30
BAB IV
ANALISIS KARYA
A. KARYA 1
Foto 2. Karya 1
Sumber: Dokumentasi Ahmad Fauzi, 2020 Judul : Mumet
Ukuran : 65x30x30cm Media : Mix media Tahun : 2020 commit to user
31 1. Deskripsi
Karya ini berjudul “mumet” dalam bahasa indonesia adalah pusing, berukuran 65x30x30cm. karya yang terdiri dari penggabungan mesin timbangan jarum berbahan besi stainless dan di berikan kaki-kaki serta adanya seorang figur terbuat dari bahan kayu, dengan posisi terbalik di atas timbangan. Posisi patung ini di tampilkan dengan kepala diletakan sedikit miring dan posisi tangan kanan menyangga kepala dan tangan kiri menunjuk ke atas.
2. Analisis formal
Karya yang bejudul “Mumet” dibuat menggunakan teknik assambling atau penggabungan dari beberapa komponen, diantaranya yaitu timbangan jarum dan patung kepala yang diletakan dengan posisi miring dan posisi tangan kanan menyangga kepala dan tangan kiri menunjuk ke atas. Timbangan digunakan untuk menyimbolkan sebuah beban yang sedang difikirkan seseorang, sedangkan tangan kiri menunjuk keatas ditujukan untuk selalu mengingatkan kepada Allah SWT yang memberikan semua permasalahan yang sedang kita hadapi agar di permudahkan olehnya. Karya ini juga memiliki unsur-unsur seni rupa, yang pertama adalah garis, karya ini memiliki garis dengan bentuk spiral yang melukiskan keadaan mumet dan memiliki beberapa warna yaitu merah,kuning,hijau,biru dan putih yang menggambarkan permasalahan yang di hadapi bermacam-macam, garis ini terletak di setiap komponen patung . Unsur kedua adalah warna, karya ini memiliki warna primer, meliputi biru merah dan kuning. Warna sekunder meliputi warna hijau. serta warna netral meliputi warna hitam dan putih. Warna putih dan merah pada karya ini lebih dominan daripada warna yang lain.
3. Interpretasi
Karya ini menceritakan seseorang yang sedang dalam kondisi banyak fikiran yang tidak stabil, di simbolkan dengan garis spiral dan posisi kepala terbalik dan sedikit miring untuk menggambarkan kondisi pusing. Kondisi ini juga merupakan pengalaman pribadi dimana pada saat proses menyelesikan skripsi penciptaan untuk masa akhir perkuliahan. Banyak kendala yang dialami commit to user
32 dalam mengerjakan karya penciptaan ini. dan dibebankan dengan permasalahan sehari-sehari seperti contoh faktor ekonomi yang membuat kebingungan dalam mewujudkan karya patung mumet, banyaknya permasalahan dan beban ekonomi yang dialami divisualkan dengan objek timbangan dan posisi tangan yang menyangga kepala.
Peristiwa yang telah dialami dari permasalahan yang membuat pusing, kemudian melalui proses kontemplasi dengan berdiam diri serta memejamkan mata dan meng-istirahatkan fikiran serta tubuh agar menjadi rileks dalam melakukan kontemplasi. Proses kondemplasi ini divisualkan dengan tangan yang menunjuk ke atas untuk mengingatkan kepada Allah SWT. Momen yang berharga tersebut kemudian divisualisasikan melalui karya ini. segala kepenatan, kebingungan, dan pusing direkam dengan mendalam kemudian dikeluarkan melalui bentuk karya patung assembling,
4. Penilaian
Karya berjudul “mumet” ini bermaksud untuk menyampaikan wujud syukur dan mengingatkan kembali kepada Allah SWT karena masih diberi jalan keluar dari banyak permasalahan pribadi yang telah dialami. Karya ini sudah mewakili dari pengalaman yang dialami ketika mengalami kondisi mumet.
Setiap bentuk, goresan dan tekstur sangat menarik untuk dinikmati. Secara keseluruhan visualisasi karya sudah sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan.
commit to user
33 B. KARYA 2
Foto 3. Karya 2
Sumber: Dokumentasi Ahmad Fauzi, 2020 Judul : Berfikir keras
Ukuran : 94x45x45cm Media : kayu
Tahun : 2020 commit to user
34 1. Deskripsi
Karya kedua berjudul “Berfikir keras” berukuran 94x45x45cm. Dibuat dari kayu dan medium kapas yang terletak di kepala patung. Karya kedua ini ditampilkan dengan posisi potrait dengan gestur seseorang yang duduk dan dibagian tubuh patung terdapat beberapa cekungan bulat dan finishing menggunakang cat plitur kayu.
2. Analisis formal
Karya yang bejudul “berfikir keras” ini menggunakan teknik pahat yaitu mengurangi media kayu menggunakan alat tatah dan di gabungkang dengan media lain yaitu kapas sehingga memberikan kesan asap yang keluar dari kepala patung. Visualisasi asap diberikan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang sedang berfikir keras dengan menimbulkan asap di kepalanya. Unsur seni rupa dalam karya ini meliputi volume, garis, warna dan tekstur. Volume pada patung ini yaitu dengan bentuk kubisme dan terdapat empat ruang lingakaran cekung yang diberikan untuk membuat kesatuan keseimbangan. Garis pada patung yang tampak pada karya ini adalah garis semu, terletak pada setiap bagian tubuh patung berbentuk vertical yang asimetris didapatkan dari serat alami kayu.
Warna patung ini lebih dominan dengan warna coklat di bandingkan dengan warna lain yaitu hitam dan putih.
Karya ini juga terdapat unsur tekstur, unsur tersebut terdapat pada cekungan di tubuh patung dan terdapat pada kapas yang terletak dikepala lebih menonjol daripada unsur yang lain. Point of interest pada karya ini terdapat pada tekstur berwarna putih yang terletak pada bagian atas karya dan bagian cekungan lingkaran dengan warna hitam di bagian kiri dan kanan karya. Tekstur yang ada pada karya ini terbentuk dari kapas dan kayu. Gabungan unsur seni rupa yang ada pada karya ini membuat kesatuan keseimbangan asimetris.
3. Interpretasi
Karya kedua ini menceritakan tentang kondisi seseorang saat mencoba untuk berfikir dengan keras dalam menyelesaikan sebuah masalah. Berfikir seperti ini biasanya terjadi jika masalah yang di hadapi begitu berat, kondisi ini commit to user
35 divisualkan dengan bentuk asap dari kapas yang berada dikepala yang menandakan seseorang sedang berfikir yang berlebihan. Seperti contoh pengalaman pribadi pada saat mengerjakan karya patung dalam masa akhir perkuliahan, dan dalam waktu yang bersamaan mendapatkan sebuah masalah perekonomian yang mengharuskan bisa menyelesaikan karya dengan dana yang seadanya. Kondisi ini yang memaksa diri untuk berfikir keras, karena peristiwa ini sangat membuat pusing dan bingung.
4. Penilaian
Karya kedua yang berjudul “Berfikir Keras” ini bermaksud untuk menyampaikan bahwa setiap permasalahan pasti ada jawabannya dan kita dapat melewati itu jika ada kemauan mencari solusi dari sebuah permasalahan, dan manusia diciptakan oleh tuhan dengan diberi keistemawaan otak agar manusia dapat berfikir dan belajar dari pengalaman serta cobaan yang di berikan dari allah SWT. Karya ini cukup mewakili dalam menggambarkan pengalaman pribadi, Setiap bentuk dan tekstur sangat menarik untuk dinikmati. Secara keseluruhan visualisasi karya sudah sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan.
commit to user
36 C. KARYA 3
Foto 4. Karya 3
Sumber: Dokumentasi Ahmad Fauzi, 2020 Judul : Bertahan
Ukuran : 81x40x30cm Media : Mix media Tahun : 2020 commit to user
37 1. Deskripsi
Karya ketiga berjudul “Bertahan” berukuran 81x40x30cm. Dibuat dengan mix media diantaranya terdapat tiga patung instalasi ayam yang di tumpuk satu sama lain ketiga patung ayam tersebut memakai masker di paruhnya, serta terdapat uang recehan pada tubuh ayam yang hancur di bagian patung yang bawah sedangkan patung tengah masih utuh dan dilukiskan sedang memakai masker perak dan emas untuk patung diposisi atas.
2. Analisis formal
Pembuatan karya ini menggunakan media celengan gerabah dengan bentuk ayam yang disusun dengan posisi vertikal. Karya patung instalasi ini di gambarkan memakai masker dan garis spiral di tiga celengan ayam yang di tata dengan posisi bertumpukan. Patung celengan ayam bagian bawah mengalami pecah dan di isi dengan koin di dalam dan sekitarnya.
Tiga celengan ayam ditampilkan untuk menyimbolkan kondisi ekonomi dan sebuah strata sosial yang terjadi di masyarakat yaitu antara orang dengan penghasilan rendah sampai orang kaya yang sedang terdampak dari sebuah pandemi virus Covid-19 yang di simbolkan dengan tiga celengan ayam yang memakai sebuah masker. Karya ketiga ini memiliki beberapa unsur-unsur seni rupa seperti, warna, ruang, dan tekstur. Karya dengan judul “Bertahan” karya ini memiliki warna primer, meliputi biru merah dan kuning. Warna sekunder meliputi warna gold, silver dan hijau. Warna netral meliputi warna hitam dan putih yang masih memiliki keselarasan satu sama lain.
Terdapat unsur garis dan titik pada patung ini dengan bentuk spiral, garis dan titik yang membentuk seperti bunga yang terletak di setiap komponen patung, garis dengan bentuk spiral ini menggambarkan kondisi seseorang yang sedang mengalami pusing sedangkan garis dan titik adalah untuk menyimbolkan bentuk virus Covid-19. Unsur ruang dapat ditemukan pada bagian tubuh ayam yang pecah sedangkan unsur tekstur terdapat pada koin dan bagian tubuh ayam.
commit to user
38 3. Interpretasi
Karya ini berusaha menggambarkan kengerian pada kesenjangan sosial di masyarakat ketika terjadinya sebuah permasalahan ekonomi di saat pandemi yang terjadi di suatu negara, divisualisasikan dengan bentuk tiga celengan ayam bertumpuk tiga dan memakai masker untuk mewakili perbedaan perekonomian antara masyarakat atas dan masyarakan menengah ke bawah di masa pandemi virus Covid-19. Masyarakat di minta untuk memakai masker pada saat itu, untuk memutus penyebaran Covid-19 namun di sisi lain banyak masyarakat dengan perekonomian menengah kebawah mengalami kegelisahan, dan kebingungan untuk mencari rejeki karena terjadi krisis perekonomian mereka dan memaksa mereka untuk bertahan di masa pandemi ini.
Pandemi yang terjadi pada karya ini di visualkan dengan garis dan titik pada setiap komponen untuk menyimbolkan virus Covid yang sedang terjadi. Suasana sedih, takut, tegang campur aduk menjadi satu dihadirkan melalui pecahan- pecahan tubuh ayam yang di posisi bawah dan beberapa uang pecahan yang di kasih ke dalam tubuh ayam.
4. Penilaian
Karya ini dapat membuat perenungan lebih dalam lagi tentang apa yang telah di miliki dan masih di beri nikmat oleh Allah SWT, serta mengajarkan untuk lebih bersyukur lagi tentang harta yang dimiliki dan masih diberi kecukupan olehnya. Adanya pandemi Covid membuat perekonomian di masyarakat sangat terganggu dan banyak menimbulkan permasalahan di masyarakat. Perebedaaan kondisi ekonomi membuat perenungan untuk saling membantu masyarakat menengah kebahawah di sekitar kita yang lebih terdampak oleh pandemi ini. Setiap goresan, tekstur dan bentuk menarik untuk dinikmati, dan Secara keseluruhan visualisasi karya sudah sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan.
commit to user
39 D. KARYA 4
Foto 5. Karya 4
Sumber: Dokumentasi Ahmad Fauzi, 2020 Judul : Rak Payu
Ukuran : 148 cm x 124 cm x 60cm Media : Resin dan mix media Tahun : 2020 commit to user
40 1. Deskripsi
Karya selanjutnya berjudul “Rak Payu” atau dalam bahasa indonesia tidak laku, memiliki ukuran 150x60x70 cm, pada karya ini menampilkan potrait seorang petani, patung ini hanya menampilkan bagian kepala sampai pundak yang di letakkan diatas pustek serta penambahan objek lain yaitu caping dan lima karung yang terikat dengan leher patung.
2. Analisis formal
Karya berjudul “Rak Payu” dalam bahasa indonesia adalah tidak laku, patung ini menggambarkan seorang petani sebagai figur utamanya yang memakai caping, dibuat dengan bahan resin dan bubuk talc. Unsur seni rupa dalam karya ini melingkupi garis yang berbentuk spiral yang menyimbolkan kondisi mumet yang sedang dialami, garis ini terdapat di portrait dan caping, Garis pada karya berbentuk spiral berada di wajah, punggung, dan caping dengan warna hitam serta garis vertikal yang menuju di mata. Sebagai bahan pendukung karya patung juga terdapat lima karung yang di ikat dan ikatan tersebut di talikan di leher figur.
Objek karung pada karya ini merupakan simbolik dari hasil panen dari petani, di setiap karung terdapat sebuah tulisan yaitu Rak payu, Regone ajur, pupuk angel, dan harga pupuk mahal. Tulisan yang terdapat pada karung merupakan gambaran dari realita dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil panen dari petani dan beberapa menjadi sebuah beban untuk petani di simbolkan dengan karung-karung yang di ikatkan ke leher potrait.
3. Interpretasi
Karya ini menceritakan tentang kehidupan seorang petani dimana setiap harinya pergi ke sawah dan merawat tanaman tanpa menghitung waktu dia bekerja. seringkali petani juga merasa pusing saat harga pupuk di pasar sulit dicari dan harganya pun sangat mahal hal tersebut juga ditambah pusing saat hasil panen mereka juga mengalami harga yang sangat murah ketika dibeli oleh pengepul, rak payu disini adalah harga yang sangat rendah untuk hasil panen mereka, sampai harga tersebut tidak cukup mampu untuk mengganti harga commit to user
41 pupuk dan hasil kerja keras yang mereka. Hal tersebut juga bisa di pengaruhi karena permintaan yang sedikit sehingga panen mereka tidak laku di pasar, seperti peristiwa di pasar sayur Kedungboto, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Malang, Jawa Timur pada rabu (13/5/2020) dimana para petani sayur membagikan sayuran gratis karena panen sayur mereka mendapat harga sangat murah dan juga akibat dari pandemi Covid-19 yang berimbas pada angka permintaan sayur.
4. Penilaian
Secara visual karya ini sudah dapat menggambarkan maksud yang ingin disampaikan. Namun penulisan pada setiap karung kurang jelas sehingga tidak terlalu dapat di baca, setiap goresan dan tekstur menarik untuk dinikmati dan secara keseluruhan karya sudah sesuai dengan konsep yang ingin diangkat yaitu kebingungan dan pusing yang sedang di rasakan oleh para petani.
commit to user
42 E. KARYA 5
Foto 6. Karya 5
Sumber: Dokumentasi Ahmad Fauzi, 2020 Judul : Luwe
Ukuran : 148 cm x 124 cmx 7 cm Media : instalation, porcelain Tahun : 2020
commit to user
43 1. Deskripsi
Karya selanjutnya instalasi berjudul “Luwe” dalam bahasa indonesia adalah lapar berukuran 148 cm x 124 cmx 7 cm, karya ini menampilkan objek sembilan piring dengan potongan membentuk bekas gigitan yang di tata dengan simetris ditengah latar belakang berwarna hitam di balut dengan bingkai warna emas.
2. Analisis Formal
Karya berjudul “Luwe” dalam bahasa indonesia adalah lapar, karya ini merupakan karya instalasi yang memakai media piring porcelain yang di potong pada bagian sisi piring kemudian di tempatkan pada bidang berwarna hitam dan bingkai emas. Karya ini menggambarkan sebuah kelaparan dimana disimbolkan dengan piring yang terdapat sebuah gigitan, piring ini disusun secara simetris dengan jumlah sembilan piring yang membuat kesatuan keseimbangan yang ditempatkan dengan background hitam. Background hitam memberikan gambaran kondisi yang terjadi yaitu keputusasaan dan ironi ketika seseorang tidak dapat makan, sedangkan bingkai emas pada karya ini menyimbolkan sebuah harapan dan kemewahan dimana makanan menjadi barang berharga ketika dalam kondisi lapar.
Point interest karya ini adalah sembilan piring dengan potongan dalam bentuk gigitan, serta unsur rupa yang terdapat yaitu warna primer, meliputi biru merah dan kuning. Warna sekunder meliputi warna gold, silver dan hijau. serta warna netral meliputi warna hitam dan putih yang masih memiliki keselarasan satu sama lain.
3. Interpretasi
Karya yang berjudul “Luwe” menggambarkan keadaan seseorang yang sedang kelaparan namun tidak ada makanan di hadapannya divisualkan dengan sembilan piring dengan potongan dalam bentuk gigitan yang di tata rapi di triplek dengan background hitam. Karya instalasi ini terinspirasi dari cerita dosen pembimbing skripsi penciptaan karya seni patung ini yaitu bapak
commit to user
44 Dr. Agus Purwantoro M.Sn beliau membagikan pengalamannya ketika masih mengajar di kota Padang, pada saat itu beliau sedang melakukan sebuah acara dengan mahasiswanya, dengan semangat mereka pergi menggunakan kendaraan truck di pertengah jalan mereka menghentikan perajalanan dan mampir ke warung makan padang karena rasa lapar yang di rasakan. Namun pada saat itu mereka tidak memiliki uang sama sekali beliau juga tidak memiliki uang, bapak Dr. Agus Purwantoro M.Sn. Seketika kebingungan dan pusing, berfikir bagaimana bisa makan dengan kondisi tidak memiliki uang.
Bapak Dr. Agus Purwantoro kemudian memberanikan diri menyuruh mahasiswanya makan sepuasnya ke warung makan tersebut sambil menghampiri pemilik warung dan bernegosiasi dengan sebuah sertifikat untuk mengganti semua tagihan makan mahasiswanya dan pemilik warung tersebut menyetujui tawaran yang di berikan beliau.
4. Penilaian
Karya instalasi berjudul “Luwe” ini bermaksud untuk menyampaikan wujud syukur kepada Allah SWT karena masih diberi rejeki dan dapat menikmati hidangan yang layak untuk di makan. Makanan menjadi sebuah barang mewah ketika dalam kondisi lapar dan seseorang akan mengalami kebingungan dan pusing ketika tidak dapat makan, karena makanan adalah kebutuhan pokok semua makhluk hidup. Karya ini sudah cukup untuk mewakili pengalaman pribadi yang telah dialami. Setiap bentuk, tekstur sangat menarik untuk dinikmati. Secara keseluruhan visualisasi karya sudah sesuai dengan konsep yang ingin disampaikan.
commit to user