka kita akan mendapatkan bentuk sederhana dari pengoprasian matematika pada persamaan 2.12 dan persamaan ini yang digunakan untuk mencari tegangan keluaran ripple yang di inginkan serta bentuk gelombang menjadi seperti pada Gambar2.9(b).

(17)

20 (2.12)

Gambar 2.9 Bentuk gelombang tegangan keluaran ripple:( a) Arus kapasitor (b) Tegangan ripple kapasitor

(18)

21 2.4 Fuzzy Logic

Fuzzy Logic merupakan metodologi yang sangat populer pada saat ini, yang banyak diterapkan dalam aplikasi cybernetics dalam pengembangan program perangkat lunak dan pada saat ini mulai berkembang untuk digunakan dan fuzzy logic dapat dikatakan sebagai suatu alat atau perangkat yang penting untuk memecahkan masalah yang kompleks dan fuzzy logic mempunyai dua karakteristik yang penting yang membuatnya flexsibel dalam penggunaan dalam teknologi yaitu pengguna dapat memilih jumlah kebenaran nilai dari beberapa hal yang tidak terbatas dan yang kedua proses fuzzifikasi dan defuzzifikasi memerlukan semacam nilai kebenaran atau nilai tegas.

Gambar2.10 Struktur umum kendali logika fuzzy

Ada beberapa alasan mengapa kita menggunakan Fuzzy Logic antara lain : a. Konsep Fuzzy Logic adalah sangat sederhana hingga mudah dipahami.

Kelebihannya dibandingkan konsep yang lain bukan pada kompleksitasnya, tetapi pada naturalness pendekatannya dalam memecahkan masalah.

b. Fuzzy Logic adalah fleksibel, dalam arti dapat dibangun dan dikembangkan dengan mudah tanpa harus memulainya dari “nol”.

c. Fuzzy Logic memberikan toleransi terhadap ketidakpresisian data. Hal ini sangat cocok dengan fakta sehari-hari segala sesuatu dialam ini relatif tidak presisi, bahkan meskipun kita lihat/amati secara lebih dekat dan hati-hati. Fuzzy logic dibangun berdasar pada fakta lain.

(19)

22 d. Pemodelan/pemetaaan untuk mencari hubungan data input-output dari sembarang sistem black-box bisa dilakukan dengan memakai sistem fuzzy.

e. Pengetahuan atau pengalaman dari para pakar dapat dengan mudah dipakai untuk membangun Fuzzy logic.

f. Fuzzy logic dapat diterapkan dalam desain sistem kontrol tanpa harus menghilangkan teknik desain sistem kontrol konvensional yang sudah terlebih dahulu ada.

g. Fuzzy Logic berdasar pada bahasa manusia.

2.4.1 System Fuzzy

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami system fuzzy, yaitu :

a. Variable fuzzy, merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu system fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan dan lain sebagainya.

b. Himpunan fuzzy, merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

c. Semesta Pembicaraan, merupakan keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk dioperasikan dalam suatu variable fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan.

Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun negative.

Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh: c.1 Semesta pembicaraan untuk variable umur : [0 +∞]. c.2 Semesta pembicaraan untuk variable temperature : [0 40].

d. Domain, merupakan keseluruhan nilai yang diijinkan dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik

(20)

23 (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa bilangan positif maupun negative.

2.4.2 Model Fuzzy

1. Metode Tsukamoto Setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-Then harus direpresentasikan dengan suatuh impunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan yang monoton.

2. Metode Mamdani Sering dikenal dengan nama Metode Max- Min.

3. Metode Sugeno Penalaran dengan metode Sugeno hamper sama dengan penalaran mamdani, hanya saja output (konsekuen) system tidak berupa himpunan fuzzy.

4. Model Tahani Analisis data dilakukan untuk mengolah data yang telah didapat dan mengelompokan data sesuai dengan kebutuhan perancangan.

2.4.3 fuzzy mamdani

Pada sistem berbasis aturan Fuzzy (Fuzzy Inference System) disini penulis menggunakan Metode MAMDANI. Tahap awal pada FIS ini adalah menentikan proses Variabel Linguistik yaitu suatu interval numerik dan mempunyai nilai-nilai linguistik, yang simantiknya didefinisikan oleh fungsi keanggotaannya Sistem berbasis aturan fuzzy terdiri dari tiga komponen utama yaitu : fuzzyfikasi, inference, defffuzifikasi.Metode Mamdani sering dikenal dengan sebagai metode max-min.

Metode ini diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975. Pada Metode MAMDANI ini, solusi himpunan fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikannya ke output dengan menggunakan operator OR (union).

(21)

24 2.4.4 metode Fuzzy mamdani

Metode Mamdani sering juga dikenal dengan nama Metode Max-Min. Untuk mendapatkan output, diperlukan empat tahapan :

1.Pembentukan Himpunan Fuzzy yang akan membagi variabel input maupun output ke dalam satu atau lebih himpunan fuzzy (fuzzyfikasi)

2.Penerapan fungsi implikasi yang menggunakan fungsi min.

3.Komposisi aturan.

4.Proses defuzzyfikasi

Referensi

Dokumen terkait

The case study that will be completed in this study is a home textile company that produces school uniforms as many as 18 types of products including superiors and

peluang pembentuan iatan hidrogen antar dan intramoleul lebih bai daripada dalam rantai yang mengandung banya residu prolina% Pertimbangan ini

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN TEKNIK BFS DAN DFS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MATERI PEMOGRAMAN DASAR. Universitas

Hasil analisis penelitian ini adalah atribut produk, atribut harga, atribut pelayanan, atribut lokasi, atribut lingkungan fisik toko memiliki persepsi negatif terhadap

Pekerjaan struktur berfungsi untuk mendirikan struktur yang dapat meneruskan beban dari bangunan dan disebarkan ke tanah. Pekerjaan struktur merupakan pekerjaan struktur beton,

1. Tidak ada administrasi bulanan 2. Saldo tabungan diatas Rp. 50.000 akan mendapatkan bagi hasil dari BMT Madani. 2) Simpanan Berjangka atau deposito (Mud}ha>rabah Al

Sedangkan menurut Moekijat (2010: 112) mutasi adalah suatu perubahan dari suatu jabatan dalam suatu kelas ke suatu jabatan dalam kelas yang lain yang tingkatnya tidak lebih

Infeksi dimulai pd membrana sinovial => reaksi inflamasi akut dg eksudat serous/ seropurulen => peningkatan cairan. sinovial => tekanan intraartikuler meningkat =>